You are on page 1of 26

Hibiscus rosa- sinensis L.

(Kembang Sepatu)

Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Suku : Malvaceae
Marga : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa-sinensis L.

Tanaman ini tersebar di berbagai daerah dan Negara. Di Perancis tanaman


ini disebut dengan Rose de Chine, di Jerman disebut Chinesische Rose, di Inggris
disebut Chinarose. Di Sumatera sering dikenal sebagai bungong raja, bunga-
bunga, soma-soma, bunga raja. Di Jawa disebut dengan uribang, kembang wera,
wora-wari, bunga rebhang, mandhaleka. Di Nusa Tenggara disebut pucuk,
waribang. Di Sulawesi di sebut amburanga, embuhanga, kuyanga, ulango, bunga
bisu, bunga sepatu. Di Maluku disebut hua hualo, ubo-ubo. Di Irian disebut dioh,
gerasa, kando.
Akarnya berupa akar tunggang dan berwarna cokelat muda. Tinggi
batangnya ± 3m, bulat, berkayu, keras, diameter ± 9cm, masih muda berwarna
ungu setelah tua putih kotor. Daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun
tunggal berwarna hijau kecokelatan dan tersusun spiral, helaian daun berbentuk
bundar telur, panjang helaian daun 3,5 - 9,5 cm, lebar 2,0 - 6,0 cm, ujung daun
meruncing, tepi daun bergerigi kasar, tulang daun menjari, tangkai daun panjang
1,0 - 3,7 cm. Bunganya berbentuk lonceng dengan tangkai sari panjang. Bunga
dari berbagai jenis kultivar dan hibrida biasanya berupa bunga tunggal (daun
mahkota selapis) atau bunga ganda (daun mahkota berlapis). Mahkota bunganya
dapat berwarna putih, merah jambu, merah tua, kuning, ungu, atau campuran.
Bunganya berukuran besar dan tidak berbau. Bunga berbentuk terompet dengan
diameter bunga sekitar 5 cm. hingga 20 cm. Putik (pistillum) menjulur ke luar dari
dasar bunga. Bunga bisa mekar menghadap ke atas, ke bawah, atau menghadap ke
samping. Pada umumnya, tanaman bersifat steril dan tidak menghasilkan buah. Di
daerah tropis atau di rumah kaca tanaman berbunga sepanjang tahun, sedangkan
di daerah subtropis berbunga mulai dari musim panas hingga musim gugur.
Buahnya kecil, lonjong, diameter ± 4mm, masih muda putih setelah tua cokelat.
Bijinya terdapat di dalam buah berbentuk kapsul berbilik lima, pipih, berwarna
putih.
Khasiatnya adalah sebagai antiradang, antivirus, antipiretik, diuretik,
menormalkan siklus haid, menghentikan pendarahan, ekspektoran. Bagian yang
digunakan adalah bunga dan daun baik yang segar atau yang dikeringkan dan juga
bagian akar.
Kandungan Kimia tanaman ini adalah:
1. Daun : flavonoida, saponin, polifenol, taraxeryl acetat, kalsium oksalat,
peroksidase, lemak dan protein
2. Bunga : flavonoida, polifenol, cyanidin-diglucoside, hibisetin, zat pahit, dan
lendir
3. Akar : flavonoida, tanin dan saponin
Kegunaannya antara lain sebagai berikut:
1. Akarnya berkhasiat menyejukkan dan menurunkan panas demam yang keras.
2. Akar Hibiscus rosa-sinensis jika dicampur dengan akar Hibiscus tiliaceus dan
akar bahar putih bila digosokkan dan dimakan akan menyembuhkan rasa
menusuk-nusuk pada lambung.
3. Daun berlendir,menyejukkan dan dapat mematangkan bisul
4. Daun kembang sepatu ini dapat digunakan sebagai obat demam pada anak-
anak, obat batuk, dan obat sariawan
5. Daun digunakan untuk membantu persalinan,diminum mempercepat kelahiran
6. Daun dan bunga yang dilumatkan dipakai sebagai obat bisul dan borok
7. Daun atau bunga ditambah sedikit air dan gula batu diembunkan selama satu
malam dan rendamannya diminum sebagai obat pereda pada penyakit kencing
bernanah (gonorrhoe)
8. Bunga jika dilumatkan dan diminum, berfungsi untuk memperlancar haid
9. Bunga dapat dipakai sebagai bahan pewarna makanan, misal mewarnai cuka
nira enau (aren) menjadi merah.
Cara pakai untuk obat yang diminum adalah dengan merebus
bunga kering (3-9 g) atau bunga segar (15-30 g) atau daun 15-30 g.
Ageratum conyzoides L. (Bandotan)

Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Suku : Asteraceae
Marga : Ageratum
Spesies : Ageratum conyzoides L.

Di beberapa daerah, tumbuhan ini dikenal juga dengan nama


babandotan. Di daerah Sumatera dikenal dengan nama bandotan, daun
tombak , siangit, tombak jantan, siangik kahwa dan rumput tahi ayam. Di
Jawa disebut dengan babadotan, b. leutik, babandotan, b. beureum, b.
hejo, jukut bau, ki bau, bandotan, berokan, wedusan dus wedusan, dus
bedusan, dan tempuyak. Sedangkan di Sulawesi dikenal dengan dawet,
lawet, rukut manooe, r. weru, dan sopi.
Tanaman ini juga di kenal di beberapa negara lain dengan debutan
Sheng hong ji (Cina), arganda dan sahadevi (India dan Pakistan ), billy
goat weed, white leed dan bastard agrimony (Inggris).
Ciri-cirinya batang bulat dan berambut panjang. Tumbuhan ini mampu
hidup di ketinggian 1-2100 meter dpl. Bagian yang digunakan biasanya seluruh
tanaman atau akar, bisa berupa herba segar atau yang telah dikeringkan. Herbanya
mengandung asam amino, organacid, pectic sub-stance, minyak atsiri kumarin,
friedelin, α-siatosterol, stigmasterol, tannin, sulfur, dan potassium klorida. Bagian
akar mengandung minyak atsiri, alkaloid dan kumarin.
Tanaman ini berkhasiat sebagai stimulan, tonik, pereda demam
(antiperik), antitoksik, menghilangkan pembengkakkan, malaria,
influenza, menghentikan pendarahan (hemostatis), peluruh haid
(emenagog), peluruh kencing (diuretik), dan peluruh kentut (karminatif).
Daun bandotan juga dapat digunakan sebagai insektisida nabati.
Cara pakainya antara lain sebagai berikut:
1. Untuk malaria dan influenza, rebus 15-30 g herba bandotan kering dalam 2
gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas, setelah dingin, saring dan minum
sekaligus, lakukan 2 kali sehari.
2. Sedangkan penggunaan herba pada perawatan rambut dilakukan dengan cara
mencuci daun dan batang bandotan segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai
halus. Oleskan hasil tumbukkan ke seluruh kulit kepala dan rambut. Tutup
kepala dengan kain, biarkan selama 2-3 jam. Bilas rambut dengan air hangat
dan keramas sampai bersih. Lakukan perawatan ini 1-2 minggu sekali.
Eclipta prostrata L. (Urang-aring)

Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Suku : Asteraceae
Marga : Eclipta
Spesies : Eclipta prostrata L.

