Professional Documents
Culture Documents
Dosen :
Drs.H.Ahmad Syamsir,M.Si
Disusun oleh :
Acep Bagja A.N.K
Jurusan :
Manajemen Dakwah
Tafsir
KATA PENGANTAR
Penyusun,
Tafsir
Tafsir
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
Tafsir
BAB I
PENDAHULUAN
Tafsir
Tafsir
BAB II
PEMBAHASAN
TENTANG AYAT-AYAT RISALAH
Tafsir
Maksud ucapan mereka ialah apabila Allah ta’ala tidak menyukai perbuatan
kami, niscaya Dia akan mengingkarinya melalui siksa dan niscaya Allah Ta’ala tidak
akan memberikan kemungkinan kepada kami untuk melakukan hal seperti itu.
Maka Allah membantah kekeliruan mereka, “Maka tidak ada kewajiban atas
para rasul selain penyampai yang terang.” Yakni, tidaklah seperti yang kami duga.
Yang sebenarnya ialah perbuatanmu itu benar-benar diingkari, dilarang dengan keras,
dan diutus pula rasul-rasul kepada setiap umat.
Semua rasul itu mengajak untuk menyembah Allah Yang Esa. “Sembahlah
Allah dan jauhilah thagut itu.” Seruan ini diberlakukan semenjak ada syirik ditengah-
tengah manusia yaitu pada kaum Nuh a.s.. Nuh merupakan rasul yang pertama kali
diutus oleh Allah kepada penduduk bumi hingga Dia mengakhiri dengan Muhammad
SAW. yang seruannya meliputi golongan jin dan manusia, mulai dari bumi belahan
timur hingga barat
Sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Dan tidaklah Kami mengutus seorang
rasul sebelum kamu melainkan Kami mewahyukan kepada-Nya bahwa sesungguhnya
tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah Aku.” Sedangkan didalam surat ini
Allah nerfirman, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus pada setiap umat seorang
rosul. ‘Hendaklah mereka menyembah Allah dan menjauhi thagut.’”Bagaimana
mungkin seorang musyrik dapat mengatakan, setelah pengutusan para rasul, bahwa,
“Jika Allah berkehendak niscaya kami tidak akan menyembah perkara selain Dia.”
Kehendaknya yang bersifat hokum dinegasikan dari mereka, karena Dia telah
melarang kaum musyrikin berbuat demikian melalui lisan para rosul.
Tafsir
atau sifat yang lainnya yang tidak dapat dimasuki unsur ikhtiar (pemilihan) dan tidak
memberi celah untuk dipertanyakan dengan cara apa pun.
Kehendak kauniyah ini dapat dijadikan hujah oleh si mukalaf. Berdasarkan hal
ini, maka setiap kehendak kauniyah itu berkaitan dengan kehendak syar’iyah. Maka
pemilik kehendak syar’iyah sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk
menggunaka hujjah kauniyah. Wallahu a’lam. Dan Dialah yang memberi taufik
kepada kebenaran.
” Dalam surat ini berfirman, “Jika kamu sangat menginginkan agar mereka
mendapat petunjuk, maka sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang
yang disesatka-Nya.” Barangsiapa telah disesatkan oleh Allah, maka tidak adaseorang
makhluk pun yang dapat menunjukannya selain Allah. “Dan sekali-kali mereka tidak
mempunyai penolong” yang menyelamatkan mereka dari azab dan siksa-Nya.
“Ketahuilah, kepunyaan Allahlah penciptaan dan segala urusan. Mahasuci Allah
Tuhan semesta alam.”
Tafsir
Sungguh Kami telah mengutus seorang rasul kepada setiap umat sebelum
kalian, sebagaimana Kami telah mengutus seorang rasul kepada kalian, kemudian
rasul itu berkata kepada mereka, “Sembahlah Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Dan jagalah diri kalian dari disesatkan oleh setan dan dihalang-halangi dari jalan
Allah sehingga kalian tersesat.”
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan
Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka
sembahlah Aku oleh kalian.” (Al-Anbiya’,21:25)
Dan firman-Nya:
“Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum
kamu, adakah Kami menentukan tuhan-tuhan untuk disembah selain Allah
Ynag Maha Pemurah?” (Az-Zukhruf,43:45)
Tafsir
Ringkasan, kehendak syar’i untuk kufur itu tidak ada, karena Allah Ta’ala
telah melarang hal itu melalui lisan para rasul-Nya. Sedang kehendak kauniyah, yaitu
menetapkan dan mentakdirkan hamba-hamba-Nya untuk kufur, sesuai dengan ikhtiar
mereka sendiri dan karena mereka menunjukan keinginannya kepada pencapaian
sebab-sebab kekufuran tersebut.
Dalam hal ini, mereka tidak mempunyai hujjah, karena Allah Ta’ala telah
menciptakan neraka dan menjadikan penghuninya dari setan-setan dan orang-orang
kafir. Dia tidak meridhai kekufuran bagi hamba-hamba-Nya. Dalam hal ini Dia
mempunyai hujjah yang kuat dan hikmah yang sempurna.
Diantara orang-orang yang Kami telah mengutus para rasul Kami kepada
mereka, ada orang yang diberi petunjuk oleh Allah, dan diberkati untuk membenarkan
mereka, menerima petunjuk, dan mengerjakan apa yang mereka bawa, sehingga
mereka beruntung, berbahagia dan selamat dari azab-Nya. Ada pula yang
menyimpang dari jalan lurus, lalu kufur kepada Allah, mendustakan para rasul-Nya
dan mengikuti thagut, sehingga Allah membinasakan mereka dengan siksa-Nya, dan
menurunkan azab-Nya yang sangat keras, yang tidak bisa ditolak dari kaum yang
durhaka.
Dari firman Allah ini kita mengetahui, bahwasannya Allah mengutus rasul-
rasulnya untuk menyeru hamba-hambanya kepada kebajikan, mengikuti perintah,
meninggalkan sembahan berhala, menjauhkan diri dari perbuatan haram. Inilah makna
Hidayah dan makna Daialah yang dilaksanakan oleh rasul.
Kemudian setelah itu terserah Umat itu sendiri untuk menerima atau menolah
seruan rasul. Maka diantara mereka yang beriman dan ada pula diantara mereka yang
tetap dalam kekafiran. Oleh karena itu Allah menyiksa orang –orang yang
mengingkari laranganya dan memberi pahala terhadap orang yang mentaati-Nya.
Berjalanlah dimuka bumi yang dihuni oleh kaum yang dzalim, dan dinegeri-
negeri yang mereka makmurkan, seperti perkampungan Ad, Samud, dan orang-orang
yang mengkuti jejak mereka, yang telah dipastikan kesesatannyam kemudian
Tafsir
perhatikanlah bekas-bekas kemurkaan Kami kepada mereka, mudah-mudahan kalian
dapat mengambil pelajaran dari apa yang telah menimpa mereka.
Tafsir
Wahai umat Muhammad,jika kamuragu menyangkut apa yang di
sampaikan Rosul,termasuk kebinasaan para pembangkang maka
berjalanlah kamu semua di muka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan para pendusta rosul-rosul.
