Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mandiri untuk Hidup Sehat”. Yaitu suatu kondisi di mana masyarakat Indonesia
kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan akibat
“Membuat Rakyat Sehat”. Dalam hal ini, Departemen Kesehatan harus mampu
dewasa ini, sebenarnya tidak perlu terjadi apabila masyarakat berperan secara
dilakukan oleh pemerintah ataupun pihak lain yang ditunjuk oleh pemerintah.
anggaran. Namun, lagi-lagi sebaik apapun program dan sebesar apapun anggaran
bila tidak diikuti dengan sikap proaktif dan kesadaran masyarakat maka program
pendidikan kedokteran dan kesehatan yang mahal bukanlah cara yang paling baik
untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Kini telah banyak negara yang
muncul. Dan pada mulanya hal itu cukup menjanjikan keberhasilan, namun
meningkat pesat sebagai akibat dari pendekatan yang kini disebut sebagai
“Pelayanan Kesehatan Utama”. Salah satu unsur dari pendekatan tersebut adalah
membawa hasil yang baik bila prosesnya melalui pendekatan yang edukatif yaitu,
dikerjakan oleh petugas kesehatan saja dapat dibantu oleh masyarakat. Dengan
zulkifli 1.pdf).
Angka kejadian diare disebagian besar wilayah Indonesia hingga saat ini
mengatakan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 angka
kematian akibat diare 23 per 100 ribu penduduk dan pada balita 75 per 100 ribu
KLB diare di wilayahnya. Jumlah kasus diare yang dilaporkan sebanyak 10.980
rendahnya ketersediaan air bersih, sanitasi buruk dan perilaku hidup tidak sehat.
Laporan 119 Dinkes Kab/ Kota tahun 2004 air bersih yang memenuhi syarat
kesehatan 57,00 persen dan persentase keluarga yang menggunakan jamban yang
=news&task=viewarticle&sid=2475&Itimed=2).
terbesar yang angka kejadiannya relative cukup tinggi. Keadaan ini didukung oleh
faktor lingkungan, yaitu penggunaan air untuk keperluan sehari-hari yang tidak
memenuhi syarat, sarana jamban keluarga yang kurang memenuhi syarat, serta
Penyakit diare juga merupakan salah satu penyebab utama kematian pada
anak balita. Angka kejadian penyakit diare sejak tahun 1997 cenderung
mengalami penurunan, dari 17 per 1.000 penduduk menurun menjadi 6.9 per
1.000 penduduk tahun 2005 pada tahun 2006 meningkat menjadi 19.5 per 1.000
kecamatan dan Puskesmas tertinggi jumlah kasus diare mencapai 1036 kasus.
Angka kejadian diare selama tahun 2007 di wilayah kerja Puskesmas Kertak
Hanyar sebanyak 90 kasus dengan incidence rate 16,4% dan kasus diare tertinggi
bangsa yang besar, berkualitas tinggi, dan siap bersaing dengan bangsa-bangsa
(55,5%), dan Mandiri sebanyak 1 buah (5,5%). Jumlah kader sebanyak 78 orang
kurang. Frekuensi penyuluhan masih kurang bahkan hingga saat ini di wilayah
kerja Puskesmas Kertak Hanyar belum optimal kerja kader yang mampu
B. Rumusan Masalah
dilihat dari masih tingginya angka incidence rate kasus diare di wilayah kerja
Puskesmas Kertak Hanyar yaitu sebesar 16,4% pada tahun 2007. Melihat
pentingnya peran kader kesehatan dalam menggerakkan dan memberdayakan
masyarakat untuk hidup sehat, maka peneliti membuat rumusan sebagai berikut :
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
2008.
2008.
2008.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Meningkatkan wawasan keilmuan dan menerapkan teori-teori yang diperoleh
3. Bagi Masyarakat
E. Ruang Lingkup
Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu kesehatan masyarakat dan
Pemberdayaan Kesehatan.
