You are on page 1of 23

Lompat ke isi

Darmadi's Blog Berbagi Informasi Dalam Inovasi


Marine Science Padjadjaran University
* Beranda
* cErAh (cerita kehidupan)
* dear all,,
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA BESAR BUTIR
Oktober 19, 2010
oleh Darmadi
(Fieldtrip Mata Kuliah Sedimentologi P3GL Cirebon)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Tujuh puluh persen batuan yang menutupi permukaan bumi ini terdiri dari batuan s
edimen. Yaitu batupasir, batugamping, lanau, lempung, breksi, konglomerat, dan b
atuan sedimen lainnya.
Batuan tersebut terbentuk secara proses fisika, kimia, dan biologi yang terendap
kan secara alamiah di berbagai lingkungan pengendapan dan terus berjalan hingga
saat ini. Pembelajaran tentang batuan sedimen sangat besar kontribusinya terhada
p penentuan dan pembelajaran batuan batuan sedimen purba atau yang berumur tua d
alam skala waktu geologi.
Banyak batuan sedimen purba yang diperkirakan sistem dan lingkungan pengendapann
ya dianalogikan dengan proses proses sedimentasi yang terjadi pada saat ini. Pro
ses proses sedimentasi (fisika, kimia, biologi) sangat berhubungan erat dengan k
ompaksi, sementasi, rekristalisasi.
Endapan sedimen (sedimentary deposit) adalah tubuh material padat yang terakumul
asi di permukaan bumi atau di dekat permukaan bumi, pada kondisi tekanan dan tem
peratur yang rendah. Sedimen umumnya (namun tidak selalu) diendapkan dari fluida
dimana material penyusun sedimen itu sebelumnya berada, baik sebagai larutan ma
upun sebagai suspensi. Definisi ini sebenarnya tidak dapat diterapkan untuk semu
a jenis batuan sedimen karena ada beberapa jenis endapan yang telah disepakati o
leh para ahli sebagai endapan sedimen: (1) diendapkan dari udara sebagai benda p
adat di bawah temperatur yang relatif tinggi, misalnya material fragmental yang
dilepaskan dari gunungapi; (2) diendapkan di bawah tekanan yang relatif tinggi,
misalnya endapan lantai laut-dalam.
1.2.Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk mengetahui dan memahami alat-alat
/ instrument yang digunakan dalam suatu pengambilan sampel serta beberapa cara
dalam analisis besar butir sedimen dan sebagai bahan referensi / informasi tent
ang study ilmu sedimentology.
1.3 Lokasi
Lokasi yang digunakan untuk pengambilan serta pengolahan sampel :
1. Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan, Cirebon, Jawa Barat. Sebagai te
mpat awal pengambilan sampel
2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Laut (P3GL) Jl. Kalijaga 101 C
irebon.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sedimentologi
Sedimentologi adalah ilmu yang mempelajari sedimen atau endapan (Wadell, 1932).
Sedangkan sedimen atau endapan pada umumnya diartikan sebagai hasil dari proses
pelapukan terhadap suatu tubuh batuan, yang kemudian mengalami erosi, tertanspor
tasi oleh air, angin, dll, dan pada akhirnya terendapkan atau tersedimentasikan.
Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media
air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Sedangkan batuan sedimen adalah
suatu batuan yang terbentuk dari hasil proses sedimentasi, baik secara mekanik
maupun secara kimia dan organik.
a. Secara mekanik
Terbentuk dari akumulasi mineral-mineral dan fragmen-fragmen batuan. Faktor-fakt
or yang penting antara lain :
· Sumber material batuan sedimen :
Sifat dan komposisi batuan sedimen sangat dipengaruhi oleh material-material asa
lnya. Komposisi mineral-mineral batuan sedimen dapat menentukan waktu dan jarak
transportasi, tergantung dari prosentasi mineral-mineral stabil dan nonstabil.
· Lingkungan pengendapan :
Secara umum lingkungan pengendapan dibedakan dalam tiga bagian yaitu: Lingkungan
Pengendapan Darat, Transisi dan Laut. Ketiga lingkungan pengendapan ini, dimana
batuan yang dibedakannya masing-masing mempunyai sifat dan ciri-ciri tertentu.
· Pengangkutan (transportasi) :
Media transportasi dapat berupa air, angin maupun es, namun yang memiliki perana
n yang paling besar dalam sedimentasi adalah media air. Selama transportasi berl
angsung, terjadi perubahan terutama sifat fisik material-material sedimen sepert
i ukuran bentuk dan roundness. Dengan adanya pemilahan dan pengikisan terhadap b
utir-butir sedimen akan memberi berbagai macam bentuk dan sifat terhadap batuam
sedimen.
· Pengendapan :
Pengendapan terjadi bilamana arus/gaya mulai menurun hingga berada di bawah titi
k daya angkutnya. Ini biasa terjadi pada cekungan-cekungan, laut, muara sungai,
dll.
· Kompaksi :
Kompaksi terjadi karena adanya gaya berat/grafitasi dari material-material sedim
en sendiri, sehingga volume menjadi berkurang dan cairan yang mengisi pori-pori
akan bermigrasi ke atas.
· Lithifikasi dan Sementasi :
Bila kompaksi meningkat terus menerus akan terjadi pengerasan terhadap material-
material sedimen. Sehingga meningkat ke proses pembatuan (lithifikasi), yang dis
ertai dengan sementasi dimana material-material semen terikat oleh unsur-unsur/m
ineral yang mengisi pori-pori antara butir sedimen.
· Replacement dan Rekristalisasi :
Proses replacement adalah proses penggantian mineral oleh pelarutan-pelarutan ki
mia hingga terjadi mineral baru. Rekristalisasi adalah perubahan atau pengkrista
lan kembali mineral-mineral dalam batuan sedimen, akibat pengaruh temperatur dan
tekanan yang relatif rendah.
· Diagenesis :
Diagenesis adalah perubahan yang terjadi setelah pengendapan berlangsung, baik t
ekstur maupun komposisi mineral sedimen yang disebabkan oleh kimia dan fisika.
b. Secara Kimia dan Organik
Terbentuk oleh proses-proses kimia dan kegiatan organisme atau akumulasi dari si
sa skeleton organisme. Sedimen kimia dan organik dapat terjadi pada kondisi dara
t, transisi, dan lautan, seperti halnya dengan sedimen mekanik.
Masing-masing lingkungan sedimen dicirikan oleh paket tertentu fisik, kimia, dan
biologis parameter yang beroperasi untuk menghasilkan tubuh tertentu sedimemen
dicirikan oleh tekstur, struktur, dan komposisi properti. Kita mengacu kepada ba
dan-badan khusus seperti endapan dari batuan sedimen sebagai bentuk. Istilah ben
tuk mengacu pada unit stratigrafik dibedakan oleh lithologic, struktural, dan ka
rakteristik organik terdeteksi di lapangan. Sebuah bentuk sedimen dengan demikia
n unit batu itu, karena deposisi dalam lingkungan tertentu, memiliki pengaturan
karakteristik properti. Lithofacies dibedakan oleh ciri-ciri fisik seperti warna
, lithology, tekstur, dan struktur sedimen. Biogfacies didefinisikan pada karakt
eristik palentologic dasar. Inti penekanan adalah bahwa lingkungan depositional
menghasilkan bentuk sedimen. Karakteristik properti dari bentuk sedimen yang pad
a gilirannya merupakan refleksi dari kondisi lingkungan deposional.
Stratigrafi adalah studi batuan untuk menentukan urutan dan waktu kejadian dalam
sejarah bumi. Dua subjek yang dapat dibahas untuk membentuk rangkaian kesatuan
skala pengamatan dan interpretasi. Studi proses dan produk sedimen memperkenanka
n kita menginterpretasi dinamika lingkungan pengendapan. Rekaman-rekaman proses
ini di dalam batuan sedimen memperkenankan kita menginterpretasikan batuan ke da
lam lingkungan tertentu. Untuk menentukan perubahan lateral dan temporer di dala
m lingkungan masa lampau ini, diperlukan kerangka kerja kronologi.
Ilmu bumi secara tradisional telah dibagi kedalam sub-disiplin ilmu yang terfoku
s pada aspek-aspek geologi seperti paleontologi, geofisika, mineralogi, petrolog
i, geokimia, dan sebagainya. Di dalam tiap sub-disiplin ilmu ini, ilmu pengetahu
an telah dikembangkan sebagai teknik analitik baru yang telah diaplikasikan dan
dikembangkannya teori-teori inovatif. Diwaktu yang sama karena kemajuan-kemajuan
di lapangan, maka diperkenalkannya integrasi kombinasi ide-ide dan keahlian dar
i berbagai disiplin ilmu yang berbeda-beda. Geologi adalah ilmu multidisiplin ya
ng sangat baik dipahami jika aspek-aspek berbeda terlihat berhubungan antara sat
