You are on page 1of 39

MATEMATIKA EKONOMI & BISNIS

Oleh
A. Gustang

A.Gustang 1
FUNGSI
Penerapan fungsi dalam ekonomi dan bisnis
merupakan salah satu bagian yang sangat
penting untuk dipelajari, karena model-model
ekonomi yang berbentuk matematika biasanya
dinyatakan dengan fungsi. Fungsi dalam
matematika menyatakan suatu hubungan
formal di antara dua himpunan data. Jika
himpunan data tersebut adalah variabel, maka
fungsi dapat dikatakan sebagai hubungan
antara dua variabel.

A.Gustang 2
Fungsi adalah suatu bentuk hubungan matematis yang
menyatakan hubungan ketergantungan (hubungan
fungsional) antara satu variabel dengan variabel lain.
Sebuah fungsi dibentuk oleh beberapa unsur yaitu:
variabel, koefisien, dan konstanta. Variabel dan koefisien
senantiasa terdapat dalam setiap fungsi.
Variabel adalah unsur pembentuk fungsi yang
mencerminkan atau mewakili faktor (data) tertentu,
dilambangkan dengan huruf-huruf latin. Berdasarkan
kedudukan atau sifatnya, di dalam setiap fungsi terdapat
dua macam variabel yaitu variabel bebas (independent
variable) dan variabel terikat (dependent variable).
Variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak
tergantung pada variabel lain, sedangkan variabel terikat
adalah variabel yang nilainya tergantung pada variabel
lain.
A.Gustang 3
Koefisien adalah bilangan atau angka yang terkait
pada dan terletak di depan suatu variabel dalam
sebuah fungsi.
Konstanta adalah bilangan atau angka yang (kadang-
kadang) turut membentuk sebuah fungsi tetapi
berdiri sendiri sebagai bilangan (tidak terkait pada
suatu variabel tertentu).
y = 5 + 0,8x
y : variabel terikat
x : variabel bebas
0,8 : koefisien variabel x
5 : konstanta
Sedangkan notasi sebuah fungsi secara umum
adalah: y = f(x)
A.Gustang 4
FUNGSI LINIER
Fungsi linier adalah fungsi yang paling
sederhana karena hanya mempunyai satu
variabel bebas dan berpangkat satu pada
variabel bebas tersebut, sehingga sering
disebut sebagai fungsi berderajad satu. Bentuk
umum persamaan linier adalah: y = a + bx;
dimana a adalah konstanta dan b adalah
koefisien (b≠0). Atau sering dinyatakan dalam
bentuk implisit berikut: Ax + By + C = 0

A.Gustang 5
KEMIRINGAN DAN PENGGAL GARIS
Sesuai dengan namanya fungsi linier jika digambarkan pada
koordinat cartesius akan berbentuk garis lurus (linier).
Kemiringan pada setiap titik yang terletak pada garis lurus
tersebut adalah sama. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien b
pada persamaan y = a + bx. Koefisien ini untuk mengukur
perubahan nilai variabel terikat y sebagai akibat dari
perubahan variabel bebas x sebesar satu unit. Sedangkan a
adalah penggal garis pada sumbu vertikal (sumbu y).
Penggal a mencerminkan nilai y pada kedudukan x = 0.
Kemiringan (slope) dari fungsi linier adalah sama dengan
perubahan variabel terikat x dibagi dengan perubahan
dalam variabel bebas y. Kemiringan juga disebut gradien
yang dilambangkan dengan huruf m. Jadi:

Kemiringan = m =
A.Gustang 6
Sebagai contoh, y = 15 – 2x, kemiringannya
adalah –2. Ini berarti bahwa untuk setiap
kenaikkan satu unit variabel x akan menurunkan 2
unit variabel y.

