Professional Documents
Culture Documents
Development Credit Agreement No: 4077-IND and Loan Agreement No: 4789-IND
Bab VIII
PEMANTAUAN DAN EVALUASI PROYEK
8.1 Pendahuluan
Sepanjang pelaksanaan proyek pemantauan dan evaluasi akan silakukan secara rutin (sesuai
jadwal yang tercantum pada bagian 8.5) secara internal maupun dengan melibatkan lembaga
eksternal (BPKP, Irjen, auditor independen swasta) pada dua tingkatan: (1) perubahan sistemis
dan melembaga (kemajuan menuju pelaksanaan agenda reformasi), dan (2) pelaksanaan evaluasi
kemajuan dan dampak pada tingkatan penerima hibah. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
dilakukan
(1) Proyek akan menilai kemajuan yang dicapai oleh Indonesia dalam memenuhi kelima
indikator kunci dari proyek I-MHERE melalui pemantauan secara regular terhadap
serangkaian indikator antara yang telah disetujui pada saat penilaian proyek (project
appraisal)
(2) Pemantauan proyek juga akan mencakup penilaian secara teratur terhadap kedua program
hibah di bawah komponen proyek-B.1 dan B.2 guna mengukur kemajuan yang dicapai
menuju pemenuhan sasaran hibah, serta peningkatan kapasitas manajemen.
Evaluasi akan berlangsung untuk mengetahui tiga hal: (1) apakah mekanisme pendanaan yang
telah dilakukan dengan sesuai dengan yang diharapkan – sesuai dengan prosedur operasional,
tepat waktu, dan tanpa ada kebocoran dana; (2) bagaimana sumbangan setiap program
pendanaan terhadap pencapaian hasil dan indikator-indikator kapasitas yang telah disepakati
(dibandingkan dengan kelompok kendali dari perguruan tinggi yang tidak menerima hibah); dan
(3) apa yang dapat disimpulkan mengenai efektivitas setiap mekanisme pendanaan dalam
mencapai hasil dan efisiensi setiap mekanisme pendanaan dalam mengalokasikan dan mengelola
sumberdaya masyarakat? Hasil evaluasi tersebut akan dimanfaatkan sebagai bahan pelajaran
dan/atau pengalaman penting yang akan didiseminasikan di antara penerima hibah dalam bentuk
lokakarya.
Guna mejalankan pemantauan dan evaluasi pada tingkat pertama, (perubahan sistemis dan
kemajuan menuju pelaksanaan agenda reformasi), akan digunakan tiga perangkat utama: (a)
Audit Teknis, (b) Survei Penelusuran Pembelanjaan/Penggunaan Dana Masyarakat (PETS), dan
(c) Evaluasi Dampak. Suatu studi kebijakan akan dilakukan berdasarkan informasi yang
diperoleh melalui ketiga perangkat tersebut, yang akan memberikan sintesa dan analisis sebagai
dasar DIKTI dalam menyusun perencanaan strategis. Untuk menjamin transparansi,
meningkatkan keterbukaan publik dan memudahkan review eksternal independent, kontrak akan
diberikan pada konsultan independen untuk melakukan Audit Teknis, PETS, Evaluasi Dampak
dan Studi Kebijakan. Audit Teknis dan Evalusasi Dampak akan dilakukan oleh konsultan dalam
negeri, sementara konsultan/perusahaan asing akan dikontrak untuk melaksanakan PETS dan
Studi Kebijakan.
Perangkat-perangkat tersebut akan memberikan, meski tidak seluruh, informasi pemantauan dan
evaluasi yang dibutuhkan pada tingkatan kedua (lembaga penerima hibah). Karenanya sebagai
tambahan keempat perangkat tersebut procedure pemantauan rutin yang dijelaskan berikut ini
akan dikoordinasikan oleh DPT dan dilaksanakan oleh DGHE-IU, dan audit yang teratur akan
dilaksanakan oleh perguruan tinggi penerima hibah (secara internal), oleh BPKP, oleh Irjen
DIKTI guna menjamin penilaian yang teratur terhadap kedua program hibah di bawah komponen
proyek-B.1 dan B.2.