u dengan lainnya. Sedimentologi perhatiannya tertuju pada pembentukan batuan sed
imen. Kemudian batuan sedimen dibahas hubungan waktu dan ruangnya dalam rangkaia
n stratigrafi di dalam cekungan-cekungan sedimen. Tektonik lempeng, petrologi da
n paleontologi adalah topik tambahan.
Metode-metode yang digunakan oleh sedimentologists untuk mengumpulkan data dan b
ukti pada sifat dan kondisi depositional batuan sedimen meliputi;
* Mengukur dan menggambarkan singkapan dan distribusi unit batu;
o Menggambarkan formasi batuan, proses formal mendokumentasikan keteba
lan, lithology, singkapan, distribusi, hubungan kontak formasi lain
o Pemetaan distribusi unit batu, atau unit
* Deskripsi batuan inti (dibor dan diambil dari sumur eksplorasi selama hidr
okarbon)
* Sequence stratigraphy
o Menjelaskan perkembangan unit batu dalam baskom
* Menggambarkan lithology dari batu;
o Petrologi dan petrography; khususnya pengukuran tekstur, ukuran buti
r, bentuk butiran (kebulatan, pembulatan, dll), pemilahan dan komposisi sedimen
* Menganalisis geokimia dari batu
Geokimia isotop, termasuk penggunaan penanggalan radiometrik, untuk menentukan u
sia batu, dan kemiripan dengan daerah sumber.
Sedimen yang di jumpai di dasar lautan dapat berasal dari beberapa sumber yang m
enurut Reinick (Dalam Kennet, 1992) dibedakan menjadi empat yaitu :
1. Lithougenus sedimen yaitu sedimen yang berasal dari erosi pantai dan material
hasil erosi daerah up land. Material ini dapat sampai ke dasar laut melalui pro
ses mekanik, yaitu tertransport oleh arus sungai dan atau arus laut dan akan ter
endapkan jika energi tertransforkan telah melemah.
2. Biogeneuos sedimen yaitu sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme yang
hidup seperti cangkang dan rangka biota laut serta bahan-bahan organik yang men
galami dekomposisi.
3. Hidreogenous sedimen yaitu sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi kimia
di dalam air laut dan membentuk partikel yang tidak larut dalam air laut sehingg
a akan tenggelam ke dasar laut, sebagai contoh dan sedimen jenis ini adalah magn
etit, phosphorit dan glaukonit.
4. Cosmogerous sedimen yaitu sedimen yang berasal dari berbagai sumber dan masuk
ke laut melalui jalur media udara/angin. Sedimen jenis ini dapat bersumber dari
luar angkasa, aktifitas gunung api atau berbagai partikel darat yang terbawa an
gin. Material yang berasal dari luar angkasa merupakan sisa-sisa meteorik yang m
eledak di atmosfir dan jatuh di laut. Sedimen yang berasal dari letusan gunung b
erapi dapat berukuran halus berupa debu volkanik, atau berupa fragmen-fragmen ag
lomerat. Sedangkan sedimen yang berasal dari partikel di darat dan terbawa angin
banyak terjadi pada daerah kering dimana proses eolian dominan namun demikian d
apat juga terjadi pada daerah subtropis saat musim kering dan angin bertiup kuat
. Dalam hal ini umumnya sedimen tidak dalam jumlah yang dominan dibandingkan sum
ber-sumber yang lain. (Sugeng Widada)
Dalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut berakhir menjadi sedi
men. Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses biologi dan kimia yang terjadi s
epanjang kedalaman laut. Sebelum mencapai dasar laut dan menjadi sedimen, zat te
rsebut melayang-layang di dalam laut. Setelah mencapai dasar lautpun, sedimen ti
dak diam tetapi sedimen akan terganggu ketika hewan laut dalam mencari makan. Se
bagian sedimen mengalami erosi dan tersuspensi kembali oleh arus bawah sebelum k
emudian jatuh kembali dan tertimbun. Terjadi reaksi kimia antara butir-butir min
eral dan air laut sepanjang perjalannya ke dasar laut dan reaksi tetap berlangsu
ng penimbunan, yaitu ketika air laut terperangkap di antara butiran mineral. (Ag
us Supangat dan Umi muawanah)
Era oseanografi secara sistematis telah dimulai ketika HMS Challenger kembali ke
Inggris pada tanggal 24 Mei 1876 membawa sampel, laporan, dan hasil pengukuran
selama ekspedisi laut yang memakan waktu tiga tahun sembilan bulan. Anggota ilmu
an yang selalu menyakinkan dunia tentang kemajuan ilmiah Challenger adalah John
Murray, warga Kanada kelahiran Skotlandia. Sampel-sampel yang dikumpulkan oleh M
urray merupakan penyelidikan awal tentang sedimen laut dalam.
Distribusi Sedimen Laut :
Sedimen yang masuk ke dalam laut dapat terdistribusi pada :
1. Daerah perairan dangkal, seperti endapan yang terjadi pada paparan benua (Con
tinental Shelf) dan lereng benua (Continental Slope).
Dijelaskan oleh Hutabarat (1985) dan Bhatt (1978) bahwa Continental Shelf adalah s
uatu daerah yang mempunyai lereng landai kurang lebih 0,4% dan berbatasan langsu
ng dengan daerah daratan, lebar dari pantai 50 70 km, kedalaman maksimum dari la
utan yang ada di atasnya di antara 100 200 meter.
Continental Slope adalah daerah yang mempunyai lereng lebih terjal dari continenta
l shelf, kemiringannya anatara 3 6 %.
2. Daerah perairan dalam, seperti endapan yang terjadi pada laut dalam.
Endapan Sedimen pada Perairan Dangkal :
Pada umumnya Glacial Continental Shelf dicirikan dengan susunan utamanya campuran
antara pasir, kerikil, dan batu kerikil. Sedangkan Non Glacial Continental Shelf en
dapannya biasanya mengandung lumpur yang berasal dari sungai. Di tempat lain (co
ntinental shelf) dimana pada dasar laut gelombang dan arus cukup kuat, sehingga
material batuan kasar dan kerikil biasanya akan diendapkan.
Sebagian besar pada Continental slope kemiringannya lebih terjal sehingga sedimen
tidak akan terendapkan dengan ketebalan yang cukup tebal. Daerah yang miring pad
a permukaannya dicirikan berupa batuan dasar (bedrock) dan dilapisi dengan lapis
an lanau halus dan lumpur. Kadang permukaan batuan dasarnya tertutupi juga oleh
kerikil dan pasir.
Endapan Sedimen pada Perairan Laut Dalam
Sedimen laut dalam dapat dibagi menjadi 2 yaitu Sedimen Terigen Pelagis dan Sedi
men Biogenik Pelagis.
1. Sedimen Biogenik Pelagis
Dengan menggunakan mikroskop terlihat bahwa sedimen biogenik terdiri atas berbag
ai struktur halus dan kompleks. Kebanyakan sedimen itu berupa sisa-sisa fitoplan
kton dan zooplankton laut. Karena umur organisme plankton hannya satu atau dua m
inggu, terjadi suatu bentuk hujan sisa-sisa organisme plankton yang perlahan, teta
pi kontinue di dalam kolam air untuk membentuk lapisan sedimen. Pembentukan sedi
men ini tergantung pada beberapa faktor lokal seperti kimia air dan kedalaman se
rta jumlah produksi primer di permukaan air laut. Jadi, keberadan mikrofil dalam
sedimen laut dapat digunakan untuk menentukan kedalaman air dan produktifitas p
ermukaan laut pada zaman dulu.
2. Sedimen Terigen Pelagis
Hampir semua sedimen Terigen di lingkungan pelagis terdiri atas materi-materi ya
ng berukuran sangat kecil. Ada dua cara materi tersebut sampai ke lingkungan pel
agis. Pertama dengan bantuan arus turbiditas dan aliran grafitasi. Kedua melalui
gerakan es yaitu materi glasial yang dibawa oleh bongkahan es ke laut lepas dan
mencair. Bongkahan es besar yang mengapung, bongkahan es kecil dan pasir dapat
ditemukan pada sedimen pelagis yang berjarak beberapa ratus kilometer dari daera
h gletser atau tempat asalnya.
Angin merupakan alat transportasi penting untuk memindahkan materi langsung ke l
aut. Lempung pelagis yang ada di laut dibawa terutama oleh tiupan angin (aeolian
). Ukuran lempung ini
Komponen utama debu yang terbawa angin adalah kuarsa dan mineral lempung. Pada s
kala global, jumlah masuknya materi Vulkanologi ke sedimen laut dalam adalah kec
il. Letusan besar dapat mengeluarkan abu dan debu dalam jumlah yang banyak denga
n ketinggian 15-50 km, dan partikel terkecil berukuran 1-<1µm>
Selain pengertian sedimen di atas ada pengertian lain tentang sedimen yaitu batu
an sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh proses sedimentasi. Sedangkan sedim
entasi adalah proses pengendapan sediemen oleh media air, angin, atau es pada su
