Professional Documents
Culture Documents
panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan
terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak sayur atau lemak hewan.
Sebuah proses dari transesterifikasi lipid digunakan untuk mengubah minyak dasar menjadi ester
yang diinginkan dan membuang asam lemak bebas. Setelah melewati proses ini, tidak seperti
minyak sayur langsung, biodiesel memiliki sifat pembakaran yang mirip dengan diesel (solar)
dari minyak bumi, dan dapat menggantikannya dalam banyak kasus. Namun, dia lebih sering
digunakan sebagai penambah untuk diesel petroleum, meningkatkan bahan bakar diesel petrol
murni ultra rendah belerang yang rendah pelumas.
Dia merupakan kandidat yang paling dekat untuk menggantikan bahan bakar fosil sebagai
sumber energi transportasi utama dunia, karena ia merupakan bahan bakar terbaharui yang dapat
menggantikan diesel petrol di mesin sekarang ini dan dapat diangkut dan dijual dengan
menggunakan infrastruktur sekarang ini.
Penggunaan dan produksi biodiesel meningkat dengan cepat, terutama di Eropa, Amerika
Serikat, dan Asia, meskipun dalam pasar masih sebagian kecil saja dari penjualan bahan bakar.
Pertumbuhan SPBU membuat semakin banyaknya penyediaan biodiesel kepada konsumen dan
juga pertumbuhan kendaraan yang menggunakan biodiesel sebagai bahan bakar.
Membuat biodiesel
Pada skala kecil dapat dilakukan dengan bahan minyak goreng 1 liter yang baru atau bekas.
Methanol sebanyak 200 ml atau 0.2 liter. Soda api atau NaOH 3,5 gram untuk minyak goreng
bersih, jika minyak bekas diperlukan 4,5 gram atau mungkin lebih. Kelebihan ini diperlukan
untuk menetralkan asam lemak bebas atau FFA yang banyak pada minyak goreng bekas. Dapat
pula mempergunakan KOH namun mempunyai harga lebih mahal dan diperlukan 1,4 kali lebih
banyak dari soda. Proses pembuatan; Soda api dilarutkan dalam Methanol dan kemudian
dimasukan kedalam minyak dipanaskan sekitar 55 oC, diaduk dengan cepat selama 15-20 menit
kemudian dibiarkan dalam keadaan dingin semalam. Maka akan diperoleh biodiesel pada bagian
atas dengan warna jernih kekuningan dan sedikit bagian bawah campuran antara sabun dari FFA,
sisa methanol yang tidak bereaksi dan glyserin sekitar 79 ml. Biodiesel yang merupakan cairan
kekuningan pada bagian atas dipisahkan dengan mudah dengan menuang dan menyingkirkan
bagian bawah dari cairan. Untuk skala besar produk bagian bawah dapat dimurnikan untuk
memperoleh gliserin yang berharga mahal, juga sabun dan sisa methanol yang tidak bereaksi.
Ketika minyak digunakan untuk menggoreng terjadi peristiwa oksidasi, hidrolisis yang memecah
molekul minyak menjadi asam. Proses ini bertambah besar dengan pemanasan yang tinggi dan
waktu yang lama selama penggorengan makanan. Adanya asam lemak bebas dalam minyak
goreng tidak bagus pada kesehatan. FFA dapat pula menjadi ester jika bereaksi dengan methanol,
sedang jika bereaksi dengan soda akan mebentuk sabun. Produk biodiesel harus dimurnikan dari
produk samping, gliserin, sabun sisa methanol dan soda. Sisa soda yang ada pada biodiesel dapat
henghidrolisa dan memecah biodiesel menjadi FFA yang kemudian terlarut dalam biodiesel itu
sendiri. Kandungan FFA dalam biodiesel tidak bagus karena dapat menyumbat filter atau
saringan dengan endapan dan menjadi korosi pada logam mesin diesel.
Hingga saat ini Indonesia masih sangat bergantung pada bahan bakar berbasis fosil sebagai
sumber energi. Data yang didapat dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
menunjukkan bahwa dengan persediaan minyak mentah di Indonesia, yaitu sekitar 9 milyar
barrel, dan dengan laju produksi rata-rata 500 juta barrel per tahun, persediaan tersebut akan
habis dalam 18 tahun. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi dan memenuhi
persyaratan lingkungan global, satu-satunya cara adalah dengan pengembangan bahan bakar
alternatif ramah lingkungan.
Pemilihan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif berbasis pada ketersediaan bahan baku.
Minyak rapeseed adalah bahan baku untuk biodiesel di Jerman dan kedelai di Amerika.
Sedangkan bahan baku yang digunakan di Indonesia adalah crude palm oil (CPO). Selain itu,
masih ada potensi besar yang ditunjukan oleh minyak jarak pagar (Jathropa Curcas) dan lebih
dari 40 alternatif bahan baku lainnya di Indonesia.
Indonesia adalah penghasil minyak sawit terbesar kedua setelah Malaysia dengan produksi CPO
sebesar 8 juta ton pada tahun 2002 dan akan menjadi penghasil CPO terbesar di dunia pada tahun
2012. Dengan mempertimbangkan aspek kelimpahan bahan baku, teknologi pembuatan, dan
independensi Indonesia terhadap energi diesel, maka selayaknya potensi pengembangan
biodiesel merupakan potensi pengembangan biodiesel sebagai suatu alternatif yang dapat dengan
cepat diimplementasikan.
Walaupun pemerintah Indonesia menunjukkan ketertarikan yang besar terhadap pengembangan
biodiesel, pemerintah tetap bergerak pelan dan juga berhati-hati dalam mengimplementasikan
hukum pendukung bagi produksi biodiesel. Pemerintah memberikan subsidi bagi biodiesel, bio-
premium, dan bio-pertamax dengan level yang sama dengan bahan bakar fosil, padahal biaya
produksi biodiesel melebihi biaya produksi bahan bakar fosil. Hal ini menyebabkan Pertamina
harus menutup sendiri sisa biaya yang dibutuhkan.
Sampai saat ini, payung hukum yang sudah disediakan oleh pemerintah untuk industri biofuel,
dalam bentuk Keputusan Presiden ataupun Peraturan Perundang-undangan lainny, adalah sebagai
berikuti:
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional menyebutkan
pengembangan biodiesel sebagai energi terbarukan akan dilaksakan selama 25 tahun, dimulai
dengan persiapan pada tahun 2004 dan eksekusi sejak tahun 2005. Periode 25 tahun tersebut
dibagi dalam tiga fasa pengembangan biodiesel. Pada fasa pertama, yaitu tahun 2005-2010,
pemanfaatan biodiesel minimum sebesar 2% atau sama dengan 720.000 kilo liter untuk
memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak nasional dengan produk-produk yang berasal dari
minyak castor dan kelapa sawit.
Fasa kedua (2011-2015) merupakan kelanjutan dari fasa pertama akan tetapi telah digunakan
tumbuhan lain sebagai bahan mentah. Pabrik-pabrik yang dibangun mulai berskala komersial
dengan kapasitas sebesar 30.000 – 100.000 ton per tahun. Produksi tersebut mampu memenuhi
3% dari konsumsi diesel atau ekivalen dengan 1,5 juta kilo liter. Pada fasa ketiga (2016 – 2025),
teknologi yang ada diharapkan telah mencapai level ‘high performance’ dimana produk yang
dihasilkan memiliki angka setana yang tinggi dan casting point yang rendah. Hasil yang dicapai
diharapkan dapat memenuhi 5% dari konsumsi nasional atau ekivalen dengan 4,7 juta kilo liter.
Selain itu juga terdapat Inpres Nomor 1 Tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan
Bakar Nabati (Biofuel) sebagai bahan bakar lain. Hal-hal ini menunjukkan keseriusan
Pemerintah dalam penyediaan dan pengembangan bahan bakar nabati. (Rahayu, 2006)
Hingga Mei 2007, Indonesia telah memiliki empat industri besar yang memproduksi biodiesel
dengan total kapasitas 620.000 ton per hari. Industri-industri tersebut adalah PT Eterindo
Wahanatama (120.000 ton/tahun – umpan beragam), PT Sumi Asih (100.000 ton/tahun – dengan
RBD Stearin sebagai bahan mentah), PT Indo BBN (50.000 ton/tahun – umpan beragam),
Wilmar Bioenergy (350.000 ton/tahun dengan CPO sebagai bahan mentah), PT Bakrie Rekin
Bioenergy (150.000 ton/tahun) dan PT Musim Mas (100.000 ton/tahun). Selain itu juga terdapat
industri-industri biodiesel kecil dan menengah dengan total kapasitas sekitar 30.000 ton per
tahun, seperti PT Ganesha Energy, PT Energi Alternatif Indonesia, dan beberapa BUMN.
Produser biodiesel di Indonesia
Sumber:
WHAT IS BIODIESEL
• Biodiesel is a clean burning renewable fuel made using natural vegetable oils and fats.
• Biodiesel is made through a chemical process which converts oils and fats of natural
origin into fatty acid methyl esters (FAME). Biodiesel IS NOT vegetable oil.
• Biodiesel is intended to be used as a replacement for petroleum diesel fuel, or can be
blended with petroleum diesel fuel in any proportion.
• Biodiesel does not require modifications to a diesel engine to be used.
• Biodiesel has reduced exhaust emissions compared to petroleum diesel fuel.
• Biodiesel has lower toxicity compared to petroleum diesel fuel.
• Biodiesel is safer to handle compared to petroleum diesel fuel.
• Biodiesel quality is governed by ASTM D 6751 quality parameters.
• Biodiesel is biodegradable.
Unlike biodiesel, none of the fluids listed above have undergone renewable fuel certification,
emissions or toxicity testing, or long-term reliability testing in engines and vehicles.
• Biodiesel must be produced from naturally occurring fats and oils using
transesterification.
• Biodiesel must be composed of fatty acid methyl esters.
• Biodiesel must be refined to remove all trace impurities.
• Biodiesel must meet the ASTM standard D6751-07b “Specification for Biodiesel
(B100)”.
If a fuel product does not meet these requirements it IS NOT biodiesel, and does not quality for
tax credits relating to biodiesel. The most important thing to ask your fuel provider is if the
biodiesel is ASTM certified.
No, biodiesel is produced through a chemical process called transesterification which converts
oils and fats of natural origin into fatty acid methyl esters (FAME). Combustion of vegetable oil
without conversion to biodiesel will lead to soot accumulation and deposits that may lead to
power loss and engine failure. See what is biodiesel.
