You are on page 1of 58

Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono--alkyl ester dari rantai

panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan
terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak sayur atau lemak hewan.

Sebuah proses dari transesterifikasi lipid digunakan untuk mengubah minyak dasar menjadi ester
yang diinginkan dan membuang asam lemak bebas. Setelah melewati proses ini, tidak seperti
minyak sayur langsung, biodiesel memiliki sifat pembakaran yang mirip dengan diesel (solar)
dari minyak bumi, dan dapat menggantikannya dalam banyak kasus. Namun, dia lebih sering
digunakan sebagai penambah untuk diesel petroleum, meningkatkan bahan bakar diesel petrol
murni ultra rendah belerang yang rendah pelumas.

Dia merupakan kandidat yang paling dekat untuk menggantikan bahan bakar fosil sebagai
sumber energi transportasi utama dunia, karena ia merupakan bahan bakar terbaharui yang dapat
menggantikan diesel petrol di mesin sekarang ini dan dapat diangkut dan dijual dengan
menggunakan infrastruktur sekarang ini.

Penggunaan dan produksi biodiesel meningkat dengan cepat, terutama di Eropa, Amerika
Serikat, dan Asia, meskipun dalam pasar masih sebagian kecil saja dari penjualan bahan bakar.
Pertumbuhan SPBU membuat semakin banyaknya penyediaan biodiesel kepada konsumen dan
juga pertumbuhan kendaraan yang menggunakan biodiesel sebagai bahan bakar.

Membuat biodiesel

Pada skala kecil dapat dilakukan dengan bahan minyak goreng 1 liter yang baru atau bekas.
Methanol sebanyak 200 ml atau 0.2 liter. Soda api atau NaOH 3,5 gram untuk minyak goreng
bersih, jika minyak bekas diperlukan 4,5 gram atau mungkin lebih. Kelebihan ini diperlukan
untuk menetralkan asam lemak bebas atau FFA yang banyak pada minyak goreng bekas. Dapat
pula mempergunakan KOH namun mempunyai harga lebih mahal dan diperlukan 1,4 kali lebih
banyak dari soda. Proses pembuatan; Soda api dilarutkan dalam Methanol dan kemudian
dimasukan kedalam minyak dipanaskan sekitar 55 oC, diaduk dengan cepat selama 15-20 menit
kemudian dibiarkan dalam keadaan dingin semalam. Maka akan diperoleh biodiesel pada bagian
atas dengan warna jernih kekuningan dan sedikit bagian bawah campuran antara sabun dari FFA,
sisa methanol yang tidak bereaksi dan glyserin sekitar 79 ml. Biodiesel yang merupakan cairan
kekuningan pada bagian atas dipisahkan dengan mudah dengan menuang dan menyingkirkan
bagian bawah dari cairan. Untuk skala besar produk bagian bawah dapat dimurnikan untuk
memperoleh gliserin yang berharga mahal, juga sabun dan sisa methanol yang tidak bereaksi.

Mengapa minyak bekas mengandung asam lemak bebas?.

Ketika minyak digunakan untuk menggoreng terjadi peristiwa oksidasi, hidrolisis yang memecah
molekul minyak menjadi asam. Proses ini bertambah besar dengan pemanasan yang tinggi dan
waktu yang lama selama penggorengan makanan. Adanya asam lemak bebas dalam minyak
goreng tidak bagus pada kesehatan. FFA dapat pula menjadi ester jika bereaksi dengan methanol,
sedang jika bereaksi dengan soda akan mebentuk sabun. Produk biodiesel harus dimurnikan dari
produk samping, gliserin, sabun sisa methanol dan soda. Sisa soda yang ada pada biodiesel dapat
henghidrolisa dan memecah biodiesel menjadi FFA yang kemudian terlarut dalam biodiesel itu
sendiri. Kandungan FFA dalam biodiesel tidak bagus karena dapat menyumbat filter atau
saringan dengan endapan dan menjadi korosi pada logam mesin diesel.

Hingga saat ini Indonesia masih sangat bergantung pada bahan bakar berbasis fosil sebagai
sumber energi. Data yang didapat dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
menunjukkan bahwa dengan persediaan minyak mentah di Indonesia, yaitu sekitar 9 milyar
barrel, dan dengan laju produksi rata-rata 500 juta barrel per tahun, persediaan tersebut akan
habis dalam 18 tahun. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi dan memenuhi
persyaratan lingkungan global, satu-satunya cara adalah dengan pengembangan bahan bakar
alternatif ramah lingkungan.

Pemilihan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif berbasis pada ketersediaan bahan baku.
Minyak rapeseed adalah bahan baku untuk biodiesel di Jerman dan kedelai di Amerika.
Sedangkan bahan baku yang digunakan di Indonesia adalah crude palm oil (CPO). Selain itu,
masih ada potensi besar yang ditunjukan oleh minyak jarak pagar (Jathropa Curcas) dan lebih
dari 40 alternatif bahan baku lainnya di Indonesia.

Rancangan fasilias produksi biodiesel (INBT 2008)

Indonesia adalah penghasil minyak sawit terbesar kedua setelah Malaysia dengan produksi CPO
sebesar 8 juta ton pada tahun 2002 dan akan menjadi penghasil CPO terbesar di dunia pada tahun
2012. Dengan mempertimbangkan aspek kelimpahan bahan baku, teknologi pembuatan, dan
independensi Indonesia terhadap energi diesel, maka selayaknya potensi pengembangan
biodiesel merupakan potensi pengembangan biodiesel sebagai suatu alternatif yang dapat dengan
cepat diimplementasikan.
Walaupun pemerintah Indonesia menunjukkan ketertarikan yang besar terhadap pengembangan
biodiesel, pemerintah tetap bergerak pelan dan juga berhati-hati dalam mengimplementasikan
hukum pendukung bagi produksi biodiesel. Pemerintah memberikan subsidi bagi biodiesel, bio-
premium, dan bio-pertamax dengan level yang sama dengan bahan bakar fosil, padahal biaya
produksi biodiesel melebihi biaya produksi bahan bakar fosil. Hal ini menyebabkan Pertamina
harus menutup sendiri sisa biaya yang dibutuhkan.

Sampai saat ini, payung hukum yang sudah disediakan oleh pemerintah untuk industri biofuel,
dalam bentuk Keputusan Presiden ataupun Peraturan Perundang-undangan lainny, adalah sebagai
berikuti:

1. Peraturan Presiden No. 5/2006 tentang Kebijaksanaan Energi Nasional


2. Instruksi Presiden No. 1/2006 tentang Pengadaaan dan Penggunaan Biofuel sebagai
Energi Alternatif
3. Dektrit Presiden No. 10/2006 tentang Pembentukan team nasional untuk Pengembangan
Biofuel

Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional menyebutkan
pengembangan biodiesel sebagai energi terbarukan akan dilaksakan selama 25 tahun, dimulai
dengan persiapan pada tahun 2004 dan eksekusi sejak tahun 2005. Periode 25 tahun tersebut
dibagi dalam tiga fasa pengembangan biodiesel. Pada fasa pertama, yaitu tahun 2005-2010,
pemanfaatan biodiesel minimum sebesar 2% atau sama dengan 720.000 kilo liter untuk
memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak nasional dengan produk-produk yang berasal dari
minyak castor dan kelapa sawit.

Fasa kedua (2011-2015) merupakan kelanjutan dari fasa pertama akan tetapi telah digunakan
tumbuhan lain sebagai bahan mentah. Pabrik-pabrik yang dibangun mulai berskala komersial
dengan kapasitas sebesar 30.000 – 100.000 ton per tahun. Produksi tersebut mampu memenuhi
3% dari konsumsi diesel atau ekivalen dengan 1,5 juta kilo liter. Pada fasa ketiga (2016 – 2025),
teknologi yang ada diharapkan telah mencapai level ‘high performance’ dimana produk yang
dihasilkan memiliki angka setana yang tinggi dan casting point yang rendah. Hasil yang dicapai
diharapkan dapat memenuhi 5% dari konsumsi nasional atau ekivalen dengan 4,7 juta kilo liter.
Selain itu juga terdapat Inpres Nomor 1 Tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan
Bakar Nabati (Biofuel) sebagai bahan bakar lain. Hal-hal ini menunjukkan keseriusan
Pemerintah dalam penyediaan dan pengembangan bahan bakar nabati. (Rahayu, 2006)

Hingga Mei 2007, Indonesia telah memiliki empat industri besar yang memproduksi biodiesel
dengan total kapasitas 620.000 ton per hari. Industri-industri tersebut adalah PT Eterindo
Wahanatama (120.000 ton/tahun – umpan beragam), PT Sumi Asih (100.000 ton/tahun – dengan
RBD Stearin sebagai bahan mentah), PT Indo BBN (50.000 ton/tahun – umpan beragam),
Wilmar Bioenergy (350.000 ton/tahun dengan CPO sebagai bahan mentah), PT Bakrie Rekin
Bioenergy (150.000 ton/tahun) dan PT Musim Mas (100.000 ton/tahun). Selain itu juga terdapat
industri-industri biodiesel kecil dan menengah dengan total kapasitas sekitar 30.000 ton per
tahun, seperti PT Ganesha Energy, PT Energi Alternatif Indonesia, dan beberapa BUMN.
Produser biodiesel di Indonesia

Peluang untuk mengembangkan potensi pengembangan biodiesel di Indonesia cukup besar,


mengingat saat ini penggunaan minyak solar mencapai sekitar 40 % penggunaan BBM untuk
transportasi. Sedang penggunaan solar pada industri dan PLTD adalah sebesar 74% dari total
penggunaan BBM pada kedua sektor tersebut. Bukan hanya karena peluangnya untuk
menggantikan solar, peluang besar biodiesel juga disebabkan kondisi alam Indonesia. Indonesia
memiliki beranekaragam tanaman yang dapat dijadikan sumber bahan bakar biodiesel seperti
kelapa sawit dan jarak pagar. Pada saat ini, biodiesel (B-5) sudah dipasarkan di 201 pom bensin
di Jakarta dan 12 pom bensin di Surabaya.

Sumber:

APEC Biofuels – http://www.biofuels.apec.org/


Biofuel Indonesia – http://www.biofuelindonesia.com/
Biodiesel AUSTINDO – http://bahasa.biodieselindonesia.com/indexx.php
Syamtori, Stanley. Biodiesel di Indonesia – http://dest-
online.com/blog_stanley/2008/03/02/biodiesel-di-indonesia/

WHAT IS BIODIESEL
• Biodiesel is a clean burning renewable fuel made using natural vegetable oils and fats.
• Biodiesel is made through a chemical process which converts oils and fats of natural
origin into fatty acid methyl esters (FAME). Biodiesel IS NOT vegetable oil.
• Biodiesel is intended to be used as a replacement for petroleum diesel fuel, or can be
blended with petroleum diesel fuel in any proportion.
• Biodiesel does not require modifications to a diesel engine to be used.
• Biodiesel has reduced exhaust emissions compared to petroleum diesel fuel.
• Biodiesel has lower toxicity compared to petroleum diesel fuel.
• Biodiesel is safer to handle compared to petroleum diesel fuel.
• Biodiesel quality is governed by ASTM D 6751 quality parameters.
• Biodiesel is biodegradable.

What is NOT Biodiesel


Look Carefully! Many companies and groups improperly use the word biodiesel to describe
diesel fuel replacement products they have developed. This creates significant confusion for
consumers looking to purchase and use biodiesel. Some of these alternatives have not been
properly tested and could lead to damage to vehicles. Below is some information to help
distinguish real biodiesel from imposters.
What biodiesel IS NOT:

• Biodiesel is not vegetable oil.


• Biodiesel is not vegetable oil diluted with solvents, i.e. diesel fuel or alcohols.
• Biodiesel is not vegetable oil with “special additives” to make it run better.
• Biodiesel is not vegetable oil refined through a conventional oil refinery process.
• Biodiesel is not vegetable oil refined through thermal depolymerization (renewable
diesel).
• Biodiesel is not a fuel that requires costly modifications to your diesel engine (straight
vegetable oil).
• Biodiesel is not crude methyl esters which have not been refined or minimally refined.

Unlike biodiesel, none of the fluids listed above have undergone renewable fuel certification,
emissions or toxicity testing, or long-term reliability testing in engines and vehicles.

How to Make Sure You are Getting Biodiesel


In order to be called biodiesel and receive certain tax credits specifically intended for biodiesel:

• Biodiesel must be produced from naturally occurring fats and oils using
transesterification.
• Biodiesel must be composed of fatty acid methyl esters.
• Biodiesel must be refined to remove all trace impurities.
• Biodiesel must meet the ASTM standard D6751-07b “Specification for Biodiesel
(B100)”.
If a fuel product does not meet these requirements it IS NOT biodiesel, and does not quality for
tax credits relating to biodiesel. The most important thing to ask your fuel provider is if the
biodiesel is ASTM certified.

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS

Are biodiesel and vegetable oil the same thing?

No, biodiesel is produced through a chemical process called transesterification which converts
oils and fats of natural origin into fatty acid methyl esters (FAME). Combustion of vegetable oil
without conversion to biodiesel will lead to soot accumulation and deposits that may lead to
power loss and engine failure. See what is biodiesel.

What is in biodiesel?
Biodiesel is made through a chemical reaction between natural oils and alcohol, followed by
purification. Biodiesel can be made from nearly any naturally occurring vegetable oil or fat.
The most frequently used oils by Pacific Biodiesel facilities are used cooking oil, tallow, yellow
grease, poultry grease, cottonseed oil, and soybean oil.
Learn more about what biodiesel is here.
Learn about biodiesel and sustainability here.
Learn more about the Sustainable Biodiesel Alliance here.

Do I need to do any modifications to my diesel vehicle to use biodiesel?


If your car was made after 1993, the answer is no. If your car was made prior to 1993, the rubber
fuel lines will probably have to be replaced. One of the major advantages of using biodiesel is
the fact that it can be used in existing diesel engines without negative impacts to operating
performance. Biodiesel is the only alternative fuel for heavyweight vehicles that does not
require any special injection or storage modifications.

DOE Biodiesel Handling and Use Guidelines

Can I run biodiesel in my gasoline engine?


No, biodiesel can only run in conventional compression-ignition (diesel) engines!

Can I go back and forth between petroleum diesel and biodiesel?


Yes, you can use biodiesel and diesel fuel interchangeably, as well as blended.

Will I need to change my fuel filters more often when using biodiesel?
Biodiesel is a solvent. It will clear many diesel deposits that have accumulated in your fuel
tank. This may cause initial fuel filter clogging but continued use of biodiesel will not cause an
increased frequency of filter changes.

How does the fuel efficiency of biodiesel compare with petrodiesel?


Vehicles running on biodiesel get virtually the same MPG rating as vehicles running on
petrodiesel. Learn more.
Is biodiesel good for my engine?
Yes, biodiesel can actually extend the life of your engine. Biodiesel has superior lubricating
properties that reduce the wear of vital engine parts.

How do the emissions of biodiesel and petrodiesel differ?


Using biodiesel instead of petrodiesel will significantly reduce unburned hydrocarbons, carbon
monoxide, and particulate matter from tail pipe emissions. It will also virtually eliminate sulfur
oxides and sulfates which are major contributors to acid rain. Nitrogen oxide emissions may
slightly increase, but can be remedied with newer low-emission diesel engines. Learn more.

Where can I find biodiesel in my state?


A complete list of fueling stations that carry biodiesel can be found by clicking here.

Does biodiesel contain diesel fuel?


Pure biodiesel, B100 (100% biodiesel) does not contain petrodiesel. Biodiesel can be blended
with petrodiesel and is frequently sold as B20 (20% biodiesel, 80% petrodiesel blend) or B5 (5%
biodiesel, 95% petrodiesel blend).

HISTORY OF BIODIESEL FUEL

Developed in the 1890s by inventor Rudolph Diesel, the diesel engine has become the engine of
choice for power, reliability, and high fuel economy, worldwide. Early experimenters on
vegetable oil fuels included the French government and Dr. Diesel himself, who envisioned that
pure vegetable oils could power early diesel engines for agriculture in remote areas of the world,
where petroleum was not available at the time. Modern biodiesel fuel, which is made by
converting vegetable oils into compounds called fatty acid methyl esters, has its roots in research
conducted in the 1930s in Belgium, but today’s biodiesel industry was not established in Europe
until the late 1980s.

The diesel engine was developed out of a desire to improve upon inefficient, cumbersome and
sometimes dangerous steam engines of the late 1800s. The diesel engine works on the principal
of compression ignition, in which fuel is injected into the engine’s cylinder after air has been
compressed to a high pressure and temperature. As the fuel enters the cylinder it self-ignites and
burns rapidly, forcing the piston back down and converting the chemical energy in the fuel into
mechanical energy. Dr. Rudolph Diesel, for which the engine is named, holds the first patent for
the compression ignition engine, issued in 1893. Diesel became known worldwide for his
innovative engine which could use a variety of fuels.

Early Work
The early diesel engines had complex injection systems and were designed to run on many
different fuels, from kerosene to coal dust. It was only a matter of time before someone
recognized that, because of their high energy content, vegetable oils would make excellent fuel.
The first public demonstration of vegetable oil based diesel fuel was at the 1900 World’s Fair,
when the French government commissioned the Otto company to build a diesel engine to run on
peanut oil. The French government was interested in vegetable oils as a domestic fuel for their
African colonies. Rudolph Diesel later did extensive work on vegetable oil fuels and became a
leading proponent of such a concept, believing that farmers could benefit from providing their
own fuel. However, it would take almost a century before such an idea became a widespread
reality. Shortly after Dr. Diesel’s death in 1913 petroleum became widely available in a variety
of forms, including the class of fuel we know today as “diesel fuel”. With petroleum being
available and cheap, the diesel engine design was changed to match the properties of petroleum
diesel fuel. The result was an engine which was fuel efficient and very powerful. For the next
80 years diesel engines would become the industry standard where power, economy and
reliability are required.

Modern Engine, Modern Fuel


Due to the widespread availability and low cost of petroleum diesel fuel, vegetable oil-based
fuels gained little attention, except in times of high oil prices and shortages. World War II and
the oil crises of the 1970’s saw brief interest in using vegetable oils to fuel diesel engines.
Unfortunately, the newer diesel engine designs could not run on traditional vegetable oils, due to
the much higher viscosity of vegetable oil compared to petroleum diesel fuel. A way was needed
to lower the viscosity of vegetable oils to a point where they could be burned properly in the
diesel engine. Many methods have been proposed to perform this task, including pyrolysis,
blending with solvents, and even emulsifying the fuel with water or alcohols, none of which have
provided a suitable solution. It was a Belgian inventor in 1937 who first proposed using
transesterification to convert vegetable oils into fatty acid alkyl esters and use them as a diesel
fuel replacement. The process of transesterification converts vegetable oil into three smaller
molecules which are much less viscous and easy to burn in a diesel engine. The
transesterification reaction is the basis for the production of modern biodiesel, which is the trade
name for fatty acid methyl esters. In the early 1980s concerns over the environment, energy
security, and agricultural overproduction once again brought the use of vegetable oils to the
forefront, this time with transesterification as the preferred method of producing such fuel
replacements.