Kabupaten Banjar.
kedua bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Oktober tahun 2008.
TINJAUAN PUSTAKA
kader kesehatan adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau
masyarakat’. (httplibrary.usu.ac.iddownloadfkmfkm-zulkifli1.pdf).
Para kader kesehatan itu seyogyanya memiliki latar belakang
dan lain-lain.
pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya pembatasan tugas yang
Kegiatan pokok yang perlu diketahui oleh dokter, kader dan semua
- Melaksanakan pendaftaran.
- Memberikan penyuluhan.
- Merujuk.
adalah :
1. Bersifat yang menunjang pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi dan
penanggulangan diare.
- Penyehatan rumah.
- Pembuangan sampah.
- P3K.
- Dana sehat.
kesehatan.
c. Peranan kader di luar Posyandu KB-kesehatan
a. Membagi obat.
dan dirujuk.
binaan.
desa harus juga mendukung. Di bawah ini salah satu persyaratan umum yang
bersangkutan.
kesehatan lingkungan.
- Diutamakan telah mengikuti KPD atau mempunyai keterampilan.
nafkah lain.
4. Kondisi Kerjanya
Para kader kesehatan itu mungkin saja bekerja secara full-time atau part-
dibidang pelayanan kesehatan, mereka itu tidak dibayar dengan uang atau
(WHO, 1995).
masyarakat dengan rasa ikhlas tanpa pamrih dan didasari panggilan untuk
tercapai.
berkesinambungan.
menekan biaya.
B. Diare
1. Diare Akut
a. Batasan
Departemen Kesehatan RI (2005) mendefinisikan Diare Akut adalah
buang air besar lembek/ cair bahkan berupa air saja yang frekuensinya
lebih sering dari biasanya (biasanya 3 kali atau lebih dalam sehari) dan
1) Etio;ogi
• Parasit :
- Cacing perut : Ascaris, Trichuris, Strongy Loides,
Blastissiyis Huminis.
b. Malabsorpsi.
c. Alergi.
d. Keracunan :
e. Imunisasi Defisiensi
f. Sebab-sebab lain.
2) Epidempologi
Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral
antara lain melalui makanan/ minuman tercemar tinja dan atau kontak
a. Tidak memberikan ASI (Air Susu Ibu) secara penuh 4-6 bulan
pada pertama kehidupan. Pada bayi yang tidak diberi ASI resiko
untuk menderita diare lebih besar dari pada bayi yang diberi ASI
besar.
anak.
manusia.
penderita.
balita (55%).
lingkungan. Dua faktor yang dominan, yaitu sarana air bersih dan
2. Diare Bermasalah
1) Batasan
makanan dan air yang terkontaminasi dan biasanya terjadi pada daerah
3) Gambaran Klinis
Diare pada disentri umumnya diawali diare cair, kemudian pada
hari kedua atau ketiga muncul darah, dengan maupun tanpa lender,
makan dan badan terasa lamah. Pada saat tenesmus terjadi, pada
dan mungkin feses hanya berupa darah dan lender. Gejala infeksi
sistemik.
1) Batasan
atau lebih.
akut.
3) Faktor resiko berkelanjutannya diare akut menjadi diare persisten
adalah :
- Pemuasan penderita.
(2005)
1) Batasan
diare pada anak dengan gizi baik. Walaupun pada dasarnya tatalaksana
diare pada KEP sama dengan pada anak dengan status gizi baik, tetapi
2) Etiologi
yang ditemukan pada diare yang terjadi pada anak dengan gizi baik.
(2005)
1) Pendahuluan
terjadi
3. Pencegahan Diare
Upaya Kegiatan Pencegahan Diare, hasil penelitian terakhir
menunjukkan, bahwa cara pencegahan yang benar dan efektif yang dapat
• Memberikan ASI.
• Menggunakan jamban.
