Professional Documents
Culture Documents
KLASTER 7:
KOMANG DODY KASTAMA YASA (08-06)
I MADE DONY SWIYOGA PUTRA (08-58)
ANAK AGUNG NGURAH ARITAMA (08-72)
A.A. NGURAH BAGAS ADITYA (08-103)
TUJUAN DAN FAKTOR PENGARUH :
1. Memperlihatkan lokasi site dalam hubungannya dengan
kota sebagai suatu keseluruhan.
2. Memperlihatkan lokasi dari lingkungan site di dalam kota
serta lokasi tapak di dalam lingkungan.
3. Memperlihatkan jarak-jarak dan waktu tempuh terhadap
fungsi-fungsi yang berkaitan dengan wilayah sekitar.
Faktor Pengaruh:
1. Keadaan sekitar site
2. Keadaan tanah
DATA LAPANGAN :
100
80
JALAN BY PASS IDA BGS MANTRA
LOKASI SITE
PANTAI SABA GIANYAR
.
ANALISIS DATA :
Arah dan kecepatan angin akan sangat mempengaruhi site dan proyek
di dalamnya dimana pada ketinggian tertentu diperlukan pertimbangan
Karena site terletak bersebelahan Arah angin nantinya dapatangin
disiasati dengan perletakan vegetasi di
dengan pantai maka dan perhitungan terhadap yang lebih besar. Permasalahan yang
tempat-tempat datangnya angin sehingga nantinya tidak menimbulkan
kecenderungan angin yang timbul akibat angin juga harus disiasati. Sedangkan curah hujan akan
permasalahan pada proyek. Sedangkan curah hujan dan penyinaran
mendominasi bersal dari bagian menentukan ada atau tidaknya
selatan dan tenggara site.
matahari disiasati dengan bentukpermasalahan drainase serta
dan bukaan bangunan yang bentuk
sesuai.
bangunan serta bukaan
Bahan bangunan begitu tidak
diupayakan juga dengan pergerakan
menggunakan danmneghindari
logam penyinaran
matahari.
efek korosi dari angin laut.
SUHU
Suhu rata-rata berkisar antara 25,1° c-29,0° c dengan suhu maksimum jatuh pada bulan
nopember, sedangkan suhu minimum pada bulan juli.
Suhu rata-rata pada site adalah 34°c, suhu maksimum pada site adalah 36°c, dan suhu minimum
pada site adalah 34°c
KELEMBAPAN
Kelembapan berkisar antara 80% - 86%, kelembaban tertinggi 86% terjadi pada bulan april
sedangkan terendah terjadi pada bulan januari yaitu 80%.
TEMPERATUR
Temperatur rata-rata berkisar antara 24,7° C-28,7° C, dengan rata-rata 26,6° C. Temperatur rata-
rata terendah terjadi pada bulan Nopember (24,7° C) dan tertinggi pada bulan Pebruari 28,7° C
yaitu terjadi penurunan temperatur sebesar 3,7° C yaitu dari 32,4° C pada tahun sebelumnya
DATA LAPANGAN : menjadi 28,7° C.
MATAHARI
Matahari menyinari tapak ini rata-rata dari pukul 06.00-19.00 wita
ANGIN
Pada daerah ini terdapat dua arah angin yang mempengaruhi faktor iklim dalam tapak
Sudut Matahari tanggal Sudut Matahari tanggal Sudut Matahari
- Angin barat laut yang bersifat basah (oktober-april) tanggal
23 Sept. – 22 Des. 23 Sept. dan 21 Mar.
- Angin yang berasal dari tenggara yang bersifat kering (april-oktober) 21 Mar.- 22 Jun.
dan 22 Des. - 21 Mar.
Kabupaten Gianyar termasuk daerah beriklim tropis yang dipengaruhii angin Selatan dan 22 Juni – 23 Sept.
Utara
musim sehingga memiliki musim kemarau dengan angin timur (juni-desember)
dan musim hujan dengan angin barat (september-maret) dan diselingi oleh
musim pancaroba.
TUJUAN DAN FAKTOR PENGARUH:
Tujuan kajian topografi adalah:
Mengetahui topografi site
Mengetahui kontur tanah pada site
Menemukan masalah dalam site yang barkaitan dengan topografi
berkenaan dengan pembangunan proyek dan pemecahannya .