Diberbagai daerah di Indonesia tanaman ini dikenal dengan berbagai nama


berbeda. Diantaranya, di Sumatera tanaman ini disebut dengan daun sipat dan
keremak janten (Melayu). Di Jawa dikenal dengan goman, orang-aring (Jawa),
dan teleneyan (Madura). Sedangkan di Maluku dikenal dengan daun tinta
(Banda).
Selain di Indonesia tanaman ini juga dikenal di negara luar dengan nama
Mo han lian dan han lian cao (Cina), aring-aring rumput beu dan kurumak jantan
(Malaysia), ajagaro (Sanskrit), nho noi dan nha cha chat (Vietnam), serta
bhringraja (India).
Urang aring tumbuh subur di areal terbuka yang banyak
mendapatkan sinar matahari dan tanahnya agak basah, seperti di selokan,
pinggir jalan, atau halaman rumah. Tumbuhan yang berkhasiat
menyuburkan rambut dan mendinginkan kepala ini mengandung alkaloid,
nikotin, ekliptin, isoflavonoid, phytosterol, dan triterpenoid saponin.
Selain untuk menumbuhkan rambut, urang-aring juga berkhasiat
untuk mengobati batuk, penyakit kulit, digigit serangga, keputihan, diare,
luka berdarah, dan gusi bengkak. Tanaman ini juga berkahsiat
menyehatkan organ hati dan ginjal menghentikan pendarahan, antipiretik,
antibakteri, antitoksik, tonik.
Seluruh tanaman diatas tanah, dikeringkan lalu direbus, seduh
(infus), dibuat minyak, bubuk (powder) dan tincture, dipanen pada waktu
berbunga.
Cara pemakaian untuk pengobatan keputihan adalah dengan cara
merendam herba urang-aring segar (30 gr) dalam kaldu ayam, alau ditim,
minum airnya setelah dingin. Sedangkan untuk pengobatan gusi bengkak
dan gigi berlubang yaitu panggang herba urang-aring segar ingá kering,
hancurkan hingga menjadi serbuk. Taburkan serbuk ini ke bagian tubuh
yang sakit.
Selaginella doederleinii (Cakar Ayam)

Kerajaan : Plantae
Divisi : Lycopodiophyta
Kelas : Lycopodiopsida
Ordo : Selaginellales
Famili : Selaginellaceae
Genus : Selaginella
Spesies : Selaginella doederleinii

Nama daerah dari tanaman ini ini adalah rumput solo dan cemara kipas
gunung. Di Cina tanaman ini dikenal dengan nama shi shang be.
Cakar ayam termasuk jenis tumbuhan paku-pakuan yang banyak tumbuh
di tebing, tepi jurang dan tempat-tempat teduh lainnya yang berhawa dingin.
Tumbuhan tegak, tinggi (15-35) cm, akar keluar pada percabangan, batangnya ada
yang berbaring dan ada yang berdiri tegak, bercabang menggarpu. Daunnya kecil-
kecil, panjang 4-5 mm, lebar 2 mm, bentuknya jorong, ujungnya meruncing dan
tersusun di kiri dan kanan batang induk sampai ke percabangannya, menyerupai
cakar ayam dengan sisik-sisiknya.
Bagian yang digunakan sebagai obat adalah seluruh bagian tanaman.
Umumnya dipakai dalam keadaan kering. Kandungan klimia dari tanaman ini
adalah alkaloid, phylosterol, dan saponin. Sifatnya manis dan hangat. Khasiatnya
sebagai penurun panas, anti racun, anti kanker (antineoplastik), menghentikan
pendarahan (hemostatik), dan antibengkak (antioedem).
Penggunaan utamanya adalah untuk penyakit kanker rahim, paru, dan
saluran pernapasan. Penggunaannya dengan cara merebus 60 gram herba cakar
ayam kering selama 3-4 jam dengan api kecil. Diminum setelah dingin 3 kali
sehari, masing-masing 1 gelas sebelum makan.
Penggunaan untuk penyakit lain yaitu batuk, radang paru, dan radang
amandel (tonsilitis). Penggunaannya dengan cara merebus 30 gram herba cakar
ayam, lalu diminum sehari 3 kali sebelum makan, masing-masing 1 gelas. Selain
itu juga digunakan sebagai penghilang rasa panas dan lembab, memperlancar
aliran darah, antitoksik, dan anti radang.
Curcuma zedoaria (Temu Putih)

Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class : Monocotylodonae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberceae
Marga : Curcuma
Spesies : Curcuma zedoaria
Temu putih banyak ditanam di ladang dan merupakan tumbuhan semak
tinggi, yakni setinggi dua meter. Tumbuh di daerah tropis, 750 m dpl.
Batangnya semu, berbentuk silindris, lunak. Batang di dalam tanah
membentuk rimpang berwarna hijau pucat. Herba setahun, dapat lebih dari 2 m.
Batang sesungguhnya berupa rimpang yang bercabang di bawah tanah, berwama
coklat muda coklat tua, di dalamnya putih atau putih kebiruan, memiliki umbi
bulat dan aromatilc.
Daun tunggal, lonjong, di bagian ujung meruncing, sedangkan di pangkal
tumpul. Panjang daun bisa mencapai 0,6-1 meter dan lebar 10-20 sentimeter.
Pelepah daun membentuk batang semu, berwarna hijau coklat tua, helaian 2-9
buah, bentuk memanjang lanset 2,5 kali lebar yang terlebar, ujung runcing-
meruncing, berambut tidak nyata, hijau atau hijau dengan bercak coklat ungu di
tulang daun pangkal, 43-80 cm atau lebih. Pertulangan menyirip, tipis, berbulu
halus, hijau dan bergaris ungu. Daun pelindung berjumlah banyak, spatha dan
brachtea; rata-rata 3-8 x l,5-3,5cm.
Bunga majemuk, di ketiak daun, panjang 7-15 sentimeter. Bunga majemuk
susunan bulir,diketiak rimpang primer, tangkai berambut.
Benang sari melekat pada mahkota dengan panjang sekitar 0,5 sentimeter,
tangkai putik panjang dua sentimeter,. Benang sari 1 buah, tidak sempuma, bulat
telur terbalik, kuning terang, 12-16 x 10-115 mm, tangkai 3 5 x 2-4 mm, kepala
sari putih, 6 mm.
Kelopak 3 daun, putih atau kekuningan, bagian tengah merah atau coklat
kemerahan, 3 -4 cm. Mahkota: 3 daun, putih kemerahan, tinggi rata-rata 4,5 cm
mahkota lonjong panjang 7-15 sentimeter. Bibir bibiran membulat atau bulat telur
terbalik, ujung 2 lobe, kuning atau putih, tengah kuning atau kuning jeruk, 14-18
x 14-20 mm.
Khasiatnya antara lain adalah untuk pelega perut, nyeri waktu haid, tidak
datang haid, pembersih darah setelah melahirkan, memulihkan gangguan
pencernaan makanan, sakit perut, rasa penuh dan sakit di dada, limpa, antikanker,
atasi kista, dll.
Daun dan rimpang Curcuma zedoaria yang biasa digunakan untuk obat-
obatan mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol. Selain itu juga
mengandung Ribosome Inacting Protein (RIP), dan zat anti-oksidan.
Untuk mengolahnya menjadi obat, umbinya yang mengandung saponin,
flavonoid, dan polifenol dapat diparut terlebih dahulu. Setelah itu diperas dan
disaring. Campurkan ke dalam air panas mendidih agar melarut dengan sempurna.
Bisa diminum dan dicampur sedikit gula agar rasanya enak.
Temu putih memiliki sifat antikanker lewat kerja imunomodulator.
Ekstraknya akan memperbanyak jumlah limfosit, meningkatkan toksisitas sel
pembunuh kanker (natural killer) dan sintetis antibodi spesifik. Sifat-sifat ini akan
menguatkan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virus maupun sel kanker.

Curcuma domestica (Kunyit)

Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Zingiberidae
Ordo : Zingiberales
Familia : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma domestica
Kunyit (Curcuma domestica) merupakan salah satu tanaman rempah
sekaligus tanaman obat-obatan. Habitat asli tanaman ini adalah wilayah Asia,
khususnya Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke
daerah Indo–Malaysia, Thailand, Cina, India, Vietnam, Taiwan, Filipina,
Australia bahkan Afrika.
Di Inggiris tanaman ini dikenal dengan nama tumeric dan di Belanda
disebut kurkuma. Di berbagai daerah di Indonesia sendiri tanaman ini dikenal
dengan berbagai nama diantaranya adlah temu kuning (Jawa), koneng (Sunda),
dan kunyir (Lampung).
Kunyit dapat tumbuh di berbagai tempat, tumbuh liar di ladang, dihutan
(misalnya hutan jati), ataupun ditanam di pekarangan rumah, di dataran rendah
hingga dataran tinggi dengan ketinggian 200 m diatas permukaan laut. Selain itu,
kunyit dapat tumbuh dengan baik ditanah yang baik tata pengairannya, curah
hujannya cukup banyak (2000 mm–4000 mm), atau ditempat dengan sedikit
kenaungan. Namun, untuk mendapatkan rimpang kunyit yang besar, sebaiknya
ditanam ditanah lempung berpasir.
Secara umum kunyit berupa terna parenial, tingginya 0,75 m - 1,00 m,
tumbuh membentuk rumpun. Batang semu, tegak, silindris, dan berwarna hijau
kekuningan. Batang atau rimpang kunyit seperti umbi, terdapat dalam tanah,
bercabang banyak, tebal dan berdaging seperti gasing, dan bagian dalamnya
berwarna kuning jingga. Akar serabut berwarna coklat muda. Berbau khas
aromatik, rasa agak getir (agak pedas, agak pahit).
Kegunaannya dapat dilihat sebagai obat tradisional dan obat modern
sebagai berikut:
1. Obat tradisional
a. Obat Dalam : panas dalam, diare (disentri), sesak nafas, gusi bengkak,
berak lender, keputihan, haid tidak lancar, mempelancar ASI
b. Obat Luar : gatal–gatal, obat borok (sebagai antiseptik dan antibakteri),
eksim, bengkak.
Caranya dengan dibakar lalu dihirup atau dapat juga dikonsumsi dalam
bentuk perasan (filtrat)
2. Obat Modern
Kurkumin dan minyak atsiri berfungsi untuk pengobatan hepatitis,
antioksidan, antimikroba (broad spectrum), anti kolesterol, anti HIV, anti
tumor (karena mengandung apostosis untuk hormone dependent and
independent dan dose–independent), anti inflamasi, anti rheumatoid arthritis
(rematik), diabetes mellitus, tifus, usus buntu, amandel.
Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat yang disebut
kurkuminoid. Kurkuminoid terdiri atas :
1. Kurkumin dengan kandungan 10 %
2. Desmetoksikurkumin dengan kandungan 1–5 %
3. Bisdesmetoksikurkumin berupa minyak atsiri (terdiri dari keton sesquiterpan,
turmeron, tumeon 60 %, zingiberen 25 %, feladeren, sabinen, borneol, dan
sineil )
Selain itu, kunyit juga mengandung lemak 1–3 %, karbohidrat 3 %, protein 30 %,
pati 8 %, vitamin C 45 %–55 %, garam-garam mineral (zat besi, fosfor, kalsium),
saponin, flavanoid, damar, tanin, dan poliferol.
Citrus aurantifolia (Jeruk Nipis)

Kingdom : Plantae
Ordo : Rutales
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus aurantifolia
Tanaman jeruk merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari
Asia. Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik
secara alami atau dibudidayakan. Jeruk nipis selalu tersedia di sepanjang
tahun, kualitas jeruk nipis diketahui dari warna, kejernihan dan tekstur
kulit, bukan dari ukuran buahnya. Tekstur kulit perlu diperhatikan,
semakin tipis kulitnya semakin banyak kandungan airnya. Jeruk nipis
berukuran kecil dan sedang biasanya memiliki kulit lebih tipis daripada
berukuran besar.
Di Indonesia tanaman ini dikenal dengan berbagai nama yang
berbeda yaitu: Kelangsa (Aceh), Jeruk nipis (Sunda), Jeruk pecel (Jawa),
Jeruk alit (Nusa Tenggara).
Jeruk nipis tumbuh pada ketinggian tempat 200 m - 1300 m di atas
permukaan laut, curah hujan tahunan 1.000 mm - 1.500 mm/tahun, suhu
udara 20oC - 30oC, kelembaban sedang-tinggi, penyinaran sedang. Jenis
tanah yang digunakan untuk tumbuhnya jeruk nipis adalah latosol, aluvial,
dan andosol; tekstur lempung berpasir dan lempung liat, drainase baik,
kedalaman air tanah 40 cm - 170 cm dari permukaan tanah, keasaman (pH)
4-9, kesuburan sedang-tinggi.
Buah jeruk nipis berkhasiat mengatasi:
1. Batuk rejan, batu empedu, bronkhitis menahun/kronis, haid yang tidak teratur,
demam, panas, malaria, menghilangkan slem.
2. Menghilangkan ketombe, menghilangkan dahaga, sebagai antiosidan,
melancarkan pencernaan meningkatkan daya tahan tubuh, menunda penuaan,
menurunkan kolesterol dan lain-lain.
3. Selain itu buah jeruk nipis yang rasanya pahit, asam, sedikit dingin dan
berkhasiat untuk menghilangkan sumbatan vital energi, obat batuk, peluruh
dahak (mukolitik), peluruh kencing (diuretik), peluruh keringan dan
membantu proses pencernaan.
Jeruk nipis mengandung minyak terbang limonene dan linalool. selain itu,
juga mengandung flavonoid, seperti poncirin, hesperidine, rhoifolin dan naringin.
Buah masak mengandung synephrine dan N-methyltyramine. Disamping itu juga
mengandung asam sitrat, kalsium, fosfor, besi dan vitamin A, B1 dan C.
Piper betle L. (Sirih)

Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Suku : Piperaceae
Marga : Piper
Spesies : Piper betle

Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna


coklat kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar.
Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-
seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya
sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm. Bunganya majemuk berbentuk bulir dan
terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan
panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat dua benang sari yang pendek sedang
pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga
sampai lima buah berwarna putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni
berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan. Akarnya tunggang, bulat dan
berwarna coklat kekuningan.
Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betIephenol),
seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan chavicol yang memiliki daya
mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti jamur. Sirih berkhasiat
menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih
juga bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan
saluran pencernaan. Selain itu juga bersifat mengerutkan, mengeluarkan dahak,
meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan perdarahan.
Kegunaannya antara lain untu menghilangkan batuk, sariawan, bronchitis,
jerawat, keputihan, sakit gigi karena berlubang (daunnya), demam berdarah, bau
mulut, haid tidak teratur, asma, radang tenggorokan (daun dan minyaknya), gusi
bengkak (getahnya).
Kegunaannya pada pemakaian luar antara lain untuk eksim, luka bakar,
koreng (pyodermi), kurap kaki, bisul, mimisan, sakit mata, pendarahan
gusi, mengurangi produksi ASI, menghilangkan gatal
Cara pemakaiannya untuk obat hidung berdarah, dipakai 2 lembar
daun segar Piper betle, dicuci, digulung kemudian dimasukkan ke dalam
lubang hidung.
Tinospora krispa (Brotowali)

Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermathophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Suku : Euphorbiaceae
Marga : Tinospora
Spesies : Tinospora krispa

