You are on page 1of 13

1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun sampaikan kehadirat Allah Subhanahu Wa


Ta‟ala karena dengan berkah dan rahmat-Nyalah penyusun dapat menulis karya
tulis ini dan tidak lupa shalawat dan salam senantiasa penyusun haturkan kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad Shollollohu Alaihi Wasallam. Dengan
rahmat berpikir yang diberikan allah kita akan dapat mengerti bahwasanya sebuah
karya tulis akan bermanfaat bagi kita yang mau belajar

Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada :

1. Ketua Umum Lisma Untan dan semua teman-teman di UKM Lisma Untan
yang telah banyak memberikan motivasi dan dorongan dalam bentuk fasilitas
perlengkapan adminitrasi yang membantu dalam penyelesaian karya tulis ini.

2. Teman-teman dalam kelompok 4 yang telah banyak membantu serta berusaha


semaksimal mungkin dalam penyempurnaan isi dan tata bahasa yang di
gunakan agar pembaca dapat memahami serta mengambil hikmah dari
keseluruhan hasil karya tulis ini.

Tak ada gading yang tak retak, Itulah kata pepatah yang dapat
menggambarkan bahwasanya tidak ada seseorang pun yang luput dari kesalahan.
Begitu juga dengan karya tulis ini, penyusun yakin terdapat banyak kekurangan
dan kelemahan yang dapat membuat karya tulis ini menjadi kurang berkenan di
hati pembaca. Oleh karena itu penyusun memohon kepada pembaca untuk
menyumbangkan kritik yang membangun dan saran-saran yang bermanfaat agar
di suatu hari penyusun dapat membuat karya tulis lain yang jauh lebih sempurna.

Akhirnya , Penyusun berharap agar karya tulis ini dapat menjawab semua
pertanyaan dan dan bermanfaat bagi pembaca. Atas perhatiannya, penyusun
ucapkan terima kasih.
2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. 1

DAFTAR ISI ............................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 3

A. Latar Belakang ........................................................................... 3

B. Perumusan Masalah ................................................................... 4

C. Tujuan ......................................................................................... 4

D. Manfaat ...................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ................................................................. 6

E. Teori dan Gagasan Sosiologi ....................................................... 6

F. Faktor Pengaruh Cara Pandang Emile Durkheim ....................... 7

G. Karyacipta Emile Durkheim ....................................................... 7

H. Intisari Ajaran Emile Durkheim ....................................................... 9

I. Akhir Hayat Durkheim .......................................................................... 10

BAB III PENUTUP ........................................................................... 11

J. Kesimpulan ................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 13


3

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

David Emile Durkheim merupakan salah seorang pemikir sosiologi yang


memiliki beberapa karya besar sepanjang sejarah. Durkheim dilahirkan di Épinal,
Prancis, yang terletak di Lorraine pada tanggal (15 April 1858 - 15 November
1917). Ia berasal dari keluarga Yahudi Prancis yang saleh - ayah dan kakeknya
adalah Rabi. Hidup Durkheim sendiri sama sekali sekular. Malah kebanyakan dari
karyanya dimaksudkan untuk membuktikan bahwa fenomena keagamaan berasal
dari faktor-faktor sosial dan bukan ilahi. Namun demikian, latar belakang
Yahudinya membentuk sosiologinya - banyak mahasiswa dan rekan kerjanya
adalah sesama Yahudi, dan seringkali masih berhubungan darah dengannya.