Faktor pengaruh
Kontur tanah
Drainase
Bentang alam site
ANALISIS DATA
ANALISA
1. Karena lokasi ini DATA
memiliki transis yang :beragam dan tidak teratur, maka
GHH:JUBJ:: :
perlu adanya proses cat and fill untuk menyesuaikan dengan kebutuhan
dalam pembangunan sesuai dengan disain.
2. Kontur tanah yang tidak beraturan ini dapat memberikan suatu nilai lebih
pada site nantinya. Karena dengan kontur tanah yang tidak beraturan yang
banyak terdapat ceruk-ceruk ini dapat dimanfaatkan sebagai taman
hiburan air dan sebagainya yang nantinya di terapkan di dalam desain
masing-masing.
Keterangan:
Kontur tanah
Yang tidak teratur
Lapisan tanah yang
terdapat di dalam site
LAHAN pertanian yang
merupakan jenis tanah
merupakan lahan yang
yang kering.
tidak produktif.
PANTAI
TUJUAN DAN FAKTOR PENGARUH:
Tujuan kajian batas-batas site adalah:
Mengetahui jenis tanah yang terdapat pada site.
Mengetahui kandungan air pada site
Mengetahui jenis tanaman yang dapat tumbuh
Mengetahui sistem struktur dan konstruksi yang cocok dengan
kondisi/keadaan tanah pada area site tersebut
ANALISIS DATA :
1. Lahan kering ini hanya dapat di tumbuhi oleh beberapa jenis tanamna
yang membutuhkan kadar humus yang tinggi seperti kelapa, jagung dan
lainnya.
2. Drainage yang tidak pernah tergenang sehingga site tidak memerlukan
sistem drainage permanen.
3. Pemanfaatan air sungai secara optimal.
DATA LAPANGAN : Dengan kondisi tanah yang labil, maka untuk pondasi bangunan/gedung
teater yang dipakai adalah pondasi tiang pancang dan pondasi menerus pada
bagian dindingnya, pondasi telapak atau pondai tiang pancang untuk lantai
Jenis tanah merupakan tanah kering dengan tekstur agak kasar, ini merupakan dua atau lebih
lahan pertanian.
air tanah ±2meter mengikuti pasang surutnya air laut, karena lokasi persis di Tumbuhan yang dapat di tanam kelapa, jagung, dan lainya. Alternative lain
tepi pantai. dengan melakukan rekondisi tanah agar dapat ditumbuhi oleh tanaman jenis
lain yang membutuhkan humus tinggi.
TUJUAN DAN FAKTOR PENGARUH :
Tujuan kajian vegetasi ini adalah:
Mengetahui vegetasi apa saja yang ada pada site
Mengetahui vegetasi yang sebaiknya tetap
dipertahankan pada site
Mengetahui vegetasi yang cocok ditanam pada site
Mengetahui areal subur untuk penempatan vegetasi
Faktor Pengaruh:
Jenis dan struktur tanah
ANALISIS DATA :
Dengan keadaan site yang gersang, maka perlu di lakukan
penanaman pohon agar memberikan suasana yang sejuk di
dalam site.
KESIMPULAN :
DATA LAPANGAN :
Beberapa jenis fauna yang terdapat di lingkungan site
ini, yaitu sapi ternak dan anjing liar.
ANALISIS DATA :
Pada site ini tidak terdapat jenis fauna yang dilindungi.
Site yang didominasi rerumputan, sering dijadikan areal
untuk aktifitas menggembala sapi yang dirasa cukup
mengganggu keberadaan bangunan jika aktifitas tersebut
terus berlanjut. Keberadaan anjing liar pun turut
diwaspadai.
REKOMENDASI :
Sapi ternak, jenis fauna yang mendominasi di lingkungan site
Untuk mengamankan lingkungan site dari keberadaan
aktifitas sapi ternak serta anjing liar, dibuatkan pagar
pembatas, sehingga hewan-hewan tersebut tidak masuk
secara bebas ke dalam lingkungan site.
