Professional Documents
Culture Documents
Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan itu ialah hasil usaha pemahamanmanusia yang disusun dalam
satu sistem mengenai kenyataan, struktur, pembagian, bagian-bagian dan hukum hukum
tentang sesuatu yang diselidikinya (alam, manusia, dan agama) sejauh yang dapat
dijangkau daya pemikiran manusia yang dibantu pengindraannya, yang kebenarannya
diuji secara empiris, riset dan eksperimental.
Filsafat
Filsafat ialah “Ilmu Istimewa” yang mencoba menjawab masalah-masalah yang
tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa, karena masalah-masalah termaksud di
luar jangkauan ilmu pengetahuan biasa.
Filsafat ialah hasil daya upaya manusia dengan akal-budinya untuk memahami
(mendalami dan menyelami) secara radikal dan integral hakikat sesuatu yang ada seperti
Hakikat Tuhan, Hakikat alam semesta, dan Hakikat Manusia. Serta sikap manusia
termaksud sebagai konsekuensi dari faham (pengetahuan atau pemahaman)-nya tersebut.
Agama
Agama (pada umumnya) ialah :
- Satu sistem credo (tata keimanan atau tata keyakinan) atas adanya sesuatu
yang Mutlak di luar manusia.
- Satu sistem ritual (tata peribadatan) manusia yang dianggapnya mutlak.
1
- Satu sistem norma (tata kaidah) yang mengatur hubungan manusia dengan
manusia dan alam lainnya, sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata
peribadatan yang dimaksud di atas.
Ditinjau dari segi sumbernya maka agama (tata keimanan, tata peribadatan, dan
tata aturan) itu dapat dibeda-bedakan atas dua bagian
Pertama, agama samawi (agama langit, agama wahyu, agama rofetis, revealed
religion, Din as-Samawi)
Kedua, agama budaya (agama bumi, agama filsafat, agama ra’yu, non-rebealed
religion, natural religion, Din at-Thabi’i, Din al-Ardhi)
Agama Islam adalah :
- Wahyu yang diturunkan oleh Allah Swt kepada Rasul-Nya untuk disampaikan
kepada segenap umat manusia sepanjang masa.
- Satu sistem keyakinan dan tata ketentuan Ilahi yang mengatur segala
kehidupan dan penghidupan manusia dalam pelbagai hubungan baik
hubungan manusia dengan Tuhannya, maupun hubungan manusia dengan
sesama manusia, ataupun hubungan manusia dengan alam.
- Bertujuan mencari Ridha Allah, keselamatan dunia dan akhirat serta rahmat
bagi segenap alam.
- Pada garis besarnya terdiri dari Aqidah, Syari’ah dan Akhlaq.
- Bersumberkan Kitab Suci, yaitu kodifikasi wahyu Allah swt untuk umat
manusia. Yaitu Al-Qur’an, sebagai penyempurna wahyu-wahyu Allah
sebelumnya, sejak manusia hadir di bumi.
2
sendiri pula, memberikan jawaban atas segala persoalan asasi yang dipertanyakan
manusia. Baik tentang alam, maupun tentang manusia, ataupun tentang Tuhan.
3
agama. Adapun soal-soal manusia yang tidak ada jawabannya dalam agama dapat kita
sebut sebagai berikut.
Pertama, soal-soal kecil, detail yang tidak prinsipil, seperti: jalan kendaraaan
sebelah kir atau sebelah kanan, soal rambut panjang atau pendek, soal cek, wesel dan
sebagainya.
Kedua, persoalan yang tiada secara tegas dan jelas terseurat dalam Al-Qur’an
yang diserahkan kepada ijtihad.
Ketiga, persoalan-ersoalan yang tetap merupakan misteri, yang merupakan rahasia
yang tidak terungkap oleh akal-budi yang hanya diketahui oleh Allah swt.
Dengan kekuatan akal-budi, manusia menghampiri dan memetik kebenaran demi
kebenaran yang dapat dijangkau dengan kapasitasnya sendiri yang terbatas. Allah telah
menganugrahkan kepada manusia 3 hal, yaitu Alam, Akal budi, dan Wahyu. Dengan
ketiganya manusia akan lebih mudah memahami maksud Allah untuk mencapai
kebahagiaan yang hakiki.