Tafsir
dan Adapun kaum Tsamud, Maka mereka telah Kami beri .17
petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada
petunjuk (QS.Al-Fusilat 41:17) kedu Hidayah ini serta kemampuan
melaksanakan isi hidayah itu sendiri ini tidak di lakukan kecuali
:oleh Allah swt,karena itu ditegaskannya bahwa
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada “
orang yang kamu
kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang
(dikehendaki-Nya,(QS,Al-Qhasas 28:56
Tafsir
Selain dalam surat An-Nahl tafsiran ayat tentang risalah dapat dijelaskan juga dalam
surat Al-baqarah :Ayat 121
B. QS.Al-Baqarah Ayat 121
Tafsir
Ibnu Jarir berkata, “Yang dimaksud oleh firman Allah ‘Orang-orang Yahudi
dan Nasrani tidak akan rela kepadamu sebelum kamu mengikuti agama mereka’ ialah,
‘Hai Muhammad, kaum Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu selamanya
sebelum kamu mengikuti apa yang mereka sukai dan setujui. Maka carilah keridhaan
Allah dimana kamu diutus dengan hak dalam keridhaan itu.”
Firman Allah, “Orang-orang yang telah Kami berikan kepadanya Al-Kitab dan
mereka membacanya dengan benar serta mereka itu neriman kepadanya.” Said dan
Qatadah berkata, “Mereka adalah para sahabat Nabi saw..” Ibnu Mas’ud berkata,
“Demi Zat yang diriku ada dalam kekuasaan-Nya sesungguhnya yang dimaksud
dengan membaca secara benar ialah menghalakan apa yang dihalalkannya,
mengharamkan apa yang diharamkannya, dan membacanya sebagaimana ia
diturunkan Allah, tidak mengubah satu kalimat pun dari tempatnya, dan jangan
menakwilkan sesuatu kepada maksud yang tidak seharusnya.(114), yang artinya :
Tafsir
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, “Yaitu orang-orang yang mengikuti
Rasul, Nabi yang umum, yang mereka menjumpai namanya tertulis dalam kitab
mereka, yaitu Taurat dan Injil.” Dan Allah Ta’ala berfirman, “Maka apabila mereka
berserah diri, berarti mereka mendapat petunjuk. Dan apabila mereka berpaling, maka
sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan, dan Allah Maha Melihat terhadap
hamba-hamba-Nya.”
Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman, “Dan barangsiapa yang kafir
terhadapnya, maka mereka itulah orang-orang yang merugi” sebagaimana Allah
berfirman, “Barang siapa diantara golongan-golongan itu yang kafir terhadapnya,
maka neraka merupakan tempatnya. “Dlama kitab sahih dikatakan (115),
Demi Zat yang jiwaku ada dalam Kekuasaan-Nya, tidaklah seseorang dari
umat ini, yahudi dan Nasrani yang mendengar tentang aku kemudian dia tidak
beriman kepadaku melainkan ia akan masuk neraka.”
Diantara ahli kitab ada yang mempelajari Kitab Taurat dengan penuh
pengertian, hingga mampu memahami secara detail. Mereka juga menjaga kefasihan
kata-katanya dan memikirkan makna yang dikandung, disamping memahami hukum
dan rahasia-rahasianya. Mereka adalah orang-orang yang mengetahui bahwa yang
dibawa Muhammad adalah kebenaran. Karenanya, golongan ini msu berimsn kepada
Rasulullah saw. dan memakai petunjuk yang lurus ini. Diantara mereka, Abdullah
ibnu Salam dan kaum Yahudi lain yang mengikuti jejaknya.
Artinya, “siapa pun yang kufur kepada apa yang diturunkan kepada
Muhammad setelah masalah tersebut jelas sebagai kebenaran, mereka adalah para
pemimpin yang keras kepala dan orang-orang bodoh terhadap perkataan orang-
orang kelompok pertama. Mereka adalah orang-orang yang rugi karena kehilangan
Tafsir
kebahagiaan di dunia, kemuliaan, kejayaan yang Allah anugerahkan kepada siapa
saja yang membela agama-Nya.
Mereka juga rugi diakhirat dan tidak menikmati surga,tapi mereka itu adalah
berhak mendapat siksa yang Allah sediakan untuk mereka.
Tafsir
Berpaling Dari Al-Qur’an berarti Menghina Allah.
Ayat diatas mengandung pula isyarat yang menunjukan bahwa orang yang
membawa Al-Qur’an tanpa berpikir makna yang dikandung, sama dengan tidak
beriman. Sebenarnya, meerka pun mengetahui bahwa didalam itu terkandung hidayah
Allah. Dan sudah barang tentu pengertian tersebut tidak bisa meresap didalam hati
tanpa merenungkan kandungan maknanya.
Sepantasnya, hal tersebut menjadi pendorong bagi kita untuk lebih mendalami
Al-Qur’an ketika kita membaca. Dengan demikian, bacaan itu tidak berhenti dari
mulut,seperti perintah al-Qur’an
Tafsir
Tetapi sangat disanyangkan juga semua ayan dan pelajaran tentang masalah
ini, sedikit pun tidak melekat didalam hati. Mereka hanya taqlid kepada orang-orang
yang dikecam Al-Qur’an. Sehingga hujjah Al-Qur’an memukul sikap mereka.
Karenanya, wajib bagi setiap Mu’min di setiap masa dan mana mereka berada
hendaknya memperhatikan kandungan Al-Qur’an, memahami kemudian
mengamalkan seluruh isinya.
Jika ternyata ada seorang yang buta huruf, hendaknya ia minta tolong kepada
orang lain untuk membacanya dan memberi pengertian kepadanya tentang makna
yang dikandung.
Setelah mengancam siapa diantara ahli kitab yang wajar diperingati dan
diancam karena mengubah kandungan Al-Kitab, dijelaskan disini kelompok yang
wajar mendapat berita gembira. Mereka adalah orang-orang yang telah kami berikan
Al-Kitab yakni Taurat atau injil, mereka membacanya dengan bacaan yang
sebenarnya.
Tafsir
Yakni mengikuti tuntunannya secara baik dan sempurna serta sesuai dengan
apa yang diturunkan Allah atnpa melakukan atau mempercayai perubahan yang ada,
mereka itu yakni yang sungguh tinggi kedudukanya disisi Allah beriman kepadanya,
yakni kepada kitab suci itu atau kepada petunjuk Allah yang sempurna itu. Dan
barang siapa yang ingkar kepadanya yakni kepda kitab suci atau petunjuk Allah maka
mereka itulah bukan selain mereka orang-orang yang benar-benar rugi, celaka dan
binasa.
Yang membaca mengikuti apa yang dibacanya huruf demi huruf dan
membunyikan huruf-huruf itu dengan lidah atau hatinya. Dari sini ia bisa diartikan
membaca. Tetapi dia dapat juga mengikuti tuntunanya dengan pengamalan.
Penafsiran penggabung kedua makna tersebut dan hal ini tidak bertentangan karena
itu. Dalam pandangan ulama tidak salahnya menggabung sekian makna yang berbeda
selama makna-makna itu tidak bertentangan.