Durkheim adalah mahasiswa yang cepat matang. Ia masuk ke École


Normale Supérieure pada 1879. Angkatannya adalah salah satu yang paling
cemerlang pada abad ke-19 dan banyak teman sekelasnya, seperti Jean Jaurès
dan Henri Bergson kemudian menjadi tokoh besar dalam kehidupan intelektual
Prancis. Di ENS, Durkheim belajar di bawah Fustel de Coulanges, seorang pakar
ilmu klasik, yang berpandangan ilmiah sosial. Pada saat yang sama, ia membaca
karya-karya Auguste Comte dan Herbert Spencer. Jadi, Durkheim tertarik dengan
pendekatan ilmiah terhadap masyarakat sejak awal kariernya. Ini adalah konflik
pertama dari banyak konflik lainnya dengan sistem akademik Prancis, yang tidak
mempunyai kurikulum ilmu sosial pada saat itu. Durkheim merasa ilmu-ilmu
kemanusiaan tidak menarik. Ia lulus dengan peringkat kedua terakhir dalam
angkatannya ketika ia menempuh ujian agrégation – syarat untuk posisi mengajar
dalam pengajaran umum – dalam ilmu filsafat pada 1882.Minat Durkheim dalam
fenomena sosial juga didorong oleh politik.

Dari uraian kehidupan Emile Durkheim diatas kami tertarik untuk


menelaah lebih dalam lagi pemikiran-pemikiran Durkheim selain itu kami melihat
spirit minoritas yang positif yang membangun teori dan landasan yang dianut
4

oleh Emile Durkheim.maka dari itu kami berusaha menghimpun data-data yang
valid dan sesuai dengan materi di atas agar kita dapat mengetahui bagaimana
Emile durkheim membangun teori dalam karya-karya nya.

B.Perumusan Masalah

Dari semua penjelasan diatas, penyusun dapat merumuskan masalah tersebut


sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan Sosiologi menurut Emile Durkheim ?

2.Unsur-unsur apakah yang sangat mempengaruhi karya-karya Emile Durkheim ?

3.Apa sajakah karya-karya yang pernah dibuat Emile Durkheim ?

4.Gagasan apakah yang ingin disampaikan Emile Durkheim dalam semua


karyanya ?

C.Tujuan

Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :

1.Mengetahui pengertian sosiologi menurut Emile Durkheim.

2. Mengetahui unsur-unsur yang paling banyak mempengaruhi karya-karya Emile


Durkheim.
3. Mengetahui karya-karya yang pernah dibuat Emile Durkheim.

4. Mengetahui gagasan yang ingin disampaikan Emile Durkheim dalam semua


karyanya.
5

D.Manfaat

Manfaat dari karya tulis ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat menjadi bahan acuan bagi pembaca untuk memperdalam pengetahuan


mengenai para pemikir besar sosiologi khususnya yang berkaitan dengan Emile
Durkhheim
2. Dari karya tulis ini para pembaca dapat membandingkan hal apakah yang
membedakan Emile Durkheim dari para pakar sosiologi lain.
6

BAB II

PEMBAHASAN

E. Teori dan Gagasan Sosiologi

Perhatian Durkheim yang utama adalah bagaimana


masyarakat dapat mempertahankan integritas dan
koherensinya di masa modern, ketika hal-hal seperti latar
belakang keagamaan dan etnik bersama tidak ada lagi. Untuk
mempelajari kehidupan sosial di kalangan masyarakat
modern, Durkheim berusaha menciptakan salah satu
pendekatan ilmiah pertama terhadap fenomena sosial yang

Emile Durkheim sampai sekarang dikenal dengan nama Sosiologi. Durkheim


memberikan definisi sosiologi sebagai suatu ilmu yang
mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak,
berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut
memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.

Bersama Herbert Spencer, Durkheim adalah salah satu orang pertama


yang menjelaskan keberadaan dan sifat berbagai bagian dari masyarakat dengan
mengacu kepada fungsi yang mereka lakukan dalam mempertahankan kesehatan
dan keseimbangan masyarakat – suatu posisi yang kelak dikenal sebagai
fungsionalisme.

