Professional Documents
Culture Documents
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. J
Umur : 61 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Status pernikahan : Menikah
Suku bangsa : Jawa
Tanggal masuk : 27 Februari 2011
Dirawat yang ke :I
Tanggal pemeriksaan : 1 Maret 2011
II. ANAMNESA
Autoanamnesa dan Alloanamnesa tanggal 1 Maret 2011, pukul 08.00 WIB
KELUHAN UTAMA : Kelemahan lengan dan tungkai kiri
KELUHAN TAMBAHAN : Badan terasa lemas dan bicara menjadi pelo
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Pasien datang dengan keluhan lemah pada lengan dan tungkai kiri sejak 1
hari SMRS. Keluhan tersebut dirasakan tiba-tiba setelah sarapan. Pasien merasa
berat mengangkat lengan dan tungkai kiri disertai bicara menjadi pelo dan sulit
dan badan terasa lemas.
Pasien menyangkal keluhan seperti mual, muntah, sakit kepala, kejang dan
penurunan kesadaran. Pasien juga menyangkal pernah mengalami benturan
dibagian kepala, demam sebelumnya, penglihatan ganda, gangguan pengecapan,
gangguan pendengaran, BAB dan BAK. Pasien mengaku masih dapat merasakan
sentuhan disemua anggota badan.
Pasien juga mengerti saat diajak berbicara, dapat mengeluarkan isi
pikirannya dalam kata-kata dan dapat mengingat kejadiannya dengan baik.
2
RIWAYAT KELAHIRAN/PERTUMBUHAN/PERKEMBANGAN :
Tidak ada penyakit bermakna selama masa kelahiran, pertumbuhan dan
perkembangan
III. PEMERIKSAAN
STATUS INTERNUS
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Gizi : Baik
Tanda vital :
Tekanan darah kanan : 150 / 100mmHg
Tekanan darah kiri : 150 / 100mmHg
3
STATUS PSIKIATRI
Tingkah laku : pasien lebih banyak diam dan berbicara ketika ditanya
saja
Perasaan hati : pasien tampak murung
Orientasi : baik
Jalan fikiran : baik
Daya ingat : baik
STATUS NEUROLOGI
Kesadaran : Compos Mentis, GCS : 15 ( E4M6V5 )
Sikap tubuh : Berbaring terlentang
Cara berjalan : Tidak dilakukan
Gerakan abnormal : Tidak ada
Kepala
Bentuk : Normocephal
Simetris : Simetris
Pulsasi a.Temporalis : Teraba
4
Leher
Sikap : Normal
Gerakan : Bebas tak terbatas
Vertebrae : Dalam batas normal
Nyeri tekan : Tidak ada
Pulsasi a. Carotis : Teraba
NERVI KRANIALIS
Kanan Kiri
N I ( Olfactorius )
Daya penghidu : Normosmia Normosmia
N II ( Optikus )
Ketajaman penglihatan : menurun menurun
Pengenalan warna : baik baik
Lapang pandang : baik baik
Fundus : Tidak dilakukan
Pupil :
Ukuran pupil : Ø 3 mm Ø 3 mm
Bentuk pupil : bulat bulat
Isokor/anisokor : isokor
Posisi : ditengah ditengah
Reflek cahaya langsung : (+) (+)
Reflek cahaya tidak langsung : tidak dilakukan
Reflek akomodasi/konvergensi: tidak dilakukan
N V ( Trigeminus )
Menggigit : Baik
Membuka mulut : simetris
Sensibilitas atas : (+) (+)
6
Tengah : (+)
(+)
Bawah : (+) (+)
Reflek masseter : (+) (+)
Reflek zigomatikus : Tidak dilakukan
Reflek kornea : (+) (+)
Reflek bersin : Tidak dilakukan
N VII ( Facialis )
Pasif
Kerutan kulit dahi : Simetris
Kedipan mata : Simetris
Lipatan nasolabial : Asimetris, kiri lebih datar
Sudut mulut : Asimetris, kiri lebih rendah dibanding kanan
Aktif
Mengerutkan dahi : Simetris
Mengerutkan alis : Simetris
Menutup mata : Simetris
Meringis : Asimetris, tertinggal pada sisi kiri
Mengembungkan pipi : Asimetris, kanan lebih menggembung
Gerakan bersiul : Tidak dilakukan
Daya pengecapan lidah 2/3 depan : Tidak dilakukan
Hiperlakrimasi : Tidak ada
Lidah kering : Tidak ada
N VIII (Vestibulocochlearis)
Mendengarkan suara gesekan jari tangan : normal normal
Mendengar detik jam arloji : normal normal
