You are on page 1of 18

Sistem perekonomian

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Langsung ke: navigasi, cari

Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan
sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut.
Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah
bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang
individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor
tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua
sistem ekstrim tersebut.

Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem tersebut mengatur
produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian terencana (planned economies) memberikan hak
kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara
pada perekonomian pasar (market economic), pasar lah yang mengatur faktor-faktor produksi
dan alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan permintaan.

Ekonomi

  Ekonomi menurut kawasan 


Kategori umum
Ekonomi mikro · Ekonomi makro
Sejarah pemikiran ekonomi
Metodologi  · Pendekatan heterodoks
Bidang dan subbidang
Behavioral  · Budaya  · Evolusi
Pertumbuhan  · Pengembangan  · Sejarah
Internasional · Sistem ekonomi
Keuangan dan Ekonomi keuangan
Masyarakat dan Ekonomi kesejahteraan
Kesehatan  · Buruh  · Manajerial
Bisnis Informasi  · Informasi · Game
theory
Organisasi Industri  · Hukum
Pertanian  · Sumber daya alam
Lingkungan · Ekologis
Kota · Pedesaan  · Kawasan
Peta ekonomi
Teknik
Matematika  · Ekonometrika
Eksperimental · Neraca nasional
Daftar
Jurnal · Publikasi
Kategori · Topik · Ekonom
Ideologi ekonomi  
Perekonomian: Konsep dan Sejarah
Portal Bisnis dan ekonomi
Kotak ini: lihat • bicara • sunting

Daftar isi
[sembunyikan]

 1 Perekonomian terencana
 2 Perekonomian pasar
 3 Perekonomian pasar campuran
 4 Referensi

[sunting] Perekonomian terencana

Ada dua bentuk utama perekonomian terencana, yaitu komunisme dan sosialisme. Sebagai
wujud pemikiran Karl Marx, komunisme adalah sistem yang mengharuskan pemerintah memiliki
dan menggunakan seluruh faktor produksi. Namun, lanjutnya, kepemilikan pemerintah atas
faktor-faktor produksi tersebut hanyalah sementara; Ketika perekonomian masyarakat dianggap
telah matang, pemerintah harus memberikan hak atas faktor-faktor produksi itu kepada para
buruh. Uni Soviet dan banyak negara Eropa Timur lainnya menggunakan sistem ekonomi ini
hingga akhir abad ke-20. Namun saat ini, hanya Kuba, Korea Utara, Vietnam, dan RRC yang
menggunakan sistem ini. Negara-negara itu pun tidak sepenuhnya mengatur faktor produksi.
China, misalnya, mulai melonggarkan peraturan dan memperbolehkan perusahaan swasta
mengontrol faktor produksinya sendiri.

[sunting] Perekonomian pasar

Perekonomian pasar bergantung pada kapitalisme dan liberalisme untuk menciptakan sebuah
lingkungan di mana produsen dan konsumen bebas menjual dan membeli barang yang mereka
inginkan (dalam batas-batas tertentu). Sebagai akibatnya, barang yang diproduksi dan harga yang
berlaku ditentukan oleh mekanisme penawaran-permintaan.

[sunting] Perekonomian pasar campuran


Perekonomian pasar campuran atau mixed market economies adalah gabungan antara sistem
perekonomian pasar dan terencana. Menurut Griffin, tidak ada satu negara pun di dunia ini yang
benar-benar melaksanakan perekonomian pasar atau pun terencana, bahkan negara seperti
Amerika Serikat. Meskipun dikenal sangat bebas, pemerintah Amerika Serikat tetap
mengeluarkan beberapa peraturan yang membatasi kegiatan ekonomi. Misalnya larangan untuk
menjual barang-barang tertentu untuk anak di bawah umur, pengontrolan iklan (advertising), dan
lain-lain. Begitu pula dengan negara-negara perekonomian terencana. Saat ini, banyak negara-
negara Blok Timur yang telah melakukan privatisasi—pengubahan status perusahaaan
pemerintah menjadi perusahaan swasta.

[sunting] Referensi
 Griffin R dan Ronald Elbert. 2006. Business. New Jersey: Pearson Education.

Artikel bertopik ekonomi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia
  dengan mengembangkannya.
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_perekonomian"

Sistem Perekonomian Indonesia

A. Sistem Ekonomi
Yang dimaksud dengan sistem ekonomi adalah cara suatu bangsa atau Negara dalam
menjalankan perekonomiannya.
Secara umum sistem ekonomi dapat dibagi dalam empat macam sistem, yaitu:
Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem yang bertujuan memenuhi kebutuhan minimal

