Professional Documents
Culture Documents
Latar Belakang
kemajuan yang cukup pesat. Wawasan dan pengetahuan manusia makin hari makin
itu sendiri. Memang pada dasarnya setiap perubahan mempunyai arti nilai yang
berlainan, baik itu yang berdampak positif maupun yang berdampak negatif. Hanya
saja kita sebagai manusia harus lebih arif dan bijaksana dalam mengambil makna dari
yang perlu dipelajari, karena dapat dijadikan sebagai sarana penunjang dalam
mempelajari ilmu permesinan lebih jauh. Pengetahuan tentang logam perlu dipelajari
yang tidak dipunyai oleh unsur lain seperti sifat kuat, liat, keras, mengkilap,
penghantar listrik dan penghantar panas yang baik juga logam mempunyai titik cair
yang cukup tinggi. Pemakaian logam di bidang teknik pada umumnya tidak tunggal.
Seperti halnya dalam pelapisan dudukan gagang telepon umum di PT. Pindad
Persero Bandung, baja dilapisi kembali permukaannya dengan tembaga, nikel dan
khrom. Tujuan pemaduan tersebut selain untuk menambah kekuatan juga keindahan,
2
agar tidak mudah korosi. Korosi terjadi selain disebabkan oleh reaksi kimia biasa,
Di negara yang sudah maju, masalah korosi telah mendapat perhatian yang
Fakta membuktikan bahwa kerugian yang diakibatkan korosi sangatlah besar, sebagai
(uhlig)
(uhlig)
(Indicor)
Dengan melihat bahaya dan kerugian akibat korosi yang begitu besar,
mendorong manusia untuk mencari berbagai cara agar dapat mengurangi terjadinya
korosi tersebut. Salah satu upaya untuk umur pakai peralatan dari logam terhadap
pengaruh korosi, diantaranya adalah dengan pelapisan. Untuk mengetahui lebih lanjut
bagaimana cara pelapisan logam sebagai proteksi terhadap korosi, maka menulis
ragam jenis material yang menyatu dalam ukuran mikro atau makro. Keadaan
struktur mikro, tidak lepas dari historis metalurgi mengenai cara pembentukan dan
Korosi adalah suatu peristiwa di mana reaksi terjadi di antara logam dengan
lingkungannya. Reaksi tersebut dengan mudah terjadi karena tingkat keadaan yang
sedemikian rupa ingin merubah keadaan dirinya ke bentuk lain. Hasil yang di peroleh
dari reaksi adalah bentuk dan keadaan logam tersebut cocok dengan lingkungan
tersebut.
Reaksi anoda adalah reaksi utama untuk korosi. Akan tetapi, berbagai
reaksi katoda mendapat perhatian khusus karena reaksi yang menyerap
elektron (katodik) selalu serentak dengan reaksi korosi anodik
(menghasilkan elektron). Reaksi yang paling dominan tergantung pada
variabel lingkungan elektrolit, seperti suhu dan konsentrasi.
mempunyai potensial elektroda sebesar – 0,44 Volt dalam Table 2.1 bila membentuk
Fe2+ dan akan teroksidasi lebih lanjut menjadi Fe3+ elektron-elektronnya dapat
oleh karena itu terjadi reaksi di dalam air yang diperkaya oksigen.
4
Tabel 2.1
K →K ++ e- Anodi
Li →Li ++ e- k
(Aktif)
Hasil akhir 2Fe(OH-)2 (aq), tidak terlarut dalam air oleh karena itu mengendap
disebut karat dan akan terbentuk pada besi dengan adanya elektrolit.
Dari tabel di bawah makin ke bawah kedudukannya makin kurang mulia atau
logam berada di bawah menjadi anoda (larut) di banding yang ada di atas. Makin jauh
perbedaan kedudukan kedua logam dalam deret ini makin besar sifat aktifitasnya.
