Professional Documents
Culture Documents
Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang yang sangat
penting dalam biologi setelah Louis Pasteur dapat menjelaskan proses fermentasi anggur
(wine) dan membuat serum rabies[2] Perkembangan biologi yang pesat pada abad ke-19
terutama dialami pada bidang ini dan memberikan landasan bagi terbukanya bidang
penting lain: biokimia.
Penerapan mikrobiologi pada masa kini masuk berbagai bidang dan tidak dapat
dipisahkan dari cabang lain karena diperlukan juga dalam bidang farmasi, kedokteran,
pertanian, ilmu gizi, teknik kimia, bahkan hingga astrobiologi dan arkeologi.[1]
Mikroba terdapat dimana-mana di sekitar kita ada yang menghuni tanah, air, dan udara.
Studi tentang mikroba yang ada di lingkungan alamiahnya disebut ekologi mikroba.
Ekologi merupakan bagian biologi yang berkenaan dengan studi mengenai hubungan
organism atau kelompok organisme dengan lingkungannya.
Selain gas, partikel debu dan uap air, udara juga mengandung mikroorganisme. Di udara
terdapat sel vegetatif dan spora bakteri, jamur dan ganggang, virus dan kista protozoa.
Selama udara terkena sinar matahari, udara tersebut akan bersuhu tinggi dan berkurang
kelembabannya. Selain mikroba yang mempunyai mekanisme untuk dapat toleran pada
kondisi ini, kebanyakan mikroba akan mati. Udara terutama merupakan media
penyebaran bagi mikroorganisme. Mereka terdapat dalam jumlah yang relatif kecil bila
dibandingkan dengan di air atau di tanah. Mikroba udara dapat dipelajari dalam dua
bagian, yaitu mikroba di luar ruangan dan di dalam ruangan.
Kelompok mikroba yang paling banyak berkeliaran di udara bebas adalah bakteri, jamur
(termasuk di dalamnya ragi) dan juga mikroalge. Kehadiran jasad hidup tersebut di udara,
ada yang dalam bentuk vegetatif (tubuh jasad) ataupun dalam bentuk generatif (umumnya
spora).
Belum ada mikroba yang habitat aslinya di udara. Pada sub pokok bahasan sebelumnya
mikrooganisme di udara dibagi menjadi 2, yaitu mikroorganisme udara di luar ruangan
dan mikroorganisme udara di dalam ruangan. Mikroba paling banyak ditemukan di dalam
ruangan.
Mikroba yang ada di udara berasal dari habitat perairan maupun terestrial. Mikroba di
udara pada ketinggian 300-1,000 kaki atau lebih dari permukaan bumi adalah organisme
tanah yang melekat pada fragmen daun kering, jerami, atau partikel debu yang tertiup
angin. Mikroba tanah masih dapat ditemukan di udara permukaan laut sampai sejauh 400
mil dari pantai pada ketinggian sampai 10.000 kaki. Mikroba yang paling banyak
ditemukan yaitu spora jamur, terutama Alternaria, Penicillium, dan Aspergillus. Mereka
dapat ditemukan baik di daerah kutub maupun tropis.
Mikroba yang ditemukan di udara di atas pemukiman penduduk di bawah ketinggian 500
kaki yaitu spora Bacillus dan Clostridium, yeast, fragmen dari miselium, spora fungi,
serbuk sari, kista protozoa, alga, Micrococcus, dan Corynebacterium, dan lain-lain.
Dalam debu dan udara di sekolah dan bangsal rumah sakit atau kamar orang menderita
penyakit menular, telah ditemukan mikroba seperti bakteri tuberkulum, streptokokus,
pneumokokus, dan staphylokokus. Bakteri ini tersebar di udara melalui batuk, bersin,
berbicara, dan tertawa. Pada proses tersebut ikut keluar cairan saliva dan mukus yang
mengandung mikroba. Virus dari saluran pernapasan dan beberapa saluran usus juga
ditularkan melalui debu dan udara. Patogen dalam debu terutama berasal dari objek yang
terkontaminasi cairan yang mengandung patogen. Tetesan cairan (aerosol) biasanya
dibentuk oleh bersin, batuk dan berbicara. Setiap tetesan terdiri dari air liur dan lendir
yang dapat berisi ribuan mikroba. Diperkirakan bahwa jumlah bakteri dalam satu kali
bersin berkisar antara 10.000 sampai 100.000. Banyak patogen tanaman juga diangkut
dari satu tempat ke tempat lain melalui udara dan penyebaran penyakit jamur pada
tanaman dapat diprediksi dengan mengukur konsentrasi spora jamur di udara.