Sistem Ekonomi Terpusat


Suatu sistem ekonomi dimana seluruh sumber daya dan pengolahannya direncanakan dan
dikendalikan oleh pemerintah
Sistem Ekonomi Liberal
Sistem ekonomi dimana pengelolaan ekonomi diatur oleh kekuatan pasar (permintaan dan
penawaran)
Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi yang berusaha mengurangi kelemahan- kelemahan yang timbul dalam
sistem ekonomi terpusat dan sistem ekonomi pasar
B. Sistem Demokrasi Ekonomi
Sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia adalah sistem ekonomi Pancasila atau sistem
demokrasi ekonomi. Demokrasi ekonomi berarti bahwa kegiatan ekonomi dilakukan dari,
oleh dan untuk rakyat dibawah pengawasan pemerintah hasil pemilihan rakyat.
Menurut Tap MPR No. II/MPR/1993 tentang GBHN, walaupun demokrasi ekonomi di
Indonesia memiliki banyak ciri positif namun dalam pelaksanaannya harus mengandung
ciri- ciri negative berikut ini:
 Sistem Free Fight Liberalism, yaitu kebebasan dapat menimbulkan eksploitasi terhadap
manusia dan bangsa lain.
Sistem Etatisme, yaitu keadaan dimana pemerintah bersifat dominan serta mendesak dan
mematikan potensi dan daya kreasi sector- setor ekonomi.
Monopoli, yaitu pemusatan ekonomi pada suatu kelompok tertentu yang merugikan
masyarakat.
C. Peran Pemerintah dalam Sistem Demokrasi Ekonomi Indonesia
Pemerintah sebagai pelaku ekonomi
- Kegiatan Produksi
- Kegiatan Distribusi
- Kegiatan Konsumsi
Pemerintah sebagai Pengatur
- Kebijakan Moneter
Kebijakan Diskonto, Politik Pasar Terbuka (Open Market Operation), Kebijakan cadangan
kas (Cash Ratio), Kebijakan Kredit.
- Kebijakan Fisikal
Aspek Kuantitatif dan Aspek Kualitatif
D. Pelaku Utama dalam Sistem Demokrasi Ekonomi Indonesia
BUMN/ BUMD
Kebaikannya:
- Organisasi BUMN disusun secara mantap
- Memiliki kekuatan hokum yang kuat
- Permodalan yang pasti yang dialokasikan dari dana pemerintahan
- Mengutamakan pelayanan umum
Keburukannya:
- Organisasi sangat kaku dan sangat birokrasi
- Pengambilan kebijaksanaan sangat lambat karena dibawah komando atasan
- BUMN banyak yang rugi
 Koperasi
Kebaikannya:
- Dalam Koperasi tidak ada majikan dan buruh yang memiliki kepentingan yang berlawanan
- Diantara anggota dan pengurus bekerja dan bertanggung jawab bersama- sama
- Kekuatannya mengakar dan menyebar sehingga dapat menjadi organisasi yang kuat
- Mengutamakan pemenuhan kebutuhan hidup bersama disamping mencari keuntungan
Keburukannya:
- Bimbingan pemerintah membuat Koperasi kehilangan jati diri
- Kualitas sumber daya manusia sangat rendah
- Permodalannya yang terbatas
 BUMS
Kebaikannya:
- Meningkatkan pendapatan dan devisa Negara
- Menambah Lapangan Kerja
- Mempermudah kegiatan ekspor dan impor
- Meningkatkan standar keahlian dan ahli teknologi
- Merangsang system pendidikan dan latihan kerja
Keburukannya:
- Berkurangnya pendapatan Negara karena keringanan pajak
- Berkurangnya devisa Negara karena keringanan bea masuk
- Mengalirnya devisa ke luar negri
- Menimbulkan ketegangan karena persaingan yang tidak sehat
- Adanya kemungkinan penyalahgunaan potensi sumber daya dan wewenang
Pajak

A. Pengertian Pajak
Pajak merupakan suatu kewajiban sekaligus bentuk pengabdian dan peran aktif warga
Negara dalam rangka ikut serta melaksanakan pembangunan nasional.
Pajak mempunyai ciri- ciri sebagai berikut, yaitu:
- Iuran wajib yang dikenakan kepada masyarakat wajib pajak
- Iuran wajib yang ditetapkan dengan norma- norma atau ukuran hokum
- Digunakan untuk membiayai kepentingan umum/ bersama
- Bertujuan untuk meningkatkan kesehjatraan masyarakat
- Balas jasanya tidak diterima secara langsung
Selain pajak, pemerintah juga melakukan pungutan resmi yaitu Restribusi.
Perbedaan pajak dan restribusi:
Pajak
- Masyarakat tidak menerima balas jasa secara langsung atas pungutan yang dibayarnya
- Pemungutannya dapat dipaksakan dan bagi mereka yang tidak membayar pajak
dikenakan sanksi hokum yang berlaku
- Setiap warga Negara sesuai ketetapan peraturan merupakan objek pajak
- Dipungut oleh pemerintah pusat
Restribusi
- Masyarakat menerima balas jasa secara langsung atas pungutan yang dibayarkannya
- Pemungutannya hanya dapat dipaksakan kepada mereka yang menggunakan fasilitas
Negara
- Objek restribusi hanya mereka yang menggunakan fasilitas Negara
- Dipungut oleh pemerintahan daerah]
Selain Pajak dan Restribusi, pemerintah juga melakukan pungutan resmi lainnya yaitu
dalam bentuk sumbangan. Sumbangan adalah pungutan resmi yang dilakukan pemerintah
dimana imbalan jasanya dapat dinikmati atau mungkin juga tidak ada balasan jasanya.
B. Fungsi Pajak
- Sebagai sumber pendapatan Negara
- Sebagai alat pemerataan ekonomi
- Sebagai pengatur kegiatan ekonomi
- Sebagai alat stabilisasi perekonomian
C. Jenis Pajak
 Berdasarkan Pihak yang Menanggung
- Pajak Langsung
Pajak yang pembayarannya harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat
dialihkan kepada pihak lain
- Pajak Tidak Langsung
Pajak yang pembayarannya dapat dialihkan kepada pihak lain
Berdasarkan Pihak yang Memungut
- Pajak Negara
Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat
- Pajak Daerah
Pajak yang dipungut oleh pemerintahan daerah
Berdasarkan Sifatnya
- Pajak Subjektif
Pajak yang memperhatikan kondisi/ keadaan wajib pajak
- Pajak Objektif
Pajak yang berdasarkan pada objeknya tanpa memperhatikan kondisi wajib pajak
D. Unsur- unsur Pajak
Subjek Pajak
Adalah orang atau badan yang menurut ketentuan wajib membayar pajak kepada Negara
Objek Pajak
Adalah semua penghasilan yang benar- benar diterima atau diperoleh, baik dari kegiatan
usaha maupun dari luar kegiatan usaha
Tarif Pajak
Adalah dasar pengenaan besarnya pajak yang harus dibayar subjek pajak terhadap objek
pajak yang menjadi tanggungannya.
Tarif pajak dapat dihitung dengan berbagai system, yaitu:
- Tarif Proporsional
Adalah tarif pajak yang presentasenya tetap/ sama untuk setiap jenis objek pajak
- Tarif Progresif
Adalah tariff pajak yang presentasenya semakin besar jika objek pajak bertambah
- Tarif Degresif
Adalah presentase tarif pajak yang semakin rendah jika objek pajak semakin bertambah
E. Pajak yang Ditanggung Keluarga Siswa
Pajak Penghasilan (PPh)
- Pengertian pajak penghasilan
Adalah pajak yang dikenakan kepada subjek pajak untuk setiap objek yang diterimanya
- Dasar Pungutan Pajak Penghasilan
Berdasarkan pada Undang- Undang No. 17 Tahun 2000
- Subjek Pajak Penghasilan
Adalah orang atau badan yang dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Orang pribadi atau warisan yang belum terbagi
2. Badan, seperti Perseroan Terbatas (PT), CV, Firma, BUMN, BUMD, Perseroan,
Persekutuan, Koperasi dan Yayasan
3. Bentuk Usaha Tetap (BUT)
- Objek Pajak Penghasilan
Adalah setiap penghasilan yang diterima oleh subjek pajak
- Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Adalah penghasilan yang akan diperhitungkan besar pajaknya terlebih dahulu dikurangi
dengan penghasilan tidak kena pajak (PTKP)
- Tarif Pajak
Merupakan presentase pajak yang harus dibayar berdasarkan lapisan penghasilan kena
pajak
Pajak Bumi dan Bangunan (PPB)
- Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan
Adalah pajak yang dikenakan kepada subjek pajak atas kepemilikan tanah beserta
bangunan yang berdiri di atasnya
- Dasar Pemungutan PBB
Berdasarkan pada Undang- Undang No. 12 Tahun 1985 dan diubah dengan Undang-
Undang No. 12 Tahun 1994
- Objek PBB
Adalah bumi dan bangunan.
- Subjek PBB
Adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai hak kepemiliakan atas
tanah dan bangunan serta memperoleh manfaat dari bumi dan bangunan yang dimilikinya
tersebut
- Ketentuan dalam Penghitungan PBB
1. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)
2. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)

