You are on page 1of 23

MAKALAH SOSIOLOGI

“PENGENDALIAN SOSIAL”

Kelompok 5 :

Bobby Amirunnabil Z. ( )

Laura Estwin Gunawan ( )

Riasha Putri K. ( )

Yasmin Nabila Ratna ( )

DISUSUN SEBAGAI BAHAN DISKUSI MP. SOSIOLOGI SEMESTER 2 TH

2010/2011

SMAN Unggulan Mohammad Husni Thamrin

Jalan Bambu Wulung, Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur

Telepon (62 21) 84596769, 84597845, Faksimile (62 21) 84597916

1
Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr Wb,

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas seluruh karunia
yang dilimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat mengerjakan makalah sosiologi
yang telah dipercayakan pada kami dengan semaksimal mungkin.

Makalah ini kami ajukan sebagai bentuk pemenuhan tugas Sosiologi

yang. Pada makalah ini, kami mengangkat “pengendalian sosial” sebagai

topik.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Tuhan

YME, Bapak Rusman selaku guru pembimbing Sosiologi, teman-teman

anggota kelompok 5 dan semua pihak yang ikut terlibat baik secara langsung

maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.

Namun kami menyadari hasil kerja ini juga memiliki banyak


kesalahan yang disebabkan oleh kelalaian kami, karena itu kami akan
menerima kritik dan saran yang konstruktif dengan senang hati agar
karya-karya kami menjadi lebih sempurna di masa mendatang.

Demikian kami sebagai penulis berharap agar makalah ini dapat

berguna bagi semua dan khususnya kami sebagai penulis. Terima kasih.

Jakarta, Maret 2011

Kelompok 5 Kelas X-2


DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN........................................................................

KATA PENGANTAR …………………............................................

DAFTAR ISI…………………………………..………………………..

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………….………..

A. A.LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN PENULISAN

D. MANFAAT PENULISAN

BAB 2 PEMBAHASAN……………..………………………………

A. PENGERTIAN PENGENDALIAN SOSIAL

B. CARA PENGENDALIAN SOSIAL

C. PERAN LEMBAGA FORMAL DAN INFORMAL DALAM

PENGENDALIAN SOSIAL

BAB 3 KESIMPULAN…………………………………………....

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia sebagai makhluk sosial, tidak dapat hidup sendiri. Sehingga,

mereka cenderung hidup bersama dalam suatu kelompok besar maupun

kecil. Sebagai salah satu anggota kelompok, mereka akan cenderung untuk

mengikuti peraturan yang ada pada kelompok tersebut, dengan tujuan agar

mereka tidak terasingi, dapat berbaur, dan lebih mudah dalam menjalani

hidup.

Mematuhi peraturan dalam suatu kelompok dan berperilaku sesuai

yang diharapkan oleh masyarakat disebut konformitas. Pada dasarnya,

semua manusia cenderung berperilaku konform, namun pada kenyataannya,

banyak pula manusia yang merasa tertekan oleh peraturan-peraturan yang

ada dan berbalik menjadi berperilaku non-konform atau tidak taat pada

aturan/menyimpang.

Setiap daerah memiliki karakteristik dalam penaatan peraturannya.

Misalnya, pada daerah pedesaan, maka perilaku konform sangat ditekankan,

dan perilaku non-konform/menyimpang sangat ditentang. Sehingga

perubahan konform atau non-konform/menyimpang di wilayah pedesaan


sangatlah jarang ditemui, perubahan bersifat homogen. Sementara, di

wilayah perkotaan, perilaku konform sangat erat kaitannya dengan

penghambatan kemajuan. Ini dikaitkan dengan wilayah perkotaan yang

sangat peka terhadap perubahan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian pengendalian sosial ?

2. Bagaimana cara pengendalian sosial ?

3. Apakah peran lembaga formal dan informal dalam pengendalian

sosial ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk menjelaskan pengertian tentang pengendalian sosial

2. Agar pembaca dapat mengetahui masalah konformitas dan perilaku

menyimpang

3. Agar pembaca dapat memilih dan mengambil hal-hal positif dari

makalah ini dan menghindari hal-hal negatifnya.

5
D. MANFAAT PENULISAN

1. Sebagai bahan diskusi

2. Memperluas cakralawa berfikir

3. Melatih kemampuan untuk menulis karya tulis/makalah

6. Melatih siswa untuk berpikir kritis dengan tetap mematuhi norma-

norma kesopanan yang berlaku.