Tabel 2.2
Katodik Grafit
Perak
Baja 12 % Ni, 18 % Cr, 3 %
Mo - P
Baja 20 % Ni, 25 % Cr - P
Baja 23 – 30 % Cr – P
Baja 14 % Ni, 23 % Cr – P
Baja 8 % Ni, 18 % Cr – P
Baja 7 % Ni, 17 % Cr – P
6
Baja 16 – 18 % Cr – P
Baja 12 – 14 % Cr – P
Baja 80 % Ni, 20 % Cr – P
Inconel – P
60 % Ni, 15 % Cr – P
Nikel – P
Logam monel
Tembaga – nikel
Nikel – perak
Perunggu
Tembaga
Kuningan
80 % Ni, 20 % Cr – A
Inconel – A
60 % Ni, 15 % Cr – A
Nikel – A
Timah putih
Timah hitam
Timah patri. Pb – Sn
Baja 12 % Ni, 18 % Cr, 3 %
Mo – A
Baja 20 % Ni, 25 % Cr - A
Baja 14 % Ni, 23 % Cr - A
Baja 8 % Ni, 18 % Cr - A
Baja 7 % Ni, 17 % Cr - A
Ni – resist
Baja 23 – 30 % Cr - A
Baja 16 - 18 % Cr - A
Baja 12 - 14 % Cr - A
Baja 4 - 6 % Cr – A
Besi cor
Baja tembaga
Baja karbon
7
Marsudi dalam “Hand Out Teknik Pelapisan” meninjau dari segi material
e. Selain air dan oksigen sebagai elektrolit juga gas pembentuk asam (CO2, SO2,
dengan jenis peralatan, tempat, serta jenis lingkungan yang korosif. Adapun prinsip-
hiasan (dekoratif) atau memperbaiki sifat permukaan lainnya, misalnya sifat tahan
panas, tahan cuaca, tahan korosi, tahan goresan (abrasi), penghantar panas dan
sebagainya.
1. Elektroplating
Elektroplating atau yang lebih dikenal dengan pelapisan listrik adalah suatu
pelapisan logam dengan mengendapkan suatu logam pelapis terhadap logam lain
yang akan di lapisi melalui elektrolisis. Dengan kata lain elektroplating adalah
9
proses mengendapkan bahan logam pelapis terhadap bahan yang akan dilapisi
Proses pelapisan listrik ini telah memberikan dampak yang cukup besar pada
2. Galvanisasi
hanya saja pada proses galvanisasi tidak terjadi perpindahan elektron tapi terjadi
10
yang akan menyebabkan transisi karena banyak fasa, sehingga adhesinya lebih
kuat dibanding elektroplating. Proses galvanisasi relatif singkat. Cara ini disebut
galvanisasi karena pelindungnya adalah seng (zinc) dan berfungsi sebagai logam
yang bersifat anodik terhadap baja yang dilindungi, biasa disebut juga proses
(metallizing proces), di mana logam leleh atau cair disemprotkan pada suatu
ataupun paduan dicairkan oleh sumber arus dan diatomisasikan oleh udara tekan
tetapi adhesi yang diperoleh lebih banyak disebabkan ikatan mekanis dari
lebih baik. Kelebihan cara ini adalah dapat dilakukan pada struktur logam yang
telah selesai difabrikasi. Kadang-kadang pori-pori pada pelapisan ini di isi dengan
Prinsip dari proses ini adalah bahwa semprotan gas tekan tinggi dapat
logam yang akan dilindungi melalui proses pendingin cepat seperti pada casting.
Bahannya berasal dari bentuk kawat atau serbuk yang kemudian meleleh karena
semprotan gas panas yang terbakar (misalnya Oxy- acetylene) atau dengan busur
listrik (electric arc). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.2.
4. Sementasi (cementation)
ke dalam campuran serbuk logam pelindung atau fluks yang tepat pada suhu
logam yang dilindungi. Selain dengan serbuk logam dapat juga dilakukan dengan
mencelupkan bahan yang akan dilindungi ke dalam kalsium yang mencair dan
Inhibitor adalah suatu zat kimia yang apabila ditambahkan dalam jumlah
sedikit ke dalam suatu zat koroden (lingkungan yang korosif), dapat secara efektif
memperlambat atau mengurangi laju pengkorosian yang ada. Ada beberapa jenis
inhibitor, yaitu:
e. pelapisan (coating)
gerakan agitasi
terkelupas, sehingga ikut aliran dan menyumbat pada filter, turbin dan
lain-lain.
e. Masalah heat transfer, karena adanya endapan fosfat, silikat atau sulfat
yang berlebihan
f. Pengaruh beracun
D. Proses Elektrolisa
Elektrolisa adalah suatu proses di mana reaksi kimia terjadi pada elektroda
yang tercelup dalam elektrolit, ketika tegangan diterapkan pada elektroda itu.
