Professional Documents
Culture Documents
1. Pengertian
untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.
perasaan serta tingkah laku terhadap orang lain yang ada dibawah
pengawasannya.4
seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar mencapai tujuan dan sasaran.5
2. Pendekatan Kepemimpinan
masa lalu pemimpin dan bawahan dan sebagainya. Pandangan ini telah
berikut:7
3. Gaya Kepemimpinan
pendekatan perilaku pemimpin. Dari satu segi pendekatan ini masih difokuskan
bawahannya.
dengan orientasi tugas (Task Oriented) dan gaya dengan orientasi karyawan
bijaksana kepada bawahan, maka akan terjadi kegagalan dalam pencapaian tujuan
organisasi.
memilki status yang berbeda. Berinteraksinya dua status yang berbeda terjadi,
hati bawahan terhadap tugas yang dibebankan kepadanya. Cara berinteraksi oleh
baik dan disatu sisi timbul kesadaran untuk bekerja sama dan bekerja produktif.
Pimpinan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan pada tugas dan
setiap anggota seperti dirinya, menaruh perhatian yang besar dan keinginan yang
setiap anggota melaksanakn tugasnya secara efektif dan efisien, pasti akan dicapai
anggota.
Gaya kepemimpinan yang berpola untuk mementingkan pelaksanaan
efektif, dan efisien, semua tugas dapat dilaksanakan secara optimal. pelaksanakan
14
yang penting adalah hasilnya bukan prosesnya. Namun jika hasilnya tidak seperti
yang diharapkan, tidak ada pilihan lain, selain mengganti pelaksananya tanpa
jika dalam organisasi tidak ada yang mampu, mencari pengganti dari luar
yang ketat. Dengan pengawasan yang ketat dapat dipastikan bahwa tugas yang
dengan bawahan.
managerial grid yaitu: (1) Manajer tim yang nyata (the real team manager),
(2) Manajemen club (the country club management), (3) Tugas secara
11 Robert R Black dan Jane S. Mouton, The New Managerial Grid, Gulf Publishing, Houston, 1978.
16
bergerak melalui empat tahap yaitu: (a) hubungan tinggi dan tugas rendah, (b)
tugas rendah dan hubungan rendah, (c) tugas tinggi dan hubungan tinggi, dan
perkembangan setiap tahap, dan pada gambar di atas terdapat empat tahap.
Pada tahap awal, ketika bawahan pertama kali memasuki organisasi, gaya
kepemimpina yang berorientasi tugas paling tepat. Pada tahap dua, gaya
berupaya lebih lanjut. Sedangkan pada tahap ketiga, kemampuan dan motivasi
otoriter. Dan pada tahap empat (akhir), bawahan lebih yakin dan mampu
dukungan dan dorongan. Bawahan sudah mampu berdiri sendiri dan tidak
mempengaruhi situasi.
berorientasi pada karyawan dan berorientasi pada tugas, seperti yang telah
merugikan rekan sekerjanya yang paling tidak disukai (LPC, Least Preferred
orang tadi. Dalam hal ini ditentukan delapan kombinasi yang mungkin dari
hubungan antara pemimpin dengan anggota dapat baik atau buruk, tugas dapat
struktur, dan kekuasaan dapat kuat atau lemah. Pemimpin dengan LPC rendah
yang berorientasi tugas atau otoriter paling efekif dalam situasi ekstrem,
kepemimpinan yaitu: kekuatan yang ada dalam diri manajer sendiri, kekuatan
yang ada pada bawahan, dan kekuatan yang ada dalam situasi.
atasannya.
atasannya.
dalam tiga aspek yaitu: gaya kepemimpinan yang berorientasi kepada tugas,
pada tugas terdiri dari empat indikator yaitu: (1) Pengawasan yang ketat, (2)
keputusan, (2) memberi dukungan, (3) kekeluargaan, dan (4) kerjasama. Dan
terdiri dari empat indikator yaitu: (1) ketekunan bekerja, (2) aktif, (3)
pengalaman
seperti itu dapat dilaksanakan secara efektif dengan menerapkan MBS. Dalam
Ketiga, adanya partisipasi aktif dari pengikut atau orang yang dipimpin.