Professional Documents
Culture Documents
Strategi Perusahaan
Internal : Konsumen dibuat tersenyum dan penasaran dengan berbagai taktik pemasaran
ESIA yang secara tangible dinikmati melalui iklan-iklan esia. Lihat saja bagaimana esia
mendobrak melalui pricing strategy, dengan munculnya tarif per detik, dan sms per
karakter. Sebuah inovasi baru dari ESIA yang langsung menghadang para pemain lama di
seluler, akhirnya hal ini diikuti hampir oleh semua operator. Langkah yang cukup
diperhitungkan adalah strategy untuk memecahkan pasar seluler khususnya GSM dengan
memunculkan berbagai macam Hape low end tematis. Dan langkah inipun kemudian
diikuti oleh hampir seluruh operator seluler di Indonesia. Strategy baru yang
dimunculkan untuk mengakuisi dan sekaligus penetrasi pasar adalah ESIA Bispak (Esia
bisa pake tarif manapun..), strategy ini menguatkan positioning ESIA sebagai
TERMURAH, karena pelanggan dapat langsung membandingkan tarif operator seluler
lainnya bahkan memberi diskon lagi sebanyak 10 %, untuk membuktikan bahwa ESIA
adalah termurah. Dan langkah ini pun mulai diikuti oleh operator- operator seluler yang
lainnya. Serta merta belum habis penasaran market terhadap ESIA BISPAK, muncul
kembali iklan ESIA SUKA-SUKA untuk memanjakan pelanggan dan calon pelanggan
dengan tawaran memilih nomer ESIA sesuai keinginan. Erick Mayer mengeluarkan
istilah Innovation Destructive dengan strategy-strategy yang dilakukan dalam
menggoyang pasar seluler. Efektifkan program-programnnya? Hal ini belum bisa dinilai
efektif atau tidak karena ESIA juga masih pada level market share yang sama dibanding
dengan operator-operator lainnya. Paling tidak, perlu analisis lebih untuk mengatakan
strategy yang dijalankan ESIA cukup ampuh untuk memenangkan heart share pelanggan.
Tapi lepas dari efektif atau tidaknya strategy tersebut langkah-langkah ESIA benar-benar
menunjukan sebuah operator yang memposisikan dirinya sebagai Market Challenger.
Eksternal : Walaupun termasuk pendatang baru di dunia seluler tapi ESIA tidak masuk
dengan strategy statis atau lebih dikenal dengan market follower. ESIA masuk
memposisikan dirinya sebagai penantang pasar. Dari perspektif marketing setidaknya
ESIA menerapkan 9 Hukum dasar pemasaran dari 22 hukum dasar (“The 22
immutable laws of marketing”, Al Ries & Jack Trout, 1993) dan menggunakan
seluruh konsep pergantian (6 konsep) di lateral marketing, menggunakan 3 konsep
strategi bersaing tetapi lemah di 1 taktik pemasaran. 9 (sembilan) hukum dasar marketing
yang dilakukan adalah Hukum kepemimpinan, Hukum Kategori, Hukum ingatan/pikiran,
Hukum persepsi, Hukum Tangga, Hukum Lawan. Hukum Atribut, Hukum Ketunggalan
dan Hukum eksklusivitas. Hukum kepemimpinan menyebutkan ‘ lebih baik
menjadi yang pertama daripada menjadi yang lebih baik, dan ini terlihat dengan jelas dari
berbagai strategy tarif esia, merubah dari tarif pe menit menjadi per detik, tarif sms per
kirim pesan (per 160 karakter) menjadi per karakter, menawarkan nomer sesuai keinginan
pelanggan dengan ESIA SUKA-SUKA, dan lainnya dan hampir selalu dalam setiap
promo ESIA menyebutkan sebagai yang Pertama di Indonesia. Mungkin tidak lebih baik
dari kompetitor seluler lainnya, tetapi ESIA menjadi yang pertama dalam
programprogram tersebut. Hukum kategori, menyebutkan ‘ Jika anda tidak dapat
menjadi yang pertama dalam sebuah kategori, buatlah kategori baru yang menjadikan
Anda yang pertama’. ESIA jelas tidak masuk dalam persaingan Coverage, atau
kategori teknologi tinggi seperti halnya GSM dengan 3G, 3,5 G, atau bahkan layanan
Black berry, tetapi ESIA masuk dengan hukum kategori di atas, bahwa Jikalah tidak bisa
mengalahkan market leader dalam semua kategori maka menanglah di beberapa kategori
dimana market leader lemah. ESIA memainkan dengan menawarkan 14 Hape Tematis,
mempositioningkan sebagai operator seluler Termurah dengan program ESIA BISPAK,
SMS per karakter dan lainnya. adalah mencoba tampil beda, jika dalam beberapa kategori
kalah maka unggulah di kategori-kategori yang lepas dari perhatian market leader. Inilah
