Professional Documents
Culture Documents
“Paksu, bila nak pergi memancing lagi?” tanya Diana Sophia kepada pakciknya.
Tidak dapat disangsikan lagi, Diana lebih gemar menghabiskan masa lapang bersama pakciknya jadi
tidak hairanlah mereka akrab. Namun begitu, terdapat segelintir masyarakat yang memandang serong
terhadap mereka lebih-lebih lagi pakciknya masih bujang. Mereka sering menjadi topik perbualan
Perbualan mereka dilihat oleh ibu Diana, Makcik Tipah dari jauh. Dia hanya menggeleng-geleng
kepalanya. Tidak dinafikan Diana lebih rapat dengan pakciknya, yang tinggal bersama-sama dengan
mereka. Sejak ketiadaan suaminya, Pak Musa, yang meninggal kira-kira sepuluh tahun yang lalu
akibat sakit jantung, adiknya nan seorang itulah tempat dia dan Diana mengadu. Adiknya, Salleh
hanya bekerja sebagai buruh am. Makcik Tipah juga sudah lali dengan mulut jiran-jirannya itu kerana
Memandangkan jam di tangan baharu menunjukkan pukul tujuh pagi, Diana mengajak Syafiq ke gerai
yang berhampiran. Di sekolah ternyata Diana lebih ramai kawan lelaki berbanding dengan kawan
perempuan. Baginya berkawan dengan perempuan menyusahkan lebih-lebih lagi yang cengeng.
Memang membosankan.
“Syafiq, kau dah siap kerja yang Cikgu Hamdan bagi?” Diana memulakan perbualan.
“Mestilah sudah,” Syafiq menyedut air sebelum menyambung “Kau tak siap lagi ke?” pertanyaan
Syafiq berlalu tanpa jawapan. Kemudian diulangi kembali pertanyaannya. Aneh benar Diana hari ini.
Tiba-tiba, Syafiq terpandangkan jam di tangan, tesedak dibuatnya. Perbuatan Syafiq secara tidak
sengaja telah mengejutkan Diana dari lamunan. Kemudian bertanya, “Syafiq, kenapa ni?” Syafiq
***********************
Akibatnya, Diana dan Syafiq telah didenda. Mereka dikenakan demerit dan disuruh mengelilingi
padang sebanyak lima pusingan. Diana sempat bertanyakan Syafiq mengapa dia tidak diberitahu
“Aku lihat kau asyik mengelamun sahaja. Aku tanya pun kau tak jawab.” Dipandangnya sekilas wajah
Diana yang kemerah-merahan menahan penat sebelum menyambung, “Kau ada masalah ke?”
Mereka beriringan masuk ke dalam kelas setelah diberi kebenaran oleh guru yang memantau
mereka. Apabila masuk ke dalam kelas, Diana melihat ke arah jadual waktu yang berada di sudut
mejanya. ‘Aduhai, masa LK!’ Diana amat lemah sekali dalam subjek Lukisan Kejuruteraan (LK) itu.
Tetapi, menurut khabar angin ada guru baharu yang akan mengajar subjek itu di sekolahnya, Sekolah
Menengah Kebangsaan Seri Bahagia itu esok. Hari ini, Diana akan belajar dengan guru itu lagi.
Kelas yang bising dengan gelak ketawa menjadi lebih perlahan daripada desir angin tatkala
kedengaran tapak kasut Cikgu Hamdan menapak ke kelas. Guru yang berwajah bengis dan berkaca
mata itu berjaya membuatkan para pelajar kelas 4 Ibnu Khaldun (4 IK) kecut perut.
Sewaktu dalam kelas LK, guru tersebut meminta semua pelajar menghantar kerja rumah yang telah
diberikan. Setelah meneliti kerja yang dihantar, guru tersebut tidak lepas dari memandang wajah
Diana. Seperti kebiasaannya, kerja Diana akan dikatakan tidak kemas dan tidak menepati
kehendaknya. Begitulah kebiasaannya sejak Diana memasuki Tingkatan Empat. Syafiq kasihan
melihat Diana. Namun kebanyakkan pelajar perempuan hanya melemparkan senyum sinis kepadanya.
Kringgg!!!