Diposkan oleh yuza_can Bloeg di 15:45


Label: Ekonomi

bentuk bentuk sistem perekonomian yang


ada di dunia
PROSPEK ILMU EKONOMI ISLAM
Filed under Ekonomi Islam by Choir on 7 December 2010 at 01:31 no comments

A. Pendahuluan
Persoalan ekonomi manusia sebenarnya telah tumbuh berkembang bersamaan dengan umur
manusia di planet bumi ini, demikian juga upaya untuk memecahkannya, tidak hanya untuk
mempertemukan kedua tujuan itu, tetapi membuat kehidupan lebih nyaman dan mendorong
kekuatan mereka terwujud berdasarkan visi mereka. Apa yang dikonsumsi, bagaimana
memproduksi, dan bagaimana mendistribusikan ?. Persoalan-persoalan ini tetap menjadi isu
utama selama perjuangan manusia di sepanjang kehidupannya, baik yang terekam oleh sejarah
maupun tidak.
(more…)

Pencarian yang terkait :


pendekatan islam dalam pembangunan ekonomi, SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM,
pertanyaan ekonomi islam, prospek ekonomi islam masa depan, metodologi akuntansi syariah
orientasi masa depan, perbedaan antara axiologi dengan maqashid syariah, makalah lintas sejarah
ekonomi islam, prospek sarjana ekonomi islam, pareto optimum, prospek ilmu ekonomi

Perbankan Syariah Mampu Membuat Dinamis Sektor Riil


Filed under News Ekonomi Islam, Perbankan Syariah by Choir on 15 October 2010 at 00:31 no
comments

Perbankan syariah mampu membuat dinamis sektor riil dan memberikan warna baru dalam
sistem perekonomian Indonesia, kata pengamat ekonomi syariah dari Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta Masyhudi Muqorobin.”Hal itu disebabkan dalam perbankan syariah
terdapat ‘step wise process’ atau proses bertahap sebagai alternatif untuk mengganti sistem
bunga pada perbankan konvensional,” katanya di Yogyakarta, Kamis.
(more…)

Pencarian yang terkait :

permasalahan perbankan syariah, artikel mengenai perbankan

MLM Menurut Fiqh Muammalah


Filed under Fiqih by Choir on 7 October 2010 at 00:32 no comments

Benarkah MLM haram ? (Kajian Fiqh Muamalah)

Zona Ekonomi Islam–Beberapa dekade belakangan ini, gerakan perusahaan pemasaran


berjenjang atau dikenal dengan Multi Level Marketing (MLM) semakin berkembang pesat di
tanah air. Perusahaan MLM adalah perusahaan yang menerapkan sistem pemasaran modern
melalui jaringan distribusi yang berjenjang, yang dibangun secara permanen dengan
memposisikan pelanggan perusahaan sekaligus sebagai tenaga pemasaran. Konsep perusahaan
ini adalah penyaluran barang (produk dan jasa tertentu) yang memberi kesempatan kepada para
konsumen untuk turut terlibat sebagai penjual dan memperoleh manfaat dan keuntungan di
dalam garis kemitraannya. Dalam istilah MLM, anggota dapat pula disebut sebagai distributor
atau mitra niaga. (more…)

Pencarian yang terkait :

muamalah jual beli dalam islam, hukum muamalah, JARINGAN DISTRIBUSI, definisi mlm
dari segi islam, pengertian jual beli dalam fiqih, surat al baqarah ayat 282, hukum mlm menurut
mui, MLM menurut mui, Multi Level Marketing Menurut perekonomian islam, pengertian multi
level syariah

Strategi Bank Syariah di Kala Krisis


Filed under Perbankan Syariah by Choir on 6 October 2010 at 03:00 no comments

Zona Ekonomi Islam–Saat ini dan ke depan, industri perbankan syariah nasional dihadapkan
pada tantangan yang hebat yaitu krisis keuangan global. Krisis yang berasal dari Amerika Serikat
ini membawa dampak yang luar biasa terhadap perekonomian dan sistem keuangan semua
negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Lesunya perekonomian global ini dapat menghambat
akselerasi perbankan syariah, jika tidak segera disiasati dengan tepat. Penurunan laba dan
melemahnya kemampuan berkompetisi bank syariah adalah kemungkinan efek negatif yang
timbulkan oleh krisis ini. Namun demikian di sisi lain, kondisi sulit ini juga dapat mendorong
bank syariah menciptakan investasi atau pembiayaan baru, mengembangkan metode dan
instrumen manajemen likuiditas, serta menguatkan daya tahannya di tengah-tengah krisis.
(more…)