Biodiesel Goes Worldwide


Pioneering work in Europe and South Africa by researchers such as Martin Mittelbach furthered
development of the biodiesel fuel industry in the early 1990s, with the U.S. industry coming on
more slowly, due to lower prices for petroleum diesel. Pacific Biodiesel became one of the first
biodiesel plants in the United States in 1996, establishing a biodiesel production operation to
recycle used cooking oil into biodiesel on the island Maui in Hawaii. The biodiesel industry
became a household name in the U.S. after the terrorist attacks of 9/11/2001 resulted in
historically high oil prices and an increased awareness of energy security. As of 2005, worldwide
biodiesel production had reached 1.1 billion gallons, with most fuel being produced in the
European Union, although biodiesel projects worldwide have been on the rise due to rising crude
oil prices and concerns over global warming.

The Future of Biodiesel Fuel


Due to its clean emissions profile, ease of use, and many other benefits, biodiesel is quickly
becoming one of the fastest growing alternative fuels in the world. With minimal subsidy
biodiesel is cost competitive with petroleum diesel, and millions of users have found and enjoyed
the benefits of the fuel. The future of biodiesel lies in the world’s ability to produce renewable
feedstocks such as vegetable oils and fats to keep the cost of biodiesel competitive with
petroleum, without supplanting land necessary for food production, or destroying natural
ecosystems in the process. Creating biodiesel in a sustainable manner, will allow this clean,
renewable, and cost effective fuel to help ease the world through increasing shortages of
petroleum, while providing economic and environmental benefits well into the 21st century.

APAKAH BIODIESEL
• Biodiesel merupakan bahan bakar terbarukan yang bersih pembakaran dibuat
dengan menggunakan minyak nabati alami dan lemak.
• Biodiesel dibuat melalui proses kimia yang mengubah minyak dan lemak yang
berasal dari alam menjadi ester metil asam lemak (FAME). IS biodiesel minyak sayur
TIDAK.
• Biodiesel dimaksudkan untuk digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak
solar, atau dapat dicampur dengan bahan bakar minyak solar dengan perbandingan
berapapun.
• Biodiesel tidak memerlukan modifikasi mesin diesel yang akan digunakan.
• Biodiesel telah mengurangi emisi gas buang dibandingkan dengan bahan bakar
minyak solar.
• Biodiesel memiliki toksisitas yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar
minyak solar.
• Biodiesel lebih aman untuk menangani dibandingkan dengan bahan bakar minyak
solar.
• Biodiesel kualitas diatur oleh ASTM D 6751 parameter kualitas.
• Biodiesel biodegradable.
Apa yang TIDAK Biodiesel
Lihatlah hati-hati! Banyak perusahaan dan kelompok benar menggunakan biodiesel
kata untuk menggambarkan produk pengganti bahan bakar solar telah mereka
kembangkan. Hal ini menciptakan kebingungan yang signifikan bagi konsumen
yang ingin membeli dan menggunakan biodiesel. Beberapa alternatif ini belum diuji
dengan baik dan dapat menyebabkan kerusakan pada kendaraan. Berikut adalah
beberapa informasi yang dapat membantu membedakan biodiesel nyata dari
penipu.
Apa biodiesel TIDAK:
• Biodiesel tidak minyak sayur.
• Biodiesel adalah minyak nabati tidak diencerkan dengan pelarut, bahan bakar
solar yaitu atau alkohol.
• Biodiesel tidak minyak nabati dengan "aditif khusus" untuk membuatnya berjalan
lebih baik.
• Biodiesel bukan minyak nabati disempurnakan melalui proses kilang minyak
konvensional.
• Biodiesel bukan minyak nabati disempurnakan melalui depolimerisasi termal
(diesel terbarukan).
• Biodiesel bukan bahan bakar yang memerlukan modifikasi mahal untuk mesin
diesel anda (minyak nabati lurus).
• Biodiesel tidak ester metil minyak mentah yang belum disempurnakan atau
minimal halus.
Tidak seperti biodiesel, tidak ada cairan yang tercantum di atas telah menjalani
sertifikasi bahan bakar terbarukan, emisi atau pengujian toksisitas, atau jangka
panjang uji reliabilitas dalam mesin dan kendaraan.
Bagaimana Pastikan Anda Mendapatkan Biodiesel
Untuk menjadi biodiesel dipanggil dan menerima kredit pajak tertentu yang khusus
ditujukan untuk biodiesel:
• Biodiesel harus dihasilkan dari lemak alami dan minyak menggunakan
transesterifikasi.
• harus Biodiesel terdiri dari metil ester asam lemak.
• Biodiesel harus disempurnakan untuk menghapus semua jejak kotoran.
• Biodiesel harus memenuhi standar ASTM D6751-07b "Spesifikasi Biodiesel
(B100)".
Jika sebuah produk bahan bakar yang tidak memenuhi persyaratan ini MEMANG
TIDAK biodiesel, dan tidak mutu untuk kredit pajak yang berhubungan dengan
biodiesel. Yang paling penting untuk meminta penyedia bahan bakar Anda adalah
jika biodiesel adalah ASTM bersertifikat.
PERTANYAAN
Apakah biodiesel dan minyak sayur hal yang sama?
Tidak, biodiesel diproduksi melalui proses kimia yang disebut transesterifikasi yang
mengubah minyak dan lemak yang berasal dari alam menjadi ester metil asam
lemak (FAME). Pembakaran minyak nabati tanpa konversi ke biodiesel akan
mengakibatkan akumulasi jelaga dan deposito yang dapat menyebabkan hilangnya
kekuasaan dan kegagalan mesin. Lihat apa adalah biodiesel.
Apa yang ada di biodiesel?
Biodiesel dibuat melalui reaksi kimia antara minyak alami dan alkohol, diikuti
dengan pemurnian. Biodiesel dapat dibuat dari hampir semua minyak nabati alami
atau lemak. Minyak yang paling sering digunakan oleh fasilitas Pacific Biodiesel
digunakan minyak goreng, lemak, grease kuning, lemak unggas, minyak biji kapas,
dan minyak kedelai.
Pelajari lebih lanjut tentang apa biodiesel di sini.
Pelajari tentang biodiesel dan keberlanjutan di sini.
Pelajari lebih lanjut tentang Biodiesel Berkelanjutan Aliansi sini.
Apakah saya perlu melakukan modifikasi pada kendaraan diesel saya untuk
menggunakan biodiesel?
Jika mobil Anda dibuat setelah tahun 1993, jawabannya adalah tidak. Jika mobil
Anda dibuat sebelum tahun 1993, garis karet bahan bakar mungkin harus diganti.
Salah satu keuntungan utama menggunakan biodiesel adalah kenyataan bahwa hal
itu dapat digunakan dalam mesin diesel yang ada tanpa dampak negatif terhadap
kinerja operasi. Biodiesel adalah bahan bakar hanya alternatif untuk kendaraan
kelas berat yang tidak memerlukan suntikan khusus atau modifikasi penyimpanan.

DOE Biodiesel Penanganan dan Pedoman Penggunaan

Dapatkah saya menjalankan biodiesel di mesin bensin saya?


Tidak, biodiesel hanya bisa berjalan dalam konvensional-nyala kompresi (diesel)
engine!
Dapatkah saya bolak-balik antara minyak solar dan biodiesel?
Ya, Anda dapat menggunakan bahan bakar biodiesel dan solar bergantian, serta
rata.
Apakah saya perlu mengganti filter bahan bakar saya lebih sering ketika
menggunakan biodiesel?
Biodiesel adalah pelarut. Ini akan jelas deposito diesel yang telah terakumulasi
dalam tangki bahan bakar Anda. Ini dapat menyebabkan penyumbatan filter bahan
bakar awal tetapi terus menggunakan biodiesel tidak akan menyebabkan
peningkatan frekuensi perubahan filter.
Bagaimana efisiensi bahan bakar biodiesel dibandingkan dengan solar?
Kendaraan berjalan pada biodiesel mendapatkan peringkat MPG hampir sama
seperti kendaraan yang berjalan pada solar. Pelajari lebih lanjut.
Apakah biodiesel baik untuk mesin saya?
Ya, biodiesel benar-benar dapat memperpanjang umur mesin Anda. Biodiesel
memiliki sifat pelumas unggul yang mengurangi keausan bagian-bagian mesin yang
vital.
Bagaimana emisi biodiesel dan solar berbeda?
Dengan menggunakan biodiesel sebagai pengganti solar akan secara signifikan
mengurangi hidrokarbon yang tidak terbakar, karbon monoksida, dan partikel dari
emisi pipa ekor. Ini juga akan hampir menghilangkan oksida sulfur dan sulfat yang
merupakan kontributor utama hujan asam. emisi oksida Nitrogen mungkin sedikit
meningkat, tetapi dapat diperbaiki dengan mesin rendah emisi diesel yang lebih
baru. Pelajari lebih lanjut.
Mana saya dapat menemukan biodiesel di negara saya?
Sebuah daftar lengkap dari stasiun pengisian bahan bakar biodiesel yang membawa
dapat ditemukan dengan mengklik di sini.
Apakah biodiesel berisi bahan bakar diesel?
biodiesel murni, B100 (100% biodiesel) tidak mengandung solar. Biodiesel dapat
dicampur dengan solar dan sering dijual sebagai B20 (20% biodiesel, 80%
campuran solar) atau B5 (5% biodiesel, 95% campuran solar).
SEJARAH BAHAN BAKAR BIODIESEL
Dikembangkan pada tahun 1890 oleh penemu Rudolph Diesel, mesin diesel menjadi
mesin pilihan untuk daya, keandalan, dan ekonomi bahan bakar yang tinggi, di
seluruh dunia. Awal percobaan pada bahan bakar minyak nabati termasuk
pemerintah Perancis dan Dr Diesel sendiri, yang membayangkan bahwa minyak
nabati murni dapat kekuatan mesin diesel awal untuk pertanian di daerah-daerah
terpencil di dunia, di mana minyak bumi tidak tersedia pada saat itu. Modern bahan
bakar biodiesel, yang dibuat dengan mengkonversi minyak nabati menjadi senyawa
yang disebut asam lemak metil ester, berakar pada penelitian yang dilakukan di
tahun 1930-an di Belgia, tetapi industri biodiesel saat ini tidak didirikan di Eropa
sampai akhir 1980-an.
Mesin diesel dikembangkan karena keinginan untuk memperbaiki mesin uap tidak
efisien, merepotkan dan kadang-kadang berbahaya akhir 1800-an. Mesin diesel
bekerja pada prinsip penyalaan kompresi, dimana bahan bakar diinjeksikan ke
dalam silinder mesin setelah udara telah dikompresi dengan tekanan tinggi dan
suhu. Sebagai bahan bakar memasuki silinder itu sendiri-menyala dan membakar
dengan cepat, memaksa piston kembali dan mengubah energi kimia dalam bahan
bakar menjadi energi mekanik. Dr Rudolph Diesel, yang mesin bernama, memegang
paten pertama untuk mesin penyalaan kompresi, yang diterbitkan pada tahun
1893. Diesel menjadi dikenal di seluruh dunia untuk mesin inovatif yang bisa
menggunakan berbagai bahan bakar.
Awal Kerja
Mesin diesel memiliki sistem injeksi awal yang kompleks dan dirancang untuk
berjalan pada berbagai bahan bakar, dari minyak tanah ke debu batu bara. Itu
hanya soal waktu sebelum seseorang diakui bahwa, karena kandungan energi
tinggi, minyak nabati akan membuat bahan bakar yang sangat baik. Demonstrasi
publik pertama dari solar minyak sayur berbasis di tahun 1900 World's Fair, ketika
pemerintah Perancis menugaskan perusahaan Otto untuk membangun sebuah
mesin diesel untuk menjalankan pada minyak kacang tanah. Pemerintah Prancis
tertarik pada minyak nabati sebagai bahan bakar domestik untuk koloni Afrika
mereka. Rudolph Diesel kemudian melakukan pekerjaan yang luas pada bahan
bakar minyak nabati dan menjadi pendukung utama konsep seperti itu, percaya
bahwa para petani bisa mendapatkan keuntungan dari penyediaan bahan bakar
mereka sendiri. Namun, itu akan mengambil hampir satu abad sebelum gagasan
seperti itu menjadi kenyataan luas. Tak lama setelah kematian Dr Diesel's pada
tahun 1913 minyak bumi menjadi tersedia secara luas dalam berbagai bentuk,
termasuk kelas bahan bakar yang kita kenal sekarang sebagai "solar". Dengan
minyak bumi yang tersedia dan murah, desain mesin diesel diubah menjadi sesuai
dengan sifat bahan bakar minyak solar. Hasilnya adalah mesin yang hemat bahan
bakar dan sangat kuat. Selama 80 tahun mendatang mesin diesel akan menjadi
standar industri di mana kekuasaan, ekonomi dan kehandalan yang diperlukan.
Modern Engine, Bahan Bakar Modern
Karena ketersediaan luas dan biaya rendah bahan bakar minyak solar, bahan bakar
nabati berbasis minyak mendapat sedikit perhatian, kecuali pada saat harga
minyak yang tinggi dan kekurangan. Perang Dunia II dan krisis minyak pada tahun
1970 melihat bunga singkat dalam menggunakan minyak nabati untuk bahan bakar
mesin diesel. Sayangnya, desain baru mesin diesel tidak bisa berjalan pada minyak
nabati tradisional, karena viskositas jauh lebih tinggi dari minyak sayur
dibandingkan dengan bahan bakar minyak solar. Sebuah cara yang dibutuhkan
untuk menurunkan viskositas minyak nabati ke titik di mana mereka dapat dibakar
dengan benar pada mesin diesel. Banyak metode telah diajukan untuk melakukan
tugas ini, termasuk pirolisis, pencampuran dengan pelarut, dan bahkan emulsifying
bahan bakar dengan air atau alkohol, tidak ada yang telah memberikan solusi yang
sesuai. Itu adalah penemu Belgia pada tahun 1937 yang pertama kali mengusulkan
menggunakan transesterifikasi untuk mengubah minyak nabati menjadi ester alkil
asam lemak dan menggunakannya sebagai pengganti solar. Proses transesterifikasi
mengubah minyak nabati menjadi tiga molekul yang lebih kecil yang jauh kurang
kental dan mudah terbakar di mesin diesel. Reaksi transesterifikasi merupakan
dasar untuk produksi biodiesel modern, yang merupakan nama dagang untuk metil
ester asam lemak. Pada awal 1980-an kekhawatiran terhadap lingkungan,
keamanan energi, dan overproduksi pertanian sekali lagi membawa penggunaan
minyak sayur ke garis depan, kali ini dengan transesterifikasi sebagai metode yang
disukai memproduksi pengganti bahan bakar tersebut.
Biodiesel Goes Worldwide
Penelitian yang di Eropa dan Afrika Selatan oleh para peneliti seperti Martin
Mittelbach ditindaklanjuti pengembangan industri bahan bakar biodiesel di awal
1990-an, dengan industri AS datang pada lebih lambat, karena harga yang lebih
rendah untuk minyak diesel. Biodiesel Pasifik menjadi salah satu pabrik biodiesel
pertama di Amerika Serikat pada tahun 1996, mendirikan operasi produksi biodiesel
untuk mendaur ulang minyak jelantah menjadi biodiesel di pulau Maui di Hawaii.
Industri biodiesel menjadi nama rumah tangga di AS setelah serangan teroris
2001/09/11 mengakibatkan harga minyak historis yang tinggi dan kesadaran
peningkatan keamanan energi. Pada tahun 2005, produksi biodiesel di seluruh
dunia telah mencapai 1,1 miliar galon, dengan bahan bakar yang paling yang
diproduksi di Uni Eropa, meskipun proyek biodiesel di seluruh dunia telah di
meningkat akibat meningkatnya harga minyak mentah dan kekhawatiran terhadap
pemanasan global.
Masa Depan Bahan Bakar Biodiesel
Karena profil emisi yang bersih, kemudahan penggunaan, dan manfaat lainnya,
biodiesel cepat menjadi salah satu bahan bakar alternatif yang paling cepat
berkembang di dunia. Dengan biodiesel subsidi minimal biaya yang kompetitif
dengan solar minyak bumi, dan jutaan pengguna telah menemukan dan menikmati
manfaat dari bahan bakar. Masa depan biodiesel terletak pada kemampuan dunia
untuk memproduksi bahan baku terbarukan seperti minyak nabati dan lemak untuk
menjaga biaya biodiesel kompetitif dengan minyak, tanpa menggantikan lahan
yang dibutuhkan untuk produksi makanan, atau merusak ekosistem alam dalam
proses. Membuat biodiesel secara berkelanjutan, akan memungkinkan ini,
terbarukan bersih, dan biaya bahan bakar yang efektif untuk membantu
meringankan dunia melalui peningkatan kekurangan minyak bumi, sementara
memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan baik ke abad ke-21.

BIODIESEL BENEFITS
The smartest technologies deliver benefits to multiple interests, including an improved economy,
and a positive impact on the environment and governmental policies.

The role of the biodiesel industry is not to replace petroleum diesel, but to help create a balanced
energy policy with the most benefit to the United States. Biodiesel is one of several alternative
fuels designed to extend the usefulness of petroleum, and the longevity and cleanliness of diesel
engines.

The ultimate goal is to contribute to building a stronger, more self-sufficient community by way
of a community-based biodiesel production model. A community-based biodiesel distribution
program benefits local economies, from the farmers growing the feedstock to local businesses
producing and distributing the fuel to the end consumer. The money stays in the community
while reducing impact on the local environment and increasing energy security.
Easy to Use
One of the great advantages of biodiesel is that it can be used in existing engines, vehicles and
infrastructure with practically no changes. Biodiesel can be pumped, stored and burned just like
petroleum diesel fuel, and can be used pure, or in blends with petroleum diesel fuel in any
proportion. Power and fuel economy using biodiesel is practically identical to petroleum diesel
fuel, and year round operation can be achieved by blending with diesel fuel.

DOE Biodiesel Handling and Use Guidelines

Engine and Vehicles


All diesel engines and vehicles can use biodiesel or biodiesel blends. Certain older vehicles built
before 1993 may require replacement of fuel lines which contain natural rubber, as biodiesel can
cause these lines to swell or crack.

Blending and Switching with Diesel Fuel


Biodiesel can be used 100% (B100) or in blends with petroleum diesel fuel. Blends are indicated
by B##, which correspond to the percentage of biodiesel in the blended fuel. For example, a
20% blend of biodiesel with 80% diesel fuel is called B20. When biodiesel is first used in a
vehicle, it may release fuel tank deposits which can lead to fuel filter plugging. After this initial
period, a user can switch between biodiesel and petroleum diesel whenever needed or desired,
without modification.