BAB II

PEMBAHASAN

BAGAN PEMBAHASAN KONFORMITAS DAN PERILAKU MENYIMPANG

terdiri dari

A. PENGERTIAN KONFORMITAS

Konformitas secara garis besar:

• Konformitas adalah bentuk interaksi yang di dalamnya seseorang

berprilaku sesuai dengan harapan kelompok atau masyarakat di mana

ia tinggal

• Konformitas berarti proses penyesuaian diri dengan masyarakat

dengan cara mentaati norma dan nilai-nilai masyarakat

 Konformitas biasanya melahirkan kepatuhan dan ketaatan

Konformitas menurut para ahli:

7
 ( John M. Shepards)

o Bentuk interaksi yang di dalamnya seseorang berperilaku

terhadap orang lain sesuai dengan harapan kelompok di mana

ia tinggal

 ( Soerjono Soekanto, 2000 )

o Konformitas berarti penyesuaian diri dengan masyarakat

dengan cara mengindahkan norma dan nilai masyarakat.

 ( Kamanto Sunarto, 2004 )

o Jadi konformitas adalah seseorang berperilaku terhadap orang

lain sesuai dengan harapan merupakan bentuk interaksi yang di

dalamnya kelompok.

 ( Kiesler & Kiesler, 1969, p.2 )

o Konformitas tidak hanya bertindak atau bertingkah laku seperti

yang orang lain llakukan tetapi juga terpengaruh bagaimana

orang lain bertindak

Hal tambahan mengenai konformitas:


• Compliance : konformitas yang benar-benar bertentangan dengan

keinginan kita, dilakukan untuk mendapat hadiah atau menghindari

hukuman.

• Acceptance : Ada beberapa hal yang dapat kita jadikan alasan untuk

melakukan konformitas tersebut, tidak sepenuhnya kita ingkari.

B. ALASAN MELAKUKAN KONFORMITAS

• Keinginan seseorang untuk memenuhi harapan orang lain atau

mengupayakan penerimaan/ penyesuaian diri ( normative influence)

 Perilaku orang lain memberikan informasi yang bermanfaat

( informational influence)

C. HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI KONFORMITAS

a. Kurangnya Informasi

b. Kepercayaan terhadap kelompok

9
c. Kepercayaan diri yang lemah

d. Rasa takut terhadap celaan sosial

e. Rasa takut terhadap penyimpangan

f. Kekompakan kelompok

g. Kesepakatan kelompok

h. Ukuran kelompok

i. Keterikatan pada penilaian bebas

j. Keterikatan terhadap Non-Konformitas

D. PENGERTIAN PERILAKU MENYIMPANG/NON-KONFORM

• Menurut Kajian Sosioligis

Perilaku menyimpang bukan sesuatu yang melekat pada bentuk

periaku tertentu, melainkan diberi ciri penyimpangan melalui definisi

sosial

 Korblum

Penyimpangan tidak hanya dapat dikategorikan kepada individu atau

masyarakat dengan kategori deviance (penyimpangan) dan deviant


( penyimpang), tetapi akan dijumpai pula yang disebut deviant

institution ( institusi menyimpang)

Perilaku Menyimpang Menurut Para Ahli:

1. Robert K Merton

Menurutnya perilaku menyimpang terjadi karena tidak adanya kaitan

antara tujuan dengan cara yang telah ditetapkan dan dibenarkan oleh

struktur social. Stuktur social menghasilkan pelanggaran aturan sosial dan

menekan orang tertentu ke arah perilaku nonkonfirm. Merton

mengidentifikasikan 5 tipe cara adaptasi individu terhadap situasi

tertentu,yakni :

a. Konformitas

Perilaku seseorang mengikuti cara dan tujuan yang telah di tetapkan

oleh masyarakat.

b. Inovasi

Perilaku seseorang mengikuti tujuan yang di tentukan masyarakat.

Akan tetapi ia memakai cara yang di larang oleh masyarakat.

c. Ritualisme

Perilaku seseorang yang meninggalkan tujuan budaya,tetapi tetap

berpegang pada cara yang tealh di tetapkan oleh masyarakat.

d. Retreatisme

11
Perilaku seseorang tidak mengikuti tujuan dan cara yang dikehendaki.

Pola adaptasi seperti ini dapat dilihat pada orang yang mengalami

gangguan kejiwaan atau pemabuk. Orang tersebut berada dalam

masyarakat tapi tidak di anggap sebagai masyarakat.

e. Rebellion

Pola adaptasi ini tidak lagi mengakui stuktu social yang ada dan

berupaya menciptakan stuktur yang baru. Tujuan yang ada di

anggap sebagai pngahalang bagi tukuan yang di dambakan. Demikian

pula dengan cara yang ada untuk mencapai tujuan tersebut tidak

diakui.