Pencarian yang terkait :

strategi bank syariah, keunggulan bank syariah dibanding bank konvensional, biaya operasional
bank syariah, SEGMENTASI PASAR BANK SYARIAH, strategi bank, krisis keuangan global,
strategi bank syariah |terobosan produk syariah, Keunggulan Bank Syariah dibandingkan dengan
Bank Konvensional, manajemen strategi perbankan, fenomena manajemen likuiditas

Prinsip Pasar Modal Syariah


Filed under Ekonomi Islam by Choir on 4 October 2010 at 03:48 no comments

Oleh : Irfan Syauqi Beik


Zona Ekonomi Islam–Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian
dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal sebagai
media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya.

Secara faktual, pasar modal telah menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia, Red)
dunia ekonomi modern. (more…)

Pencarian yang terkait :

pengertian pasar modal syariah, pengertian pasar forward, sistem pasar modal syariah, prinsip
pasar modal syariah, transaksi yang dilarang dalam pasar modal syariah, usaha spekulasi dan
prinsip-prinsip pasar syariah, transaksi yang diperbolehkan dan dilarang di dalam pasar modal
syariah, bisnis dan prinsip-prinsip transaksi dalam islam, prinsip-prinsip pasar modal dalam
ekonomi islam, pasar modal dalam ekonomi islam

RIBA DAN META EKONOMI ISLAM


Filed under Ekonomi Islam by Choir on 21 September 2010 at 01:57 no comments

Firman Allah : “Apa yang kamu berikan (pinjaman) dalam bentuk riba agar harta manusia
betambah, maka hal itu tidak bertambah di sisi Allah” (QS.ar-Rum : 39)
Menurut pandangan kebanyakan manusia, pinjaman dengan sistem bunga akan dapat membantu
ekonomi masyarakat yang pada gilirannya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi rakyat.
Anggapan tersebut telah menjadi keyakinan kuat hampir setiap orang, baik ekonom, pemeritah
maupun praktisi. Keyakinan kuat itu juga terdapat pada inetelektual muslim terdidik yang tidak
berlatar belakang pendidikan ekonomi. Karena itu tidak aneh, jika para pejabat negara dan
direktur perbankan seringkali bangga melaporkan jumlah kredit yang dikucurkan untuk
pengusaha kecil sekian puluh triliun rupiah. (more…)

Pencarian yang terkait :

ahli ekonomi mikro, pertumbuhan Ekonomi Islam, ar rum 39, dampak ekonomi islam, investasi
dalam konteks ekonomi makro, kliping ekonomi islam, ayat alquran yang berhubungan dengan
ekonomi islam, ayat alquran yang berhubungan dengan sejarah perekonomian islam, bunga
menurut pandangan kapitalis, DAMPAK RIBA TERHADAP INVESTASI
Page 1 of 212»

May 3,
[economic corner] Episod 2: "Bentuk-bentuk Ekonomi Dunia" '07 2:39 AM
for everyone

C
Other
ategory:

A. Pendahuluan
Meskipun ada kesamaan timbulnya kegiatan ekonomi, yakni disebabkan oleh adanya kebutuhan dan
keinginan manusia. Namun karena cara manusia dalam memenuhi alat pemuas kebutuhan dan cara
mendistribusikan alat kebutuhan tersebut didasari filosofi yang berbeda, maka timbullah berbagai bentuk
sistem dan praktik ekonomi dari banyak negara di dunia. Perbedaan ini tidak terlepas dari pengaruh
filsafat, agama, ideologi, dan kepentingan politik yang mendasari suatu negara penganut sistem tersebut.

Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia sebagai hubungan antara
tujuan dan sarana langka yang memiliki kegunaan-kegunaan alternatif. Ilmu ekonomi adalah studi yang
mempelajari cara-cara manusia mencapai kesejahteraan dan mendistribusikannya. Kesejahteraan yang
dimaksud adalah segala sesuatu yang memiliki nilai dan harga, mencakup barang-barang dan jasa yang
diproduksi dan dijual oleh para pebisnis.
Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana kemudian barang-barang dan jasa itu (kekayaan) itu dibagi-
bagikan. Cara yang ditempuh oleh masyarakat untuk menjawab pertanyaan ini dengan menentukan
sistem ekonomi yang diterapkan. Setidaknya dalam praktik ada lima sistem ekonomi yang dikenal
masyarakat dunia, yakni
Kapitalisme, Sosialisme, Fasisme, Komunisme dan terakhir adalah Ekonomi Islam.