Pendekatan multi dimensi ini akan djelaskan pada bagian berikut dan dirangkum dalam tabel 8.2
dan tabel 8.3 pada bagian 8.3.
pengaturan pengadaan yang telah disetujui, dan (4) memberikan rekomendasi terhadap hasil
pengamatan pada ketiga hal tersebut. Hasil catatan mengenai keberhasilan yang diperoleh
melalui audit teknis ini akan didiseminasikan di antara penerima hibah dalam bentuk lokakarya.
sebagai ketua Komite pengarah akan mengadakan pertemuan komite ad hoh paling tidak sekali
dalam setiap tahun, atau bilamana diperlukan, untuk membahas hal-hal penting yang muncul
selama pelaksanaan proyek. Untuk keperluan tersebut DGHE-IU berkewajiban menyediakan
semua dokumen yang diperlukan untuk itu.
Proses pemantauan tidak dimaksudkan untuk menghasilkan suatu keputusan apa pun, dan
tujuannya adalah agar dapat memberikan kesempatan untuk;
a) berbagai pengalaman di antara penerima hibah;
b) melakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap rencana, sepanjang yang
diperbolehkan dalam kontrak;
c) menemukan jawaban terhadap masalah-masalah umum; dan
d) memberikan umpan balik bagi kantor proyek DGHE-IU
Tujuan utama dari evaluasi tahunan adalah untuk memperoleh landasan bagi penetapan
rekomendasi tindakan-tindakan yang perlu diambil sebelum memasuki kontrak tahun berikutnya,
khususnya untuk komponen proyek-B. Dengan demikian evaluasi harus dilakukan mendekati
akhir tahun kontrak berjalan. Sesuai waktu pelaksanaannya evaluasi ini disebut evaluasi tahunan.
Evaluasi tahunan sifatnya menentukan dan menghasilkan rekomendasi rekomendasi tegas yang
berpengaruh terhadap kontrak pada tahun selanjutnya.
Hasil proses pemantauan akan didokumentasikan secara tertulis sebagai bagian dari bahan bagi
komite pengarah untuk menetapan arah strategis pelaksanana proyek, termasuk kemungkinan
penyempurnaan OPM.
Hasil dari evaluasi tahunan dapat berupa satu dari empat rekomendasi:
a) dilanjutkan dengan pengajuan PIP tahun berikutnya, setelah melaksanakan komentar
reviewer, dan penandatanganan kontrak sesuai dengan jadwal yang direncanakan;
b) ditunda kelajutan kontraknya sampai kondisi tertentu dipenuhi;
c) dibatalkan sebagian rencana kegiatan yang akan dilaksanakan di tahun berikutnya; atau
d) dicabut kembali keseluruhan hibahnya, and dibatalkan kontrak tahun berikutnya.
Dalam menyusun rekomendasi tersebut, hasil dari proses audit harus seluruhnya
dipertimbangkan.
Karena hasil evaluasi tahunan untuk komponen proyek-B akan mempengaruhi kontrak tahun
selanjutnya, waktu yang cukup harus disediakan untuk keperluan penulisan laporan, kajian meja
(desk review), dan kunjungan lapangan sebelum kontrak tahunan yang sedang berjalan berakhir.
Hal ini berarti bahwa setiap HEI-IU harus mengirimkan sebuah laporan tahunan pada akhir bulan
kesepuluh dari tahun kontrak yang tengah berjalan, yang terdiri dari kemajuan dan capaian pada
sembilan bulan pertama dari tahun pelaksanaan proyek yang sedang berjalan. Proses evaluasi
karenanya dijadwalkan, paling lambat pada akhir bulan kesebelas dari kalender tahun dari tahun
kontrak yang sedang berjalan.