C. Pengetahuan
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan lain
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
b. Memahami (Comprehension)
\memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan apabila orang telah memahami objek yang dimaksud dapat
d. Analisis (Analysis)
terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa
pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau
f. Evaluasi (Evaluation)
D. Sikap
Sikap adalah juga respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan
(Notoatmodjo S, 2005).
itu suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam merespon stimulus atau objek,
sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan
yang lain.
pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap bukan merupakan
tindakan (reaksi terbuka) atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi
a. Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa seseorang atau objek mau menerima stimulus yang
diberikan (objek).
b. Menanggapi (Responding)
c. Menghargai (Valuing)
positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti, membahasnya dengan orang
merespon.
E. Motivasi
kita untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, dalam mempelajari motivasi kita
mempengaruhi sifat, kekuatan dan ketepatan dari tingkah laku manusia (Quinn,
1995).
kerja, yakni :
1) Model tradisional
Model ini menekankan bahwa untuk memotivasi bawahan agar mereka
Model ini mengatakan bahwa banyak hal yang dapat dilakukan untuk
kepuasan prestasi yang dicapai, dan prestasi yang baik tersebut merupakan
oleh atasan kepada bawahan juga dapat dipandang sebagai upaya peningkatan
motivasi kerja. Dipandang dari segi ini, maka motivasi dapat dibedakan
atau kalau perlu hukuman, akan mempunyai efek “takut” pada karyawan
F. Kerangka Konsep
a. Motivasi
c. Sikap
G. Hipotesis
a. Ada hubungan yang bermakna antara motivasi dengan peran kader dalam
c. Ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan peran kader dalam
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
dengan jenis penelitian Deskriptif Observasi yaitu suatu metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang
suatu keadaan secara objektif dan dengan suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif
a. Waktu Penelitian
b. Lokasi Penelitian
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generelasi yang terdiri atas : objek/ subjek yang
2006).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader kesehatan yang
b. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
Z21-α/2P(1-P) N
n=
d2 (N-1) + Z2 1- α/2P (1-P)
ααα/2P(1-P) N
Keterangan :
kepercayaan 95%.
N = Jumlah Populasi.
n=
0.052 x (65-1)+ 1.962 x 0.5 (1-0.5)
ααα/2P(1-P) N
3.84 x 0.25 x 65
=
0.0025 x 64+ 3.84 x 0.25
62.4
=
0.16 + 0.96
62.4
=
1.12
= 56
inklusi :
B. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah faktor yang diduga sebagai faktor yang mempengaruhi
variabel terikat (Nursalam dan Pariani S, 2001 : 41). Dalam penelitian ini
variabel bebasnya adalah : Tingkat Pengetahuan, sikap, motivasi kader
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau
diare.
C. Definisi Operasional
D. Instrumen Penelitian
persyaratan suatu alat ukur penelitian, maka akan diuji validitas yang memiliki
arti ketepatan dan kecermatan. Dan uji realibilitas artinya keajegan, maksudnya
berkali-kali untuk mengukur hasilnya ajeg atau paling sedikit berbeda amat
antara sedikit dan banyak, dengan pengertian bahwa data di atas 30, kurvanya
mengenai fenomena ciri atau sifat alami yang normal. Hasil uji coba dilakukan uji
korelasi antar skor item dengan skor total. Bila korelasinya rendah berarti
pertanyaan itu tidak bergayut dan harus didrop. Uji realibilitas yakni
menggunakan cara teknik test retest yaitu instrumen diujikan pada responden
yang sama, dalam selang waktu antara kira-kira 15-30 hari. Hasil pengukuran
product moment. Bila signifikan berarti reliable, bila tidak signifikan tidak
1. Data Primer
menanggulangi diare.
2. Data Sekunder
F. Jalannya Penelitian
1. Prosedur Penelitian
b. Sebelumnya peneliti melakukan uji coba kuesioner yaitu uji validitas dan
c. Melakukan analisis uji validitas dan realibilitas pada kuesioner yang telah
instrumen penelitian.