Tafsir
C. QS. Al-Baqarah Ayat 136
Tafsir
dan kami kafir terhadap sebagian yang lain,’ serta bermaksud (dengan perkataan itu)
mengambil jalan (lain) diantara yang demikian (iman atau kafir). Merekalah orang-
orang yang kafir sebenar-benarnya.” (an-Nisa’: 150-151) ,”Abul Aliyah, Rabi’, dan
Qatadah mengatakan bahwa yang dimaksud al-asbath ialah anak Yakub yang
berjumlah 12 orang anak laki-laki yang masing-masing melahirkan umat manusia.
Oleh karena itu, mereka disebut asbath. Yang dimaksud asbath dalam ayat ini adalah
Keturunan Bani Israel.
“ Berimanlah kamu kepada Taurat, Zabur, dan Injil serta Al-Qur’an akan
meluaskanmu.”
Tafsir
c. Penafiran menurut Al-Maraghi
Artinya, katakanlah oleh kalian bahwa kami beriman kepada semua Nabi dan
Rasul. Kami pun taat dan tunduk kepada Tuhan semesta alam. Kami sekali-kali tidak
akan mengingkari salah satu diantara ajaran yang mereka anjurkan dimasanya.
Bahkan kami yakin secara ijmal, dan kami tidak menghiraukan apa yang terjadi pada
ajaran-ajaran mereka, baik itu perubahan ataupun penyelewengan. Itu bukanlah
urusan kami.
Kan halnya iman secara terperinci hanya kepada apa yang diuturunkan kepada
kami saja.
Imam Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurarah bahwa ahli
kitab jika membaca kitab Taurat menggunakan bahasa Ibrani, kemudian
menafsirkannya dengan bahasa Arab agar dapat didengar oleh umat islam. Kemudian
rasul bersabda kepada uamt Islam.
Artinya, kami bukanlah orang-orang yang beriman kepada sebagian Nabi, lalu
mengingkari sebagian lainnya, seperti yang dilakukan kaum Yahudi. Mereka menolak
Nabi Isa dan Muhammad, tetapi mengakui Nabi-nabi lainnya. Kami hanya beriman
dan menyaksikan bahwa semuanya adalah Rasul Allah yang diutus membawa
kebenaran dan hidayah.
Tafsir
Artinya, kami tunduk kepada Allah dan menyembah-Nya yang demikian
adalah iman secara benar. Sedangkan kalian tidak, bahkan kalian adalah para
pengabdi nafsu.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata,”Manusia antara Adam
hingga Nuh hidup selama sepuluh abad dan semuanya memegang syari’at Al-Haq.
Kemudian, mereka berselisih. Maka Allah mengutus para nabi yang menyampaikan
kabar gembira dan memberi peringatan.
Ada pula sejumlah pendapat lain, namun yang sahih adalah pendapat Ibnu
abbas karena pendapat itulah yang paling sahih sanad dan maknanya. Sesungguhnya
mereka itu memeluk agama Adam sebelum mereka menyembah berhala. Kemudian,
Allah mengutus kepada mereka Nuh as. , maka dia merupakan rasul pertama yang
diutus Allah ke muka bumi.
Oaleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman” Dia menurun kan bersama mereka
Al-Kitab denaga hak untuk memutuskan ihwal perkara yang mereka perselisihkan.
Dan, tidaklah menyalahi kitab itu melainkan orang-orang yang telah diberi kitab, yaitu
setelah dattang kepada mereka penjelasan-penjelasan karena kedengkian mereka
diantara mereka.” Maksudnya setelah ditegakan terhadap mereka hujjah-hujja.
“Kita adalah umat terakhir namun awal pada hari kiamat kita adalah
manusia yang pertama-tama masuk surga, sementara mereka telah diberi kitab
setelah mereka. Lalu Allah menunjukan kita dengan izin-Nya kepada kebenaran yang
Tafsir
mereka perselisihkan. Hari inilah yang dahulu mereka perselisihkan kemudian Alah
menunjukan kita. Manusia lain mengikuti kita, besok untuk orang-orang Yahudi, dan
lusa untuk orang-orang Nasrani.”
“Ya Allah, Tuhan malaikat jibril, Mikail dan Israfi;. Tuhan pencipta langit
dan bumi, yang mengetahui perkara gaib dan tampa. Engkaulah yang memutuskan
diantara mereka tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tunjukanlah aku
kepada kebenaran yang diperselisihkan itu dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau
menunjukan orang yangEngkau kehendaki kepada jalan yang lurus.” (HR.Bukhari
dan Muslim)
Kemudian, Allah mengutus para nabi sebagai pemberi peringatan dan pemberi
kabar gembira kepada mereka disertai bukti-bukti kongkrit yang memperkuat
kebenaran kenabian mereka.
Dan apa yang mereka dapat dari kebenaran ini adalah datang dari sisi Alah
Yang Maha Kuasa dan Yang Memberi pahala atau siksaan kepada mereka. Ia Maha
Mengetahui apa yang ada dalam batin mereka, sebab tidak ada sesuatu pun yang luput
dari pengetahuan-Nya.
Mari kita kembali pada rujukan awal, diatas ada kata; manusia sejak dahulu
adalaha umat yang satu, ada ulama yang mengaitkan penggalan ayat ini dengan ayat
Al-Qur’an surat Yunus:[10];9
Tafsir
[670] Maksudnya: diberi petunjuk oleh Allah untuk mengerjakan
amal-amal yang menyampaikan surga.
Mereka sejak dahulu hingga kini dapat hidup jika saling membantu sebagai
satu umat, yaitu kelompok yang memiliki sebuah persamaan dan sebuah keterkaitan
kodrat mereka demikian, tentu saja mereka harus berbeda-bead dalam propesi dan
kecenderungan yang ini dapat menyiapkan satu jenis kebutuhan yang lain pula untuk
dirinya dan orang lain.
Karena itu maka Allah mengutus para Nabi untuk menjelaskan ketentuan-
ketentuan Allah dan menyampaikan petunjuknya sambil menugaskan para nabi itu
sebagai pemberi kabar gembira bagi yang mengikuti petunjuk itu dan pemberi
peringatan bagi yang enggan mengikuti_Nya
Allah menurunkan kepada mereka kitab yang benar. Perhatikanlah redaksi ini
walaupun penggalan ayat yang sebelumnya menunjuk di utusnya banyak nabi,namun
kaya kitab dikemukakan dalam bentuk tunggal bukan jamak Ini karena prinsip ajaran
ilahi yang dibawa oleh nabi-nabi itu, serta yang tercantum dalam kitab-kitab yang
diturunkan.
pada hakekatnya sama, sehingga ia seakan-akan hanya satu kitab, semua nabi
membawa ajaran tauhid, kepercayaan akan adanaya hari kaimat, malaikat, diutusnya
para Rasul yang mengajarkan shalat, puasa, haji, zaikat, dan menganjurkan kebaikan
serta mencegah kemungkaran. Kitab tersebut diturunklan bersama mereka Allah
Tafsir
kemudian para Nabi melalui kitab itu memberi keputusan diantara manusia tentang
perkara yang mereka perselisihkan.
jika itu terjadi pasti perselisihan muncul, apalagi jika yang diperebutkan itu
sesuatu yang terbatas, seperti gemerlap dunia. Bila ini terjadi , persaingan tidak sehat
pasti muncul pada gilirannya menghasilkan kedengkian antara mereka sendiri.
