You are on page 1of 11

MAJAS

Pengertian Majas
Majas disebut juga bahasa kias atau figure of speech.
Majas dimanfaatkan oleh penulis untuk menjelaskan gagasan
mereka. Adapun cara yang ditempuh adalah menggunakan
perbandingan-perbandingan menghidupkan benda-benda mati,
melukiskan sesuatu yang tidak sewajarnya dan sebagainya.
Selain untuk menyampaikan gagasannya, cara perbandingan
dilakukan penulis untuk memperoleh efek tertentu sesuai
dengan yang diharapkan penulis.
Majas atau kiasan adalah bahasa kias, bahasa indah
yang dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan
memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda atau
hal-hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum.
Majas tertentu yang diplih dengan seksama dapat
menimbulkan efek pada diri pembaca sesuai dengan yang
dikehendaki oleh penulis. Majas adalah cara menggunakan
bahasa oleh penutur (baik lisan maupun tulisan) untuk
menyampaikan gagasan dan memperoleh efek tertentu.
Penggunaan majas dalam karangan akan lebih
membawa warna dan kejelasan dalam tulisan. Dengan
menggunakan majas atau makna figurative, seorang penulis
akan menghidupkan tulisannya dan mungkin pula
mengkonsentrasikan hal-hal yang bersifat abstrak. Untuk
menghidupkan dan mengkonkretkan tulisan dapat
menggunakan figure of speech yang di dalam buku pelajaran
bahasa secara salah disebut gaya bahasa. Majas mampu
menghimbau indera pembaca karena lebih ringkas dari pada
padanannya yang terungkap dalam kata bisa. Penggunaan
bahasa kias dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang
lebih jelas, lebih menarik perhatian dan lebih hidup.
Pemajasan merupakan teknik pengungkapan bahasa,
penggaya bahasaan, yang maknanya tidak merujuk kepada
makna harfiah kata-kata yang mendukungnya melainkan pada
makna yang ditambahi, makna yang tersirat. Jadi, pemajasan
merupakan gaya yang sengaja mendayagunakan penuturan
dengan memanfaatkan bahasa kias.
1
Jenis Majas
Majas Perbandingan
Kata perbandingan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia berarti persamaan; ibarat kata tersebut
dipertegas lagi dengan kata memperbandingkan yang
berarti memadukan atau menyamakan dua hal atau benda
untuk mengetahui persamaan atau selisihnya. Dapat
dikatakan majas perbandingan adalah sarana bahasa yang
membandingkan dua hal yang pada hakikatnya berlainan
dan dianggap sama.
Majas perbandingan yaitu majas yang
membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain melalui
ciri-ciri fisik, sifat, sikap, keadaan suasana, tingkah laku, dan
sebagainya. Jenis majas perbandingan terdiri atas:
perumpamaan, metafora, personifikasi, alegori, antitesis.
Perumpamaan
Yang dimaksud dengan perumpamaan di sini
adalah padanan kata simile dalam bahasa Inggris. Kata
simile berasal dari bahasa latin yang bermakna “seperti”.
Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada
hakikatnya berlainan dan yang sengaja kita anggap
sama.
Persamaan atau simile adalah perbandingan yang
bersifat eksplisit. Yang dimaksud dengan perbandingan
yang bersifat eksplisit adalah bahwa ia langsung
menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk
itu, ia memerlukan upaya yang secara eksplisit
menunjukkan kesamaan itu, yaitu kata-kata: seperti,
sama, sebagai, bagaikan, laksana,
Contoh:
Bibirnya seperti delima merekah
Bagai air di daun talas
Metafora

2
Metafora berasal dari bahasa Yunani metaphora
yang berarti memindahkan. Kata metaphora berasal dari
meta di atas, melebihi atau benda untuk menciptakan
satu kesan mental yang hidup, walaupun tidak
dinyatakan secara eksplisif dengan penggunaan kata
bak, seperti, laksana, sebagai, bagaikan, seperti pada
perumpamaan.
Metafora adalah perbandingan yang implisit, jadi
tanpa kata seperti atau sebagai di antara dua hal yang
berbeda. Metafora adalah pemakaian kata-kata yang
bukan arti sebenarnya melainkan sebagai: lukisan
berdasarkan persamaan atau perbandingan.
Metafora adalah sejenis majas perbandingan yang
paling singkat, padat, tersusun rapi. Di dalam majas
metafora terdapat dua ide yang satu adalah suatu
kenyataan, sesuatu yang dipikirkan, yang menjadi objek,
dan yang satu lagi merupakan perbandingan terhadap
kenyataan tadi; dan kita menggantikan yang belakang
ini menjadi yang terlebih dahulu tadi. Metafora terdiri
atas dua term atau dua bagian, yaitu term pokok
(principal term). Term pokok disebut juga tenor, term
kedua disebut vehicle. Term pokok atau tenor
menyebutkan hal yang dibandingkan, sedangkan term
kedua atau vehicle adalah hal yang untuk
membandingkan.
Contoh :
Dia anak emas pamanku
Perpustakaan gudang ilmu.
Personifikasi
Personifikasi berasal dari bahasa latin persona
(orang, pelaku, actor, atau topeng yang dipakai dalam
drama) + fic (membuat). Personifikasi ialah majas yang
melekatkan sifat-sifat insani kepada barang yang tidak
bernyawa dan ide yang abstrak.