2. Waktu Pelaksanaan
3. Pelaksanaan Penelitian
1. Pengolahan Data
a. Data tentang gambaran umum Puskesmas Kertak Hanyar diolah secara
deskriptif.
memilih salah satu dari pilihan jawaban seperti : jawaban benar diberi
Nilai maksimal 7 x 2 = 14
Nilai minimal 7 x 0 = 0
Kategori :
Baik = Nilai 8 – 14
Kurang = Nilai 0 - 7
SS=4, S=3, TS=2, STS=1. Sebaliknya jawaban atas pertanyaan no. 2, nilai
Kategori :
adalah SS=4, S=3, TS=2, STS=1. Sebaliknya jawaban atas pertanyaan no.
Nilai minimal 16 : 2 = 8
Kategori :
Rendah = Nilai 4 – 8.
skala penilaian (rating scale) skala ini berupa daftar yang berisikan
Nilai minimal 56 : 2 = 28
Kategori :
2. Analisis Data
a. Analisa Univariat
Analisa satu variabel digunakan untuk memperoleh gambaran pada
b. Analisa Bivariat
Analisa data untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar variabel
regresi linier, yaitu digunakan untuk menganalisa data dari dua variabel
kemaknaan 0.05, sehingga jika nilai p value < 0.05 maka hasil statistik
bermakna, jika p > 0.05 maka hasil hitungan statistik tidak bermakna.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
a. Keadaan Geografis
0-7 meter dari permukaan air laut, kecamatan Kertak Hanyar memiliki 11
dengan :
b. Geografis
1) Keadaan Demografi
adalah 31.712 jiwa (BPS Kecamatan Kertak Hanyar tahun 2008) yang
terdiri dari 15.085 penduduk laki-laki dan 16.627 penduduk
jiwa/km2. Luas wilayah terbesar Desa Manarap Baru 800 km2 dan luas
wilayah terkecil Desa Manarap Lama 100 km2. Jumlah rumah tangga
Jumlah Jumlah
No Nama Kelurahan/ Desa
Penduduk Lk Pr
1 Kertak Hanyar I 7661 3822 3839
2 Kertak Hanyar II 4624 2252 2372
3 Manarap Lama 4740 2364 2376
4 Manarap Tengah 2316 1148 1168
5 Manarap Baru 1863 957 906
6 Mandar Sari 2075 1090 985
7 Sungai Lakum 1891 970 921
8 Mekar Raya 769 371 398
9 Benua Hanyar 436 204 232
10 Pasar Kemis 1046 508 538
11 Simpang Empat 4291 1399 2892
Jumlah 31712 1508 16627
5
Sumber : Tabulasi Profil Desa Kecamatan Kertak Hanyar Tahun 2008
Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin lebih banyak
Pendidikan
No Desa
SD SLTP SLTA D1/2 DIII DIV
1 Kertak Hanyar I 213 181 224 6 12 39
2 Kertak Hanyar II 152 100 43 3 5 21
3 Manarap Lama 163 203 102 6 2 18
4 Manarap Tengah 141 93 38 3 4 7
5 Manarap Baru 88 40 14 0 0 7
6 Mandar Sari 198 63 112 0 0 9
7 Sungai Lakun 113 82 28 2 0 12
8 Mekar Raya 102 40 28 0 1 8
9 Benua Hanyar 43 21 8 0 0 3
10 Pasar Kemis 60 42 26 0 0 2
11 Simpang Empat 131 146 121 0 6 22
Jumlah 1404 1011 744 20 30 148
Sumber : Tabulasi Profil Desa Kecamatan Kertak Hanyar Tahun 2008
tamat SD (40,7%), selebihnya SLTP, SLTA, D-1, D-II, D-III, dan S-1.