SITE ENTRANCE DILETAKKAN PADA SISI TENGAH
DENGAN PERTIMBANGAN ASPEK EFISIENSI TERHADAP
PENGAMANAN SITE.
TUJUAN:
UNTUK MENGETAHUI
ANALISIS:
PELETAKAN POLA MASSA MONOLIT DILETAKKAN PADA
- SITE BERBENTUK SEGI EMPAT TIDAK beraturan DENGAN BAGIAN TENNGAH SITE KAREN NANTINYA DIRENCANAKAN
LUASAN SEKITAR 6.4 HEKTAR. BERADA PADA SISI BARAT SEBAGAI BANGUNAN TUNGGAL YANG MERANGKUM
JALAN YANG DIRENCANAKAN. SEBGAIAN BESAR AKTIFITAS DI DALAM SATU BANGUNAN.
REKOMENDASI:
TUJUAN :
STATUS KEPEMILIKAN DARI TANAH INI MERUPAKAN KEPEMILIKAN WARGA DESA SABA, KEC. SUKAWATI Lokasi site berada pada sisi selatan Jalan By pass Ida Bgs Mantra, pada
GIANYAR. KAWASAN INI MEMANG SUDAH DIBANGUNSEBAGAI KAWASAN WISATA. DAN SISI LAIN SEBGAI pantai Saba Gianyar
SARANA HIBURAN.
PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NO.5 THN 2005, TENTANG PERSYARATAN ARSITEKTUR Pasal 1 (24)
BANGUNAN GEDUNG Pemeliharaan adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan gedung beserta prasarana dan
Bab I Ketentuan Umum sarananya agar tetap laik fungsi.
Pasal 1 (8) Pasal 1 (27)
Arsitektur non tradisional Bali adalah arsitektur yang tidak menerapkan norma-norma arsitektur Kawasan khusus adalah suatu satuan teritorial yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan
tradisional Bali secara utuh tetapi menampilkan gaya arsitektur tradisional Bali. persyaratan arsitektur khusus, karakteristik alam, dan budaya dengan tujuan pengembangan ilmu
Pasal 1 (11) pengetahuan, pelestarian, dan pengayaan kasanah Arsitektur Bali.
Persyaratan arsitektur adalah persyaratan yang berkaitan dengan bentuk dan karakter penampilan Pasal 3
bangunan gedung, tata ruang dalam, dan keseimbangan/keselarasannya dengan lingkungannya. Pengaturan persyaratan arsitektur bangunan gedung bertujuan untuk :
Pasal 1 (13) a. Mewujudkan bangunan gedung yang memiliki corak dan karakter arsitektur tradisional Bali
Bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan pekarangan sebagai secara umum maupun corak arsitektur khas setempat serta yang serasi dan terpadu dengan
tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada diatas dan/atau di bawah tanah dan/atau air. lingkungannya ;
Pasal 1 (14) b. Mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung agar menghasilkan
Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat bangunan gedung yang sesuai dengan prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali.
kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada diatas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang
berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, Bab II Fungsi dan Klasifikasi Bangunan Gedung
kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, kegiatan budaya, kegiatan campuran, maupun Bagian Pertama : Fungsi Bangunan
kegiatan khusus. Pasal 4
Pasal 1 (17) (2) Fungsi bangunan gedung digolongkan dalam fungsi keagamaan, fungsi hunian, fungsi usaha,
Bangunan gedung fungsi usaha adalah bangunan gedung yang digunakan sebagai tempat untuk fungsi sosial dan budaya, fungsi khusus, serta fungsi campuran.
kegiatan usaha. (3) Bangunan gedung yang berfungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibangun di
Pasal 1 (21) tempat yang sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Rencana Tata Ruang yang
Pekarangan adalah bidang lahan dengan bentuk dan ukuran tertentu yang berisi atau akan diisi berlaku.
bangunan. Bagian Kedua : Klasifikasi Bangunan Gedung
Pasal 1 (22) Pasal 5
Penyelenggaraan adalah kegiatan pembangunan yang meliputi proses perencanaan teknis dan Klasifikasi bangunan gedung berdasarkan :
pelaksanaan konstruksi serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian, dan pembongkaran. a. Kompleksitas;
Pasal 1 (23) b. Tingkat kepermanenan ; dan
Pemanfaatan adalah kegiatan memanfaatkan bangunan gedung sesuai dengan fungsi yang telah c. Bentuk dan karakter.
ditetapkan termasuk kegiatan pemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan secara berkala.