atu cekungan pengendapan pada kondisi P dan T tertentu.
Dalam batuan sedimen dikenal dengan istillah tekstur dan struktur. Tekstur adala
h suatu kenampakn yang berhubungan erat dengan ukuran, bentuk butir, dan susunan
kompone mineral-mineral penyusunnya. Studi tekstur paling bagus dilakukan pada
contoh batuan yang kecil atau asahan tipis.
Struktur merupakan suatu kenampakan yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan
keadaan energi pembentuknya. Pembentukannya dapat pada waktu atau sesaat setela
h pengendapan. Struktur berhubungan dengan kenampakan batuan yang lebih besar, p
aling bagus diamati di lapangan misal pada perlapisan batuan. (Sugeng Widada : 2
002).
* Struktur Sedimen
Struktur sedimen merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal batuan sedimen
yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan energi pembentuknya. Pembentukkanny
a dapat terjadi pada waktu pengendapan maupun segera setelah proses pengendapan.
(Pettijohn & Potter, 1964 ; Koesomadinata , 1981) Pada batuan sedimen dikenal d
ua macam struktur, yaitu :
Syngenetik : terbentuk bersamaan dengan terjadinya batuan sedimen, disebut juga
sebagai struktur primer.
Epigenetik : terbentuk setelah batuan tersebut terbentuk seperti kekar, sesar, d
an lipatan.
Pembagian struktur sedimen ada beberapa macam dan versi dari peneliti yang menga
nalisa dan mempelajari struktur sedimen, pembagian struktur sedimen menurut Pett
ijohn 1975:
1. Struktur Sedimen Primer: Struktur pada batuan sedimen yang terjadi pada sa
at proses sedimentasi sehingga dapat di gunakan untuk mengidentifikasi mekanisme
pengendapan.
2. Struktur Sedimen Sekunder : struktur sedimen yang terjadi pada batuan sedi
men pada saat sebelum dan sesudah proses sedimentasi yang juga dapat merefleksik
an lingkungan pengendapan, keadaan dasar permukaan, lereng,dan kondisi permukaan
.
3. Struktur Sedimen organik: Struktur sedimen yang terbentuk akibat dari pros
es organisme pada saat dan sesudah terjadi proses sedimentasi.
2.2. Analisa Besar Butir
Analisa granulometri merupakan suatu metoda analisa yang menggunakan ukuran buti
r sebagai materi analisa. Analisa ini umum digunakan dalam bidang keilmuan yang
berhubungan dengan tanah atau sedimen. Dalam analisa ini tercakup beberapa hal y
ang biasa dilakukan seperti pengukuran rata-rata, pengukuran sorting atau standa
r deviasi, pengukuran skewness dan kurtosis. Masing-masing pengukuran tersebut m
empunyai rumus-rumus yang berbeda dan mempunyai batasan-batasan untuk menggambar
kan keadaan dari butiran yang diamati atau dianalisa. Batasan-batasan tersebut b
iasa disebut dengan verbal limit. Analisa granulometri dapat dilakukan melalui d
ua cara, yaitu dengan metode grafis dan metode statistik, dimana metode grafis m
emuat berbagai macam grafik yang mencerminkan penyebaran besar butir, hubungan d
inamika aliran dan cara transportasi sedimen klastik, sedangkan metode statistik
menghasilkan nilai rata-rata, deviasi standar, kepencengan dan kemancungan kurv
a.
Pilihan atau Sortasi dapat menunjukkan batas ukuran butir atau keanekaragaman uk
uran butir, tipe dan karakteristik serta lamanya waktu sedimentasi dari suatu po
pulasi sedimen (Folk, 1968). Menurut Friedman dan Sanders (1978), sortasi atau p
emilahan adalah penyebaran ukuran butir terhadap ukuran butir rata-rata. Sortasi
dikatakan baik jika batuan sedimen mempunyai penyebaran ukuran butir terhadap u
kuran butir rata-rata pendek. Sebaliknya apabila sedimen mempunyai penyebaran uk
uran butir terhadap rata-rata ukuran butir panjang disebut sortasi jelek.
Ada hubungan antara ukuran butir dan sortasi dalam batuan sedimen. Hubungan ini
terutama terjadi pada batuan sedimen berupa pasir kasar sampai pasir sangat halu
s. Pasir dari berbagai macam lingkungan air menunjuk bahwa pasir halus mempunyai
sortasi yang lebih baik daripada pasir sangat halus. Sedangkan pasir yang diend
apkan oleh angin sortasi terbaik terjadi pada ukuran pasir sangat halus ( Blatt,
dkk dalam Kusumadinata, 1980).
Kepencengan (SKEWNESS) adalah penyimpangan distribusi ukuran butir terhadap dist
ribusi normal. Distribusi normal adalah suatudistribusi ukuran butir dimana pada
bagian tengah dari sampel mempunyai jumlah butiran paling banyak. Butiran yang
lebih kasar serta lebih halus tersebar disisi kanan dan kiri dalam jumlah yang s
ama. Apabila dalam suatu distribusi ukuran butior berlebihan partikel kasar, mak
a kepencengannya bernilai negatif (Folk, 1974).
Besar butir rata-rata merupakan fungsi ukuran butir dari suatu populasi sedimen
(missal pasir kasar, pasir sedang, dan pasir halus). Besar butir rata-rata dapat
juga menunjukkan kecepatan turbulen/ sedimentasi dari suatu populasi sedimen.
* Adapun partikel-partikel sedimen oleh Friedman dan Sanders (1978) dapat di
bedakan menjadi 2 kelompok :
1. Hasil rombakan atau hancuran padat dari endapan tua.
2. material yang bukan merupakan hasil rombakan atau hancuran padat yang terdiri
dari material yang dikeluarkan lewat semburan gunung berapi dan material terlar
ut di air yang ditransportasikan dan diendapkan pada tempat akumulasi pengendapa
n oleh sekresi biologis atau proses pengendapan secara kimia.
Sumber sedimen dapat berasal dari berbagai tempat. Drake (1978) menerangkan bahw
a terdapat 3 sumber dari material sedimen yang ditemukan pada permukaan dasar la
ut yaitu sumber dari daratan yang menyuplai material hancuran dan material terla
rut sumber asli dari laut dan material angkasa luar. Setelah proses pelapukan te
rjadi selanjutnya sedimen asal mengalami proses transportasi dan lithifikasi. Dr
ake (1978) pada proses transportasi, dibawah kondisi normal, erosi menghasilkan
nilai (rate) yang sama dengan pelapukan batuan. Faktor yang mempengaruhinya adal
ah:
a.Kecepatan pengendapan
b.Arus aliran fluida
c.Gelombang
Hasil sedimentasi yang telah berlangsung lama akan mengalami konsolidasi atau li
thifikasi (pembatuan). Sedimen yang terlithifikasi disebut batuan sedimen. Fakto
r yang mempengaruhi terhadap proses lithifikasi antara lain proses fisika, prose
s kimiawi dan proses biologi. Ukuran butiran berpengaruh terhadap sifat-sifat da
ri butiran tersebut. Krumbreindan Sloss (1963) menyatakan bahwa pada butiran sed
imen , ukuran sedimen berhubungan dengan dinamika transportasi dan deposisi. Uku
ran butiran akan mencerminkan resistensi butiran terhadap proses pelapukan, eros
i dan abrasi, Pada proses transportasi berpengaruh terhadap bentuk, ukuran butir
, kebolaan maupun sifat-sifat dari kumpulan butiran seperti sortasi, kepencengan
dan kepuncakan akibat dari gesekan antara butiran dengan butiran maupun dengan
batuan dasar. Besar kecilnya partikel penyusun tanah tersebut akan menentukan ke
mampuan dalam hal menahan air, mengurung tanah, dan produksi bahan organic (Dwij
oseputro,1987). Dalam klasifikasi sedimen berdasarkan ukuran dapat menggunakan s
kala wentworth (Kusumadinata,1980).
Berikut merupakan macam-macam skala besar butir :
Udden-Wentworth Values Engineering
Cobbles64 mm
Pebbles
4 mm
Granules
2 mm
Very Coarse Sand
1 mm
Coarse Sand
0,5 mm
Medium Sand
0,25 mm
Fine Sand
0,125 mm
Very Fine Sand
0,0625 mm
Silt
0,0039 mm
Clay
-6-2
-1
0
1
2
3
4
8
Boulders10 in.
Cobbles
3 in.
Gravel
4 mesh
Coarse Sand
10 mesh
Medium Sand
40 mesh
Fine Sand
200 mesh
Fines
* Klasifikasi Atterberg :
Batas Ukuran Nama
2000 200 mm Bongkah (Block)
200 20 mm Kerikil (Cobbles)
20 2 mm Kerikil (Pebbles)
2 0,2 mm Pasir kasar (Coarse sand)
0,2 0.02 mm Pasir halus (Fine Sand)
0,02 0,002 mm Lanau (Silt)
< 0,002 mm Lempung (Clay)
* Skala Besar Butir Phi (Wentworth) dan Zeta (Atterberg) :
Wentworth s Atterberg Zeta
32 mm16 mm
8 mm
4 mm
2 mm
1 mm
½ mm
¼ mm
1/8 mm
1/16 mm
1/32 mm
1/64 mm
1/128 mm
1/256 mm
1/512 mm
1/1024 mm
-5-4
-3
-2
-1
0
+1
+2
+3
+4
+5
+6
+7
+8
+9
+10
2000 mm200 mm
20 mm
2 mm
-3-2
-1
* Skala besar butir yang dipakai dalam analisa besar butir pada Lab. Sedimen
tologi LGPN LIPI :
Mesh Bukaan (mm) Phi