What is in biodiesel?
Biodiesel is made through a chemical reaction between natural oils and alcohol, followed by
purification. Biodiesel can be made from nearly any naturally occurring vegetable oil or fat.
The most frequently used oils by Pacific Biodiesel facilities are used cooking oil, tallow, yellow
grease, poultry grease, cottonseed oil, and soybean oil.
Learn more about what biodiesel is here.
Learn about biodiesel and sustainability here.
Learn more about the Sustainable Biodiesel Alliance here.
Will I need to change my fuel filters more often when using biodiesel?
Biodiesel is a solvent. It will clear many diesel deposits that have accumulated in your fuel
tank. This may cause initial fuel filter clogging but continued use of biodiesel will not cause an
increased frequency of filter changes.
Developed in the 1890s by inventor Rudolph Diesel, the diesel engine has become the engine of
choice for power, reliability, and high fuel economy, worldwide. Early experimenters on
vegetable oil fuels included the French government and Dr. Diesel himself, who envisioned that
pure vegetable oils could power early diesel engines for agriculture in remote areas of the world,
where petroleum was not available at the time. Modern biodiesel fuel, which is made by
converting vegetable oils into compounds called fatty acid methyl esters, has its roots in research
conducted in the 1930s in Belgium, but today’s biodiesel industry was not established in Europe
until the late 1980s.
The diesel engine was developed out of a desire to improve upon inefficient, cumbersome and
sometimes dangerous steam engines of the late 1800s. The diesel engine works on the principal
of compression ignition, in which fuel is injected into the engine’s cylinder after air has been
compressed to a high pressure and temperature. As the fuel enters the cylinder it self-ignites and
burns rapidly, forcing the piston back down and converting the chemical energy in the fuel into
mechanical energy. Dr. Rudolph Diesel, for which the engine is named, holds the first patent for
the compression ignition engine, issued in 1893. Diesel became known worldwide for his
innovative engine which could use a variety of fuels.
Early Work
The early diesel engines had complex injection systems and were designed to run on many
different fuels, from kerosene to coal dust. It was only a matter of time before someone
recognized that, because of their high energy content, vegetable oils would make excellent fuel.
The first public demonstration of vegetable oil based diesel fuel was at the 1900 World’s Fair,
when the French government commissioned the Otto company to build a diesel engine to run on
peanut oil. The French government was interested in vegetable oils as a domestic fuel for their
African colonies. Rudolph Diesel later did extensive work on vegetable oil fuels and became a
leading proponent of such a concept, believing that farmers could benefit from providing their
own fuel. However, it would take almost a century before such an idea became a widespread
reality. Shortly after Dr. Diesel’s death in 1913 petroleum became widely available in a variety
of forms, including the class of fuel we know today as “diesel fuel”. With petroleum being
available and cheap, the diesel engine design was changed to match the properties of petroleum
diesel fuel. The result was an engine which was fuel efficient and very powerful. For the next
80 years diesel engines would become the industry standard where power, economy and
reliability are required.
APAKAH BIODIESEL
• Biodiesel merupakan bahan bakar terbarukan yang bersih pembakaran dibuat
dengan menggunakan minyak nabati alami dan lemak.
• Biodiesel dibuat melalui proses kimia yang mengubah minyak dan lemak yang
berasal dari alam menjadi ester metil asam lemak (FAME). IS biodiesel minyak sayur
TIDAK.
• Biodiesel dimaksudkan untuk digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak
solar, atau dapat dicampur dengan bahan bakar minyak solar dengan perbandingan
berapapun.
• Biodiesel tidak memerlukan modifikasi mesin diesel yang akan digunakan.
• Biodiesel telah mengurangi emisi gas buang dibandingkan dengan bahan bakar
minyak solar.
• Biodiesel memiliki toksisitas yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar
minyak solar.
• Biodiesel lebih aman untuk menangani dibandingkan dengan bahan bakar minyak
solar.
• Biodiesel kualitas diatur oleh ASTM D 6751 parameter kualitas.
• Biodiesel biodegradable.
Apa yang TIDAK Biodiesel
Lihatlah hati-hati! Banyak perusahaan dan kelompok benar menggunakan biodiesel
kata untuk menggambarkan produk pengganti bahan bakar solar telah mereka
kembangkan. Hal ini menciptakan kebingungan yang signifikan bagi konsumen
yang ingin membeli dan menggunakan biodiesel. Beberapa alternatif ini belum diuji
dengan baik dan dapat menyebabkan kerusakan pada kendaraan. Berikut adalah
beberapa informasi yang dapat membantu membedakan biodiesel nyata dari
penipu.
Apa biodiesel TIDAK:
• Biodiesel tidak minyak sayur.
• Biodiesel adalah minyak nabati tidak diencerkan dengan pelarut, bahan bakar
solar yaitu atau alkohol.
• Biodiesel tidak minyak nabati dengan "aditif khusus" untuk membuatnya berjalan
lebih baik.
• Biodiesel bukan minyak nabati disempurnakan melalui proses kilang minyak
konvensional.
• Biodiesel bukan minyak nabati disempurnakan melalui depolimerisasi termal
(diesel terbarukan).
• Biodiesel bukan bahan bakar yang memerlukan modifikasi mahal untuk mesin
diesel anda (minyak nabati lurus).
• Biodiesel tidak ester metil minyak mentah yang belum disempurnakan atau
minimal halus.
Tidak seperti biodiesel, tidak ada cairan yang tercantum di atas telah menjalani
sertifikasi bahan bakar terbarukan, emisi atau pengujian toksisitas, atau jangka
panjang uji reliabilitas dalam mesin dan kendaraan.
Bagaimana Pastikan Anda Mendapatkan Biodiesel
Untuk menjadi biodiesel dipanggil dan menerima kredit pajak tertentu yang khusus
ditujukan untuk biodiesel:
• Biodiesel harus dihasilkan dari lemak alami dan minyak menggunakan
transesterifikasi.
• harus Biodiesel terdiri dari metil ester asam lemak.
• Biodiesel harus disempurnakan untuk menghapus semua jejak kotoran.
• Biodiesel harus memenuhi standar ASTM D6751-07b "Spesifikasi Biodiesel
(B100)".
Jika sebuah produk bahan bakar yang tidak memenuhi persyaratan ini MEMANG
TIDAK biodiesel, dan tidak mutu untuk kredit pajak yang berhubungan dengan
biodiesel. Yang paling penting untuk meminta penyedia bahan bakar Anda adalah
jika biodiesel adalah ASTM bersertifikat.
PERTANYAAN
Apakah biodiesel dan minyak sayur hal yang sama?
Tidak, biodiesel diproduksi melalui proses kimia yang disebut transesterifikasi yang
mengubah minyak dan lemak yang berasal dari alam menjadi ester metil asam
lemak (FAME). Pembakaran minyak nabati tanpa konversi ke biodiesel akan
mengakibatkan akumulasi jelaga dan deposito yang dapat menyebabkan hilangnya
kekuasaan dan kegagalan mesin. Lihat apa adalah biodiesel.
Apa yang ada di biodiesel?
Biodiesel dibuat melalui reaksi kimia antara minyak alami dan alkohol, diikuti
dengan pemurnian. Biodiesel dapat dibuat dari hampir semua minyak nabati alami
atau lemak. Minyak yang paling sering digunakan oleh fasilitas Pacific Biodiesel
digunakan minyak goreng, lemak, grease kuning, lemak unggas, minyak biji kapas,
dan minyak kedelai.
Pelajari lebih lanjut tentang apa biodiesel di sini.
Pelajari tentang biodiesel dan keberlanjutan di sini.
Pelajari lebih lanjut tentang Biodiesel Berkelanjutan Aliansi sini.
Apakah saya perlu melakukan modifikasi pada kendaraan diesel saya untuk
menggunakan biodiesel?
Jika mobil Anda dibuat setelah tahun 1993, jawabannya adalah tidak. Jika mobil
Anda dibuat sebelum tahun 1993, garis karet bahan bakar mungkin harus diganti.
Salah satu keuntungan utama menggunakan biodiesel adalah kenyataan bahwa hal
itu dapat digunakan dalam mesin diesel yang ada tanpa dampak negatif terhadap
kinerja operasi. Biodiesel adalah bahan bakar hanya alternatif untuk kendaraan
kelas berat yang tidak memerlukan suntikan khusus atau modifikasi penyimpanan.
BIODIESEL BENEFITS
The smartest technologies deliver benefits to multiple interests, including an improved economy,
and a positive impact on the environment and governmental policies.
The role of the biodiesel industry is not to replace petroleum diesel, but to help create a balanced
energy policy with the most benefit to the United States. Biodiesel is one of several alternative
fuels designed to extend the usefulness of petroleum, and the longevity and cleanliness of diesel
engines.
The ultimate goal is to contribute to building a stronger, more self-sufficient community by way
of a community-based biodiesel production model. A community-based biodiesel distribution
program benefits local economies, from the farmers growing the feedstock to local businesses
producing and distributing the fuel to the end consumer. The money stays in the community
while reducing impact on the local environment and increasing energy security.
Easy to Use
One of the great advantages of biodiesel is that it can be used in existing engines, vehicles and
infrastructure with practically no changes. Biodiesel can be pumped, stored and burned just like
petroleum diesel fuel, and can be used pure, or in blends with petroleum diesel fuel in any
proportion. Power and fuel economy using biodiesel is practically identical to petroleum diesel
fuel, and year round operation can be achieved by blending with diesel fuel.
Availability
The presence of biodiesel pumps at fueling stations across the country grows daily. To find
sources of biodiesel near you, click here.
Back to top
Studies on biodiesel emissions have been conducted for almost 20 years. In that time biodiesel
has undergone the most rigorous testing of any alternative fuel, having been the first and only
fuel to be evaluated by the EPA under the Clean Air Act Section 211(b). This study examined
the impact of hundreds of regulated and non-regulated exhaust emissions, as well as the potential
health effects of these emissions. Some of these results are summarized below.
Average Exhaust Emissions for 100% Biodiesel Compared to Petroleum Diesel Fuel*
Regulated Exhaust Emissions B100
Particulate Matter -47%
Carbon Monoxide -48%
Total Unburned Hydrocarbons -67%
Nitrogen Oxides +/-
Non Regulated Emissions
Sulfates -100%
Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH) -80%
Nitrated Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (nPAH) -90%
Speciated Hydrocarbons Ozone Forming Potential -50%
4
“A Comprehensive Analysis of Biodiesel Impacts on Exhaust Emissions”,
http://www.epa.gov/otaq/models/analysis/biodsl/p02001.pdf (This document requires Adobe
Acrobat Reader, click here to download the latest version.