Bagian Ketiga : Larangan Perubahan Fungsi Bangunan Gedung (2) Prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
Pasal 6 pada Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Setiap orang dilarang mengubah fungsi bangunan gedung yang bertentangan dengan peruntukan (3) Pembangunan bangunan gedung dengan fungsi khusus yang karena kekhususannya tidak
lokasi yang diatur dalm Rencana Tata Ruang yang berlaku. mungkin menerapkan prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali, dan menampilkan gaya
arsitektur lain dengan persetujuan Gubernur setelah mendapat rekomendasi DPRD.
Bab III Arsitektur Bangunan Gedung Pasal 14
Bagian Pertama : Persyaratan Arsitektur Bangunan Gedung yang Akan Dibangun (1) Penempatan bangunan dengan massa majemuk, ditata sesuai struktur nilai, pembagian tapak
Pasal 7 atau mandalanya.
(1) Arsitektur bangunan gedung harus memenuhi persyaratn : (2) Komposisi massa bangunan majemuk, ditata membentuk suatu halaman utama sebagai pusat
a. Penampilan luar dan penampilan ruang dalam; orientasi massa bangunan.
b. Keseimbangan, keselarasan, dan keterpaduan bangunan gedung dengan lingkungan ; dan Pasal 15
c. Nilai-nilai luhur dan identitas budaya setempat. Desain pagar dan gerbang pekarangan di sepanjang jalan raya dan jalan lingkungan harus
(2) Persyaratn penampilan bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mentaati prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali.
menerapkan norma-norma pembangunan tradisional Bali dan/atau memperhatikan bentuk dan
karakteristik Arsitektur Tradisional Bali yang berlaku umum atau arsitektur dan lingkungan Bab V Simbol Fungsi dan Simbol Keagamaan
setempat yang khas di masing-masing Kabupaten/Kota. Bagian Pertama : Simbol Fungsi
(3) Persyaratan ruang dalam bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memperhatikan Pasal 19
fungsi ruang dan karakter elemen-elemen yang melekat pada bangunan. Simbol-simbol fungsi dari fungsi pokok suatu bangunan harus terekspresi dalam arsitektur
(4) Persyaratan keseimbangan dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya bangunan gedung.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan
gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan terpadu dengan lingkungannya. Bab VI Pengendalian Penerapan Persyaratan Arsitektur
(5) Gubernur menetapkan lebih lanjut ketentuan penampilan bangunan gedung, tata ruang dalam, Pasal 21
keseimbangan dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya sebagaimana dimaksud Gubernur mengkoordinasikan pengendalian penerapan persyaratan arsitektur bangunan gedung,
pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) setelah mendapat rekomendasi dari DPRD. penggunaan simbol fungsi, dan simbol keagamaan dengan pemerintah kabupaten / kota.
Bagian Ketiga : Persyaratan arsitektur bangunan gedung non-tradisional Bali Pasal 22
Pasal 13 Masyarakat dapat berperan serta dalam pengendalian penerapan persyaratan arsitektur bangunan
(1) Arsitektur bangunan gedung non-tradisional Bali harus dapat menampilkan gaya arsitektur gedung.
tradisional Bali dengan menerapkan prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali yang selaras,
seimbang, dan terpadu dengan lingkungan setempat.
PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NO.4 THN 2005, TENTANG PENGENDALIAN (1) Gubernur menetapkan lokasi pembuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP peraturan Gubernur setelah mendapat rekomendasi DPRD.
(2) Penetapan lokasi pembuangan limbah sebagaiman dimaksud dalm ayat (1)
Bab I Ketentuan Umum memperhatikan Rencana Tata Ruang dan atau persetujuan masyarakat yang terkena
Pasal 2 dampak.
(1) Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup berasaskan pelestarian fungsi Pasal 12
lingkungan hidup dengan menjunjung tinggi peran serta masyarakat dan nilai-nilai Tri Hita (1) Setiap Penanggungjawab Usaha dilarang membuang limbah ke media lingkungan hidup
Karana. tanpa izin dari Gubernur.