Test swabach : Tidak dilakukan
Test rinne : Tidak dilakukan
7
N IX ( Glossopharyngeus )
Arcus pharynx : Simetris
Posisi uvula : Di tengah
Daya pengecapan lidah 1/3 belakang : Tidak dilakukan
Reflek muntah : Tidak dilakukan
N X ( Vagus )
Denyut nadi : Teraba, Reguler
Arcus pharynx : Simetris
Bersuara : Normal
Menelan : Normal
N XI ( Accesorius )
Memalingkan kepala : Normal
Sikap bahu : Simetris
Mengangkat bahu : Simetris
N XII ( Hipoglossus )
Menjulurkan lidah : Tidak ada deviasi
Kekuatan lidah : Normal
Atrofi lidah : Tidak ada
Artikulasi : Pelo
Tremor lidah : Tidak dada
MOTORIK
Gerakan : bebas terbatas
8
Kekuatan 5 5 5 5 1 1 1 1
: 5 5 5 5 4 4 4 4
REFLEK FISIOLOGI
Reflek tendon
Reflek bicep : (+) (+)
Reflek tricep : (+) (+)
Reflek patella : (+) (+)
Reflek achilles: (+) (+)
Reflek periosteum : (-) (-)
Reflek permukaan
Dinding perut : tidak dilakukan
Cremaster : tidak dilakukan
Spincter ani : tidak dilakukan
REFLEK PATOLOGIS
Kanan Kiri
Hoffman tromer : (-) (-)
Babinski : (-) (+)
Chaddok : (-) (-)
Oppenheim : (-) (-)
Gordon : (-) (-)
Schafer : (-) (-)
Rosolimo : (-) (-)
Mendel bechterew : (-) (-)
Klonus paha : (-) (-)
Klonus kaki : (-) (-)
9
SENSIBILITAS
Eksteroseptif
Nyeri : (+) (+)
Suhu : Tidak dilakukan
Taktil : (+) (+)
Propioseptif
Posisi : (+) (+)
Vibrasi : Tidak dilakukan
Tekanan dalam : Tidak dilakukan
KOORDINASI DAN KESEIMBANGAN
Test romberg : tidak dilakukan
Test tandem : tidak dilakukan
Test fukuda : tidak dilakukan
Disdiadokokenesis : tidak dilakukan
Rebound phenomen : tidak dilakukan
Dismetri : tidak dilakukan
Test tunjuk hidung : normal
Test telunjuk-telunjuk : normal
Test tumit lutut : tidak dilakukan
FUNGSI OTONOM
Miksi
Inkontinentia : tidak ada kelainan
Retensi : tidak ada kelainan
Anuria : tidak ada kelainan
Defekasi
Inkontinentia : tidak ada kelainan
Retensi : tidak ada kelainan
10
FUNGSI LUHUR
Fungsi bahasa : baik
Fungsi orientasi : baik
Fungsi memori : baik
Fungsi emosi : murung
Fungsi kognisi : baik
RESUME
Anamnesa
Pasien wanita usia 61 tahun datang dengan keluhan lengan dan tungkai kiri
tiba-tiba sulit digerakkan 1 hari SMRS. Keluhan dirasakan tiba-tiba setelah pasien
sarapan. Pasien mengeluh bicara menjadi pelo dan sulit. Sebelumnya pasien
mengaku sering merasa kesemutan pada tangan dan kaki. Pasien mengaku
keluhan ini baru pertama kali terjadi. Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak
5 tahun, pasien kontrol dengan teratur di Puskesmas dan meminum obat Captopril
12,5 mg.
Pemeriksaan
Status Internis : Dalam batas normal
Keadaan umum : Sakit sedang
Gizi : Cukup
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah kanan : 150/ 100 mmHg
Tekanan darah kiri : 150/ 100 mmHg
Nadi kanan : 88 x/menit
Nadi kiri : 88 x/menit
Pernapasan : 24 x/menit
Suhu : 36,5°C
Status neurologis
Kesadaran : Compos mentis → GCS : 15 ( E4M6V5 )
Pupil : Isokor, diameter 3 mm/3mm, Reflek cahaya +/+
11
DIAGNOSIS
Diagnosis klinis : Hemiparese sinistra, parese nervus VII dan XII
sinistra tipe sentral UMN
Diagnosis topik : Hemisfer cerebri dextra
Diagnosis etiologi : Stroke non Haemoragik,
Faktor resiko : Hipertensi
TERAPI
Penatalaksanaan umum ( 5 B ) :
• Breathing : kelancaran jalan nafas, gigi palsu dilepas
• Blood : Pemantauan tekanan darah, pada tahap awal tidak boleh
diturunkan segera karena dapat memperburuk keadaan kecuali pada
kondisi hipertensi emergency ( sistolik > 220/mmHg dan atau diastolik
>120mmhg)
• Brain : Hindari peningkatan TIK atau suhu tubuh meningkat
