You are on page 1of 13

ANALISIS PERCAKAPAN

Analisis Percakapan
by Diana Melisa Dewi

Analisis percakapan bisa dilakukan pada wacana atau percakapan yang dibangun oleh kerjasama
antara penutur dan petutur yang sifatnya informal dan tidak direncanakan. Ada tiga hal yang bisa
dianalisis dalam sebuah percakapan menurut ilmu pragmatik, yaitu:
1. Giliran Berbicara (turn taking)
Giliran berbicara adalah waktu dimana penutur kedua mengambil alih giliran berbicara dari
penutur sebelumnya, dan juga sebaliknya.
Strategi interaksi dalam turn taking ada tiga jenis, yaitu:
• Taking the floor yaitu waktu dimana penutur pertama atau penutur selanjutnya mengambil alih
giliran bicara. Jenis-jenis taking the floor antara lain:
- Starting up (mengawali pembicaraan) bisa dilakukan dengan keragu-raguan (hesitant start) atau
ujaran yang jelas (clean start).
- Taking over yaitu mengambil alih giliran berbicara (bisa diawali dengan konjungsi).
- Interupsi, yaitu mengambil alih giliran berbicara karena penutur yang akan mengambil alhih
giliran bicara merasa bahwa pesan yang perlu disampaikan oleh penutur sebelumnya sudah
cukup sehingga giliranbicara diambil alih oleh penutur selanjutnya. Lambang transkripnya (//)
- Overlap, yaitu penutur selanjutnya memprediksi bahwa penutur sebelumnya akan segera
memberikan giliran berbicara kepada penutur selanjutnya, maka ia mengambil alih giliran
berbicara.
Lambang transkripnya (=).
• Holding the floor, yaitu waktu dimana penutur sedang mengujarkan ujaran-ujaran, serta
bagaimana penutur mempertahankan giliran berbicaranya.
• Yielding the floor yaitu waktu dimana penutur memberikan giliran berbicara kepada penutur
selanjutnya.
Contoh turn taking:
Daughter: No fear I should say =
Mother: = Well, do it somewhere else. I mean look there’s plenty of other places to put it. How
about here? // I like it like that.
Daughter: // Uhm it’s OK. Oh God you don’t- First of all you don’t score so much, and secondly
you only get rid of two letters // and you make your chances of picking up.
Mother: // uhm
Pada percakapan teratas terlihat bahwa jenis turn-taking yang sering digunakan oleh partisipan
adalah interrupting.
2. Pasangan berdampingan (adjacency pairs).
Dalam analisis percakapan terdapat hubungan antara ujaran yang satu dengan ujaran yang
lainnya. Ujaran beserta responnya tersebut memiliki tata urutan otomatis yang disebut dengan
pasangan berdampingan (adjacency pairs). Sehingga munculah dua istilah yaitu preferred
response (respon yang diberikan petutur sesuai dengan apa yang diharapkan oleh penutur) dan
dispreferred response (respon yang diberkan petutur tidak sesuai dengan apa yang diharapkan
oleh penutur).
Contoh preferred response:
Daughter: You’ve packed away most of it all the same.
Mother: No, but I kept hoping it would get better.
Pada potongan percakapan diatas seorang anak mengujarkan bahwa dia bosan pada suatu hal,
kemudian ibunya memberikan respon yang diharapkan oleh anaknya yaitu akan membuatnya
lebih baik lagi.

Contoh dispreferred response:


Daughter: I mean you could do so much better than that if only you’d ….
Mother: Yeah, I’m busy eating as a matter of fact.
Dalam potongan percakapan diatas daughter memberikan saran kepada ibunya, tetapi ibunya
tidak menerima maupun menolak saran tersebut,sehingga respon yang diberikan ibunya tidak
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh anaknya.

3. Sequences
• Pre-sequences, yaitu ujaran-ujaran pembuka yang mengawali ujaran-ujaran selanjutnya
sebelum masuk ke topik atau maksud yang sebenaranya.
Contoh:
A: Did you know that the newest film of Harry potter has been released lately?
D: Yeah.
A: Do you want to go and see it on Wednesday?
D: Surely.
Pada percakapan diatas ujaran A yang pertama merupakan pre-sequences yaitu pre-invitation,
karena maksud pokok dari A dalam percakapan diatas adalah menagajak D untuk nonton film
Harry Potter yang terbaru.
• Insertion sequences, yaitu ujaran-ujaran yang ada di tengah-tengah percakapan dan tidak ada
hubungannya dengan topic atau ujaran sebelumnya.
Contoh:
A: Did you know that the newest film of Harry potter has been released lately?
D: There’s something wrong in my stomach lately, it’s hurt.
A: Let me accompany you to see a doctor so you can go to the movie watching Harry Potter with
me next Wednesday.
D: OK.
Ujaran D yang pertama pada percakapan diatas merupakan insertion sequence karena tidak ada
hubungannya dengan ujaran yang diujarkan oleh A sebelumnya.
• Opening dan closing sequences, yaitu ujaran pembuka dan ujaran penutup dari sebuah
percakapan.
Contoh opening sequence:
A: Hi B, how are you?
B: Awesome, so how’s life?
A: I’m just feeling lil’ blue lately.
Ujaran A yang pertama merupakan opening sequence.
Contoh closing sequence:
A: I think I gotta go now, I have another promise.
B: Ok, see you latter A.
Ujaran B merupakan closing sequence.