4 4,670 -2,3
6 3,360 -1,7
8 2,380 -1,2
12 1,680 -0.7
16 1,190 -0,3
20 0,840 0,2
30 0,590 0,7
40 0,420 1,2
50 0,297 1,7
60 0,250 2,0
65 0,208 2,3
100 0,149 2,7
120 0,125 3,0
150 0,104 3,3
200 0,074 3,7
230 0,062 4,0
270 0,053 4,2
325 0,044 4,5
Sisa
* Daftar batas ukuran butir (menurut Wenworth) serta terminologi klastik :
Ukuran Sedimenter (epiklastik) Volkanik (piroklastik)
Bundar, bundar tanggungMenyudut tanggung Menyudut
Fragmen Agregat Fragmen Agregat
256 nm64 nm
4 nm
2 nm
1/16 nm
1/256 nm
Bongkah Kerikil bongkahKonglomerat bongkah Blok Breksivo
lkanik
Kerakal Kerikil kerakalKonglomerat kerakal Bomb Anglomerat
Kerikil KerikilKonglomerat kerikil Breksi TuffLapilli
Granul Granul Abu kasarTuff kasar
Pasir PasirBatu pasr
Lanau LanauBatu lanau Abu halusTuff halus
Lempung Lempung sepih
Dikenal umum dengan nama Skala Wentworth, skema ini digunakan untuk klasifikasi
materi partikel aggregate ( Udden 1914, Wentworth 1922). Pembagian skala dibuat
berdasarkan faktor 2 ; contoh butiran pasir sedang berdiameter 0,25 mm 0,5 mm, p
asir sangat kasar 1 mm 2 mm, dan seterusnya. Skala ini dipilih karena pembagian
menampilkan pencerminan distribusi alami partikel sedimen; sederhananya, blok be
sar hancur menjadi dua bagian, dan seterusnya.
Empat pembagian dasar yang dikenalkan :
1. lempung (<> 2 mm). Skala phi adalah angka perwakilan pada skala Wentwort
h. Huruf Yunani ? (phi) sering digunakan sebagai satuan skala ini. Dengan mengguna
kan logaritma 2 ukuran butir dapat ditunjukkan pada skala phi sebagai berikut :
? = log 2 (diameter butir dalam mm). Tanda negatif digunakan karena biasa diguna
kan untuk mewakili ukuran butir pada grafik, bahwa ukuran butir semakin menurun
dari kanan ke kiri. Dengan menggunakan rumus ini, butir yang berdiameter 1 mm ad
alah 0?; 2mm adalah -1?, 4 mm adalah -2?, dan seterusnya; ukuran butir yang sema
kin menurun, 0,5 mm adalah +1?, 0,25 mm adalah 2?, dan seterusnya.
Berikut adalah ukuran yang terdapat dalam skala Wenworth :
1. Gravel, terbagi atas 4 bagian yakni : Bolders/Bongkah (>256mm), Cobble/Ber
angkal (64-256mm), Pebble/Kerakal (4-64mm), dan Grit/Granule/Butiran (2-4mm).
2. Sand, Pasir Sangat Kasar (1-2mm), Pasir Kasar (1/2-1mm), Pasir Sedang (1/4
-1/2mm), Pasir Halus (1/8-1/4mm), dan Pasir Sangat Halus(1/16-1/8mm)
3. Mud, terbagi atas 2 : Silt/Lanau (1/256-1/6mm) dan Clay/Lempung (<1/256mm)
* Mineral Penyusun Batuan Sedimen
Komponen penyusun batuan sedimen dapat berupa mineral, dan dapat pula fragmen ca
ngkang, fragmen tumbuhan atau fragmen batuan lain. Semua komponen berupa fragmen
tersebut bila ada akan dapat kita kenal dengan mudah. Untuk komponen berupa min
eral, mungkin sulit mengenal jenis mineralnya, tetapi kita dapat kita kenal dari
sifat fisiknya seperti mineral lempung yang lunak. Mineral-mineral kristalin um
unya terasa seperti butiran pasir.
1. Clay Stone/Batulempung.
Merupakan batuan sedimen (sedimentary rock) yang mempunyai ukuran butir clay/ le
mpung/sangat halus.
2. Sandstone/Batupasir.
Batuan sedimen yang mempunyai ukuran butir pasir/sand dengan range 0.125mm-1mm (
skala wentworth). Tersusun atas butiran (ini bisa berupa mineral maupun rock fra
gment). Butiran mineral (urut dari yang paling stabil-baik secara mechanical mau
pun chemical stability) yaitu: quartz (dan zircon, tourmaline), chert, muscovite
, microcline, orthoclase, plagioclase, hornblende (dan biotite), pyroxene, dan y
ang terakhir olivine. Butiran yang lain bisa berupa heavy minerals (mineral bera
t) umumnya kandungannya kecil (sekitar1%) misal: apatite, epidote, garnet, rutil
e, staurolite, tourmaline, dan zircon. Butiran yang dari rock fragment bisa bera
sal dari volcanic maupun metasedimentary lithic fragment.
3. Limestone/Batugamping.
Merupakan batuan karbonat (carbonate rock) yang terbentuk secara biological and
biochemical processes. Batuan karbonat ini harus tersusun oleh >50% carbonate mi
nerals, yaitu: calcite (CaCO3 rhombohedral), aragonite (CaCO3 orthorhombic), dan
mineral dolomite (Ca-Mg (CO3)2). Aragonite termasuk unstable minerals at surfac
e temperature and pressure, sehingga jarang kita jumpai. Dari hal tersebut muncu
lah 2 komponen penyusun yang penting yaitu calcite dan dolomite. Dari sini Boggs
(1987) mengklasifikasi jika calcite nya >90% maka disebut Limestone, dan jika d
olomite nya yang >90% disebut Dolostone, jika kurang dari itu hanya mensifati sa
ja misal namanya menjadi Dolomitic limestone, dst.
* Klasifikasi Zigg
Zingg (1935) menggunakan nisbah b/a dan c/b (dimana a, b, dan c berturut-turut p
anjang, lebar, dan tebal partikel) untuk mendefinisikan empat kategori bentuk. K
ategori-kategori itu oblate, prolate, triaxial, dan equi-axial. Dimana klsafikasi
ini membagi batuan sedimen berdasarkan bentuk kebundarannya yaitu sebagai beriku
t :
1. Angular (menyudut) (0-0,15): sangat sedikit atau tidak ada jejak penghancuran
; sudut dan sisi partikel tajam; sudut sekunder (tonjolan minor dari profil part
ikel; bukan sudut antar-muka partikel) banyak dan tajam.
2. Subangular (menyudut tanggung) (0,15-0,25): sedikit jejak penghancuran; sudut
dan tepi partikel hingga tingkat tertentu membundar; banyak terdapat sudut seku
nder (10-20), meskipun tidak sebanyak seperti pada partikel menyudut.
3. Subrounded (membulat tanggung) (0,25-0,40): jejak penghancuran cukup banyak;
sudut dan sisi partikel membundar; jumlah sudut sekunder relatif sedikit (5-10)
dan umumnya membundar. Luas permukaan partikel berkurang; sudut-dalam asli, mesk
ipun membundar, masih terlihat jelas.
4. Rounded (membundar) (0,40-0,60): Bidang-bidang asli hampir terhancurkan selur
uhnya; bidang yang relatif datar masih dapat ditemukan. Sisi dan sudut asli menj
adi melengkung dan membentuk kurva yang relatif besar; hanya sedikit ditemukan s
udut sekunder (0-5). Pada kebundaran 0,60, semua sudut sekunder hilang. Bentuk a
sli masih terlihat.
5. Well rounded (sangat bundar) (0,60-1,00): tidak ada permukaan, sudut, atau si
si asli; semuanya membentuk lengkungan-lekungan besar; tidak ada bagian yang dat
ar; tidak ada sudut sekunder. Bentuk asli tidak terlihat lagi, amun dapat diperk
irakan dari bentuknya yang sekarang.
* Software KUMMOD
Software/program KUMMOD digunakan sebagai langkah berikutnya dari analisis sampe
l. KUMMOD adalah suatu program yang digunakan untuk kita mengetahui termasuk jen
is sampel apa dari suatu stasiun/titik pengambilan sampel itu, apakah termasuk l
anau,pasir,ataupun krikilan.
2.3. Pengenalan GPS
GPS (Global Positioning System) adalah sebuah sistem navigasi berbasiskan radio
yang menyediakan informasi koordinat posisi, kecepatan, dan waktu kepada penggun
a diseluruh dunia. Jasa penggunaan satelit GPS tidak dikenakan biaya. Pengguna h
anya membutuhkan GPS Receiver untuk dapat mengetahui koordinat lokasi. Keakurata
n koordinat lokasi tergantung pada tipe GPS receiver.
GPS yang digunakan pada saat pengambilan sampel dikapal
GPS terdiri dari tiga bagian yaitu satelit yang mengorbit bumi (Satelit GPS meng
elilingi bumi 2x sehari), stasiun pengendali dan pemantau di bumi, dan GPS recei
ver. Satelit GPS dikelola oleh Amerika Serikat. Alat penerima GPS inilah yang di
pakai oleh pengguna untuk melihat koordinasi posisi. Selain itu GPS juga berfung
si untuk menentukan waktu.
Ada 2 sistim koordinat utama yang dipakai dalam penentuan posisi :
- Koordinat geografi
- Koordinat di atas bidang proyeksi
Hal-hal yang perlu dilakuakan agar kesalahan posisi akibat
salah setting receiver dapat dikurangi :
Perlu tahu DATUM yang dipakai pada peta kerja
Setting parameter Receiver sesuai dengan yang ada di peta
Hal-hal lain yang wajib dilaksanakan saat pengukuran di
lapangan :
Setup harus selalu dicek saat aka ke lapangan maupun setelah
pergantian baterai dilakuakan.
Hindari pengukuran dekat gedung transmisi tegangan tinggi,
stasiun pemancar besar ( TV, Radio)
Pengoperasian alat tergantung Receivernya + Metoda yang
dipakai.