Dengan demikian, mereka tidak bingung, tidak juga terperdaya oleh gemerlap
duniawi yang dinikmati oleh orang-orang kafir. Allah selalu memberi petunjuk,
melebihi petunjuk yang sebelumnya telah dianugrahikan-Nya kepada orang-orang
yang dia kehendaki menuju jalan yang lebar dan lurus, tanpa hambatan.
E.
Tafsir
Al-Baqarah ayat 214
Allah Ta’ala berfirman, “Apakah kamu mengira kamu akan masuk surga?”
sebelum kamu dicoba dan diuji sebagaimana yang telah diberikan kepada orang-orang
sebelum kamu. Oleh karena itu, Allah berfirman, “padahal belum dengan kepadamu
(cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sbelum kamu.
Tafsir
Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan,”berupa penyakit dan
kematian. Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, dan sejumlah tabi’in mengatakan, “Yang
dimaksud dengan al-ba’sa ialah kemiskinan, sedangkan adh-hdara’ artinya rasa sakit.
“Serta diguncangkan,” yakni digentarkan oleh musuh-musuh dan diuji dengan ujian
yang sangat berat. Sebagaimana hal itu dekemukakan dalam hadits sahih dari Khabab
bin al-Aruit, dia berkata(297), “Wahai Rasulullah, mengapa engkau tidak memintakan
tolong untuk kami, mengapa engkau tidak berdoa untuk kami?” Beliau bersabda,
“Sesunggihnya orang-orang yang sebelum kamu ada yang digergaji dan terbelah
kepalanya hingga diantara kedua kakinay, tapi itu tidak memalingka dari agamanya.
Ada pula orang yang tubuhnya disisr besi hingga dagingnya terkelupas dari
tulangnya, namun hal itu tidak memalingkan dari agamanya.” Beliau kemudian
melanjutkan, “Demi Allah, sesungguhnya Allah benar-benar akan menuntaskan
perkara ini sehingga seorang senunggang yang berjalan dari Shan’a ke Hadramaut
tidak merasa takut kecuali kepada Allah, dan serigala hanya mengkhawatirkan domba
mangsanya. Namun kalian adalah yang grasa grusu.
Firman ini seperti firman lainya, “sesungguhnya bersama kesulitan itu ada
kemudahan dan sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan,” demikian pula
itu turun bersama pertolongan. Dalam sebuah hadits dikatakan(298), yang artinya :
Pada ayat yang telah lalu, Allah memerintahkan mereka agar sepakat dan
damai. Kemudian, Allah menjelaskan bahwa mani\usia itu satu sama lainnya saling
ada ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka membutuhkan
bantuan dan pertolongan sesamanya, oleh karena itu banyaknya kebutuhan dan
beraneka ragamnya tuntunan hidup. Kondisi semacam ini jelas mengundang
Tafsir
timbulnya persengketaan ataupun permusuhandiantara mereka. Dengan demikian,
munculah kebutuhan akan undang-undang yang bersifat menyeluruh dan syari’at yang
membatasi hak masing-masing.
Akhirnya sampailah akal mereka pada suatu kesimpulan dalam upaya mereka
mencariu hukum yang tidak dipersengketakan kebenarannya dan tidak mengundang
perselisihan diantara mereka, yaitu hukum yang datang dari Allah. Kemudian, Allah
menuturkan kemurahan dan kebaikan-Nya terhadap hamba-hamba-Nya, yaitu dengan
mengutus para nabi untuk mereka yang dibekali dengan kitab dari sisi-Nya, guna
memutuskan hal-hal yang dipersengketakan oleh mereka. Selanjutnya Allah
menuturkan dalam Kitab-Nya perselisihan orang-orang yang telah diberikan Kitab,
dimana mereka telah menyalahgunakan isi kitabullah dengan tidak menjadikannya
sebagai alat menuju kesatuan dan kesepakatan, tetapi bahkan menjadikannya sebagai
alat perpecahan dan perselisihan.
Pada ayat ini Allah berpesan kepada kaum mukminin agar mereka berlaku
sabar dan teguh dalam menhadapi segala kesulitan yang menimpa mereka akibat ulah
kaum kuffar, sebagaimana para nabi dan pengikutnya pun sabar dan teguh dalam
menghadapi semua rintangan dan kesusahan, sehimgga akhirnya mereka berhasil
mendapatkan kemenangan dan tercapailah cita-cita mereka.
Diriwayatkan, bahwa ayat ini diturunkan ketika terjadi perang UHUD, dimana
saat kaum muslimin mengalami kekalahan dari orang-orang kafir. Ditimpa
malapetaka dan kesengsaraan,”berupa penyakit dan kematian. Ibnu ma’su, Ibnu
Abbas, dan sejumlah tabiin mengataka,”yang dimaksud dengan al-ba’sa ialah
kemiskinan, sedangkan adh- hdara artinya rasa sakit. “serta diguncangkan.”yakni
digentarkan oleh musuh-musuh dan diuji dengan ujian yangsangat berat. Sebagaimana
hal itu dikemukaikan dalam hadist dari Khatab bi Al-Aruit, dia berkata,” wahai
rasulullah, mengapa kau tidak memintakan tolong untuk kami, mengapa engkau tidak
Tafsir
berdoa untuk kami?” Beliau besabda.” Sesungguhnya oaring-orang yang sebelum
kamu ada yang di gergaji dan terbelah kepalanya hingga diantara kedua kakainya, tapi
itu tidak memalingkan dari agamanya.
Ada pula orang yang tumbuh disisr oleh besi sehinggga dagingnya terkelupas
dari tulangnya, namun hal itu tidak memalingkan dari agamanya.’ Beliau kemudian
melanjutkan,” Demi Allah, sesungguhnya Allah akan menuntaskan perkara ini
sehingga seorang senunggang yang berjalan dari shan’a ke hadramaut tidak merasa
takut kecuali kepada Allah, dan serigala mengkhawatirkan domba mangsanya. Namun
kalilan adalah yang grasa grusu.
pada ayat yang telah lalau, Allah memerintahkan mereka agar sepakat dan
damai, kemudian, Allah menjelaskan bahwa manusia itu satu sama lainnya saling ada
ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. mereka membutuhkan bantuan
dan pertolongan sesamanya, oleh kareana itu banyaknya kebutuhan dan
beranekaragamnya tuntunana hidup. kondisi semacam ini jelas mengundang
timbulnya persengketaan ataupun permusushan diantara mereka.
Tafsir
kitab dari sisi-Nya, guna memutuskan hal-hal yang dipersengketakan oleh mereka.
selanjutnya Allah menuturkann dalam kitab-Nya perselisihan orang-orang yang telah
diberi kitab, diaman mereka telah menyalah gunakan isi kittabullah dengan tidak
menjadikannya sebagai alat manuju kesatuan dan kesepakatan, tetapi bahkan
menjadinya sebagai alata perpecahan dan perselisihan. setelah menuturkan hal
tersebut, kembali Allah mamberi petunjuk kepada orang-orang yang benar benar
beriman, agar dalam menyelesaikan semua perselisihan diantara mereka selalu
kembali dan berpegangan kepada kitabullah diasamping itu, ia menjelaskan pula
bahwa orang-orang berupaya mancari jalan keluar dari kemelut perselisihan dan
persengketaan ini, akan menjadi sasaran lemparan orang-orang yang sedang
bersengketa, meskipun niat mereka baik.
