You are on page 1of 16

PENGANTAR

Assalamu’alaikum w.w.

Bismillahirrohmanirrohiim,
Selain akal dan hati, fitrah termasuk unsur ruhani. Fitrah ini merupakan
modal terbesar manusia untuk maju dan sempurna. Bila kita cermati,
kecenderungan beragama ini merupakan fakta yang ada pada tiap diri
manusia. Sadar atau tidak, manusia punya kecenderungan untuk
menghubungkan dirinya dengan kekuatan yang Maha sempurna dan
Maha segalanya sebagai bentuk ketidakberdayaannya.

Harus diakui bahwa tak mudah melihat apakah benar manusia punya
kecenderungan beragama ini. Namun Al – Qur’an atau mungkin juga
agama – agama lainnya mengakui bahwa manusia punya pilihan untuk
beragama ataupun tidak. Ini tergantung manusianya. Apakah ia
melakukan perenungan hingga mendapatkan pencerahan bahwa dirinya
butuh agama? Atau sebaliknya, setelah perenungan itu meyakini bahwa
ia tak membutuhkan agama? Namun harus diakui fitrah beragama itu
ada dengan sendirinya. Hanya keberadaannya berbeda, ada yang kuat
dan ada yang lemah tergantung seberapa besar pengaruh – pengaruh
yang diterimanya. Karena itu, manusia tidak harus dipaksa
beragama.Tapi cukup untuk merenungkan hakikat dirinya dan
keberadaan semesta ini sehingga bila sadar manusia dengan sendirinya
mengakui dirinya tak berdaya dan membutuhkan Yang Mahasegalanya.

Meski kecenderungan beragama ini bersifat pilihan, namun untuk


menentukan yang pantas disembah yang menentukan akal. Jadi,
mengapa pentingnya manusia beragama? Jawabannya, beragama itu
merupakan fitrah manusia. ”Maka hadapkanlah wajahmu kepada Agama
yang lurus, sebagai fitrah Allah yang atasnya manusia diciptakan.”
(QS. Ar-Rum : 30).

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I


1. AGAMA
Agama ialah ajaran – ajaran yang diwahyukan oleh TUHAN Yang
Maha Esa kepada manusia melalui seorang Rasul .
Definisi unsur – unsur agama , yaitu :
a. Adanya kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Adanya kepercayaan kepada Rasul.
c. Adanya kepercayaan kepada kitab suci.
d. Adanya kepercayaan terhadap aspek ukhrowi (hari kemudian).
e. Adanya rasa penyerahan diri.
f. Adanya rentetan sejarah (historical contact).

Asal kata agama yang berasal dari sansekerta terbagi ke dalam


beberapa pendapat :
1. Agama dari kata “gam”, yang berarti kitab suci, tuntunan atau
pedoman. Dengan demikian agama disini merupakan ajaran
yang berdasarkan kitab suci atau sesuatu ajaran yang dijadikan
pedoman hidup.
2. Agama dari kata “A” yang artinya tidak, dan “gam” yang artinya
pergi berarti tidak pergi. Dengan demikian agama disini
merupakan suatu ajaran yang sudah ada sejak lama, menjadi
tradisi yang diwarisi secara turun – temurun.
3. Agama dari kata “A” yang artinya tidak, dan “gama” yang
artinya kacau berarti tidak kacau. Dengan demikian agama
disini merupakan suatu ajaran jalan hidup yang tidak kacau.

Yang pertama sekali mesti dipahami terlebih dahulu adalah apa


hakikat Agama (addiin). Jumhurul ‘ulama memberi ta’rif Addiin
sebagai berikut :

“Agama adalah undang – undang atau ketetapan Allah yang


menuntun manusia yang berakal sehat, dengan ikhtiar mereka yang
terpuji, menuju kesejahteraan mereka di dunia dan akhirat.”

Ta’rif atau batasan tentang Addiin (agama) memberikan pengertian


kepada kita bahwa :

1. Hakikat Addiin ialah undang – undang atau ketetapan yang


Allah SWT turunkan bagi ummat manusia, dengan perantaraan
Rasul (utusan Allah)

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I


2. Ghoyah (tujuan) yang hendak dicapai dengan Addiin adalah
kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat
(surga)
3. Wasilah atau jalan yang menyampaikan kepada tujuan, yaitu :
ikhtiar sebagai sarana dan amal sebagai pelaksanaan atau
pengamalan.