Dari adaptasi yang diatas, adaptasi konformitas merupakan perilaku

yang tidak menyimpang sedangkan ke empat yang lainnya

merupakan perilaku menyimpang.

2. Emile Durkheim

Menurutnya, keseragaman semua anggota masyarakat tentang

kesadaran moral tidak dimungkinkan. Tiap individu berbeda satu dengan

yang lain karena dipengaruhi oleh berbagai factor. Diantaranya yaitu factor

keturunan,lingkungan fisik dan social budaya. Durkheim berpandangan

bahwa kejahatan perlu bagi masyarakat karena dengan adanya kejahatan

maka moralitas dan hokum dapat berkembang secara normal.


3. Karl Marx

Mengemukakan teori konflik. Menurut Marx Perilaku menyimpang

merupakan perilaku yang didefinisikan atau dibentuk oleh pihak yang

berkuasa untuk melindungi kepentingan sendiri.

4. David Berry

Penyimpangan bukan hanya karena seseorang gagal menyesuaikan

diri dengan standar nilai dan norma tertentu, tapi juga karena orang itu

memilih standar nilai dan norma bagi dirinya sendiri yang berbeda dengan

standar orang lain. Dan ada beberapa tokoh yang menghubungkan

perilaku menyimpang dengan cirri-ciri fisik.

5. James W. Van Der Zanden

Ukuran perilaku menyimpang bukan pada ukuran baik buruk atau

benar salah menurut pengertian umum, melainkan berdasarkan ukuran

norma dan nilai sosial suatu masyarakat tertentu

6. Robert M. Z. Lawang

Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang tidak sesuai

dengan norma-norma yang berlaku dalam sistem sosial.

13
Perilaku tersebut menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang

dalam sistem itu untuk memperbaikinya.

7. Edward H. Sutherland

Mengemukakan sebuah teori differential association. Yaitu,

penyimpangan bersumber pada pergaulan yang berbeda, dipelajari melalui

proses alih budaya. Melalui proses belajar ini, seseorang mempelajari

suatu budaya menyimpang.

8. Edwin M. Lemert

Lemert menyatakan bahwa perilaku menyimpang terjadi karena

pemeberian julukan, cap, atau merek tertentu yang dianggap menyimpang

dalam suatu masyarakat (labeling). Ia membagi penyimpangan dalam dua

bentuk, primer dan sekunder.

E. PEMBAGIAN PERILAKU MENYIMPANG/NON-KONFORM

Primer

• Perbuatan menyimpang yang diperbuat seseorang, namun

orang tersebut masih bisa diterima secara sosial


• Sifatnya sementara, tidak berulang, dapat ditolerir masyarakat

• Contoh perilaku:

• Kebut-kebutan

Sekunder

• Perbuatan yang dilakukan seseorang yang secara umum

dikenal sebagai perilaku menyimpang

• Kehadirannya ditolak oleh masyarakat dimana dia tinggal

• Contoh perilaku:

• Membunuh, merampok, berjudi, dll

F. HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MENYIMPANG DAN SOSIALISASI

YANG TIDAK SEMPURNA

Ketidaksepadanan pesan-pesan yang disampaikan oleh pelaku-pelaku

sosialisasi menyebabkan sosialisasi berjalan tidak sempurna

Contoh: Misalkan orang tua mengingatkan anaknya untuk tidak menonton

film kekerasan, namun acara tv mempertontonkan film kekerasan,

15
sehingga anak-anak mempersepsikan bahwa tokoh-tokoh keras sebagai

pahlawan

G. SIFAT DAN MACAM PERILAKU MENYIMPANG

Sifat-Sifat Perilaku Menyimpang

1. Penyimpangan Bersifat Positif

Penyimpangan yang memberikan dampak positif terhadap sistem sosial

(mengandung unsure inovatif, kreatif, dan memperkaya alternatif)

Contoh:

Emansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat yang memunculkan

banyak wanita karier.

2. Penyimpangan Bersifat Negatif

Pelaku penyimpangan bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang

dipandang rendah dan berakibat buruk serta mengganggu sistem

sosial.

Contoh:
Seseorang yang terbukti melakukan pembunuhan diproses melalui

pengadilan dan dapat diancam hukuman minimal 8 tahun penjara

Macam-Macam Perilaku Menyimpang

1. Tindakan Kriminal/Kejahatan

Bertentangan dengan norma hukum, norma sosial, dan norma agama

yang berlaku di masyarakat. Tindakan ini cenderung merugikan

masyarakat luas.