F. Al-Maidah ayat 48
Tafsir
Setelah Allah SWT menuturkan kitab taurat ,memujinya dan menyuruh supaya
mengikutinya menceritakan injil,memujinya menyuruh pemeluknya supaya
mengamalkan isinya Allah swt berfirman ‘Dan kami telah menurunkan kepadamu
Al-Qur`an dengan membawa kebenaran yakni dengan membawa kebenaran tidak di
ragukan lagi bahwa datangnya dari Allah swtyang membenarkan kitab-kitab
sebelumnya,maka turunya al-qur`an sebagai mana diinformasikan oleh kitab—kitab
terdahulu merupakan perkara yang merupakan perkara yang menambah kebenaran
para pembawanya yaitu kaum yang berpandangan mata dan hati yang menurut kepada
Tafsir
berbagai perintah Allah swt,mengikuti syariat –Nya membenarkan ucapan para rosul
–Nya yang menjanjikan akan datangnya Muhammad saw secara pastidan dia benar-
benar datang.
Firman Allah SWT’dan memeliharanya ‘ibnu abbas berkata yakni
menjaminnya”Ibnu Abbas juga menafsirkanya bahwa Al-Qur`anmenggunakan kitab-
kitabyang mendahuluinya ,perkara yang sesuai dengan Al-Qur`an maka ia merupakan
kebenaran dan perkara yang tidak sesuai dengannya adalah batil dari Ibnu Abbas juga
di riwayatkanbahwa muhaiminan berarti menghakimi kitab sebelumnya makna
penafsiran ini saling mendekati, Allah swt menjadikan kitab yang mulia ini sebagai
kitab yang terakhir di turunkan ,penutup kitab lainnya Allah swt mengintegrasikan
didalamnya kebaikan kitab terdahulu dan menambahkan dengan dengan aneka
kesempurnaan yanhtidak di jumapi oleh kitab-kitab sebelumnya, oleh karena itu Allah
swt menjadikan Al-Qur`an sebagai bukti pemelihara dan yang menghakimi seluruh
kitab yang lain dan Allah Ta`ala sendiri yang akan menjaga keterpeliharaannya Dia
berfirman “sesengguhnya yang menurunkan Ad-Dzikr dan sesungguhnya kamilah
yang memeliharanya.”
Setelah Allah menurunkan Taurat, lalu Injil kepada Bani Israil, dan Dia
terangkan petunjuk maupun cahaya yang Dia pesankan dalam kedua kitab itu, serta
Dia jelaskan pula kewajiban yang harus mereka tunaikan untuk menegakkan
keduanya, serta ancaman-Nya terhadap mereka berupa hukuman apabila tidak
menggunakan kedua kitab tersebut dalam memutuskan perkara, maka sesudah itu,
Allah terngkan disini bahwa telah menurunkan Al-Qur’an atas Nabi-Nya yang
terakhir, Muhammad saw., dan betapa besar dan tinggi kedudukan Kitab Al-Qur’an
ini diantara kitab-kitab lain sebelumnya. Bahwa hikmahnya adalah memerlukan
adanya berbagai macam syari’at dan jalan untuk petunjuk kepada umat manusia.
G. QS. Asy-Syaba’ 28
Tafsir
28. dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya
sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan
manusia tiada mengetahui.(QSAsyaba [34]:28)
Tafsir
tidak dapat diakhirkan dan tidak dapat pula di
pajukan”sesungguhnya apa bila ketetapan allah telah dating,maka
tidak bisa di tangguhkan”
103. dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman - walaupun kamu sangat
menginginkannya-.(YYusuf :103)
Tafsir
Ayat di atas tidak lagi menggunakan untuk menyampaikan fungsi Nabi
sebagai mana bentuk perintah ayat-ayat yang lain ini untuk mengingatkan Beliau
betapa besar anugrah-Nya itu sekaligus mengingatkan seluruh manusia betapa tinggi
kedudukan Rasul disisi Allah SWT
Kata kaffah menurut Thabathaba`I dan beberapa ulama lain terambil dari kata
kafa yang berarti menghalangi,atas dasar itu mereka memahami penggalan ayat di
atas din atas kami tidak mengutusmu kecuali sebagai penghalang yang sangat unggul
terhadap manusia agar mereka tidakmelakukan kedurhakaan ini di kuatkan dengan
kal;imat selanjutnya yaitu bhashiran wa nadziran banyakl ulma yang memahami arti
kafa daln arti semua dan ia pada ayat ini berfungsi menjelaskan keadaan manusia
dengan demikian ayat ini menguraikan risalah Nabi Muhammad saw yang mencakup
semua manusia .ayat ini menurut mereka berarti kami dak mengutusmu kecuali
pengutusan buat umat manusia.pendapat ini sejalan dengan fungsi Nabi Muhammad
saw,yang di utus dengan membawa rahmat-Nya
Ayat ini pun di fahami oleh Thabathaba`I sebagai argumentasi keesaan Allah
swt,ulam ini menulis risalah bahwa “risalah atau pengutusan para nabi merupakan
salah satu keniscayaan keesaan Allah swt , karena Tuhan selalu memperhatikan dan
mengurus hamba-hamba-Nya serta mengantar mereka menuju kebahaigiaan tetapiu
tidak ada yang mengakui utusan tuhan “yang lain” idan koneksi ini Sayidina Ali ra
berkata ‘seandainya tuhan memiliki sekutu,pastilah Rasul sekutunya “ selanjutnya
Thabathaba`I memahami firman-Nya “ tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”
dalam artikebanyakan manusia tidak mengetahui keterbatasan sumber pengutusan
rasul-rasul hanya dari Allah swt yang Maha Esa merupakan bukkti keterbatasan
ketuhanan hanya pada-Nya .
H. QS-Asyu`ara ayat 51
Tafsir
51. dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata
dengan Dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir[1347] atau
dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan
seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha
Bijaksana.
[1347] Di belakang tabir artinya ialah seorang dapat mendengar kalam Ilahi
akan tetapi Dia tidak dapat melihat-Nya seperti yang terjadi kepada Nabi Musa a.s.
Fir`aun mengancam dan mengintimidasi para tukang sihir namun hal itu
semakin menambah keimanan dan kepasrahan mereka bagaimana tidak demikian
padahal Allah swt menunjukan kebeharan kepada mereka apa yang dilihat oleh Nabi
Musa itu hanya terjadi pada manusia yang di tolong oleh Allah swt, karena itu mereka
menyadari apa yang selam ini tidak mereka ketahui sehingga mermemsaplah
keimanan mereka,mereka tidak peduli terhadap janji dan ancaman fira`aun yang
mengatakan “apakah kalian beriman kepada musa sebelum aku memberi ijin
kepadamu’yakni sepatutnya kamu meminta ijin kepadaku atas apa yang kamu lakukan
itu?”sesungguhnya dia pemimpin yang mengajakan sihir kepadamu.inilah sebuah
kesombongan dan kebohongan yang di ketahui oleh fira`un sendiri,bagai mana pula
Musa mengajari mereka sihir padahal dia belum pernah berkumpul dengan mereka
Tafsir
b. Penafsiran Ayat Menurut Al-Maraghi
Karena kami berharap bahwa Tuhan akan mengampuni kami karena sihir yang
kami lakukan, yakni sebagai kekufuran. Kami yakin Dia akan menganpuni kami
karena kami termasuk orang-orang pertama diantara golongan yang menyaksikan
peristiwa itu, yang beriman lantaran tunduk kepada kebenaran dan berpaling dari
kesenangan serta kemewahan dunia.
c.