3
Personifikasi merupakan kiasan yang
mempersamakan benda dengan manusia, benda-benda
mati dibuat dapat berbuat, berfikir, dan sebagainya
seperti manusia. Personifikasi mengiaskan keadaan atau
peristiwa alam sebagai keadaan atau peristiwa yang
dialami manusia. Dalam hal ini benda mati dianggap
sebagai manusia atau mempesona. Hal ini memperjelas
penggambaran peristiwa atau keadaan itu.
Contoh:
Ombak menerjang karang
Penelitian itu melahirkan teori baru.
Alegori
Alegori berasal dari allegorian yang berarti
“berbicara secara kiasan”, kata allegorian diturunkan
dari allos “yang lain” dan agoreuein “berbicara”. Alegori
adalah cerita yang diceritakan dalam lambing-lambang.
Dalam negeri unsur-unsur utama menyajikan sesuatu
yang terselubung atau tersembunyi.
Alegori adalah cerita yang mengandung kiasan.
Dalam alegori, nama-nama pelakunya adalah sifat-sifat
yang abstrak, serta tujuannya selalu jelas tersurat.
Contoh :
Cerita kancil
Perjanjian lama.
Antitesis
Antitesis secara alamiah berarti ‘lawan yang tepat,
pertentangan yang benar-benar’. Antitesis adalah sejenis
majas yang mengadakan komparasi atau perbandingan
antara dua antonym, yaitu kata-kata yang mengandung
ciri-ciri semantik yang bertentangan.
Contoh:
Dia bergembira ria atas kegagalan dalam ujian itu.
Justru kecantikan gadis itulah yang membuatnya sengsara

4
Majas Pertentangan
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
pertentangan dalam majas pertentangan adalah sarana
bahasa yang dalam mengungkapkannya menyatakan
sesuatu yang positif dalam bentuk negatif atau bentuk yang
berlawanan. Yang termasuk dalam majas pertentangan
adalah hiperbola, litotes, ironi, oksimoron paronomasia,
paralipsis, dan zeugma.
Hiperbola
Kata hiperbola berasal dari bahasa Yunani hyper
yang berarti ‘melebihi’ dan ballien yang artinya
‘melempar’. Secara keseluruhan hiperbola artinya
pemborosan atau berlebih-lebihan. Hiperbola adalah
sejenis jumlahnya, ukurannya, atau sifatnya dengan
maksud memberi penekanan pada suatu pernyataan
atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan
dan pengaruhnya.
Contoh:
Tabungannya bermilyar-milyar, emasnya berkilo-kilo.
Badannya kerempeng tinggal kulit pembalut tulang.
Litotes
Litotes berasal dari bahas Yunani Litos yang berarti
sederhana. Litotes merupakan sejenis majas yang
membuat pernyataan mengenai sesuatu dengan cara
menyangkal atau mengingkari kebalikannya.
Litotes adalah majas yang di dalam
pengungkapannya menyatakan sesuatu yang positif
dengan bentuk yang negatif atau bentuk yang
bertentangan. Litotes mengurangi atau melemahkan
kekuatan pernyataan yang sebenarnya. Litotes
merupakan kebalikan dari hiperbola, adalah sejenis
majas yang mengandung pernyataan yang dikecil-
kecilkan, dikurangi dari kenyataan yang sebenarnya.
Contoh:
Kedudukan saya ini tidak ada artinya sama sekali
Anak itu sama sekali tidak bodoh
Ironi