B. Kapitalisme
Faham Kapitalisme berasal dari Inggris abad 18, kemudian menyebar ke Eropa Barat dan Amerika Utara.
Sebagai akibat dari perlawanan terhadap ajaran gereja, tumbuh aliran pemikiran liberalisme di negara-
negara Eropa Barat. Aliran ini kemudian merambah ke segala bidang termasuk bidang ekonomi. Dasar
filosofis pemikiran ekonomi Kapitalis bersumber dari tulisan Adam Smith dalam bukunya An Inquiry into
the Nature and Causes of the Wealth of Nations yang ditulis pada tahun 1776. Isi buku tersebut sarat
dengan pemikiran-pemikiran tingkah laku ekonomi masyarakat. Dari dasar filosofi tersebut kemudian
menjadi sistem ekonomi, dan pada akhirnya kemudian mengakar menjadi ideologi yang mencerminkan
suatu gaya hidup (way of life).
Smith berpendapat motif manusia melakukan kegiatan ekonomi adalah atas dasar dorongan kepentingan
pribadi, yang bertindak sebagai tenaga pendorong yang membimbing manusia mengerjakan apa saja
asal masyarakat sedia membayar "Bukan berkat kemurahan tukang daging, tukang pembuat bir, atau
tukang pembuat roti kita dapat makan siang," kata Smith "akan tetapi karena mereka memperhatikan
kepentingan pribadi mereka. Kita berbicara bukan kepada rasa perikemanusiaan mereka, melainkan
kepada cinta mereka kepada diri mereka sendiri, dan janganlah sekali-kali berbicara tentang keperluan-
keperluan kita, melainkan tentang keuntungan-keuntungan mereka." (Robert L. Heilbroner;1986, UI
Press).1
Motif kepentingan individu yang didorong oleh filsafat liberalisme kemudian melahirkan sistem ekonomi
pasar bebas, pada akhirnya melahirkan ekonomi Kapitalis.
Milton H. Spencer (1977), menulis dalam bukunya Contemporary Economics: "Kapitalisme merupakan
sebuah sistem organisasi ekonomi yang dicirikan oleh hak milik privat (individu) atas alat-alat produksi
dan distribusi (tanah, pabrik-pabrik, jalan-jalan kereta api, dan sebagainya) dan pemanfaatannya untuk
mencapai laba dalam kondisi-kondisi yang sangat kompetitif."
Lembaga hak milik swasta merupakan elemen paling pokok dari kapitalisme. Pemberian hak pemilikan
atas harta kekayaan memenuhi tiga macam fungsi ekonomi penting:
Para individu memperoleh perangsang agar aktiva mereka dimanfaatkan seproduktif mungkin.
Hal tersebut sangat mempengaruhi distribusi kekayaan serta pendapatan karena individu-individu
diperkenankan untuk menghimpun aktiva dan memberikannya kepada para ahli waris secara mutlak
apabila mereka meninggal dunia.
Ia memungkinkan laju pertukaran yang tinggi oleh karena orang memiliki hak pemilikan atas barang-
barang sebelum hak tersebut dapat dialihkan kepada pihak lain.
Dengan demikian kapitalisme sangat erat hubungannya dengan pengejaran kepentingan individu. Bagi
Smith bila setiap individu diperbolehkan mengejar kepentingannya sendiri tanpa adanya campur tangan
pihak pemerintah, maka ia seakan-akan dibimbing oleh tangan yang tak nampak (the invisible hand),
untuk mencapai yang terbaik pada masyarakat. Kebebasan ekonomi tersebut juga diilhami oleh pendapat
Legendre yang ditanya oleh Menteri keuangan Perancis pada masa pemerintahan Louis XIV pada akhir
abad ke 17, yakni Jean Bapiste Colbert. Bagaimana kiranya pemerintah dapat membantu dunia usaha,
Legendre menjawab: "Laissez nous faire" (jangan mengganggu kita, [leave us alone]), kata ini dikenal
kemudian sebagai laissez faire. Dewasa ini prinsip laissez faire diartikan sebagai tiadanya intervensi
pemerintah sehingga timbullah:
individualisme ekonomi dan
kebebasan ekonomi
Dengan kata lain dalam sistem ekonomi kapitalis berlaku "Free Fight Liberalism" (sistem persaingan
bebas). Siapa yang memiliki dan mampu menggunakan kekuatan modal (Capital) secara efektif dan
efisien akan dapat memenangkan pertarungan dalam bisnis. Paham yang mengagungkan kekuatan
modal sebagai syarat memenangkan pertarungan ekonomi disebut sebagai Capitalisme.

C. Sosialisme
Dalam kehidupan sehari-hari istilah sosialisme digunakan dalam banyak arti. Istilah sosialisme selain
digunakan untuk menunjukkan sistem ekonomi, juga digunakan untuk menunjukkan aliran filsafat,
ideologi, cita-cita, ajaran-ajaran atau gerakan. Sosialisme sebagai gerakan ekonomi muncul sebagai
perlawanan terhadap ketidak adilan yang timbul dari sistem kapitalisme.
John Stuart Mill (1806-1873), menyebutkan sebutan sosialisme menunjukkan kegiatan untuk menolong
orang-orang yang tidak beruntung dan tertindas dengan sedikit tergantung dari bantuan pemerintah.
Sosialisme juga diartikan sebagai bentuk perekonomian di mana pemerintah paling kurang bertindak
sebagai pihak dipercayai oleh seluruh warga masyarakat, dan menasionalisasikan industri-industri besar
dan strategis seperti pertambangan, jalan-jalan, dan jembatan, kereta api, serta cabang-cabang produk
lain yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Dalam bentuk yang paling lengkap sosialisme
melibatkan pemilikan semua alat-alat produksi, termasuk di dalamnya tanah-tanah pertanian oleh negara,
dan menghilangkan milik swasta (Brinton:1981).
Dalam masyarakat sosialis hal yang menonjol adalah kolektivisme atau rasa kerbersamaan. Untuk
mewujudkan rasa kebersamaan ini, alakosi produksi dan cara pendistribusian semua sumber-sumber
ekonomi diatur oleh negara.