Availability
The presence of biodiesel pumps at fueling stations across the country grows daily. To find
sources of biodiesel near you, click here.
Back to top

Power, Performance and Economy


I want my MPG!
Many alternative fuels have difficulty gaining acceptance because they do not provide similar
performance to their petroleum counterparts. Pure biodiesel and biodiesel blended with
petroleum diesel fuel provide very similar horsepower, torque, and fuel mileage compared to
petroleum diesel fuel. In its pure form, typical biodiesel will have an energy content 5%-10%
lower than typical petroleum diesel. However it should be noted that petroleum diesel fuel
energy content can vary as much as 15% from one supplier to the next. The lower energy
content of biodiesel translates into slightly reduced performance when biodiesel is used in 100%
form, although users typically report little noticeable change in mileage or performance. When
blended with petroleum diesel at B20 levels, there is less than 2% change in fuel energy content,
with users typically reporting no noticeable change in mileage or economy.
Superior Lubrication for Your Engine
The injection system of many diesel engines relies on the fuel to lubricate its parts. The degree
to which fuel provides proper lubrication is its lubricity. Low lubricity petroleum diesel fuel can
cause premature failure of injection system components and decreased performance. Biodiesel
provides excellent lubricity to the fuel injection system. Recently, with the introduction of low
sulfur and ultra low sulfur diesel fuel, many of the compounds which previously provided
lubricating properties to petrodiesel fuel have been removed. By blending biodiesel in amounts
as little as 5%, the lubricity of ultra low sulfur diesel can be dramatically improved, and the life
of an engine’s fuel injection system extended.

Biodiesel in Cold Weather


Just like petroleum diesel fuel, biodiesel can gel in cold weather. The best way to use biodiesel
during the colder months is to blend it with winterized diesel fuel.
Back to top

Emissions & Greenhouse Gas reduction


Emissions
Biodiesel is the only alternative fuel to successfully complete the EPA’s rigorous emissions and
health effects study under the Clean Air Act. Biodiesel provides significantly reduced emissions
of carbon monoxide, particulate matter, unburned hydrocarbons, and sulfates compared to
petroleum diesel fuel. Additionally, biodiesel reduces emissions of carcinogenic compounds by
as much as 85% compared with petrodiesel. When blended with petroleum diesel fuel, these
emissions reductions are generally directly proportional to the amount of biodiesel in the blend.

Close Contact Benefits from the “French Fry Fuel”


The reduced particulate and unburned hydrocarbons emissions that result when using biodiesel
are a welcome relief in environments where workers and pedestrians are in close proximity to
diesel engines, including public transport, mining, and construction. In addition, when high
blends of biodiesel are used, the exhaust from diesel engines is often described as smelling like
fried food, which aside from causing increased hunger in those nearby, is a welcome relief from
the smell of diesel fuel exhaust.

A Clean Alternative Fuel for New and Old Engines


Diesel engines have long had a reputation of being “dirty” engines. However, with the advent of
newer diesel engines equipped with exhaust gas recirculation (EGR), particulate filters, and
catalytic converters, clean diesel technology provides incredible fuel efficiency with ultra low
emissions levels. When coupled with the use of biodiesel, both new and old diesel engines can
significantly reduce emissions, including particulate matter (black smoke).

A Closer Look at Emissions Reduction

Studies on biodiesel emissions have been conducted for almost 20 years. In that time biodiesel
has undergone the most rigorous testing of any alternative fuel, having been the first and only
fuel to be evaluated by the EPA under the Clean Air Act Section 211(b). This study examined
the impact of hundreds of regulated and non-regulated exhaust emissions, as well as the potential
health effects of these emissions. Some of these results are summarized below.

Average Exhaust Emissions for 100% Biodiesel Compared to Petroleum Diesel Fuel*
Regulated Exhaust Emissions B100
Particulate Matter -47%
Carbon Monoxide -48%
Total Unburned Hydrocarbons -67%
Nitrogen Oxides +/-
Non Regulated Emissions
Sulfates -100%
Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH) -80%
Nitrated Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (nPAH) -90%
Speciated Hydrocarbons Ozone Forming Potential -50%
4
“A Comprehensive Analysis of Biodiesel Impacts on Exhaust Emissions”,
http://www.epa.gov/otaq/models/analysis/biodsl/p02001.pdf (This document requires Adobe
Acrobat Reader, click here to download the latest version.

Explanation of Emission Types

Particulate Matter (Black Smoke)


Emissions of particulate matter have been linked to respiratory diseases and are generally
considered to be a human health hazard. Emissions of particulate matter are reduced with
biodiesel by 47%.
Carbon Monoxide
Carbon Monoxide is a poisonous gas. Reduced with biodiesel by 48%.
Total Unburned Hydrocarbons
Compounds which contribute to localized formation of smog. Reduced with biodiesel by
67%.
Nitrogen Oxides
Compounds which contribute to localized formation of smog. According to NREL
(Biodiesel Handling and Use Guidelines 2009 revision) examination of the NOx testing
results shows that the effect of biodiesel can vary with engine design, calibration, and test
cycle. At this time, the data are insufficient for users to conclude anything about the
average effect of B20 on NOx, other than that it is likely very close to zero.
Sulfates
Sulfates are major contributors to acid rain. These emissions are practically eliminated
when using biodiesel.
Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH and nPAH)
These compounds have been identified as carcinogenic (cancer causing) compounds.
Biodiesel reduces emissions of these compounds by up to 85% for PAH compounds and
90% for nPAH compounds.
Speciated Hydrocarbons
These compounds contribute to the formation of localized smog and ozone. The potential
for smog formation from speciated hydrocarbons is reduced by 50% when using
biodiesel.

Life Cycle Reduction of CO2


Biodiesel helps reduce the risk of global warming by reducing net carbon emissions to the
atmosphere. When biodiesel is burned, it releases carbon dioxide to the atmosphere, but crops
which are used to produce biodiesel take up carbon dioxide from the atmosphere in their growth
cycle. A joint study conducted by the U.S. Department of Agriculture, and the U.S. Department
of Energy determined that biodiesel reduces net carbon dioxide emissions to the atmosphere by
78.5% compared with petroleum diesel fuel.3
3
Information from http://www.nrel.gov/docs/legosti/fy98/24089.pdf

Back to top

Energy Balance and Security


Energy Balance
The energy balance of a fuel is a ratio of how much energy is required to produce, refine and
distribute the fuel compared to the amount of energy the fuel releases when it is burned. This
property is used to determine how “renewable” a fuel is. A higher ratio indicates a lower
environmental impact, as less fossil energy is needed to produce, refine and distribute the fuel.
Biodiesel has a very high energy balance compared to other alternative fuels. A joint study
found that on average biodiesel releases 3.2 units of energy for every one unit of fossil fuel
energy used to produce it*. For comparison, diesel fuel delivers only 0.83 units of energy for
every unit of fossil fuel energy used to produce it.

Grown, Produced and Distributed Locally


Worldwide, energy security is becoming a hot topic in government and society. Nearly every
country in the world depends on imports of various forms of fossil fuel energy, including oil,
coal and natural gas. Without a steady supply of affordable energy a country’s economy grinds
to a halt, with no fuel for transportation, energy to run power plants and factories, or heat homes.
Biodiesel can improve energy security wherever it is produced in several ways:

Domestic Energy Crops


When crops used to produce biodiesel are grown in the country in which the fuel is
consumed, each gallon of biodiesel displaces a gallon of imported crude oil, reducing a
country’s dependence on foreign oil supplies.

Increased Refining Capacity


Biodiesel is produced in dedicated refineries which add to overall domestic refining
capacity, eliminating the need to import expensive finished product from other countries.
Difficult Targets
When biodiesel is produced, distributed and used locally in a community based model it
presents a much more difficult target for a potential terrorist attack than large centralized
facilities like oil refineries or pipelines used in the petroleum industry.

In the United States, the biodiesel industry is supported by the Energy Policy Act (EPAct)
compliance strategy. This legislation allows EPAct-covered fleets (federal, state and public
utility fleets) to meet their alternative fuel vehicle purchase requirements simply by buying 450
gallons of pure biodiesel, and burning it in new or existing diesel vehicles in at least a 20% blend
with diesel fuel. The Congressional Budget Office and the U.S. Department of Agriculture have
confirmed that the biodiesel option is the least-cost alternative fuel option for meeting the
Federal government’s EPAct compliance requirements.
Back to top

Toxicity, Biodegradability, Safety & Recycling


Toxicity, Biodegradability, Safety & Recycling
Though it is uncommon for the average person to come into direct contact with fuels, occasional
spills do occur, and the impact of the fuel on plants and animals must be considered. Biodiesel
has been proven to be much less toxic than diesel fuel, and is readily biodegradable. These
attributes make it less likely to harm the environment if an accidental spill occurred, and far less
costly to repair damage and clean up.

Less Toxic than Table Salt


Being derived from vegetable oils, biodiesel is naturally non-toxic. The acute oral LD50 (lethal
dose) of biodiesel is more than 17.4 g/Kg. By comparison table salt (NaCl) has an LD50 of
3.0g/Kg. This means that table salt is almost 6 times more toxic than biodiesel.4

Aquatic Impacts
In an aquatic environment, biodiesel is 15 times less toxic to common species of fish than diesel
fuel.4

Biodegradability
In both soil and water, biodiesel degraded at a rate 4 times faster than regular diesel fuel, with
nearly 80% of the carbon in the fuel being readily converted by soil and water borne organisms
in as little as 28 day.4

* Peterson, Charles and Moller, Gregory. “Biodegradability, BOD4, COD and Toxicity of
Biodiesel Fuels”, University of Idaho Biodiesel Education Program.

A Safe and Stable Fuel


Biodiesel is safer to handle than petroleum fuel because of its low volatility. Due to the high
energy content of all liquid fuels, there is a danger of accidental ignition when the fuel is being
stored, transported, or transferred. The possibility of having an accidental ignition is related in
part to the temperature at which the fuel will create enough vapors to ignite, known as the flash
point temperature. The lower the flash point of a fuel is, the lower the temperature at which the
fuel can form a combustible mixture. For example, gasoline has a flash point of -40 F, which
means that gasoline can form a combustible mixture at temperatures as low as -40 F. Biodiesel
on the other hand has a flash point of over 266 F, meaning it cannot form a combustible mixture
until it is heated well above the boiling point of water. It is rare that fuel is subjected to these
types of conditions, making biodiesel significantly safer to store, handle, and transport than
petroleum diesel. In fact, the National Fire Protection Association classifies biodiesel as a non-
flammable liquid.

Recycling: Recovering Energy Resources


Biodiesel can be made from many different oils and fats, including many waste products. Waste
cooking oil, normally disposed of or used in animal feed mixtures can be converted to high
quality biodiesel using a process employed by companies such as Pacific Biodiesel
Technologies. The use of used cooking oils as a biodiesel feedstock has increased their value
significantly in recent years, making proper collection and recycling of these oils more cost
effective, and lowering the volume of these oils destined for sewers and landfills. Other low
value oils and fats which can be made into biodiesel include yellow grease, inedible tallow, and
trap grease. In one example of the benefits of how biodiesel production can increase recycling,
the Pacific Biodiesel production facilities in the Hawaiian islands have diverted nearly 190,000
tons of used cooking oil and grease trap waste since they began production.
Back to top

Economic Development
Energy Dollars Stay In Communities
Since biodiesel is a fuel which can be created from locally available resources, it’s production
and use can provide a host of economic benefits for local communities. The community-based
model of biodiesel production is particularly beneficial. In this model, locally available
feedstocks are collected, converted to biodiesel, then distributed and used within the community.
This model keeps energy dollars in the community instead of sending them to foreign oil
producers and refineries outside the community. The peripheral benefits of this type of model
are different for each case, but can include:

• Increased tax base from biodiesel production operations.


• Jobs created for feedstock farming and/or collection.
• Skilled jobs created for biodiesel production and distribution.
• Income for local feedstock producers and refiners.

Sustainable Farming and Value Added Agriculture


Biodiesel feedstock can come from a variety of agricultural crops. When these crops are grown
in a sustainable manner, using good stewardship practices, there are long term benefits to
farmers, farming communities and the land. Many crops which yield oils used for biodiesel
production can be a beneficial rotation for other food crops, including soybeans when used in a
traditional corn rotation, and canola when used in a wheat rotation. Using crops in rotation can
improve soil health and reduce erosion. The overall impacts of growing energy crops are
complex, with thousands of variables. However, the added value created for oilseed crops by the
production of biodiesel is a tangible benefit for farming communities, and when coupled with
sustainable farming practices can provide benefits to farming communities and the environment.

Sustainable Biodiesel Production


Since there are multiple feedstocks from which to make biodiesel, plant operators can opt for the
least expensive feedstock currently available, if they have a multiple-feedstock system. This
flexibility makes producers less subject to price fluctuations.

One example of this is noted by the prices of soybean oil. Its price has doubled in recent years,
and is predicted to continue to rise according to a 2001 study by the U.S. Department of
Agriculture. The study projects a total cash crop increase of $5.2 billion by 2010 — an average
net increase to farms of $300 million per year — with soybean prices increasing 17 cents per
bushel annually over that period.

Everybody Wins
Ultimately this creates multiple beneficiaries of the production of biodiesel. By virtue of a
successful market and feedstock flexibility, plant operators and farmers can both continue to
operate in a marketplace with increases in revenue projected to bring $24 billion to the U.S. by
2015.

SUSTAINABILITY

Community-based is Sustainable
Biodiesel production has grown rapidly worldwide due to the numerous environmental and
economic advantages this alternative fuel can have over petroleum. Pacific Biodiesel has been a
true pioneer in this burgeoning industry from the very first days of biodiesel production in
America, contributing to and applying advances in technology, and observing the creation of
various biodiesel business models. The source of the feedstock that is converted into biodiesel is
a crucial issue that is garnering increased attention from the global environmental community.

Note that when the environmental, economic and social impacts of producing one gallon of
biodiesel versus another are calculated, it is clear that not all biofuels are equal. Not all biofuels
are “green” or sustainable. As the industry expands, more information has become available
about the triple bottom line effects of different biodiesel production and business models.

With more than a decade of experience, Pacific Biodiesel continues our commitment to our
community-based biodiesel model that maximizes the advantages of smaller scale plants
utilizing feedstocks grown or collected nearby. A significantly smaller environmental footprint
can be obtained by reducing the need for long distance shipping of feedstock to, and product
from, a biodiesel refinery. The economic advantages to the community are maximized through
local investment and ownership and the creation of jobs, all of which keep profits in the
community. Energy dependency is currently one of the major reasons touted for subsidizing
biofuels in America, yet the U.S. biodiesel industry still ships much of its fuel across
international borders. The community-based model, with the end product used locally, results in
ultimate energy security.

Smaller biodiesel plants are much more flexible with the types of feedstocks they can use.
Pacific Biodiesel’s multiple feedstock technology creates a high quality, stable fuel supply and
enables farmers, renderers and used cooking oil collectors to utilize more of their locally
available resources. This flexibility means different types of agricultural feedstocks can be
grown in an area, utilizing crop scenarios that may be healthier for the soil; additionally more use
can be made of secondary or fallow land, minimizing the displacement of food crops. Smaller
scale production also precludes the use of imported oil feedstocks from recently deforested lands,
especially former rainforests, which are causing growing concern about the environmental
impacts of biodiesel.

Community-based production has helped producers become more resilient in surviving market
and price fluctuations as consumers are more likely to support a fuel provider that directly
benefits their own community and has strong relationships with area businesses. The concept of
community-based production begins to shape and define what is meant by sustainable biodiesel
— striving to produce renewable fuel that has a positive environmental, economic and social
impact.

Pacific Biodiesel, Inc. is a strong supporter of environmental groups striving to identify


sustainable biofuels production best practices and educate the public. For more information on
the issue of sustainable biodiesel, visit the Sustainable Biodiesel Alliance and the Roundtable On
Sustainable Biofuels

Speech by Elin Miller, EPA Region 10 Administrator, at the SQPB Grand


Opening

MANFAAT BIODIESEL
Teknologi paling cerdas memberikan manfaat bagi berbagai kepentingan, termasuk
ekonomi yang terus membaik, dan dampak positif terhadap lingkungan dan
kebijakan pemerintah.
Peran industri biodiesel tidak untuk menggantikan minyak diesel, tetapi untuk
membantu menciptakan kebijakan energi seimbang dengan manfaat paling ke
Amerika Serikat. Biodiesel adalah salah satu dari beberapa alternatif bahan bakar
yang dirancang untuk memperpanjang kegunaan minyak bumi, dan umur panjang
dan kebersihan mesin diesel.
Tujuan utamanya adalah untuk memberikan kontribusi untuk membangun
komunitas lebih kuat, lebih mandiri dengan cara model produksi biodiesel berbasis
masyarakat. Sebuah komunitas berbasis distribusi manfaat program biodiesel
ekonomi lokal, dari petani yang menanam bahan baku untuk bisnis lokal
memproduksi dan mendistribusikan bahan bakar ke konsumen akhir. Uang itu tetap
di masyarakat sekaligus mengurangi dampak terhadap lingkungan lokal dan
keamanan energi meningkat.
Mudah Digunakan
Salah satu keuntungan besar dari biodiesel yang dapat digunakan dalam mesin
yang ada, kendaraan dan infrastruktur dengan hampir tidak ada perubahan.
Biodiesel dapat dipompa, disimpan dan dibakar seperti bahan bakar minyak solar,
dan dapat digunakan murni, atau campuran dengan bahan bakar minyak solar
dengan perbandingan berapapun. Power dan bahan bakar biodiesel ekonomi
menggunakan secara praktis identik dengan bahan bakar minyak solar, dan tahun
operasi sepanjang dapat dicapai dengan pencampuran dengan bahan bakar solar.