Mata Pencaharian
No Desa Pertanian Industri Perdaganga Jasa Angkutan
n
1 Kertak Hanyar I 427 4 98 105 26
2 Kertak Hanyar II 301 2 23 84 16
3 Manarap Lama 844 1 23 23 15
4 Manarap Tengah 613 - 18 13 12
5 Manarap Baru 523 1 16 12 6
6 Mandar Sari 396 - 18 13 12
7 Sungai Lakun 389 - 14 12 8
8 Mekar Raya 339 - 32 24 9
9 Benua Hanyar 218 - 9 6 4
10 Pasar Kemis 673 - 15 15 5
11 Simpang Empat 829 4 20 21 21
Jumlah 5938 12 286 328 134
pertanian 19% dan sektor jasa 1.3%, selebihnya bekerja pada sektor
Pemeluk Agama
No Desa Islam Kristen Hindu Budha
P K
1 Kertak Hanyar I 7534 0 7 0 0
2 Kertak Hanyar II 3592 0 0 0 0
3 Manarap Lama 5065 12 40 3 3
4 Manarap Tengah 2376 0 0 0 0
5 Manarap Baru 1802 0 0 0 0
6 Mandar Sari 2016 0 0 0 0
7 Sungai Lakun 2109 0 0 0 0
8 Mekar Raya 786 0 0 0 0
9 Benua Hanyar 544 0 0 0 0
10 Pasar Kemis 961 0 0 0 0
11 Simpang Empat 2756 0 0 0 0
Jumlah 29539 12 47 3 3
% 97 0.03 0.14 0.009 0.009
Sumber : Tabulasi Profil Desa Kecamatan Kertak Hanyar Tahun 2008
dan iklim panas dan hujan yang cukup tinggi. Dengan curah hujan
ini :
• Sungai : Ada.
• Telepon : Ada.
• Jembatan : Ada.
9) Sarana Pendidikan
Tabel 4.5 Distribusi Penduduk Menurut Sarana Pendidikan di
wilayah kerja Puskesmas Kertak Hanyar
Ibadah
No Desa
Masjid Langgar Gereja Vihara Pura
1 Kertak Hanyar I 1 9 0 0 0
2 Kertak Hanyar II 2 6 0 0 0
3 Manarap Lama 1 5 0 0 0
4 Manarap Tengah 1 4 0 0 0
5 Manarap Baru 1 5 0 0 0
6 Mandar Sari 0 3 0 0 0
7 Sungai Lakun 1 5 0 0 0
8 Mekar Raya 1 1 0 0 0
9 Benua Hanyar 0 2 0 0 0
10 Pasar Kemis 2 1 0 0 0
11 Simpang Empat 2 5 0 0 0
Jumlah 12 46 0 0 0
Tempat ibadah yangterdapat di Kecamatan Kertak Hanyar adalah
adalah Desa Kertak hanyar I dengan jumlah masjidnya satu buah dan
langgar 9 buah.
sebagai berikut :
Kecamatan Kertak Hanyar sehat 2010. Untuk mencapai visi tersebut, ada
mandiri.
yaitu terpercaya, teruji, dam memuaskan. Hal ini dijalankan dengan baik
yaitu :
(KIA-KB).
(P3M) dan
medis sederhana.
Kertak Hanyar pada tahun 2006 terdiri dari beberapa kegiatan yaitu :
3. Karakteristik Responden
Dari keseluruhan tenaga kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Kertak Hanyar, responden dalam penelitian ini adalah kader kesehatan yang
(80.4%).
sebanyak 56 (100%).
pada jarak rumah dengan Posyandu kurang dari 100 meter sebanyak 35
(62.5%) responden dan lebih dari 100 meter sebanyak 21 responden (37.5%).
< 5 tahun sebanyak 29 (51.8%) responden dan bekerja > 5 tahun sebanyak 27
responden (48.2%).