Elektroda yang hanya mentransfer elektron ke atau dari larutan, seperti platina
disebut elektroda inert. Elektroda reaktif adalah elektroda yang secara kimia
memasuki elektroda. Selama proses elektrolisa terjadi reduksi pada katoda dan
berikut.
perak, aksesoris mobil atau sepeda motor dari logam dan sebagainya. Tujuan
pelapisan ini sebagai pelindung (protektif) dan hiasan/ keindahan (dekoratif). Prinsip
Gejala yang terjadi selama elektrolisis dapat dipelajari dalam sel elektrolisis, seperti
keterangan gambar:
Ion (+) bergerak menuju ke kutub (-) dan ion (-) bergerak
maupun katoda
1. Hukum Faraday
Hukum faraday adalah hukum dasar untuk elektrolisis dan sel volta. Hukum
kimia. Sehubungan dengan pemeriksaan kimia, Faraday (1833) sampai saat ini
Berat zat hasil elektrolisis baik yang terbentuk di katoda maupun yang
W = e . F
(Surakiti, 1989: 224)
Massa ekivalen (e) suatu zat adalah massa atom dibagi valensi
Ar Ar = massa atom
e = v = valensi
v
I X t
F = I = arus dalam ampere
96,500 t = detik
i.t = muatan dalam satuan coulumb
Ar X I.t
W =
V 96,500
(Surakiti, 1989: 225)
Pada reaksi elektrolisa dapat dihasilkan gas yang merupakan molekul sehingga Ar
Mr X I.t
W =
V 96,500
(Surakiti, 1989: 225)
16
1. Pengaruh Suhu
jika temperatur sangat tinggi pada waktu proses akan didapat hasil pada umumnya
dan berpowder, terbakar pada current density yang normal, terjadi bunga karang
2. Pengaruh PH
Pengaruh pH bila tinggi (terlalu basa) akan menyebabkan hasil lapisan salah
satunya adalaah poros dan pitting (bintik deposit), sedangkan bila pH rendah
3. Pengaruh Pengotor
adalah pengotor metalik (Fe, Cu, Ag, Pb, dll). Pada umumnya bila kadar pengotor
sudah melebihi batas akan memberikan pengaruh pada thowing power dan hasil
dari lapisan akan didapatkan retak-retak karena terlalu keras serta di daerah
tertentu akan terjadi current density menjadi rendah, ini akan menghasilkan
4. Pengaruh Agitasi
proses agitasi ini memberikan distribusi ion yang homogen. Dengan demikian
17
pengaruh agitasi akan memberikan hasil pelapisan yang merata dan tidak akan
logam-logam jarang pakaiserts berbsgsi jenis logam campuran atau paduan (alloy).
1. Pelapisan Tumbal
disebut pelapisan anodik (relatif terhadap substrat seng dan kadnium biasanya
digunakan untuk melindungi besi atau baja di buat lapisan serat tetapi tidak awet
kadnium lebih murah, lebih mudah disolder, tahan atmosfer garam, korosi tidak
Seng biasanya untuk pelapisan baja secara galvanis atau tumbal disebut juga
hot-dipping (celup panas). Selain itu seng juga bisa di elektroplating dengan
2. Pelapisan Protektif-Dekoratif
melindungi juga agar penampilan logam tersebut lebih indah, memikat serta
tembaga, nikel dan khrom, ketiga logam ini merupakan finishing elektroplating
standar. Jadi walaupun fisik dan kimianya beda tapi dijadikan satu kelompok.
sebelum vernikel atau verchrom tetapi ada juga dipakai sebagai elektrotyping
serta elektroforming (tahan aus dan korosi). Khrom dimanfaatkan untuk “hard-
bidang teknik dan rekayasa karena tahan korosi dan tahan aus.