Ikhtiar manusia mengamalkan segala amal yang dapat


menyampaikannya kepada tujuan, tidaklah sempurna bila tidak di
dasari dengan iman atau I’tiqad yang benar sesuai dengan rukun –
rukun agama. Dengan demikian maka iman dan amal adalah
merupakan anak kunci manusia beragama, bagi terciptanya
kebahagian, terutama kebahagian di akhirat yakni di surga.
Karena itu beruntunglah yang beriman dan beramal sholeh, yakni
yang mengamalkan segala amal sesuai dengan tuntunan/ajaran Allah
SWT. Dan ini pulalah yang dinamakan bertaqwa.
Berikut Firman Allah di dalam Al – Qur’an :
Surat Al – ‘Ashr 30 : 1 – 3 ;
“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar – benar berada dalam
kerugian, kecuali orang – orang yang beriman dan mengerjakan amal
sholih dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan
menasihati supaya menetapi kesabaran.”

Surat Al – kahfi 16 : 107 – 108 ;


“Sesungguhnya orang – orang yang beriman dan beramal sholih, bagi
mereka adalah surga Firdaus sebagai tempat tinggal. Mereka kekal di
dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya.”

Surat An – Nahl 14 : 97 ;
“Barangsiapa yang mengerjakan amal sholih, baik laki – laki atau
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan
Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari
apa yang telah mereka kerjakan.”

Surat Al – Fathir 22 : 7 ;
“Orang – orang yang kafir bagi mereka azab yang keras ; dan orang –
orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih bagi mereka
maghfiroh (ampunan) dan pahala yang besar.”

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I


Apabila ayat – ayat di atas di teliti dengan cermat dan seksama,
maka tampak jelas bahwa amal dan beramal semata – mata, tidaklah
serta merta memasukan orang ke dalam surga. Dengan kalimat lain
dapat dikatakan bahwa seseorang dengan semata – mata amalnya,
tidaklah serta – merta dia dapat masuk surga. Karena masih ada
penentu terakhir bagi seseorang mendapat surga, di dalam firmannya
Surat Al – Djasiyah 25 : 30 ;
“Adapun orang – orang yang beriman dan mengerjakan amal yang
sholih, maka Allah masukan mereka ke dalam rahmat – Nya. Itulah
keberuntungan yang nyata.”
Renungkanlah dan telitilah kembali ayat – ayat tersebut di atas.
Maka akan tampak dengan jelas bahwa sesuatu yang dimaksud itu
adalah rahmat Allah SWT, yang diperoleh seseorang dengan sebab
adanya maghfiroh sebagai ganjaran atas amal sholih mereka di dunia.
Dan bila di susun menurut urutannya, yaitu ;
1. Dengan amal sholih seseorang akan mendapatkan maghfiroh
(ampunan) dari Allah SWT.
2. Dengan mendapat maghfiroh maka datang pula al – ajru
(pahala).
3. Al - ajru yang paling besar adalah rahmat Allah SWT.
4. Dan dengan rahmat Allah inilah, seseorang baru dapat masuk
ke dalam surga jannatun na’iim.

Demikianlah, apa yang dinyatakan oleh Rasulullah s.a.w di dalam


sebuah haditsnya ;
“Seseorang tidak akan masuk surga dengan sebab amalnya semata -
mata”. “Tidak pula engkau hai Rasulullah ?”. “Tidak pula aku, kecuali
Allah mengaruniai aku dengan rahmat - Nya.”

Rahmat adalah karunia atau anugerah yang terpancar dari sifat


Allah yang Arrahman dan Arrahim. Arrahman artinya Yang Maha
Pengasih terhadap hamba - Nya dengan melimpahkan berbagai
macam nikmat duniawi kepada hamba - Nya, demi kesejahteraan
mereka di dunia. Arrahiim artinya Yang Maha Penyayang terhadap
hamba - Nya yang mukmin dengan melimpahkan berbagai nikmat
ukhrowi demi kebahagiaan mereka di akhirat (surga).