5
Ironi diturunkan dari kata eironeia yang berarti
“penipuan” atau “pura-pura”. Ironi adalah suatu acuan
yang ingin menyatakan sesuatu dengan makna atau
maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam
rangkaian kata-katanya. Ironi merupakan suatu upaya
literer yang efektif karena ia menyampaikan impresi
yang mengandung pengekangan yang besar. Rangkaian
kata-kata yang digunakan mengingkari maksud yang
sebenarnya.
Ironi adalah majas yang menyatakan makna yang
bertentangan dengan maksud berolok-olok. Maksud itu
dapat dicapai dengan mengemukakan; (a) Makna yang
berlawanan dengan makna yang sebenarnya, (b)
Ketidaksesuaian antara suasana yang diketengahkan dan
kenyataan yang mendasarinya, (c) Ketaksesuaian antara
harapan dan kenyataan.
Ironi adalah sejenis majas yang mengimplikasikan
sesuatu yang nyata berbeda, bahkan ada kalanya
bertentangan dengan yang sebenarnya dikatakan itu.
Contoh:
Bagus benar rapor si Andi, banyak angka merahnya.
O, kamu baru bangun: baru pukul sepuluh pagi sekarang ini.
Oksimoron
Oksimoron berasal dari kata okys yang berarti
‘tajam’ dan maros yang berarti ‘gila’ atau ‘tolol’.
Oksimoron adalah suatu acuan yang berusaha untuk
menggabungkan kata-kata guna mencapai efek yang
bertentangan. Dengan kata lain oksimoron sebagai majas
yang mengandung pertentangan dengan
mempergunakan kata-kata yang berlawanan dalam frase
yang sama.
Oksimoron adalah majas yang mengandung
pengekangan atau pendirian suatu hubungan sintaksis
(baik koordinasi maupun determinasi) antara dua
antonym.
Contoh:
Olah raga mendaki gunung memang menarik perhatian walaupun
sangat berbahaya.
6
Keramah-tamahan yang bengis
Paronomasia
Paronomasia adalah kiasan dengan
mempergunakan kemiripan bunyi. Ia merupakan
permainan kata yang didasarkan pada kemiripan bunyi,
tetapi terdapat perbedaan besar dalam maknanya.
Paronomasia adalah majas yang berisi penjajaran
kata-kata yang berbunyi sama tetapi bermakna lain,
kata-kata yang sama bunyinya tetapi artinya berbeda.
Contoh:
Tanggal dua gigi saya tanggal dua.
Bisa ular itu bisa membahayakan kesehatan kita
Paralipsis
Paralipsis adalah majas yang merupakan suatu
formula yang dipergunakan sebagai sarana untuk
menerangkan bahwa seseorang tidak mengatakan apa
yang tersirat dalam kalimat itu sendiri.
Contoh:
Semoga nenek mendengarkan permintaan kalian (maaf) bukan
maksud saya menolaknya.
Zeugma
Zeugma adalah majas yang merupakan koordinasi
atau gabungan gramatis dua kata yang mengandung
cirri-ciri semantic yang bertentangan.
Contoh:
Anak itu memang rajin dan juga malas belajar di sekolah.
Kita ahrus berbuat baik di dunia dan akhirat.l

Majas Pertautan
Dalam majas pertautan terdapat duia hal (bisa benda,
nama sesuatu, barang, tokoh, gelar, jabatan, dan
sebagainya) yang ditautkan, dihubungkan dengan hal yang
lain yang berkaitan erat dengannya. Yang termasuk majas
pertautan adalah metonimia, sinekdoke, alusi, eufemisme,
elipsis, inversi, gradasi.
Metonimia