BAB III
METODOLOGI
3.1. Pengambilan Sampel
Dalam pengambilan sampel sedimen dalam praktikum ini kita berlayar menuju laut s
ekitar kurang lebih 1 km dari pantai dengan penentuan 3 titik sampel, untuk prak
tikum ini adalah kita menggunakan alat Grab Sampler, gambaran tentang alat ini s
ebagai berikut:
* Grab sampler berfungsi untuk mengambil sedimen permukaan yang ketebalannya
tergantung dari tinggi dan dalamnya grab masuk kedalam lapisan sedimen. Alat in
i biasa digunakan untuk mengambil sampel sedimen pada perairan dangkal. Berdasar
kan ukuran dan cara operasional, ada dua jenis grab sampler yaitu grab sampler b
erukuran kecil dan besar.
* Grab sampler yang berukuran kecil dapat digunakan dan dioperasionalkan den
gan mudah, hanya dengan menggunakan boat kecil alat ini dapat diturunkan dan din
aikkan dengan tangan. Pengambilan sampel sedimen dengan alat ini dapat dilakukan
oleh satu orang dengan cara menrunkannya secara perlahan dari atas boat agar su
paya posisi grab tetap berdiri sewaktu sampai pada permukaan dasar perairan. Pad
a saat penurunan alat, arah dan kecepatan arus harus diperhitungkan supaya alat
tetap konstant pada posisi titik sampling.
* Grab Sampler yang berukuran besar memerlukan peralatan tambahan lainnya se
perti winch (kerekan) yang sudah terpasang pada boat/kapal survey berukuran besa
r. Alat ini menggunakan satu atau dua rahang/jepitan untuk menyekop sedimen. Gra
b diturunkan dengan posisi rahang/jepitan terbuka sampai mencapai dasar perairan
dan sewaktu diangkat keatas rahang ini tertutup dan sample sedimen akan terambi
l.
* Keuntungan pemakaian grab sampler adalah lokasi sampel dapat ditentukan de
ngan pasti, prakiraan kedalam perairan dapat diketahui, sedangkan kerugiannya ad
alah kapal harus berhenti sewaktu alat dioperasikan, sampel teraduk, dan beberap
a fraksi sedimen yang halus mungkin hilang.