DOE Biodiesel Penanganan dan Pedoman Penggunaan

Engine dan Kendaraan


Semua mesin diesel dan kendaraan dapat menggunakan campuran biodiesel atau
biodiesel. Beberapa kendaraan yang lebih tua yang dibangun sebelum 1993
mungkin memerlukan penggantian saluran bahan bakar yang mengandung karet
alam, sebagai biodiesel dapat menyebabkan baris ini membengkak atau crack.
Blending dan Switching dengan Diesel Fuel
Biodiesel dapat digunakan 100% (B100) atau campuran dengan bahan bakar
minyak solar. Campuran ditunjukkan oleh B # #, yang sesuai dengan persentase
biodiesel dalam campuran bahan bakar. Misalnya, 20% campuran biodiesel dengan
80% solar disebut B20. Ketika biodiesel pertama kali digunakan dalam kendaraan,
mungkin rilis deposito tangki bahan bakar yang dapat menyebabkan penyumbatan
filter bahan bakar. Setelah periode awal, pengguna dapat beralih di antara biodiesel
dan solar minyak bumi apabila diperlukan atau yang diinginkan, tanpa modifikasi.
Ketersediaan
Kehadiran pompa stasiun pengisian bahan bakar biodiesel di seluruh negeri tumbuh
setiap hari. Untuk menemukan sumber biodiesel dekat Anda, klik di sini.
Kembali ke atas

Power, Kinerja dan Ekonomi


Aku ingin MPG saya!
Banyak bahan bakar alternatif mengalami kesulitan mendapatkan penerimaan
karena mereka tidak memberikan kinerja yang mirip dengan rekan-rekan minyak
mereka. biodiesel murni dan biodiesel dicampur dengan bahan bakar minyak solar
menyediakan tenaga kuda sangat mirip, torsi, dan jarak tempuh bahan bakar
dibandingkan dengan bahan bakar minyak solar. Dalam bentuknya yang murni,
biodiesel biasa memiliki kandungan energi 5% -10% lebih rendah dari solar minyak
bumi biasa. Namun perlu dicatat bahwa minyak solar kandungan energi yang dapat
bervariasi sebanyak 15% dari satu pemasok ke yang berikutnya. Kandungan energi
yang lebih rendah dari biodiesel diterjemahkan menjadi kinerja sedikit berkurang
bila digunakan biodiesel dalam bentuk 100%, meskipun pengguna biasanya
melaporkan perubahan yang terlihat kecil dalam jarak tempuh atau kinerja. Ketika
dicampur dengan diesel minyak bumi di tingkat B20, ada yang kurang dari 2%
perubahan dalam isi bahan bakar energi, dengan pengguna biasanya pelaporan
tidak ada perubahan nyata dalam mileage atau ekonomi.
Superior Pelumasan untuk Mesin Anda
Sistem injeksi mesin diesel bergantung pada bahan bakar untuk melumasi bagian-
bagiannya. Tingkat yang menyediakan bahan bakar pelumas pelumasan yang
tepat. Rendah pelumasan minyak bahan bakar diesel dapat menyebabkan
kegagalan prematur komponen sistem injeksi dan kinerja menurun. Biodiesel
memberikan pelumasan yang sangat baik untuk sistem injeksi bahan bakar. Baru-
baru ini, dengan pengenalan solar rendah sulfur dan ultra rendah belerang, banyak
dari senyawa yang sebelumnya diberikan sifat pelumas untuk bahan bakar solar
telah dihapus. Dengan campuran biodiesel dalam jumlah sekecil 5%, pelumasan
dari solar belerang ultra rendah dapat secara dramatis meningkatkan, dan
kehidupan sistem injeksi bahan bakar mesin diperpanjang.
Biodiesel di Cuaca Dingin
Sama seperti bahan bakar minyak solar, biodiesel dapat gel dalam cuaca dingin.
Cara terbaik untuk penggunaan biodiesel selama bulan-bulan dingin adalah
campuran dengan solar winterized.
Kembali ke atas

Emisi Rumah Kaca pengurangan & Gas


Emisi
Biodiesel adalah bahan bakar hanya alternatif untuk berhasil menyelesaikan emisi
ketat EPA dan kesehatan mempelajari pengaruh dalam Clean Air Act. Biodiesel
menyediakan secara signifikan mengurangi emisi karbon monoksida, partikel,
hidrokarbon tidak terbakar, dan sulfat dibandingkan dengan bahan bakar minyak
solar. Selain itu, biodiesel mengurangi emisi senyawa karsinogenik sebanyak 85%
dibandingkan dengan solar. Ketika dicampur dengan bahan bakar minyak solar,
pengurangan emisi ini umumnya berbanding lurus dengan jumlah biodiesel dalam
campuran.
Tutup Hubungi Manfaat dari "Bahan Bakar Fry Perancis"
Para mengurangi partikulat dan hidrokarbon tidak terbakar emisi yang terjadi ketika
biodiesel menggunakan adalah melegakan dalam lingkungan di mana para pekerja
dan pejalan kaki yang di dekat mesin diesel, termasuk transportasi umum,
pertambangan, dan konstruksi. Selain itu, ketika campuran biodiesel yang tinggi
digunakan, pembuangan dari mesin diesel sering digambarkan sebagai berbau
seperti makanan goreng, yang selain menyebabkan meningkatnya kelaparan di
orang-orang terdekat, adalah melegakan dari bau solar knalpot.
Sebuah Bahan Bakar Alternatif Bersih untuk Mesin Baru dan Lama
Mesin diesel telah lama memiliki reputasi sebagai "kotor" mesin. Namun, dengan
munculnya mesin diesel baru dilengkapi dengan resirkulasi gas buang (EGR),
partikulat filter, dan catalytic converters, teknologi diesel yang bersih memberikan
efisiensi bahan bakar yang luar biasa dengan ultra tingkat emisi rendah. Bila
digabungkan dengan penggunaan biodiesel, kedua mesin diesel baru dan lama
secara signifikan dapat mengurangi emisi, termasuk partikulat (asap hitam).
Sebuah Lihatlah lebih dekat pada Pengurangan Emisi
Studi tentang emisi biodiesel telah dilakukan selama hampir 20 tahun. Pada waktu
itu biodiesel telah mengalami pengujian yang paling ketat dari setiap bahan bakar
alternatif, setelah bahan bakar pertama dan hanya untuk dievaluasi oleh EPA
bawah Clean Air Act Pasal 211 (b). Penelitian ini menguji dampak dari ratusan emisi
diatur dan non-diatur knalpot, serta efek kesehatan potensial dari emisi. Beberapa
hasil ini adalah sebagai berikut.
Emisi gas buang rata-rata untuk Biodiesel 100% dibandingkan dengan Bahan Bakar
Minyak Diesel *
Diatur Exhaust Emisi B100
Partikulat Matter -47%
Karbon Monoksida -48%
Jumlah hutan yang tidak terbakar Hidrokarbon -67%
Nitrogen Oksida + / -
Non Diatur Emisi
Sulfat -100%
Polycyclic aromatik Hidrokarbon (PAH) -80%
Nitrasi Polisiklik aromatik Hidrokarbon (nPAH) -90%
Speciated Hidrokarbon Ozon Potensi Pembentukan -50%
4 "Sebuah Analisis Komprehensif Biodiesel Dampak terhadap Emisi Buang",
http://www.epa.gov/otaq/models/analysis/biodsl/p02001.pdf (Dokumen ini
membutuhkan Adobe Acrobat Reader, klik di sini untuk mendownload versi terbaru.
Penjelasan Jenis Emisi
Particulate Matter (Asap Hitam)
Emisi partikel telah dikaitkan dengan penyakit pernapasan dan umumnya dianggap
berbahaya bagi kesehatan manusia. Emisi partikel dikurangi dengan biodiesel
sebesar 47%.
Karbon monoksida
Karbon Monoksida adalah gas beracun. Dikurangi dengan biodiesel sebesar 48%.
Jumlah hutan yang tidak terbakar Hidrokarbon
Senyawa yang memberikan kontribusi terhadap pembentukan lokal kabut asap.
Dikurangi dengan biodiesel sebesar 67%.
Nitrogen Oksida
Senyawa yang memberikan kontribusi terhadap pembentukan lokal kabut asap.
Menurut NREL (Biodiesel Penanganan dan Pedoman Penggunaan 2009 revisi)
Pemeriksaan hasil pengujian NOx menunjukkan bahwa pengaruh biodiesel dapat
bervariasi dengan desain mesin, kalibrasi, dan siklus uji. Pada saat ini, data tidak
mencukupi bagi pengguna untuk menyimpulkan apa-apa tentang efek rata-rata B20
pada NOx, selain bahwa kemungkinan besar sangat dekat dengan nol.
Sulfat
Sulfat merupakan kontributor utama hujan asam. Emisi ini praktis dieliminasi saat
menggunakan biodiesel.
Polycyclic aromatik Hidrokarbon (PAH dan nPAH)
Senyawa ini telah diidentifikasi sebagai karsinogenik (menyebabkan kanker)
senyawa. Biodiesel mengurangi emisi senyawa ini hingga 85% untuk senyawa PAH
dan 90% untuk nPAH senyawa.
Speciated Hidrokarbon
Senyawa ini berkontribusi pada pembentukan kabut asap lokal dan ozon. Potensi
untuk pembentukan asap dari hidrokarbon speciated berkurang sebesar 50% ketika
menggunakan biodiesel.

Siklus Hidup Pengurangan CO2


Biodiesel membantu mengurangi risiko pemanasan global dengan mengurangi
emisi karbon bersih ke atmosfer. Bila biodiesel dibakar, ia melepaskan karbon
dioksida ke atmosfer, tetapi tanaman yang digunakan untuk menghasilkan biodiesel
mengambil karbon dioksida dari atmosfer dalam siklus pertumbuhan mereka.
Sebuah studi bersama yang dilakukan oleh Departemen Pertanian AS, dan
Departemen Energi AS menetapkan bahwa biodiesel mengurangi emisi karbon
dioksida ke atmosfer bersih dengan 78,5% dibandingkan dengan diesel petroleum
fuel.3
3 Informasi dari http://www.nrel.gov/docs/legosti/fy98/24089.pdf
Kembali ke atas

Neraca energi dan Keamanan


Neraca energi
Keseimbangan energi bahan bakar merupakan rasio berapa banyak energi yang
dibutuhkan untuk memproduksi, memperbaiki dan mendistribusikan bahan bakar
dibandingkan dengan jumlah energi bahan bakar rilis ketika dibakar. Properti ini
digunakan untuk menentukan bagaimana "diperbaharui" bahan bakar adalah.
Sebuah rasio yang lebih tinggi menunjukkan dampak lingkungan lebih rendah,
sebagai energi fosil kurang diperlukan untuk memproduksi, memperbaiki dan
mendistribusikan bahan bakar. Biodiesel memiliki keseimbangan energi yang
sangat tinggi dibandingkan dengan bahan bakar alternatif lainnya. Sebuah studi
bersama menemukan bahwa pada biodiesel rata-rata rilis 3,2 unit energi untuk
setiap unit salah satu energi bahan bakar fosil yang digunakan untuk
memproduksinya *. Sebagai perbandingan, solar memberikan hanya 0,83 unit
energi untuk setiap unit energi bahan bakar fosil yang digunakan untuk
memproduksinya.
Dewasa, Produksi dan Distribusi Lokal
Di seluruh dunia, keamanan energi menjadi topik hangat dalam pemerintahan dan
masyarakat. Hampir setiap negara di dunia tergantung pada impor berbagai bentuk
energi bahan bakar fosil, termasuk minyak, batubara dan gas alam. Tanpa pasokan
energi yang terjangkau ekonomi suatu negara grinds berhenti, tanpa bahan bakar
untuk transportasi, energi untuk menjalankan pembangkit listrik dan pabrik-pabrik,
atau rumah panas. Biodiesel dapat meningkatkan keamanan energi di mana pun
diproduksi dalam beberapa cara:
Tanaman Energi Domestik
Ketika tanaman digunakan untuk menghasilkan biodiesel yang tumbuh di negara di
mana bahan bakar dikonsumsi, setiap galon biodiesel menggantikan galon minyak
mentah impor, mengurangi ketergantungan negara terhadap pasokan minyak
asing.

Peningkatan Kapasitas Refining


Biodiesel diproduksi di kilang khusus yang menambah kapasitas kilang dalam
negeri secara keseluruhan, sehingga menghilangkan keharusan untuk impor produk
jadi mahal dari negara lain.

Sulit Target
Jika biodiesel diproduksi, didistribusikan dan digunakan secara lokal dalam suatu
model berbasis masyarakat ini menyajikan target jauh lebih sulit bagi serangan
teroris potensial dari fasilitas terpusat besar seperti kilang minyak atau pipa yang
digunakan dalam industri perminyakan.

Di Amerika Serikat, industri biodiesel didukung oleh strategi Kebijakan Energi


Undang-Undang (EPAct) kepatuhan. Undang-undang ini memungkinkan armada
EPAct-tertutup (federal, negara bagian dan armada utilitas publik) untuk memenuhi
kebutuhan bahan bakar kendaraan alternatif mereka beli hanya dengan membeli
450 galon biodiesel murni, dan membakarnya di dalam kendaraan diesel baru atau
yang ada di setidaknya 20% campuran dengan solar. Kantor Anggaran Kongres dan
Departemen Pertanian AS telah mengkonfirmasi bahwa opsi biodiesel adalah pilihan
bahan bakar alternatif dengan biaya terendah untuk memenuhi persyaratan
pemerintah Federal EPAct kepatuhan.
Kembali ke atas

Toksisitas, Biodegradasinya, Keselamatan & Recycling


Toksisitas, Biodegradasinya, Keselamatan & Recycling
Meskipun hal ini jarang terjadi bagi kebanyakan orang untuk datang ke dalam
kontak langsung dengan bahan bakar, tumpahan kadang-kadang memang terjadi,
dan dampak bahan bakar pada tanaman dan hewan harus dipertimbangkan.
Biodiesel telah terbukti jauh kurang toksik dari solar, dan mudah biodegradable.
Atribut ini membuatnya kurang cenderung membahayakan lingkungan jika terjadi
tumpahan disengaja, dan jauh lebih mahal untuk memperbaiki kerusakan dan
membersihkan.
Kurang Beracun dari Tabel Garam
Menjadi berasal dari minyak nabati, biodiesel secara alami tidak beracun. LD50 oral
akut (dosis mematikan) biodiesel lebih dari 17,4 g / Kg. Dengan perbandingan
garam meja (NaCl) memiliki LD50 3.0g/Kg. Ini berarti bahwa garam meja hampir 6
kali lebih beracun dari biodiesel.4
Perairan Dampak
Dalam lingkungan air, biodiesel adalah 15 kali lebih sedikit racun bagi spesies
umum ikan dari fuel.4 diesel
Biodegradasi
Dalam kedua tanah dan air, terdegradasi biodiesel pada tingkat 4 kali lebih cepat
dari solar biasa, dengan hampir 80% dari karbon dalam bahan bakar yang mudah
dikonversi oleh organisme tanah dan air ditanggung sebagai sedikit 28 day.4
* Peterson, Charles dan Moller, Gregory. "Biodegradasinya, BOD4, COD dan
Toksisitas Bahan Bakar Biodiesel", Universitas Program Pendidikan Idaho Biodiesel.
Sebuah Bahan Bakar Aman dan Stabil
Biodiesel lebih aman untuk menangani dari bahan bakar minyak bumi karena
volatilitas yang rendah. Karena kandungan energi tinggi dari semua bahan bakar
cair, ada bahaya api disengaja ketika bahan bakar sedang disimpan, diangkut, atau
ditransfer. Kemungkinan memiliki pengapian disengaja terkait sebagian untuk suhu
di mana bahan bakar akan menciptakan uap cukup untuk memicu, yang dikenal
sebagai temperatur titik nyala. Semakin rendah titik nyala bahan bakar, semakin
rendah suhu di mana bahan bakar dapat membentuk campuran yang mudah
terbakar. Sebagai contoh, bensin memiliki titik nyala -40 F, yang berarti bensin
yang dapat membentuk campuran yang mudah terbakar pada temperatur serendah
-40 F. Biodiesel di sisi lain memiliki titik nyala lebih dari 266 F, yang berarti tidak
bisa membentuk campuran yang mudah terbakar sampai dipanaskan di atas titik
didih air. Sangat jarang bahwa bahan bakar dikenakan jenis kondisi, pembuatan
biodiesel secara signifikan lebih aman untuk menyimpan, menangani, dan
transportasi dari diesel minyak bumi. Bahkan, National Fire Protection Association
mengklasifikasikan biodiesel sebagai cairan tidak mudah terbakar.
Daur ulang: Pemulihan Sumber Energi
Biodiesel dapat dibuat dari berbagai minyak dan lemak, termasuk produk limbah
banyak. Limbah minyak goreng, biasanya dijual atau digunakan dalam campuran
pakan ternak dapat dikonversi menjadi biodiesel yang berkualitas tinggi dengan
proses yang dipekerjakan oleh perusahaan seperti Pacific Technologies Biodiesel.
Penggunaan minyak goreng yang digunakan sebagai bahan baku biodiesel telah
meningkatkan nilai mereka secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir,
membuat koleksi yang tepat dan daur ulang minyak ini lebih hemat biaya, dan
menurunkan volume minyak ini ditujukan untuk saluran pembuangan dan tempat
pembuangan sampah. Minyak nilai lain rendah dan lemak yang dapat dibuat
menjadi biodiesel termasuk grease kuning, lemak dimakan, dan lemak perangkap.
Dalam salah satu contoh manfaat dari bagaimana biodiesel produksi dapat
meningkatkan daur ulang, fasilitas Pasifik produksi Biodiesel di kepulauan Hawaii
telah dialihkan hampir 190.000 ton minyak goreng bekas dan limbah grease trap
sejak mereka mulai produksi.
Kembali ke atas

Ekonomi Pembangunan
Dolar Energi Tetap Di Komunitas
Karena biodiesel merupakan bahan bakar yang dapat dibuat dari sumber daya lokal
yang tersedia, itu produksi dan penggunaan dapat memberikan sejumlah manfaat
ekonomi bagi masyarakat lokal. Model berbasis masyarakat produksi biodiesel
sangat menguntungkan. Dalam model ini, tersedia bahan baku lokal dikumpulkan,
dikonversi ke biodiesel, kemudian didistribusikan dan digunakan dalam masyarakat.
Model ini terus dolar energi di masyarakat daripada mengirim mereka ke produsen
minyak asing dan kilang luar komunitas. Manfaat perifer jenis ini model yang
berbeda untuk setiap kasus, tetapi bisa termasuk:
• Peningkatan basis pajak dari operasi produksi biodiesel.
• Pekerjaan dibuat untuk pertanian bahan baku dan / atau koleksi.
• Skilled pekerjaan yang diciptakan untuk produksi biodiesel dan distribusi.
• Pendapatan bagi produsen bahan baku lokal dan penyuling.
Pertanian Berkelanjutan dan Nilai Tambah Pertanian
bahan baku Biodiesel dapat berasal dari berbagai tanaman pertanian. Ketika
tanaman yang tumbuh secara berkelanjutan, menggunakan praktek pelayanan
yang baik, ada manfaat jangka panjang bagi para petani, masyarakat petani dan
tanah. Banyak tanaman yang menghasilkan minyak yang digunakan untuk produksi
biodiesel dapat menjadi rotasi bermanfaat untuk tanaman pangan lainnya,
termasuk kedelai bila digunakan dalam rotasi jagung tradisional, dan kanola bila
digunakan dalam rotasi gandum. Menggunakan tanaman dalam rotasi dapat
meningkatkan kesehatan tanah dan mengurangi erosi. Dampak keseluruhan dari
tanaman energi tumbuh sangat kompleks, dengan ribuan variabel. Namun, nilai
tambah yang diciptakan untuk tanaman biji minyak oleh produksi biodiesel adalah
manfaat nyata bagi masyarakat pertanian, dan ketika digabungkan dengan praktek-
praktek pertanian berkelanjutan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat
pertanian dan lingkungan.
Berkelanjutan Produksi Biodiesel
Karena ada beberapa bahan baku dari mana untuk membuat biodiesel, operator
pabrik dapat memilih untuk bahan baku yang paling murah saat ini tersedia, jika
mereka memiliki sistem multi-bahan baku. Fleksibilitas ini membuat produsen
kurang tunduk pada fluktuasi harga.
Salah satu contoh dari hal ini adalah dicatat oleh harga minyak kedelai. Harganya
dua kali lipat dalam beberapa tahun terakhir, dan diperkirakan akan terus
meningkat sesuai dengan studi pada tahun 2001 oleh Departemen Pertanian AS.
Studi ini memproyeksikan peningkatan tanaman kas sebesar $ 5200000000 pada
tahun 2010 - kenaikan bersih rata-rata untuk pertanian sebesar $ 300 juta per
tahun - dengan harga kedelai meningkat 17 sen per bushel per tahun selama
periode tersebut.
Semua orang Wins
Pada akhirnya ini menciptakan beberapa penerima dari produksi biodiesel.
Berdasarkan pasar yang sukses dan fleksibilitas bahan baku, pabrik operator dan
petani dapat keduanya terus beroperasi di pasar dengan kenaikan pendapatan
diproyeksikan untuk membawa $ 24000000000 ke AS pada tahun 2015.