(2) Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup bertujuan untuk mencegah dan (2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memuat persyaratan untuk melakukan
menanggulangi pencemaran, kerusakan, serta memulihkan kualitas lingkungan hidup. upaya pengendalian, pencemaran, dan perusakan lingkungan hidup.
Bab IV Pengelolaan Limbah dan Pencegahan Perusakan Lingkungan Hidup Pasal 13
Pasal 9 Setiap Penanggungjawab Usaha yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan
Setiap Penanggungjawab Usaha harus : pengelolaan limbah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
a. Mencegah timbulnya pencemaran dan kerusakan lingkungan Pasal 14
b. Memberikan laporan mengenai jumlah dan kharakteristik limbah yang dihasilkan serta sistem (1) Setiap Penanggungjawab Usaha yang kegiatannya mengandung potensi limbah yang
pengelolaan limbah yang dimiliki ; dan mencemari dan merusak lingkungan harus menyediakan dana lingkungan.
c. Memberikan kesempatan dan bantuan kepada instansi untuk mengadakan pemeriksaan atau (2) Besaran dana lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan
penelitian di tempat kegiatan usahanya. Gubernur setelah mendapat rekomendasi dari DPRD.
Pasal 10
(1) Setiap penanggungjawab Usaha yang kegiatannya mengandung potensi limbah wajib Bab V Penanggulangan Pencemaran dan Perusakan
melengkapi izin kegiatannya dengan dokumen pengelolaan lingkungan. Pasal 15
(2) Setiap penanggungjawab Usaha wajib melakukan pengelolaan limbah hasil usaha dan atau Setiap Penanggungjawab Usaha yang menimbulkan pencemaran dan atau kerusakan
kegiatannya sebelum dibuang ke media lingkungan hidup. lingkungan hidup sebagai akibat pembuangan limbah wajib :
(3) Pembuangan limbah hasil usaha ke media lingkungan hidup wajib memenuhi syarat kualitas b. Memiliki sistem tanggap darurat ;
fisik, kimia, dan biologi sebagaimana diatur dalam Baku Mutu Lingkungan hidup dan Kriteria c. Memberikan informasi tentang sistem tanggap darurat kepada pemberi izin dan
Baku Kerusakan Lingkungan Hidup. masyarakat luas ; dan
(4) Baku Mutu Lingkungan Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup sebagaimana d. Melakukan upaya penanggulangan.
dimaksud pada ayat (3), diatur dengan peraturan Gubernur setelah mendapat rekomendasi
DPRD. Bab VI Pemulihan Pencemaran dan Perusakan
Pasal 11 Pasal 16
(3) Pembuangan limbah ke media lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (3) Setiap Penanggungjawab Usaha yang menimbulkan pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup
harus dilakukan di lokasi pembuangan yang telah ditetapkan Gubernur. sebagai akibat pembuangan limbah wajib melakukan rangkaian upaya
untuk pemulihan daya dukung lingkungan hidup sesuai dengan tingkat ketercemaran dan i. Kota Denpasar.
kerusakan lingkungan hidup.
Pasal 17 Bab IV Strategi Pengembangan Tata Ruang
Penanggungjawab Usaha wajib menanggung biaya penanggulangan dan atau pemulihan Pasal 11
pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam pasal 15, pasal (1) Strategi Pengembangan Tata Ruang dilandasi oleh falsafat Tri Hita Karana.
16, dan pasal 19 huruf a. (2) Strategi Pengembangan Tata Ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) mencakup :
Pasal 19 a. Strategi pengelolaan kawasan lindung
b. Penanggungjawab Usaha sebagai kewajiban untuk pemeriksaan secara berkala sesuai b. Strategi pengembangan kawasan budidaya
dokumen lingkungan hidup. c. Strategi pengembangan sistem prasarana wilayah
d. Strategi pengembangan sistem pusat permukiman perkotaan dan perdesaan
Bab VIII Sanksi Administrasi e. Strategi pengembangan wilayah prioritas.