Penurunan dan Penaikan Grab Sampler


3.2. Metode Ayakan
Analisa besar butir ini pada umumnya berdasarkan kepada teori teori kecepatan en
dapan partikel (settling velocity of particle), analisa ayakan dan beberapa teor
i lainnya. Teori kecepatan perngendapan partikellebih cocok digunakan pada butir
butir batuan yang lebih halus, sedangkan butir butir batuan yang relative lebih
halus, sedangkan butir butir batuan yang lebih kasar lebih cocok digunakan deng
an teori ayakan. Teori ayakan ini mulai dipergunakan pada tahun 1704 (Krumbein
, 1932).
Analisa besar butir
Dalam analisa ayakan diperlukan butiran butiran batuan sedimen yang benar benar
lepas, sehingga batuan sedimen klastik yang telah mengalami kompaksi perlu diura
ikan menjadio butiran butiran lepas . Dan penguraian batuan sedimen dapat diurai
kan secara fisik dan kimiawi. Dalam melakukan analisa besar butir khususnya anal
isa ayakan sebenarnya tidak sederhana seperti dalam prakteknya.
Beberapa seri ayakan yang dapat digunakan dalam analisa besar butir diantaranya
adalah ASTM sieve series, Tyler sieve series dan IMM sieve series dan masing mas
ing mempunyai lubang bukaan yang berbeda.
Metode ayakan dengan menggunakan sieve
Berikut merupakan table ASTM sieve series, Tyler sieve series, IMM sieve series
:
ASTM sieve series Tyler sieve series IMM sieve series
Mesh Opening
5 4.00
6 3.36
7 2.83
8 2.38
10 2.00
12 1.68
14 1.41
16 1.19
18 1.00
20 0.84
25 0.71
30 0.59
35 0.50
40 0.42
45 0.35
50 0.297
60 0.25
70 0.21
80 0.177
100 0.149
120 0.125
140 0.105
170 0.083
200 0.074
230 0.062
270 0.053
325 0.044
Mesh Opening
5 2.540
8 1.574
10 1.270
16 0.782
20 0.635
25 0.508
30 0.426
35 0.416
40 0.317
45 0.254
50 0.211
60 0.180
70 0.157
80 0.137
90 0.125
100 0.105
120 0.084
150 0.061
200 -
Mesh Opening
5 2.540
8 1.574
10 1.270
16 0.792
20 0.635
25 0.508
30 0.421
35 0.416
40 0.317
45 0.254
50 0.211
60 0.180
70 0.157
80 0.139
90 0.127
100 0.107
120 0.084