2. Meningitis
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membrane atau selaput
yang melapisi otak dan syaraf tunjang. Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat
ditularkan melalui batuk, bersin, ciuman, sharing makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi
bersama dan merokok bergantian dalam satu batangnya. Maka bagi anda yang
mengetahui rekan atau disekeliling ada yang mengalami meningitis jenis ini haruslah
berhati-hati. Mancuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ketoilet umum,
memegang hewan peliharaan.
3. Flu Burung
Avian Influenza atau flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
virus influenza H5N1. Virus yang membawa penyakit ini terdapat pada unggas dan dapat
menyerang manusia. Penularan virus flu burung berlangsung melalui saluran pernapasan.
Unggas yang terinfeksi virus ini akan mengeluarkan virus dalam jumlah besar di
kotorannya. Manusia dapat terjangkit virus ini bila kotoran unggas bervirus ini menjadi
kering, terbang bersama debu, lalu terhirup oleh saluran napas manusia.
4. Pneumonia
Pneumonia atau yang dikenal dengan nama penyakit radang paru-paru ditandai dengan
gejala yang mirip dengan penderita selesma atau radang tenggorokan biasa, antara lain
batuk, panas, napas cepat, napas berbunyi hingga sesak napas, dan badan terasa lemas.
Penyakit ini umumnya terjadi akibat bakteri Streptococus pneumoniae dan Hemopilus
influenzae yang berterbangan di udara terhirup masuk ke dalam tubuh. Bakteri tersebut
sering ditemukan pada saluran pernapasan, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.
1) Imunisasi
Dengan pemberian vaksin rubella pada anak-anak laki-laki dan perempuan sejak dini
Digunakan pada ruangan yang sesak dengan daya tembus jelek, merusak mata sehingga
sinar harus diarahkan ke langit-langit
Digunakan di tempat apa saja dengan batasan penyaring harus sering diganti.
d) Metode pembakaran
Digunakan pada ventilasi udara dari cerobong yang didalamnya terdapat organisme yang
menginfeksi sedang dipindahkan (Volk and Wheeler, 1989).
Saat ini telah banyak dijual penyejuk udara/ AC dengan kemampuan anti mikroba.
Kelompok kehidupan yang terdapat di air terdiri dari bakteri, jamur, mikroalga, protozoa,
dan virus, disamping itu ada juga sekumpulan hewan atau tanaman air lainnya yang tidak
termasuk mikroba.
Bakteri flora pada permukaan perairan lebih banyak daripada perairan subterania.
Komposisinya tergantung dari suplai nutrien-nutrien dalam air. Jumlah bakteri tanha
yang terikut air biasanya masih cukup tinggi misalnya, Azotobacter choroococum, dan
bakteri pengurai nitrit, Nitrosomonas europeae dan Nitrobacter winogradskyi.
Suingai-sungai membawa lebih banyak atau lebih sedikit limbah yang membawa bakteri
tergantung limpahan limbah yang terbuang. Contoh yang menarik adalah bakteri
intestinal Escherichia coli, yang dinamakan strain Koliform dan Salmonella patogenik
sebagai penyebab demam tifoid. Danau mata air masih mengandung banyak bakteri dari
sumber mata air; penambahan bakteri tergantung dari faktor fisika dan faktor kimia.
Determinasi jumlah total bakteri dengan cara hitungan langsung di sungai memberikan
gambaran jumlah yang tidak tentu tergantung dari hidrografi. Misalnya, 352.000-
9.800.000 per ml air, di sungai Rio Negro Brazilia berjumlah 200.000-300.000 per ml air,
dan di sungai Dalvin Slovakia berjumalah 1.194.400 per ml air.
Mikroflora danau dipengaruhi oleh mikroflora sungai. Bakteri batang non spora
mempunyai jumlah terkecil pada zona iklim temperate dan boreal; dan memiliki proporsi
relatif terbesar pada danau eutrofik. Bakteri berspora memiliki jumlah lebih dari 10%.
Pada danau mesotrofik, jumlah bakteri berspora lebih besar; dan kemungkinan terdiri 20-
25% dari semua bekteri saprofitik. Bakteri pada danau-danau bergaram, mayoritas
baklteri yang hidup di danau bergaram dengan kadar garam tinggi yang dinamakan
bentuk halofilik. Kebanyakan organisme halofifilik ekstrem dapat berkembang secara
optimal dengan kadar garam 20-30%. Misalnya: Halobakterium dan Halococcus. Bakteri
laut, hampir semua bakteri laut adalah halofilik, yakni dengan memerlukan NaCl untuk
perkembangannya yang optimal. Kebanyakan bakteri laut adalah motil, spora tidak
pernah terbentuk pada bakteri laut. Contohnya: Bacillus dan Clostridium. Bagian besar
dari laut adalah laut dalam. Pada daerah ini bakteri barofilik dan bakteri barotoleran
berperan penting. Akan tetapi, kadang-kadang pada daerah permukaan bakteri barofilik
juga ditemukan dengan kebiasaan hidup dengan tekanan di atas 100 atm.