< 20 tahun sebanyak 1 (1.8%) responden dan berumur > 20 tahun sebanyak 55
responden (98.2%).
(8.9%).
4. Analisis Univariat
a. Pengetahuan
b. Sikap
Dari rekapitulasi jawaban sikap responden tentang sikap kader
hasil tabulasi data dengan kategori seperti tertera pada tabel 4.17
responden (100%).
c. Motivasi
hasil tabulasi data dengan kategori seperti tertera pada tabel 4.18
responden (100%).
Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Kategori Sikap Motivasi di Wilayah
Kerja Puskesmas Kertak Hanyar Kecamatan Kertak Hanyar
Tahun 2008
d. Peran Kader
hasil tabulasi data dengan kategori seperti tertera pada tabel 4.19
56 responden (100%).
5. Analisis Bivariat
yang lemah artinya tidak ada hubungan dengan nilai r = 0,016 dan berpola
positif artinya semakin baik pengetahuan maka semakin baik peran kader.
penyakit diare.
Tabel 4.21 Tabulasi Silang Distribusi Frekuensi Hubungan Sikap Dengan
Peran Kader Kesehatan Dalam Menanggulangi Penyakit
Diare
lemah artinya tidak ada hubungan dengan nilai r = 0,144 dan berpola
positif artinya semakin mendukung sikap kader maka semakin baik peran
statistik didapat tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan
penyakit diare.
yang lemah artinya tidak ada hubungan dengan nilai r = 0,111 dan berpola
positif artinya semakin motivasi kader maka semakin baik peran kader.
didapat tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan peran
B. Pembahasan
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan dapat terjadi setelah orang
(Notoatmdjo, 1993).
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden, yaitu
diare, pencegahan diare, tugas dan peran kader. Dari data tersebut dapat
kesehatannya baik pula. Karena peran dari kader dipengaruhi pula oleh niat
(Notoatmodjo, 2005).
(berperilaku baru), ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku
sebagai kader apabila ia tahu apa tujuan dan manfaatnya bagi dirinya atau
masyarakat.
2. Sikap
Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan, bahwa sikap
pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap bukan merupakan
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung
dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perlikau yang
ada responden yang memiliki sikap yang tidak mendukung. Dari data tersebut
dapat dikatakan bahwa secara umum sikap kader kesehatan dapat dikatakan
interaksi pada institusi kesehatan dan faktor emosi dalam diri individu. Tetapi
sikap yang mendukung belum tentu diikuti dengan peran yang baik. Karena
positif atau baik, termasuk sikap terhadap peran kader kesehatan. Kader
memberikan teguran yang benar merupakan hal-hal positif yang sudah mereka
3. Motivasi
sebanyak 56 responden (100%) memiliki motivasi yang tinggi dan tidak ada
responden yang memiliki motivasi yang rendah. Dari data tersebut dapat
dikatakan bahwa secara umum motivasi kader kesehatan dapat dikatakan
tinggi terbukti dari prosentasi responden yang memiliki motivasi tinggi lebih
agar diri pribadi disenangi masyarakat, dorongan dari Puskesmas, dan faktor
kebutuhan dalam diri individu. Tetapi motivasi yang baik belum tentu diikuti
dengan peran yang baik. Karena peran dari kader dipengaruhi pula oleh
4. Peran Kader
hanya terpusat di dalam ruangan saja sehingga banyak peran mereka yang
hanya terpusat di dalam ruangan saja. Hal ini dikarenakan karena tidak adanya
kesehatan itu tidaklah bekerja dalam suatu ruangan yang tertutup, namun
mereka itu bekerja dan berperan sebagai seorang pelaku dari sebuah sistem
kesehatan, karena itulah mereka harus dibina, dituntun serta didukung oleh
walaupun itu juga diperlukan. Kegiatan luar ruangan, dalam hal preventif dan
tugas dengan apa adanya. Akibatnya, penyakit berbasis perilaku, seperti diare
masih ada. Tidak maksimalnya pelaksanaan tugas preventif dan promotif ini,
dan dukungan dari pihak lain. Oleh karena itu diperlukan penyadaran kader
diterima, nilai p = 0,438, maka p > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan
tingkat pengetahuan dengan peran kader kesehatan. Hal ini berarti bahwa
Banjar tahun 2008. Hasil penelitian ini berbeda dengan teori yaitu Bloom
baik yaitu banyak yang sudah tamat sembilan tahun sehingga mendukung
penyakit diare.