‘Akhirnya...’ Diana hanya tersenyum apabila loceng rehat berbunyi.
Waktu rehat tiba. Diana bergegas ke kantin untuk membeli makanan. Syafiq yang mundar-mandir
sadari tadi hanya tersenyum tatkala terpandang kelibat Diana di kantin. Syafiq bergegas mendapatkan
Diana.
“Nanti selepas kelas, sila datang ke meja saya,” kata Cikgu Ilham Dia telah dimaklumkan oleh Cikgu
Hamdan bahawa Diana sangat bermasalah dalam LK. Keputusannya selalu tidak memuaskan.
***********************
“Tahu mengapa cikgu panggil kamu?” Diana hanya menggeleng. “Menurut Cikgu Hamdan kamu
sangat lemah dalam LK. Benarkah?” Diana hanya mengganguk. “Kamu ada masalah?” Pertanyaan
guru tersebut membuatkan Diana tertunduk. “Diana, kalau kamu ada masalah, sewajarnya kamu
meluahkannya, bukan dengan cara mendiamkan diri sebegini.” Namun Diana tetap menyepi. “Cuba
kamu beri
kerjasama dengan cikgu.” Melihatkan tiada respon, dia menyambung, “ Kalau kamu tidak selesa
bercakap dengan saya, banyak lagi guru lain yang boleh kamu berkongsi masalah.”
memberikan nasihat kepadanya. Guru tersebut juga mencadangkan Diana supaya belajar bersama
***********************
Keputusan Diana dalam peperiksaan membuatkan Cikgu Ilham dan dia tersenyum puas. Tidak sia-sia
usahanya selama ini. Namun Diana tidak terus berpuas hati, dia terus tekun bergurukan Haikal. Haikal
***********************
“Diana? Apa kau buat di sini?” Pertanyaan Syafiq telah mematikan lamunannya.
“ Mari pergi minum. Sudah lama aku tak jumpa kau.” Syafiq mempelawa.
“Marilah.”
“Sebetulnya ini hari pertamaku. Aku bekerja sebagai pelukis pelan di sana.” Kata
Syafiq.
“Aku...” Belum sempat Diana memberitahu kedengaran telefon bimbit Syafiq
berdering.
5
Perbualan mereka terhenti di situ. Syafiq meminta diri kerana ada urusan. Tiba-tiba Diana
“Eh, Diana...” ‘Terima kasih, cikgu. Atas dorongan dan nasihat cikgu, saya berjaya
hari ini.’
Mereka terus berbual-bual tentang diri masing-masing.
***********************
“ Kenalkan, ini Cik Diana Sophia , pemilik Azura Holding.” Kata setiausaha Diana.
Pada praktek penyajiannya dalam KBM yang komunikatif pengetahuan dan keterampilan
berbahasa tidak diajarkan secara terpisah, tetapi disajikan secara bersama-sama.
Guru hendaknya bisa menyajikan materi pengajaran bahasa yang komunikatif dan
pragmatik.
Keterampilan Berbahasa
Pengetahuan Bahasa
Penyajian
Menyimak
Berbicara
Membaca
Menulis
Kosa kata
Struktur
Komunikatif dan Pragmatik
Pragmatik = berkenaan dg syarat-syarat yg mengakibatkan serasi tidaknya pemakaian
bahasa dalam komunikasi.
Pengetahuan Bahasa
Kosa kata
o Kata umum, kata khusus
o Pilihan kata
o Ungkapan (idiom)
o Peribahasa
Struktur
ü Kata dasar
ü Suku kata (struktur fonem)
ü Kata bentukan (berimbuhan)
ü Kata berklitika
ü Kata ulang
ü Jenis kata
ü Kata serapan
ü Kelompok kata
ü Kalimat
ü Struktur paragraf
Keterampilan berbahasa satu selalu diikuti oleh keterampilan berbahasa yang lain. Jadi
selalu ada keterkaitan dalam belajar bahasa. (prinsip keterkaitan)
Apresiasi Sastra
Apresiasi sastra tidak dibicarakan dalam pembahasan pengetahuan dan keterampilan
berbahasa, karena apresiasi sastra lebih dekat dengan pengembangan keterampilan
berbahasa.