KEBERLANJUTAN
Berbasis masyarakat Berkelanjutan
produksi Biodiesel telah berkembang pesat di seluruh dunia karena keuntungan
lingkungan dan ekonomi banyak bahan bakar alternatif ini dapat memiliki lebih dari
minyak bumi. Biodiesel Pasifik telah menjadi pelopor sejati dalam industri ini
berkembang dari hari-hari pertama produksi biodiesel di Amerika, menyumbang
dan menerapkan kemajuan teknologi, dan mengamati penciptaan berbagai model
bisnis biodiesel. Sumber bahan baku yang dikonversi menjadi biodiesel merupakan
isu penting yang mengumpulkan perhatian meningkat dari masyarakat lingkungan
global.
Perhatikan bahwa ketika dampak lingkungan, ekonomi dan sosial memproduksi
satu galon biodiesel versus lain dihitung, jelas bahwa tidak semua biofuel adalah
sama. Tidak semua biofuel adalah "hijau" atau berkelanjutan. Sebagai industri
berkembang, informasi lebih lanjut telah menjadi tersedia tentang dampak triple
bottom line produksi biodiesel yang berbeda dan model bisnis.
Dengan lebih dari satu dekade pengalaman, Pacific Biodiesel melanjutkan
komitmen kami untuk model biodiesel berbasis masyarakat kami yang dapat
memaksimalkan keuntungan dari tanaman skala yang lebih kecil menggunakan
bahan baku tumbuh atau dikumpulkan di dekatnya. Sebuah dampak lingkungan
secara signifikan lebih kecil dapat diperoleh dengan mengurangi kebutuhan untuk
pengiriman jarak jauh dari bahan baku untuk, dan produk dari, suatu kilang
biodiesel. Keuntungan ekonomi kepada masyarakat dimaksimalkan melalui
investasi lokal dan kepemilikan dan penciptaan lapangan kerja, semua yang
menjaga keuntungan dalam masyarakat. ketergantungan Energi saat ini salah satu
alasan utama dipuji untuk subsidi biofuel di Amerika, namun kapal industri biodiesel
AS masih banyak bahan bakar di seluruh perbatasan internasional. Model berbasis
masyarakat, dengan produk akhir yang digunakan secara lokal, hasil dalam
keamanan energi utama.
pabrik biodiesel lebih kecil jauh lebih fleksibel dengan jenis bahan baku yang dapat
mereka gunakan. teknologi bahan baku biodiesel beberapa Pasifik's menciptakan
kualitas tinggi, pasokan bahan bakar yang stabil dan memungkinkan petani,
renderers dan digunakan kolektor minyak goreng untuk memanfaatkan lebih
banyak sumber daya yang tersedia secara lokal. Fleksibilitas ini berarti berbagai
jenis bahan baku pertanian dapat ditanam di suatu daerah, memanfaatkan
tanaman skenario yang mungkin lebih sehat bagi tanah, selain itu penggunaan
dapat dilakukan lagi tanah sekunder atau bera, meminimalkan perpindahan
tanaman pangan. produksi skala kecil juga menghalangi penggunaan bahan baku
minyak impor dari tanah yang baru saja gundul, terutama hutan hujan mantan,
yang menyebabkan kekhawatiran tentang dampak lingkungan dari biodiesel.
produksi berbasis masyarakat telah membantu produsen menjadi lebih tangguh
dalam bertahan fluktuasi pasar dan harga sebagai konsumen lebih cenderung untuk
mendukung penyedia bahan bakar yang langsung manfaat masyarakat mereka
sendiri dan memiliki hubungan yang kuat dengan area bisnis. Konsep produksi
berbasis masyarakat mulai membentuk dan mendefinisikan apa yang dimaksud
dengan biodiesel yang berkelanjutan - berjuang untuk menghasilkan bahan bakar
terbarukan yang memiliki dampak lingkungan, ekonomi dan sosial yang positif.
Pasifik Biodiesel, Inc adalah pendukung kuat dari kelompok-kelompok lingkungan
berjuang untuk mengidentifikasi praktek produksi yang berkelanjutan biofuel
terbaik dan mendidik masyarakat. Untuk informasi lebih lanjut tentang isu biodiesel
yang berkelanjutan, kunjungi Biodiesel Aliansi Berkelanjutan dan Roundtable On
Sustainable Biofuels

Pidato oleh Miller Elin, Wilayah EPA 10 Administrator, pada Grand Opening SQPB

A CLEAN BURNING ALTERNATIVE FUEL FROM RENEWABLE RESOURCES

Biodiesel is a renewable alternative fuel created from vegetable oils, animal fats, and greases
through a chemical process. The chemical process involves reaction of natural oils with an
alcohol, and then refining the mixture to create molecules which can be easily burned in a diesel
engine. Biodiesel fuel can be used in any diesel engine in pure form or blended with petroleum
diesel at any level. Even a blend of 20% bio- and 80% petroleum diesel will significantly reduce
carcinogenic emissions and gases that may contribute to global warming. Glycerin is the
byproduct of the biodiesel production process, and can be used in personal care products or a
variety of chemical applications.

Per a recent market study, the production and use of biodiesel fuel promises to bring $24 billion
to the U.S. economy between 2005 and 2015, assuming biodiesel growth reaches 650 million
gallons of annual production per year by 2015.1 This study also projected:

• Biodiesel production will create 39,102 new jobs in all sectors of the economy.
• Additional tax revenues from biodiesel production will more than pay for the federal tax
incentives provided to the industry, keeping $13.6 billion in the U.S. that would
otherwise be spent on foreign oil.

Sebuah ALTERNATIF BAHAN BAKAR PEMBAKARAN BERSIH DARI SUMBER


TERBARUKAN
Biodiesel adalah bahan bakar alternatif terbarukan yang dibuat dari minyak nabati,
lemak hewan, dan gemuk melalui proses kimia. Proses reaksi kimia melibatkan
minyak alami dengan alkohol, dan kemudian menyempurnakan campuran untuk
membuat molekul yang dapat dengan mudah terbakar dalam mesin diesel.
Biodiesel bahan bakar dapat digunakan dalam mesin diesel dalam bentuk murni
atau dicampur dengan diesel minyak bumi di tingkat manapun. Bahkan campuran
dari 20% bio diesel dan minyak bumi 80% secara signifikan akan mengurangi emisi
karsinogenik dan gas yang dapat mengakibatkan pemanasan global. Gliserin adalah
hasil sampingan dari proses produksi biodiesel, dan dapat digunakan dalam produk
perawatan pribadi atau berbagai aplikasi kimia.
Per studi pasar baru-baru ini, produksi dan penggunaan bahan bakar biodiesel
berjanji untuk membawa $ 24000000000 terhadap ekonomi AS antara 2005 dan
2015, asumsi pertumbuhan biodiesel mencapai 650 juta galon per tahun produksi
tahunan oleh 2.015,1 Penelitian ini juga diproyeksikan:
• produksi Biodiesel akan menciptakan 39.102 pekerjaan baru di semua sektor
ekonomi.
• pendapatan pajak tambahan dari produksi biodiesel akan lebih dari membayar
pajak federal insentif diberikan kepada industri, menjaga 13600000000 $ di AS
yang seharusnya dapat digunakan untuk minyak asing.

BIOFUEL: ENERGI TERBARUKAN ATAU


BENCANA DI LINGKUNGAN PEMBUATAN?
http://www.greenfuels.org/biodiesel/i/banner.jpg
'Dengan tidak adanya kendala pemerintah, kenaikan harga minyak
dengan cepat dapat menjadi ancaman utama bagi keanekaragaman hayati,
memastikan
bahwa gelombang kepunahan saat ini sedang berjalan memang menjadi
kepunahan keenam besar. "
Lester Brown (Direktur Worldwatch Institute) tentang
pertumbuhan biofuel
Gambut dan kebakaran hutan di Borneo-kebanyakan Amazon kehancuran untuk
tumbuh kedelai
ditetapkan oleh pemilik perkebunan kelapa sawit
http://earthhopenetwork.net/brazil_deforestation.jpg
http://www.esa.int/images/Fire72_M.jpg
PENDAHULUAN
Biodiesel pabrik Bio-ethanol mobil di Eropa
www/oekotec.ibg-monoforts.de/bio-e/040.html www.somerset.gov.uk/
Biofuel telah menjadi salah satu pasar paling cepat berkembang di dunia - sebesar
15% pertumbuhan suatu
tahun. Mereka sedang dipromosikan oleh pemerintah Eropa berharap pertemuan
Kyoto
target - dan oleh George Bush ingin mengganti beberapa Tengah Timur impor
minyak. Dengan
harga minyak stabil di atas $ 60 per galon, biofuel telah menjadi kompetitif.
Meskipun menarik
subsidi di Eropa dan Amerika Serikat, Brasil telah menunjukkan bahwa industri
biofuel dewasa dapat
sekarang bersaing dengan bensin di pasar bebas.
Banyak LSM lingkungan sangat mendukung biofuel sebagai salah satu dari banyak
terbarukan
teknologi yang dibutuhkan untuk mengurangi ketergantungan kita pada
hidrokarbon dan untuk mencegah yang terburuk dari
perubahan iklim. Mereka ingin target untuk lebih meningkatkan penggunaan biofuel
sementara memastikan
bahwa semua persediaan harus disertifikasi sebagai berasal dari sumber yang
berkelanjutan. Sementara itu,
pemerintah di seluruh dunia memperkenalkan target tanpa lingkungan
perlindungan. A European Union Directive, misalnya, mandat penggunaan biofuel di

5,75 - dan mungkin bahkan 8% dari seluruh bahan bakar transportasi jalan. Target
20% dinyatakan untuk 2020.
Jadi - apa yang kita benar-benar tahu tentang biofuel? Dapatkah mereka
mengurangi emisi perubahan iklim
tanpa menyebabkan kerusakan lain serius? Bisakah kita mendapatkan hak 'revolusi
biofuel' dan, jika
jadi, bagaimana kita melakukannya?
APA KITA BENAR-BENAR TAHU TENTANG BIOFUEL?
Jagung ditanam untuk bioetanol di bidang minyak lobak AS untuk biodiesel
foto www.state.nj.us/agriculture/ / cornfield.jpg www.houstonbiodiesel.com/
DEFINISI:
Makalah ini melihat bahan bakar energi yang diperoleh dari tanaman yang telah
tumbuh baik untuk
pembakaran biomassa - untuk menghasilkan panas dan energi - atau untuk bahan
bakar transportasi. Ini tidak membahas
produksi biogas dari sampah organik, pembakaran produk limbah dari yang sudah
ada
pertanian untuk pemanasan atau listrik, atau penggunaan limbah minyak sayur
sebagai biodiesel.
Mendapatkan energi dari limbah dapat memberikan kontribusi positif untuk
mengurangi gas rumah kaca
emisi, dan pasti harus didukung. Saat ini, sampah organik, termasuk
sejumlah besar jerami dan residu lainnya dari pertanian, secara terbuka dibakar
(masih
sehingga secara hukum di AS dan Inggris, sejauh materi tanaman yang
bersangkutan) atau dibuang, kontribusi
untuk jumlah besar metana dan emisi CO2. Praktek ini tidak bertanggung jawab bila

energi bersih berharga bisa diperoleh gantinya.


Ada dua jenis utama biofuel untuk transportasi: Bioetanol, yang berasal alkohol
dari gula atau pati, misalnya dari bit gula, tebu atau dari jagung, dan biodiesel,
berasal dari minyak nabati, misalnya dari minyak rapeseed, pohon jarak, kedelai
atau minyak sawit.
AS adalah produsen bioetanol terbesar di dunia, dan ini menyumbang 99% dari
mereka
biofuel untuk transportasi jalan. Uni Eropa sejauh ini biodiesel terbesar di dunia
produser, dan menggunakan biodiesel jauh lebih dari bioetanol.
Dalam tulisan ini perbandingan antara biofuel dan solar atau bensin dibuat pada
'per
kilometer dasar ', bukan atas dasar volume, karena mobil akan mendorong kurang
jauh dengan sama
volume biofuel dari bensin atau solar.
BIOFUEL DITUMBUHKAN BISA DI EROPA DAN US MENGURANGI IKLIM
Ganti EMISI?
Hal ini sering mengklaim bahwa biofuel adalah karbon-netral karena ketika mereka
dibakar mereka hanya
melepaskan CO2 yang sudah di atmosfer. Namun ada, cukup
emisi CO2 dari kilang dan proses penyulingan dibutuhkan untuk menghasilkan
biodiesel atau
bioetanol, serta dari transportasi, penggunaan mesin pertanian, dan pupuk
produksi. Biodiesel khususnya terkait dengan emisi tinggi ampuh dan longlasting
gas rumah kaca nitro oksida, yang dirilis oleh mikroba ketika nitrogen
pupuk diterapkan pada tanah, dan juga selama produksi pupuk nitrogen.
Beberapa, meskipun tidak semua studi, juga link biodiesel untuk emisi knalpot yang
lebih tinggi nitrat
oksida dan oksida nitrogen. Nitrogen oksida adalah prekursor ozon troposfer, yang
kuat
tetapi gas rumah kaca berumur pendek. Dan, akhirnya, ada emisi CO2 dari tanah
sebagai
lebih banyak tanah diletakkan di bawah bajak.
Dalam dunia yang didominasi oleh bahan bakar fosil, tidak ada sumber energi bisa
sepenuhnya netral karbon:
Kincir angin, misalnya akan memakan waktu 6-8 bulan untuk menghasilkan jumlah
energi yang
pergi ke membangun mereka (dan yang umumnya berasal dari bahan bakar fosil).
Mereka terakhir, pada
rata-rata, selama dua puluh tahun, sehingga mereka menghasilkan energi yang
jauh lebih bersih dari polusi
energi yang masuk ke membuat mereka. Ini berarti bahwa energi angin telah
sangat positif
energi dan keseimbangan karbon.
Yang penting, karena itu, adalah keseimbangan energi dan karbon - dan dalam hal
biofuel ini
gas rumah kaca seluruh keseimbangan, termasuk oksida gas rumah kaca yang
sangat kuat nitro.
Banyak penelitian telah melihat 'siklus-hidup penilaian' untuk berbagai jenis biofuel
untuk
mengetahui apakah mereka memiliki energi positif dan keseimbangan gas rumah
kaca - yaitu apakah
mereka sebenarnya lebih baik untuk iklim dari pembakaran bahan bakar fosil.
Hasilnya tentu jauh kurang menggembirakan dibandingkan dengan energi matahari
atau energi angin - atau
bahkan untuk energi nuklir (melihat emisi gas rumah kaca saja, bukan bahaya
radiasi). Mereka juga kontroversial, karena kebanyakan studi mengabaikan CO2 dan
nitrat
oksida emisi dari tanah, yang terjadi karena tanah diubah menjadi pertanian, atau
lebih
pupuk diterapkan.
Banyak peneliti optimis bahwa teknologi baru dapat, dalam waktu 5-10 tahun,
sangat
meningkatkan gambar untuk biofuel. Mereka adalah teknologi lingo-selulosa untuk
bioetanol
dan Fischer-Tropsch teknologi gasifikasi untuk biodiesel. Di masa depan, tidak
hanya pertanian
limbah produk tetapi juga residu switchgrass kehutanan, dan pohon cepat tumbuh
dapat
digunakan untuk membuat biofuel untuk transportasi. Pemerintah di seluruh dunia,
bagaimanapun, adalah
menerapkan target biofuel sekarang - dan untuk target jangka pendek dan jangka
menengah setidaknya, itu
adalah teknologi ini yang masalah.
Akhirnya, tak peduli betapa efisien teknologi yang akan datang - memproduksi
biofuel untuk
mobil akan selalu energi jauh lebih sedikit dan karbon efisien daripada membakar
biomassa untuk primer
energi dan panas, yang meninggalkan keluar proses kilang energi-intensif.
ENERGI DAN GAS RUMAH KACA NERACA BIO-ETANOL
Di AS, sebuah 2006 study1 ditinjau enam peer-review kertas dan datang sebagai
berikut
kesimpulan untuk bio-etanol dibuat dari jagung (biofuel utama di negara tersebut):
Hal ini menemukan bahwa, selama seluruh siklus hidup, etanol telah emisi gas
rumah kaca 13% lebih sedikit
daripada bensin terbakar, tetapi hanya jika kita menganggap bahwa co-produk dari
memproduksi etanol
hewan lain menggantikan pakan, seperti bungkil kedelai - dan tidak terbukti bahwa
ini sebenarnya
terjadi. Jika makanan hewan tidak sedang diganti, maka akan ada sedikit atau tidak
ada
gas rumah kaca tabungan. emisi oksida nitrat tidak dibahas, namun akan lebih kecil