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I


2. KEPERCAYAAN KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA
Percaya tentang adanya Tuhan, agar kita manusia hidup di dunia
ini terhindar dari dosa kekufuran. Agar kita sekalian dapat
hendaknya membimbing akal dan pikiran diri sendiri dengan wahyu –
wahyu Ilahi, dengan ayat – ayat Kitab Suci Al – Qur’an supaya akal
dan pikiran kita itu tidak constant (tidak ragu, tidak sesat)
mempercayai Allah.
Kepercayaan kepada Tuhan muncul bersamaan dengan hadirnya
manusia pertama di atas permukaan bumi ini. Kalau betul bahwa
manusia hidup di permukaan bumi ini sejak 60 abad yang silam atau
lebih, maka kepercayaan kepada Tuhan itu sudah berumur 60 abad
kurang lebih, dan kepercayaan kepada Tuhan (agama) bukanlah hal
yang baru terhadap manusia.
Dikatakan 60 abad yang silam, karena sejarah mencatat sejak 60
abad yang silam. Masa sebelum 60 abad silam adalah masa gelap,
masa yang tidak diketahui sejarahnya (pra historie). Sedangkan masa
gelap atau sangkaan belaka dikenal dengan sebutan (hypothese),
yang mungkin benar mungkin pula salah.
Di masa sekarang atau di masa yang silam, dimana manusia
berada di situ pasti didapati suatu kepercayaan kepada Tuhan atau
Agama. Sebagai contoh pada masa silam di tengah benua Afrika atau
Asia yang dikatakan oleh sejarah bahwa manusia di sana hidup
dalam peradaban primitive (kuno) sekali, tetapi pasti ditemukan
bahwa dikalangan mereka ada yang memeluk agama atau
kepercayaan kepada Tuhan.
Jadi ada kepercayaan yang merata pada segenap lapisan manusia
untuk mempercayai Tuhan, karena memang demikian pembawaan
hidup tiap manusia yang berakal dan akan terus – menerus demikian
hingga hari kiamat (hari kemudian). Dikatakan dalam kitab Al –
Qur’an.
Allah berfirman dalam surat Al – Baqarah 2 : 136 ;
“Katakanlah, kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan
kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq,
Ja’qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan
Isa serta apa yang diberikan kepada Nabi – Nabi dari Tuhannya. Kami
tidak membeda – bedakan seorangpun diantara mereka dan kami
hanya tunduk kepada – Nya (Allah).”

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I


Dan juga firman Allah dalam surat Al – Anbiyaa 17 : 25 ;
“Dan kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu
(Muhammad), melainkan kami wahyukan kepadanya bahwasannya
tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian
akan Aku.”

Agama tidak dapat dilenyapkan dan dihilangkan oleh siapa dan


cara bagaimana sekalipun, maupun kekuataan besar atau kekuasaan
raksasa modern yang menginginkan hidup beragama pada manusia
dilenyapkan selamannya akan gagal, sedang gagal karena manusia
hanya memiliki akal semata. Karena akal tidak akan mampu untuk
menetapkan apa, siapa, dan bagaimana Tuhan itu sebenarnya.
Seperti firman Allah dalam surat Al – Isra 15 : 85 ;
“Dan tidaklah kamu (manusia) diberi pengetahuan (akal), melainkan
sedikit.”

Karena ketidakmampuan otak dan akal manusia dalam


menentukan siapa, dan bagaimana, Tuhan yang sebenarnya, maka
timbullah berbagai tuhan - tuhan yang lain, timbullah agama - agama
yang lain. Ada manusia yang menyembah gunung, laut, pohon kayu,
lembah. Ada juga manusia yang menyembah bulan, matahari, dan
bintang. Dan manusia yang lain menyembah siang dan malam, dan
yang menyembah petir, awan, atau dewa. Ada juga manusia yang
menyembah sungai, telaga, sumur, mata air, bahkan api. Dan
manusia yang menyembah sapi dan benda - benda duniawi. Bahkan
pula ada manusia yang menyembah sesama manusia.
Coba bayangkan bahaya besar yang bakal menimpa manusia bila
keadaan demikian terus - menerus terjadi sepanjang masa. Di mesir
ada manusia yang menyembah dan memuja sungai Nil, di samping
itu ada pula orang yang membuang atau melemparkan segala macam
kotoran dan mayat ke sungai Nil. Herankah kita kalau sewaktu -
waktu timbul perselisihan, perkelahian, dan timbul perang ? Di lain
tempat ada orang yang menyembah sapi, sedang di tempat yang sama
atau tempat yang lain ada juga yang hari - hari kerjanya memotong
leher sapi untuk di jual dagingnya sebagai makanan. Dan begitu juga
dengan yang lain - lainnya.
Manusia berakal dan mempunyai kesanggupan mempergunakan
akal atau pikirannya, akan takjub bila memperhatikan alangkah
luasnya alam semesta (bumi dengan segala isinya) yang menyerupai
suatu bola besar (dunia) dengan keliling ± 40.000 km, dan matahari
yang besarnya ± 1.250.000 x besarnya bumi. Bumi di kelilingi oleh
berpuluh – puluh planet dan berjuta – juta bintang yang berjalan