7
Metonimia berasal dari bahasa Yunani meta yang
berarti “bertukar” dan onym yang artinya “nama” adalah
sejenis majas yang mempergunakan nama sesuatu
barang bagi sesuatu yang lain berkaitan erat dengannya.
Metonimia adalah majas yang memakai nama ciri
atau nama lain yang ditautkan dengan orang, barang,
atau hal, sebagai pengantinya.
Contoh:
Ia membeli sebuah Honda
Pena lebih berbahaya dari pedang
Sinekdoke
Kata sinekdoke berasal dari bahasa Yunani
synekdechesthai (syn “dengan”+ ex “keluar” +
dechesthai “mengambil, menerima”) yang secara
alamiah berarti menyediakan atau memberikan sesuatu
kepada apa yang baru disebutkan.
Sinekdoke adalah semacam bahasa figuratif yang
mempergunakan sebagian dari sesuatu hal untuk
menyatakan keseluruhan (pars pro thoto) atau
mempergunakan keseluruhan untuk menyatakan
sebagian (totem pro parte). Dengan kata lain sinekdoke
adalah majas yang menyatakan sebagian untuk
mengganti keseluruhan.
Contoh:
Setiap kepala dikenakan sumbangan sebesar Rp. 1000,00
Dalam pertandingan sepak bola Indonesia melawan Malaysia, tim
Indonesia menderita kekalahan 3 – 4.
Alusi / Kilatan
Alusi adalah semacam acuan yang berusaha
mensugestikan kesamaan antara orang, tempat, atau
peristiwa. Biasanya alusi merupakan suatu referensi yang
eksplisit dan implisit kepada peristiwa-peristiwa, tokoh-
tokoh atau tempat dalam karya-karya sastra terkenal.
Alusi adalah majas yang menunjuk secara tidak
langsung ke suatu peristiwa atau tokoh berdasarkan pra
anggapan adanya pengetahuan bersama yang dimiliki
oleh pengarang dan pembaca serta adanya kemampuan.
Contoh:
8
Bandung adalah Paris Van Jawa
Kartini kecil itu turut memperjuangkan persamaan haknya
Eufemisme
Kata eufemisme berasal dari bahasa Yunani
euphemizein yang berarti ‘berbicara dengan kata-kata
yang jelas dan wajar’, yang diturunkan dari eu ‘baik’ +
phanai ‘berbicara’. Secara singkat eufemisme berarti
pandai bicara, berbicara baik.
Contoh:
Ayahnya sudah tidak ada di tengah-tengah mereka (=mati)
Pikiran sehatnya semakin merosot saja akhir-akhir ini (= gila)
Elipsis
Elipsis adalah majas yang di dalamnya
dilaksanakan pembuangan atau penghilangan kata-kata
yang memenuhi bentuk kalimat berdasarkan tata
bahasa. Dengan kata lain elipsis adalah penghilangan
salah satu penting dalam kosntruksi sintaksis yang
lengkap.
Ellipsis sebagai suatu bentuk penghilangan suatu
unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau
ditafsirkan sendiri oleh pembaca atau pendengar
sehingga struktur gramatikalnya atau kalimat memenuhi
pola yang berlaku.
Contoh:
Dia bersama istrinya ke Jakarta minggu yang lalu (predikat)
Orang itu memukul dengan sekuat tenaga (objek)
Inversi
Inversi adalah majas yang merupakan permutasi
atau perubahan urutan unsur-unsur konstruksi sintaksis.
Contoh:
Saya lapar ⇔ lapar saya
Dia datang ⇔ datang dia.
Gradasi

9
Gradasi adalah majas yang mengandung suatu
rangkaian atau urutan (paling sedikit tiga) kata atau
istilah yang secara sintaksis bersamaan yang mempunyai
satu atau beberapa ciri-ciri semantik secara umum dan
yang diantaranya paling sedikit satu ciri diulang-ulang
dengan perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif.
Contoh:
Aku persembahkan cintaku kepadamu cinta yang bersih dan suci;
suci murni tanpa noda; noda yang selalu kujauhi dari hidup ini;
hidup yang berpedoman perintah Tuhan; Tuhan pencipta alam
semesta.

Majas Perulangan
Majas perulangan merupakan sarana bahasa yang
berupa perulangan bunyi, suku kata, frasa, ataupun bagian
kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan
pada suatu konteks yang sesuai, majas perulangan ini
disebut juga dengan repetisi. Adapun majas perulangan
mencakup literasi, antanaklasis, kiasmus, repetisi.
Aliterasi
Aliterasi adalah majas yang memanfaatkan
purwakanti atau pemakaian kata-kata yang
permulaannya sama bunyinya.
Contoh:
Dara domba daku
Datang dari danau
Antanaklasis
Antanaklasis adalah majas yang mengandung
ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.
Contoh:
Buah bajunya terlepas membuat buah dadanya hampir-hampir
kelihatan.
Kita harus mengantungkan diri satu sama lain, kalau tidak maka
itu berarti rela mengantung diri sendiri.
Kiasmus
Kiasmus adalah majas yang berisikan perulangan
dan sekaligus pula merupakan inversi hubungan antara
dua kata dalam satu kalimat.
10
Contoh:
Sudah biasa dalam kehidupan bahwa orang pintar mengaku
bodoh, tetapi orang bodoh merasanya dirinya pintar.
Aduh, orang desa berlaak kota, dan orang kota berlagak desa.
Repetisi
Repetisi adalah majas yang mengandung
pengulangan berkali-kali kata atau kelompok kata yang
sama.
Contoh:
Rajinlah belajar demi masa depan, rajinlah belajar mengangkat
derajat keluarga, rajinlah belajar menuntut ilmu, rajinlah
belajar mencapai cita-cita, rajinlah belajar diiringgi doa Bunda,
rajin belajar anakku, Tuhan selalu bersamamu.

11

You might also like