selain untuk biodiesel minyak lobak, karena pupuk nitrogen kurang cenderung
digunakan untuk menanam jagung.
Para penulis memperingatkan bahwa 'keberlanjutan global etanol belum
sepenuhnya diteliti'
dan bahwa dampak negatif dari pupuk, pestisida dan menggunakan herbisida, dan
erosi tanah
dan deforestasi mungkin untuk membuat jalan bagi tanaman energi belum
dipertimbangkan. Ini
tampaknya menjadi studi yang paling komprehensif belum - tetapi semua angka ini
diambil dari Amerika Serikat,
di mana produksi energi, dan dengan demikian proses pemurnian, adalah karbon
lebih intensif daripada di
Uni Eropa. Penghematan CO2 mungkin, karena itu akan sedikit lebih tinggi untuk
bioetanol jagung yang dibuat di
Eropa, dan masih lebih tinggi jika tanaman lain yang digunakan. Angka-angka untuk
etanol tebu dibuat
di Brazil sangat berbeda, dan akan dibahas di bawah ini.
ENERGI DAN GAS RUMAH KACA NERACA BIO-DIESEL:
tanaman biofuel antara tumbuh di Eropa dan Amerika Serikat, biodiesel umumnya
dianggap
lebih hemat energi dari bioetanol. Beberapa biodiesel tanaman, seperti minyak
lobak,
Namun, yang tumbuh dengan jumlah besar pupuk, yang offset banyak dari
gas rumah kaca tabungan.
Ada banyak penelitian yang melihat neraca gas rumah kaca siklus kehidupan.
Kebanyakan dari mereka yang mengambil studi yang N2O dari produksi pupuk dan
knalpot
emisi ke rekening tabungan menghitung gas rumah kaca 53-56% ketika
membandingkan
biodiesel dibuat dari minyak lobak untuk solar atau bensin. Biodiesel dari bit gula
dan gandum
hasil jauh lebih rendah tabungan. Selain itu, kebanyakan studi setuju bahwa
tabungan bisa sangat
ditingkatkan dengan teknologi baru dalam 5-10 tahun time.2 dan 3. Salah satu studi
baru-baru ini oleh Ifen, yang
Perancis Lingkungan Institute, menyarankan penghematan gas rumah kaca sebesar
75% untuk biodiesel dan
sebesar 60% untuk bioetanol - angka lebih tinggi daripada yang ditemukan oleh
kebanyakan studi. Greenpeace
memperingatkan, bagaimanapun, bahwa input selama produksi tanaman belum
sepenuhnya dipertimbangkan oleh Ifen.4
Ini mungkin terdengar mendorong biodiesel yang tampaknya memiliki kurang dari
setengah emisi
solar atau bensin. Hal ini kurang menggembirakan untuk melihat jumlah lahan yang
dibutuhkan untuk biodiesel
tanaman untuk mengurangi emisi transportasi. Satu Eropa studi oleh CONCAWE
(tidak
peer-review) 3 menawarkan perhitungan sebagai berikut: Jika semua 5,6 juta hektar
selain karena set-
di negara-negara Uni Eropa 15 'lama' yang intensif dibudidayakan untuk tanaman
biofuel, kita bisa
menyimpan 1,3-1,5% dari emisi transportasi jalan, atau sekitar 0,3% dari total emisi
dari mereka
15 negara.
MASALAH DENGAN PERHITUNGAN:
Bahkan studi lebih optimis hanya menyarankan penghematan gas rumah kaca dari
marjinal
biofuel. Namun ada kekhawatiran bahwa bahkan mereka yang hasilnya dapat
terlalu optimis - sebagai
CONCAWE dan Universitas Berkeley studi yang disebutkan di atas mengakui.
1. Penghematan energi dan gas rumah kaca akan jauh lebih rendah jika itu tidak
diasumsikan bahwa semua
oleh-produk akan digunakan untuk pakan ternak dan akan menggantikan jumlah
setara
produksi pakan ternak yang ada, misalnya makanan kedelai. Menurut studi
CONCAWE,
residu biofuel, bagaimanapun, tidak mengganti pakan ternak pada sebagai suatu
skala besar seperti yang diharapkan.
2. Jumlah CO2 yang dilepaskan dari tanah sebagai tumbuhan alami membuat jalan
untuk
pertanian telah diabaikan. Mereka emisi telah diperkirakan sebagai 3 ton per hektar

di zones5 beriklim - menurut laporan CONCAWE mereka akan membatalkan semua


atau
sebagian besar tabungan jelas! emisi tanah akan lebih tinggi di beberapa tempat,
misalnya di
Skotlandia yang memiliki banyak tanah gambut. Melihat hal itu berbeda, lahan
pertanian cadang
baik dapat digunakan untuk biofuel atau untuk regenerasi alami - dan memulihkan
asli
ekosistem mungkin, bahkan di Eropa dan Amerika Serikat, berbuat lebih banyak
untuk emisi perubahan iklim
dari menanam tanaman energi.
3. Panel Internasional tentang Perubahan Iklim dinyatakan dalam mereka Ketiga
Laporan Penilaian
bahwa nitrogen meningkat dalam tanah melalui peningkatan pupuk emisi N2O dari
tanah. Mereka menunjuk bukti umpan balik lebih cepat dari yang linier dalam emisi
tanah seperti
sebagai pupuk lebih applied.6 N2O adalah 310 kali lebih kuat gas rumah kaca
seperti CO2 dan
tetap berada di atmosfer selama 110-120 tahun. Jika angka-angka tersebut
diperhitungkan,
gas rumah kaca tabungan untuk drop biofuel dari 53% menjadi hanya 7% 3.
Ini berarti bahwa penghematan gas rumah kaca dari biofuel tumbuh di Eropa dan
Amerika Serikat
mungkin bahkan lebih kecil dari luas dianggap - kita bahkan tidak dapat yakin
bahwa ada
apa pun seperti tabungan. Tidak ada kajian komprehensif yang sepenuhnya
membahas semua data pada
CO2 dan N2O emisi dari erosi tanah, dan juga melihat apakah oleh-produk
sebenarnya yang digunakan untuk menggantikan produksi lainnya. Ini berarti tidak
ada yang dapat mengatakan dengan
setiap kepercayaan apakah biofuel dari AS atau Eropa adalah lebih baik untuk iklim
dari pembakaran bahan bakar fosil!
Kelemahan LINGKUNGAN DITUMBUHKAN BIOFUEL DI EROPA:
Set-samping tanah di Eropa Yellowhammer di set-di samping tanah
www.revlop.com www.rspb.org.uk/countryside/farming/
Puting jutaan hektar tanah dalam pertanian intensif untuk memproduksi biofuel
akan
memiliki dampak besar pada habitat, keanekaragaman hayati, persediaan air, dan
tanah.
Uni Eropa memiliki target menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati pada
tahun 2010. Ahli
laporan pada pertemuan 2006 memperingatkan bahwa kita berada di jalur untuk
melewatkan 8 dari 9 dari spesifik
target untuk mencapai this.7 penurunan besar Ada pada burung, terutama lahan
pertanian
burung, amfibi, ngengat dan kupu-kupu dalam beberapa tahun terakhir, serta
populasi yang serius
penurunan mamalia di beberapa daerah (seperti landak di Inggris). Dan hilangnya
habitat
pertanian intensif telah diidentifikasi sebagai alasan utama untuk ini kehilangan
keanekaragaman hayati,
bersama-sama dengan invasi spesies asing dan perubahan iklim. Set-selain karena
banyak menopang kita
musim dingin burung, serta spesies lainnya. minyak Autumn-menabur benih
perkosaan dan musim dingin-ditaburkan
gandum khususnya terkait dengan penurunan besar pada burung lahan pertanian.
Pertemuan Uni Eropa
Biofuel Directive dari tanah Eropa akan, oleh karena itu, mempercepat hilangnya
banyak kita
satwa liar.
stres Air dari pertanian intensif meningkat akan menjadi masalah serius,
terutama di negara-negara seperti Spanyol yang menjadi kering akibat perubahan
iklim.
Spanyol sudah memiliki produksi biofuel yang besar, menggambar di tanah
berkurang.
bagian besar dari Inggris juga air-stres dan setiap ekspansi pertanian untuk biofuel
akan membuat situasi lebih buruk. Air stres mengancam satwa liar yang tergantung
pada sungai
dan lahan basah.
Menggunakan pupuk, mengarah tidak hanya untuk N2O emisi tetapi meningkatkan
overload-hara
yang sudah merupakan ancaman utama bagi biosfer. Jumlah nitrat yang tersedia
untuk
biosfer di seluruh dunia telah meningkat dua kali lipat oleh aktivitas manusia sudah.
Hal ini mengancam tanaman
di darat, sungai dan danau (melalui eutrofikasi) dan telah digambarkan sebagai
yang lebih besar
ancaman terhadap kehidupan laut, lebih dari pada-penangkapan ikan oleh PBB.
Ini mungkin untuk menanam tanaman biofuel di tanah yang sekarang dipakai untuk
produksi makanan,
yang bahkan dapat mengurangi jumlah produksi dibuang di negara-negara miskin.
Ini mungkin
tampaknya lebih berkelanjutan untuk lingkungan, karena tidak ada masalah dari
penggunaan lahan
perubahan akan muncul. Jika lahan untuk produksi makanan dapat terhindar, maka
kita harus membandingkan
skenario biofuel untuk satu mana tanah diambil dari produksi pertanian sama
sekali.
Membiarkan vegetasi alami untuk menumbuhkan kembali akan mengurangi emisi
gas rumah kaca dari tanah,
tekanan pada sumber air dan membuat sangat dibutuhkan habitat satwa liar dan
'koridor' -
termasuk untuk banyak spesies yang harus bermigrasi ke utara dan ke atas sebagai

suhu naik. Sayangnya, kemungkinan ini umumnya diabaikan dalam studi-studi


tentang
biofuel produksi.
keprihatinan global tentang biofuel dan ketahanan pangan akan dibahas di Afrika
Selatan
studi kasus di bawah ini. Bahkan di Eropa, kita tidak dapat mengasumsikan bahwa
kami akan menjaga kita saat ini
makanan surplus lebih lama, seperti pemanasan global mengintensifkan dan
membawa serta semakin
cuaca ekstrim.
BIOFUEL DARI GANGGANG?
Salah satu garis penelitian yang dilakukan di AS tapi tidak didukung di Eropa,
terlihat dalam menggunakan
ganggang hijau, tumbuh di tangki air tawar besar untuk biofuel. Belum ada
peerreviewed
siklus hidup penilaian teknologi ini, yang belum digunakan secara komersial.
Penelitian awal, bagaimanapun, menunjukkan bahwa energi yang dihasilkan
dengan cara ini sangat jauh lebih besar
dari itu dari tanaman biofuel berbasis lahan (termasuk semua yang tropis), dan
bahwa ada
bisa besar bahan bakar fosil tabungan sementara menggunakan wilayah yang
sangat terbatas lahan. Jika
klaim yang didukung oleh penelitian lebih lanjut, maka teknologi ini akan
memungkinkan untuk substansial
jumlah bahan bakar transportasi berasal dari ganggang tanpa terlalu besar
berdampak pada tanah use8.
DAN APA TENTANG BIOFUEL dari daerah tropis?
Jatropha untuk biodiesel Tebu
flow.blogspirit.com / Ekonomi / www.gregdooly.com
Semua studi yang ditugaskan di Eropa dan melihat AS di biofuel diproduksi pada
mereka
negara. Sebagaimana ditunjukkan di atas, mereka berpendapat bahwa ada
penghematan gas rumah kaca marjinal,
meskipun dengan biaya yang cukup berkaitan dengan pasokan keanekaragaman
hayati, tanah dan air. Berdasarkan
pada mereka studi, Uni Eropa dan Amerika Serikat lewat kebijakan untuk
memajukan perluasan cepat
biofuel. Salah satu hasilnya, bagaimanapun, adalah penciptaan pasar baru yang
besar di negara tropis,
dengan jutaan hektar diubah menjadi monokultur bio-tanaman untuk bahan bakar
Eropa dan
US Amerika mobil. Namun ... ada sedikit siklus-hidup penilaian untuk tropis
biofuel tanaman, dan bahkan kurang melihat efek dari tanah-ruang untuk tumbuh
mereka.
Baik AS maupun Uni Eropa telah dipelajari atau dibahas biofuel tropis apa
mengimpor
akan lakukan untuk planet ini.
Sebuah analogi akan menjadi Dampak Lingkungan yang tampak pada bangunan
bypass di sekitar kota. Pada tahap perencanaan, orang-orang akan berdebat
tentang fakta-fakta
digunakan dan kebutuhan untuk bypass sebuah. Tapi kemudian, berdasarkan
penilaian dari bypass, sesuatu
benar-benar berbeda dibangun ... mungkin hak jalan tol melalui pusat kota. Sesuatu

ada yang pernah dinilai atau diperdebatkan. Ini adalah situasi yang Uni Eropa
menemukan dirinya dalam, setelah belajar biofuel dalam negeri dan sekarang
menciptakan pasar besar-besaran untuk
tanaman tropis.
Apa yang kita tahu adalah bahwa rata-rata, biofuel tanaman tumbuh di daerah
tropis menghasilkan sekitar lima
kali lebih banyak energi seperti yang tumbuh di zona sedang.
Jagung memproduksi 145 kg minyak per hektar per tahun, bunga matahari 800 dan
rapeseed 1000.
The jarak tropis menghasilkan 1590 kg minyak per hektar per tahun, kelapa sawit
yang 5000 lengkap.
Hal ini menjelaskan mengapa, di pasar bebas, kita harus lebih mengandalkan dan
lebih pada impor dari
daerah tropis - bahkan jika mampu memenuhi target resmi dari Eropa dan AS tanah

(Yang, tentu saja, dipertanyakan): tanaman kami tidak bisa bersaing dengan yang
tropis.
Ada informasi ilmiah yang sangat sedikit tentang biofuel tumbuh di daerah tropis,
kecuali untuk
dasar data pada keseimbangan energi (energi input yaitu dibandingkan dengan
hasil energi). Kehidupan-siklus
penilaian yang telah dilakukan untuk biodiesel dan bioetanol di AS dan Eropa
akan tidak berlaku untuk daerah tropis:
1. Sebuah energi yang jauh lebih tinggi dan kandungan minyak dari tanaman tropis
berarti bahwa energi
keseimbangan akan lebih positif bagi, mengatakan, minyak jarak pagar atau sawit
daripada itu untuk, katakanlah, minyak lobak.
Hal ini harus menghasilkan emisi CO2 yang lebih rendah dari proses kilang,
walaupun emisi
dari transportasi baik biofuel atau bahan baku luar negeri akan lebih tinggi daripada

produksi dalam negeri. emisi CO2 akan tergantung pada kilang bagaimana karbon-
intensif
proses ini di berbagai negara di mana biofuel yang dibuat: Di AS, batubara secara
luas
digunakan untuk kilang biofuel, sehingga mereka emisi tinggi. Di Brazil, residu gula
tebu
digunakan untuk menciptakan listrik untuk pemurnian etanol, sehingga tidak ada
emisi CO2 di sektor ini.
2. emisi karbon dari tanah tergantung pada jenis tanah dan iklim. Mengganti
gambut tropis
rawa dengan tanaman biodiesel, misalnya, akan memicu CO2 sangat besar
emisi dari tanah, seperti yang dibahas di bawah ini.
3. Menurut Panel Internasional tentang Perubahan Iklim, emisi N2O dari tanah
adalah
10-100 kali lebih tinggi jika pupuk diterapkan pada tanah tropis, dibandingkan
dengan iklim sedang
zona. Dan, seperti disebutkan di atas, N2O merupakan gas rumah kaca yang jauh
lebih kuat daripada CO2.
4. Mungkin ada efek bencana dari menggantikan hutan hujan tropis dengan
biofuelcrops.
Hutan Hujan adalah penyerap karbon utama - dan beberapa dari mereka yang
diyakini memiliki
mandiri siklus hidrologi yang mungkin runtuh jika deforestasi mencapai tipping a '
titik '(lihat di bawah untuk Brasil).
Tidak ada penilaian siklus hidup tanaman bio-fuel tropis dapat ditemukan di
internet, maka
kita akan melihat tiga profil negara.
KREATIF AKUNTANSI DALAM PERJANJIAN KYOTO?
Ketika pemerintah Inggris mengumumkan rencana mereka untuk target biofuel,
mereka mengklaim bahwa 5%
biofuel digunakan dalam bahan bakar transportasi jalan berarti emisi gas rumah
kaca 5% kurang. Ada
ada dasar ilmiah untuk klaim seperti itu. Pemerintah menekankan, bagaimanapun,
bahwa di bawah
aturan internasional, tidak ada gas-gas rumah kaca terkait dengan produksi biofuel
akan
dikaitkan dengan sektor transportasi (walaupun tidak ada aturan akan membiarkan
Inggris untuk menghilangkan
Knalpot emisi NOx dan solar mengobati dan volume biodiesel yang setara). The
emisi yang timbul selama produksi biofuel akan dihitung terhadap pertanian dan
industri dan atau energi sektor emisi. Hal ini wajar sejauh biofuel rumah-tumbuh
yang
bersangkutan. Artinya, bagaimanapun, bahwa semua emisi yang berasal dari
tumbuh dan
pemurnian, mengatakan, kelapa sawit di Indonesia, akan dihitung terhadap emisi
Indonesia, sementara
negara-negara seperti Inggris dapat menggunakannya untuk meningkatkan
persediaan gas rumah kaca mereka. Ini
memungkinkan negara-negara kaya untuk mengimpor 'out-sumber' beberapa emisi
mereka dan kredit klaim atas
melakukannya berdasarkan Perjanjian Kyoto.
STUDI NEGARA 1
GREEN GOLD UNTUK AFRIKA SELATAN? JARAK
PERKEBUNAN DI MALAWI DAN ZAMBIA
Jatropha tanaman di pengumpulan kayu bakar Perempuan di Malawi Malawi
www.newfarm.org http://images.wri.org/photo_fuel_print.jpg
Biodiesel dipuji sebagai sektor ekspor yang berkelanjutan dan menguntungkan baru
untuk beberapa
negara termiskin di dunia, termasuk Malawi dan Zambia. Energi tanaman tumbuh di