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I


sistematik di ruang angkasa raya. Semua itu adalah hal – hal maha
besar bagi akal dan pikiran manusia.
Bila pengetahuan itu kita renungi tanpa terhalangi oleh berbagai
pikiran apapun, pasti akal dan pikiran manusia mendesak timbulnya
pertanyaan : Siapakah yang menciptakan itu semua ? Siapakah yang
mengaturnya itu semua ? Tidaklah mungkin bila semua itu terjadi
dengan sendirinya.
Semua itu pasti ada yang menciptakan dan mengaturnya. Pastinya
lagi yang melakukan itu semua bukanlah manusia, atau apapun yang
kita kenal di dunia ini, melainkan suatu Dzat Yang Maha Besar jauh
lebih besar daripada bumi, bulan atau matahari. Lebih besar dari
apapun yang pernah manusia ketahui. Dzat yang menciptakan dan
yang mengatur ini dinamakan Tuhan, Allah Yang Maha Besar. Allahu
Akbar.
Firman Allah surat Al - Baqarah 1 : 21,22 ;
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan
orang - orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa. Dialah yang
menjadikan bumi sebagai hamparanmu dan langit sebagai atap, dan
Dia menurunkan air (hujan) dari langit, Dia menghasilkan dengan
hujan itu segala buah - buahan sebagai rezeki untukmu, karena itulah
janganlah kamu mengadakan sekutu bagi Allah, padahal kamu
mengetahui.”

Banyak manusia mempelajari tentang tekhnologi atau menjadi


budak dunia (halalkan segala cara) demi merubah keadaan nasib
sehari - hari, dan ada pula manusia bila tentang gaya hidup (lifestyle)
dan sepak bola atau yang lainnya di pentingkan sepenting -
pentingnya. Itu semua tidaklah pantas dan tidak layak jika tentang
Tuhan kita abaikan.
Jadi Rukun iman yang pertama adalah kepercayaan atau
keimanan kepada Allah sangatlah penting, bila kepercayan kepada
Allah telah lemah maka akan lemahlah segala segi keagamaan orang.
Marilah kita mencoba membimbing jalan pikiran kita masing -
masing, untuk dapat mempercayai tentang adanya Tuhan.
Sebelum lahirnya Nabi Isa As dan Nabi Muhammad saw, sudah
banyak ahli - ahli piker (philoshopers) yang dengan akal dan pikiran
mereka sudah dapat membenarkan adanya Tuhan, dengan berbagai
caranya. Ada 4 macam dalil (preuve) yang mereka gunakan untuk
mengakui adanya Tuhan :

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I


1. Preuve metaphisique, yaitu dalil - dalil yang berupakan akal
semata. Menurut akal, alam yang maha luas yang terdiri dari
bumi, matahari, bulan dan berjuta - juta bintang, tentu tidak
terjadi dengan sendirinya. Jangankan bumi atau matahri yang
begitu besar, seekor nyamuk atau bulu hidung sekalipun tidak
mungkin akan terjadi dengan sendirinya saja. Pasti ada yang
menjadikan atau menciptakannya yaitu Tuhan. Karena alam ini
adanya diciptakan : maka alam ini bersifat tidak sempurna. Kita
manusia bagaimanapun kuat dan pintarnya, termasuk alam yang
tak sempurna. Sedangkan Tuhan karena menciptakan alam,
maka Tuhan bersifat sempurna, yaitu tidak diciptakan oleh
siapapun. Kita manusia karena tak sempurna, tidak dapat
mengetahui atau melihat Tuhan dengan sempurna. Sebab itu
Tuhan adalah Gaib buat kita. Maka tidaklah heran kalau masih
ada manusia yang belum percaya tentang adanya Tuhan.