Di Sumatera tanaman ini dikenal dengan nama baru cina. Di Jawa dikenal
dengan nama daun manis, brobos krebo, beunghar kucicing, jukut lokot mala,
suket gajahan. Di Maluku di kenal dengan kolo, goro-goro cina, daun sudamala,
cam cao.
Tanaman ini termasuk tanaman menahun, berambut halus, tegak, tinggi
mencapai 1 m, berbau tajam, menyenangi tanah yang cukup lembab dan tanah
yang kaya humus, tumbuh liar di hutan dan di ladang. jenis yang biasa ditanam di
pekarangan sebagai tanaman obat. Tanaman ini terdapat sampai 3.000 m di atas
permukaan laut, berasal dari Cina.
Tanaman ini merupakan herba setengah berkayu, percabangan banyak,
beralur dan berambut. Daun berbentuk bulat-telur dengan tepi berbagi menjari
ujung meruncing, kedua permukaan daun berambut halus. Warna daun hijau, di
bagian bawah warna lebih putih, duduk berseling. Bunga merupakan bunga
majemuk, kecil-kecil, warna kuning muda berbentuk bonggol tersusun dalam
rangkaian berbentuk malai yang tumbuh menunduk, keluar dari ketiak daun dan
ujung tangkai. Perbanyakan dapat dengan stek atau biji.
Bagian yang dipakai adalah daun atau seluruh tanaman. Kegunaannya
untuk mengobati menstruasi berlebihan (banyak), sakit pada menstruasi
(Dysmenorrhea), menstruasi tidak teratur, mencegah keguguran (Threatened
abortion), pergerakan janin berlebihan, disenteri, keputihan, mempermudah
persalinan, susah punya anak, muntah darah (hematemesis), mimisan (epistaxis),
perdarahan usus (rectal haemorrhgia).
Untuk pemakaian dalam biasanya dengan cara merebus 10 - 30 gram
daunnya kemudian diminum.
Untuk pemakaian luar biasanya untuk mengobati nyeri persendian
(arthralgia), eczema, gatal-gatal (pruritus), bisul. Dipakai sebagai moxa, dengan
cara memanaskan titik-titik akupunktur. Untuk mengobati Verruca vulgaris
(kutil), A. argyi dilumatkan kemudian ditempelkan ke tempat kelainan beberapa
kali sehari, selama + 30 hari.
Tanaman ini memiliki efek samping, yaitu 30% pasien yang
memakai rebusan daun A. argyi mempunyai keluhan mulut kering, rasa
tidak enak di lambung (yang terbanyak), mual, muntah, mencret dan
pusing, yang hilang bila memakai minyak daun A. argyi.
Sifat kimiawi dari tanaman ini adalah rasa pahit, pedas, hangat. Efek
farmakologisnya dapat menghilangkan rasa dingin, menghilangkan sakit,
menghentikan perdarahan (hemostatic), melancarkan peredaran darah, mencegah
keguguran, mengatur menstruasi. Herba ini masuk meridian ginjal, paru dan
limpa.
Kandungan kimianya adalah alkaloid, dammar lunak, pati, glikosida,
pkroretosid, zat pahit pikroretin, harsa, berberin, palmatin, minyak menguap
(Phellandrene, cadinene, thujvl alkohol), alfa-amirin, fernenol, dehydromatricaria
ester, cineole, terpinen-4-ol, beta- karyophyllene, 1-quebrachitol. Akar dan
batangnya mengandung inulin (mengandung artemose), cabang kecilnya
mengandung oxytocin, yomogi alkohol, dan ridentin.

Aphis melliferai (Lebah)

Kingdom : Animal
Filum : Arthropoda
Kelas : Hexapoda atau Insecta
Ordo : Hymenoptera
Famili : Apidae
Genus : Aphis
Spesies : Aphis melliferai

Sarang lebah dapat digunakan sebagai obat karena mengandung propolis.


Propolis adalah sejenis resin yang karena bentuknya lengket seperti lem, disebut
sebagai bee glue. Propolis sebenarnya dihasilkan lebah dengan cara
mengumpulkan resin-resin dari berbagai macam tumbuhan, kemudian resin ini
bercampur dengan saliva dan berbagai enzim yang ada pada lebah sehingga
menjadi resin yang berbeda dengan resin asalnya. Karena sumbernya bermacam-
macam, maka warna, komposisi, dan khasiat propolis bisa bervariasi. propolis
bisa berwarna kuning sampai coklat tua, bahkan ada yang transparan. Komposisi
kimia propolis terdiri dari flavonoid yang meliputi hampir 50 % dari komposisi
propolis, asam kafeat, asam ferulat, dan mineral dalam jumlah kecil.
Penggunaan propolis sebagai obat sebenarnya sudah dilakukan sejak abad
ke 12. orang-orang Yunani dan Romawi telah menggunakan propolis untuk
mengobati bengkak. Orang mesir selain menggunakan propolis sebagai obat, juga
memakainya sebagai perekat pada pembuatan kano. Bagi lebah sendiri propolis
berfungsi melindungi seluruh sarang dan tempat lebah ratu menyimpan telurnya
dari hama yang menyebabkan kebusukan telur-telurnya yaitu Bacillus larvae.
Hal inilah yang mendasari digunakannya propolis sebagai antibiotik.
Kemudian dilakukan berbagai penelitian mengenai efek antibiotik propolis
terhadap berbagai mikroba. Hasil penelitian yang dimulai Karimova sejak tahun
1975 terhadap Bacillus de koch dan kemudian diikuti peneliti-peneliti lain
menunjukkan, propolis memiliki efek bakterisidal terhadap Bacillus subtilis,
Staphylococcus aureus, Streptococcus, Streptomyces, Streptomyces sobrinus,
Saccharomyces cerevisiae, Escherichia coli, Salmonella dan Shigella, Giardia
lambia, Bacteroides nodocuc, Klebsiella pneumoniae, selain itu juga efektif
sebagai fungisida pada Candida albicans, Aspergillus niger, Botrytis cinerea dan
Ascosphaera apis.
Kelebihan propolis dibanding antibiotik lainnya adalah efek sampingnya
yang kecil. Satu-satunya efek samping yang terjadi dan itu pun jarang yaitu
timbulnya reaksi alergi bila digunakan secara lokal. Sedangkan bila diberikan
peroral tidak ada efek samping yang terjadi. Kelebihan lain yaitu tidak
menimbulkan resistensi. Antibiotik seperti penisilin dapat menimbulkan resistensi
karena bakteri bisa memperbaharui diri menjadi lebih kebal terhadap penisilin.
Tetapi bakteri ataupun virus tidak bisa menjadi kebal terhadap propolis. Selain itu,
propolis sebagai antibiotik memiliki selektifitas yang tinggi. Propolis hanya
membunuh kuman penyebab penyakit saja sedangkan mikroba yang berguna
seperti flora usus tidak terganggu oleh propolis. Zat aktif yang diketahui bersifat
antibiotik pada propolis adalah asam ferulat. Zat ini efektif terhadap bakteri gram
positif dan negatif. Asam ferulat juga bersifat aglutinating (berperan dalam
pembekuan darah), sehingga bisa dimanfaatkan untuk mengobati luka dan
diberikan dalam bentuk salep.