Jumlah total yang pernah di observasi dari Teluk Kiel bejumlah antara 682 juta sampai
2.300 juta per cm3 dengan kedalaman 12-14 meter yang kemudian diobservasi dengan
mikroskop fluoresensi. Sebanyak 49-64% didapatkan dari permukaan dan 36-51% yang
hidup bebas dalam interstitial air.
1. waterborne infection
Yaitu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri patogen.penyakit infeki ini
ditransmisikan melalui eksreta manusia dan binatang dan feses. Kontaminasi fekala pada
sumber air menyebabkan beberapa mikroba tersebut hadior bersama air. Bila air yang
telah terkontaminasi digunakan untuk minum, menyiapkan masakan maka kemungkinan
akan menyebabakan infeksi.
Diare yang merupakan penyakit dimana penularanya bersifat fekal-oral. Penyakit ini
dapat ditularkan melalui beberapa jalur, jalur melalui air dan jalur melalui alat-alat dapur
yang dicuci dengan air.
Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan higien perorangan yang buruk. Angka
kesakitan ini dapat ditekan dengen penyediaan air yang cukup bagi kebersihan seseorang
4. Water-based disease
Cara penyebaran penyakit ini terjadi bila sebagian siklus hidup penyebaba penyakit
memerlukan hospes perantara seperti siput air.
Jumlah total protozoa antara 100.000 – 300.000 per gram tanah pada lapisan di atas 15cm
dari permukaan. Populasi ini dapat berubah setiap hari. Jumlah paling sedikit adalah
cilliata hanya di bawah 1.000 per gram tanah. Jumlah flagellata merupakan protozoa yang
dominan dalam tanah, termasuk tanah asam. Biomassa protozoa dapat mencapai 5-20
gram per meter persegi. Sementara lebih dari 10.000 total spesies nematoda hanya lebih
kurang 1000 spesies yang dapat ditemukan di dalam tanah dan 90% nematoda di temukan
pada lapisan tanah atas sekitar 15 cm. Populasi nematoda lebih banyak terdapat di dalam
akar tanaman daripada di dalam tanah. biomassa arthropoda dalam tanah kurang dari
10%, sedangkan collembola di dapatkan lebih dari 10.000 individu per meter persegi
tanah.
seperti halnya pada penyebaran mikroorganisme pada air dan udara, penyebaran mikroba
di tanah juga dipengaruhi oleh faktor pH dan suhu tanah. Tanah yang bersifat asam
dengan pH kurang dari 5,8 % lebih sedikit 50% terhidar dari serangan penyakit akibat
Streptomycetes patogen, hal ini karena Streptomycetes scabies dipengaruhi
pertumbuhannya pada pH dibawah 6,3. Sedangkan pengaruh suhu juga dapat
mempengaruhi pertumbuhan mokroorganisme seperti pada pertumbuhan Actinomycetes
yang tumbuh sangat lambat pada suhu 5% dan dapat diisolasi lebih banyak dari tanah
yang lebih panas. Pertumbhan optimum pada suhu antara 28 – 37 0C, tetapi beberapa
Actinomycetes tumbuh 55 – 65 0C di dalam kompos.
KAJIAN RELIGIUS
Allah menciptakan jasad-jasad renik di dunia ini sesuai dengan fungsinya masing-
masing. Sebagaiman dengan firman Allah dalam surat al-furqon ayat 2 yang berbunyi
“yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak,
dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala
sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya”.
Allah memberikan cobaan kepada umatnya yang berupa penyakit dan Allah pula yang
menyembuhkan. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah dalam alqur’an surat Asy
Syu’araa’: ayat 78-80 yang artinya:
“ (yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku dan
Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah
Yang menyembuhkan aku”.
DAFTAR PUSTAKA
Mikroorganisme
Subjek utama mikrobiologi lingkungan adalah mikroorganisme. Mikroorganisme
merupakan makhluk hidup terkecil di bumi, namun memegang peranan penting bagi
kehidupan manusia dan lingkungan. Banyak sekali tipe mikroba di bumi. Kita hanya
mengetahuinya tidak lebih dari 1% dari jumlah spesies mikroba di bumi. Mikroba berada
di sekeliling kita, di udara, tanah, dan air. Dalam satu gram tanah terdapat 1 miliar
mikroba yang terdiri dari ribuan spesies.