2. Preuve Phisique, yaitu dalil- dalil yang terdiri dari alam (phisica).
Dalil yan mula - mula sekali dipakai oleh Abul Huseil Al - Allaf,
seorang ahli dari mazhab Mu’tazilah, pengikut Wasil bin Atha. Dia
mulai dalil ini dengan teori Atom. Bahwa ala mini baik yang
berupakan benda padat, benda cair atau benda gas dapat dibagi -
bagi sampai bagian yang terkecil yang dinamakan molekul.
Molekul - molekul itu satu sama lain tarik - menarik. Karena
kekuatan tarik - menarik inilah maka terjadi benda itu. Tiap
molekul itu terajadi dari atom - atom. Tiap atom itu berputar di
sekitar atom lainnya. Dari perputaran atom inilah maka timbul
kekuatan tarik - menarik antara molekul - molekul. Kalau atom
tidak berputar, tidak ada kekuatan tarik - menarik maka tidak
akan ada satu benda pundi ala mini. Pertanyaannya adalah siapa
yang melakukan perputaran (primer moteur atau penggerak
pertamanya) ? yaitu Tuhan. Jadi Tuhan pasti ada.

3. Preuve Teleologique, yaitu dalil yang diambil dari susunan dan


keindahan alam. Ringkasnya dalil ini bahwa di alam ini ada
susunan dan peraturan yang amat bagus, susunan yang amat
indah. Dengan teratur sekali bumi mengitari matahari dalam
waktu 365 hari 5 jam 49 menit dan 12 detik, bulan mengitari
bumi dalam waktu 29 hari 12 jam 44 menit dan 3 detik. Begitu
juga planet - planet dan bintang - bintang lainnya. Semua
berjalan dengan teratur sekali di angkasa raya, dan tak sekalipun
saling mendahului dan berbenturan. Tentu ini ada yang
menjalankan dan yang mengatur perjalanan semua itu. Bulan,
bintang, dan matahari pasti ada Dieu Organisateur, Yang Maha
Pengatur, yaitu Allah. Jadi Tuhan itu pasti ada.

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I


4. Preuve Morale, yaitu dalil yang diambil dari moral atau akhlak.
Ringkasnya bahwa alam besar atau kosmos begitu indah dan
teratur jalannya, tetapi kenapa tampak ketidakberesnyadalam
kehidupan alam kecil (manusia di dunia), kenapa ada manusia
yang hidupnya senang dan menindas, dan ada pula manusia yang
hidupnya sengsara dan ditindas.
Tidak ada keadilan dalam kehidupan manusia di dunia ini. Dilihat
kebijaksanaan Allah dalam mengatur alam besar ini, maka pasti
tiap macam penganiayaanada pengadilan tertinggi di kemudian
hari yang akan membereskan segala yang tidak beres itu. Pasti
ada pemberes, yaitu Tuhan.

Berbicara tentang kepercayan kepada Tuhan, disamping


membicarakan segala macam kebutuhan pokok yang hargannya
melambung dan segala macam kesulitan dan juga kebahadiaan hidup
yang di alami Negeri Indonesia dewasa ini. Ketahuilah bahwa
mengingat - ingat Allah atau berbicara tentang Allah akan membawa
ketenangan dalam jiwa manusia. Apalagi di dalam suasana serba
susah dan krisis, di masa manusia menghadapi berbagai kesusahan
dan kesulitan dalam skala Nasional.
Firman Allah surat Ar - Dahru ayat 1 - 4 ;
“Bukankah sudah berlalu atas manusia suatu masa, dimana manusia
itu belum ada. Sesungguhnya kami ciptakan manusia itu dari setetes
mani yang bercampur, yang kami bentuk begitu rupa, sehingga
menjadi manusia, yang akhirnya dapat melihat dan mendengar.
Sesungguhnya kepada manusia itu dalam hidupnya di dunia kami beri
perunjuk jalan (agama yang benar) agar tidak sesat. Ada diantara
manusia itu yang bersyukur kepada Allah, tetapi ada pula yang lupa
saja (kufur). Terhadap manusia yang lupa atau kufur itu, kami
sediakan rantai, belenggu dan api neraka yang bernyala - nyala”.

