You are on page 1of 6

Perkembangan Kelenjar Endokrin Dan Eksokrin

Gambar proses pembentukan kelenjar endokrin dan eksokrin

1. Kelenjar Endokrin
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk memengaruhi
organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran
darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan"
tersebut menjadi suatu tindakan.

Contoh kelenjar endokrin:


a. Hipofisis

Kelenjar ini terletak pada dasar otak besar dan menghasilkan bermacam-macam
hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut
master gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

 Hipofisis bagian anterior


 Hipofisis bagian tengah
 Hipofis bagian posterior

b. Paratiroid
Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan
parathormon yang berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam
darah. Kekurangan hormon ini menyebabkan tetani dengan gejala: kadar
kapur dalam darah menurun, kejang di tangan dan kaki, jari-jari tangan
membengkok ke arah pangkal, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan
c. Tiroid

Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan di


antara keduanya dapat daerah yang menggenting. Kelenjar ini terdapat di
bawah jakun di depan trakea. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin
yang mempengaruhi metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh.

Tiroksin mengandung banyak iodium. Kekurangan iodium dalam


makanan dalam waktu panjang mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok
karena kelenjar ini harus bekerja keras untuk membentuk tiroksin.
Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga
pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak
mengakibatkan kretinisme, yaitu kelainan fisik dan mental yang menyebabkan
anak tumbuh kerdil dan idiot. Kekurangan iodium yang masih ringan dapat
diperbaiki dengan menambahkan garam iodium di dalam makanan.

Produksi tiroksin yang berlebihan menyebabkan penyakit eksoftalmik


tiroid (Morbus Basedowi) dengan gejala sebagai berikut; kecepatan
metabolisme meningkat, denyut nadi bertambah, gelisah, gugup, dan merasa
demam. Gejala lain yang nampak adalah bola mata menonjol keluar
(eksoftalmus) dan kelenjar tiroid membesar.
d. kelenjar adrenalin (Anak ginjal)
Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada
setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu
bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula). Kerusakan pada bagian
korteks mengakibatkan penyakit Addison dengan gejala sebagai berikut:
timbul kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntahmuntah, terasa sakit
di dalam tubuh. Dalam keadaan ketakutan atau dalam keadaan bahaya,
produksi adrenalin meningkat sehingga denyut jantung meningkat dan
memompa darah lebih banyak. Gejala lainnya adalah melebarnya saluran
bronkiolus, melebarnya pupil mata, kelopak mata terbuka lebar, dan diikuti
dengan rambut berdiri. .
e. pancreas
Ada beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal sebagai pulau
Langerhans berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon
insulin. Hormon ini berfungsi mengatur konsentrasi glukosa dalam darah.
Kelebihan glukosa akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya akan dirombak
menjadi glikogen untuk disimpan. Kekurangan hormon ini akan menyebabkan
penyakit diabetes. Selain menghasilkan insulin, pankreas juga menghasilkan
hormon glukagon yang bekerja antagonis dengan hormon insulin.

f. Ovarium
Ovarium merupakan organ reproduksi wanita. Selain menghasilkan sel telur,
ovarium juga menghasilkan hormon. Ada dua macam hormon yang dihasilkan
ovarium yaitu sebagai berikut.
1. Estrogen
Hormon ini dihasilkan oleh Folikel Graaf. Pembentukan estrogen
dirangsang oleh FSH. Fungsi estrogen ialah menimbulkan dan
mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita. Tanda-tanda
kelamin sekunder adalah ciri-ciri yang dapat membedakan wanita dengan
Aria tanpa melihat kelaminnya. Contohnya, perkembangan pinggul dan
payudara pada wanita dan kulit menjadi bertambah halus.
2. Progesteron
Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum. Pembentukannya
dirangsang oleh LH dan berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat
menerima telur yang sudah dibuahi. Plasenta membentuk estrogen dan
progesteron selama kehamilan guna mencegah pembentukan FSH dan LH.
Dengan demikian, kedua hormon ini dapat mempertahankan kehamilan.
g. Testis

Seperti halnya ovarium, testis adalah organ reproduksi khusus pada


pria. Selain menghasilkan sperma, testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin
yang menghasilkan hormon androgen, yaitu testosteron. Testosteron berfungsi
menimbulkan dan memelihara kelangsungan tanda-tanda kelamin sekunder.
Misalnya suaranya membesar, mempunyai kumis, dan jakun.