Mikroorganisme merupakan tulang punggung eksosistem yang tidak terkena sinar
matahari. Misalnya bakteri kemosintetik, yang menyediakan energi dan karbon untuk
organisme lain. Beberapa mikroba merupakan dekomposer yang memiliki kemampuan
mendaur ulang nutrien.
Jadi, mikroba sangat berperan penting dalam daur biogeokimia. Mikroba khususnya
bakteri, bersimbiosis dengan makhluk hidup lain yang berdampak positif dan negatif
pada ekosistem.
Peran Mikroorganisme
Mikroorganisme mampu merespon perubahan fisika atau kimia dalam suatu
lingkungan. Oleh karena itu, mikroorganisme banyak digunakan sebagai indikator alami
terhadap perubahan lingkungan terutama akibat dari pencemaran.
Bakteri dan enzim yang dihasilkannya bersama dengan beberapa jenis jamur
merupakan agen remediasi efektif untuk mengurai bahan kimia berbahaya, polusi di
tanah, sedimen, dan limbah. Kemampuan bakteri untuk mendegradasi limbah beracun
tergantung dari jenis kontaminannya. Karena kebanyakan lingkungan terpolusi oleh
berbagai tipe polutan, maka bioremediasi yang efektif adalah dengan menggunakan
campuran beberapa spesies bakteri, sehingga tiap jenis bakteri mendegradasi satu atau
lebih kontaminan.
Dewasa ini banyak pencemaran yang disebabkan oleh minyak bumi, misalnya
bocornya kapal tanker di laut. Pencemaran tersebut tentunya berbahaya dan menimbulkan
polusi. Tumpahan minyak di perairan laut sulit untuk dibersihkan.
Untuk mengatasi hal tersebut digunakan mikroba yang dapat mendegradasi
hidrokarbon, yaitu hydrocarbonoclastic bakteri (HCB). Organisme ini dapat membantu
pemulihan kerusakan ekologi yang disebabkan oleh polusi minyak. HCB juga berperan
dalam aplikasi bioteknologi yaitu dalam bidang bioplastik dan biokatalis.
Bakteri dan mikroorganisme lain berperan penting dalam siklus nutrien dan energi.
Mereka menguraikan bahan organik mati menjadi zat-zat yang dapat dimanfaatkan
kembali oleh tumbuhan. Mereka juga berperan dalam fiksasi nitrogen serta siklus karbon
dan sulfur. Bakteri juga berperan dalam pembuatan obat, hormon, dan antibodi.
Tubuh bakteri dilapisi oleh dinding sel. Mereka dapat bereproduksi dengan cepat
dan menghuni setiap lingkungan atau kondisi di bumi, misalnya tanah, air, akar
tumbuhan, kubangan, jasad mati, hingga es.
http://www.anneahira.com/mikrobiologi-lingkungan.htm
TINJAUAN PUSTAKA2 . 1 S e k i l a s T e n t a n g M i k r o o r g a n i s m e
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran
s a n g a t k e c i l (biasanya kurang dari 1 mm) sehingga untuk mengamatinya
diperlukan alat bantuan.(Kusnadi, dkk, 2003). Mikroorganisme biasanya dianggap
mencakup semuaprokariota,protistadanalgarenik.Fungi( j a m u r ) , t e r u t a m a y a n g
b e r u k u r a n k e c i l d a n t i d a k membentuk hifa, dapat pula dianggap sebagai
bagiannya meskipun banyak yang tidak menyepakatinya. Kebanyakan orang
beranggapan bahwa yang dapat dianggapmikroorganisme adalah semua
organisme sangat kecil yang dapat dibiakkan dalamc a w a n p e t r i a t a u
i n k u b a t o r d i d a l a m laboratoriumdan mampu memperbanyak
dirisecaramitosis.Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan
untuk melangsungkanaktivitas kehidupan antara lain dapat dapat mengalami
pertumbuhan, menghasilkanenergi dan bereproduksi dengan sendirinya.
Mikroorganisme memiliki fleksibilitasmetabolisme yang tinggi karena
mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuanm e n y e s u a i k a n d i r i y a n g
b e s a r s e h i n g g a a p a b i l a a d a i n t e r a k s i y a n g t i n g g i d e n g a n lingkungan
menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi
karenaukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-
enzim yangtelah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan
tidak akan disimpandalam bentuk persediaan. Enzim-enzim tertentu yang
diperlukan untuk pengolahanbahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan
tersebut sudah ada.Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tembat yang besar, mudah
ditumbuhkandalam media buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat
(Darkuni, 2001). Oleh
3