Back to top
In the United States, the biodiesel industry is supported by the Energy Policy Act (EPAct)
compliance strategy. This legislation allows EPAct-covered fleets (federal, state and public
utility fleets) to meet their alternative fuel vehicle purchase requirements simply by buying 450
gallons of pure biodiesel, and burning it in new or existing diesel vehicles in at least a 20% blend
with diesel fuel. The Congressional Budget Office and the U.S. Department of Agriculture have
confirmed that the biodiesel option is the least-cost alternative fuel option for meeting the
Federal government’s EPAct compliance requirements.
Back to top
Aquatic Impacts
In an aquatic environment, biodiesel is 15 times less toxic to common species of fish than diesel
fuel.4
Biodegradability
In both soil and water, biodiesel degraded at a rate 4 times faster than regular diesel fuel, with
nearly 80% of the carbon in the fuel being readily converted by soil and water borne organisms
in as little as 28 day.4
* Peterson, Charles and Moller, Gregory. “Biodegradability, BOD4, COD and Toxicity of
Biodiesel Fuels”, University of Idaho Biodiesel Education Program.
Economic Development
Energy Dollars Stay In Communities
Since biodiesel is a fuel which can be created from locally available resources, it’s production
and use can provide a host of economic benefits for local communities. The community-based
model of biodiesel production is particularly beneficial. In this model, locally available
feedstocks are collected, converted to biodiesel, then distributed and used within the community.
This model keeps energy dollars in the community instead of sending them to foreign oil
producers and refineries outside the community. The peripheral benefits of this type of model
are different for each case, but can include:
One example of this is noted by the prices of soybean oil. Its price has doubled in recent years,
and is predicted to continue to rise according to a 2001 study by the U.S. Department of
Agriculture. The study projects a total cash crop increase of $5.2 billion by 2010 — an average
net increase to farms of $300 million per year — with soybean prices increasing 17 cents per
bushel annually over that period.
Everybody Wins
Ultimately this creates multiple beneficiaries of the production of biodiesel. By virtue of a
successful market and feedstock flexibility, plant operators and farmers can both continue to
operate in a marketplace with increases in revenue projected to bring $24 billion to the U.S. by
2015.
SUSTAINABILITY
Community-based is Sustainable
Biodiesel production has grown rapidly worldwide due to the numerous environmental and
economic advantages this alternative fuel can have over petroleum. Pacific Biodiesel has been a
true pioneer in this burgeoning industry from the very first days of biodiesel production in
America, contributing to and applying advances in technology, and observing the creation of
various biodiesel business models. The source of the feedstock that is converted into biodiesel is
a crucial issue that is garnering increased attention from the global environmental community.
Note that when the environmental, economic and social impacts of producing one gallon of
biodiesel versus another are calculated, it is clear that not all biofuels are equal. Not all biofuels
are “green” or sustainable. As the industry expands, more information has become available
about the triple bottom line effects of different biodiesel production and business models.
With more than a decade of experience, Pacific Biodiesel continues our commitment to our
community-based biodiesel model that maximizes the advantages of smaller scale plants
utilizing feedstocks grown or collected nearby. A significantly smaller environmental footprint
can be obtained by reducing the need for long distance shipping of feedstock to, and product
from, a biodiesel refinery. The economic advantages to the community are maximized through
local investment and ownership and the creation of jobs, all of which keep profits in the
community. Energy dependency is currently one of the major reasons touted for subsidizing
biofuels in America, yet the U.S. biodiesel industry still ships much of its fuel across
international borders. The community-based model, with the end product used locally, results in
ultimate energy security.
Smaller biodiesel plants are much more flexible with the types of feedstocks they can use.
Pacific Biodiesel’s multiple feedstock technology creates a high quality, stable fuel supply and
enables farmers, renderers and used cooking oil collectors to utilize more of their locally
available resources. This flexibility means different types of agricultural feedstocks can be
grown in an area, utilizing crop scenarios that may be healthier for the soil; additionally more use
can be made of secondary or fallow land, minimizing the displacement of food crops. Smaller
scale production also precludes the use of imported oil feedstocks from recently deforested lands,
especially former rainforests, which are causing growing concern about the environmental
impacts of biodiesel.
Community-based production has helped producers become more resilient in surviving market
and price fluctuations as consumers are more likely to support a fuel provider that directly
benefits their own community and has strong relationships with area businesses. The concept of
community-based production begins to shape and define what is meant by sustainable biodiesel
— striving to produce renewable fuel that has a positive environmental, economic and social
impact.
MANFAAT BIODIESEL
Teknologi paling cerdas memberikan manfaat bagi berbagai kepentingan, termasuk
ekonomi yang terus membaik, dan dampak positif terhadap lingkungan dan
kebijakan pemerintah.
Peran industri biodiesel tidak untuk menggantikan minyak diesel, tetapi untuk
membantu menciptakan kebijakan energi seimbang dengan manfaat paling ke
Amerika Serikat. Biodiesel adalah salah satu dari beberapa alternatif bahan bakar
yang dirancang untuk memperpanjang kegunaan minyak bumi, dan umur panjang
dan kebersihan mesin diesel.
Tujuan utamanya adalah untuk memberikan kontribusi untuk membangun
komunitas lebih kuat, lebih mandiri dengan cara model produksi biodiesel berbasis
masyarakat. Sebuah komunitas berbasis distribusi manfaat program biodiesel
ekonomi lokal, dari petani yang menanam bahan baku untuk bisnis lokal
memproduksi dan mendistribusikan bahan bakar ke konsumen akhir. Uang itu tetap
di masyarakat sekaligus mengurangi dampak terhadap lingkungan lokal dan
keamanan energi meningkat.
Mudah Digunakan
Salah satu keuntungan besar dari biodiesel yang dapat digunakan dalam mesin
yang ada, kendaraan dan infrastruktur dengan hampir tidak ada perubahan.
Biodiesel dapat dipompa, disimpan dan dibakar seperti bahan bakar minyak solar,
dan dapat digunakan murni, atau campuran dengan bahan bakar minyak solar
dengan perbandingan berapapun. Power dan bahan bakar biodiesel ekonomi
menggunakan secara praktis identik dengan bahan bakar minyak solar, dan tahun
operasi sepanjang dapat dicapai dengan pencampuran dengan bahan bakar solar.
Sulit Target
Jika biodiesel diproduksi, didistribusikan dan digunakan secara lokal dalam suatu
model berbasis masyarakat ini menyajikan target jauh lebih sulit bagi serangan
teroris potensial dari fasilitas terpusat besar seperti kilang minyak atau pipa yang
digunakan dalam industri perminyakan.
Ekonomi Pembangunan
Dolar Energi Tetap Di Komunitas
Karena biodiesel merupakan bahan bakar yang dapat dibuat dari sumber daya lokal
yang tersedia, itu produksi dan penggunaan dapat memberikan sejumlah manfaat
ekonomi bagi masyarakat lokal. Model berbasis masyarakat produksi biodiesel
sangat menguntungkan. Dalam model ini, tersedia bahan baku lokal dikumpulkan,
dikonversi ke biodiesel, kemudian didistribusikan dan digunakan dalam masyarakat.
Model ini terus dolar energi di masyarakat daripada mengirim mereka ke produsen
minyak asing dan kilang luar komunitas. Manfaat perifer jenis ini model yang
berbeda untuk setiap kasus, tetapi bisa termasuk:
• Peningkatan basis pajak dari operasi produksi biodiesel.
• Pekerjaan dibuat untuk pertanian bahan baku dan / atau koleksi.
• Skilled pekerjaan yang diciptakan untuk produksi biodiesel dan distribusi.
• Pendapatan bagi produsen bahan baku lokal dan penyuling.
Pertanian Berkelanjutan dan Nilai Tambah Pertanian
bahan baku Biodiesel dapat berasal dari berbagai tanaman pertanian. Ketika
tanaman yang tumbuh secara berkelanjutan, menggunakan praktek pelayanan
yang baik, ada manfaat jangka panjang bagi para petani, masyarakat petani dan
tanah. Banyak tanaman yang menghasilkan minyak yang digunakan untuk produksi
biodiesel dapat menjadi rotasi bermanfaat untuk tanaman pangan lainnya,
termasuk kedelai bila digunakan dalam rotasi jagung tradisional, dan kanola bila
digunakan dalam rotasi gandum. Menggunakan tanaman dalam rotasi dapat
meningkatkan kesehatan tanah dan mengurangi erosi. Dampak keseluruhan dari
tanaman energi tumbuh sangat kompleks, dengan ribuan variabel. Namun, nilai
tambah yang diciptakan untuk tanaman biji minyak oleh produksi biodiesel adalah
manfaat nyata bagi masyarakat pertanian, dan ketika digabungkan dengan praktek-
praktek pertanian berkelanjutan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat
pertanian dan lingkungan.
Berkelanjutan Produksi Biodiesel
Karena ada beberapa bahan baku dari mana untuk membuat biodiesel, operator
pabrik dapat memilih untuk bahan baku yang paling murah saat ini tersedia, jika
mereka memiliki sistem multi-bahan baku. Fleksibilitas ini membuat produsen
kurang tunduk pada fluktuasi harga.
Salah satu contoh dari hal ini adalah dicatat oleh harga minyak kedelai. Harganya
dua kali lipat dalam beberapa tahun terakhir, dan diperkirakan akan terus
meningkat sesuai dengan studi pada tahun 2001 oleh Departemen Pertanian AS.
Studi ini memproyeksikan peningkatan tanaman kas sebesar $ 5200000000 pada
tahun 2010 - kenaikan bersih rata-rata untuk pertanian sebesar $ 300 juta per
tahun - dengan harga kedelai meningkat 17 sen per bushel per tahun selama
periode tersebut.
Semua orang Wins
Pada akhirnya ini menciptakan beberapa penerima dari produksi biodiesel.
Berdasarkan pasar yang sukses dan fleksibilitas bahan baku, pabrik operator dan
petani dapat keduanya terus beroperasi di pasar dengan kenaikan pendapatan
diproyeksikan untuk membawa $ 24000000000 ke AS pada tahun 2015.