Karena hakikat apresiasi adalah : upaya memahami, menikmati, menghayati dan
menghargai, suatu karya sastra. Untuk dapat melakukan hal itu tentunya harus dengan
jalan membaca karya sastra, mendengarkan orang lain bercerita, atau membacakan cerita,
mengekspresikan cerita, membaca puisi, bermain drama, menulis atau mengungkapkan
pikiran, perasaan dan pengalaman secara tertulis.
Materi yang dikembangkan dalam apresiasi sastra hendaknya disesuaikan dengan tingkat
perkembangan usia siswa. Untuk siswa pendidikan dasar, khususnya untuk kelas
permulaan (kelas 1, 2 dan 3) dapat dipilih dongeng anak-anak, lagu anak-anak atau puisi
anak-anak.
Dongeng anak-anak dapat diawali dengan memberikan gambar-gambar (serial) dengan
warna-warni yang indah dibantu dengan guru menceritakannya. Misalnya : dongeng
ayam dan musang, ayam dan burung elang, harimau dan kancil, anjing dan kambing,
bulan dan kelinci, bulan dan bidadari, dan masih banyak lagi.
Semakin tambah usianya semakin menyukai cerita yang romantis, misalnya : Putri Raja
dan Pangeran yang Tampan, dll.
Bagaimana memilih dan mengembangkan Topik?
Mengembangkan keterampilan berbahasa guru dapat menggunakan topik-topik dari :
ü Kehidupan sehar-hari, seperti kebersihan, keluarga,kesehatan, dan lingkungan bermain
anak.
ü Dongeng anak-anak
ü Mengaitkan dengan bidang studi lain, misalnya :
IPA : kesehatan / kebersihan air, udara
Jenis membaca :
Membaca teknik
Membaca dalam hati
Membaca cepat tanpa suara. Diberikan di kelas IV ,V dan VI.
Membaca indah = membaca emosional. Membaca puisi, prosa lirik, prosa dari
lingkungan kesusastraan.
Membaca pustaka
Membaca memindai (scanning) sekarang
NO
Membaca teknik = membaca nyaring
Membaca dalam hati
1
Dimulai pada anak kelas 1
Dimulai pada anak kelas 3.
2
Disiapkan pada anak yang masih belajar membaca.
Perhatiannya pada lafal kata, intonasi frase, intonasi kalimat, pungtuasi atau tanda baca
,suara , serta isi bacaan.
Disiapkan untuk kelompok orang dewasa.
3
Aktif : mata, ingatan, dan mulut.
Aktif : mata dan ingatan.
4
Semakin tinggi kelas, semakin sedikit diberikan
Semakin tinggi kelas, semakin banyak diberikan.
5
Dapat dilakukan untuk kepentingan orang lain
Hanya untuk kepentingan diri sendiri.
6
Perolehan sedikit
Perolehan lebih banyak
7
Perhatiannya pada lafal kata, intonasi frase, intonasi kalimat, pungtuasi atau tanda baca
,suara , serta isi bacaan
Membaca bahasa = membaca dalam hati . (isi bacaan tidak menjadi tujuan pokok)
tujuannya agar siswa semakin tahu seluk beluk bahasa Indonesia.
Jeda
Jeda adalah : pemberhentian sementara dalam kalimat. Bila letak jeda diubah, artinya
akan berubah. Untuk menuliskan letak jeda biasanya menggunakan garis miring ( / ).
Contoh :
Ibu guru kami / sakit.
Ibu guru / kami sakit.
Kucing / makan / tikus mati / di dapur.
Kucing / makan tikus / mati di dapur.
2) Metode bunyi
3) Metode suku kata
4) Metode kalimat
5) Metode SAS
Membaca Lanjutan
FONOLOGI
Tata tingkat suatu kebahasaan dapat digambarkan dengan diagram sbb.
Bahasa
Wacana
Paragraf
Kalimat
Kelompok kata
Kata
Kata dasar / imbuhan
Suku
fonem
Bunyi Antara fungsinya sebagai pelancar ucapan.
Contoh :
Siap si y ap
Giat gi y at
Siaga si y aga
IDIOM (UNGKAPAN)
Idiom disebut juga ungkapan. Penggantian nama tersebut tidak seratus persen benar.