• Bladder : Hindari infeksi saluran kemih dan perhatikan
keseimbangan cairan input dan output
12
PEMERIKSAAN ANJURAN
Laboratorium:
o Darah : Hb, Ht, Leukosit, Trombosit
o Kimia : Ureum, Kreatinin, Kolesterol, Trigliserida, Gula darah
o Elektrolit : Na, K, Cl, Ca, Mg
EKG
Foto thorax
CT Scan kepala
PROGNOSA
Ad vitam :Dubia ad bonam
Ad fungsionam :Dubia ad bonam
Ad sanam :Dubia ad malam
Ad cosmeticum :Dubia ad malam
Kimia
Ureum 35 (20-50 mg/dl)
Kreatinin 1,0 (0,5-1,5 mg/dl)
Natrium 149* (135-145 mEq/L)
Kalium 3,4* (3,5-5,3 mEq/L)
Klorida 104 (97-107 mEq/L)
Glukosa 2 Sewaktu 107
(>140 mg/dl)
Tanggal 28-02-2011
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Kimia
Protein total 6,5 (6-8,5g/dl)
Albumin 3,9 (3,5-5 g/dl)
Globulin 2,6 (2,5-3,5 g/dl)
Cholesterol 216* (<200 mg/dl)
Trigliserida 101 (<160 mg/dl)
Bilirubin Total 1,5 (<1,5 mg/ dl)
SGPT 15 (<40 U/L)
SGOT 27 (<35 U/L)
Gama GT 18 (<55 U/L)
Glukosa Puasa 92 (70-100 mg/dl)
14
CT-Scan
Tgl 27-02-2011
15
ANALISA KASUS
stroke dapat dikenal dari gejala klinisnya yang bersifat onset mendadak, gejala
klinis baik fokal (seperti paresis, sulit bicara, dll) maupun global (ganguan
kesadaran) dan berkembang cepat.
ANAMNESIS
1. Ny. J, 61 tahun datang ke UGD RSPAD dengan keluhan tangan dan kaki
kiri tiba-tiba menjadi lemah. Pasien juga mengeluh bicara menjadi pelo
dan mulut sebelah kiri tertinggal ketika pasien meringis sejak 1 hari
SMRS.
2. Keluhan mual, muntah, sakit kepala, kejang dan penurunan kesadaran saat
serangan disangkal
Tabel Perbedaan Stroke Hemoragik dan stroke non Hemoragik
Gejala Stroke Hemoragik Stroke Non Hemoragik
Onset mendadak Mendadak
Saat Onset Sedang aktif Istirahat
Peringatan - +
Nyeri Kepala +++ +-
Kejang + -
17
Muntah + -
Penurunan Kesasaran +++ +-
3. Keluhan kelemahan pada tangan dan kaki kiri baru pertama kali dirasakan.
Ini menunjukkan bahwa keluhan ini dapat diatasi sesegera mungkin untuk
menyelamatkan daerah penumbra supaya tidak terjadi deficit neurologi
yang luas.
4. Pasien juga memiliki riwayat tekanan darah tinggi sejak 5 tahun yang lalu,
pasien minum obat Captopril 12,5 mg untuk mengontrol tekanan darah.
Hipertensi
Hipertensi dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ target
seperti otak, jantung, ginjal, aorta, pembuluh darah perifir, dan retina.
Hipertensi berperan penting dalam terjadinya infark dan perdarahan otak
yang terjadi pada pembuluh darah kecil. Hipertensi mempercepat
arteriosklerosis sehingga mudah terjadi oklusi atau emboli pada/dari
pembuluh darah besar. Hipertensisecara langsung dapat menyebabkan
arteriosklerosis obstruktif, lalu terjadi infark lakuner dan
mikroaneurisma. Hal ini dapat menyebabkan Perdarahan Intra Serebral.
Baik hipertensi sistolik maupun diastolik, keduanya merupakan faktor
terjadinya stroke.
Faktor resiko medis yang dapat Gaya hidup yang dapat dikontrol
dikontrol
Hipertensi Merokok
Atrial Fibrilasi Alkohol
18
Atrial Fibrilasi
Atrial fibrilasi (AF) adalah penyakit gangguan irama jantung dan
merupakan salah satu faktor risiko utama untuk stroke, Pasien dengan
atrial fibrilasi mempunyai resiko 5 kali lebih tingi untuk terkena stroke
daripada yang tidak. Sekitar 15 % penderita AF menderita stroke. AF
disebabkan oleh detak jantung (atrium) yang cepat dan tidak terduga.
AF meningkatkan resiko stroke karena pada pasien AF, darah akan
berkumpul di jantung sehingga mudah terjadi gumpalan dan ketika
gumpalan tersebut menyumbat arteri otak maka akan terjadi stroke
iskemik.