Afrika bagian selatan mendapat dukungan dari Masyarakat Pembangunan Afrika


Selatan
(SADC), United Nations (Organisasi Pangan dan Pertanian) dan Eropa
Uni, dan dapat menarik uang di bawah Mekanisme Pembangunan Bersih Kyoto
Protokol. Diharapkan bahwa tanaman tumbuh biofuel untuk ekspor akan
meningkatkan pendapatan petani
tingkat dan dengan demikian melindungi mereka dari kekurangan makanan, dan
bahwa keragaman ekonomi dan
neraca perdagangan akan ditingkatkan.
Tanaman biofuel utama sekarang tumbuh di Afrika bagian selatan adalah pohon
jarak. Memiliki secondhighest
minyak / energi konten semua tanaman, setelah minyak sawit - dan dengan
demikian memiliki keuntungan lebih dari
tanaman yang paling tumbuh di Eropa atau Amerika Serikat. Ini adalah tanaman
tahan kekeringan yang memerlukan sedikit
atau tidak ada irigasi, dan kebutuhan input sedikit atau tidak dari pestisida atau
pupuk. Biji jarak pagar
dapat dipanen tiga kali setahun dan produk dapat digunakan untuk membuat sabun
dan bahkan
obat-obatan. Pemurnian dilakukan di Afrika Selatan.
Banyak petani yang beralih ke jarak pagar sebelumnya tumbuh tembakau: jauh
lebih
merusak tanaman, tidak hanya untuk end-user tetapi juga untuk tanah dan
persediaan air. Dunia
harga pasar untuk biodiesel cenderung lebih baik dan lebih dapat diandalkan untuk
dibandingkan dengan tembakau
dan tanaman tunai lainnya tumbuh di Afrika bagian selatan. Sejauh ini sekitar
200.000 hektar sedang dalam
pohon jarak di Malawi dan 15.000 ha di Zambia, hampir semua dari mereka dalam
sewa formal atau
melalui perjanjian dengan perusahaan Inggris-D1 berbasis-Minyak.
Pada pandangan pertama, ini tampaknya menjadi sebuah pembangunan benar-
benar positif dan berkelanjutan - terutama
mana jarak menggantikan tanaman lebih merusak. Tidak ada informasi berbasis
web
tersedia selain dari para stakeholder, yaitu industri dan lembaga donor. Tampaknya
ada
telah ada penilaian siklus hidup untuk menunjukkan apa yang menyeimbangkan
gas rumah kaca dan energi
biodiesel dari jarak selatan Afrika. Kita tahu, bagaimanapun, jatropha yang memiliki

kandungan energi tinggi dan tidak ada bukti bahwa, sejauh ini, mereka perkebunan
telah
terkait dengan perusakan hutan atau ekosistem di Afrika selatan. Di sisi lain,
Industri Afrika Selatan terutama menggunakan batubara untuk produksi energi,
sehingga proses kilang
mungkin akan menjadi seperti karbon-intensif seperti yang untuk bioetanol AS. Juga
akan ada
emisi dari pengiriman biodiesel ke Eropa dan tempat lain. Kita dapat
mengasumsikan bahwa
gas rumah kaca saldo untuk pohon jarak Afrika bagian selatan akan lebih baik
daripada AS cornbased
etanol. Tidak ada angka untuk mengatakan bagaimana membandingkan dengan
biodiesel buatan
Eropa. Selanjutnya, hasil panen diprediksi oleh perusahaan-perusahaan biofuel
jarang bisa dihubungi di
negara menderita dari kekeringan semakin umum dan berat, diselingi oleh lebih
peristiwa banjir parah. Sejauh ini, tidak ada yang bisa memprediksi apakah
perkebunan jarak pagar di
Afrika bagian selatan akan tetap kecil, atau apakah mereka dapat memperluas
meskipun persaingan
dari minyak sawit tenggara Asia dan Brasil biodiesel dan bioetanol - atau apakah
pohon jarak direncanakan ekspansi di Filipina, India, Indonesia, Malaysia dan
tempat lain
Afrika selatan akan meminggirkan semi-kering.
Perlu melihat perkebunan jarak pagar dalam konteks Malawi dan Zambia
makanan umum keamanan, keamanan energi dan situasi ekologis. Setelah semua,
jika ada
skema untuk memastikan hanya biofuel digunakan maka mereka dari Afrika selatan

akan memiliki kesempatan yang sangat tinggi yang bersertifikat, sehingga sangat
penting untuk melihat secara dekat
'Biofuel' apa yang mungkin terlihat seperti.
Makanan dan biofuel:
Afrika Selatan merupakan salah satu daerah yang paling rentan di dunia terhadap
perubahan iklim. Semua
model iklim memperkirakan bahwa wilayah (tidak termasuk sebagian besar Afrika
Selatan, Lesotho dan
Swaziland) untuk menjadi jauh lebih hangat dan kering, dengan kekeringan lebih
sering dan berat,
diselingi oleh banjir lebih parah. Dua laporan dipertimbangkan oleh Menghindari
Konferensi Perubahan Iklim Berbahaya pada tahun 2005 diperkirakan mengalami
penurunan besar di makanan
produksi di atas 2 derajat C dari pemanasan global (mungkin 2050), dan gagal
panen sampai
menjadi 75% di atas 2,5 derajat C warming.9
Unpredictable curah hujan telah menyebabkan kekurangan pangan besar-besaran
di Zambia, Malawi dan
negara tetangga dalam beberapa tahun terakhir. Pada akhir tahun 2005, setengah
dari Malawi 10 juta
penduduk bergantung pada bantuan pangan, seperti yang dilakukan 1,1 juta
Zambia, mengikuti salah satu yang terburuk
kekeringan pada catatan. Meskipun siklus kekeringan selalu terjadi di kawasan ini,
parah multi-tahun kekeringan dan pola curah hujan yang tak terduga telah
membentang ketahanan
petani melampaui batas mereka. Sementara 2006 adalah menjanjikan bantuan dari
kekeringan di kedua
negara, bagian dari tanaman Zambia dihapuskan oleh banjir pada bulan Maret
(meskipun makanan
surplus masih dalam jangkauan untuk sebagian tahun 2006 di Zambia).
Millennium Ekosistem Laporan menemukan pertanian yang mungkin untuk
memperluas dan menurunkan
ekosistem yang ada di kedua Malawi dan Zambia selama dekade mendatang,
meskipun
meningkatkan hasil dapat membatasi kerugian done.10 Tidak ada yang sepenuhnya
mengkaji dampak
memperkenalkan apa yang bisa menjadi skala besar baru kas-tanaman pada
produksi pangan dan habitat
rugi.
Juga memiliki dampak dari sektor biofuel berkembang global terhadap harga
pangan global telah
dipertimbangkan, kecuali oleh Lester Brown, pendiri Worldwatch dan Kebijakan
Bumi
Lembaga. Ia memperingatkan bahwa, dengan harga minyak di atas dolar $ 60 per
galon, persaingan
antara biofuel dan tanaman pangan akan cepat muncul, dan tanaman pangan
hanya bersaing ketika
harga pangan lebih tinggi daripada untuk biofuel.11 Hal ini sangat
mengkhawatirkan di selatan
Afrika, di mana harga pangan yang tinggi adalah alasan paling cepat mengapa
orang kelaparan.
Saklar global untuk biofuel tanaman, dengan mengorbankan bagian dari produksi
makanan,
terjadi pada saat produksi gabah global mungkin telah mencapai puncaknya: Ini
jatuh selama tiga
tahun 2001-2003, dan panen catatan tahun 2004 bertepatan dengan kondisi dingin
dan curah hujan dapat diandalkan di daerah perkebunan utama, tidak mungkin
untuk melanjutkan dengan pemanasan global.
AS, misalnya, melihat kerugian tanaman reguler dari kekeringan dan juga
mengubah sebuah
meningkatkan bagian dari produksi pangan mereka menjadi bioetanol (12% dari
jagung pada tahun 2005). Mereka
dual tekanan mungkin mengurangi cadangan biji-bijian yang World Food
Programme
dapat menarik, dan dengan demikian pada bantuan pangan yang membantu jutaan
Zambia dan Malawi
bertahan selama kekeringan dan banjir. Memang, pada awal 2006 Program Pangan
Dunia
ransum dipotong untuk kelaparan pengungsi di Zambia dua, menyatakan bahwa
kebutuhan tidak dapat lagi
dipenuhi!
Lokal kebutuhan energi dan biomassa:
Sekitar 80% dari populasi Zambia bergantung pada biomassa untuk semua atau
sebagian besar energi mereka
kebutuhan, dengan hanya 12% memiliki akses listrik. Di Malawi, 90% dari energi
primer
produksi berasal dari biomassa, yaitu kayu bakar dan arang. Kebanyakan orang
pedesaan bergantung pada
membakar kayu bakar, sering pada kompor memasak tidak efisien yang
menyebabkan serius dalam ruangan
polusi dan merupakan penyebab utama sakit dan kematian. Urban orang cenderung
menggunakan
arang, yang biasanya dihasilkan sangat tidak efisien. Permintaan untuk bahan
bakar kayu
memberikan kontribusi terhadap deforestasi, khususnya di Malawi selatan dan
sabuk tembaga Zambia.
Akibatnya, perempuan dan anak perempuan harus menghabiskan lebih banyak
waktu setiap hari mengumpulkan kayu bakar atau
keluarga pergi tanpa pemanasan atau fasilitas memasak. Pendapatan rumah
tangga, kesehatan dan perempuan '
pendidikan menderita.
Millennium Ekosistem Laporan membahas bagaimana penggunaan yang lebih
efisien biomassa bisa
meningkatkan kesejahteraan penduduk dan membantu Afrika selatan untuk
mengembangkan tanpa
meningkatkan emisi perubahan iklim, dan tanpa keseimbangan perdagangan
menderita
impor bahan bakar fosil. Kedua akses ke berkelanjutan, bahan bakar transportasi
lokal-sumber, dan
efisiensi penggunaan biomassa untuk energi dan pemanasan dapat meningkatkan
kehidupan jutaan
orang di Afrika Selatan, serta membantu perekonomian dari beberapa termiskin
negara-negara di planet ini.
Jarak merupakan tanaman yang ideal untuk tumpangsari dengan tanaman pangan,
dalam rangka untuk mengurangi erosi tanah dan
meningkatkan hasil panen secara keseluruhan, dan dengan baik dapat memberikan
kontribusi untuk kebutuhan energi kedua negara '. The
kacang berminyak juga dapat digunakan untuk panas primer dan produksi energi,
mengurangi kebutuhan
arang di daerah perkotaan dan dengan demikian mengurangi tekanan pada hutan.
Namun, bukan pembangunan yang direncanakan dan didanai saat ini. Sebaliknya,
pohon jarak adalah
tumbuh di perkebunan besar, untuk sebuah perusahaan berbasis di Inggris, dibawa
ke Afrika Selatan
penyulingan dan ditakdirkan untuk mobil di Eropa dan mungkin negara-negara kaya
lainnya.
STUDI KASUS 2
BRAZIL: CONTOH ENERGI TERBARUKAN ATAS DUNIA ATAU
WAKTU-BOM UNTUK AMAZON ATAS?
kedelai untuk Brasil biofuel's Cerradp
gambar www.brazadv.com/ http://www.biofuel.sg/picts/soya.jpg / cerrado.jpg
Program bioetanol Brasil kembali ke tahun 1970-an, dan itu adalah satu-satunya
skala besar
Program yang sekarang bisa berkembang tanpa subsidi pemerintah. 40% dari Brasil

bahan bakar transportasi berasal dari etanol yang terbuat dari gula tebu. Brazil
menghasilkan sepertiga dari
global bioetanol, dan datang kedua setelah Amerika Serikat (mana etanol jagung,
bagaimanapun,
berat bersubsidi). Tidak ada negara memproduksi etanol semurah dan seefisien
Brasil. Jika
menggunakan etanol global melambung maka banyak dari ini akan datang dari
Brasil.
Berkat pasar tumbuh di Uni Eropa, AS, Cina, Jepang dan di tempat lain, Brasil adalah
mencari
untuk menggandakan produksi bioetanol dalam dekade berikutnya, dan sangat
memperluas biodiesel yang
produksi untuk ekspor, dengan menggunakan kedelai, minyak kelapa dan minyak
jarak.
Pada konferensi iklim Montreal pada tahun 2005, World Resources Institute's
'Bertumbuh dalam
laporan Greenhouse 'program biofuel Brasil dikutip sebagai contoh untuk lainnya
negara-negara berkembang.
Energi dan gas rumah kaca keseimbangan:
etanol Brasil memiliki siklus tertutup, dimana energi untuk kilang dan proses
penyulingan
berasal dari residu gula tebu, sehingga tidak ada bahan bakar fosil diperlukan.
Untuk setiap unit energi
diinvestasikan, hasil etanol Brasil 8,3 unit - diikuti oleh bit gula di Perancis, yang
menghasilkan 1,9 unit energi untuk setiap unit dimasukkan ke dalam (dan yang itu
sendiri masih jauh lebih unggul dengan AS
etanol jagung. biodiesel Brasil, di sisi lain, adalah energi jauh lebih efisien: Energi
hasil per unit input energi telah diperkirakan sebagai 5,63 untuk minyak jarak,
minyak sawit 4,2
dan 1,43 untuk soy.12 Meskipun hasil energi yang rendah, pemerintah Brasil
mempromosikan kedelai
biodiesel pada khususnya.
Sebuah laporan WWF untuk Badan Energi Internasional pada tahun 2005
menyarankan bahwa bioetanol tersebut
program mengurangi emisi transportasi di Brazil oleh 9 juta ton per tahun. NAMUN -
80% dari
Brasil rumah kaca emisi gas berasal dari deforestasi. Yang penting adalah
bukan hanya berapa banyak emisi transportasi 'diselamatkan', tapi apakah emisi
jauh lebih banyak
diciptakan melalui merusak hutan dalam rangka untuk tumbuh tanaman biofuel.
Satu studi menemukan bahwa satu hektar tanah di Brasil tumbuh tebu cukup untuk
membuat
etanol yang menyimpan 13 ton CO2 setiap tahun, dengan mengganti bensin atau
solar. Jika,
Namun, hutan alam diizinkan untuk menumbuhkan pada hektar lahan yang sama,
pohon-pohon
akan menyerap 20 ton CO2 setiap year13. Tidak ada kehidupan studi konklusif-
siklus
penilaian yang mengambil seluruh emisi dari berbagai jenis perubahan penggunaan
lahan dan dari tanah
erosi dan penggunaan pupuk ke rekening. Ini berarti, bahkan jika biofuel Brasil tidak