Sebabnya adalah : idiom terdapat pula gabungan-gabungan kata yang salah satu unsurnya
kata tugas. Contohnya : selaras dengan, sejalan dengan, berbicara tentang, berdasarkan
pada, kepada dsb.
Menurut Soejito Pengertian Idiom adalah: sebagai suatu ungkapan bahasa berupa
gabungan kata (frase) yang maknanya sudah menyatu dan tidak dapat ditafsirkan dengan
makna unsur yang membentuknya.
Idiom yang terdiri kata indera, yaitu idiom yang dibentuk oleh kata dengan tanggapan
indera, misalnya; panas,dingin, pahit,manis, pedas, basah dsb.
Contoh :
o Kritik pedas = teguran yg keras dan tajam
o Mandi basah = berbulan madu
o Kopi pahit = marah, teguran keras.
o Tertangkap basah = tertangkap ketika sedang melakukan perbuatan yang tidak baik.
o Perang dingin = perang tanpa senjata, saling melontarkan isyu, gertakan.
Dengan hormat,
Dengan ini kami mengundang Bapak/ Ibu orang tua / wali murid Siswa-siswi kelas 6
untuk mengadakan rapat membahas persiapan putra-putri kita guna menghadapi UAS BN
yang akan berlansung pada hari Senin, tanggal 13 Mei 2009.
Rapat akan dilaksanakan pada ;
Hari / tanggal : Sabtu / 15 Maret 2009
Pukul : 8.00 .sd. 12.00 WIB
Tempat : Aula SD2 Yapena
Demikianlah undangan ini kami sampaikan. Atas perhatian Bapak/Ibu, kami ucapkan
terima kasih.
Batuphat, 18 Maret 2009
Kepala Sekolah SDS 2 Yapena
Ttd
H. Yuliwati, S.Pd
Tembusan :
- Direktur Yapena
- Komite sekolah
KETERANGAN
Kepala surat atau kop surat
Nomor surat
Tanggal surat
Perihal
Lampiran
Alamat yang dituju
Salam pembuka
Isi surat
Salam penutup
Penanggung jawab instansi
Tanda tangan penanggung jawab atau yang mewakili
Nama penanggung jawab atau yang mewakili
Jabatan/NIP
CERPEN
CIRI-CIRI CERPEN
Ceritanya pendek sehingga kamu tidak butuh waktu lama untuk membacanya.Hanya ada
satu pokok cerita sehingga pembaca tidak bingung.Tidak ada perubahan nasib tokoh.
Artinya, jika menceritakan masa kecil maka saat dewasa tidak diceritakan.Cerita
disajikan dari perkenalan tokoh lalu adanya masalah, kemudian penyelesaianmasalah.
KALIMAT MAJEMUK
KALIMAT MAJEMUK ADA 4 MACAM
Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk rapatan
Kalimat majemuk campuran
Contoh :
a. Saya berangkat ke sekolah.
b. Ayah memperbaiki sepeda motor.
c. Saya berangkat ke sekolah ketika ayah memperbaiki mobil.
Contoh :
Saya dibelikan sepeda motor. (induk kalimat)
Saya lulus ujian. (anak kalimat)
Saya dibelikan sepeda motor jika lulus ujian.
PENJELASAN
Anak kalimat : keterangan kalimat
Induk kalimat : bagian yang diterangkan
Apabila anak kalimat terletak di awal kalimat, maka setelah anak kalimat dibubuhi tanda
baca koma (,)
Contoh :
Karena sakit perut , Rudi tidak masuk sekolah.
Rudi sakit perut. ( anak kalimat )
Rudi tidak masuk sekolah.( induk kalimat )
Data diri :
Nama : SuparmanTempat /tanggal lahir : Magetan / 04 September 1965.
Agama : Islam
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Bontang / 45, Komplek
Perumahan PT, Arun, Batuphat,
Lhokseumawe.
BENTUK-BENTUK KARANGAN
Bentuk karangan ada 3 macam :
Prosa
Drama
Puisi
LANGKAH-LANGKAH MENGARANG
Menentukan topik, tema, dan judul karangan.
Menyusun kerangka karangan.
Mengumpulkan data.