Tafsir
Penafsiran Ayat Menurut Al-Misbah
51. dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata
dengan Dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir[1347] atau
dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan
seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha
Bijaksana.
[1347] Di belakang tabir artinya ialah seorang dapat mendengar kalam Ilahi
akan tetapi Dia tidak dapat melihat-Nya seperti yang terjadi kepada Nabi Musa a.s.
Ayat-ayat kelompok ini kembali menguraikan tentang wahyu dari segi cara
Allah menyampaikan kepada para nabi”dan tidak kemuingkinan terjadi kepada
manusia bahwa ia di ajak berbicara oleh Allah yakni di beri impormasi oleh-Nya
kecuali dengan wahyu yakni “pecampakan”informasi secara cepat kedalam
Qalbunnya tanpa perantara siapapun atau di belakang tabir yakni dengan
memperdengarkan suara tampa si pendengar dapat melihat pembicaranya atau dengan
mengutus seorang utusan yakni malaikat yang dapat di lihat atau di rasakan
kehadirannya serta di dengar suaranya lalu sang malaikat itu mewahyukan dari saat
kesaat kepadanya yakni menyampaikan informasi Allah itu secara cepat
penyampaian yang di lakukan dengan seizin-Nya tentang apa yang dia,yakni
Allah.kehendaki sesungguhnya Dia Maha Tnggi lagi Maha Bijaksana
Kalimat “Yukalimahullah” di ajak berbicara oleh Allah tentu saja tidak boleh
di fahami dalam arti percakapan seperti halnya makhluk banyak di uraikan ulama
yang berbeda-beda tentang apa yang dimaksud dengan kallamullah yang pasti
kalalmullah atau apa saja redaksi mengesankan adanya persamaan antara Allah dan
manusia bahkan makhluk, harus segara difahami bahwa hakikat keduanya tidaklah
sama karena “Tidak ada yang serupa dengan-Nya”kita dapat menyimpulkan bahwa
percakapan ini bermakna, dipahaminya apa yang hendak disampaikan Allah oleh
objek yang dipilihnya.
Tafsir
Ayat di atas mengemukakan tiga cara,yang pertama langsung,tanpa menyebut
satu kondisi atau syarat sedang kedua disertai dengan satu kondisi ataau syarat yaitu
“di belakang hijab” dan yang ketiga berupa kehadiran keutusan untuk menyampaikan
wahyu itu.
Cara pertama dapat bermacam-macam menurut al-biqa`I kata wahyan disini
mencakup pemberian informasi tanpa perantara dan dengan cara yang tersembunyi,ia
dapat berbentuk juga ilham atau mimpi atau dengan cara yang lain baik allah
menganugrahkan kepada yang menerima wahyu itu kemampuan mendengaran ini
adalah peningkat-tertinggi-atau juga berbentuk ilham atau juga disertai dengan
pandangan maupun tidak termasuk bagian ini “wahyu-Nya” kepada ibu nabi Musa as.
(QS.Al-Qhasas[28]:7) atau kepada lebah (QS.AnNahl[16];68) atau kepada langit
(QS.Al-Fushilat[14];12) menganugrahkan kepada hal-hal tersebut potensi yang
dengan yang di proleh manfaat serupa dengan menganugrahkan kepada nmanusia
potensi berbicara lalu kemampuan mengekspresikannya,demikian al-biqa`I yang
kemudian mengutip pendapat sufi besar Syihabuddin as-suhrawardi yang menyatakan
bahwa pengethuan yang bersifat ladun yang terdapat dalam qalbu orang-orang yang
mengonsentrasikan dirinya kepada Allah adalah bagian dari mukalamah /pembicaraan
itu
Kata war`a bukan berarti di belakang yakni antonim depan tetapi dalam artu di
luar sesuatu,ini serupa dengan kalimat “wallahi min waraihim muhit”yang secara
harfiah bisa di terjemahkan allah di belakang mereka maha mengetahui,ini karena
allah tidak membutuhkan tempat sehingga tiodak ada bagi-Nya dan bagi sifst-Nya
ruang atas,bawah,belakang depan
Pengutusan rasul ytang dimaksud dapat juga mencakup banyak rosul.jika kita
memehami kata rasul dalam arti malaikat maut dan lain-lain namun demikian yang
Tafsir
ditugaskan menyampaikan wahyu Al-Qur`an hanyalah malaikat jibriil berdasarkan
firman-Nya:
192. dan Sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta
alam,
193. Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril),
194. ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara
orang-orang yang memberi peringatan,
Cara yang ketiga adalah cara yang paling sering diterima oleh para Nabi
Muhammad saw, menggambarkan pengalaman beliau bahwa wahyu yamg
disampaikan malaikat terkadang datang disertai dengan suara bagaikan suara lonceng,
dan ini adalah terberat.terkadang wahyu itu juga beliau terima dengan disertai suara
lebah dan tidak
jarang juga malaikat menampakan sebagai manusi baik dikenal ataupun tidak.
dan Demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan .52
perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui Apakah Al kitab (Al Quran)
dan tidak pula mengetahui Apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu
cahaya, yang Kami tunjuki dengan Dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-
hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan
(yang lurus.(QS,Asyu`ara[42]:52
Tafsir
a. Penafsiran Ayat Menurut Ibnu Katsir
Musa a.s menanyakan kuburan Yusuf a.s kemudian nenek-nenek itu memberi
tahunya dan Musa a.s pun mmembawa peti Nasbi Yusuf a.s berdasarkan pesan yang
diterima Nabi Musa a.s dari Yusuf a.s yaitu Musa harus membawanya ketika hendak
meninggalkan mesir.
Ketika tiba fira`un marah besar atas kepergian bani Israel kemudian
mengumpulkan tentara dengan cepat dia berkata “sesungguhnya mereka golongan
kecil
Allah Ta`ala berfirman Kami keluarkan fira`un dari taman—taman dan dan
mata air dan dari pembendaharaan serta kedudukan yang mulia”yakni mereka
meninggalkan kenikmatan untuk neraka jahim mereka meninggalkan tempat tinggi
yang menjulang, kebun-kebun, sungai, harta kekayaan, rezeki, kerajaan, dan
kemagahan duniawi yang meliputi ruh ‘demikianlah kami anugrahkan kepada Bani
Israel “ hal ini sewbagai firman Allah swt dan kami waruskan kepada kaum yang
telah di tindas itu negeri-negeri bagian timur bumi dan bagian baratnya” dan kami
hendak memberikan anugrah bagi orang-orang yang di tindas di bumi dan kami
gendak menjadikan mereka pemimpin sertya menjadi pewaris.
Allah memerintahkan kepada Musa dan Kaumnya untuk berhijrah dari Mesir.
Tafsir
Diceritakan dalan Kitab keluaran dari Taurat, isahah ke 11 : Tuhan menyuruh
setiap laki-laki untuk meminta barang-barang emas dan perek kepada tetangganya,
dan setiap perempuan kepada tetangganya pula. Tuhan akan mematikan setiap anak
sulung manusia dan hewan di negeri Mesit.
