Professional Documents
Culture Documents
A. Latar Belakang
Dalam rangka menyikapi agenda reformasi pemerintahan secara
menyeluruh, salah satu aspek penting yang perlu segera dilakukan penataan adalah
Peningkatan dan Pembaharuan Sistem Pelayanan Umum (Public Service) baik
ditingkat Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten /
Kota di seluruh wilayah Tanah air.
Untuk menunjang penataan kembali system pelayanan umum secara prima
kepada masyarakat, maka perlu dilakukan Peningkatan kualitas dan Mentalitas
Birokrasi Pemerintah di segala bidang yang berhubungan dengan Pelayanan Publik,
termasuk peningkatan sarana dan prasarana serta perangkat Hardware dan Software
pelayanan publik secara terarah, terpadu dan terkordinasi.
Sejalan dengan pelaksanaan Otonomi Daerah sesuai UU no.34 Tahun 2004
Tentang Pemerintahan Daerah dan UU no.33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang memberi
kewenangan luas kepada Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota serta kewenangan
terbatas kepada Pemerintah Provinsi, serta telah diberlakukannya UU no. 25 Tahun
2009 Tentang Pelayanan Publik maka sudah seyogyanya Pemerintah mengambil
langkah positif / perbaikan pelayanan umum kepada masyarakat melalui Reformasi
Birokrasi dengan cara meningkatakan kualitas pelayanan serta memperbaiki
mentalitas birokrasi Pemerintahan secara profesional, melakukan Deregulasi dan
Debirokratisasi kebijakan- kebijakan di bidang pelayanan masyarakat (Pelayanan
Publik).
Dengan meningkatnya kualitas pelayanan publik sesuai tuntutan reformasi,
maka secara otomatis citra,wibawa dan kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi
pemerintahan akan meningkat pula, income pemerintah akan meningkat , serta roda
penyelenggaraan pemerintahaan berjalan lancar, efisien sesuai harapan masyarakat.
Disamping aspek tersebut diatas, dalam mengantisipasi pengaruh era
globalisasi dewasa ini yang telah memacu tingkat persaingan antar Negara semakin
tajam diberbagai sektor seperti sektor ekonomi, industry, barang dan jasa. Kondisi
demikian menuntut ditingkatkannya kualitas pelayanan publik oleh institusi-
instistusi penyelenggara pelayanan publik.
Pelayanan publik identik dengan pendidikan manajemen modern, karena
pelayanan publik perlu dikelola dengan baik, atau diperlukan penerapan manajemen
pelayanan publik yang baik serta harus selalu mengutamakan “kepedulian terhadap
masyarakat yang dilayani’’. Di samping itu sudah saatnya pula menerapkan konsep
dan strategi pelayanan publik yang berorientasi kepada kepuasan masyarakat. Oleh
karena itu, maka setiap institusi penyelenggara pelayanan publik harus dapat
menetapkan visi, misi dan standar pelayanan minimal (SPM) yang selanjutnya
masyarakatlah yang akan menilai dalam prakteknya sehari-hari.
B. Identifikasi Permasalahan
Secara faktual bahwa pelayanan publik di tanah air masih jauh dari harapan
masyarakat dan tujuan reformasi. Walaupun usaha pemerintah ke arah itu telah
banyak dilakukan seperti kebijakan, regulasi serta penataan sistem, namun
tampaknya tidak mudah merubah kultur birokrasi dari “DILAYANI” menjadi
“MELAYANI”, pelayanan publik masih rentan terhadap distorsi politik dan rawan
KKN.
Pelayanan publik yang prima perlu didukung oleh sistem politik yang
responsif terhadap aspirasi dan kebutuhan nyata masyarakat. Pelayanan publik harus
diselenggarakan oleh birokrasi yang netral, professional dan bermoral. Dengan
mempertimbangkan kondisi faktual birokrasi dewasa ini, sampailah pada
pertanyaan; Apakah diperlukan reformasi birokrasi untuk mendudukkan posisinya
sebagai pelayan, pengayom dan pelindung publik ( Abdi Negara dan Abdi
Masyarakat)
C. Reformasi Birokrasi
Reformasi merupakan proses upaya sistematis, terpadu dan komprehensif
ditujukan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good
Governance).