Interactional Sociolinguistics
Dalam analisis percakapan dikenal pula istilah Interactional sociolinguistic. Interactional
sociolingustic fokus pada fakta bahwa setiap kelompok sosial memiliki cara yang berbeda-beda
dalam mengekspresikan makna dari suatu bahasa. Gumperz (1982) berpendapat bahwa language
relates to context through ‘contextualization language’. Interactional sociolinguistic meliputi tata
bahasa (grammar), struktur sosial, dan pola budaya diantara partisipan dalam sebuah percakapan.

Dalam percakapan halaman 66-67 ketika ibu mengatakan ‘Actually you probably wouldn’t have
enjoyed it here’ menggunakan exophoric reference dengan personal pronoun ‘it’ dan
demonstrative adverb ‘here’. Pembaca tidak mengetahui referent dari kata tersebut, hanya
penutur dan petutur yang mengetahui hal tersebut karena mereka memiliki intertextual
knowledge yang sama.

References:
• Yule, George, diterjemahkan oleh Indah Fajar Wahyuni: Pragmatik. Pustaka Pelajar. 2006.
• Leech, Geofrey: Prinsip-Prinsip Pragmatik. Universitas Indonesia.
• Cutting, Joan: Pragmatics and Discourse. Routledge. 2002.
• http://smartilicious.blogspot.com/2007/11/pragmatik.html downloaded on Tuesday, November
30, 2010
Diposkan oleh Derra Parindra di 20:55

0 komentar:
Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langgan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut

Arsip Blog

 ►  2011 (1)
o ►  Januari (1)
 CONTEXT, CO-TEXT, SPEECH ACT DAN CONVERSATION

 ▼  2010 (13)
o ▼  Desember (4)
 ANALISIS PERCAKAPAN
 SPEECH ACTS (TINDAK TUTUR) by DIANA MELISA DEWI
 PRINSIP KESOPANAN
 PRINSIP KERJASAMA DAN TEORI RELEVANSI
o ►  Oktober (2)
 INVESTIGATING THE BRAIN
 BRAIN AND LANGUAGE
o ►  Agustus (1)
 THE SNARE BY JAMES STEPHENS ESSAY
o ►  Juli (6)
 JOURNEY TO NATURE
 KOTAK PASIR
 SEDIKIT ANALISIS SEMIOTIK
 AUXILIARY VERB
 INTRINSIC MOTIVATION IN THE CLASSROOM DEFINING MOT...
 FROM MIDDLE ENGLISH TO MODERN ENGLISH

 ►  2009 (1)
o ►  September (1)
 THE KNIGHT’S TALE (Versi Indonesia)

Mengenai Saya
Derra Parindra
Lihat profil lengkapku

Tindak Tutur dan Kerjasama Partisipan

ANALISIS UNSUR TINDAK TUTUR DAN KERJASAMA PARTISIPAN DALAM


STRUKTUR PEMBENTUKAN PERCAKAPAN
oleh : R.A. Hartyanto

Analisis percakapan ialah pembahasan percakapan atas unsur-unsur pembentuknya, baik


verbal maupun non verbal.

Menurut Richard (1982) ada sepuluh unsur struktur pembentukan percakapan :

1. kerjasama partisipan
2. tindak tutur
3. penggalan pasangan percakapan
4. pembukaan dan penutupan percakapan
5. kesempatan berbicara
6. sifat rangkaian tuturan
7. keberlangsungan percakapan
8. topik percakapan
9. tata bahasa percakapan
10. analisis alih kode

KERJASAMA PARTISIPAN

Kerjasama Partisipan adalah keterlibatan participan dalam membentuk percakapan


lengkap dengan unsur yang dibutuhkannya.
Unsur-unsur kerjasama dalam percakapan (maksim) menurut Grice terbagi atas empat
jenis :

1. Maksim kuantitas

Maksim kuantitas ialah kerjasama berbentuk jawaban yang belum pasti

Contoh :

1. - Ada niat balik lagi ?