Durkheim juga menekankan bahwa masyarakat lebih daripada sekadar


jumlah dari seluruh bagiannya. Jadi berbeda dengan rekan sezamannya, Max
Weber, ia memusatkan perhatian bukan kepada apa yang memotivasi tindakan-
tindakan dari setiap pribadi (individualisme metodologis), melainkan lebih kepada
penelitian terhadap "fakta-fakta sosial", istilah yang diciptakannya untuk
menggambarkan fenomena yang ada dengan sendirinya dan yang tidak terikat
kepada tindakan individu. Ia berpendapat bahwa fakta sosial mempunyai
keberadaan yang independen yang lebih besar dan lebih objektif daripada
7

tindakan-tindakan individu yang membentuk masyarakat dan hanya dapat


dijelaskan melalui fakta-fakta sosial lainnya daripada, misalnya, melalui adaptasi
masyarakat terhadap iklim atau situasi ekologis tertentu.

F. Faktor Pengaruh Cara Pandang Emile Durkheim

Durkheim adalah seorang sekular. kebanyakan dari karyanya dimaksudkan


untuk membuktikan bahwa fenomena keagamaan berasal dari faktor-faktor sosial
dan bukan ilahi. Namun demikian, latar belakang Yahudinya membentuk
sosiologinya - banyak mahasiswa dan rekan kerjanya adalah sesama Yahudi, dan
seringkali masih berhubungan darah dengannya.

Kekalahan Prancis dalam Perang Prancis-Prusia telah memberikan


pukulan terhadap pemerintahan republikan yang sekular. Banyak orang
menganggap pendekatan Katolik dan sangat nasionalistik sebagai jalan satu-
satunya untuk menghidupkan kembali kekuasaan Prancis yang memudar di
daratan Eropa. Durkheim, seorang Yahudi dan sosialis, berada dalam posisi
minoritas secara politik, suatu situasi yang membakarnya secara politik. Peristiwa
Dreyfus pada 1894 hanya memperkuat sikapnya sebagai seorang aktivis.

G. Karyacipta Emile Durkheim

Ketika kita telah menyebutkan kata-kata masyarakat maka kata itu tidak
terlepas dari opini sosial dimana opini sosial merupakan interprestasi yang dapat
menggambarkan tentang eksistensi masyarakat di suatu wilayah. Suatu opini
sosial memiliki beberapa faktor pembentuknya diantaranya moralitas dan
pendidikan , moralitas dapat dibentuk oleh keluarga dan lingkungan sedangkan
pendidikan kata lain dari ilmu pengetahuan, menurut Emile Durkheim dalam
Sociologi et Philosophy yang diterjemahkan oleh Soedjono Dirdjosisworo,“
peranan ilmu pengetahuan tidaklah berhenti setelah menunjukan pandangan yang
8

lebih jelas akan kecendrungan opini umum sebab objek utama penelitiannya
adalah masyarakat bukan kondisi opini sosial”. apalagi kondisi masyarakat selalu
berdinamika oleh karena itu ilmu pengetahuan sangat diperlukan dalam proses
pendampingan opini sosial karena dengan ilmu pengetahuan dapat menganalisis
faktor perubahan opini dimasyarakat.

Tahun 1890-an adalah masa kreatif Durkheim. Pada 1893 ia menerbitkan


“Pembagian Kerja dalam Masyarakat”, pernyataan dasariahnya tentang hakikat
masyarakat manusia dan perkembangannya. Pada 1895 ia menerbitkan “Aturan-
aturan Metode Sosiologis”, sebuah manifesto yang menyatakan apakah sosiologi
itu dan bagaimana ia harus dilakukan. Pada 1896 ia menerbitkan jurnal L'Année
Sociologique untuk menerbitkan dan mempublikasikan tulisan-tulisan dari
kelompok yang kian bertambah dari mahasiswa dan rekan (ini adalah sebutan
yang digunakan untuk kelompok mahasiswa yang mengembangkan program
sosiologinya). Durkheim diingat orang karena karyanya tentang masyarakat
'primitif' (artinya, non Barat) dalam buku-bukunya seperti "Bentuk-bentuk
Elementer dari Kehidupan Agama" (1912) dan esainya "Klasifikasi Primitif" yang
ditulisnya bersama Marcel Mauss. Kedua karya ini meneliti peranan yang
dimainkan oleh agama dan mitologi dalam membentuk pandangan dunia dan
kepribadian manusia dalam masyarakat-masyarakat yang sangat 'mekanis'
(meminjam ungkapan Durkheim).