Pasal 20 Pasal 16
(1) Penanggungjawab Usaha yang melakukan pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup Strategi Pengembangan Wilayah Prioritas diarahkan pada :
dapat dikenakan sanksi administrasi. a. Pengembangan kawsan-kawasan untuk mengakomodasikan kepentingan sektor-sektor
(2) Pengenaan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Gubernur. unggulan mulanya memerlukan pengembangan dan mendapat dukungan penataan
ruang, dengan mempertiumbangkan keberadaan dan tingkat kepentingan sektor terhadap
PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NO. 3 TAHUN 2005 TENTANG RENCANA TATA RUANG wilayah dalam hal potensi maupun permasalahan, serta ketersediaan dan kesiapan
WILAYAH PROVINSI BALI sarana dan prasarana untuk mendukung pengembanmgan wilayah.
b. Antisipasi kecenderungan kawasan-kawasan cepat berkembang yang memerlukan
Bab III Kedudukan, Wilayah, dan Jangka Waktu Rencana dukungan penataan ruang dengan mengalo0kasikan kegiatan serta fasilitas pendukung.
Bagian Kedua : Wilayah c. Penanganan permasalahan tata ruang pada kawasan-kawasan yangh dianggap kritis dan
Pasal 9 kurang berkembang untuk mengembalikan fungsinya serta memacu perkembangan
Wilayah perencanaan tata ruang dalam RTRWP adalah daerah dalam pengertian Pemerintahan wilayahnya.
yang meliputi 9 daerah kabupaten atau kota, yaitu : d. Penanganan kantong-kantong kemiskinan yang masih tersebar di beberapa tempat di
a. Kabupaten Badung propinsi melalui peningkatan sarana dan prasarana serta kemampuan perekonomian
b. Kabupaten Tabanan rakyat.
c. Kabupaten Jembrana
d. Kabupaten Buleleng Bab V Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
e. Kabupaten Gianyar Bagian Pertama : Kawasan Lindung
f. Kabupaten Bangli Pasal 19
g. Kabupaten Klungkung (6) Kriteria penempatan sempadan pantai mencakup :
h. Kabupaten Karangasem, dan
a. Cadangan lahan yang mencukupi sebagai kawasan efektif pariwisata.
a. Daratan sepanjang pesisir dengan lebar proporsional sesuai bentuk dan kondisi fisik
Pasal 20
pantai, dengan jarak paling rendah 100 meter dihitung dari pasang tertingi kearah darat ;
(1) Pengembangan kawasan budidaya non pertanian seperti budidaya pariwisata, industri,
atau
permukiman, pertambangan, dan pertahanan keamanan (Hankam) diarahkan pada :
b. Daratan di luar kriteria pada huruf a, ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota dengan
a. Mengamankan sempadan perbatasan administrasi antara wilayah Kabupaten/Kota
mempertimbangkan fungsi kawasan dan tingkat kerawanan pantai seperti tinggi
paling rendah 50 meter di kiri kanan garis perbatasan wilayah, serta berfungsi
gelombang, potensi tsunami, arus laut, kondisi geologis pantai, dll, dengan persetujuan
sebagai ruang terbuka hijau, kecuali pada kawasan perbatasan yang sudah padat
Gubernur.
bangun-bangunan;
c. Variasi sempadan pantai di arahkan sebagai berikut :
1. Kawasan perkotaan dan kawasan efektif pariwisata dengan tinggi gelombang
kurang dari 2 meter ; untuk pantai yang tidak rentan abrasi paling rendah 50
meter ; untuk pantai yang rentan abrasi paling rendah 75 meter.
2. kawasan perkotaan dan kawasan efektif pariwisata dengan tinggi gelombang
lebih dari 2 meter ; untuk pantai yang tidak rentan abrasi paling rendah 75
meter ; untuk pantai yang rentan abrasi paling rendah 100 meter.
3. kawasan perdesaan dengan tinggi gelombang kurang dari 2 meter ; untuk
pantai yang tidak rentan abrasi paling rendah 100 meter ; untuk pantai yang
rentan abrasi paling rendah 125 meter.
4. kawasan perdesaan dengan tinggi gelombang lebih dari 2 meter ; untuk pantai
yang tidak rentan abrasi paling rendah 125 meter ; untuk pantai yang rentan
abrasi paling rendah 150 meter.
