Professional Documents
Culture Documents
GRUP
merupakan elemen di G.
Kondisi 1 disebut juga dengan kondisi tertutup (closed), sedangkan kondisi 2 disebut juga
dengan kondisi terdefinisi dengan baik (well-defined). Untuk selanjutnya, jika G
merupakan himpunan, ∗ operasi pada G, dan a, b ∈ G , maka a ∗ b menyatakan elemen
Contoh 1.2
Diketahui G = ] , yaitu himpunan semua bilangan bulat. Didefinisikan operasi ∗ pada ]
dengan syarat untuk setiap a, b ∈ ] , a ∗ b = a + b . Apakah operasi ∗ merupakan operasi
biner pada ] ?
Pertama, akan ditunjukkan bahwa operasi ∗ merupakan operasi yang tertutup. Dapat
diperhatikan bahwa sesuai dengan sifat bilangan bulat, maka penjumlahan dua bilangan
bulat akan menghasilkan bilangan bulat juga. Sehingga dengan demikian
a ∗ b = a + b ∈ ] . Jadi, terbukti operasi ∗ merupakan operasi yang tertutup.
Kedua, akan ditunjukkan bahwa operasi ∗ merupakan operasi yang terdefinisi dengan
baik. Dapat diperhatikan bahwa sesuai dengan sifat bilangan bulat, maka setiap dua
bilangan bulat dapat dijumlahkan dan menghasilkan bilangan bulat. Jadi, terbukti operasi
∗ merupakan operasi yang terdefinisi dengan baik.
Jadi, operasi ∗ merupakan operasi biner pada ] .
Aksioma 2 disebut juga dengan sifat asosiatif. Elemen e ∈ G pada aksioma 3 disebut juga
dengan elemen identitas. Elemen a ' ∈ G pada aksioma 4 disebut juga dengan invers
elemen a terhadap operasi ∗ .
Contoh 1.5
terhadap operasi ∗ ?
Jelas bahwa G bukan merupakan himpunan kosong, karena (1,1) ∈ G . Akan ditunjukkan
( 0, 0 ) ∗ ( a, b ) = ( 0 + a, 0 + b )
= ( a, b )
= ( a + 0, b + 0 )
= ( a, b ) ∗ ( 0, 0 ) .
( a, b ) ∗ ( −a, −b ) = ( a + ( −a ) , b + ( −b ) )
= ( a − a, b − b )
= ( 0, 0 )
= ( ( −a ) + a, ( −b ) + b )
= ( − a , −b ) ∗ ( a , b ) .
operasi ∗ .
Contoh 1.6
terhadap operasi ∗ ?
( ( a, b ) ∗ ( c, d ) ) ∗ ( e, f ) = ( ac, bd ) ∗ ( e, f )
= ( ace, bdf )
= ( a, b ) ∗ ( ce, df )
= ( a, b ) ∗ ( ( c, d ) ∗ ( e, f ) ) .
(1,1) ∗ ( a, b ) = (1a,1b )
= ( a, b )
= ( a1, b1)
= ( a, b ) ∗ (1,1) .
dipenuhi ac = 1 dan bd = 1 . Jika a, b ≠ 1 , maka menurut sifat bilangan bulat tidak ada
a ∗b = b ∗ a .
( a , b ) , ( c, d ) ∈ G berlaku ( a , b ) ∗ ( c, d ) = ( a + c , b + d ) = ( c + a , d + b ) = ( c, d ) ∗ ( a , b ) ,
sesuai dengan sifat komutatif pada penjumlahan bilangan bulat.
Contoh 1.10
( ( a, 0 ) ∗ ( b, 0 ) ) ∗ ( c, 0 ) = ( a + b, 0 ) ∗ ( c, 0 )
= ( a + b + c, 0 )
= ( a , 0 ) ∗ ( b + c, 0 )
= ( a , 0 ) ∗ ( ( b, 0 ) ∗ ( c , 0 ) ) .
( 0, 0 ) ∗ ( a, 0 ) = ( 0 + a, 0 )
= ( a, 0 )
= ( a + 0, 0 )
= ( a, 0 ) ∗ ( 0, 0 ) .
( a, 0 ) ∗ ( − a, 0 ) = ( a + ( −a ) , 0 )
= ( a − a, 0 )
= ( 0, 0 )
= ( ( − a ) + a, 0 )
= ( − a, 0 ) ∗ ( a, 0 ) .