Dalam bukunya Regles, Durkheim mengatakan bahwa suatu gejala


Sosiologi, dengan memperhatikan generalisasinya dapat mempunyai dua bentuk ,
sebagian besar adalah bentuk „‟Umum” yang bisa dijumpai , kalau tidak dalam
keseluruhan paling tidak dalam sebagian besar „‟Individu” . diantara dua batasan
yang telah lebih dulu ditentukan terdapat berbagai Variasi , bentuk lainnya adalah
pengecualian , Komposisi „‟Tipe Rata-rata” adalah karakteristik yang paling
banyak dijumpai dalam suatu species . dengan demikian , dapat dikatakan bahwa
tipe Normal adalah Tipe Rata-rata dan setiap penyimpangan dari standar adalah
Abnormal. Dan akhirnya, pada 1897, ia menerbitkan “Bunuh Diri”, sebuah studi
9

kasus yang memberikan contoh tentang bagaimana bentuk sebuah monograf


sosiologi.

H. Intisari Ajaran Emile Durkheim

Dalam setiap karyanya Perhatian Durkheim yang utama adalah masyarakat,


karena terdapat tanda tanya besar apakah masyarakat dapat mempertahankan integritas
dan koherensinya di masa modern, ketika hal-hal seperti latar belakang keagamaan dan
etnik bersama tidak ada lagi. Untuk mempelajari kehidupan sosial di kalangan
masyarakat modern, Durkheim berusaha menciptakan salah satu pendekatan ilmiah
pertama terhadap fenomena sosial. Bersama Herbert Spencer, Durkheim adalah salah satu
orang pertama yang menjelaskan keberadaan dan sifat berbagai bagian dari masyarakat
dengan mengacu kepada fungsi yang mereka lakukan dalam mempertahankan kesehatan
dan keseimbangan masyarakat – suatu posisi yang kelak dikenal sebagai fungsionalisme
yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat
sekaligus pemelihara keteraturan sosial.

Durkheim juga menekankan bahwa masyarakat lebih daripada sekadar


jumlah dari seluruh bagiannya. Durkheim lebih memusatkan perhatiannya bukan
dilihat dari apa yang memotivasi tindakan-tindakan dari setiap pribadi masyarakat
melainkan lebih kepada penelitian terhadap "fakta-fakta sosial", istilah yang
diciptakannya untuk menggambarkan fenomena yang ada dengan sendirinya dan
yang tidak terikat kepada tindakan individu. Ia berpendapat bahwa fakta sosial
mempunyai keberadaan yang independen yang lebih besar dan lebih objektif
daripada tindakan-tindakan individu yang membentuk masyarakat dan hanya
dapat dijelaskan melalui fakta-fakta sosial.

Selain itu Emile Durkheim mengkategorikan sosiologi menjadi tujuh yaitu :


a. sosiologi umum yang mencakup kepribadian individu dan kelompok manusia
b. sosiologi agama
c. sosiologi hukum dan moral yang mencakup
organisasi politik, organisasi sosial, perkawinan dan keluarga.
10

d. Sosiologi tentang kejahatan.


e. Sosiologi ekonomi yang mencakup unuran-unuran penelitian dan kelompok
kerja.
f. Demografi yang mencakup masyarakat perkotaan dan pedesaan.
g. Dan sosiologi estetika.

Jadi jelaslah bahwa metodologis yang diperkenalkan Durkheim merupakan


penguraian yang deskriptif bahwa realitas tindakan manusia berasal dari individu
bukan keilahian.