KEBERLANJUTAN
Berbasis masyarakat Berkelanjutan
produksi Biodiesel telah berkembang pesat di seluruh dunia karena keuntungan
lingkungan dan ekonomi banyak bahan bakar alternatif ini dapat memiliki lebih dari
minyak bumi. Biodiesel Pasifik telah menjadi pelopor sejati dalam industri ini
berkembang dari hari-hari pertama produksi biodiesel di Amerika, menyumbang
dan menerapkan kemajuan teknologi, dan mengamati penciptaan berbagai model
bisnis biodiesel. Sumber bahan baku yang dikonversi menjadi biodiesel merupakan
isu penting yang mengumpulkan perhatian meningkat dari masyarakat lingkungan
global.
Perhatikan bahwa ketika dampak lingkungan, ekonomi dan sosial memproduksi
satu galon biodiesel versus lain dihitung, jelas bahwa tidak semua biofuel adalah
sama. Tidak semua biofuel adalah "hijau" atau berkelanjutan. Sebagai industri
berkembang, informasi lebih lanjut telah menjadi tersedia tentang dampak triple
bottom line produksi biodiesel yang berbeda dan model bisnis.
Dengan lebih dari satu dekade pengalaman, Pacific Biodiesel melanjutkan
komitmen kami untuk model biodiesel berbasis masyarakat kami yang dapat
memaksimalkan keuntungan dari tanaman skala yang lebih kecil menggunakan
bahan baku tumbuh atau dikumpulkan di dekatnya. Sebuah dampak lingkungan
secara signifikan lebih kecil dapat diperoleh dengan mengurangi kebutuhan untuk
pengiriman jarak jauh dari bahan baku untuk, dan produk dari, suatu kilang
biodiesel. Keuntungan ekonomi kepada masyarakat dimaksimalkan melalui
investasi lokal dan kepemilikan dan penciptaan lapangan kerja, semua yang
menjaga keuntungan dalam masyarakat. ketergantungan Energi saat ini salah satu
alasan utama dipuji untuk subsidi biofuel di Amerika, namun kapal industri biodiesel
AS masih banyak bahan bakar di seluruh perbatasan internasional. Model berbasis
masyarakat, dengan produk akhir yang digunakan secara lokal, hasil dalam
keamanan energi utama.
pabrik biodiesel lebih kecil jauh lebih fleksibel dengan jenis bahan baku yang dapat
mereka gunakan. teknologi bahan baku biodiesel beberapa Pasifik's menciptakan
kualitas tinggi, pasokan bahan bakar yang stabil dan memungkinkan petani,
renderers dan digunakan kolektor minyak goreng untuk memanfaatkan lebih
banyak sumber daya yang tersedia secara lokal. Fleksibilitas ini berarti berbagai
jenis bahan baku pertanian dapat ditanam di suatu daerah, memanfaatkan
tanaman skenario yang mungkin lebih sehat bagi tanah, selain itu penggunaan
dapat dilakukan lagi tanah sekunder atau bera, meminimalkan perpindahan
tanaman pangan. produksi skala kecil juga menghalangi penggunaan bahan baku
minyak impor dari tanah yang baru saja gundul, terutama hutan hujan mantan,
yang menyebabkan kekhawatiran tentang dampak lingkungan dari biodiesel.
produksi berbasis masyarakat telah membantu produsen menjadi lebih tangguh
dalam bertahan fluktuasi pasar dan harga sebagai konsumen lebih cenderung untuk
mendukung penyedia bahan bakar yang langsung manfaat masyarakat mereka
sendiri dan memiliki hubungan yang kuat dengan area bisnis. Konsep produksi
berbasis masyarakat mulai membentuk dan mendefinisikan apa yang dimaksud
dengan biodiesel yang berkelanjutan - berjuang untuk menghasilkan bahan bakar
terbarukan yang memiliki dampak lingkungan, ekonomi dan sosial yang positif.
Pasifik Biodiesel, Inc adalah pendukung kuat dari kelompok-kelompok lingkungan
berjuang untuk mengidentifikasi praktek produksi yang berkelanjutan biofuel
terbaik dan mendidik masyarakat. Untuk informasi lebih lanjut tentang isu biodiesel
yang berkelanjutan, kunjungi Biodiesel Aliansi Berkelanjutan dan Roundtable On
Sustainable Biofuels
Pidato oleh Miller Elin, Wilayah EPA 10 Administrator, pada Grand Opening SQPB
Biodiesel is a renewable alternative fuel created from vegetable oils, animal fats, and greases
through a chemical process. The chemical process involves reaction of natural oils with an
alcohol, and then refining the mixture to create molecules which can be easily burned in a diesel
engine. Biodiesel fuel can be used in any diesel engine in pure form or blended with petroleum
diesel at any level. Even a blend of 20% bio- and 80% petroleum diesel will significantly reduce
carcinogenic emissions and gases that may contribute to global warming. Glycerin is the
byproduct of the biodiesel production process, and can be used in personal care products or a
variety of chemical applications.
Per a recent market study, the production and use of biodiesel fuel promises to bring $24 billion
to the U.S. economy between 2005 and 2015, assuming biodiesel growth reaches 650 million
gallons of annual production per year by 2015.1 This study also projected:
• Biodiesel production will create 39,102 new jobs in all sectors of the economy.
• Additional tax revenues from biodiesel production will more than pay for the federal tax
incentives provided to the industry, keeping $13.6 billion in the U.S. that would
otherwise be spent on foreign oil.
5,75 - dan mungkin bahkan 8% dari seluruh bahan bakar transportasi jalan. Target
20% dinyatakan untuk 2020.
Jadi - apa yang kita benar-benar tahu tentang biofuel? Dapatkah mereka
mengurangi emisi perubahan iklim
tanpa menyebabkan kerusakan lain serius? Bisakah kita mendapatkan hak 'revolusi
biofuel' dan, jika
jadi, bagaimana kita melakukannya?
APA KITA BENAR-BENAR TAHU TENTANG BIOFUEL?
Jagung ditanam untuk bioetanol di bidang minyak lobak AS untuk biodiesel
foto www.state.nj.us/agriculture/ / cornfield.jpg www.houstonbiodiesel.com/
DEFINISI:
Makalah ini melihat bahan bakar energi yang diperoleh dari tanaman yang telah
tumbuh baik untuk
pembakaran biomassa - untuk menghasilkan panas dan energi - atau untuk bahan
bakar transportasi. Ini tidak membahas
produksi biogas dari sampah organik, pembakaran produk limbah dari yang sudah
ada
pertanian untuk pemanasan atau listrik, atau penggunaan limbah minyak sayur
sebagai biodiesel.
Mendapatkan energi dari limbah dapat memberikan kontribusi positif untuk
mengurangi gas rumah kaca
emisi, dan pasti harus didukung. Saat ini, sampah organik, termasuk
sejumlah besar jerami dan residu lainnya dari pertanian, secara terbuka dibakar
(masih
sehingga secara hukum di AS dan Inggris, sejauh materi tanaman yang
bersangkutan) atau dibuang, kontribusi
untuk jumlah besar metana dan emisi CO2. Praktek ini tidak bertanggung jawab bila
selain untuk biodiesel minyak lobak, karena pupuk nitrogen kurang cenderung
digunakan untuk menanam jagung.
Para penulis memperingatkan bahwa 'keberlanjutan global etanol belum
sepenuhnya diteliti'
dan bahwa dampak negatif dari pupuk, pestisida dan menggunakan herbisida, dan
erosi tanah
dan deforestasi mungkin untuk membuat jalan bagi tanaman energi belum
dipertimbangkan. Ini
tampaknya menjadi studi yang paling komprehensif belum - tetapi semua angka ini
diambil dari Amerika Serikat,
di mana produksi energi, dan dengan demikian proses pemurnian, adalah karbon
lebih intensif daripada di
Uni Eropa. Penghematan CO2 mungkin, karena itu akan sedikit lebih tinggi untuk
bioetanol jagung yang dibuat di
Eropa, dan masih lebih tinggi jika tanaman lain yang digunakan. Angka-angka untuk
etanol tebu dibuat
di Brazil sangat berbeda, dan akan dibahas di bawah ini.
ENERGI DAN GAS RUMAH KACA NERACA BIO-DIESEL:
tanaman biofuel antara tumbuh di Eropa dan Amerika Serikat, biodiesel umumnya
dianggap
lebih hemat energi dari bioetanol. Beberapa biodiesel tanaman, seperti minyak
lobak,
Namun, yang tumbuh dengan jumlah besar pupuk, yang offset banyak dari
gas rumah kaca tabungan.
Ada banyak penelitian yang melihat neraca gas rumah kaca siklus kehidupan.
Kebanyakan dari mereka yang mengambil studi yang N2O dari produksi pupuk dan
knalpot
emisi ke rekening tabungan menghitung gas rumah kaca 53-56% ketika
membandingkan
biodiesel dibuat dari minyak lobak untuk solar atau bensin. Biodiesel dari bit gula
dan gandum
hasil jauh lebih rendah tabungan. Selain itu, kebanyakan studi setuju bahwa
tabungan bisa sangat
ditingkatkan dengan teknologi baru dalam 5-10 tahun time.2 dan 3. Salah satu studi
baru-baru ini oleh Ifen, yang
Perancis Lingkungan Institute, menyarankan penghematan gas rumah kaca sebesar
75% untuk biodiesel dan
sebesar 60% untuk bioetanol - angka lebih tinggi daripada yang ditemukan oleh
kebanyakan studi. Greenpeace
memperingatkan, bagaimanapun, bahwa input selama produksi tanaman belum
sepenuhnya dipertimbangkan oleh Ifen.4
Ini mungkin terdengar mendorong biodiesel yang tampaknya memiliki kurang dari
setengah emisi
solar atau bensin. Hal ini kurang menggembirakan untuk melihat jumlah lahan yang
dibutuhkan untuk biodiesel
tanaman untuk mengurangi emisi transportasi. Satu Eropa studi oleh CONCAWE
(tidak
peer-review) 3 menawarkan perhitungan sebagai berikut: Jika semua 5,6 juta hektar
selain karena set-
di negara-negara Uni Eropa 15 'lama' yang intensif dibudidayakan untuk tanaman
biofuel, kita bisa
menyimpan 1,3-1,5% dari emisi transportasi jalan, atau sekitar 0,3% dari total emisi
dari mereka
15 negara.