Diabetes Melitus
19
Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah penumpukan plak deposito lemak dan sel lainnya
secara progresif di dinding arteri. Hal ini dapat menyumbat arteri dan
menghambat aliran darah ke otak atau bagian tubuh lain, membuat
seseorang lebih berisiko stroke, TIA atau penyakit jantung lainnya.
Banyak faktor risiko stroke juga merupakan faktor risiko untuk
aterosklerosis seperti merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi,
diabetes, dan riwayat keluarga penyakit jantung dan stroke.
Merokok
Merokok menggandakan resiko stroke jika dibandingkan dengan bukan
perokok. Merokok mengurangi jumlah oksigen dalam darah,
menyebabkan jantung bekerja lebih keras dan membuat darah lebih
mudah menggumpal. Merokok juga meningkatkan jumlah plak di arteri,
yang dapat menghalangi aliran darah ke otak, menyebabkan stroke.
Merokok meningkatkan resiko untuk semua tipe stroke terutama
perdarahan subarachnoid dan stroke infark.
Alkohol dan obat-obatan lainnya
Penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan termasuk kokain, amfetamin,
dan heroin berhubungan dengan peningkatan resiko stroke. Berbagai
obat tersebut menggangu aliran darah, menginduksi vasikulitis,
menyebabkan embolisasi, endokarditis infektif, menganggu agregasi
platelet, dan meningkatkan viskositas darah.
Obesitas
20
2. Status Neurologi
− Tanda rangsang meningeal pada pasien ini negatif.
Kaku kuduk sering terjadi pada stroke hemoragik
(Perdarahan Sub-Arachnoid) sehingga pada pasien ini
diagnosis lebih mengarah ke stroke non hemoragik
− Pada pemeriksaan nervi kranialis didapatkan paresis nervi VII
dan XII sinistra. Dimana mulut sebelah kiri tertinggal ketika
pasien meringis.
Persarafan nervi kranialis umumumnya mendapat
persarafan bilateral dari hemisfer kanan maupun kiri kecuali
nervus VII dan nervus XII.
Nervus VII jika terjadi lesi LMN maka semua dari otot
ipsilateral akan menjadi lemah sedangkan apabila yang
terkena adalah UMN maka hanya pada setengah dari bagian
bawah wajah yang terkena dan kontralateral dari lesi hal ini
dikarenakan sebagian dari nukleus Nervus VII pada bagian
atas wajah mendapat persarafan dari kortikobulbar bilateral
(UMN). Pada pasien ini terjadi kelumpuhan nervus kranialis
VII tipe sentral. Lumpuhnya nervus VII yang ipsilateral
dengan kelumpuhan ekstemitas menunjukkan lesi setinggi
kapsula interna dan lesi terletak kontralateral dengan
kelumpuhannya sehingga pada kasus ini lesi berada di
hemisfer serebri kanan.
22
3. Pemeriksaan Penunjang
Lab: Kolesterol 216 mg/dl (<200 mg/dl)
Kolesterol yang tinggi adalah salah satu faktor resiko terjadinya
gangguan yang dapat menyebabkan stroke
CT Scan kesan : - Infark di periventrikel lateral kanan dan kiri
Pemeriksaan CT Scan adalah untuk menentukan etiologi dan prognosa
pada pasien stroke
DIAGNOSA
1. Diagnosa Klinis
−Hemiparese sinistra tipe UMN Pada pasien ini didapatkan
kelemahan pada ekstremitas atas dan bawah kiri. Tidak terdapat
atrofi pada ekstremitas pasien. Refleks fisiologis di kedua tungkai
positif. Reflek patologis babinski pada kaki kiri positif. Hal ini
mengarahkan ke hemiparese tipe UMN
−Parese nervus VII dan XII sinistra tipe sentral Lesi UMN
2. Diagnosa Topik
Hemisfer Cerebri dextra Pada pasien ini terdapat hemiparese sinistra
dan parese nervus VII dan XII sinistra tipe sentral.
3. Diagnosa Etiologi :
Diagnosa etiologi pada pasien ini ditegakkan melalui pemeriksaan anamnesis
dan pemeriksaan fisik yang dicocokkan pada Algoritma gajah mada, Algoritma
siriraj, dan Djonaedi Stroke Skor serta lewat pemeriksaan penunjang.
• Algoritma Siriraj
Kesadaran (0x2.5) + Muntah (0x2) + nyeri kepala (0x2) + Tekanan
darah (100x10%) + (ateroma 0x-3) -12 = -2
Kesan : Stroke Non Hemoragik
(sss>1 ; stroke hemoragik, sss<-1 ; stroke non hemoragik)
Mekanisme Kasus
27
Perempuan
Riwayat
61 tahun
hipertensi
Diet tinggi
Teka
lemak
ting
LDL ↑
Terjadi oksidasi
LDL
KESIMPULAN
Platelet menemp
Pd endotel yg ru
28
DAFTAR PUSTAKA
29