Dari ayat Al - Qur’an ini, Allah mengingatkan kembali kepada


manusia untuk tetap mengetahui dan merenungkan kejadian diri kita
masing - masing . Kita diperingatkan oleh Allah dari hal - hal ;
1. Kita harus sadar dan bersyukur, bahwa masing - masing kita
manusia yang hidup di masa sekarang ini, dulunya tidak ada.
2. Supaya kita coba mengingat dan mengenangkan sejalan
bagaimana caranya Tuhan menciptakan manusia. Kenangkanlah
sejenak dikala duduk sendirian atau disaat terpesona mellihat
keindahan dunia yang alami, atau di atas kursi kekuasaan yang
amat tinggi dan nyaman, bahwa diri saudara yang gagah,

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I


ganteng dan kuasa lagi kaya raya itu diciptakan oleh Allah dari
setetes air. Air dirubah Allah menjadi segumpal darah, lalu
menjadi segumpal daging, lalu dipancarkan Allah di sekujur
tubuh yang halus tulang - belulang dan urat syaraf. Diberikan
rongga- rongga dan diisi rongga - rongga itu dengan otak, paru,
jantung, hati dan limpa, lambung dan usus. Kemudian
dipompakan Allah kepadanya roh. Dengan roh itu kita bergerak,
berperasaan, berkembang begitu rupa sehingga terlahir ke dunia
ini juga dengan pendengaran dan penglihatan. Dan akhirnya
dapat tertawa dan menangis, dapat duduk dan berdiri, berjalan
dan berlari. Akhirnya menjadi manusia, menjadi pegawai negeri,
menteri bahkan presiden, dan lain- lain.
3. Setelah mengenang itu semua, Allah mengjak kita manusia
untuk bersyukur dan taqwa, jangan sekali - kali lupa saja
terhadap Allah, seperti batu jatuh ke lubuk tidak pernah muncul
kembali. Manusia yang lupa akan Tuhan akan menerima
berbagai kesengsaraan lahir dan bathin selama hidupnya di
sunia ini, dan dengan rantai belenggu dan api neraka yang
menyala - nyala dalam kehidupan abadi di akhirat nanti.

Mudah - mudahan kepada diri saya dan saudara - saudara


sekalian diberikan Taufik, hidayah dan rahmat - Nya, agar kita
sekalian tidak termasuk manusia yang lupa (kufur) akan agama
Allah.

3. HUBUNGAN ANTARA TUHAN DAN MANUSIA

Diantara makhluk Tuhan yang lain, hanya manusia yang di


ciptakan paling sempurna. Sebagai makhluk Tuhan yang paling
sempurna (manusia) yang berasal dari setitik air yang amat halus.
Sesudah 40 hari berubah menjadi segumpal darah, 40 hari kemudian
berubah menjadi segumpal daging, lalu diberi kerangka tulang -
belulang dan urat syaraf, dan 40 hari kemudian dimasukan
kepadannya roh, sehingga semenjak waktu itu kita berubah menjadi
makhluk hidup, bergerak di tempat yang sempit di dalam kandungan
rahim ibu. Akhirnya kita (manusia) lahir di dunia, memulai
kehidupan di alam dunia ini yang luas ini sebagai anak bayi yang
baru lahir dari rahim ibu, masih sangat kecil dan lemah.
Lama kelamaan semakin bertambah kuat dan besar, semakin
bertumbuh akal dan pikiran, sehingga setelah mancapai umur

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I


dewasa, kita menjadi manusia yang sempurna segalanya. Diantara
kita ada yang meninggal di waktu muda belia dan ada pula yang
meninggal mencapai usia lanjut, sampai 70 - 80 tahun lebih.
Semenjak kita (manusia) berupakan setitik air yang amat halus,
sampai kita meninggal dunia yang setiap detiknya dengan tak putus
kita manusia selalu dihujani oleh rahmat dan nikmat Allah Maha
Pencipta. Tidak pernah satu detik pun atau berapapun waktu itu
sekalipun manusia tidak pernah putus dari rahmat ALLAH.
Ribuan macam rahmat dan nikmat Allah datang kepada kita sejak
kita lahir di dunia hingga meninggal dunia.

Firman Allah dalam Al - Qur’an :


Surat Ibrahim 13 : 34 ;
“Dan Tuhan telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala
apa yang kamu mohonkan kepada - Nya. Dan jika kamu menghitung
nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghingganya, sesungguhnya
manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari nikmat Allah.”

Dan Firman Allah (surat al – mu’min : 12, 13, 14) :


“Dan sesungguhnya Kami telah ciptakan manusia (Adam) dari sari
tanah yang tersaring. Kemudian kami jadikan ia (anak Adam) dari
setetes air yang tersimpan dalam tempat yang terpelihara (rahim ibu).
Lalu air itu kami jadikan segumpal darah. Kemudian segumpal darah
itu kami jadikan segumpal daging dan daging itu kami jadikan
bertulang – belulang. Dan tulang – belulang itu kami liputi dengan
daging sesudah kami jadikan ia merupakan makhluk yang lain
(berbentuk manusia). Maha Suci Allah pencipta yang paling baik .”