Mengembangkan kerangka karangan.
Topik adalah gagasan inti karangan yang dijadikan landasan penyusunan karangan.
Topik dinyatakan dalam kata atau kelompok kata.
Misalnya :
• Teknik beternak ayam.
• Kebersihan lingkungan.
Tema adalah : pesan utama yang disampaikan yang disampaikan penulis melalui
karangannya.
Tema dirumuskan dalam bentuk kalimat yang lengkap, disusun berdasarkan topik yang
telah ditentukan.
Misalnya : Beternak ayam kampung dapat menghasilkan untung besar.
Penjelasan
PUISI
PUISI LAMA :
• Pantun
• Syair
• Gurindam
PUISI BARU :
• Soneta
• Balada
JENIS PANTUN
Pantun agama
Contoh ;
Akan pembelah buah duku
Duku dibelah jadi kepayang
Kepada Allah berlindung aku
Baik berguru kita sembahyang
Pantun jenaka
Contoh :
Daripada main layang-layang
Lebih baik main di kali
Daripada pikiran melayang
Lebih baik tidur bermimpi.
Pantun teka-teki
Contoh :
Berlayar perahu dari Berandan
Menuju arah Selat Malaka
Lebar kepala dari badan
Apakah itu cobalah terka
Pantun nasihat
Contoh :
Berburu ke padang datar
Mendapat rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagai bunga kembang tak jadi.
Syair
Syair berasal dari kata “Syuur” yang berarti perasaan. Syair berasal dari Arab. Masuk ke
Indonesia bersama masuknya Islam ke Indonesia.
Syair adalah : cipta sastra yg dapat dipergunakan untuk melukiskan atau menceritakan
berbagai cerita, baik cerita yg sebenarnya, lukisan atau sindiran, maupun dongeng yang
panjang.
Syarat syair :
Tiap bait terdiri dari 4 baris.
Tiap baris terdiri 8-13 suku kata, tetapai biasanya 10-11 suku kata.
Syair bersajak sama, dengan rumus a-a-a-a.
Keempat baris tiap bait merupakan satu rangkaian cerita. (merupakan isi).
Contoh syair :
Berhentilah kisah raja Hindustan
Tersebutlah pula suatu perkataan
Abdul Hamid Syah Paduka Sultan
Duduklah baginda bermuka-mukaan.
Gurindam
Syarat Gurindam
Tiap bait terdiri atas 2 baris
Jumlah suku kata 10 – 14 tiap baris.
Sajaknya a-a.
Dua baris gurindam membentuk kalimat majemuk. Baris pertama merupakan sebab atau
alasan, sedangkan baris kedua merupakan akibat, atau balasan apa yg tersebut dalam
kalimat pertama.
Contoh Gurindam
Kurang pikir kurang siasat
Tentu dirimu kelak tersesat.
Soneta
Soneta berasal dari kata sonetto dalam bahasa Italia, yang terbentuk dari kata Latin sono
yang artinya bunyi atau suara.
Puisi soneta merupakan merupakan karya sastra yang berasal dari Italia yang lahir sekitar
abad ke- 12 di Kota Florence.
Soneta masuk ke Indonesia tahun 1920 yang dibawa oleh pemuda indonesia yang belajar
di Nederland. Yang menjadi pelopornya adalah Muhammad Yamin, SH.
Pada masa lahirnya, soneta digunakan sebagai alat untuk menyatakan curahan hati. Akan
tetapi pada saat ini soneta dapat pula dipergunakan untuk menyatakan rindu terhadap
tanah air, pergerakan, kemajuan kebudayaan, perasaan keagamaan, dsb.
Syarat-syarat soneta :
Jumlah baris 14 buah.
Ke empat belas baris itu terdiri dari dua buah Quatrain, dan dua buah terzina. Jadi
pembagian baitnya 2x4 dan 2x3.
Kedua buah quatrain merupakan kesatuan, yang disebut stanza atau oktav.
Kedua buah terzina merupakan kesatuan, disebut sextet.
Oktav berisi lukisan alam, sifatnya obyektif.
Sextet berisi curahan atau jawaban atau kesimpulan dari apa yang dilukiskan dalam
oktav, sifatnya subyektif.