3. Pelapisan Rekayasa
platina, hanya rhodium untuk dekoratif). Selain timah dan timbal logam tersebut
regenerasi resinnya.
deposit baik.
b. Logam-logam yang memang sukar atau jarang diplating dari larutan biasa,
wolfram.
dalam elektroplating. Keunggulan dari platingalloy seperti sifat baik, lebih tahan
korosi, warna dan daya pikat dekoratif unggul, sifat magnetik piawai, memberi
lakuan panas, warna kuningan dapat menyaingi emas, ketahanan korosi lebih
Hasil pelapisan vernikel dan verchrom lebih awet, lebih indah, lebih memikat
dan berkilauan, yang biasa dipakai adalah tembaga, nikel serta khrom.
1. Tembaga (Cu)
Tembaga mempunyai sifat ulet, lunak, liat, tidak terlalu teroksidasi oleh
a. Kupri atau tembaga, hanya larut air bila terkompleks oleh logam seperti,
deret gaya derek listrik lebih tinggi seperti besi, atau seng.
Alloy utama ialah perunggu (dengan Seng) dan kuningan (timah) Aluminium-
sianida. Setelah diplat dipindahkan pada bak yang lebih baik, lebih cepat hasilnya
lebih cerah.
Bak plating tembaga yang terkenal ialah jenis sianida (modifikasi), asam
(sulfat atau fluoborat) serta bak kompleks pirifospat. Ciri-ciri operasi bak sianida
2. Nikel
Tabel 2.4
Bak Plating WATTS
mempunyai kekerasan dan kekuatan sedang, keuletan dan keliatan baik termal
Nikel merupakan logam plating paling peka terhadap aditif bak platingnya.
formulasi bak plating yang baik dan sampai sekarang masih digunakan dengan
3. Khrom
Tabel 2.5
22
tembaga-nikel, warnanya putih kebiruan dan cemerlang, tahan noda, tahan aus
dan goresan, dan lebih melindungi substrat. Ada dua jenis bak plating asam
khromat yaitu.
b. Rectivier
c. amplere meter
23
2. Larutan Pencuci
ketebalan karatnya
kondisi bendanya.
4. Pelaksanaan pelapisan
a. Bahan atau benda kerja yang akan dilapisi dibersihkan dari kotoran
sampai 2 menit
c. Setelah pencucian lemak selesai bilas dengan air bersih sampai larutan
lemak lepas
e. Kemudian bilas kembali dengan air bersih sampai larutan asam lepas
bila benda kerja terbuat dari aluminium dan paduannya dengan urutan
55ºC
anoda
4) Atur besar rapat arus sesuai dengan luas permukaan benda kerja
5) Setelah siap maka stop kontak dari sumber listrik (rectifier) atau
55ºC
katoda (negatif)
sampai 55ºC
5. Proses Pelapisan Cu – Ni - Cr
Bagan 2.1
Jika diperlukan
(diampelas)
Bilas
Bahan Alumunium
Bilas
Lapisan Nikel
Bilas
Lapisan Krom
Bilas
Pengeringan
(Marsudi, 2000: 5)
6. Elektrolit yang digunakan
1) NaCN : 80 gr/l
2) Cu(CN)2 : 53 gr/l
28
2) NiCl2 : 50 gr/liter
3) H3BO3 : 40 gr/liter
4) Brigtener MU : 2 ml/liter
A. Metode Penelitian
Metode deskriptif adalah metode yang hakekatnya didasarkan pada faktor yang ada
atau fenomena yang memang secara empiris hidup dalam penurunannya. Pelaksanaan
metode ini tidak hanya terbatas pada pengumpulan data, tetapi juga adanya analisis
interprestasi data.
faktual dan akurat, mengenai fakta, sifat-sifat serta fenomena yang diselidiki. Metode
tersebut sesuai dengan objek yang di teliti dalam penelitian ini yaitu proses pelapisan
29
logam (elektroplating) pada pelapisan dudukan gagang telpon umum di PT. Pindad
Persero.
B. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah proses pelapisan
C. Prosedur Penelitian
Prosedur pengambilan data ini terbagi atas beberapa tahap, yaitu sebagai
berikut.
1. Tahap persiapan
Dalam tahap persiapan ini, penulis malaksanakan kegiatan ini yang meliputi :
2. Tahap pelaksanaan
langsung dan wawancara melalui konsultasi dengan pihak yang lebih mengerti
penganalisaan data.
3. Tahap pelaporan
30
Pada tahap ini, penulis mengadakan penyempurnaan data yang telah disusun
berikut.
diselidiki. Jadi Observasi ini menitikberatkan pada hasil survey lapangan, aplikasi
studi dokumen untuk mengumpulkan data. Hasil survey dapat pula digunakan
Adapun yang diamati dalam penelitian ini adalah proses pelapisan (elektro-
instrumen dan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab atau ditanggapi oleh
dilapangan atau praktek lapangan. Data hasil wawancara digunakan sebagai data
E. SUMBER DATA
Sumber data yang dimanfaatkan dalam penelitian ini berasal dari bebarapa
pihak, diantaranya.
pemeriksaan dan pengujian yang menjadi populasi penelitian. Secara teknis data yang
W = e . F
Ar X I.t
W =
V 96,500
(Surakiti, 1989: 225)
dan perhitungan untuk uji mutu secara analisis kimia atau stripping, yaitu tebal rata-
Berat jenis
Volume =
Berat total benda
Volume
Tebal =
luas permukaan
(PT. Pindad Persero)
33
sebagai berikut.
3. Melakukan editing
Bahan dasar dudukan gagang telepon umum, yaitu baja ST 37 yang unsur
mesin Blasting dengan tingkat kehalusan (gread) 10, dan dengan bantuan
34
kasar.
B. PROSES PELAPISAN
1. Solvent degrasing
Pada proses ini benda kerja direndam di dalam cairan TCE (Tri Cloro Etilen)
atau dalam wash bensin selama 1 sampai dengan 2 menit. Tujuannya adalah untuk
2. Elektro degreasing
Tujuan dari proses ini adalah untuk menghilangkan lemak yang masih
menempel pada benda kerja dengan menggunakan proses elektrolisa. Media yang
Beralih dari tahap pengerjaan satu ke tahap berikut, atau setelah pencucian,
karena masih ada bahan terdahulu menempel permukaan substrat bahan yang
pembilasan maka kotoran yang masih menempel pada benda kerja bekas proses
Pada proses ini benda kerja dicelup pada larutan HCl 15% volume + korosiv,
pada suhu kamar selama 1 - 15 menit. Tujuan dari proses ini adalah untuk
menghilangkan karat yang menempel pada benda kerja. Proses ini memerlukan
waktu antara 1 - 15 menit. Hal ini disesuaikan dengan luasnya bahan yang
terkena karat, selama luas bahan yang terkena karat maka semakin lama waktu
Pada proses cianida diffing, benda kerja di celup dalam larutan Natrium
8. Proses Cuperplating
36
Tujuannya adalah untuk melapisi benda kerja dengan tembaga. Pada pelapisan
ini yang bertindak sebagai anoda adalah tembaga murni dan katodanya adalah
Tabel 4.1
1. Nisol 1206
2. Nisol 1207
3. Anti fitting
teroksidasi dengan udara luar. Media yang dipakai dalam proses ini adalah
asam sulfat (H2SO4) 250 gr/liter pada temperatur 40oC dengan waktu 30 detik
Proses ini bertujuan untuk melapisi benda kerja dengan Nikel. Adapun media
Tabel 4.2
Bak Nikel-plating
Waktu yang digunakan untuk pelapisan nikel ini tergantung dari ketebalan
benda kerja yang akan dilapisi. Pengadukan atau agitasi dilakukan dengan
Proses ini bertujuan sama seperti di atas yaitu untuk mengaktifkan permukaan
agar tidak terjadi pecah hasil lapisan. Media yang digunakan biasa berupa
larutan HCl 15% atau larutan H2SO4 250 gr/liter. Untuk HCl temperaturnya
berada pada suhu kamar, sedangkan H2SO4 temperaturnya 40oC. Waktu yang
Proses pelapisan krom bertujuan untuk melapisi benda kerja yang sudah di
Tabel 4.3
19. Pengeringan
Pengeringan ini biasanya dimasukkan ke dalam oven atau biasa juga di lap.