Evaluasi akan dilakukan oleh DGHE-IU berdasarkan laporan tahunan yang disiapkan dan
disampaikan oleh insitusi penerima hibah. Laporan tahunan tersbut harus disusun sesuai struktur
berikut:
Part I. Introduction
Project background and rationale;
Project objectives;
Strategy chosen to achieve the project objectives, including explanation and rationale of;
Progress of Performance indicators; (brief discussion on the achievement of performance indicators, including a
general self assessment of the overall achievement)
Bank Dunia akan mengawasi pelaksanaan terhadap sampel penerima hibah setiap dua tahun
melalui kunjungan lapangan dan setiap tahunnya melalui telaah terhadap laporan tahunan.
o Kajian investasi tahunan (site o Kajian laporan tahunan o Kajian terhadap laporan tahunan
Model Kontrak Berbasis visit) BPKP/IRJEN HEI penerima hibah
- kesesuaian terhadap - mutu pendidikan (IPK)
Kinerja
kelayakan o Kajian terhadap arus dana - tracer study lulusan
- keseuaian terhadap dari sumber utama hingga - indikator kinerja yang
(HEI yang otonom pelaksana
spesifikasi lelang pengguna disepakati
PBC)
- ketepatan waktu proses
pengadaan o Indentifikasi/komentar o Kajian manajemen tahunan (site
- keseuaian terhadap pedoman terhadap biaya-biaya visit)
Bank Dunia transaksi - perencanaan strategis
- kepuasan pengguna - kapasitas internal
- kemanfaatan - manajemen finansial
- manajemen pengadaan
o Penelusuran keluhan - manajemen SDM
pengadaan - public disclosure
arrangements
o Kajian laporan tahunan
- kesesuaian antara laporan
dengan kondisi aktual
Untuk mencapai sasaran secara efektif, laporan pemantauan dan evaluasi harus dikonsolidasikan
dan dan didesiminasikan ke komunitas pendidikan tinggi. Sebagai bagian dari akuntabilitas,
masyarakat juga harus diinformasikan tentang effektivitas dari penggunaan sumber-sumber daya
masyarakat oleh lembaga-lembaga pendidikan tinggi. Agar laporan pemantauan dan evaluasi
tersebut dapat dikonsolidasikan, maka suatu format baku laporan perlu dikembangkan tanpa
mengorbankan kreativitas dan keunikan dari maing-masing lembaga.
Suatu laporan pemantauan dan evaliasi yang terkonsolidasi hendaknya dipublikasikan dalam web
site yang secara khusus dipersiapkan untuk proyek ini. Web site tersebut harus secara reguler
diperbarui (up-dated) dan dipelihara oleh DGHE-IU. Pada awalnya fungsi pemantauan dan
evaluasi akan dilakukan oleh DPT bersama DGHE-IU dan selanjutnya akan dialihkan ke unit
statistik di bawah DIKTI. Sasaran pokok dari aspek ini adalah terbentuknya suatu basisdata
nasional tentang profil lembaga yang dapat dimanfaatkan guna keperluan manajemen dan
pengalokasian pendanaan.
Project Component A
A.1
• RUU BHP disahkan paling lambat tahun 2010 N/A N/A N/A V V N/A V
• Jumlah dan akurasi indikator pendidikan tinggi yang diperbaharui secara terpusat
setiap 6 bulan N/A N/A N/A V V N/A V
• Proses evaluasi komprehensif terhadap pendanaan tradisional (line item), competitive
funding, dan Performance-based Contract selesai paling lambat tahun 2010. N/A N/A N/A V V V V
A.2
• Akreditasi terlembaga diberikan kepada 5% dari semua HEI paling lambat tahun 2010 N/A N/A N/A V V N/A V
A.3
• Adopsi Rencana Revitalisasi Univeersitas Terbuka dan Pusat Pembelajaran Regional N/A N/A N/A V V N/A V
DIRJEN
BPKP / IRJEN
DIKTI
WORLD
BANK Komite
Pengarah DPT
DGHE-IU
tingkat HE-IU
Rektor
Tabel 8.4 Jadwal Pemantauan dan Evaluasi terhadap Penerima Hibah (komponen-B)
1
Laporan tri-wulan pertama mencakup aktivitas yang dilaksanakan selama 12 bulan sebelumnya, hanya diperlukan
pada tahun kedua kontrak dan sesudahnya.
2
Untuk BHMN, diperlukan akuntan publik
Tabel 8.5 Jadwal Pemantauan dan Evaluasi pada Tingkat DGHE-IU dan BHE
Catatan: *) evaluasi dilakukan oleh DGHE bersama komisi pengarah (ad hoc).