A.Gustang 7
MENENTUKAN PERSAMAAN GARIS
Sebuah persamaan linier dapat dibentuk melalui
beberapa macam cara, antara lain: (1) metode
dua titik dan (2) metode satu titik dan satu
kemiringan.
1. Metode Dua Titik
Apabila diketahui dua titik A dan B dengan
koordinat masing-masing (x1, y1) dan (x2, y2),
maka rumus persamaan liniernya adalah:

A.Gustang 8
misal diketahui titik A (2,3) dan titik B (6,5),
maka persamaan liniernya adalah:

4y – 12 = 2x – 4
4y = 2x + 8
Y = 0,5x + 2

A.Gustang 9
2. Metode Satu Titik dan Satu Kemiringan
Dari sebuah titik A (x1, y1) dan suatu
kemiringan (m)dapat dibentuk sebuah
persamaan linier dengan rumus sebagai berikut;
y – y1 = m (x – x1)
Misal diketahui titik A (2,3) dan kemiringan
m=0,5 maka persamaan liniernya adalah:
y – y1 = m (x – x1)
y – 3 = 0,5(x – 2)
Y – 3 = 0,5x – 1
Y = 0,5x + 2

A.Gustang 10
HUBUNGAN DUA GARIS LURUS
Dua buah garis lurus mempunyai empat macam
kemungkinan bentuk hubungan berimpit, sejajar,
berpotongan dan tegak lurus.

a. Berimpit b. Sejajar

c. Berpotongan d. Tegak lurus


A.Gustang 11
Berimpit, dua buah garis akan berimpit apabila
persamaan garis yang satu merupakan kelipatan dari
(proporsional terhadap) persamaan garis yang lain.
Sejajar, dua buah garis akan sejajar apabila
kemiringan garis yang satu sama dengankemiringan
garis yang lain (m1 = m2).
Berpotongan, dua buah garis akan berpotongan
apabila kemiringan garis yang satu tidak sama
dengan kemiringan garis yang lain (m1 ?m2).
Tegak lurus, dua garis akan saling tegak lurus apabila
kemiringan garis yang satu merupakan kebalikan dari
kemiringan garis yang lain dengan tanda yang
berlawanan (m1 = - 1/m2).
Atau nilai perkalian kemiringannya menghasilkan –1
(m1 x m2 = -1).
A.Gustang 12
Latihan:
1. Carilah kemiringan dan titik potong sumbu y pada persamaan garis berikut ini:
a. 3x – 2y + 12 = 0
b. 2x – 5y – 10 = 0
c. 4x – 6y = 10
2. Untuk setiap pasangan titik-titik koordinat berikut carilah persamaan garis lurusnya:
a. (3,5) dan (10,2)
b. (-6,-4) dan (10,8)
3. Untuk setiap pasangan titik koordinat dan kemiringan (m) berikut ini tentukan
persamaan garis lurusnya:
a. (2,6), m = 0,4
b. (5,8), m = -1,6
4. Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linier berikut dengan metode
eliminasi:
a. 2x – 3y = 5 dan 3x – 2y = -4
b. 4x + 3y = 16 dan x – 2y = 4
5. Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linier berikut dengan metode
substitusi:
a. x – y = 2 dan 2x + 3y = 9
b. x – y = -1 dan 3x + 2y = 12
6. Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linier berikut dengan metode
determinan:
a. x + y = 5 dan 2x + 3y = 12 A.Gustang 13
SISTEM PERSAMAAN LINIER

Penyelesaian suatu sistem persamaan linier adalah


suatu himpunan nilai yang memenuhi secara
serentak (simultan) semua persamaan-persamaan
dari sistem tersebut. Atau secara sederhana
penyelesaian sistem persamaan linier adalah
menentukan titik potong dari dua persamaan
linier. Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk
penyelesaian suatu sistem persamaan linier, yaitu:
(1). Metode Substitusi,
(2). Metode Eliminasi, dan
(3). Metode Determinan.

A.Gustang 14
Metode Substitusi
Misal: carilah nilai variabel x dan y dari dua persamaan
berikut: 2x+3y=21 dan x+4y=23 ?
Jawab:
Salah satu persamaan dirubah dahulu menjadi y = ...
atau x = .... Misal persamaan x+4y=23 dirubah menjadi
x=23-4y. Kemudian disubstitusikan ke dalam
persamaan yang satu.
x = 23-4y Þ 2x + 3y = 21
2(23-4y) + 3y = 21
46 – 8y + 3y = 21
46 – 5y = 21
25 = 5y
y=5

A.Gustang 15
Untuk mendapatkan nilai x, substitusikan y =
5 ke dalam salah satu persamaan.
y = 5 Þ 2x + 3y = 21
2x + 3(5) = 21
2x + 15 = 21
2x = 21 – 15
x = 6/2
x=3
Jadi himpunan penyelesaian yang memenuhi
kedua persamaan tersebut adalah himpunan
pasangan (3,5)