Pomacea canaliculata (Keong Mas)

Kingdom : Animal
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Architaenioglossa
Famili : Ampullariidae
Genus : Pomaceae
Spesies : Pomacea canaliculata
Habitat keong mas biasanya di kolam, rawa, sawah irigasi, saluran air dan
areal yang selalu tergenang. Mereka mengubur diri dalam tanah yang lembab
selama musim kemarau. Mereka bisa berdiapause selama 6 bulan, kemudian aktif
kembali jika tanah diairi.
Keong mas mengandung protein yang cukup tinggi. Dari hasil uji
proksimat dapat diketahui bahwa kandungan protein bisa mencapai 16-50 persen.
Sebagai sumber protein, keong mas merupakan makanan yang cukup bergizi. Di
Kudus dan beberapa daerah di Indonesia, jenis keong ini merupakan sumber
makanan dengan cara direbus atau diberi bumbu rica-rica.
Kandungan nutrisi keong mas per 100 gram adalah sebagai berikut:
Zat nutrisi Kandungan nutrisi
Energi makanan 83 kal
Protein 12,2 g
Lemak 0,4 g
Karbohidrat 6,6 g
Abu 3,2 g
Fosfor 61 mg
Kalium 40 mg
Natrium 17 mg
Ribovlavin 12 mg
Niacin 1,8 mg
Kandungan lainnya: vit C, Zn, Cu, Mn, dan Iodium Dalam jumlah kecil

Selain sebagai makanan, keong mas juga berfungsi sebagai bahan obat.
Keong mas dipercaya oleh masyarakat dapat digunakan untuk mengobati penyakit
kuning ataupun liver. Selain itu lendir keong mas juga dapat digunakan sebagai
obat luka karena mengandung iodium yang bersifat antiseptic.
TANAMAN DAN HEWAN BERKHASIAT
OBAT

OLEH:

NAMA : Tri Maryanti


NIM : 0711015206

KELAS :A

UP. FAKULTAS FARMASI


UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2009
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Keong Mas Sumber Pakan dan Obast-Obatan. (Online).


(http://anekaplanta.wordpress.com, diakses 31 Maret 2009)

Anonim. 2007. Info Tanaman Herbal. (Online). (http://tanamanherbal.


wordpress.com, diakses 29 Mei 2008)

Anonim. 2008. Brotowali. (Online). (http://www.jamitra.com, diakses 29 Mei


2008)

Anonim. 2008. Tanaman Obat Indonesia. (Online). (http://toiusd.multiply.com,


diakses 29 Mei 2008)

Anonim. 2009. Kediaman Lebah Sebagai Antibiotik dan Kanker. (Online). (http://
www.binaapiari.com, diakses 21 Maret 2009)

You might also like