MASALAH DENGAN PERHITUNGAN:
Bahkan studi lebih optimis hanya menyarankan penghematan gas rumah kaca dari
marjinal
biofuel. Namun ada kekhawatiran bahwa bahkan mereka yang hasilnya dapat
terlalu optimis - sebagai
CONCAWE dan Universitas Berkeley studi yang disebutkan di atas mengakui.
1. Penghematan energi dan gas rumah kaca akan jauh lebih rendah jika itu tidak
diasumsikan bahwa semua
oleh-produk akan digunakan untuk pakan ternak dan akan menggantikan jumlah
setara
produksi pakan ternak yang ada, misalnya makanan kedelai. Menurut studi
CONCAWE,
residu biofuel, bagaimanapun, tidak mengganti pakan ternak pada sebagai suatu
skala besar seperti yang diharapkan.
2. Jumlah CO2 yang dilepaskan dari tanah sebagai tumbuhan alami membuat jalan
untuk
pertanian telah diabaikan. Mereka emisi telah diperkirakan sebagai 3 ton per hektar
ada yang pernah dinilai atau diperdebatkan. Ini adalah situasi yang Uni Eropa
menemukan dirinya dalam, setelah belajar biofuel dalam negeri dan sekarang
menciptakan pasar besar-besaran untuk
tanaman tropis.
Apa yang kita tahu adalah bahwa rata-rata, biofuel tanaman tumbuh di daerah
tropis menghasilkan sekitar lima
kali lebih banyak energi seperti yang tumbuh di zona sedang.
Jagung memproduksi 145 kg minyak per hektar per tahun, bunga matahari 800 dan
rapeseed 1000.
The jarak tropis menghasilkan 1590 kg minyak per hektar per tahun, kelapa sawit
yang 5000 lengkap.
Hal ini menjelaskan mengapa, di pasar bebas, kita harus lebih mengandalkan dan
lebih pada impor dari
daerah tropis - bahkan jika mampu memenuhi target resmi dari Eropa dan AS tanah
(Yang, tentu saja, dipertanyakan): tanaman kami tidak bisa bersaing dengan yang
tropis.
Ada informasi ilmiah yang sangat sedikit tentang biofuel tumbuh di daerah tropis,
kecuali untuk
dasar data pada keseimbangan energi (energi input yaitu dibandingkan dengan
hasil energi). Kehidupan-siklus
penilaian yang telah dilakukan untuk biodiesel dan bioetanol di AS dan Eropa
akan tidak berlaku untuk daerah tropis:
1. Sebuah energi yang jauh lebih tinggi dan kandungan minyak dari tanaman tropis
berarti bahwa energi
keseimbangan akan lebih positif bagi, mengatakan, minyak jarak pagar atau sawit
daripada itu untuk, katakanlah, minyak lobak.
Hal ini harus menghasilkan emisi CO2 yang lebih rendah dari proses kilang,
walaupun emisi
dari transportasi baik biofuel atau bahan baku luar negeri akan lebih tinggi daripada
produksi dalam negeri. emisi CO2 akan tergantung pada kilang bagaimana karbon-
intensif
proses ini di berbagai negara di mana biofuel yang dibuat: Di AS, batubara secara
luas
digunakan untuk kilang biofuel, sehingga mereka emisi tinggi. Di Brazil, residu gula
tebu
digunakan untuk menciptakan listrik untuk pemurnian etanol, sehingga tidak ada
emisi CO2 di sektor ini.
2. emisi karbon dari tanah tergantung pada jenis tanah dan iklim. Mengganti
gambut tropis
rawa dengan tanaman biodiesel, misalnya, akan memicu CO2 sangat besar
emisi dari tanah, seperti yang dibahas di bawah ini.
3. Menurut Panel Internasional tentang Perubahan Iklim, emisi N2O dari tanah
adalah
10-100 kali lebih tinggi jika pupuk diterapkan pada tanah tropis, dibandingkan
dengan iklim sedang
zona. Dan, seperti disebutkan di atas, N2O merupakan gas rumah kaca yang jauh
lebih kuat daripada CO2.
4. Mungkin ada efek bencana dari menggantikan hutan hujan tropis dengan
biofuelcrops.
Hutan Hujan adalah penyerap karbon utama - dan beberapa dari mereka yang
diyakini memiliki
mandiri siklus hidrologi yang mungkin runtuh jika deforestasi mencapai tipping a '
titik '(lihat di bawah untuk Brasil).
Tidak ada penilaian siklus hidup tanaman bio-fuel tropis dapat ditemukan di
internet, maka
kita akan melihat tiga profil negara.
KREATIF AKUNTANSI DALAM PERJANJIAN KYOTO?
Ketika pemerintah Inggris mengumumkan rencana mereka untuk target biofuel,
mereka mengklaim bahwa 5%
biofuel digunakan dalam bahan bakar transportasi jalan berarti emisi gas rumah
kaca 5% kurang. Ada
ada dasar ilmiah untuk klaim seperti itu. Pemerintah menekankan, bagaimanapun,
bahwa di bawah
aturan internasional, tidak ada gas-gas rumah kaca terkait dengan produksi biofuel
akan
dikaitkan dengan sektor transportasi (walaupun tidak ada aturan akan membiarkan
Inggris untuk menghilangkan
Knalpot emisi NOx dan solar mengobati dan volume biodiesel yang setara). The
emisi yang timbul selama produksi biofuel akan dihitung terhadap pertanian dan
industri dan atau energi sektor emisi. Hal ini wajar sejauh biofuel rumah-tumbuh
yang
bersangkutan. Artinya, bagaimanapun, bahwa semua emisi yang berasal dari
tumbuh dan
pemurnian, mengatakan, kelapa sawit di Indonesia, akan dihitung terhadap emisi
Indonesia, sementara
negara-negara seperti Inggris dapat menggunakannya untuk meningkatkan
persediaan gas rumah kaca mereka. Ini
memungkinkan negara-negara kaya untuk mengimpor 'out-sumber' beberapa emisi
mereka dan kredit klaim atas
melakukannya berdasarkan Perjanjian Kyoto.
STUDI NEGARA 1
GREEN GOLD UNTUK AFRIKA SELATAN? JARAK
PERKEBUNAN DI MALAWI DAN ZAMBIA
Jatropha tanaman di pengumpulan kayu bakar Perempuan di Malawi Malawi
www.newfarm.org http://images.wri.org/photo_fuel_print.jpg
Biodiesel dipuji sebagai sektor ekspor yang berkelanjutan dan menguntungkan baru
untuk beberapa
negara termiskin di dunia, termasuk Malawi dan Zambia. Energi tanaman tumbuh di
kandungan energi tinggi dan tidak ada bukti bahwa, sejauh ini, mereka perkebunan
telah
terkait dengan perusakan hutan atau ekosistem di Afrika selatan. Di sisi lain,
Industri Afrika Selatan terutama menggunakan batubara untuk produksi energi,
sehingga proses kilang
mungkin akan menjadi seperti karbon-intensif seperti yang untuk bioetanol AS. Juga
akan ada
emisi dari pengiriman biodiesel ke Eropa dan tempat lain. Kita dapat
mengasumsikan bahwa
gas rumah kaca saldo untuk pohon jarak Afrika bagian selatan akan lebih baik
daripada AS cornbased
etanol. Tidak ada angka untuk mengatakan bagaimana membandingkan dengan
biodiesel buatan
Eropa. Selanjutnya, hasil panen diprediksi oleh perusahaan-perusahaan biofuel
jarang bisa dihubungi di
negara menderita dari kekeringan semakin umum dan berat, diselingi oleh lebih
peristiwa banjir parah. Sejauh ini, tidak ada yang bisa memprediksi apakah
perkebunan jarak pagar di
Afrika bagian selatan akan tetap kecil, atau apakah mereka dapat memperluas
meskipun persaingan
dari minyak sawit tenggara Asia dan Brasil biodiesel dan bioetanol - atau apakah
pohon jarak direncanakan ekspansi di Filipina, India, Indonesia, Malaysia dan
tempat lain
Afrika selatan akan meminggirkan semi-kering.
Perlu melihat perkebunan jarak pagar dalam konteks Malawi dan Zambia
makanan umum keamanan, keamanan energi dan situasi ekologis. Setelah semua,
jika ada
skema untuk memastikan hanya biofuel digunakan maka mereka dari Afrika selatan
akan memiliki kesempatan yang sangat tinggi yang bersertifikat, sehingga sangat
penting untuk melihat secara dekat
'Biofuel' apa yang mungkin terlihat seperti.
Makanan dan biofuel:
Afrika Selatan merupakan salah satu daerah yang paling rentan di dunia terhadap
perubahan iklim. Semua
model iklim memperkirakan bahwa wilayah (tidak termasuk sebagian besar Afrika
Selatan, Lesotho dan
Swaziland) untuk menjadi jauh lebih hangat dan kering, dengan kekeringan lebih
sering dan berat,
diselingi oleh banjir lebih parah. Dua laporan dipertimbangkan oleh Menghindari
Konferensi Perubahan Iklim Berbahaya pada tahun 2005 diperkirakan mengalami
penurunan besar di makanan
produksi di atas 2 derajat C dari pemanasan global (mungkin 2050), dan gagal
panen sampai
menjadi 75% di atas 2,5 derajat C warming.9
Unpredictable curah hujan telah menyebabkan kekurangan pangan besar-besaran
di Zambia, Malawi dan
negara tetangga dalam beberapa tahun terakhir. Pada akhir tahun 2005, setengah
dari Malawi 10 juta
penduduk bergantung pada bantuan pangan, seperti yang dilakukan 1,1 juta
Zambia, mengikuti salah satu yang terburuk
kekeringan pada catatan. Meskipun siklus kekeringan selalu terjadi di kawasan ini,
parah multi-tahun kekeringan dan pola curah hujan yang tak terduga telah
membentang ketahanan
petani melampaui batas mereka. Sementara 2006 adalah menjanjikan bantuan dari
kekeringan di kedua
negara, bagian dari tanaman Zambia dihapuskan oleh banjir pada bulan Maret
(meskipun makanan
surplus masih dalam jangkauan untuk sebagian tahun 2006 di Zambia).
Millennium Ekosistem Laporan menemukan pertanian yang mungkin untuk
memperluas dan menurunkan
ekosistem yang ada di kedua Malawi dan Zambia selama dekade mendatang,
meskipun
meningkatkan hasil dapat membatasi kerugian done.10 Tidak ada yang sepenuhnya
mengkaji dampak
memperkenalkan apa yang bisa menjadi skala besar baru kas-tanaman pada
produksi pangan dan habitat
rugi.