A.Gustang 16
Metode Eliminasi
Misal: carilah nilai variabel x dan y dari dua persamaan berikut:
3x-2y=7 dan 2x+4y=10 ?
Jawab:
Misal variabel yang hendak dieliminasi adalah y
3x - 2y = 7 |x 2| 6x – 4y = 14
2x + 4y = 10 |x 1| 2x + 4y = 10 +
8x + 0 = 24
x =3
Untuk mendapatkan nilai y, substitusikan x = 3 ke dalam salah
satu persamaan.
x = 3 Þ 3(3) - 2y = 7
-2y = 7 – 9
2y = 2
y=1
Jadi himpunan penyelesaian yang memenuhi kedua persamaan
tersebut adalah himpunan pasangan (3,1)
A.Gustang 17
Metode Determinan
ax + by = c
dx + ey = f
Nilai x adalah: x =

Nilai y adalah; y =

Misal persamaan pada soal sebelumnya yaitu 3x-


2y=7 dan 2x+4y=10 akandiselesaikan dengan
cara determinan:

A.Gustang 18
Nilai x adalah: x =

Nilai y adalah; y =

Jadi himpunan penyelesaian yang memenuhi


kedua persamaan tersebut adalah himpunan
pasangan (3,1)

A.Gustang 19
PENERAPAN FUNGSI LINIER
Fungsi linier adalah suatu fungsi yang sangat sering digunakan
oleh para ahli elonomi dan bisnis dalam menganalisa dan
memecahkan masalah-masalah ekonomi. Hal ini dikarenakan
bahwa kebanyakan masalah ekonomi dan bisnis dapat
disederhanakan atau diterjemahkan ke dalam model yang
berbentuk linier.
Beberapa penerapan fungsi linier dalam bidang ekonomi dan
bisnis adalah:
a. Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan
pasar
b. Keseimbangan Pasar Dua Macam Produk
c. Pengaruh Pajak dan Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar.
d. Fungsi biaya, fungsi pendapatan dan analisis Pulang Pokok
(BEP=Break Even Point)
e. Fungsi Konsumsi dan Tabungan
f. Model Penentuan Pendapatan Nasional

A.Gustang 20
FUNGSI PERMINTAAN, FUNGSI PENAWARAN DAN
KESEIMBANGAN PASAR
FUNGSI PERMINTAAN
Fungsi permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah produk
yang diminta oleh konsumen dengan harga produk. Di dalam teori
ekonomi dijelaskan bahwa jika harga naik maka jumlah barang
yang diminta turun, demikian juga sebaliknya bahwa jika harga
turun maka jumlah barang yang diminta naik, sehingga grafik
fungsi permintaan mempunyai slope negatif (miring ke kiri)
Notasi fungsi permintaan akan barang x adalah:
Qx = f (Px)
Qx = a – b Px
Atau
Px =a/b – 1/b Qx
dimana: Qx = Jumlah produk x yang diminta
Px = Harga produk x
a dan b = parameter
A.Gustang 21
FUNGSI PENAWARAN

Fungsi penawaran menunjukkan hubungan antara jumlah produk yang


ditawarkan oleh produsen untuk dijual dengan harga produk. Di dalam
teori ekonomi dijelaskan bahwa jika harga naik maka jumlah barang
yang ditawarkan bertambah, demikian juga sebaliknya bahwa jika
harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan turun, sehingga
grafik fungsi permintaan mempunyai slope positif (miring ke kanan)
Notasi fungsi penawaran akan barang x adalah:
Qx = f (Px)
Qx = -a + b Px
Atau
Px = a/b + 1/b Qx
dimana: Qx = Jumlah produk x yang ditawarkan
Px = Harga produk x
a dan b = parameter
Contoh:
Fungsi pernawaran P = 3 + 0,5Q

A.Gustang 22
KESEIMBANGAN PASAR
Pasar suatu macam barang dikatakan berada
dalam keseimbangan (equilibrium) apabila jumlah
barang yang diminta di pasar tersebut sama
dengan jumlah barang yang ditawarkan.
Secara matematik dan grafik ditunjukan oleh
kesamaan:
Qd = Qs
atau Pd = Ps
yaitu perpotongan kurva permintaan dengan kurva
penawaran.