Tuhan menyuruh setiap rumah tangga untuk menyembelih seekor anak domba
pada kedua hari keempat belas dari bulan keluaran, membubuhkan darahnya pada
kedua tiang pintu dan ambang atas rumah dan memakan dagingnya yang telah
dipanggang pada malam itu juga dengan roti yang tidak beragi.
Tafsir
demikianlah keadaanmu sebelum kami mewahyukan kepadamu, tetapi kami
menyampaikan semua itu kepadamu dan memberimu hidayah melalui waahyu al-
qur`an ,saat manusia seluruhnya dalam keadaan gelap gulita dan kami menjadikannya
yakni al-qur`an itu cahaya benderang, yang kami senantiasa menunjuki dengannya
yakni kami anugartahi taufik sehingga dapat melaksanakan secara baik runtunan-
runtunan kami, siapa yang kami diantara hamba-hamba kami untuk kami
anugrahitaufik itu,sedang kehendak kami itu berkaitan erat dengan kecendrungan hati
hamba-hamba tersebut,engkau wahai Nabi Muhammad adalah seoarang yang kami
anugrahi taufik dan hidayah .dan sesungguhnya engkau bener-benar nenberi petunjuk
yakni mampu menjelaskan dengan sangat baik cara-cara menuju ke jalan yang lebar
yang lurus,yaitu jalan Allah yang lebar yang milik-Nya segala apa yang ada di langit
dan apa yang ada di bumi,ingatlah hanya hanya kepada Allah-tidak kepada selainya
senantiasa kembali semua urusan atau akan kembali dengan amat jelas semua urusan
di kemudian nanti
Kata kadza lika oleh Thabathaba`I difahami sebagai menunjuk ketiga macam
cara taklim /pembicaraan Allah yang disebut ayat yang lalu,ini menurut Thabathaba`i
dikuatkan dengan riwayat-riwayat yang demikian bamyak yang menginformasikan
bahwa Rasul SAW sebagai man memproleh wahyu dengan perantaraan malaikat
jibril,juga memproleh dalam keadaan tidur (mimpi,dan ini menurut ulama tersebut
yang merupakan bagian keduya-juga beliau memproleh wahyu tanpa perantara
sebagaimana disebut oleh cara pertama, Thabathaba`I juga menyebut pendapat yang
menyatakan bahwa kata kadzalika menunjuk kepada wahyu-wahyu yang diterima
oleh paraa nabi yang dulu, hanya saja menurutnyajika difahami demikiam, maka yang
disebut ruh adalah malaikat Jibril a.s atau apa uang di istilahkandengan Artruh al-
amin.
Tafsir
beliau, lalu beliau sampaikan atas dasar pengetahuan yang beliau usahakan itu, semua
nitu adalah adalah wahyu yang disampaikan Allah jika demikian maksud ayat ini, lalu
dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan ruh yang diwahyukan itu adalah al-qur`an
maka semesatinya ayat di atas cukup menyebut dan tidak perlu menyebut wal iman
dan tidak (pula) mengetehui apakah al iman.
yang kedua walaupun al-qur`an dinamai ruhdari sisi bahwa Dia menghidupkan
jiwa manusia dengan petunjuk-petunjuknya sebagai mana dijelaskan dalam QS.Al –
Anfal ayat 24 dan QS.Al-An`amayat 122 tetapi yang dimaksud adalah al-qur`an tapi
mengapa ada kalimat min amrina sedang yang terlintas dalam benak tentang firamn-
firman Allah adalah bahwa ruh merupakan amrihi adalah makhluk dari alam tertinggi
yang menyertai malaikat ketika mereka turun Allah berfirman :
" pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin
Tuhannya untuk mengatur segala urusan".(QS,Al-Qadr[97]4)
Tafsir
kitab di sebabkan karena keimanan Nabi sawengan perincian kandungan al-kitab baik
pengetahuan maupun syari`atnya merupakan salah satu yang berkaitan eratdengan
turunya kitabseakan-akan ayat di atas menyatakan “Dan demuikian lah kami
wahyukan kepadamu satu kitab.sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah al-
kitab dan tidak juga merasakan dalam dirimudampaknya dengan demikian indah
yakni keimananmu kepadanya ”Demikian antara lain Thabthaba`i
Surah ini ditutup setelah menjelaskan tantang wahyu Allah kepada Nabi
Muhammad saw dengan menegaskan bahwa segala persoalan terus menerus kembali
dan akan kembali kepada Allah swt Dia adalah Pencipta Dia juga Pengatur dan
Pengendali Dunia dan Akhirat dengan demikian Dialah pasti setidaknya Dia maha
benar, Tinggi, serta Maha Agung, sehingga tidak terjangkau Hakikat-Nya.
Tafsir
47. tiap-tiap umat mempunyai rasul; Maka apabila telah datang Rasul mereka,
diberikanlah keputusan antara mereka[695] dengan adil dan mereka (sedikitpun)
tidak dianiaya.(QS,Yunnus;47)
QS,YUNNUS ayat 47
47. tiap-tiap umat mempunyai rasul; Maka apabila telah datang Rasul mereka,
diberikanlah keputusan antara mereka[695] dengan adil dan mereka (sedikitpun)
tidak dianiaya.(QS,Yunnus;47)
Allah Ta`ala memberitahukan bahwa Dia merupakan pemilik langit dan bumi
bahwa sesungguhnya janiji Allah swt itu benar bahwa Dia yang menghidupkan dan
mematikan , dan hanya kepada-Nyalah kamu di kembalikan, bahwa Dia Maha Kuasa,
atas yang demikian itu, Maha Mengetahui terhadap pemvarasian tubuh manusia dan
pendistruibusian di berbagai wilayah, baik di lautmaupun di darat, kemudian Dia
menyempurnakan penciptaan-Nya sejalan dengan apa yang di jalankannya sesuai Al-
Quir`an yang di turunkan kepada Rasul-Nya yang mulia “hai manusia sesungguhnya
telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu “yakni larangan perbuatan fasyiah
Tafsir
“penawar bagi apa yang terdapat dalam dada’seperti kesamaran dan keraguan yangAl-
Qur`an yang menghilangkan najis syirik dan kotoran kekupuran dari qalbu” petujuk
rahmat”yakni dengan al-qur`an akan diproleh hidayah dan rahmat dari Allah swt hal
itu hanya berlaku untukl mukminin yang menyakini kandungan al-qur`an penggalan
di atas seperti firman Allah swt ‘Dan kami menurunkan Al-Qur`an yang merupakan
penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman .dan orang-orang yang
dzalimtidak bertambah melainkan kerugian,”
Firman Allah Swt ‘katanlah dengan karunia Allah swy dan rahmat-Nya
hendkalh mereka bergembira dengan yanbg demikian itu”karena Al-Qur`anlah yang
pantas menjadi kegembiraan mereka ‘ia lebih baik dari pada apa yang kamu
himpunkan”berupa serpihan-serpihan dunia yang fana dan cepat sirna.
c.