20. Pemeriksaan
Proses pemeriksaan hasil lapisan dapat dilakukan secara visual (QA) atau
C. JENIS PELAPIS
Jenis pelapis yang di pakai untuk pelapisan dudukan gagang telepon dengan
Jenis pelapis yang digunakan adalah cuper murni yang bertindak sebagai
anoda (+) dan benda kerja (dudukan gagang telepon ) sebagaii katoda (-). Proses
cuper-platirng ini diperlukan sebagai proses pelapisan dasar dan bertujuan untuk
40
menambah kekuatan hasil pelapisan. Sebenarnya proses ini biasa saja tidak
dekoratif saja tanpa memikirkan kekuatan (umur pakai) dari benda kerja tersebut.
Untuk proses pelapisan nikel, pelapis yang digunakan adalah nikel murni
yang bertindak sebagai anoda (+) dan dudukan gagang telepon sebagai katoda (-).
Pada proses pelapisan krom pelapis yang digunakan adalah krom murni
yang merupakan anoda (+) dan benda kerja sebagai katoda (-).
Peralatan yang digunakan pada proses pelapisan untuk dudukan gagang telepon
/pH)
depositnya
2. Troli
Troli ini berfungsi sebagai alat Bantu untuk memindahkan benda kerja dari
memindahkan benda kerja dari bak satu ke bak lainnya selama proses pelapisan
berlangsung.
3. Rectivier
Rectivier berfungsi sebagai penyearah arus dari arus bolak-balik (AC) di ubah
4. Kabel-kabel
Alat penjepit ini berfungsi memegang atau menjepit benda kerja yang akan
dilapisi.
42
Pemeriksaan hasil lapisan dapat dilakukan secara visual (QA) maupun secara
mesin (QM).
Tujuan pemeriksaan ini untuk memeriksa cacat permukaan lapisan, baik cacat
permukaan maupun cacat tebal lapisan. Pada pemeriksaan tebal lapisan digunakan
hitung tebal rata-rata yang harus dihasilkan dengan menggunakan rumus yang
telah ditentukan.
2. Pemeriksaan Ultrasonik
mengukur tebal pelapisan, meneliti struktur dari hasil pelapisan. Pemeriksaan ini
diperlukan agar kualitas lapisan baik sesuai pesanan. Prinsip kerja dari
pemeriksaan ini yaitu, dudukan gagang telepon diberi suatu rambatan gelombang
ultrasonik dengan frekwensi kurang lebih 10.000 cps sampai 20.000 cps,
menggunakan alat yang dapat mengirim dan menerima suara, yang di sebut
Proba. Cacat yang ditimbulkan dari lapisan di terima proba kemudian ditunjukkan
3. Pemeriksaan Sinar X
dudukan gagang telepon umum difoto, dari hasil pmeriksaan yang berupa film
dikosongkan dari manusia, kecuali pekerja khusus. Foto sinar X ini bentuknya
Jika sudah ditemukan letak cacat maka dilakukan perbaikkan pada hasil
C. Perhitungan
Dalam perhitungan ini, di hitung berat endapan pelapis rata-rata dan tebal
lapisan rata-rata. Nilai-nilai farameter di ambil nilai tengahnya saja misalnya pada
• Valensi = 2
45
W = e x F
Ar
e =
v
63,54
= = 31,77
2
I . t
F =
96,500
1,25 x 600
=
96,500
= 0,00777 C/dm2
W = e x F
= 31,77 x 0,00777
= 0,2468 gram
Wtot = A x w
= 0,1855 gram
Tebal pelapisan
Berat
Volume =
46
Berat jenis
0,1855
=
8,94
= 0,02075 dm2
Volume
Tebal pelapisan =
Luas permukaan
0,02075
=
0,7518
= 0,0276 dm
• Valensi = 2
W = e . F
Ar
e =
V
58,81
= = 29,405
2
i x t
F =
96,500
47
7 x 900
=
96,500
= 0,06528 C/dm2
W = e x F
= 29,405 x 0,06528
= 1,9196 gram
= 1,4432 gram
Berat
Volume =
Berat jenis
1,4432
= = 0,1622 dm3
8,9
volume
Tebal pelapisan =
Luas pemukaan
0,1622
=
0,7518
= 0,2157 dm
• Valensi = 2
I x t
F =
96,500
47,5 x 180
=
96,500
= 0,0886 C/dm2
Berat endapan krom, yaitu.
