You are on page 1of 3

PROSES TERJADINYA PETIR

Petir terjadi akibat perpindahan muatan negatif (elektron) menuju ke muatan positif (proton).
Para ilmuwan menduga lompatan bunga api listrik yang terjadi melalui beberapa tahapan.
Pertama adalah pemampatan muatan listrik pada awan bersangkutan. Umumnya, akan
menumpuk di bagian paling atas awan adalah listrik muatan negatif di bagian tengah adalah
listrik bermuatan positif; sementara di bagian dasar adalah muatan negatif yang berbaur
dengan muatan positif. Pada bagian bawah inilah petir biasa berlontaran. Petir dapat terjadi
antara :

1. Awan dengan awan


2. Dalam awan itu sendiri
3. Awan ke udara
4. Awan dengan tanah (bumi)

Terdapat 2 teori yang mendasari proses terjadinya petir :

1. Proses Ionisasi
2. Proses Gesekan antar awan

1. Proses Ionisasi

Petir terjadi diakibatkan terkumpulnya ion bebas bermuatan negatif dan positif di awan, ion
listrik dihasilkan oleh gesekan antar awan dan juga kejadian Ionisasi ini disebabkan oleh
perubahan bentuk air mulai dari cair menjadi gas atau sebaliknya, bahkan padat (es) menjadi
cair.Ion bebas menempati permukaan awan dan bergerak mengikuti angin yang berhembus,
bila awan-awan terkumpul di suatu tempat maka awan bermuatan akan memiliki beda
potensial yang cukup untuk menyambar permukaan bumi maka inilah yang disebut petir.

2.Gesekan antar awan

Pada awalnya awan bergerak mengikuti arah angin, selama proses bergeraknya awan ini
maka saling bergesekan satu dengan yang lainya , dari proses ini terlahir electron-electron
bebas yang memenuhi permukaan awan. proses ini bisa digambarkan secara sederhana pada
sebuah penggaris plastic yang digosokkan pada rambut maka penggaris ini akan mampu
menarik potongan kertas.Pada suatu saat awan ini akan terkumpul di sebuah kawasan, saat
inilah petir dimungkinkan terjadi karena electron-elektron bebas ini saling menguatkan satu
dengan lainnya. Sehingga memiliki cukup beda potensial untuk menyambar permukaan bumi.

Umumnya muatan negatif terkumpul dibagian bawah dan ini menyebabkan terinduksinya
muatan positif di atas permukaan tanah, sehingga membentuk medan listrik antara awan dan
tanah. Jika muatan listrik cukup besar dan kuat medan listrik di udara dilampaui, maka terjadi
pelepasan muatan berupa petir atau terjadi sambaran petir yang bergerak dengan kecepatan
cahaya dengan efek merusak yang sangat dahsyat karena kekuatannya.
Energi dari pelepasan itu begitu besarnya sehingga menimbulkan rentetan cahaya, panas, dan
bunyi yang sangat kuat yaitu geluduk, guntur, atau halilintar. Geluduk, guntur, atau halilintar
ini dapat menghancurkan bangunan, membunuh manusia, dan memusnahkan pohon.
Sedemikian besarnya sampai-sampai ketika petir itu melesat, awan akan terang sebagai akibat
udara yang terbelah. Sambarannya rata-rata memiliki kecepatan 150.000 km/detik akan
menimbulkan bunyi yang menggelegar. Selain itu, ketika akumulasi muatan listrik dalam
awan tersebut telah membesar dan stabil, lompatan listrik (eletric discharge) yang terjadi
akan merambah massa bermedan listrik lainnya, dalam hal ini adalah Bumi.

Ciri-ciri datangnya petir adalah langit tiba-tiba menjadi gelap disertai angin datang begitu
cepatnya dan awan yang menjulang tinggi menyerupai bunga kol berwarna keabuan-abuan,
kemudian udara terasa pengap. Awan ini biasanya disebut dengan awan petir CB
(Comulunimbus) Dalam musim penghujan seperti saat inilah awan-awan jenis ini banyak
terbentuk. Penghubung yang "digemari", merujuk Hukum Faraday, tak lain adalah bangunan,
pohon, atau tiang-tiang metal berujung lancip.

Gambar pola distribusi sambaran petir:

Salah satu penyebab semakin tingginya kerusakan peralatan elektronika karena induksi
sambaran petir tersebut adalah karena sangat sedikitnya informasi mengenai petir dan
masalah yang dapat ditimbulkannya. Kerusakan akibat sambaran Petir :

1. Kerusakan akibat sambaran langsung


Kerusakan ini biasanya langsung mudah diketahui sebabnya, karena jelas petir menyambar
sebuah gedung dan sekaligus peralatan listrik/elektronik yang ada di dalamnya ikut rusak
(kemungkinan mengakibatkan kebakaran gedung, PABX, kontrol AC, komputer, alat
pemancar, dll. hancur total).
2. Kerusakan akibat sambaran tidak langsung
Kerusakan ini sulit diidentifikasi dengan jelas karena petir yang menyambar pada satu titik
lokasi sehingga hantaran induksi melalui aliran listrik/kabel PLN, telekomunikasi, pipa
pam dan peralatan besi lainnya dapat mencapai 1 km dari tempat petir tadi terjadi.
Sehingga tanpa disadari dengan tiba-tiba peralatan komputer, pemancar TV, radio, PABX
terbakar tanpa sebab yang jelas.

You might also like