A.3 Development and • Rencana aksi revitalisasi UT dan pusat-pusat • Pemantauan redefinisi mandate UT guna
adoption of a pembelajaran regional menjamin perbaikan tata pamong
comprehensive • Transisi yang dapat ditunjukan dari praktek relevansi, mutu akademik, dan kesetaraan
revitalization plan for manajemen yang terpusat dan mekanistis sosial
the Open University of menjadi praktek manajemen yang adaptif,
Indonesia pasipatoris pada universitas terbuka
• Persentase matakuliah yang disampaikan
melalui moda instruktional gabungan.
Komponen B.2:
Grants for promoting good governance in public HEIs and initiation of Performance-based Contract at
autonomous HEIs
B.2a. Competitive grants for • Persentase lulusan dari program studi • Pemantauan kemajuan dalam
strengthening penerima hibah yang bekerja di bidang utama pengembangan kapasitas untuk otonomi
institutional management 6 bulan setelah wisuda institusional
in non-autonomous • Waktu studi pada program studi peneriman
public HEIs hibah
• Persentase peningkatan mahasiswa berlatar
belakang tidak mampu pada perguruan tinggi
penerima hibah
• Jumlah publikasi ilmiah pada bidang prioritas
utama
• Jumlah kerjasama antara program akademik
dengan layanan
B.2b Proposal-based grants • Bukti transisi dari praktek pengelolaan • Pemantauan kemajuan dalam
for strengthening terpusat dan mekanistis pada lembaga pengembangan kapasitas untuk otonomi
institutional penerima hibah menjadi parktek pengelolaan institusional
management at partisipatif dan adaptif.
autonomous public • Jumah lembaga penerima hibah dengan sistem
HEIs keuangan yang dapat diaudit penuh.
• Jumlah lembaga penerima hibah yang
mempunyai kapasitas pengelolaan SDM secara
mandiri.
• Jumlah lembaga penerima hibah yang
mempunyai kapasitas mengelola sumberdaya
fisik mandiri.
• Jumlah lembaga penerima hibah yang
mempunyai kapasitas mengelola pengadaan
mandiri.
• Jumlah lembaga penerima hibah yang
melaksanakan praktek pengelolaan
berdasarkan bukti.
• Jumlah lembaga penerima hibah yang mampu
meningkatkan anggaran DIKS yang berkaitan
dengan program-program akademik dan
penelitian.
• Capaian yang dapat dipertanggung-jawabkan
kapada MWA
B.2c Performance-Based • Perguruan tinggi yang berhasil me-nyelesaikan • Pemantauan efektivitas otonomi
Contract (PBC) grants kewajiban kontraknya
for autonomous public
HEIs
Sub-komponen B.2 – Grants for promoting good governance in public HEIs and initiation of
Performance-based Contracts at autonomous HEIs
Suatu lembaga pendidikan tinggi otomoni yang efektif dapat tercermin dari atribut berikut:
a) kemampuan manajamen keuangan yang mandiri;
b) kemampuan manajemen sumberdaya manusia yang mandiri;
c) kemampuan pengelolaan pengadaan barang dan jasa;
d) kemampuan pengelolaan fasilitas fisik yang mandiri;
e) kemampuan pengambilan keputusan yang mandiri;
f) kemampuan yang cukup dalam pemulihan biaya (cost recovery); dan
g) akuntabilitas hasil kepada masyarakat melalui Majelis Wali Amanah
Dengan selesainya bagian pertama dari komponen proyek-B.2, lembaga pendidikan tinggi
seharusnya telah meletakan dan mengoperasikan aspek-aspek berikut:
a) sistem infomasi manajemen dan infrastruktur TI;
b) manajemen sumberdaya manusia dan pengurangan PNS;
c) sistem manajemen keuangan;
d) sistem manajemen aset;
e) sumber pendapatan non-spp yang cukup yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan
akademik dan penelitian.
Lembaga-lembaga pendidikan tinggi harus merundingkan penetapan indikator yang tepat untuk
masing kategori kinerja berikut:
a) good governance (kesehatan organisasi)
b) efisiensi eksternal (pasar tenaga kerja dan kemampuan bersaing)
c) eficiensi internal (penggunaan sumberdaya yang efisien dan penghematan dalam
pembelanjaan dana masyarakat)
d) kesetaraan dan tanggung jawab sosial (layanan bagi masyarakat yang kurang mampu)