( −a, 0 ) ∈ H . Karena keempat aksioma berlaku maka H merupakan grup terhadap operasi
∗ . Akibatnya H merupakan subgrup atas G.
disebut subgrup trivial jika dan hanya jika H = {e} , dengan e ∈ G merupakan elemen
Bukti.
Misalkan a ∗ c = b ∗ c . Menurut aksioma 3 Grup (Definisi 1.4) terdapat elemen c ' yang
merupakan invers elemen c. Diperhatikan bahwa:
( a ∗ c ) ∗ c ' = (b ∗ c ) ∗ c ' .
Menggunakan sifat asosiatif grup diperoleh:
a ∗ ( c ∗ c ') = b ∗ ( c ∗ c ') .
Sesuai definisi aksioma 3 Grup diperoleh c ∗ c ' = e , dengan e elemen identitas sehingga:
a∗e = b∗e .
Sesuai definisi aksioma 2 Grup diperoleh:
a =b.
Teorema 1.14
Diketahui ( G, ∗) merupakan grup dan a, b ∈ G , maka hanya ada tepat satu x ∈ G yang
memenuhi persamaan a ∗ x = b .
Bukti.
Akan ditunjukkan bahwa terdapat x ∈ G yang memenuhi a ∗ x = b . Akan ditunjukkan
bahwa a '∗ b merupakan elemen x yang dimaksud, dengan a ' merupakan invers elemen
a. Diperhatikan bahwa:
a ∗ ( a '∗ b ) = ( a ∗ a ' ) ∗ b sifat asosiatif
= e ∗b definisi a '
=b sifat e.
Kemudian akan ditunjukkan bahwa elemen x tersebut tunggal. Misalkan ada penyelesaian
lain, namakan x2 ∈ G yang memenuhi a ∗ x2 = b . Karena a ∗ x = b dan a ∗ x2 = b , maka
Jadi, terbukti bahwa hanya ada tepat satu x ∈ G yang memenuhi persamaan a ∗ x = b .
Teorema 1.15
Diketahui ( G, ∗) merupakan grup dan e ∈ G merupakan elemen identitas, maka hanya
Teorema 1.17
Diketahui ( G, ∗) merupakan grup dan a, b ∈ G , maka ( b '∗ a ') merupakan invers elemen
( a ∗ b) pada G.
Bukti.
Menggunakan sifat grup, perhatikan bahwa:
( a ∗ b ) ∗ ( b '∗ a ') = a ∗ ( b ∗ b ') ∗ a ' = ( a ∗ e ) ∗ a ' = a ∗ a ' = e .
Jadi, terbukti bahwa ( a ∗ b ) ' = ( b '∗ a ') .
Teorema 1.18
Diketahui ( G, ∗) merupakan grup dan H subgrup atas G, maka kedua pernyataan berikut
berlaku:
1. Elemen identitas e ∈ G juga merupakan elemen pada H
2. Untuk setiap a ∈ H , berlaku a ' ∈ H dengan a ' merupakan invers elemen a.
Bukti.
Akan ditunjukkan kebenaran pernyataan 1. Andaikan terdapat eH ∈ H , dengan
Teorema 1.19
Diketahui ( G, ∗) merupakan grup dan H ⊆ G . Himpunan H merupakan subgrup atas G
jika dan hanya jika untuk setiap a, b ∈ H berlaku a ∗ b ' ∈ H , dengan b ' merupakan
invers elemen b.
Bukti.
⇒
Karena H merupakan subgrup atas G, maka menurut Teorema 1.17 berlaku b ' ∈ H dan
dengan demikian a ∗ b ' ∈ H .
⇐
Akan ditunjukkan H merupakan subgrup atas G. Karena H ⊆ G maka sifat asosiatif
operasi ∗ pada G juga berlaku pada H. Jika dipilih b = a , akan diperoleh
a ∗ b ' = a ∗ a ' = e ∈ H . Dengan demikian H memuat elemen identitas dan sekaligus
menunjukkan bahwa H bukan himpunan kosong. Selanjutnya, jika dipilih a = e , akan
diperoleh a ∗ b ' = e ∗ b ' = b ' ∈ H untuk setiap b ∈ H . Dengan demikian H memuat invers
dari setiap elemennya.
Jadi, terbukti bahwa H merupakah subgrup atas G.
Teorema 1.20
Diketahui ( G, ∗) merupakan grup dan H , K merupakan subgrup-subgrup atas G, maka