D. Komunisme
Komunisme muncul sebagai aliran ekonomi, ibarat anak haram yang tidak disukai oleh kaum Kapitalis.
Aliran ekstrim yang muncul dengan tujuan yang sama dengan sosialisme, sering lebih bersifat gerakan
ideologis dan mencoba hendak mendobrak sistem kapitalisme dan sistem lain yang telah mapan.
Kampiun Komunis adalah Karl Marx, sosok yang amat membenci Kapitalisme ini merupakan korban dan
saksi sejarah, betapa ia melihat para anak-anak dan wanita-wanita -termasuk keluarganya- yang di
eksploitir para kapitalis sehingga sebagian besar dari mereka terserang penyakit TBC dan tewas, karena
beratnya penderitaan yang mereka alami. Sementara hasil jerih payah mereka dinikmati oleh para pemilik
sumber daya (modal) yang disebutnya kaum Bourjuis.
Di ilhami pendapat Hegel yang menyatakan bahwa perubahan historis merupakan hasil kekuatan-
kekuatan yang bertentangan satu sama lain. Pertentangan tersebut pada dasarnya bersifat ekonomis
atau materialistis, dengan demikian faktor-faktor ekonomi menurut Marx mejadi sebab pokok terjadinya
perubahan.
Kata Komunisme secara historis sering digunakan untuk menggambarkan sistem-sistem sosial di mana
barang-barang dimiliki secara bersama-sama dan didistribusikan untuk kepentingan bersama sesuai
dengan kebutuhan masing-masing anggota masyarakat. Produksi dan konsumsi bersama berdasarkan
kapasitas ini merupakan hal pokok dalam mendefinisikan paham komunis, sesuai dengan motto mereka:
from each according to his abilities to each according to his needs (dari setiap orang sesuai dengan
kemampuan, untuk setiap orang sesuai dengan kebutuhan).3
Walaupun tujuan sosialisme dan komunisme sama, tetapi dalam mencapai tujuan tersebut sangat
berbeda. Komunisme adalah bentuk paling ekstrem dari sosialisme. Bentuk sistem perekonomian yang
didasarkan atas sistem, di mana segala sesuatunya serba dikomando. Begitu juga karena dalam sistem
komunisme negara merupakan penguasa mutlak, perekonomian komunis sering juga disebut sebagai
"sistem ekonomi totaliter", menunjuk pada suatu kondisi sosial di mana pemerintah main paksa dalam
menjalankan kebijakan-kebijakannya, meskipun dipercayakan pada asosiasi-asosiasi dalam sistem sosial
kemasyarakatan yang ada. Sistem ekonomi totaliter dalam praktiknya berubah menjadi sistem otoriter,
dimana sumber-sumber ekonomi dikuasai oleh segelintir elite yang disebut sebagai polit biro yang terdiri
dari elite-elite penguasa partai Komunis.

E. Fasisme
Fasisme muncul dari filsafat radikal yang muncul dari revolusi industri yakni sindikalisme. Eksponen
sindikalisme adalah George Sorel (1847-1922). Para penganjur sindikalisme menginginkan reorganisasi
masyarakat menjadi:
asosiasi-asosiasi yang mencakup seluruh industri, atau
sindikat-sindikat pekerja
Mereka menganjurkan agar ada sindikat-sindikat pabrik baja yang dimiliki dan dioperasikan oleh para
pekerja di dalam industri batu bara, dan begitu pula halnya pada industri-industri lain.
Dengan demikian sindikat-sindikat yang ada pada dasarnya merupakan serikat-serikat buruh akan
menggantikan negara. Dalam sistem ekonomi fasisme, pemerintah melakukan pengendalian dalam
bidang produksi, sedangkan kekayaan dimiliki oleh pihak swasta.
Dalam praktik Fasisme dan Komunisme adalah dua gejala dari penyakit yang sama. Keduanya sering
dikelompokkan sebagai sistem totaliter. Keduanya sama dalam hal pemerintahan, yaitu kediktatoran satu
partai.

F. Islam
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi
rakyat yang dilhami oleh nilai-nilai Islam. Sejauh mengenai masalah pokok kekurangan, hampir tidak
terdapat perbedaan apapun antara ilmu ekonomi Islam dan ilmu ekonomi modern. Andaipun ada
perbedaan itu terletak pada sifat dan volumenya (M. Abdul Mannan; 1993). Itulah sebabnya mengapa
perbedaan pokok antara kedua sistem ilmu ekonomi dapat dikemukakan dengan memperhatikan
penanganan masalah pilihan.
Dalam ilmu ekonomi modern masalah pilihan ini sangat tergantung pada macam-macam tingkah masing-
masing individu. Mereka mungkin atau mungkin juga tidak memperhitungkan persyaratan-persyaratan
masyarakat. Namun dalam ilmu ekonomi Islam, kita tidaklah berada dalam kedudukan untuk
mendistribusikan sumber-sumber semau kita. Dalam hal ini ada pembatasan yang serius berdasarkan
ketetapan kitab Suci Al-Qur’an dan Sunnah atas tenaga individu. Dalam Islam, kesejahteraan sosial
dapat dimaksimalkan jika sumber daya ekonomi juga dialokasikan sedemikian rupa, sehingga dengan
pengaturan kembali keadaannya, tidak seorang pun lebih baik dengan menjadikan orang lain lebih buruk
di dalam kerangka Al-Qur’an atau Sunnah.
Suka atau tidak, ilmu ekonomi Islam tidak dapat berdiri netral di antara tujuan yang berbeda-beda.
Kegiatan membuat dan menjual minuman alkohol dapat merupakan aktivitas yang baik dalam sistem
ekonomi modern. Namun hal ini tidak dimungkinkan dalam negara Islam.
Seluruh lingkaran aktivitas ekonomi dapat dijelaskan dengan bantuan dua grafik dibawah sebagai
berikut:4

(A) Ilmu Ekonomi Islam

(1) Manusia (sosial namun religius)


(2) Kebutuhan- kebutuhan tidak terbatas
(3) Kekurangan sarana
(4) Pilihan di antara alternatif (dituntun oleh nilai Islam)
(5) Pertukaran terpadu dan transfer Satu arah (dituntun oleh etika Islami, kekuatan bukan pasar)

(B) Ilmu Ekonomi Modern


(1) Manusia (sosial)
(2) Kebutuhan- kebutuhan tidak terbatas
(3) Kekurangan sarana
(4) Pilihan di antara alternatif (dituntun oleh kepentingan individu)
(5) Pertukaran dituntun oleh kekuatan pasar

Jadi ringkasnya, dalam ilmu ekonomi Islam kita tidak hanya mempelajari individu sosial melainkan juga
manusia dengan bakat religiusnya [A(1)]. Hal ini disebabkan karena banyaknya kebutuhan [A(2)/B(2)]
dan kurangnya sarana (A3/B3), maka timbullah masalah ekonomi (E). Masalah ini pada dasarnya sama
baik dalam ekonomi modern maupun ekonomi Islam. Namun perbedaan timbul berkenan dengan pilihan.
Ilmu ekonomi Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam A (4) dan ilmu ekonomi modern sangat
dikuasai oleh kepentingan diri si individu B (4). Yang membuat ilmu ekonomi Islam benar-benar berbeda
ialah sistem pertukaran dan transfer satu arah yang terpadu mempengaruhi alokasi kekurangan sumber-
sumber daya, dengan demikian menjadikan proses pertukaran langsung relevan dengan kesejahteraan
menyeluruh (A/5) yang berbeda hanya dari kesejahteraan ekonomi (B/5).