Tata kelola pemerintahan yang baik adalah system yang memungkinkan
terjadinya mekanisme penyelenggaraan pemerintahan Negara yang efektif dan
efisien dengan tetap terjalin sinergitas yang konstruktif antara tiga domein yaitu
pemerintah, sektor swasta dan masyarakat.
Birokrasi merupakan sistem penyelenggaran pemerintahan yang dijalankan
aparatur pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Birokrasi
memiliki peran yang penting dan strategis dalam mewujudkan kesejahteraan
masyarakat. Birokrasi pemerintahan memiliki peran sebagai fasilitator, regulator
dan pelayan publik. Untuk dapat menjalankan peran, tugas dan fungsi dengan baik,
maka diperlukan birokrasi yang ideal yang semata mata menjalankan tugas untuk
kepentingan publik, bersikap netral dan professional.
Reformasi Birokrasi membutuhkan political will pemerintah. Political will
pemerintah yang berkuasa dapat dijadikan tolok ukur untuk menilai tingkat
keseriusan dalam menjalankan agenda reformasi birokrasi. Salah satunya dapat
dilihat dari gerakan pemberantasan korupsi. Birokrasi pemerintahan di segala lini
masih rentan penyakit KKN, ditandai dengan berbagai kasus korupsi dan
penyalahgunaan wewenang yang masih terus bermunculan. Perberantasan korupsi
harus terus diusahakan baik upaya penindakan (represif) maupun instrument handal
untuk pencegahan (preventif).
4. Akuntabilitas (Pertanggungjawaban)
Perencanaan stratejik.
Perencanaan kinerja.
Pengukuran dan evaluasi kinerja.
Pelaporan kinerja.
5. Pelayanan Umum ( Public Service )
Pelayanan prima.
Kualitas pelayanan.
Kepuasan pelanggan.
Pasal 1 ayat (1) Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 ttg Pelayanan
Publik, disebutkan : “Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang
undangan bagi setiap Warga Negara dan penduduk atas barang, jasa dan
pelayanan administrative yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik”
Dari ketentuan tersebut diatas jelaslah apa yang dimaksud dengan pelayanan
publik serta siapa saja yang masuk kategori penyelenggara pelayanan publik. Sesuai
tuntutan reformasi dan ekspektasi masyarakat bahwa pemerintah harus mampu
memberikan pelayanan prima dan memuaskan. Menurut Sespanas LAN 1998,
pelayanan prima adalah pelayanan pemerintah yang diberikan kepada masyarakat
(pelanggan) minimal sesuai dengan standar pelayanan ( cepat, tepat , akurat ,
bermutu dan murah).
E. Penutup
Sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 45 bahwa tujuan
didirikannya NKRI adalah memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa, itu artinya Negara/Pemerintah berkewajiban memenuhi
kebutuhan setiap warga Negara melalui suatu system pemerintahan/ manajemen
pemerintahan yang mendukung terwujudnya pelayanan publik yang prima dalam
rangka memenuhi kebutuhan dasar dan hak sipil setiap warga Negara atas barang
publik, jasa publik dan pelayanan administratif.
Secara faktual dewasa ini kondisi pelayanan publik belum bisa memenuhi
harapan masyarakat serta belum sesuai dengan kebutuhan dan perubahan di
berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal tersebut
bisa disebabkan oleh ketidaksiapan merespon terjadinya transformasi nilai yang
berdimensi luas serta kompleksitas masalah pembangunan bangsa.
Sementara itu gerakan reformasi membentuk tatanan baru masyarakat
Indonesia dihadapkan pada harapan dan tantangan globalisasi serta pengaruh
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi informasi, komunikasi, transfortasi, investasi
dan perdagangan.
Kondisi demikian itu perlu segera disikapi dengan berbagai langkah
kebijakan strategis diantaranya agenda reformasi birokrasi dan regulasi pelayanan
publik melalui berlakunya payung hukum yaitu Undang Undang No 25 tahun
2009 tentang Pelayanan Publik dengan harapan masyarakat memperoleh
pelayanan sesuai tujuan nasional.
Sumberdaya manusia/aparatur penyelenggara pelayanan publik merupakan
aspek penting yang menentukan terlaksana tidaknya pelayanan prima, oleh
karenanya dengan reformasi birokrasi termasuk didalamnya perubahan kultur dan
mentalitas birokrasi dibarengi dukungan system, sarana dan prasarana yang baik
diharapkan dapat mewujudkan pelayanan prima.