Dasar dari metode ayakan adalah bahwa butiran dibagi atas selang-selang kelas ya
ng dibatasi oleh besarnya lubang ayakan. Penyebaran kumulatif dari besar butir d
alam hal ini adalah yang lebih kasar yang tersangkut. Set dari ayakan ini banyak
yang dipergukan dalam teknik dan ada beberapa macam skala besar butir yangserin
g dipergunakan dalam analisa ukuran besar butir, anata lain:
* Skala besar butir Udden dan Wentworth
* Skala besar butir Attenberg
* Skala besar butir Enginering
Dalam analisa besar ukuran butir, macam sklala besar butir yanga akan dipergunak
an dapat dipilih salah satunya dari skala besar butir yang tersebut di atas. Sel
ain skala-skala tersebut di atas, juga disajikan skala besar butir LBPN-LIPI. Sk
ala besar butir yang sering digunakan adalah skala besar butir berbentuk logarit
ma yang merupakan deretan angka-angka hasil minus logaritma dan disebut dengan s
kala phi .
s (phi) = -2 log d : dimana d adalah diameter menurut skala Wentworth (Krumbein,
1934).
Hal ini disebabkan karena lebih mudah dalam perhitungan dan data yang diperoleh
dapat di plot ke dalam kertas semi log atau kertas probabilitas atau kertas lain
nya.

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan praktikum lapangan mata kuliah sedimentologi laut ini berlangs
ung selama 2 hari yaitu 31 Mei-1 Juni 2009 bertempat di Kota Cirebon, Jawa Barat
. Lokasi pertama tujuan praktikum dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Nusantara
(PPN) Kejawanan Cirebon, Jawa Barat. Pengambilan sampel di lakukan dari pukul 13
.00-15.00. Setelah itu lokasi selanjutnya pelaksanaan praktikum lapangan dilakuk
an di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Laut (P3GL) Jl. Kalijaga 101 Cir
ebon, Jawa Barat. Ditempat itu mahasiswa mendapatkan pengarahan tentang cara pen
golahan serta analisis sampel dan pengolahannya dengan menggunakan software KUMM
OD. Kemudian pada tanggal 1 Juni 2009 dari pukul 11.00-14.00 bertempat di tempat
yang sama (P3GL), mahasiswa mendapatkan pengarahan tentang penggunaan Global Po
sitioning System (GPS) dan kemudian melaksanakan remind test.
4.2. Metode Ayakan
Dalam analisa besar butir kita akan menggunakan metode ayakan dengan tahapan pen
gerjaan sebagai berikut :
* Pertama sampel kita masukan kedalam oven selama 1 2 hari dengan suhu 100 1
10 ?C
Sampel dimasukan kedalam oven
* Setelah sampel mengalami pengeringan kita ambil sampel lalu kita timbang s
eberat 100 gram

Sampel yang sudah kering ditimbang


* Setelah kita timbang sampel diberi air dengan saringan pan dengan ukuran 4
Ø < dan 4 Ø >
Disaring dalam pan saringan
* Masukan sisa air saringan kedalam baskom lalu diamkan supaya mengendap hin
gga jernih airnya selama 1 hari, setelah itu sampel dikeringkan kembali kedalam
oven.
Sampel diendapkan selama 24 jam
* Setelah sampel kering kita gunakan saringan pan dengan 7 tingkat kerapatan
saringan
* Lalu gunakan sieve shaker selama 15 menit
* Masukan sampel dari pan saringan 1 6 kedalam baskom
* Setelah itu ambil sampel ayakan, ayakan dalam pan saringan terakhir kita s
aring lagi dengan pan saringan yang lebih rapat 7 tingkat pula lebih rapat dari
pan saringan yang pertama
* Setelah itu gunakan sieve shaker kembali selama 15 menit
* Lalu ambil sampel yang sudah kita shake masukan kedalam baskom, jadi jumla
h sampel ada 14 baskom lalu masukan kedalam plastic sampel lalu kita beri label
* Lalu kita timbang kembali
* Hasilnya kita tulis di form yang sudah tersediauntuk mengindentifikasi bes
aran butir tersebut.
4.3. Metode Analisa Pipet
Dalam metode analisa pipet ini kita menggunakan pipet dalam pengindentifikasian
besar butir dalam penggunaan metode ini biasanya untuk sampel butir yang lebih h
alus, berikut merupakan tahapan metode pipet :
* Pertama kita endapkan sampel dalam beaker glass 1000 ml
* Setelah itu kita keringkan dalam oven
Oven pengeringan
* Lalu kita timbang beratnya berapa dalam 1000 ml itu (ex. 20 gram)
* Setelah itu kita masukan kedalam tabung ukur 1000 ml terus kita homogenkan
dengan mengaduknya dalam temperature 30 32 ?C
* Lalu sampel kita kurangi dan masukan kedalam beaker glass setelah itu kita
timbang sampai 4 desimal
* Setelah itu kita tambahkan dalam sampel tersebut natrium oksalat (1,36 gra
m / 1 liter) dan natrium benzoate (1,06 gram / 500 ml) yang tujuannya agar mengh
ilangkan buih untuk memudahkan dalam pengukurannya
* Lalu kita mulai melakukan analisa pipet, sediakan 5 gelas tabung 50 ml
Analisa pipet

* Perlakukan sampel sesuai dengan standard jumlah sampel dan parameter waktu
* Kocok gelas tabung dengan gagang untuk mengocok diamkan hingga 20 detik la
lu ambil dengan pipet 1 (tabung gelas 1)
Alat pengaduk
* Lalu kocok gelas tabung dengan gagang untuk mengocok satu kali lalu diamka
n selama 19 detik lalu ambil dengan pipet 2 (tabung gelas 2)
Perlakuan pipet
* Lalu kocok gelas tabung dengan gagang untuk mengocok lima kali lalu diamka
n selama 16 detik lalu ambil dengan pipet 3 (tabung gelas 3)
Table waktu perlakuan
* Lalu kocok gelas tabung dengan gagang untuk mengocok dua kali lalu diamkan
selama 15 detik lalu ambil dengan pipet 4 (tabung gelas 4)
* Lalu kocok gelas tabung dengan gagang untuk mengocok dua kali lalu diamkan
selama 24 menit lalu ambil dengan pipet 5 (tabung gelas 5)
* Lalu pisahkan air dengan endapan sedimen
* Setelah itu masukan endapan sedimen kedalam beaker glass
* Masukan kedalam oven untuk proses pengeringan
* Lalu timbang beratnya
* Setelah itu kita compare dengan data form ukuran besar butir
* Lalu catat hasilnya dalam form yang disediakan.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum diatas adalah dalam pelaksanaan praktikum dilaksanakan
di pantai pelabuhan kejawan dan kita analisa di laboratorium P3GL Cirebon, anal
isa besar butir dalam praktikum ini kita bagi menjadi dua sesi yaitu pertama ses
i pengambilan sampel dilapangan dan yang kedua kita analisa sampel di laboratori
um.