Jadi Allah bukan hanya menciptakan kita manusia, tetapi saban


detik dari kehidupan kita dengan bermacam rahmat dan nikmat,
Allah tak pernah putus hubungannya dengan makhluk ciptaan - Nya.

Nikmat Tuhan berupakan bumi dengan segala isinya, matahari,


bulan dan bintang dengan sinarnya, hawa, udara, air, buah - buahan
yang menjadi kebutuhan hidup yang amat penting, adalah sebaggian
kecil dari rahmat dan nikmat Allah itu. Apalagi nikmat yang
berupakan kaki, tangan, paru - paru, akal, panca indera, dan roh
atau jiwa yang menghidupkan kita, adalah nikmat yang tidak dapat
dinilai dengan apapun di dunia ini.

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I


4. HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DAN TUHAN

Bagaimana kita manusia mengadakan hubungan kepada Tuhan.


Dengan sedih dan perasaan yang menyesal harus kita akkui, bahwa
di samping itu ada manusia yang senantiasa mengadakan hubungan
dengan Tuhan, mereka lupa 100 % terhadap Tuhan. Tuhan tidak
menjadi perhatian dalam hidup mereka, Tuhan adalah suatu yang
tidak menarik dalam kehidupan mereka. Bahkan ada diantara
manusia yang sampai membenci dan tak suka mendengar,
mengetahui, mengucap Tuhan. Semoga Allah melindungi diriku dan
saudara - saudaraku sekalian dari sifat yang demikian terhadap
Tuhan.
Kita manusia harus dapat menginsyafkan diri kita sendiri agar
jangan terpesona terhadap harta kekayaan dunia dan kedudukan
(kekuasaan) saja, sehingga lupa kepada Allah yang memberi rahmat
dan nikmat itu. Bagaimanapun kita harus mendidik diri untuk selalu
ingat akan Allah, memelihara hubungan yang baik dengan Tuhan.
Firman Allah dalam surat Al - An’am 7 : 32 ;
“Dan tiadalah kehidupan di dunia itu, selain dari main - main dan
senda gurau belaka (kesenangan duniawi sebentar & tidak kekal).
Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi manusia yang
bertakwa. Tidakkah kamu memahaminnya?.”
Kelupaan manusia terhadap Tuhan, karena pangkat, kekuasaan
yang tinggi, dan harta duniawi, itu semua bukanlah menjadi sumber
kebahagiaan dan kesenangan, sebaliknya menjadi sebab berbagai
kegelisahan, dan kesengsaraan bathin.
Maka kembalilah dan perbaikilah hubungan hubungan kita kepada
agama dengan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Kalau dibiarkan diri kita lupa kepada Tuhan, akhirnya seluruh
rahmat dan nikmat diganti Tuhan dengan laknat dan balasan
terhadap kehidupan kita manusia. Semua harta kekayaan, semua
ilmu pengetahuan manusia akan menjadi sumber kecelakaan dan
keburukan.
Mengapa agama begitu penting terhadap manusia, karena agama
mengajarkan untuk selalu ingat akan Tuhan Yang Menciptakannya
juga segala yang ada di dunia ini, untuk tidak berbuat sekehendak
hati dan menjadi penindas dan penguasa zalim bagi manusia lainnya.

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I


Kendati dunia yang kita tempati sudah mengalami penuh peristiwa
kemanusian yang kacau - balau, berbagai kerusuhan dan ketidak
nyamanan, karena manusianya sudah lupa kepada ajaran agama,
sudah sama sekali tidak takut kepada Tuhan dan hukumnya.
Di masa ini, dunia yang kita tempatisedang dilanda berbagai
kesulitan dan kerusuhan. Hampir segenap manusia berakalsekarang
ini menghadapi kekhawatiran dalam kehidupanya. Kekhawatiran
ekonomi, rumah tangga, kekhawatiran Nasional dan Internasional.
Dan kekhawatiran yang paling menakutkan adalah hilangnya
kendali hidup berupakan agama, kekufuran manusia terhadap
Tuhan. Sebab itu di saat yang bagaimanapun kehidupan modern
dewasa ini, janganlah kita manusia dibiarkan lupa atau melupakan
Tuhan. Sebagai makhluk ciptaaNya kita harus selalu berhubungan
dengan Tuhan.
Firman Allah dalam surat Ali Imron 4 : 112 ;
“Mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali jka
mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (hubungan)
manusia.”
Dan dalam surat Al - Hasyar 28 : 19 ;
“Dan janganlah kamu seperti orang - orang yang lupa kepada Allah,
lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka
itulah orang - orang yang fasik.”
Lupa terhadap Allah menyebabkan manusia menjasi hina, rendah
dan menjadi jahat (fasik). Mengingatkan manusia terhadap Tuhan,
berarti melenyapkan kehinaan, kerendahan, dan kejahatan.
Jadi, jika tidak ingat atau melupakan Allah, kita manusia dalam
keadaan kehidupan yang kacau perselisihan mudah timbul karena
sifat manusia yang tidak tertib dan menjadi manusia sebagai serigala
terhadap manusia lainnya. Dimana yang berlaku adalah hukum
rimba, siapa yang kuat dia yang menang karena menuruti hawa
nafsu semata.