Faktor-faktor Produksi dan Konsep Pemilikan


Produksi berarti diciptakannya manfaat, produksi tidak diartikan sebagai menciptakan secara fisik
sesuatu yang tidak ada, karena tidak seorang pun dapat menciptakan benda. Yang dapat dilakukan oleh
manusia hanyalah membuat barang-barang menjadi berguna, disebut sebagai "dihasilkan." Prinsip
fundamental yang harus diperhatikan dalam proses produksi adalah prinsip kesejahteraan ekonomi.
Tidak ada perbedaan sudut pandang apa yang menjadi faktor-faktor produksi dalam pandangan ekonomi
umum dengan ekonomi Islam yakni, Tanah, Tenaga kerja, Modal dan Organisasi dipandang sama
sebagai faktor-faktor produksi. Perbedaan keduanya adalah dari sudut pandang perlakuan faktor-faktor
produksi tersebut.

Dalam pandangan Kapitalisme tanah merupakan hak milik mutlak, sementara dalam pandangan Sosialis
dan Komunis tanah hanya dimiliki negara sementara Islam memandang Tanah sebagai milik mutlak
Allah.5 Sehingga baik negara maupun masyarakat tidak dapat mengklaim sebidang tanah bila keduanya
mengabaikan tanah tersebut melewati batas waktu 3 tahun.6 Pemanfaatan atas tanah dalam Islam bukan
pada kemampuan seseorang untuk menguasainya tetapi atas dasar pemanfaatannya.7 Sehingga fungsi
tanah dalam Islam adalah sebagai hak pengelolaan bukan pada penguasaan.

Masalah krusial hingga kini adalah berkaitan dengan tenaga kerja.


Dalam pandangan Marx, ketidak adilan yang dilakukan para Kapitalis terletak pada pemenuhan upah
yang tidak wajar. Sebagai contoh, para pemilik modal menetapkan hari kerja 12 jam. padahal pekerja
yang bersangkutan dapat memproduksi nilai yang sama dengan upah subsitensinya dalam 7 jam, maka
sisa 5 jam merupakan nilai surplus yang secara harfiah dicuri oleh para Kapitalis. Islam sangat concern
terhadap posisi tenaga kerja Nabi berkata "Bayarlah upah pekerja sebelum keringatnya kering," ucapan
Rasulullah tersebut mengisyaratkan betapa hak-hak pekerja harus mendapat jaminan yang cukup. Islam
tidak memperkenankan pekerja bekerja pada bidang-bidang yang tidak diizinkan oleh syariat. Dalam
Islam, buruh bukan hanya suatu jumlah usaha atau jasa abstrak yang ditawarkan untuk dijual pada para
pencari tenaga kerja manusia. Mereka yang mempekerjakan buruh mempunyai tanggung jawab moral
dan sosial.

Dengan demikian sebuah lembaga Islam yang mempekerjakan buruh atau pekerja tidak diperkenankan
membayar gaji mereka dengan tidak sewajarnya (ukuran wajar dapat diukur dengan standar hidup layak
atau menurut ukuran pemerintah seperti UMP). Dan sangat besar dosanya bila sebuah lembaga Islam
yang dengan sengaja tidak mau membayar upah buruhnya dengan standar kebutuhan, apalagi bila
membujuknya dengan kata-kata bahwa, nilai pengorbanan si buruh tersebut merupakan pahala baginya.
Padahal dibalik itu si pemilik modal (si pejabat) melakukan pemerasan berkedok agama. Baik si pekerja
maupun majikan tidak boleh saling memeras. Tanggung jawab seorang buruh tidak berakhir ketika ia
meninggalkan pabrik/usaha majikannya. Tetapi ia juga mempunyai tanggung jawab moral untuk
melindungi kepentingan yang sah, baik kepentingan para majikan maupun para pekerja yang kurang
beruntung.

Suatu sistem ekonomi Islam harus bebas dari bunga (riba), riba merupakan pemerasan kepada orang
yang sesak hidupnya (terdesak oleh kebutuhan).8 Islam sangat mencela penggunaan modal yang
mengandung riba.9 Dengan alasan inilah, modal telah menduduki tempat yang khusus dalam ilmu
ekonomi Islam. Negara Islam mempunyai hak untuk turun tangan bila modal swasta digunakan untuk
merugikan masyarakat. Tersedia hukuman yang berat bagi mereka yang menyalahgunakan kekayaan
untuk merugikan masyarakat.[1]0

Lagi pula hanya sistem ekonomi Islam yang dapat menggunakan modal dengan benar dan baik, karena
dalam sistem Kapitalis modern kita dapati bahwa manfaat kemajuan teknik yang dicapai oleh ilmu
pengetahuan hanya bisa dinikmati oleh masyarakat yang relatif kaya, yang pendapatannya melebihi
batas pendapatan untuk hidup sehari-hari. Mereka yang hidup sekedar cukup untuk makan sehari-hari
terpaksa harus tetap menderita kemiskinan abadi, karena hanya dengan mengurangi konsumsi hari ini ia
dapat menyediakan hasil yang kian bertambah bagi hari esok, dan kita tidak bisa berbuat demikian
kecuali bila pendapatan kita sekarang ini bersisa sedikit di atas keperluan hidup sehari-hari.