h. Thimus
Terletak di dada, yakni dalam lingkup cakra jantung. Kelenjar ini
memegang peranan yang penting pada perkembangan sex seorang anak.
Sesudah masa remaja kelenjar ini seharusnya berhenti bekerja, bilamana tidak
demikian, maka anak itu akan kurang bertanggung jawab, mudah marah dan
tidak mengindahkan kebenaran. Fungsi thymus yang paling utama adalah
pertukaran zat-zat mineral terutama kapur dan fosfor. Perilaku para praktisi
yoga pada usia lanjut menjadi kekanak-kanakan karena thymus mereka masih
bekerja, bila mereka terus menggiatkannya dengan melakukan samyama
mereka pada salah satu cakra yang berdekatan dengan thymus.
i. Pineal
Kelenjar pineal terletak di puncak kepala, besarnya tidak lebih dari
sebutir gabah dan memiliki fungsi yang paling rahasia di antara semua
kelenjar endokrin. Kadang-kadang kelenjar ini dianggap sebagai tempat
bersemayamnya jiwa (descrates): lama sekali tempatnya tidak diketemukan.
Tetapi sekarang diketahui bahwa ada semacam hubungan antara kelenjar
pineal, otak dan alat kelamin.Kadang-kadang kelenjar ini akan mengerut dan
berisi sisa-sisa garam mineral yang dikenal sebagai “pasir otak”, hal ini
diakibatkan karena kekurangan gizi. Kelenjar ini mempengaruhi otak dan
sangat mungkin kekuatan mental yang seimbang tergantung dari kelenjar
pineal yang aktif dan terpelihara dengan baik melalui cara makan yang tepat.
Cakra mahkota dan ajna, keduanya berkombinasi mempunyai hubungan
dengan kelenjar pineal dan pituitari.
j. Ptiutary
Terletak di dasar otak, dibelakang cakra ajna, tempatnya amat
disembunyikan oleh alam supaya aman terhadap benturan dari luar. Kelenjar
pituitari ini merupakan “diktator” dari semua sistim kelenjar endokrin; ia
adalah kepala pengawas kimia tubuh. Kesehatan pituitari menentukan
efisiensi kelenjar endokrin yang lain. Pituitari menghasilkan tak kurang dari
duabelas hormon yang berbeda. Satu di antaranya adalah pituitrin, sebuah
hormon yang digunakan para dokter untuk menggiatkan kontraksi kandungan
pada waktu kelahiran; hormon-hormon lain banyak hubungannya dengan
tekanan darah, sex pria yang sehat, kewaspadaan mental, penampilan muda,
tulang belulang yang kuat. tekanan mental saraf-saraf, fungsi indera
penglihatan, pendengaran, penciuman.
Mereka yang mempunyai pituitari sehat akan tetap muda biarpun
sudah berumur tujuh puluhan, delapan puluhan atau sembilan puluhan.
Pituitari yang kurang mendapatkan makanan, atau sakit, akan langsung
mengurangi kegiatan dan kegembiraan, serta mengakibatkan rasa bosan dan
kecewa. Seorang praktisi yoga yang dapat menyelamatkan pituitarinya dari
penyakit akan sangat maju. Kelenjar ini didepan memiliki hubungan erat
dengan pengeluaran hormon otak yang mendukung pemikiran abstrak. Jadi
pituitari inilah yang mendorong kecerdasan dan bakat kreatif. Orang yang
sering gelisah dan sedih memiliki kelenjar pituitari yang tidak menghasilkan
cukup hormon guna melayani otak. Kekurangan hormon ini akan
menyebabkan seseorang tidur terlalu banyak.

2. Kelenjar Eksokrin
Kelenjar eksokrin – kelenjar yang mempunyai saluran untuk mengeluarkan
produknya atau bermuara pada permukaan apikal. Kelenjar eksokrin bisa
dikategorikan lagi dalam 3 jenis:

a. Kelenjar apokrin – bagian dari sel sekresi hilang ketika sekresi berlangsung.
Istilah kelenjar apocrine sering dikaitkan dengan kelenjar apocrine keringat
walaupun pernyataan ini diduga salah karena metode sekresinya tidak sama.
b. Kelenjar holokrin – seluruh sel hancur ketika sekresi berlangsung.
c. Kelenjar merokrin – sekresi dilakukan dengan eksositosis.

Kelenjar ini mempunyai saluran keluar untuk mengangkut hasil


kelenjarnya dan selanjutnya bermuara pada permukaan dalam dan luar tubuh.
Secara morfologik kelenjar eksokrin dapat digolongkan menurut dasar tertentu.
Berdasarkan jumlah sel yang menyusunnya, maka dapat digolongkan ke dalam :

Organisasi Histologis Kelenjar Eksokrin

Pada umumnya kesatuan-kesatuan kelenjar bergabung membentuk kelenjar


besar, sehingga masing-masing ductus excretoriusnya bermuara ke dalam saluran
yang lebih besar. Seluruh kelenjar tersebut di bungkus oleh kapsel jaringan
pengikat yang melanjutkan masuk ke dalam bagian dalam dari kelenjar sehingga
seluruh kelenjar tersebut dibagi-bagi dalam lobus dan jaringan pengikat yang
membatasi dinamakan septum interlobaris. Selajutnya jaringan pengikat tersebut
juga membagi-bagi kelenjar dalam satuan yang lebih kecil yang dinamakan
lobulus.

Pada beberapa kelenjar, tampak bahwa beberapa septum seolah-olah


menuju ke satu arah yaitu kearah saluran utama memasuki kelenjar. Saluran utama
kelenjar tersebut menerima saluran dari setiap lobus yang dinamakan duktus
lobaris. Saluran ini menerima duktus interlobularis yang berjalan dalam
septinterlobularis. Duktus interlobularis menerima saluran yang lebih kecil dari
lobulus yang dinamakan duktus intralobularis yang hanya sedikit dibungkus oleh
jaringan pengikat. Duktus intralobularis menerima sekret kelenjar melalui duktus
intercalaris yang menampung langsung dari pars secretoria atau melalui canalicali
intercellularis yang merupakan celah-celah diantara masing-masing sel-sel
kelenjar.

You might also like