A.Gustang 23
B. KESEIMBANGAN PASAR DUA MACAM PRODUK
Di pasar terkadang permintaan suatu barang
dipengaruhi oleh permintaan barang. Ini bisa terjadi
pada dua macam produk atau lebih yang berhubungan
secara substitusi (produk pengganti) atau secara
komplementer (produk pelengkap). Produk substitusi
misalnya: beras dengan gandum, minyak tanah
dengan gas elpiji, dan lain-lain. Sedangkan produk
komplementer misalnya: teh dengan gula, semen
dengan pasir, dan lain sebagainya. Dalam pembahasan
ini dibatasi interaksi dua macam produk saja. Secara
matematis fungsi permintaan dan fungsi penawaran
produk yang beinteraksi mempunyai dua variabel
bebas. Kedua variabel bebas yang mempengaruhi
jumlah jumlah yang diminta dan jumlah yang
ditawarkan adalah (1) harga produk A.Gustang
itu sendiri, dan (2)24
Notasi fungsi permintaan
menjadi:
Qdx = ao – a1Px + a2Py
Qdy = bo + b1Px - b2Py

Sedangkan fungsi penawarannya:


Qsx = -mo + m1Px + m2Py
Qsy = -no + n1Px + n2Py

A.Gustang 25
Dimana:

Qdx = Jumlah yang diminta dari produk X


Qdy = Jumlah yang diminta dari produk Y
Qsx = Jumlah yang ditawarkan dari produk X
Qsy = Jumlah yang ditawarkan dari produk Y
Px = Harga produk X
Py = Harga produk Y
a0, b0, m0, dan n0 adalah konstanta.
Syarat keseimbangan pasar dicapai jika:
Qsx = Qdx dan Qsy = Qdy

A.Gustang 26
Contoh:
Diketahui fungsi permintaan dan fungsi
penawaran dari dua macam produk yang
mempunyai hubungan substitusi sebagai berikut:
Qdx = 5- 2Px + Py
Qdy = 6 + Px - Py
Dan
Qsx = -5 + 4Px - Py
Qsy = -4 - Px + 3Py
Carilah harga dan jumlah keseimbangan pasar !

A.Gustang 27
PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI PADA
KESEIMBANGAN PASAR
Adanya pajak yang dikenakan pemerintah atas
penjualan suatu barang akan menyebabkan
produsen menaikkan harga jual barang tersebut
sebesar tarif pajak per unit (t), sehingga fungsi
penawarannya akan berubah yang pada akhirnya
keseimbangan pasar akan berubah pula.
Fungsi penawaran setelah pajak menjadi:
Ps = f(Q) + t atau
Qs = f(P - t)

A.Gustang 28
Contoh:
Fungsi permintaan suatu produk ditunjukkan oleh
P=15-Q dan fungsi penawaran P=0,5Q+3.
Terhadap produk ini pemerintah mengenakan
pajak sebesar Rp 3 per unir.
a. Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar
sebelum dan sesudah kena pajak ?
b. Berapa besar pajak per unit yang ditanggung
oleh konsumen ?
c. Berapa besar pajak per unit yang ditanggung
oleh produsen ?
d. Berapa besar penerimaan pajak total oleh
pemerintah ?
A.Gustang 29
subsidi
Adanya subsidi yang diberikan pemerintah atas
penjualan suatu barang akan menyebabkan
produsen menurunkan harga jual barang tersebut
sebesar subsidi per unit (s), sehingga fungsi
penawarannya akan berubah yang pada akhirnya
keseimbangan pasar akan berubah pula.
Fungsi penawaran setelah subsidi menjadi:
Ps = f(Q) - s atau
Qs = f(P + s)

A.Gustang 30
FUNGSI BIAYA, FUNGSI PENDAPATAN DAN ANALISIS
IMPAS (BEP)
FUNGI BIAYA
a. FUNGSI BIAYA TETAP (Fixed Cost /FC)
Biaya tetap (FC) adalah biaya yang jumlah totalnya
tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu.
Dengan kata lain biaya yang jumlahnya tetap
meskipun volume kegiatan (produksi) berubah-ubah.
Contoh biaya tetap adalah: biaya untuk membayar
pakar kimia makanan, biaya sewa tempat penjualan,
dan biaya penyusutan alat-alat produksi. Jika
digambarkan dalam diagram cartesius dimana sumbu
tegak adalah jumlah biaya (Rp) dan sumbu mendatar
adalah volume produksi (Q) maka garis biaya tetap
(FC) berupa garis lurus horisontal.