Tetapi Islam melindungi kepentingan si miskin dengan memberikan tanggung jawab moral terhadap si
kaya untuk memperhatikan si miskin. Islam mengakui sistem hak milik pribadi secara terbatas, setiap
usaha apa saja yang mengarah ke penumpukan kekayaan yang tidak layak dalam tangan segelintir
orang, dikutuk! Al-Qur’an menyatakan agar si kaya mengeluarkan sebagian dari rezekinya untuk
kesejahteraan masyarakat1[1], karena kekayaan harus tersebar dengan baik.12 Dengan cara ini, Islam
menyetujui dua pembentukan modal yang berlawanan yaitu konsumsi sekarang yang berkurang dan
konsumsi mendatang yang bertambah. Dengan demikian memungkinkan modal memainkan peranan
yang sesungguhnya dalam proses produksi. Karena itu tingkat keuntungan pada usaha ekonomi yang
khusus antara lain dapat digunakan sebagai salah satu sarana penentuan modal.

Kelihatannya tiak ada ciri-ciri istimewa yang dapat dianggap sebagai organisasi dalam suatu kerangka
Islam. Tetapi ciri-ciri khusus berikutnya dapat diperhatikan, untuk memahami peranan organisasi dalam
ekonomi Islam. Pertama, dalam ekonomi Islam pada hakikatnya lebih berdasarkan ekuiti (equity-based)
daripada berdasarkan pinjaman (loan-based), para manajer cenderung mengelola perusahaan yang
bersangkutan dengan pandangan untuk membagi deviden di kalangan pemegang saham atau berbagi
keuntungan diantara mitra sutau usaha ekonomi. Kekuatan – kekuatan koperatif melalui berbagai bentuk
investasi berdasarkan persekutuan dalam bermacam-macam bentuk (mudaraba, musyarika, dll).

Kedua, pengertian keuntungan biasa mempunyai arti yang lebih luas dalam kerangka ekonomi Islam
karena bunga pada modal tidak diperkenankan. Modal manusia yang diberikan manajer harus
diitegerasikan dengan modal yang berbentuk uang. Pengusaha penanam modal dan usahawan menjadi
bagian terpadu dalam organisasi dimana keuntungan biasa menjadi urusan bersama.
Ketiga, karena sifat terpadu organisasi inilah tuntutan akan integritas moral, ketetapan dan kejujuran
dalam perakunan (accounting) barangkali jauh lebih diperlukan daripada dalam organisasi sekular mana
saja, dimana para pemilik modalnya mungkin bukan meruapakn bagian ari manajemen. Islam
menekankan kejujuran, ketepatan dan kesungguhan dalam urusan perdagangan, karena hal itu
mengurangi biaya penyediaan (supervisi) dan pengawasan. Faktor manusia dalam produksi dan strategi
usaha barangkali mempunyai signifikansi lebih diakui dibandingkan dengan strategi manajemen lainnya
yang didasarkan pada memaksimalkan keuntungan atau penjualan.

Dapat disimpulkan bahwa sistem produktif dalam negara Islam harus dikendalikan dengan kriteria objektif
maupun subjektif. Kriteria objektif diukur dengan kesejahteraan material, seangkan kriteria subjektif harus
tercermin dalam kesejahteraan yang harus dinilai dari segi etika ekonomi Islam.

Dalam Islam, faktor produksi tidak hanya tunduk pada proses perubahan sejarah yang didesak oleh
banyak kekuatan berlatar belakang penguangan / monetization tenaga kerja, tanah dan modal, timbulnya
negara nasional dari kerajaan feodal dan sebagainya, tetapi juga pada kerangka moral dan etika abadi
sebagaimanatertulis dalam syariat. Tanah tidak dianggap sebagai hak kuno istimew dari negara dan
kekuasaan, tetapi dianggap sebagai sarana untuk meningkatkan produksi yang digunakan demi
kesejahteraan individu dan masyarakat.

Konsep hak milik pribadi dalam Islam bersifat unik, dalam arti bahwa pemilik mutlak segala sesuatu yang
ada di bumi dan langit adalah Allah14 manusia hanyalah kalifah di muka bumi. Pada umumnya terdapat
ketentuan syariat yang mengatur hak milik pribadi. Beberapa aspek pembiayaan dalam Islam cukup
bervariasi, jika dalam ekonomi modern pemerintah memperoleh pendapatan dari sumber pajak, bea
cukai dan pungutan, maka Islam lebih memperkayanya dengan zakat, jizyah, kharaj (paja bumi),
pampasan perang.

Meskipun nilai nominal zakat lebih kecil dari pajak dalam ekonomi modern tetapi pemberlakukan
distribusinya lebih efektif. Sebagai contoh pada masa depresi di Amerika tahun 1929 (jatuhnya bursa
saham di New York), ahli makro ekonomi Keynes, menyarankan agar masyarakat Amerika yang berduit
melakukan komsumsi tinggi - salah satu penyebab terjadinya depresi ekonomi adalah akibat
terkonsentrasinya modal pada segelintir orang – diharapkan dengan konsumsi tinggi akan mengalir dana
dan menjadi efek rembes ke kemasyarakat. Akan tetapi efek rembes dana dari orang kaya biasanya
mengalir lambat pada orang miskin,
Keunggulan pembangunan Islam yang mengacu pada meningkatnya output dari setiap jam kerja yang
dilakukan, bila dibandingkan dengan konsep modern, disebabkan karena keinginan pembangunan
ekonomi dalam Islam tidak hanya timbul dari masalah ekonomi abadi manusia, tetapi juga dari anjuran
Ilahi dalam Qur’an dan Sunnah. Pertumbuhan output per kapita, di satu pihak tergantung pada sumber
daya alam dan di lain pihak pada perilaku manusia. Tetapi sumber daya alam saja bukan merupakan
kondisi yang cukup untuk pembangunan ekonomi, juga bukan sesuatu yang mutlak diperlukan.

Perilaku manusia memainkan peranan yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi. Namun
pembentukan perilaku manusia di negara terbelakang adalah suatu proses yang menyakitkan karena
memerlukan penyesuaian dengan lembaga-lembaga sosial, ekonomi, hukum, politik. Berbeda dari agama
lainnya, Islam mengakui kebutuhan metafisik maupun material dari kehidupan. Karena itu masalah
penempatan perilaku manusia di suatu negara Islam tidaklah sesulit di negara-negara sekular.

You might also like