I.Akhir Hayat Durkheim

Sejak meninggalnya Durkheim, konsep lingkungan hidup pribadi telah


meluas dengan skala yang besar dan individualisme. Sekarang ini dalam banyak
hal merupakan falsafah pembimbing bagi hubungan-hubungan antar-pribadi
dalam masyarakat Barat. Ada lusinan contoh mengenai gejala ini. Pranata-pranata
hukum kita semakin berorientasi ke arah penghargaan individu. Dalam
pertengahan tahun 1970-an Pengadilan Tinggi Amerika Serikat menyatakan
bahwa seorang wanita mempunyai hak untuk mengontrol tubuhnya sendiri dan
melakukan aborsi jika ia menghendaki demikian. Di Swedia dalam tahun-tahun
terakhir ini telah disahkan undang-undang yang menghukum orangtua yang
melakukan hukuman badan dalam mendisiplinkan anak-anak mereka yang berarti
bahwa anak-anak mempunyai hak perlindungan terhadap hukuman yang demikian
itu (Popeneo, 1988). Apa yang disebut gerakan hak-hak anak-anak telah pula
muncul sebagai suatu kekuatan sosial yang signifikan dalam masyarakat-
masyarakat lainnya.
11

BAB III

PENUTUP

J. Kesimpulan

Dari data yang telah berhasil penyusun kumpulkan dan dari penelaahan yang
mendalam, maka penyusun dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Durhkeim ketika memulai membangun teorinya beranjak dari sebuah


tanda tanya yaitu bagaimana masyarakat dapat mempertahankan integritas
dan koherensinya di masa modern, ketika hal-hal seperti latar belakang
keagamaan dan etnik bersama tidak ada lagi. Untuk mempelajari
kehidupan sosial di kalangan masyarakat modern, Durkheim berusaha
menciptakan salah satu pendekatan ilmiah pertama terhadap fenomena
sosial. tindakan-tindakan individu yang membentuk masyarakat dan hanya
dapat dijelaskan melalui fakta-fakta sosial lainnya daripada, misalnya,
melalui adaptasi masyarakat terhadap iklim atau situasi ekologis tertentu.
2. Latar belakang sekularisme memberikan Durkheim pandangan bahwa
semua fenomena sosial adalah akibat dari faktor sosial atau tindakan
individu masyarakat itu sendiri dan bukan berasal dari keilahian.
3. Intisari ajaran Emile Durkheim adalah Untuk mempelajari kehidupan
sosial di kalangan masyarakat modern, Durkheim berusaha menciptakan
salah satu pendekatan ilmiah pertama terhadap fenomena sosial.
Durkheim juga menekankan bahwa masyarakat lebih daripada sekadar
jumlah dari seluruh bagiannya. Durkheim lebih memusatkan perhatiannya
bukan dilihat dari apa yang memotivasi tindakan-tindakan dari setiap
pribadi masyarakat melainkan lebih kepada penelitian terhadap "fakta-
fakta sosial",
4. Durkheim merupakan tokoh utama yang berhasil melakukan analisis
terhadap fenomena yang terjadi dimasyarakat dengan pendekatan ilmu
12

pengetahuan dan ia juga yang berhasil melembagakan ilmu tersebut


menjadi akademis.
5. Durkheim membagi sosiologi kedalam tujuh fokus penelitian yakni :

a. Sosiologi umum
b. Sosiologi agama
c. Sosiologi hukum dan moral
d. Sosiologi tentang kejahatan.
e. Sosiologi ekonomi kerja.
f. Sosiologi Demografi
g. Sosiologi estetika.
13

Daftar Pustaka

Dirdjosisworo, Soedjono. 1991. Sosiologi dan Filsafat. Jakarta: Erlangga

http//:Wikipedia.org.co.id

Akib, Ronny.2009.Pengantar Sosiologi.Pontianak.--

Sanderson, Stephen K. 1993. Sosiologi Makro. Jakarrta: Rajawali

You might also like