Tafsir
Penafsiran Ayat Menurut Al-Misbah
Kelompok ayat ini kembali kepada persoalan pertama yang di singgung oleh
surah ini yang sekaligus menjadi faktor utamanya.yaitu keheranan mereka atas
turunya wahyu kepada Nabi Muhammad saw terhadap mereka, setelah bukti Al-
Qur`an di paparkan bahkan di tantangkan, kini-kepada semua manusia-ayat ini
menyampaikan fungsi wahyu yang mereka ingkari dan lecehkan itu.hai seluruh
manusia, dimana dan kapan pun sepanjang masa, sadarilah bahwa sesungguhnya telah
datang kepada kamu semua pengajaran yang sangat agung dan nbermamfaat dari
Tuhan pemelihara dan pembimbing kamu yaitu Al-Qur`an kayrim dan obat yang
sangat ampuh bagi apa yakni penyakit-prnyakit kejiwaan yang terdapat dalam dada
yakni hati manusia dan petunjuk yng sangat jelas menuju kebenaran dan kebajikan
serta rahmat yang amat besar lagi melimpah bagi orang-orang mu`min
Ayat ini menegaskan bahwa Al-Qur`an adalah obat bagi apa yang terdapat
dalam dada,penyebutan kata dada yang di artikan dengan hati,menunjukan bahwa
wahyu-wahyu ilahi berfungsi menyembuhkan penyakit-penyakit rohani seperti ragu,
dengki, takkabur, dan semacamnya, memang dalam Al-Qur`an hati di tunjukan
sebagai wadah yang menampung rasa cinta dan benci, berkehendak dan menolak
bahkan hati di nilai sebagai alat untuk mengetahui.hati yang mampu melahirkan
ketenangan dan kegelisahan serta menampung sifat-sifat baik dan terpuji.
Tafsir
SAW kemudian bersabda “Hendaklah engkaumembaca Al-Qur`an”makna serupa di
kemukakan oleh Al-Baihaqi melalui wailah bin Al-Asqo.
Tampa mengurangi penghormatan terhadap Al-Qur`an dan hadits-hadits nabi
saw adanya riwayat ini,bila benar adanya,maka yang di maksud bukanlah penyakit
jasmani,tetapi penyalit rohani yang di akibatkan oleh jiwa.iia adalah Psikosomatif.
Memang tidak jarang seseorang sesak nafas atau dada bagaikan tertekan karena
adanya ketidak seimbangan rohani Supi besaar, Al-Hasan Al-Basri, sebagai mana di
kutip oleh Muhammad syaid tantowi, dan berdasar riwayat Asy-syeh siyaikh-berkata,
”Allah menjadikan al-qur`an obat terhadap penyakit-penyakit hati, dan tidak
menjadikannya obat untuk penyakit jasmani”
Rahmat adalah kepedihan di dalam hati karena melihat ketidak berdayaan
pihak laion sehingga mendorong yang pedih hatinya itu untuk membantu
menghilangkan atau mengurangi ketidak berdayaan tersebut.ini adalah rahmat
manusia.rahmat Allah yang di fahami dalam arti bantuan-Nya sehingga ketidak
berdayaan itu tertanggulangi bahkan seperti tulis Thabathaba`I, rahnat-Nya adalah
limpahan karunia-Nya terhadap wujud dan sarana kesinambungan wujud serta aneka
nikmat orang mukmin dalam kebahaigiaan hidupdalam berbagai aspeknya, seperti
pengetahuan ketuhanan yang benar, ahlak yang luhur,amal-amal kebajikan, kehidupan
yang berkualitas di dunia dan akhirat, termasuk prolehan surga dan ridha-Nyyam
Karena itu, jika al-qur`an di sifati sebagai rahmat untuk orang-orang
mukmin,maka maknanya adalah limpahan karunia kebajikan dan keberkatan yang di
sediakan oleh Allah swt.bagi mereka yang menghayati dan mengamalkan nilai-nilai
yang di amanatkan oleh al-qur`an.
Tafsir
yang tidak stabil kondisinya pimpang keadaanya lagi lemah tubuhnya ia menanti
kedatangan dokter yang dapat memberinya obat guna kesembuhannya sang dokter
tentu saja memberi peringatan kepada pasien ini menyangkut sebab-sebabnya
penyakitnya dan dampak-dampak kelanjutan penyakit itu, lalu memberinya obat guna
kesembuhannya, kemudian memberinya petunjuk saran tentang cara hidup sehat agar
kesehatannya dapat terpelihara sehingga penyakit yang dideritanya tidak kambuh lagi
nah, jika yanga bersangkutan memenuhi tuntunan sang dokter, niscaya ia akan sehat
sejahtera dan hidup bahagia serta terhindar dari segala penyaklit dan itulah rahmat
yang sungguh besar.
Tafsir
BAB III
ANALISIS
Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa orang-orang kafir itu tidak akan
surut dari perbuatan batil mereka terkecuali apabila telah dating malaikat
pencabut nyawa mereka atau datang kepada siksa yang memusnahkan.
Dan Allah menerangkan pula bahwa sikap dan prilaku mereka bukanlah suatu
hal yang baru, karena ulah tingkah laku itu telah dilakukan oleh umat-umat
sebelum mereka.
Dan Allah SWT telah memberi petunjuk kepada mereka yaitu dengan
menurunkan rasul-rasul-Nya kepada setiap umat agar mereka beribadah dan
menjauhi apa yang telah dilarang oleh Allah SWT.
Kitab yang telah di turunkan oleh Allah SWT, ini harus di baca sebagaimana
mestinya karena jika mereka mengingkari, maka mereka adalah termasuk
orang-orang yang rugi.
Tafsir
• QS.Al-baqaroh ayat 136
Dalam ayat ini Allah telah menerangkan kepada mereka bahwa, orang-orang
harus beriman kepada Allah SWT, rasul-rasul, dan kitab-Nya.
Allah juga menjelaskan dalam surat ini, bahwa Allah tidak membeda-bedakan
seseorang diantara mereka.
Dalam surat ini Allah menjelaskan bahwa kitab yang diturunkan oleh Allah
mengandung kebenaran yang hakiki, untuk memberi keputusan diantara
mereka yang berselisih.
Dan mereka yang berselisih adalah orang-orang yang di beri (kitab) karena
bukti nyata yang sampai kepada mereka, dan kedengkian diantara mereka
sendiri.
• QS.Asy-Syu’ara ayat 52
Dan karena hal itu Allah memberi peringatan kepada nabi Musa dan hamba-
hamba-Ku untuk pergi.sebab merela akan dikejar (kaum Fir’aun).
• QS. Al-Maidah
Ayat ini menerangkan tentang Kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah SWT
kepada Bani Israil yaitu Taurat dan injil dan menerangkan petunjuk cahaya
Tafsir
dan pesan dalam kedua kitab itu serta menjelaskan kewajiban dan ancaman
berupa hukuman-hukuman apabila tidak mengunakan kedua kitab tersebut
dalam memutuskan perkara.
Tafsir
mendapat kabar gembira adalah orang-orang yang telah kami berikan Al-kitab
yakni Taurat, dan mereka senantiasa mengikuti tuntunan secara baik. Dan juga
sebagai umat Muhammad SAW senantiasa harus menjaga kitab Allah yaitu Al-
Qur’an.
Tafsir
DAFTAR PUSTAKA
Tafsir