memiliki sikap yang mendukung, dan tidak ada responden sikap tidak
mendukung.
Dari hasil uji statistik linier didapatkan Ha ditolak dan Ho diterima, nilai
p = 0,144, maka p > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan sikap dengan peran
kader kesehatan. Hal ini berarti bahwa sikap responden tidak berpengaruh
Kertak Hanyar Kabupaten Banjar tahun 2008. Hasil penelitian ini berbeda
sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan
predisposisi tindakan suatu perilaku. Jadi disini dapat dikatakan bahwa peran
seorang kader akan baik jika sikapnya mendukung karena sikap merupakan
predisposisi tindakan suatu perilaku. Akan tetapi dalam penelitian ini sikap
bersikap positif atau baik, termasuk sikap terhadap peran kader kesehatan.
penyakit diare
memiliki motivasi yang tinggi, dan tidak ada responden memiliki motivasi
yang rendah.
diterima, nilai p = 0,111, maka p > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan
motivasi dengan peran kader kesehatan. Hal ini berarti bahwa motivasi
2008. Hasil penelitian ini berbeda dengan teori yaitu sebagaimana menurut
meningkatkan kinerjanya.
pada kader seharusnya peran dari kader dapat berperan baik tapi pada
Kebutuhan tersebut didasari karena pada prinsipnya agar dirinya itu dapat
diterima dan disayangi oleh orang lain. Karena pada kenyataan dilapangan
bisa disebabkan insentif yang diberikan kepada kader masih kurang dari data
yang ada semua kader mendapat insentif kurang dari Rp. 100.000,-, insentif
Imbalan yang menarik bagi kader tentu saja adalah imbalan yang
pasif, oleh karena itu manusia harus dirangsang dari luar. Dengan demikian,
sebab itu sangat pokok. Yakni sandang, pangan, dan papan. Apabila
kebutuhan ini secara relatif terpenuhi maka kebutuhan yang lain akan
yaitu kurang dari Rp. 100.000,- sebanyak 40 responden (71.4%) dan lebih dari
penghasilan kader masih rendah sehingga disini wajar peran kader masih
kurang sesuai dengan teori kebutuhan fisiologi Maslow bahwa kader masih
BAB V
A. Kesimpulan
pengetahuan baik.
yang mendukung dan tidak ada sikap kader yang tidak mendukung.
3. Motivasi kader kesehatan di Puskesmas Kertak Hanyar tinggi semua, dari 56
yang tinggi dan tidak ada motivasi kader yang tidak tinggi.
5. Hasil uji statistik regresi linier didapatkan Ha ditolah dan Ho diterima, dengan
p = 0,438, maka p > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan
6. Hasil uji statistik regresi linier didapatkan Ha ditolah dan Ho diterima, dengan
p = 0,144, maka p > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan
7. Hasil uji statistik regresi linier didapatkan Ha ditolah dan Ho diterima, dengan
p = 0,111, maka p > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan
1. Bagi kader kesehatan yang memiliki peran kader masih kurang agar
kesehatan.
2. Bagi instansi terkait/ Dinas Kesehatan agar dapat memberdayakan peran kader
penyakit diare karena dilihat dari hasil penelitian pengetahuan, sikap dan
diare.
DAFTAR PUSTAKA
WHO (1995). Kader Kesehatan Masyarakat. Cetakan II. Buku Kedokteran EGC.