Firman Allah dalam surat Ar - Rum 21 : 29 - 30 ;


“Tetapi orang - orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu
pengetahuan. Maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah
disesatkan Allah ? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolong pun.
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah)
sebagai fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah
itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah agama yang lurus, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.”

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I


5. BAHAYA SYIRIK

Mudah - mudahan kita sekalian termasuk manusia yang


beragama, manusia yang percaya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah
swt. Dan dapatlah kita menghindarkan diri kita masing - masing dari
aliran atau ajakan dari manusia untuk mempersekutukan Tuhan,
menjadikan diri kita syirik. Karena syirik itu adalah sebesar -
besarnya dosa.
Firman Allah dalam surat Al -Luqman 21 : 13 ;
“Janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan Allah adalah nyata suatu kezaliman yang besar.”

Dan dalam surat Al - Luqman 21 : 6 ;


“Dan diantara manusia, orang - orang yang mempergunakan
perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari
jalan (agama) Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan (agama)
Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh adzab yang sangat
menghinakan.”

Jangan sampai terjadi kepada kita sekalian karena kelalaian atau


kurang pengertian tentang agama. Karena ini adalah perbuatan dosa
yang menyebabkan manusia kekal di dalam neraka.
Sebab itulah kita wajib melindungi diri kita masing - masing,
melindungi anak - istri dan keluarga dari bahaya syirik ini, sekuat
tenaga yang ada pada kita.

Firman Allah dalam surat An - Nisaa 4 : 116 ;


“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan Allah
dengan sesuatu. Dan Allah mengampuni dosa yang selain syirik itu
bagi siapa yang dikehendakiNya. Barang siapa yang
mempersekutukanNya dengan sesuatu, maka ia telah sesat sejauh -
jauhnya.”

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I


PENUTUP

Dunia ini bukanlah surga yang hanya terdapat kebahagiaan dan


dunia ini juga bukan neraka yang hanya terdapat penderitaan
melulu.
Dengan akal dan pikiran serta panca indera yang lima, kita hidup
berjuang mencapai kebahagian dan terjauh sejauh – jauhnya dari
berbagai penderitaan atau kesengsaraan di dunia.
Tetapi sudah menjadi kenyataan dalam hidup manusia di per-
mukaan bumi ini, bahwa seorang yang paling pintar dan kuasa
sekalipun tidak dapat menghindarkan dirinya dari penderitaan dan
kesengsaraan itu. Penderitaan dan kesengsaraan mencerkam orang
yang bodoh, lemah, dan miskin. Begitu juga mencerkam orang –
orang yang pintar, kuat, dan kaya raya juga.
Sebab itu, maka kita manusia yakin dan percaya bahwa keadaan
hidup dan kehidupan manusia di dunia ini bukan hanya ditentukan
oleh diri sendiri atau manusia lainnya, tetapi ada yang menentukan-
nya yang lebih berkuasa dari kita manusia yaitu Allah SWT.

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I


DAFTAR BACAAN

1. Kitab suci Al - Qur’an, Dept. Agama


2. Syaroh Hikam : Ibnu ‘Athoillah Assukandary
3. Mengenal Tuhan : Bey Arifin
4. At - Tafsirul Kabir : Fakhruddin Arraziy
5. Syaroh Hikam : Syeikh Muhammad bin Ibrahim
6. Syarhui Imam An Nawawiy ‘Ala Shohih Muslim
7. Syeikhul Islam Muhyiddih Yahya An Nawawiy

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I

You might also like