A.Gustang 31
b. FUNGSI BIAYA VARIABEL (Variable Cost / VC)
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya
berubah sebanding dengan perubahan volume
kegiatan. Semakin banyak barang yang
diproduksi, biaya variabel akan meningkat
sebanding dengan peningkatan jumlah
produksi. Contoh biaya variabel adalah: biaya
bahan baku, biaya bahan pembungkus
(kemasan) dan label. Jika digambarkan dalam
diagram cartesius maka garis biaya variabel (VC)
berupa garis lurus ke kanan atas (kemiringan /
gradien positif).

A.Gustang 32
c. FUNGSI BIAYA TOTAL (Total Cost /TC)
Biaya total adalah hasil dari penjumlahan biaya
tetap dengan biaya variabel, atau dengan
persamaan matematis sebagai:
TC = FC +Total VC atau
TC = FC +VC.Q.
Jika digambarkan dalam diagram cartesius maka
garis biaya total (TC), merupakan gabungan dari
garis biaya tetap (FC) dengan garis total biaya
variabel (TVC) yaitu berupa garis lurus ke kanan
atas (kemiringan positif) dengan titik awal tidak
pada titik (0,0) tetapi dimulai dari biaya tetap.

A.Gustang 33
PENDAPATAN (Total Revenue /TR)
Pendapat adalah jumlah keseluruhan hasil yang
diterima dari penjualan produk, yaitu harga jual
per unit (P) dikalikan dengan kuantitas penjualan
(Q), atau dengan pendekatan matematis sebagai
TR = PxQ. Jika digambarkan dalam diagram
cartesius maka garis pendapatan (TR) berupa garis
lurus ke kanan atas (kemiringan / gradien positif)

A.Gustang 34
ANALISIS IMPAS (BEP=Break Even Point Analysis)
Break even, atau impas, atau pulang pokok adalah
suatu keadaan perusahaan yang pendapatannya
sama dengan jumlah total biayanya, dengan kata
lain perusahaan tidak memperoleh laba tetapi juga
tidak menderita rugi atau laba rugi sama dengan
nol. Untuk menentukan titik impas dapat
dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan
yaitu pendekatan grafik dan matematis.
Pendekatan grafik diperoleh dengan mencari titik
potong antara grafik penerimaan total (TC) dengan
grafik biaya total (TC) sebagai berikut:

A.Gustang 35
Pendekatan Matematis
Perhitungan analisa impas (Break Even) didasarkan oleh
persamaan matematis sebagai berikut:
Pendapatan = Total Biaya
TR = TC
TR = FC + TVC
P X Q = FC + (VC X Q)
Keterangan:
TR = Total Revenue (Pendapatan Total)
TC = Total Cost (Biaya Total)
FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC = Variable Cost (Biaya Variabel) per unit
Q = Quantity (jumlah produk penjualan)
P = Price (Harga jual barang) per unit

A.Gustang 36
FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN
Diperkenalkan pertama kalinya oleh John M. Keynes. Fungsi konsumsi
mempunyai beberapa asumsi, yaitu:
1. Terdapat sejumlah konsumsi mutlak tertentu untuk mempertahankan
hidup walaupun tidak mempunyai pendapatan.
2. Konsumsi berhubungan dengan pendapatan yang siap dibelanjakan.
(C=f(Yd))
3. Jika pendapatan yang siap dibelanjakan meningkat, maka konsumsi
juga akan meningkat walaupun dalam jumlah yang lebih sedikit.
4. Proporsi kenaikan pendapatan yang siap dibelanjakan untuk konsumsi
adalah konstan. (MPC=Marginal Propensity to ConsumeÞ konstan)
Berdasarkan asumsi tersebut persamaan fungsi konsumsi adalah:
C = a + bY
Dimana: C = Konsumsi
Y = Pendapatan yang siap dibelanjakan
a = Konsumsi mutlak
b = Kecenderungan konsumsi marginal (MPC)

A.Gustang 37
Fungsi tabungan dapat diperoleh dengan
mensubstitusikan persamaan di atas dalam persamaan
pendapatan: Y=C+S sehingga menghasilkan:
Y = ( a + bY ) + S
S = Y – ( a + bY )
S = -a + (1-b) Y
Dimana: S = Tabungan
-a = Tabungan negatif bila pendapatan sama dengan
nol.
(1-b) = Kecendrungan menabung marginal (MPS)
MPS+MPC=1

A.Gustang 38
The end section

A.Gustang 39

You might also like