Pasal 20
(5) Kriteria penetapan kawasan pantai berhutan bakau adalah kawasan paling rendah 130 kali
nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah ke arah barat yang merupakan
habitat hutan bakau.
Bagian kedua : Kawasan Budidaya
Pasal 25
(3) Kriteria penetapan kawasan pariwisata mencakup :
a. Keindahan alam dan/atau panorama; atau
b. Masyarakat dengan kebudayaan bernilai tinggi dan diminati oleh wisatawan; atau
c. Bangunan peninggalan budaya dan/atau mempunyai nilai sejarah yang tinggi;
d. Potensi sarana dan prasarana pendukung kawasan; dan
ANALISIS DATA :
Site terletak di jalan By Pass Ida Bgs Mantra kabepaten Gianyar, Provinsi Bali.
Pada kawasan pertanian ini pada bagian sisi belum terdapat bangunan yang
berdiri, sehingga kawasan ini cocok untuk di kembangkan.
Diproyeksikan pula kawasan pertanian ini di kembangkan menjadi perumahan
agar menjadi kawasan yang lebih produktif.
PENGEMBANGAN DIARAHKAN :
Pengembangang kawasan ini diarahkan sepanjang kawasan pinggir pantai saba
Guna menambah nilai kawasan pertanian ini menjadi tempat rekreasi bagi para
penduduk yaang terdapat di areal sekitarnya.
TUJUAN DAN FAKTOR PENGARUH :
Tujuan kajian sirkulasi kendaraan site ini adalah
Mengetahui lalu lintas dan kepadatan kendaraan di atas site
maupun disekitar site
Mengetahui lokasi atau tepian yang spesifik pada site yang
memberikan pencapaian ke dan jalan keluar dari tapak.
Jalan By pass Ida Bgs Mantra Mengetahui rute-rute angkutan umum dan pribadi yang
merupakan akses utama lintas berhubungan dengan site
kabupaten yang menjadi akses Mengetahui arah dan lintasan kedatangan dan keberangkatan para
dari kawasan ini. pemakai bangunan lain.
Mengetahui masalah lalu lintas disekitar site dan cara
mengatasinya.
Faktor pengaruh
Jenis jalan disekitar site
Kepadatan lalu lintas
DATA LAPANGAN :
Jaringan Listrik
1. Jalan utama (bypass I B Mantra), berupa jalan aspal
PLN
2. Jalan menuju site (jalan yang nantinya direncanakan sebagai
penghubung dermaga, sekaligus akses menuju lokasi site).
3. Jaringan utilitas, berupa :
- listrik
- air bersih
- telepon
untuk kemudian disesuaikan dengan proyek
ANALISIS DATA :
Jalan utama terletak di utara site, yaitu bypass I B Mantra, berupa jalan 2
arah. Sedangkan jalan yang nantinya direncanakan sebagai penghubung
dermaga yang sekaligus akses menuju site, terletak di sebelah timur site.
Jaringan utilitas yang ada di sekitar site terbilang cukup memadai,,
selanjutnya hanya tinggal menyesuaikannya dengan kebutuhan proyek
dari segi kapasitas dan dimensi.
ANALISIS
TUJUAN DAN FAKTOR
Arah pergerakan PENGARUH
lalu lintas pada : Bagus Matra merupakan jalur 2 arah.
jalan by pass Ida
D Terdapat juga jalan menuju site dengan jalur 2 arah.
ATA
: Kepadatan lalu lintas pada jalan utama relative tidak terlalu padat,namun pada jam
sibuk pagi dan sore hari kepadatan lalu lintas betambah. Hal tersebut disebabkan
karena jalan tersebut merupakan akses urbanisasi dan sebaliknya.
Tingkat kebisingan paling besar bersumber dari arah utara site karena merupakan jalan
utama. Hal ini menyebabkan tingkat kebisingan dan polusi udara.
Jalan by pass Ida Bagus Mantra terdapat di sebelah utara site. Jalan tersebut adalah jalan arteri Penempatan main entrance diletakkan pada arah utara site. Hal tersebut berkaitan
yang menghubungkan daerah antar kabupaten/kota. Untuk masuk/keluar tapak terdapat jalan yang dengan letak jalan yang terletak disebelah utara site.
belum tertata dengan baik menuju ke daerah pantai dari jalan by pass. Zoning pada site dibagi menjadi area parkir, area built up, area hijau, serta area servis.