Juga memiliki dampak dari sektor biofuel berkembang global terhadap harga
pangan global telah
dipertimbangkan, kecuali oleh Lester Brown, pendiri Worldwatch dan Kebijakan
Bumi
Lembaga. Ia memperingatkan bahwa, dengan harga minyak di atas dolar $ 60 per
galon, persaingan
antara biofuel dan tanaman pangan akan cepat muncul, dan tanaman pangan
hanya bersaing ketika
harga pangan lebih tinggi daripada untuk biofuel.11 Hal ini sangat
mengkhawatirkan di selatan
Afrika, di mana harga pangan yang tinggi adalah alasan paling cepat mengapa
orang kelaparan.
Saklar global untuk biofuel tanaman, dengan mengorbankan bagian dari produksi
makanan,
terjadi pada saat produksi gabah global mungkin telah mencapai puncaknya: Ini
jatuh selama tiga
tahun 2001-2003, dan panen catatan tahun 2004 bertepatan dengan kondisi dingin
dan curah hujan dapat diandalkan di daerah perkebunan utama, tidak mungkin
untuk melanjutkan dengan pemanasan global.
AS, misalnya, melihat kerugian tanaman reguler dari kekeringan dan juga
mengubah sebuah
meningkatkan bagian dari produksi pangan mereka menjadi bioetanol (12% dari
jagung pada tahun 2005). Mereka
dual tekanan mungkin mengurangi cadangan biji-bijian yang World Food
Programme
dapat menarik, dan dengan demikian pada bantuan pangan yang membantu jutaan
Zambia dan Malawi
bertahan selama kekeringan dan banjir. Memang, pada awal 2006 Program Pangan
Dunia
ransum dipotong untuk kelaparan pengungsi di Zambia dua, menyatakan bahwa
kebutuhan tidak dapat lagi
dipenuhi!
Lokal kebutuhan energi dan biomassa:
Sekitar 80% dari populasi Zambia bergantung pada biomassa untuk semua atau
sebagian besar energi mereka
kebutuhan, dengan hanya 12% memiliki akses listrik. Di Malawi, 90% dari energi
primer
produksi berasal dari biomassa, yaitu kayu bakar dan arang. Kebanyakan orang
pedesaan bergantung pada
membakar kayu bakar, sering pada kompor memasak tidak efisien yang
menyebabkan serius dalam ruangan
polusi dan merupakan penyebab utama sakit dan kematian. Urban orang cenderung
menggunakan
arang, yang biasanya dihasilkan sangat tidak efisien. Permintaan untuk bahan
bakar kayu
memberikan kontribusi terhadap deforestasi, khususnya di Malawi selatan dan
sabuk tembaga Zambia.
Akibatnya, perempuan dan anak perempuan harus menghabiskan lebih banyak
waktu setiap hari mengumpulkan kayu bakar atau
keluarga pergi tanpa pemanasan atau fasilitas memasak. Pendapatan rumah
tangga, kesehatan dan perempuan '
pendidikan menderita.
Millennium Ekosistem Laporan membahas bagaimana penggunaan yang lebih
efisien biomassa bisa
meningkatkan kesejahteraan penduduk dan membantu Afrika selatan untuk
mengembangkan tanpa
meningkatkan emisi perubahan iklim, dan tanpa keseimbangan perdagangan
menderita
impor bahan bakar fosil. Kedua akses ke berkelanjutan, bahan bakar transportasi
lokal-sumber, dan
efisiensi penggunaan biomassa untuk energi dan pemanasan dapat meningkatkan
kehidupan jutaan
orang di Afrika Selatan, serta membantu perekonomian dari beberapa termiskin
negara-negara di planet ini.
Jarak merupakan tanaman yang ideal untuk tumpangsari dengan tanaman pangan,
dalam rangka untuk mengurangi erosi tanah dan
meningkatkan hasil panen secara keseluruhan, dan dengan baik dapat memberikan
kontribusi untuk kebutuhan energi kedua negara '. The
kacang berminyak juga dapat digunakan untuk panas primer dan produksi energi,
mengurangi kebutuhan
arang di daerah perkotaan dan dengan demikian mengurangi tekanan pada hutan.
Namun, bukan pembangunan yang direncanakan dan didanai saat ini. Sebaliknya,
pohon jarak adalah
tumbuh di perkebunan besar, untuk sebuah perusahaan berbasis di Inggris, dibawa
ke Afrika Selatan
penyulingan dan ditakdirkan untuk mobil di Eropa dan mungkin negara-negara kaya
lainnya.
STUDI KASUS 2
BRAZIL: CONTOH ENERGI TERBARUKAN ATAS DUNIA ATAU
WAKTU-BOM UNTUK AMAZON ATAS?
kedelai untuk Brasil biofuel's Cerradp
gambar www.brazadv.com/ http://www.biofuel.sg/picts/soya.jpg / cerrado.jpg
Program bioetanol Brasil kembali ke tahun 1970-an, dan itu adalah satu-satunya
skala besar
Program yang sekarang bisa berkembang tanpa subsidi pemerintah. 40% dari Brasil
bahan bakar transportasi berasal dari etanol yang terbuat dari gula tebu. Brazil
menghasilkan sepertiga dari
global bioetanol, dan datang kedua setelah Amerika Serikat (mana etanol jagung,
bagaimanapun,
berat bersubsidi). Tidak ada negara memproduksi etanol semurah dan seefisien
Brasil. Jika
menggunakan etanol global melambung maka banyak dari ini akan datang dari
Brasil.
Berkat pasar tumbuh di Uni Eropa, AS, Cina, Jepang dan di tempat lain, Brasil adalah
mencari
untuk menggandakan produksi bioetanol dalam dekade berikutnya, dan sangat
memperluas biodiesel yang
produksi untuk ekspor, dengan menggunakan kedelai, minyak kelapa dan minyak
jarak.
Pada konferensi iklim Montreal pada tahun 2005, World Resources Institute's
'Bertumbuh dalam
laporan Greenhouse 'program biofuel Brasil dikutip sebagai contoh untuk lainnya
negara-negara berkembang.
Energi dan gas rumah kaca keseimbangan:
etanol Brasil memiliki siklus tertutup, dimana energi untuk kilang dan proses
penyulingan
berasal dari residu gula tebu, sehingga tidak ada bahan bakar fosil diperlukan.
Untuk setiap unit energi
diinvestasikan, hasil etanol Brasil 8,3 unit - diikuti oleh bit gula di Perancis, yang
menghasilkan 1,9 unit energi untuk setiap unit dimasukkan ke dalam (dan yang itu
sendiri masih jauh lebih unggul dengan AS
etanol jagung. biodiesel Brasil, di sisi lain, adalah energi jauh lebih efisien: Energi
hasil per unit input energi telah diperkirakan sebagai 5,63 untuk minyak jarak,
minyak sawit 4,2
dan 1,43 untuk soy.12 Meskipun hasil energi yang rendah, pemerintah Brasil
mempromosikan kedelai
biodiesel pada khususnya.
Sebuah laporan WWF untuk Badan Energi Internasional pada tahun 2005
menyarankan bahwa bioetanol tersebut
program mengurangi emisi transportasi di Brazil oleh 9 juta ton per tahun. NAMUN -
80% dari
Brasil rumah kaca emisi gas berasal dari deforestasi. Yang penting adalah
bukan hanya berapa banyak emisi transportasi 'diselamatkan', tapi apakah emisi
jauh lebih banyak
diciptakan melalui merusak hutan dalam rangka untuk tumbuh tanaman biofuel.
Satu studi menemukan bahwa satu hektar tanah di Brasil tumbuh tebu cukup untuk
membuat
etanol yang menyimpan 13 ton CO2 setiap tahun, dengan mengganti bensin atau
solar. Jika,
Namun, hutan alam diizinkan untuk menumbuhkan pada hektar lahan yang sama,
pohon-pohon
akan menyerap 20 ton CO2 setiap year13. Tidak ada kehidupan studi konklusif-
siklus
penilaian yang mengambil seluruh emisi dari berbagai jenis perubahan penggunaan
lahan dan dari tanah
erosi dan penggunaan pupuk ke rekening. Ini berarti, bahkan jika biofuel Brasil tidak
mengancam Amazon, masih akan ada bukti apakah mereka menyebabkan lebih
atau kurang
perubahan iklim emisi.
Sayangnya, meskipun, Amazon sangat terancam oleh biofuel, dan setiap ancaman
terhadap
hutan tropis terbesar di dunia mengancam iklim global dan siklus karbon. Di dunia
iklim mungkin membayar harga tertinggi untuk program biofuel Brasil.
Biodiesel dan Amazon ini:
Kedelai hampir pasti pilihan yang paling merusak - bukan hanya karena memiliki
sangat sedikit
gas rumah kaca dan penghematan energi dibandingkan dengan bensin atau solar.
budidaya kedelai adalah
dipahami bertanggung jawab atas kerusakan Amazon lebih dari bisnis lain tunggal
di masa sekarang - termasuk peternakan atau penebangan. Hal ini juga terkait
dengan kehancuran
Hutan Atlantik Brasil.
Minyak kelapa sawit adalah, sejauh ini, sebuah usaha kecil di Brazil, tetapi juga
target Amazon.
Laju deforestasi di Amazon telah turun selama delapan tahun sampai 2003 dan
kemudian tiba-tiba meningkat, hampir semata-mata karena monokultur kedelai.
usaha sebagian besar
dikuasai oleh perusahaan milik gubernur negara Amazon Mato Grosso -
Gruppo Maggi - dan korporasi Cargill AS sebagai eksportir utama. Sejauh ini, telah
tumbuh sebagian besar untuk pakan ternak di Eropa, Amerika Serikat dan Cina, dan
untuk memuaskan Eropa
permintaan kedelai GM-bebas. Sebuah program biodiesel berbahan dasar kedelai,
yang didukung oleh Presiden
Lula pemerintah, hampir pasti untuk mempercepat kehancuran hutan Amazon.
Vast tracts hutan Amazon sedang dibakar untuk membersihkan lahan untuk kedelai
- dan kebakaran
lepas kendali selama kekeringan.
bisnis kedelai Sementara menuai keuntungan yang tinggi dan membantu
pemerintah untuk membayar
utang luar negeri, kematian bayi dan kelaparan telah mencapai rekor sekitar Mato
Grosso's kedelai perkebunan. Sedang berlangsung kekerasan terhadap masyarakat
adat telah
dicatat oleh amnesti internasional dan oleh PBB. Sebagai Survival Internasional
kutipan dari satu suku: "Kedelai adalah membunuh kami" 14.