Dalam pengambilan sampel kita menggunakan alat Grab sampel dengan tiga titik pen
gambilan sampel dengan menggunakan GPS, kita menggunakan dua metode yaitu metode
ayakan dan analisa pipet, dalam pengerjaannya metode ayakan pada dasarnya menga
nalisa besar butir yang tidak terlalu halus dibandingkan dengan metode analisa p
ipet metode ini digunakan untuk mengindentifikasi besar butir yang lebih halus.

5.2 Saran

P3GL sebagai salah satu instansi yang meneliti tentang sedimen suatu perairan bu
tuh lebih banyak sumber daya baik SDM maupun fasilitas yang diperbanyak. Begitu
luas laut kita sehingga dibutuhkan kesadaran bersama-sama bahwa besar pula tangg
ung jawab kita untuk mengetahui, mempelajari dan melindungi laut kita dengan car
a-cara yang baik.

DAFTAR PUSTAKA
http://agusnurul.blogspot.com/2009/04/tugas-mata-kuliah-sedimentology.html
http://alfonsussimalango.blogspot.com/2010/04/sedimentologi-part-2.html
http://k-o-n-inews.blogspot.com/2010/04/praktikum-mata-kuliah-sedimentologi.html
http://spaceboyz-aidysz.blogspot.com/2009/10/sedimen-dasar-laut.html
http://disfaslanal.wordpress.com/
Panduan Praktikum Mata Kuliah Sedimentologi; Analisa Besar Butir. Noor Cahyo,. Y
uniarti : Universitas Padjadjaran 2010.

from ? marine science


? LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI FISIKA
Temu Wong Dermayu IX HIKMI 2011 Bunderan Kijang ?
Suka
Be the first to like this post.
5 Komentar leave one ?
1.
ramlannarie permalink
Oktober 19, 2010 2:51 pm
kunjunganbalik ditunggu
Balas
2.
abenk permalink
Oktober 27, 2010 5:56 am
nice info bos .
check it out.. klik ini
Balas
3.
kasim permalink
Januari 15, 2011 2:00 pm
infonya bagus, bisa ngak saya minta software untuk pengolahan ukuran burir
nya (Kummod), sbb saya lagi penelitian analisis ukuran butir di danau tempe. tq
Balas
*
Darmadi permalink*
Januari 17, 2011 12:19 pm
untuk software saya tidak menyimpan mas,,mas bisa minta k PPGL
Balas
4.
BBB permalink
Februari 4, 2011 8:01 am
BLognya keren bos, sukses buat blognya.
Salam kenal dari kami BBB
Balas
Tinggalkan Balasan Cancel reply
Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *
Nama *
Email *
Situs web
Komentar
Anda dapat menambahkan HTML serta atribut-atribut berikut: <a href="" title="">
<abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <pre>
<del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>
Beritahu saya mengenai komentar-komentar selanjutnya melalui surel.
Beritahu saya tulisan-tulisan baru melalui surel.
*
goleti maning :
*
*
Halaman
o cErAh (cerita kehidupan)
o dear all,,
*
Arsip
o Februari 2011
o Oktober 2010
o Agustus 2010
o Juli 2010
o Mei 2010
o April 2010
o Maret 2010
o Februari 2010
o Desember 2009
o November 2009
o Oktober 2009
*
tinggal pilih bae :)
o indramayu ku tercinta (33)
o Marine ecology (6)
o marine science (25)
o news (18)
*
Tulisan sedurung e
o Temu Wong Dermayu IX HIKMI 2011 Bunderan Kijang
o LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA BESAR BUTIR
o LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI FISIKA
o MENGUAK SISI LAIN PULAU BIAWAK INDRAMAYU
o Kerajaan Jin Pulomas Indramayu
*
Komentar Terakhir
Spyware Protection on cErAh (cerita kehidupan)
Drug Side Effects on cErAh (cerita kehidupan)
free directory submi on cErAh (cerita kehidupan)
rita on MENGUAK SISI LAIN PULAU BIAWAK
Bar Fridge on cErAh (cerita kehidupan)
*
pengen ne mendi??
o Daftar
o Masuk log
o RSS Entri
o RSS Komentar
o WordPress.com
*
save our earth
*
*
*
pulangkan aku ke L.A.U.T !!!
*
all time for IBADAH
Oktober 2010 S S R K J S M
« Agu Feb »
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31
*
Supported by :
[PEMKAB INDRAMAYU]
*
[Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNPAD]
*
[Organisasi Selam Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran]
*
[Himpunan Keluarga Mahasiswa Indramayu]
*
Komunitas Blogger Indramayu
*
*
my pesbuuk
*
Dhamadharma Darmadi
Buat Lencana Anda
*
dhamadharma
ibu
54 views
23 Feb 10
01
tsunami aceh
132 views
23 Feb 10
02
Follow me on Vodpod
*
Grafik Pengunjung
o 52,607 hits
*
Langganan Surel
Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pember
itahuan tulisan-tulisan baru melalui surel.
*
sing sering dideleng'
o id.wikipedia.org/wiki/Dar
o m.suaramerdeka.com/bomfos
o worldoftheocean.co.nr
*
Blogroll
o dhamadharma's scribd
o Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Indramayu
o Ekologi Laut Tropis IPB
o Koran online wong Dermayu
o marine08 unpad blog
o oseanik unpad
o Universitas Padjadjaran
o unpad marine science
o Web Ilmu Kelautan
o WordPress.com
o WordPress.org
*
Link kawand ;)
o Casdira
o christon
o E Learning _SASI
o Firman Setiawan
o Furkon
o Komunitas Blogger Indramayu
o Meja Mewah "hasim"
o Taufan Rianjani
*
sing duwe !!
*
[Padjadjaran University]
*
[Lembaga Keprofesian Mahasiswa Ilmu Kelautan UNPAD]
*
[Himpunan Mahasiswa Talentscouting Indramayu]
Blog pada WordPress.com.
Theme: Vigilance by The Theme Foundry.

You might also like