POLA SIRKULASI DIARAHKAN PADA SATU TITIK YANG TERLETAK PADA SISI TENGAH SITE YANG
Lalu lintas di jalan by pass Ida Bagus Mantra relatif cukup padat, karena jalan ini menghubungkan
MENGHADAP JALAN SEBAGAI MAIN ENTRANCE.
kawasan timur Bali dengan pusat kota Denpasar. Disamping itu, jalan ini merupakan jalan utama
bagi truck pengangkut material dari galian C di kabupaten Klungkung dan Karangasem menuju
kawasan Bali Selatan. Hal-hal tersebut di atas yang menyebabkan lalu lintas di jalan ini sedemikian
padat.
TUJUAN :
U untuk mengetahui intensitas kebisingan di dalam maupun
di luar / sekitar tapak, sumber-sumber kebisingan,
mengetahui jenis-jenis pencemaran yang ada di dalam
serta di luar tapak, dan menentukan pengaruh pencemaran
terhadap site/tapak.
DATA LAPANGAN :
BISING
Lokasi site yang terletak di Desa Saba kabupaten gianyar, sunber
kebisingan bersumber dari arah jalan bay pass ida bagus mantra SEMI BISING
yaitu arah kendaraan yang melewati jalan bay pas ida bagus
mantra. TENANG
Gubug liar di sekitar site
ANALISIS
TUJUAN DAN FAKTOR PENGARUH :
D ATA
Lingkungan yang masih berupa kawasan pertanian yang belum terdapat bangunan permanen
dan belum berpenghuni menyebabkan keamanan yang kurang terjaga.
:Lingkungan yang berkawasan di suburban menyebabkan masyarakat setempat masih memiliki
rasa kepedulian yang tinggi dan ramah dalam bersosialisasi (tidak tertutup
- Orientasi massa pada bangunan yang akan di rancang sebaiknya berorientasi ke arah jalan
Site terletak di kawsan pertania jalan by pass Ida Bagus Mantra di bagian utara site dengan
di depan site, bertujuan menerima tamu dan sebagai gambaran awal mengenai bangunan
jalan yang masih belum tertata menuju site.
ini beserta ruang di dalamnya.
Unsur alam yang menonjol berupa Pantai yang terletak di bagian selatan site. Pantai masih - Orientasi ruang pada site sebaiknya menghadap ke arah pemandangan yaitu ke arah selatan
alami dan sedang dalam proses pembangunan pelabuhan di pantai bagian tenggara site. (pantai) dan barat site (sungai) sesui dengan kebutuhan ruang yang dituntut di dalamnya.
TUJUAN :
Untuk mengetahui unsur-unsur buatan yang terdapat di
lingkungan site.
DATA LAPANGAN :
Unsur buatan berupa jembatan tukad Petanu di Jalan By Pass Prof Ida
Bagus Mantra memberikan pengaruh pada site, mengenai traffic yang
melintas pada bagian depan site, sehingga kita dapat menentukan
perletakan entrance masuk maupun entrance keluar yang tepat pada
site.
DATA :
Jalan utama, Bypass Ida Bagus Mantra Pola ruang pada site dipengaruhi oleh view yang ada
di lingkungan sekitar site. Adapun view yang ada di
sekitar lingkunbgan site, diantaranya :
Pantai saba
ANALISA :
Site entrance diletakkan pada sisi
Batas site :
tengah dengan pertimbangan aspek
Utara : Jalan Bypass I B Mantra
efisiensi terhadap pengamanan site Rekomendasi penempatan
Timur : Tanaman jagung
Selatan : Pantai saba serta efektifitas sirkulasi. entrance
Barat : Tebing
Rekomendasi orientasi
massa
Jalan menuju
lokasi site
TEBING
View tanaman
View tebing jagung
ANALISIS DATA :
4. View positif terdapat di sebelah utara dan selatan yaitu pada jalan ida bagus mantra
dan pantai saba.
5. View negatif terdapat di sebelah timur dan barat