Bioetanol dan kehancuran ekosistem:
Tebu juga, encroaches di Amazon, tapi jauh lebih seterusnya hutan Atlantik dan
Cerrado, ekosistem savana-bio-jenis yang sangat beragam dan unik. Dua pertiga
dari
Cerrado telah hancur atau rusak, dan hilangnya ratusan spesies
tenun. Pemerintah Brazil telah menyatakan ekosistem ini sebagai tersedia untuk
pertanian, dan gula tebu mengancam seluruh wilayah tersebut. Menurut Birdlife
Internasional, tebu menyediakan habitat tidak ada sama sekali bagi burung - dan
mungkin sedikit atau
tidak untuk satwa liar lainnya. Oleh karena itu lebih merusak daripada banyak
crops15 tropis lainnya.
Apa peran Cerrado dalam siklus karbon dan bagaimana emisi karbon akan
terpengaruh jika itu benar-benar hancur? Tidak ada yang tahu. Bahkan jika tebu
direncanakan
perluasan untuk etanol terjadi jauh dari Amazon - ada kekhawatiran besar bahwa
akan menggantikan kegiatan pertanian lainnya ke dalam hutan hujan.
Amazon deforestasi dan iklim dunia:
Panel Internasional tentang Perubahan Iklim disarankan pada tahun 2001
laporannya bahwa sekitar 20%
emisi CO2 meningkat berasal dari perusakan hutan hujan. Brasil dilaporkan pada
tahun 2003
bahwa bahkan jika deforestasi dicatat, Brasil hanya bertanggung jawab atas 3%
dari global
Emisi CO2 - hanya sedikit lebih dari Inggris. Angka-angka yang sangat kasar
Perkiraan: Para ilmuwan masih mencoba untuk mencari tahu berapa banyak
biomassa dan dengan demikian berapa banyak
karbon satu hektar hutan hujan Amazon memegang. Memang, emisi dari hutan
hujan
kerusakan bisa jauh lebih tinggi dari dugaan yang sudah: Satu studi baru-baru ini
menunjukkan bahwa
mangrove menyediakan lebih dari satu-sepersepuluh dari karbon organik terlarut
yang diserap
dari tanah ke dalam lautan. Menghancurkan rawa bakau, seperti yang terjadi di
Amazon dan di Asia tenggara, karena itu akan menghancurkan sebuah karbon
hampir tidak dikenal sink16.
Amazon sendiri adalah salah satu sink terbesar karbon terestrial, dan kehilangan
akan
sangat meningkatkan tingkat CO2 di atmosfer dan hangat planet oleh mungkin
lebih jauh
1,5 derajat C, melebihi dan di atas pemanasan sudah diprediksi century17 ini.
Bahkan
mengurangi karbon sink di Amazon berarti bahwa pengurangan emisi CO2 harus
lebih besar
dan lebih cepat jika iklim harus distabilkan pada akhirnya. Ini berarti iklim yang
stabilisasi menjadi jauh lebih mahal dan lebih sulit karena hutan hujan menghilang.
Para ilmuwan semakin khawatir tentang kemungkinan ambang deforestasi, di luar
yang keseluruhan ekosistem bisa runtuh dan mulai mati kembali. Alasan untuk ini
adalah
bahwa banyak dari curah hujan yang menopang hutan didaur ulang, yakni air
diserap oleh
pohon dan kembali ke atmosfir 'evapo-transpirasi' via. Diperkirakan 7 triliun
ton air daur ulang seperti itu, dan membantu untuk mendinginkan suasana segera
atas
hutan. Siklus air, yang memungkinkan bukan hanya Amazon tetapi semua pertanian
di
daerah untuk berkembang, tampaknya merupakan siklus mandiri, dan bisa rusak.
Berkala
kekeringan di Amazon cenderung diikuti oleh kekeringan di sebagian besar
grainbelt AS,
kekeringan begitu permanen selama cekungan Amazon serius bisa mengurangi
pangan global
persediaan.
Tidak ada telah mengidentifikasi ambang batas luar yang mungkin Amazon mulai
mati kembali.
Kekeringan 2005 memecahkan rekor di wilayah tersebut telah menimbulkan
keprihatinan besar, meskipun
mungkin untuk menarik kesimpulan dari satu aktivitas ekstrim tunggal. Perubahan
iklim itu sendiri
dapat menyebabkan hasil yang sama diharapkan dari deforestasi, karena mungkin
berubah
pola curah hujan di daerah tropis.
Mungkin ada peringatan dari masa lalu: 5600 Beberapa tahun yang lalu, Sahara
berubah dari
subur dan hijau semak dan padang rumput ke padang gurun wilayah hari ini, suhu
global sementara
relatif stabil. Perubahan dalam transfer panas laut-telah diidentifikasi sebagai
menyebabkan tetapi tidak bisa menjelaskan sejauh mana tiba-tiba pengeringan.
Sebuah model baru, bagaimanapun, menunjukkan
bahwa curah hujan lebih rendah menyebabkan vegetasi untuk mati kembali yang
pada gilirannya mengurangi curah hujan banyak
lebih lanjut - sampai seluruh wilayah berubah menjadi padang pasir 18.
Hutan hujan Amazon
http://www.des.ucdavis.edu/esp133/rainforest.jpg
STUDI KASUS 3
ASIA TIMUR SELATAN KELAPA SAWIT: IKLIM A, SOSIAL DAN
EKOLOGI Bencana
Logging Indonesia Minyak hutan perkebunan kelapa sawit di Indonesia dengan
kebakaran
untuk minyak sawit di latar belakang
http://www.peopleandplanet.net/doc.php?id=2492
http://www.rainforestweb.org/images/cat/palmoilbig.
jpg
Kelapa sawit memiliki sejauh ini menghasilkan energi tertinggi dari semua tanaman
biodiesel tumbuh saat ini.
Ini, bersama dengan upah rendah dan tidak adanya hak bagi pekerja perkebunan,
memberikan
selatan-timur kelapa sawit Asia keunggulan kompetitif besar di pasar biofuel baru
bebas.
Biodiesel perusahaan di Inggris, seperti Biofuel Corporation, mendukung kelapa
sawit sebagai mereka
sumber utama. Setelah Inggris Terbarukan Transportasi Kewajiban mulai berlaku,
pada tahun 2008,
jumlah biodiesel yang dijual di Inggris secara dramatis akan meningkatkan dan
kemungkinan bahwa kebanyakan
itu akan datang dari minyak sawit Indonesia dan Malaysia.
Kelapa sawit, bersama dengan penebangan liar, menghancurkan sekitar 2 juta
hektar
Hutan tropis di Indonesia setiap tahun - lebih dari hutan yang dihancurkan oleh
negara lain selain
dari Brasil. Di seluruh Sumatera dan Kalimantan, sekarang ada 6,5 juta hektar
perkebunan kelapa sawit
perkebunan, dan sampai 10 juta hektar hutan telah dihancurkan oleh perkebunan
pemilik. Pada tren saat ini, perkebunan akan triple dengan ukuran 16,5 juta hektar
pada tahun 2020
- Dan banyak pertumbuhan ini akan didorong oleh tuntutan global untuk biodiesel.
Baik
pemerintah sangat mendorong untuk konversi dari apa yang mereka anggap
sebagai
'Menguntungkan hutan' menjadi perkebunan kelapa sawit. Mereka juga mengingat
tanah
konversi ke pohon jarak.
Tanaman kelapa sawit memiliki hubungan dekat dengan bisnis kayu ilegal.
Pemerintah
lebih mungkin untuk memberikan konsesi untuk perkebunan daripada untuk
logging, tetapi beberapa dari mereka
konsesi digunakan untuk cukup log yang luas dari hutan. Banyak perkebunan telah
meninggalkan hutan hujan lebih sementara akan ditebang untuk yang baru.
Kemungkinan bahwa produksi
bisa sangat meningkat tanpa pembukaan lahan apapun lagi. Pada kenyataannya,
meskipun, tingkat tinggi
korupsi mengemudi siklus kehancuran hutan.
Tanaman kelapa sawit dibudidayakan pada apa yang tanah adat dari jutaan
masyarakat adat dan komunitas lokal di Kalimantan dan Sumatera. Ini adalah salah
satu
paling kejam sektor di Asia Tenggara: Antara 1998 dan 2002, 479 orang
disiksa di Indonesia dalam konflik membela hak-hak masyarakat dan puluhan telah
killed19. Sementara minyak kelapa sawit merupakan sumber pendapatan untuk
bisnis dan Bahasa Indonesia
pemerintah, penduduk lokal menderita. Bahkan taman nasional dan kawasan
lindung
telah dihancurkan untuk perkebunan kelapa sawit. Orangutan yang paling terkenal
dari banyak
spesies sekarang sangat terancam punah.
Kelapa sawit dan iklim:
Mungkin ada perdebatan mengenai apakah berbagai jenis biofuel atau mengurangi
peningkatan iklim
perubahan emisi. Ketika datang ke minyak sawit Asia Tenggara, bagaimanapun,
tidak ada
keraguan sama sekali: Sektor ini terkait dengan hutan besar-besaran dan
kebakaran gambut, yang, pada tahun 1997,
merilis setara dengan 13-40% dari seluruh emisi global dari fuels20 fosil. Dalam
tahun itu saja, 5 juta hektar hutan terbakar. Serupa, meskipun sedikit lebih kecil
kebakaran, telah dibakar tahun yang paling sejak itu dan gambar satelit
menunjukkan bahwa sekitar 75%
dari mereka telah dinyalakan oleh pemilik perkebunan.
Tahun 1998, 2002, 2003 dan 2005 melihat kenaikan tahunan di konsentrasi CO2 di
atmosfer
jauh di atas mereka tahun lainnya, dan jauh di atas kenaikan yang diharapkan
hanya dari
meningkat secara bertahap dalam pembakaran bahan bakar fosil, semua faktor lain
sama. Sebagai tingkat CO2
naik lebih cepat, tingkat masa depan akan mempercepat pemanasan global. Tidak
ada yang tahu dengan pasti
apa yang menyebabkan tingkat CO2 untuk tumbuh lebih cepat, dan ada ketakutan
bahwa bagian-bagian dari karbon alam
siklus menanggapi pemanasan, menciptakan 'umpan balik positif' yang akan panas
planet ini
bahkan lebih. Beberapa ilmuwan, bagaimanapun, memperingatkan bahwa
kebakaran gambut di Kalimantan dapat menjelaskan pada
bagian terkecil dari catatan terbit di CO2 levels21. Rekor tahun bagi mereka api
yang ...