Peralihan dari oktav ke sextet disebut volta.
Jumlah suku kata dalam tiap baris biasanya antara 9 dan 14 suku kata.
Rumus sajaknya : a-b-b-a, a-b-b-a, c-d-c, d-c-d.
……………………………. a
……………………………. b Quatrain
…………………………… b
…….. ………………….. a
volta
……………………………. c
…………………………… d Terzina
………………………….. c
sektet
…………………………… d
…………………………… c Terzina
…………………………… d
Contoh Soneta :
Gembala
Perasaan siapa ta’ kan nyala
Melihat anak berlagu dendang
Seorang raja di tengah padang
Tiada berbaju buka kepala
Balada
Balada ialah puisi atau sajak yang berisi cerita yang serius yang berakhir dengan tragis,
misalnya kematian, putus cinta, dan mendapat musibah atau bencana lainnya.
Pada mulanya balada berarti nyanyian rakyat.
Jadi yang digambarkan atau dilukiskan dalam sebuah balada ialah sebuah kisah yang
berakhir dengan tragis.
Puisi modern :
Puisi modern adalah : puisi yang termasuk angkatan 45. Oleh karena itu situasinya situasi
yang merdeka, maka penulisan puisi modern, ditandai adanya kegiatan yang
menghasilkan jiwa bebas dinamis realistis, revolusioner, serta memancarkan seni sastra
yang bernafaskan irama 45 pula.Dalam puisi modern yang penting adalah isi dari tulisan
puisi tersebut. Dalam puisi modern bukanlah sajak, bukan irama, bukan pula bentuk yang
diutamakan, melainkan isi yang ditonjolkan.
Tokoh penyair yang berperan sebagai pelopor angkatan 45 adalah Chairil Anwar.
Aku
Kalau sampai waktuku
Kumau tak seorang ‘ kan merayu
Tak juga kau
MENULIS DRAMA
Pengertian drama :
Drama adalah jenis sastra yang berupa lakon yang ditulis dengan dialog-dialog yang
memperhatikan unsur-unsur dengan gerak atau perbuatan yang akan dipentaskan di atas
panggung.
Jenis-jenis Drama :
Tragedi
Jenis lakon atau drama yang berakhir dengan duka cita, tokoh utama dijemput maut
dalam lakon tersebut.
Komedi
Komedi adalah : ada yang mengatakan drama gelak. Ceritanya berakhir dengan suka ria.
Tragikomedi
Tragikomedi : adanya perpaduan antara ciri tragedi dengan ciri komedi.
Melodrama
Melodrama : asal usulnya dari alur opera yang dicakapkan dengan bantuan irama musik.
Farce
Farce: jenis ini identik dengan komedi. Dalam geraknya lebih lebih bersifat karikatur,
serta gelaknya menitikberatkan pada kata dan perbuatan.
Jenis tokoh :
1) Tokoh pembantu : tokoh yang kontras dengan tokoh lainnya. (minor character)
2) Tokoh serba bisa: serba round.
3) Tokoh statis : tetap saja keadaannya dari awal hingga akhir.
4) Tokoh berkembang: tokoh yang mengalami perkembangan selama pertunjukan.
Dialog
Akting
Bloking
Kerangka Drama :
Eksposisi
Konflik
Komplikasi
Krisis
Resolusi
Keputusan
PENDEKATAN
Ada 2 macam Pendekatan.
Pendekatan Kurikulum
Pendekatan Bidang Studi
Pendekatan Kurikulum ialah : pendekatan yang berlaku dalam semua bidang studi.
Pendekatan Bidang studi ialah: pendekatan yang hanya berlaku dalam bidang studi
tertentu saja.
KOSA KATA
Dalam kamus Linguistik , Harimukti Kridalaksana dan menurut Sujito kosa kata sama
dengan leksikon .Adapun pengertian Leksikon Ialah:
q Kekayaan kata yang dimiliki seseorang pembicara atau penulis.
q Daftar kata yang disusun seperti kamus.
KOSA KATA
Kosa kata aktif
Kosa kata pasif.