- Kalau memang jodoh, kenapa tidak. Yang jelas, sebagai teman itu pasti. Kalau kita bisa
menemukan kecocokan lagi, ya lihat ke depan nanti. Yang pasti, semua orang ingin
menemukan jodohnya.

(Jawa Pos, Rabu 3 Mei 2006)

2. Yang lain : Siapa lagi ?

Yang itu : Siapa lagi !!! kalau tidak si gendut ya si Jangkung !!!

2. Maksim kualitas

Maksim kualitas ialah kerjasama dalam bentuk jawaban yang sesuai

Contoh :

1. - Kabarnya, Roger merasa dimanfaatkan Shandy ?

- Nggak, sama sekali. Nggak ada yang dikeluarkan juga (tertawa)

(Jawa Pos, Rabu 3 Mei 2006)

2. Nyonya : Tuan berani berapa ?

Tuan : Seratus

3. Maksim relasi

Maksim relasi ialah kerjasama dalam bentuk jawaban yang belum sesuangguhnya,
bergantung pada interpretasi penanya.

Contoh :
1. - Menurut Anda, sejauh mana efektifitas kegiatan seperti ini terhadap kemajuan teknologi
di Indonesia ?

- Relatif sulit untuk mengukur tingkat efektivitasnya. Yang jelas, ajang seperti ini akan
merangsang kreativitas mahasiswa. Ide-ide baru yang muncul semoga dapat
membawa kemajuan teknologi di Indonesia.

Ajang semacam ini dapat memunculkan ide dan kreatifitas. Semangat anak bangsa untuk
melahirkan ide, menciptakan kreasi, dan mewujudkan dalam karya nyata
merupakan modal yang penting yang akan membawa bangsa Indonesia sejajar
dengan bangsa lain yang telah maju.

(Jawa Pos, Rabu 3 Mei 2006)

2. Nyonya : Bagaimana menuntut seseorang yang tidak bisa bicara lagi ?

Ponakan C : Kami punya bukti yang cukup

3. Nyonya : Jadi dia mengakui ? apa yang diakuinya ?

Ponakan B : (Membaca kertas itu berbisik-bisik) Pokoknya, uang tanah pusaka telah
diserahkan pada istrinya.

4. Maksim cara

Maksim cara ialah kerjasama yang berbentuk jawaban yang tidak langsung menjawab
pertanyaan karena kebiasaan.

Contoh :

1. - Apakah Anda juga sempat ditawari masuk PBR ?

- Saya ini anggota DPD, jadi tidak boleh menjadi anggota partai politik. Kalau saya jadi
anggota parpol, saya harus mundur dari DPD. Tapi kalau membantu, boleh. (tomy
c.gutomo)

(Jawa Pos, Selasa 2 Mei 2006)


2. Laras : Bagaimana saya tidak ragu ? Di desa ini, perawan mana yang tidak ingin jadi istri
keduamu?

Jarkoni : Itu kan dugaan Mbakyu, Tapi kalau toh betul begitu, itu urusan mereka. Bagi
saya Mbakyu adalah segalanya. Tanpa Mbakyu, hidup saya jadi
hambar. Sungguh Mbakyu, aduh, gemes, gemes. Kangeeen... oh...

(Festival topeng, 2006 : 350)

3. Laras : Kamu yakin bisa memenuhi permintaanku ?

Jarkoni : Adalah suatu kebahagiaan, bisa memenuhi permintaan orang yang saya cintai.

(Festival topeng, 2006 : 377)

TINDAK TUTUR

Tindak tutur ialah segala sesuatu yang kita lakukan dalam rangka berbicara. Selain itu,
tindak tutur ialah suatu unit bahasa terkecil yang berfungsi dalam rangka berbicara

Keberagaman tindak tutur :

1. Berdasarkan jenisnya
1. Tindak Representatif
Tindak representatif ialah tindak dari penutur yang berfungsi menetapkan atau
menjelaskan sesuatu itu seperti apa adanya.

Contoh :

1. Sobrat : (MENGELUARKAN BIJI EMAS)

Lihat ini Rasminah, Mereka kuberi ini, biji-bijian emas sebesar biji
salah maka aku bebas. Penjagamu yang di depan itu, juga kubagi
semua seperti ini.

(Sobrat, 2006 : 99)

2. Tindak Komisif

Tindak komisif ialah tuturan yang berfungsi mendorong pembicara melakukan


sesuatu, seperti tindak berjanji, bernazar, bersumpah, dan sebagainya.