4
Logika Mistik
Ontologi Pengetahuan Mistik
1. Hakikat Pengetahuan Mistik
Pengetahuan mistik adalah pengetahuan yang tidak dapat dipahami rasio,
maksudnya hubungan sebab akibat yang terjadi tidak dapat dipahami oleh rasio.
Pengetahuan mistik ialah pengetahuan supra-rasional tetapi kadang-kadang memiliki
bukti empiris.
5
2. Cara Pengetahuan Mistik Menyelesaikan Masalah
Pengetahuan mistik menyelesaikan masalah tidak melalui proses inderawi juga
tidak melalui proses rasio. Hal ini berlaku bagi mistik putih dan mistik hitam.
6
Hipotesis dalam logika
Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmuah yang digunakan dalam rangka
kegiatan ilmuah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teiliti, dan
terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan
hipotesis. Dan tidak adak perbedaan makna di dalamnya.
Ketika berfikir untuk sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai sebuah
anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya. Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan
atau proposisi yang mengatakan bahwa diantara sejumlah fakta ada hubungan tertentu.
Proposisi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di
dalam penelitian, salah satu diantaranya yaitu Penelitian sosial.:
Untuk dapat memformulasikan hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya harus
memiliki beberapa ciri-ciri pokok, yakni :
7
harus mendefinisikan secara operasional semua variabel dalam hipotesis dan
diketahui secara pasti variabel independen dan variabel dependen.
3. Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan
memberikan gambaran mengenai fenomena yang diteliti. Untuk
hipotesis deskriptif berarti hipotesis secara jelas menyatakan kondisi, ukuran,
atau distribusi suatu variabel atau fenomenanya yang dinyatakan dalam nilai-nilai
yang mempunyai makna.
4. Hipotesis harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan
preferensi subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah
seperti halnya dalam hipotesis.
5. Hipotesis harus dapat diuji. Untuk itu, instrumen harus ada (atau dapat
dikembangkan) yang akan menggambarkan ukuran yang valid darivariabel yang
diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji dengan metode yang tersedia yang dapat
digunakan untuk mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis
yang bersih, bebas nilai, dan spesifik, serta menemukan bahwa tidak
ada metode penelitian untuk mengujinya. Oleh sebab itu, evaluasi hipotesis
bergantung pada eksistensi metode-metode untuk mengujinya, baik
metode observasi, pengumpulan data,analisis data, maupun generalisasi.
6. Hipotesis harus spesifik. Hipotesis harus bersifat spesifik yang menunjuk
kenyataan sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan
yang sebenarnya. Peneliti harus memiliki hubungan eksplisit yang diharapkan di
antara variabel dalam istilah arah (seperti, positifdan negatif). Satu hipotesis
menyatakan bahwa X berhubungan dengan Y adalah sangat umum. Hubungan
antara X dan Y dapat positif atau negatif. Selanjutnya, hubungan tidak bebas
dari waktu, ruang, atau unit analisis yang jelas. Jadi, hipotesis akan menekankan
hubungan yang diharapkan di antara variabel, sebagaimana kondisi di bawah
hubungan yang diharapkan untuk dijelaskan. Sehubungan dengan hal tersebut,
teori menjadi penting secara khusus dalam pembentukan hipotesis yang dapat
diteliti karena dalam teori dijelaskan arah hubungan antara variabel yang akan
dihipotesiskan.
8
7. Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel. Satu
hipotesis yang memuaskan adalah salah satu hubungan yang diharapkan di antara
variabel dibuat secara eksplisit.
9
5. Pengujian hipotesa, artinya mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat
diobservasi dalam istilah ilmiah hal ini disebutverifikasi(pembenaran). Apabila
hipotesa terbukti cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi. Terjadi fasifikasi
(penyalahan) jika usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesa tidak sesuai
dengan hipotesa, dan bilamana usaha itu tidak berhasil, maka hipotesa tidak
terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi(corroboration). Hipotesa yang
sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebutteori.
6. Aplikasi/penerapan apabila hipotesa itu benar dan dapat diadakan
menjadi ramalan (dalam istilah ilmiah disebut prediksi), dan ramalan itu harus
terbukti cocok dengan fakta. Kemudian harus dapat
diverifikasikan/koraborasikan dengan fakta.