1998, 2002, 2003 dan 2005.
Kebakaran gambut di Borneo merupakan akibat langsung dari pembukaan lahan
dan drainase untuk membuat jalan
untuk Proyek Mega Beras di pertengahan 1990-an. Proyek ini menurunkan air dari
tabel
gambut, kering itu selama musim kemarau tahunan dan membuatnya rentan
terhadap kebakaran. Tanah
begitu asam bahwa beras ini tidak pernah dewasa. Meskipun pemerintah pasca-
Suharto pertama
ditinggalkan skema dan diperbolehkan untuk upaya-upaya internasional skala kecil
untuk kembali banjir
gambut, pemerintah saat ini memberikan konsesi untuk beberapa daerah untuk
kelapa sawit
perkebunan. Hukum melarang penggalangan api telah berlalu, tapi tidak sedang
ditegakkan.
Kecuali gambut tersebut kembali banjir, miliaran ton karbon memegang akan
dilepaskan ke
suasana - api hanya mempercepat proses ini. Ini adalah karbon cukup untuk
membuat
Uni Eropa bertujuan menjaga pemanasan global untuk dalam waktu 2 derajat C
tercapai, tidak ada
peduli apa upaya lain yang dilakukan.
Adapun dampak kesehatan langsung, polusi dari kebakaran gambut dan hutan
menyebabkan parah
masalah pernapasan untuk orang di seluruh Asia Tenggara. Biodiesel dari minyak
sawit bisa di
paling tidak mengurangi beberapa tingkat polusi udara yang ekstrim yang
disebabkan oleh lalu lintas di kota-kota di Indonesia
- Tetapi pemerintah Indonesia hanya tertarik dalam mengekspor, bukan dalam
menggunakannya di
rumah.
LSM, termasuk WWF dan Friends of the Earth adalah mempromosikan Meja Bundar
di
Sustainable Palm Oil, yang akan menyatakan secara berkelanjutan menghasilkan
minyak sawit. Ini, bagaimanapun,
adalah pendekatan sukarela diharapkan dapat melibatkan kurang dari setengah
sektor ini. Lingkungan
LSM berharap bahwa Uni Eropa hanya akan mensubsidi biofuel, termasuk minyak
sawit,
sertifikat sebagai berkelanjutan. Kebijakan tersebut belum diadopsi di Eropa,
namun.
Ada beberapa kekhawatiran bahwa Uni Eropa impor minyak sawit bersertifikat bisa
saja memungkinkan seluruh
sektor untuk memperluas, sementara minyak kelapa sawit uncertified telah dijual di
tempat lain. Di sisi lain,
sertifikasi bisa memberikan insentif untuk membuat perkebunan yang ada lebih
produktif,
bukannya merusak hutan hujan lebih. Pertanyaannya adalah bukan apakah
sertifikasi
diperlukan dan apakah hal tersebut harus dirintis oleh beberapa negara sekarang:
Tanpa itu global
pandangan yang suram. Pertanyaan adalah apakah negara-negara Eropa dan
tempat lain harus
meningkatkan impor biofuel mereka sebelum seluruh sektor telah menjadi
berkelanjutan.
Sebuah PROSPEK GLOBAL UNTUK BBN
zona Mati di laut terkait dengan nitrogen run-off dari bidang
www.nasa.gov
Ada dua temuan yang jelas dari pengamatan tersebut:
Pertama, ada potensi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca jika biofuel
digunakan
berkelanjutan dan dalam cara yang paling efisien. Potensi akan jauh lebih besar
dengan
teknologi yang belum tersedia secara komersial. Gas rumah kaca akan tabungan
selalu lebih besar jika biomassa digunakan untuk panas primer dan produksi energi,
bukan untuk
transportasi bahan bakar - meskipun mungkin ada alasan baik untuk menggunakan
biofuel untuk transportasi
khususnya di negara-negara miskin yang tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok
mereka sebaliknya. Ada
belum ada studi yang menunjukkan berapa banyak biomasa dapat digunakan
sebagai biofuel berkelanjutan.
Kedua, jika pasar biofuel diperbolehkan untuk tumbuh tanpa kendala, hal ini hampir
akan
pasti menyebabkan kenaikan bersih emisi gas rumah kaca. Sebuah biofuel tak
terkekang
pasar akan menguntungkan tanaman tropis, termasuk dari Brasil dan Asia
Tenggara. Hal ini akan
mengancam kelangsungan hidup hutan hujan di seluruh Amerika Latin dan di Asia
Tenggara, serta
sebagai kontribusi terhadap miliaran ton karbon dari rawa yang dikeringkan Borneo
gambut yang
dilepaskan ke atmosfer.
PBB memperingatkan bahwa kita berada di tengah kepunahan terbesar kehidupan
sejak
dinosaurus mati 65 juta tahun yang lalu. Keempat penyebab utama yang
diidentifikasi adalah hilangnya habitat,
gizi overload, perubahan iklim dan asing invasi spesies. pertanian skala besar
penyebab utama bagi hilangnya habitat dan kelebihan gizi, dan memberikan
kontribusi signifikan dari
perubahan iklim. Menanam tanaman biofuel baik akan mengurangi jumlah makanan
yang diproduksi
(Dengan produksi per kapita sudah menurun dan indikasi bahwa secara
keseluruhan produksi pangan
mungkin puncak segera atau sudah memuncak) - atau memperluas wilayah global
tanah yang digunakan untuk
pertanian. PBB 'Millenium Laporan Penilaian memperingatkan dari bencana
dampak pada semua jasa ekosistem ekspansi pertanian lebih lanjut, sebagian besar
yang sekarang
terjadi di daerah tropis. Yang dikhawatirkan adalah fakta bahwa jumlah nitrogen
sekarang tersedia untuk biosfer telah dua kali lipat oleh manusia, terutama melalui
pupuk.
Hal ini memperparah pemanasan global, mengancam kehidupan laut dan air tawar,
serta
menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati di darat. Menanam tanaman
biofuel dalam skala besar akan
lebih meningkatkan ini loading-hara.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI:
I. Hampir semua LSM lingkungan percaya bahwa biofuel tidak boleh secara otomatis
digolongkan
'Energi terbarukan' sebagai. Hanya biofuel dari sumber yang lestari harus
disertifikasi seperti itu.
Ada kampanye (belum berhasil) untuk mendapatkan Uni Eropa untuk mengadopsi
skema sertifikasi wajib untuk semua biofuel sebagai bagian dari Eropa Biofuel
Directive.
Adalah penting bahwa sertifikasi wajib diletakkan di tempat sebelum ada perluasan
lebih lanjut dari
pasar biofuel, atau konversi lahan lebih lanjut skala besar yang dikejar. Idealnya, ini
akan menjadi bagian dari perjanjian internasional, tetapi sementara itu harus
diadopsi oleh
negara masing-masing dan pembeli untuk mengurangi pasar untuk biofuel merusak
dan
menciptakan sektor energi terbarukan yang berkelanjutan.
II.
Skema sertifikasi harus didasarkan pada evaluasi ilmiah, yang tampak pada
¨ energi dan keseimbangan gas rumah kaca biofuel, termasuk bukti terbaik di
Emisi CO2 dan N2O;
· Sebuah perbandingan dengan emisi CO2 dan N2O disimpan jika tanah yang sama
yang tersisa
bawah penutup alami atau dikembalikan ke vegetasi alam;
· Apakah ada dampak negatif terhadap hutan alam atau ekosistem lainnya
penting bagi keanekaragaman hayati dan untuk siklus karbon (termasuk efek tidak
langsung oleh
mendorong sektor pertanian lainnya ke daerah-daerah);
All dampak terhadap tanah, polusi udara dan pasokan air;
° berdampak pada persediaan makanan lokal dan global;
· Sosial dan ekonomi pada penduduk lokal.
Dalam kasus Indonesia, misalnya, akan sangat tentang jika hanya baru
deforestasi digolongkan sebagai tidak berkelanjutan. Rawa-rawa gambut yang
dikeringkan akan terus
sejumlah besar memancarkan karbon kecuali mereka sepenuhnya pulih, sehingga
tidak ada perkebunan kelapa sawit
di daerah yang pernah bisa berkelanjutan. Studi harus dilakukan sehubungan
berbeda biofuel tanaman dan daerah yang berbeda di mana mereka tumbuh.
Mereka harus
ditugaskan sebagai hal yang mendesak, oleh Uni Eropa dan negara-negara lain
yang mencari
untuk mengimpor biofuel, dan juga oleh PBB.
III.
Tanpa penilaian ilmiah dan sertifikasi, pendanaan di bawah Protokol Kyoto
Mekanisme Pembangunan Bersih dan pendanaan multilateral lainnya untuk
memperluas biofuel
sektor tidak bisa dibenarkan.
IV
Adalah penting bahwa seluruh emisi yang timbul dari produksi biofuel akan dihitung
sebagai
emisi dari negara-user - jika negara-negara kaya akan 'out-sourcing' mereka
emisi ke negara-negara miskin.
V.
Satu pertanyaan penting adalah apakah Eropa Biofuel Directive, dan biofuel serupa
kuota dan subsidi di negara lain, harus dilaksanakan. LSM Banyak yang
berpendapat bahwa
kuota yang wajib harus dilaksanakan (meskipun dengan skema sertifikasi),
karena peran positif bahwa biofuel dapat bermain dalam mengurangi emisi gas
rumah kaca.
Semua pengamatan yang dilakukan dalam makalah ini akan mendukung
moratorium di Eropa
Biofuel Directive dan kebijakan serupa di negara-negara lain, menunggu penuh
ilmiah
penilaian dan pembentukan skema sertifikasi. Hal ini terutama dibenarkan
karena
· Tabungan gas rumah kaca mungkin dari sumber-sumber biofuel yang paling
berkelanjutan
kecil dengan menggunakan teknologi saat ini;
¨ pengembangan teknologi biofuel yang lebih baik tidak menguntungkan dari kuota
yang
diadopsi sekarang;
kuota · diadopsi studi berikut ini yang tidak melihat apa yang menjadi
'Pasar realitas ", yaitu impor energi tanaman tropis;
· Potensi bencana besar ke, keanekaragaman hayati persediaan makanan iklim, dan