yang sering dimainkan ESIA, salah satu promonya adalah Talk Time ESIA paling lama,
dimana salah satu benefitnya adalah terima telepon esia dapat Rp.50,-, Variasi Hape
Tematis yang menarik, SMS per karakter dan lainnya. 6 (enam) konsep yang lateral
marketing yang digunakan oleh ESIA adalah konsep subtitusi, kombinasi, pembalikan,
penghilangan, pembesar-besaran, dan pengubahan urutan. Dalam konsep subtitusi kita
bisa melihat program-program pemasaran ESIA seperti ‘yang lain sibuk perang
tarif, ESIA malah bagi-bagi uang’, ‘ESIA sukasuka& rsquo; pilih sendiri
nomor anda dimana ESIA menghilangkan peran outlet lepas untuk langsung direct
marketing melalui web, dan program-program lainnya. Dalam Konsep Penghilangan,
ESIA tampil dengan tarif per detik, sms per karakter... Dalam konsep pembesar-besaran
digunakan ESIA untuk focus menawarkan berbagai jenis Hape ESIA dengan sangat
Tematis, bahkan terkesan ESIA adalah operator penjual Hape bukan Staterpacknya
maupun Vouchernya, dan konsep-konsep lainnya. 3 (tiga) strategy bersaing yang
diterapkan oleh ESIA yang pertama adalah keunggulan biaya murah melalui campaign
ESIA TERMURAH, tarif layanan per detik, sms per karakter yang mengarah pada
‘pay what you use’. Strategy yang kedua adalah Focus, ESIA begitu focus
menyasar potensi pasar terbesar seluler yaitu anak muda ke atas melalui Event sms-sms
lucu dan terpendek, Event lomba bicara berjam-jam, hape-hape tematis, dan lainnya. Dan
Strategy ke 3 yang dilakukan ESIA adalah Diferensiasi, dengan menawarkan program
ESIA BISPAK, ESIA SUKASUKA, beragam Hape tematis, dan lainnya.Dengan pola di
atas ESIA benar-benar memposisikan dirinya sebagai Penantang Pasar (market
challenger). Dan akhirnya apapun yang dilakukan ESIA mau tidak mau, senang atau
tidak senang akan menggelitik pasar dan sangat mengganggu langkah kompetitor. Saya
melihat bahwa konsep Innovation Destructive yang di beberkan oleh Erich Mayer bukan
lah sebuah konsep tunggal tapi merupakan gabungan dari berbagai macam strategy di
atas. Langkah Cantik ESIA sebagai market challenger . Hanya ada satu taktik pemasaran
yang agak lemah di ESIA. Dan ini menjadi titik yang kritis yang membuat strategy
program di atas menjadi tidak powerfull untuk penetrasi dan akuisisi pasar. Hal tersebut
adalah Managing Distribution Channel. Channel ibarat aliran darah dari jantung, jika
bermasalah maka sebagus apapun jantungnya, darah tidak akan bisa mengalir. Pola
Franchise yang digunakan ESIA sangat-sangat tidak menguntungkan, demikian pula
konsep teritori dengan mengandalkan dealer juga sangat lemah untuk membawa misi
penetrasi dan akuisisi pelanggan.
Strategi SO
Strategi WO
1. Peningkatan peran Humas dalam mempromosikan dan memposisikan produk secara
efektif.
2. Peningkatan struktur pegawai yang memiliki gelar profesi.
3. Penguatan sistem manajemen investasi dan keuangan.
4. Penguatan struktur permodalan.
5. Pemantapan sistim pembebanan dan pengaturan kerja.
Strategi ST
1. Penguatan sistim akuntansi keuangan serta mekanismenya, yang komunikatif dan
interaktif dalam hubungan antara pusat dan daerah.
2. Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait untuk menyelesaikan klaim sesuai dengan
standar yang berlaku.
Perencanan Strategis Sistem Informasi Studi Kasus PT Jasa Raharja (PERSERO)
3. Konsolidasi kekuatan moral SDM melalui upaya yang mengarah pada filosofi “respect to
people”
4. Peningkatan sistim kearsipan sebagai salah satu fasilitas penyedia informasi.
5. Peningkatan kualitas produk hukum untuk mendukung operasi perusahaan.
Strategi WT
1. Penguatan struktur organisasi untuk mengantisipasi perubahan dimasa depan.
2. Penguatan sistim manajemen SDM.
3. Peningkatan profesionalisme dan jiwa kewirausahaan untuk mendukung daya saing
perusahaan.
4. Pengembangan sistem komputerisasi yang terintegrasi dan mampu mendukung proses
pengambilan keputusan strategis maupun operasional.
5. Pengembangan sistim budaya kerja yang kreatif dan inovasi.
6. Perancangan program kegiatan LITBANG yang lebih berorientasi kepada kebutuhan
pasar.