Kosa Kata Aktif
Kosa Kata Pasif
Bunga, kembang, matahari, angin,seperti, sebagai, hati, jiwa, dll
Puspa, kusuma, surya, mentari, bayu, pawana,bak,laksana/penaka, kalbu, sukma dll.
MAJAS
MAJAS ialah : bahasa yang indah yang digunakan secara imajinatif. Yaitu bentuk
penggunaan bahasa dalam berbicara dan menulis yang bertujuan mempengaruhi serta
meyakinkan orang lain.
Majas ada 4 macam yaitu:
Majas perbandingan.
Majas pertentangan.
Majas Pertautan.
Majas Perulangan.
MAJAS PERBANDINGAN
Perumpamaan (simile)
Kiasan (metafora)
Personifikasi
Sindiran
Antitesis
KIASAN (Metafora)
Metafora (bhs Yunani ; metaphora yg berarti memindahkan. Jadi metafora berarti
perbandingan antara dua hal secara implisit dengan menggunakan kalimat yang sikat dan
padat.
Contoh :
Lintah darat = pemeras
Buaya darat = org yg suka kepada perempuan
Anak emas = anak kesayangan.
Jinak-jinak merpati = jinak tetapi sulit dimiliki /didapat.
Sudah jatuh ditimpa tangga = bahaya yg bertubi-tubi
ALEGORI
Alegori merupakan metafora yang diperluas dan berkesinambungan. Tempat atau wadah
objek / gagasan diperlambangkan. Jadi alegori adalah : cerita yang diungkapkan dalam
bentuk lambang-lambang. Isinya mengandung ajaran-ajaran moral.
Termasuk dalam alegori adalah :
Ø Parabel
Ø Fabel
Ø Alegori itu sendiri.
PERSONIFIKASI
Personifikasi adalah : jenis majas yang melekatkan sifat-sifat insani kepada barang yang
tidak bernyawa.
v Ranting dan daun-daun turut menari –menari melihatku.
v Kapal itu tenggelam setelah diterjang ombak.
v Malam mendekap tubuh kami dalam kegelapan.
Sindiran
Antitesis
Antitesis berarti : lawan yang tepat atau pertentangan yang benar-benar. Secara singkat
antitesis adalah majas yang berupa paduan dua kata yang berlawanan.
Contoh :
Maju mundurnya perusahaan tergantung kepada para pengelolanya.
Tingkah laku seseorang mencerminkan baik buruknya pribadi orang itu.
Tinggi rendahnya suatu bangsa ditunjukkan oleh budayanya.
MAJAS PERTENTANGAN
Hiperbola
Litotes
Ironi
Oksimoron
Paranomasia
Paralipsis
Zeugma
Penjelasan :
Hiperbola
Hiperbola adalah : Majas yang mengandung pernyaan yang berlebih-lebihan, baik
jumlah, ukuran, maupun sifatnya.
Contoh :
o Tangisnya sangat menyayat hati.
o Sorak sorai penonton mengguntur membelah angkasa.
o Saya terkejut setengah mati melihat penampilannya.
Litotes
Litotes adalah kebalikan dari hiperbola. Yaitu majas yang yang mengandung pernyataan
yang dikecil-kecilkan, dikurang dari kenyataan yang sebenarnya; maksudnya adalah
untuk merendahkan diri.
Contoh :
o Jika ada waktu singgahlah ke gubuk kami.
o Hasil usahanya tidak mengecewakan hati.
o Saya hanya dapat menghidangkan nasi sambal dan air putih untuk Anda.
Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud berolok-
olok.
Contoh :
o Bukan main rajinnya, tugas-tugasnya sampai tidak dapat diselesaikan.
o Bagus sekali kelakuanmu, istrimu kau pukuli.
o Alangkah hematnya kamu, rokokpun 234.
o Pagi benar engkau datang, padahal baru pukul sembilan.
Oksimoron
Paranomasia
Paralipsis
Zeugma
MAJAS PERTAUTAN
Metonimia
Sinekdote
Alusio
Eufemisme
Elipsis
Inversi
Gradasi
MAJAS PERULANGAN
Aliterasi
Antaklasis
Kiasmus
Repetisi
MACAM-MACAM WACANA
Wacana dapat ditinjau dari dua segi yaitu :
Bentuk fisiknya
Sifat isinya