Contoh :

1. Silbi : Aku tahu ini tak biasa. Tapi, bisa kalau kamu mau kembali ke sana !

Sobrat : Baik, aku mau kawin denganmu asalkan aku bisa kaya !

(Sobrat, 2006 : 70)

2. Peang : Tidak, Kang. Ini bukan hanya persoalan Sampean, atau Mas Mitro dan
Mas Blentung. Ini persoalan kita semua. Saya harus ikut. Ya nggak, Panjul ?

Panjul : Sepakat. Akur…

(Festival Topeng, 2006 : 312)

3. Tindak Direktif
Tindak direktif ialah tuturan yang berfungsi mendorong pendengar untuk
melakukan sesuatu, seperti mengusulkan, memohon, mendesak, dan sebagainya.

Contoh :

1. Yang tadi : habis nyakitin hati kan, silakan sampean kalau mau senam jantung
terus menunggu-nunggu kedatangannya.

(Ciut Pas Sesak Pas, 2006 : 191)

2. Gubil : Buka saja topengnya, buka!

Tuji : Jangan! Panitianya melihat kita. Bisa marah dia.

(Festival Topeng, 2006 : 291)

3. Panitia : Mohon tenang Saudara-saudara. Tenang! Tertib!

(Festival Topeng, 2006 : 292)

4. Tindak Ekspresif

Tindak ekspresif ialah tindak yang mencakup perasaan dan sikap, seperti tindak
meminta maaf, berterima kasih, atau memuji pendengar.

Contoh :

1. Kasmun : Setan semua. Kenapa kalian tidak menyusul?

Bawor : Maaf Kasmun, kami tidak jadi masuk karena takut melihat Mas Mitro
marah-marah

(Festival Topeng, 2006 : 360)

2. Satilawati : (Berasa kasihan) Maafkanlah segala perkataanku, yang kemarin itu, Kartili.
Jangan dimasukkan ke dalam hati.
Kartili : (Tersenyum) Tentu tidak, Satilawati. Aku mengerti keadaanmu kemarin
itu. Sekarang aku memuji kesetiaanmu terhadap Ishak.
Sungguhpun telah engkau ketahui, bahwa ia...

5. Tindak Deklaratif

Tindak deklaratif ialah tuturan yang berfungsi menetapkan, membenarkan,


sesuatu tindak tutur lain.

Contoh :

1. Parmin : Lo, jangan senang dulu, jangan syukuran dulu. Kabar itu benar apa
tidak ?

Sanwiradji : Eh, siapa bilang saya tidak gembira ? jelas saya gembira dong.

(Festival topeng, 2006 : 362)

2. Rektor kpl : Bagus, kalau begitu saya bisa melanjutkan pekerjaan saya

Oni : Kita lanjutkan dokter

3. Oni : Kita betul-betul orang pinggiran

2. Berdasarkan sifat hubungannya


1. Tindak Tutur Lokusi

Tindak tutur lokusi ialah tindak tutur yang dilakukan pembicara berhubungan
dengan perkataan sesuatu seperti memutuskan, mendo’akan, merestui, atau
menuntut.

Contoh :

1. Sobrat : Besok kita pulang !


(Sobrat, 2006 : 94)

2. Bromo : Pulanglah Nak, memang Kamu harus pulang. Biarkan aku disini dalam duniaku.
Tanah jawa sebenarnya kaya raya hanya aku saja yang lupa. Kamu jangan, sekali lagi
jangan. (PADA DOYONG DAN SAMOLO) Kalian pulanglah juga ! jangan pernah lupa
jawa, jangan pernah lupa kampung kalian, pulanglah !

(Sobrat, 2006 : 96)

2. Tindak Tutur Ilokusi

Tindak tutur ilokusi ialah tindak tutur yang dilakukan pembicara berkaitan dengan
perbuatan dalam hubungan dengan mengatakan sesuatu.

Contoh :

1. Wahyu : Saya sendiri tidak tahu, yang jelas, kabarnya Mbah Joyo akan segera pulang, itu
saja. Tuh lihat Kamto. Tanya saja sama dia. Kamto, sini dulu ! Parmin mau nanya.

(Festival Topeng, 2006 : 362)

3. Tindak Tutur Perlokusi

Tindak tutur perlokusi ialah tindak tutur yang mengakibatkan lawan bicara
bertindak sesuatu.

Contoh :

1. Laras : (MUNCUL) Tolong…tolooong... Suami saya, suami saya… toloong… (LARAS


PINGSAN)

(Festival Topeng, 2006 : 391)


3. Berdasarkan hakikat pemakaian
1. Tindak Tutur Sopan Santun
2. Tindak Tutur Penghormatan
3. Tindak Tutur tidak Menghiraukan

You might also like