mengancam Amazon, masih akan ada bukti apakah mereka menyebabkan lebih
atau kurang
perubahan iklim emisi.
Sayangnya, meskipun, Amazon sangat terancam oleh biofuel, dan setiap ancaman
terhadap
hutan tropis terbesar di dunia mengancam iklim global dan siklus karbon. Di dunia
iklim mungkin membayar harga tertinggi untuk program biofuel Brasil.
Biodiesel dan Amazon ini:
Kedelai hampir pasti pilihan yang paling merusak - bukan hanya karena memiliki
sangat sedikit
gas rumah kaca dan penghematan energi dibandingkan dengan bensin atau solar.
budidaya kedelai adalah
dipahami bertanggung jawab atas kerusakan Amazon lebih dari bisnis lain tunggal
di masa sekarang - termasuk peternakan atau penebangan. Hal ini juga terkait
dengan kehancuran
Hutan Atlantik Brasil.
Minyak kelapa sawit adalah, sejauh ini, sebuah usaha kecil di Brazil, tetapi juga
target Amazon.
Laju deforestasi di Amazon telah turun selama delapan tahun sampai 2003 dan
kemudian tiba-tiba meningkat, hampir semata-mata karena monokultur kedelai.
usaha sebagian besar
dikuasai oleh perusahaan milik gubernur negara Amazon Mato Grosso -
Gruppo Maggi - dan korporasi Cargill AS sebagai eksportir utama. Sejauh ini, telah
tumbuh sebagian besar untuk pakan ternak di Eropa, Amerika Serikat dan Cina, dan
untuk memuaskan Eropa
permintaan kedelai GM-bebas. Sebuah program biodiesel berbahan dasar kedelai,
yang didukung oleh Presiden
Lula pemerintah, hampir pasti untuk mempercepat kehancuran hutan Amazon.
Vast tracts hutan Amazon sedang dibakar untuk membersihkan lahan untuk kedelai
- dan kebakaran
lepas kendali selama kekeringan.
bisnis kedelai Sementara menuai keuntungan yang tinggi dan membantu
pemerintah untuk membayar
utang luar negeri, kematian bayi dan kelaparan telah mencapai rekor sekitar Mato
Grosso's kedelai perkebunan. Sedang berlangsung kekerasan terhadap masyarakat
adat telah
dicatat oleh amnesti internasional dan oleh PBB. Sebagai Survival Internasional
kutipan dari satu suku: "Kedelai adalah membunuh kami" 14.
Bioetanol dan kehancuran ekosistem:
Tebu juga, encroaches di Amazon, tapi jauh lebih seterusnya hutan Atlantik dan
Cerrado, ekosistem savana-bio-jenis yang sangat beragam dan unik. Dua pertiga
dari
Cerrado telah hancur atau rusak, dan hilangnya ratusan spesies
tenun. Pemerintah Brazil telah menyatakan ekosistem ini sebagai tersedia untuk
pertanian, dan gula tebu mengancam seluruh wilayah tersebut. Menurut Birdlife
Internasional, tebu menyediakan habitat tidak ada sama sekali bagi burung - dan
mungkin sedikit atau
tidak untuk satwa liar lainnya. Oleh karena itu lebih merusak daripada banyak
crops15 tropis lainnya.
Apa peran Cerrado dalam siklus karbon dan bagaimana emisi karbon akan
terpengaruh jika itu benar-benar hancur? Tidak ada yang tahu. Bahkan jika tebu
direncanakan
perluasan untuk etanol terjadi jauh dari Amazon - ada kekhawatiran besar bahwa
akan menggantikan kegiatan pertanian lainnya ke dalam hutan hujan.
Amazon deforestasi dan iklim dunia:
Panel Internasional tentang Perubahan Iklim disarankan pada tahun 2001
laporannya bahwa sekitar 20%
emisi CO2 meningkat berasal dari perusakan hutan hujan. Brasil dilaporkan pada
tahun 2003
bahwa bahkan jika deforestasi dicatat, Brasil hanya bertanggung jawab atas 3%
dari global
Emisi CO2 - hanya sedikit lebih dari Inggris. Angka-angka yang sangat kasar
Perkiraan: Para ilmuwan masih mencoba untuk mencari tahu berapa banyak
biomassa dan dengan demikian berapa banyak
karbon satu hektar hutan hujan Amazon memegang. Memang, emisi dari hutan
hujan
kerusakan bisa jauh lebih tinggi dari dugaan yang sudah: Satu studi baru-baru ini
menunjukkan bahwa
mangrove menyediakan lebih dari satu-sepersepuluh dari karbon organik terlarut
yang diserap
dari tanah ke dalam lautan. Menghancurkan rawa bakau, seperti yang terjadi di
Amazon dan di Asia tenggara, karena itu akan menghancurkan sebuah karbon
hampir tidak dikenal sink16.
Amazon sendiri adalah salah satu sink terbesar karbon terestrial, dan kehilangan
akan
sangat meningkatkan tingkat CO2 di atmosfer dan hangat planet oleh mungkin
lebih jauh
1,5 derajat C, melebihi dan di atas pemanasan sudah diprediksi century17 ini.
Bahkan
mengurangi karbon sink di Amazon berarti bahwa pengurangan emisi CO2 harus
lebih besar
dan lebih cepat jika iklim harus distabilkan pada akhirnya. Ini berarti iklim yang
stabilisasi menjadi jauh lebih mahal dan lebih sulit karena hutan hujan menghilang.
Para ilmuwan semakin khawatir tentang kemungkinan ambang deforestasi, di luar
yang keseluruhan ekosistem bisa runtuh dan mulai mati kembali. Alasan untuk ini
adalah
bahwa banyak dari curah hujan yang menopang hutan didaur ulang, yakni air
diserap oleh
pohon dan kembali ke atmosfir 'evapo-transpirasi' via. Diperkirakan 7 triliun
ton air daur ulang seperti itu, dan membantu untuk mendinginkan suasana segera
atas
hutan. Siklus air, yang memungkinkan bukan hanya Amazon tetapi semua pertanian
di
daerah untuk berkembang, tampaknya merupakan siklus mandiri, dan bisa rusak.
Berkala
kekeringan di Amazon cenderung diikuti oleh kekeringan di sebagian besar
grainbelt AS,
kekeringan begitu permanen selama cekungan Amazon serius bisa mengurangi
pangan global
persediaan.
Tidak ada telah mengidentifikasi ambang batas luar yang mungkin Amazon mulai
mati kembali.
Kekeringan 2005 memecahkan rekor di wilayah tersebut telah menimbulkan
keprihatinan besar, meskipun
mungkin untuk menarik kesimpulan dari satu aktivitas ekstrim tunggal. Perubahan
iklim itu sendiri
dapat menyebabkan hasil yang sama diharapkan dari deforestasi, karena mungkin
berubah
pola curah hujan di daerah tropis.
Mungkin ada peringatan dari masa lalu: 5600 Beberapa tahun yang lalu, Sahara
berubah dari
subur dan hijau semak dan padang rumput ke padang gurun wilayah hari ini, suhu
global sementara
relatif stabil. Perubahan dalam transfer panas laut-telah diidentifikasi sebagai
menyebabkan tetapi tidak bisa menjelaskan sejauh mana tiba-tiba pengeringan.
Sebuah model baru, bagaimanapun, menunjukkan
bahwa curah hujan lebih rendah menyebabkan vegetasi untuk mati kembali yang
pada gilirannya mengurangi curah hujan banyak
lebih lanjut - sampai seluruh wilayah berubah menjadi padang pasir 18.
Hutan hujan Amazon
http://www.des.ucdavis.edu/esp133/rainforest.jpg
STUDI KASUS 3
ASIA TIMUR SELATAN KELAPA SAWIT: IKLIM A, SOSIAL DAN
EKOLOGI Bencana
Logging Indonesia Minyak hutan perkebunan kelapa sawit di Indonesia dengan
kebakaran
untuk minyak sawit di latar belakang
http://www.peopleandplanet.net/doc.php?id=2492
http://www.rainforestweb.org/images/cat/palmoilbig.
jpg
Kelapa sawit memiliki sejauh ini menghasilkan energi tertinggi dari semua tanaman
biodiesel tumbuh saat ini.
Ini, bersama dengan upah rendah dan tidak adanya hak bagi pekerja perkebunan,
memberikan
selatan-timur kelapa sawit Asia keunggulan kompetitif besar di pasar biofuel baru
bebas.
Biodiesel perusahaan di Inggris, seperti Biofuel Corporation, mendukung kelapa
sawit sebagai mereka
sumber utama. Setelah Inggris Terbarukan Transportasi Kewajiban mulai berlaku,
pada tahun 2008,
jumlah biodiesel yang dijual di Inggris secara dramatis akan meningkatkan dan
kemungkinan bahwa kebanyakan
itu akan datang dari minyak sawit Indonesia dan Malaysia.
Kelapa sawit, bersama dengan penebangan liar, menghancurkan sekitar 2 juta
hektar
Hutan tropis di Indonesia setiap tahun - lebih dari hutan yang dihancurkan oleh
negara lain selain
dari Brasil. Di seluruh Sumatera dan Kalimantan, sekarang ada 6,5 juta hektar
perkebunan kelapa sawit
perkebunan, dan sampai 10 juta hektar hutan telah dihancurkan oleh perkebunan
pemilik. Pada tren saat ini, perkebunan akan triple dengan ukuran 16,5 juta hektar
pada tahun 2020
- Dan banyak pertumbuhan ini akan didorong oleh tuntutan global untuk biodiesel.
Baik
pemerintah sangat mendorong untuk konversi dari apa yang mereka anggap
sebagai
'Menguntungkan hutan' menjadi perkebunan kelapa sawit. Mereka juga mengingat
tanah
konversi ke pohon jarak.
Tanaman kelapa sawit memiliki hubungan dekat dengan bisnis kayu ilegal.
Pemerintah
lebih mungkin untuk memberikan konsesi untuk perkebunan daripada untuk
logging, tetapi beberapa dari mereka
konsesi digunakan untuk cukup log yang luas dari hutan. Banyak perkebunan telah
meninggalkan hutan hujan lebih sementara akan ditebang untuk yang baru.
Kemungkinan bahwa produksi
bisa sangat meningkat tanpa pembukaan lahan apapun lagi. Pada kenyataannya,
meskipun, tingkat tinggi
korupsi mengemudi siklus kehancuran hutan.
Tanaman kelapa sawit dibudidayakan pada apa yang tanah adat dari jutaan
masyarakat adat dan komunitas lokal di Kalimantan dan Sumatera. Ini adalah salah
satu
paling kejam sektor di Asia Tenggara: Antara 1998 dan 2002, 479 orang
disiksa di Indonesia dalam konflik membela hak-hak masyarakat dan puluhan telah
killed19. Sementara minyak kelapa sawit merupakan sumber pendapatan untuk
bisnis dan Bahasa Indonesia
pemerintah, penduduk lokal menderita. Bahkan taman nasional dan kawasan
lindung
telah dihancurkan untuk perkebunan kelapa sawit. Orangutan yang paling terkenal
dari banyak
spesies sekarang sangat terancam punah.
Kelapa sawit dan iklim:
Mungkin ada perdebatan mengenai apakah berbagai jenis biofuel atau mengurangi
peningkatan iklim
perubahan emisi. Ketika datang ke minyak sawit Asia Tenggara, bagaimanapun,
tidak ada
keraguan sama sekali: Sektor ini terkait dengan hutan besar-besaran dan
kebakaran gambut, yang, pada tahun 1997,
merilis setara dengan 13-40% dari seluruh emisi global dari fuels20 fosil. Dalam
tahun itu saja, 5 juta hektar hutan terbakar. Serupa, meskipun sedikit lebih kecil
kebakaran, telah dibakar tahun yang paling sejak itu dan gambar satelit
menunjukkan bahwa sekitar 75%
dari mereka telah dinyalakan oleh pemilik perkebunan.
Tahun 1998, 2002, 2003 dan 2005 melihat kenaikan tahunan di konsentrasi CO2 di
atmosfer
jauh di atas mereka tahun lainnya, dan jauh di atas kenaikan yang diharapkan
hanya dari
meningkat secara bertahap dalam pembakaran bahan bakar fosil, semua faktor lain
sama. Sebagai tingkat CO2
naik lebih cepat, tingkat masa depan akan mempercepat pemanasan global. Tidak
ada yang tahu dengan pasti
apa yang menyebabkan tingkat CO2 untuk tumbuh lebih cepat, dan ada ketakutan
bahwa bagian-bagian dari karbon alam
siklus menanggapi pemanasan, menciptakan 'umpan balik positif' yang akan panas
planet ini
bahkan lebih. Beberapa ilmuwan, bagaimanapun, memperingatkan bahwa
kebakaran gambut di Kalimantan dapat menjelaskan pada
bagian terkecil dari catatan terbit di CO2 levels21. Rekor tahun bagi mereka api
yang ...
1998, 2002, 2003 dan 2005.
Kebakaran gambut di Borneo merupakan akibat langsung dari pembukaan lahan
dan drainase untuk membuat jalan
untuk Proyek Mega Beras di pertengahan 1990-an. Proyek ini menurunkan air dari
tabel
gambut, kering itu selama musim kemarau tahunan dan membuatnya rentan
terhadap kebakaran. Tanah
begitu asam bahwa beras ini tidak pernah dewasa. Meskipun pemerintah pasca-
Suharto pertama
ditinggalkan skema dan diperbolehkan untuk upaya-upaya internasional skala kecil
untuk kembali banjir
gambut, pemerintah saat ini memberikan konsesi untuk beberapa daerah untuk
kelapa sawit
perkebunan. Hukum melarang penggalangan api telah berlalu, tapi tidak sedang
ditegakkan.
Kecuali gambut tersebut kembali banjir, miliaran ton karbon memegang akan
dilepaskan ke
suasana - api hanya mempercepat proses ini. Ini adalah karbon cukup untuk
membuat
Uni Eropa bertujuan menjaga pemanasan global untuk dalam waktu 2 derajat C
tercapai, tidak ada
peduli apa upaya lain yang dilakukan.
Adapun dampak kesehatan langsung, polusi dari kebakaran gambut dan hutan
menyebabkan parah
masalah pernapasan untuk orang di seluruh Asia Tenggara. Biodiesel dari minyak
sawit bisa di
paling tidak mengurangi beberapa tingkat polusi udara yang ekstrim yang
disebabkan oleh lalu lintas di kota-kota di Indonesia
- Tetapi pemerintah Indonesia hanya tertarik dalam mengekspor, bukan dalam
menggunakannya di
rumah.
LSM, termasuk WWF dan Friends of the Earth adalah mempromosikan Meja Bundar
di
Sustainable Palm Oil, yang akan menyatakan secara berkelanjutan menghasilkan
minyak sawit. Ini, bagaimanapun,
adalah pendekatan sukarela diharapkan dapat melibatkan kurang dari setengah
sektor ini. Lingkungan
LSM berharap bahwa Uni Eropa hanya akan mensubsidi biofuel, termasuk minyak
sawit,
sertifikat sebagai berkelanjutan. Kebijakan tersebut belum diadopsi di Eropa,
namun.
Ada beberapa kekhawatiran bahwa Uni Eropa impor minyak sawit bersertifikat bisa
saja memungkinkan seluruh
sektor untuk memperluas, sementara minyak kelapa sawit uncertified telah dijual di
tempat lain. Di sisi lain,
sertifikasi bisa memberikan insentif untuk membuat perkebunan yang ada lebih
produktif,
bukannya merusak hutan hujan lebih. Pertanyaannya adalah bukan apakah
sertifikasi
diperlukan dan apakah hal tersebut harus dirintis oleh beberapa negara sekarang:
Tanpa itu global
pandangan yang suram. Pertanyaan adalah apakah negara-negara Eropa dan
tempat lain harus
meningkatkan impor biofuel mereka sebelum seluruh sektor telah menjadi
berkelanjutan.
Sebuah PROSPEK GLOBAL UNTUK BBN
zona Mati di laut terkait dengan nitrogen run-off dari bidang
www.nasa.gov
Ada dua temuan yang jelas dari pengamatan tersebut:
Pertama, ada potensi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca jika biofuel
digunakan
berkelanjutan dan dalam cara yang paling efisien. Potensi akan jauh lebih besar
dengan
teknologi yang belum tersedia secara komersial. Gas rumah kaca akan tabungan
selalu lebih besar jika biomassa digunakan untuk panas primer dan produksi energi,
bukan untuk
transportasi bahan bakar - meskipun mungkin ada alasan baik untuk menggunakan
biofuel untuk transportasi
khususnya di negara-negara miskin yang tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok
mereka sebaliknya. Ada
belum ada studi yang menunjukkan berapa banyak biomasa dapat digunakan
sebagai biofuel berkelanjutan.
Kedua, jika pasar biofuel diperbolehkan untuk tumbuh tanpa kendala, hal ini hampir
akan
pasti menyebabkan kenaikan bersih emisi gas rumah kaca. Sebuah biofuel tak
terkekang
pasar akan menguntungkan tanaman tropis, termasuk dari Brasil dan Asia
Tenggara. Hal ini akan
mengancam kelangsungan hidup hutan hujan di seluruh Amerika Latin dan di Asia
Tenggara, serta
sebagai kontribusi terhadap miliaran ton karbon dari rawa yang dikeringkan Borneo
gambut yang
dilepaskan ke atmosfer.
PBB memperingatkan bahwa kita berada di tengah kepunahan terbesar kehidupan
sejak
dinosaurus mati 65 juta tahun yang lalu. Keempat penyebab utama yang
diidentifikasi adalah hilangnya habitat,
gizi overload, perubahan iklim dan asing invasi spesies. pertanian skala besar
penyebab utama bagi hilangnya habitat dan kelebihan gizi, dan memberikan
kontribusi signifikan dari
perubahan iklim. Menanam tanaman biofuel baik akan mengurangi jumlah makanan
yang diproduksi
(Dengan produksi per kapita sudah menurun dan indikasi bahwa secara
keseluruhan produksi pangan
mungkin puncak segera atau sudah memuncak) - atau memperluas wilayah global
tanah yang digunakan untuk
pertanian. PBB 'Millenium Laporan Penilaian memperingatkan dari bencana
dampak pada semua jasa ekosistem ekspansi pertanian lebih lanjut, sebagian besar
yang sekarang
terjadi di daerah tropis. Yang dikhawatirkan adalah fakta bahwa jumlah nitrogen
sekarang tersedia untuk biosfer telah dua kali lipat oleh manusia, terutama melalui
pupuk.
Hal ini memperparah pemanasan global, mengancam kehidupan laut dan air tawar,
serta
menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati di darat. Menanam tanaman
biofuel dalam skala besar akan
lebih meningkatkan ini loading-hara.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI:
I. Hampir semua LSM lingkungan percaya bahwa biofuel tidak boleh secara otomatis
digolongkan
'Energi terbarukan' sebagai. Hanya biofuel dari sumber yang lestari harus
disertifikasi seperti itu.
Ada kampanye (belum berhasil) untuk mendapatkan Uni Eropa untuk mengadopsi
skema sertifikasi wajib untuk semua biofuel sebagai bagian dari Eropa Biofuel
Directive.
Adalah penting bahwa sertifikasi wajib diletakkan di tempat sebelum ada perluasan
lebih lanjut dari
pasar biofuel, atau konversi lahan lebih lanjut skala besar yang dikejar. Idealnya, ini

akan menjadi bagian dari perjanjian internasional, tetapi sementara itu harus
diadopsi oleh
negara masing-masing dan pembeli untuk mengurangi pasar untuk biofuel merusak
dan
menciptakan sektor energi terbarukan yang berkelanjutan.
II.
Skema sertifikasi harus didasarkan pada evaluasi ilmiah, yang tampak pada
¨ energi dan keseimbangan gas rumah kaca biofuel, termasuk bukti terbaik di
Emisi CO2 dan N2O;
· Sebuah perbandingan dengan emisi CO2 dan N2O disimpan jika tanah yang sama
yang tersisa
bawah penutup alami atau dikembalikan ke vegetasi alam;
· Apakah ada dampak negatif terhadap hutan alam atau ekosistem lainnya
penting bagi keanekaragaman hayati dan untuk siklus karbon (termasuk efek tidak
langsung oleh
mendorong sektor pertanian lainnya ke daerah-daerah);
All dampak terhadap tanah, polusi udara dan pasokan air;
° berdampak pada persediaan makanan lokal dan global;
· Sosial dan ekonomi pada penduduk lokal.
Dalam kasus Indonesia, misalnya, akan sangat tentang jika hanya baru
deforestasi digolongkan sebagai tidak berkelanjutan. Rawa-rawa gambut yang
dikeringkan akan terus
sejumlah besar memancarkan karbon kecuali mereka sepenuhnya pulih, sehingga
tidak ada perkebunan kelapa sawit
di daerah yang pernah bisa berkelanjutan. Studi harus dilakukan sehubungan
berbeda biofuel tanaman dan daerah yang berbeda di mana mereka tumbuh.
Mereka harus
ditugaskan sebagai hal yang mendesak, oleh Uni Eropa dan negara-negara lain
yang mencari
untuk mengimpor biofuel, dan juga oleh PBB.
III.
Tanpa penilaian ilmiah dan sertifikasi, pendanaan di bawah Protokol Kyoto
Mekanisme Pembangunan Bersih dan pendanaan multilateral lainnya untuk
memperluas biofuel
sektor tidak bisa dibenarkan.
IV
Adalah penting bahwa seluruh emisi yang timbul dari produksi biofuel akan dihitung
sebagai
emisi dari negara-user - jika negara-negara kaya akan 'out-sourcing' mereka
emisi ke negara-negara miskin.
V.
Satu pertanyaan penting adalah apakah Eropa Biofuel Directive, dan biofuel serupa
kuota dan subsidi di negara lain, harus dilaksanakan. LSM Banyak yang
berpendapat bahwa
kuota yang wajib harus dilaksanakan (meskipun dengan skema sertifikasi),
karena peran positif bahwa biofuel dapat bermain dalam mengurangi emisi gas
rumah kaca.
Semua pengamatan yang dilakukan dalam makalah ini akan mendukung
moratorium di Eropa
Biofuel Directive dan kebijakan serupa di negara-negara lain, menunggu penuh
ilmiah
penilaian dan pembentukan skema sertifikasi. Hal ini terutama dibenarkan
karena
· Tabungan gas rumah kaca mungkin dari sumber-sumber biofuel yang paling
berkelanjutan
kecil dengan menggunakan teknologi saat ini;
¨ pengembangan teknologi biofuel yang lebih baik tidak menguntungkan dari kuota
yang
diadopsi sekarang;
kuota · diadopsi studi berikut ini yang tidak melihat apa yang menjadi
'Pasar realitas ", yaitu impor energi tanaman tropis;
· Potensi bencana besar ke, keanekaragaman hayati persediaan makanan iklim, dan

masyarakat lokal di negara-negara miskin sangat besar jika promosi dilakukan


biofuel
'Salah';
• Ada cara yang hemat biaya dan kontroversial jauh lebih mengurangi rumah kaca
gas emisi yang dapat diimplementasikan sekarang - seperti high-efisiensi bahan
bakar
standar untuk mobil, efisiensi energi atau pengembangan jelas terbarukan
energi seperti angin atau tenaga surya. Subsidi untuk industri biofuel bisa
mengambil
uang dari langkah-langkah yang jelas. Mereka juga bisa mengurangi politik
akan untuk mengurangi jumlah bahan bakar yang digunakan untuk lalu lintas jalan.
VI.
Sebuah moratorium Eropa Biofuel Directive dan kebijakan serupa tidak berarti
bahwa
semua dukungan untuk biofuel harus ditunda. Ada kasus yang kuat bagi pemerintah
dan
bisnis investasi ke dalam teknologi lingo-selulosa, gasifikasi biodiesel dan ganggang

penelitian, yang semuanya sangat dapat meningkatkan jumlah biofuel benar-benar


berkelanjutan
tersedia bagi kita. Ini harus mencakup dana studi siklus-hidup yang melihat
emisi gas rumah kaca, perubahan penggunaan lahan, dampak terhadap
keanekaragaman hayati dan pada makanan
persediaan yang terkait dengan teknologi tersebut baru. Penelitian-penelitian
kemudian harus digunakan sebagai dasar
untuk menentukan prioritas penelitian.
Target dapat - dan harus - segera diperkenalkan untuk memastikan bahwa
pertanian dan
sampah organik digunakan untuk energi dan produksi panas dengan cara yang
paling efisien. Ada
harus dukungan terus-menerus untuk lokal, skema domestik yang telah
sepenuhnya dinilai
yang berkelanjutan.

You might also like