W = 27,469 x 0,0886
= 2,4338 gram
= 1,8297 gram
Berat
Volume =
49
Berat jenis
1,8297
= = 0,2545 dm3
7,19
volume
Tebal pelapisan =
Luas permukaan
0,2545
= = 0,3385 dm
0,7518
A. Simpulan
sistem proteksi korosi pada pelapisan dudukan gagang telepon umum dengan proses
berikut.
kekuatan daya lekat pelapisan juga sebagai penampah sifat konduktif dari
waktu, arus, temperatur, pH, perbandingan katoda dan anoda. Hal ini
3. Kekuatan sifat pelapis pada suatu logam bisa dipengaruhi oleh adhesi antara
B. Saran
Setelah melalui proses yang panjang dimulai dari awal penelitian hingga akhir
1. Untuk memperoleh hasil pelapisan yang berkualitas perlu adanya kontrol yang
2. Pada proses pemeriksaan cacat dan tebal hasil pelapisan diambil sample dari tiap
internasional?
apa?
ini?
12.Jenis elektrolit dan bahan imbuh apa saja yang digunakan pada proses
telepon !
pelapisan ini?
ini?
LAMPIRAN II
ELEKTRO-PLATING
53
BENDA KERJA
PROSES AMPELAS
PROSES ROTOFINISHING
PROSES BLASTING
PROSES PENYIKATAN
SIAP DILAPISI
LAMPIRAN III
BENDA KERJA
54
SOLVEN DEGRADASING
ELEKTRO DEGRADASING
PEMBILASAN
PICKLING
PEMBILASAN
CIANIDA DIFFING
PEMBILASAN
CUPER PLATING
PEMBILASAN
ACIDIVING
PEMBILASAN
NIKEL PLATING
55
PEMBILASAN
ACIDIVING
PEMBILASAN
CHROM PLATING
PEMBILASAN 2*
PENGERINGAN
PEMERIKSAAN
LAMPIRAN V
A. Komponen I
(depan + blk)
(bawah)
(kiri + kanan)
5. Luas selimut K1 = µ x D1 x L
6. Luas selimut K2 = µ x D2 x L
mm2
= 5010,42 mm2
B. Komponen II
(depan + belakang)
= 1416,815 mm2
(atas = bawah)
(samping)
= 2416,815 mm2
luas ini akan dipakai dalam perhitungan berat endapan dan tebal
pelapisan.
LAMPIRAN VI
SKEMA
PROSES PELAPISAN
Benda celup dalam bilas dengan cuci dalam lar. Bilas dengan
kerja larutan degreasing air bersih pickling sesuai air bersih
dengan jenis logamnya.
\-
- + Ampere + -
59
Trafo Rectifier
Proses Pelapisan
A. Normal Probe
Layar CRT
100%
d2
50%
B. Cacat memanjang
Layar CRT
100%
d2
d1
61
50%
C. Cacat sebagian
Layar CRT
100%
d2 d1
50%
0 1 2 3 4 5
D. Cacat sebagian
Layar CRT
100%
d1 d2
50%
0 1 2 3 4 5
Layar CRT
100%
50%
0 1 2 3 4 5
ANGLE GLOBE
100%
63
d
t S1 S2
50%
0 1 2 3 4 5
100%
50%
0 1 2 3 4 5