Light, Keller, dan Calhoun membagi kejahatan menjadi 4 tipe yaitu:

 Kejahatan tanpa korban  mengakibatkan penderitaan pada korban

akibat tindak pidana orang lain

Contoh: berjudi, mabuk-mabukan, seks bebas

 Kejahatan terorganisasi  Komplotan yang secara berkesinambungan

melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang/kekuasaan

dengan jalan menghindari hukum.

Contoh: komplotan korupsi, perjudian gelap, penadah barang curian,

rentenir

17
 Kejahatan kerah putih  tipe kejahatan yang mengacu pada kejahatan

yang dilakukan oleh orang terpandang/orang yang berstatus tinggi

dalam rangka pekerjaannya.

Contoh: penghindaran pajak, pejabat Negara yang melakukan korupsi

 Kejahatan korporat  Kejahatan yang dilakukan atas nama organisasi

dengan tujuan menaikkan keuntungan atau menekan kerugian.

Contoh: Suatu perusahaan membuang limbah beracun ke sungai dan

mengakibatkan penduduk sekitar mengalami berbagai jenis penyakit.

2. Penyimpangan Seksual

Perilaku seksual yang tidak lazim dilakukan.

Beberapa tipe penyimpangan seksual:

 Perzinahan  hubungan seksual diluar nikah

 Lesbianisme  hubungan seksual oleh sesame wanita

 Homoseksual  hubungan seksual oleh sesame pria

 Kumpul Kebo  hidup seperti suami istri tanpa nikah

 Sodomi  hubungan seks melalui anus


 Transvestitisme  memuaskan keinginan seks dengan mengenakan

pakaian lawan jenis

 Sadisme  pemuasan seks dengan menyakiti orang lain

 Pedofilia  memuaskan keinginan seks dengan mengadakan kontak

seksual dengan anak-anak

3. Pemakaian dan Pengedaran Obat Terlarang

Merupakan penyimpangan dari nilai dan norma sosial maupun agama.

Berakibat negatif pada kesehatan fisik, mental seseorang dan pada

eksistensi sebuah Negara.

Menurut Dr.Graham Baliane, berikut adalah faktor-faktor penggunaan

narkotik:

 Ingin tahu dan iseng

 Solidaritas di antara kawan

 Ingin menghilangkan kegelisahan

 Ingin mencari dan menemukan arti hidup

 Mengisi kekosongan dan kebosanan

19
4. Penyimpangan dalam Bentuk Gaya Hidup

Biasanya dengan sikap arogansi dan eksentrik.

 Sikap arogan bisa saja dilakukan oleh seseorang yang ingin menutupi

kekurangannya. Sikap arogansi antara lain adalah kesombongan

terhadap sesuatu yang dimilikinya.

 Sikap eksentrik ialah perbuatan yang menyimpang dari biasanya

sehingga dianggap aneh, contoh: anak lelaki memakai anting-anting,

dll.

BAB III
KESIMPULAN

1. Konformitas adalah bentuk interaksi yang di dalamnya seseorang

berprilaku sesuai dengan harapan kelompok atau masyarakat di

mana ia tinggal

2. Konformitas biasanya melahirkan kepatuhan dan ketaatan

3. Compliance : konformitas yang benar-benar bertentangan

dengan keinginan kita, dilakukan untuk mendapat hadiah atau

menghindari hukuman.

4. Acceptance : Ada beberapa hal yang dapat kita jadikan alasan

untuk melakukan konformitas tersebut, tidak sepenuhnya kita

ingkari.

5. Perilaku menyimpang bukan sesuatu yang melekat pada bentuk

periaku tertentu, melainkan diberi ciri penyimpangan melalui

definisi sosial

6. Pembagian perilaku menyimpang: prmer dan sekunder

7. Ketidaksepadanan pesan-pesan yang disampaikan oleh pelaku-

pelaku sosialisasi menyebabkan sosialisasi berjalan tidak

sempurna

8. Sifat-Sifat Perilaku Menyimpang : positif dan negatif

21
9. Macam-Macam Perilaku Menyimpang : Tindakan kriminal atau

kejahatan, penyimpangan seksual, pemakaian dan pengedaran

obat terlarang, penyimpangan dalam bentuk gaya hidup.

DAFTAR PUSTAKA
Maryati, Kun. Suryawati, Juju. 2010. Sociology 1B for Senior High School

Grade X Semester 2. Jakarta: Esis

23

You might also like