10
mengharuskan pengujian induksi dan kemudian deduksi (untuk menentukan aplikabilitas
umumnya). Pembuatan inferensi abduktif memainkan sebuah peran penting dalam
perumusan hipotesis dan dengan demikian, juga dalam penelitian sosial kualitatif, yang
berkaitan dengan pengembangan penjelasan.
11
Logika Dalam Mengambil Keputusan
Pengambilan keputusan didefinisikan secara universal sebagai pemilihan
alternatif. bahwa analisis komprehensif mengenai pengambilan keputusan disebutkan
sebagai suatu “proses pengambilan keputusan merupakan teknik untuk mempersempit
pilihan”. pengambilan keputusan erat kaitannya dengan pemilihan suatu alternatif untuk
menyelesaikan atau memecahkan masalah serta memperoleh kesempatan.
12
memecahkan dua masalah atau lebih yang bersifat kontradiktif atau bersifat
tidak kontradiktif
Pengambilan keputusan harus dilandasi oleh prosedur dan teknik serta didukung
oleh informasi yang tepat (accurate), benar(reliable) dan tepat waktu (timeliness). Ada
beberapa landasan yang digunakan dalam pengambilan keputusan yang sangat
bergantung dari permasalahan itu sendiri. Menurut George R.Terry dan Brinckloe
disebutkan dasar-dasar pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan
yaitu :
Intuisi
Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki
sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan keputusan
berdasarkan intuisn ini mengandung beberapa keuntungan dan kelemahan.
13
Keuntungan :
- waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek
- untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan ini
akan memberikan kepuasan pada umumnya
- kemampuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan itu sangat
berperan, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.
Kelemahan :
- Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik
- Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan
keabsahannya
- Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.
Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi
pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan
keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan
yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak pengalaman tentu akan
lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau
tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.
Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakt dapat memberikan keputusan yang
sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap
pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima
keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh
pimpinan terhadap bawahannyaatau orang yang lebih tinggi kedudukannya
kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan
berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan :
- Kebanyakan penerimaannya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan
tersebut secara sukarela ataukah secara terpaksa
14
- Keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama
- Memiliki daya autentisitas yang tinggi
Kelemahan :
- dapat menimbulkan sifat rutinitas
- mengasosiasikan dengan praktik diktatorial
- sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga
dapat menimbulkan kekaburan
Logika
Pengambilan keputusan yang berdasar logika ialah suatu studi yang rasional
terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan.
Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang
dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk
memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat
dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada
pengambilan keputusan secara logika terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
- kejelasan masalah
- orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai
- pengetahuan alternatif : seluruh alternatif diketahui jenisnya dan
konsekuensinya
- preferensi yang jelas : alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria
- hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil
ekonomis yang maksimal
15
Generalisasi Yang Benar Dan Yang Salah
Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena
individual (khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat selutuh fenomena sejenis
dengan fenomena individual yang diselidiki
.
Macam-macam Generalisasi
Generalisasi sempurna adalah generalisasi di mana seluruh fenomena yang
menjadi dasar penyimpulan diselidiki. Misalnya setelah kita memperhatikan jumlah hari
pada setiap bulan tahun Masehi kemudian disimpulkan bahwa: Semua bulan Masehi
mempunyai hari tidak lebih dari 31.Dalam penyimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu
jumlah hari pada setiap bulan kita selidiki tanpa ada yang kita tinggalkan. Generalisasi
macam ini memberikan kesimpulan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tentu saja
tidak praktis dan tidak ekonomis.
16
Contoh dari kesalahan berpikir ini adalah sekarang banyak orang miskin di
Indonesia. Berdasarkan kenyataan ini, muncul teori bahwa kemiskinan disebabkan oleh
struktur ekonomi yang timpang. Lalu ketimpangan ini lantas disebut sebagai teori
‘kemiskinan struktural’.
Namun teori ini dibantah oleh contoh lain. Seorang buruh dengan penghasilan
kecil namun punya semangat kewirausahaan tinggi, tekun, dan tabah, akhirnya menjadi
pengusaha rokok yang besar. Artinya, setiap orang yang mau tekun bekerja keras seperti
pengusaha rokok itu, pasti akan menjadi pengusaha besar atau konglomerat.
17