You are on page 1of 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat-
Nya-Lah sehingga kami mampu menyelesaikan makalah yang sederhana ini
dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas diskusi kelompok pada mata kuliah PANCASILA. Kami
berharap agar para peserta diskusi dapat mengetahui tujuan penyusunan serta
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini. Tak lupa pula kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam
rangka menyusun makalahn ini.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa segala hal-hal yang
diuraikan disini tentunya masih sangatlah jauh dari titik kesempurnaan. Maka
dari itu kami sangat bersedia menerima saran/kritik dari para peserta diskusi dan
dosen pembimbing yang besifat membangun. Semoga Tuhan senantiasa
melimpahkan rahmat-Nya untuk kita semua. Amin.

Makassar, November 2010

Penyusun.

c
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... 1

DAFTAR ISI .................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 3

A.cLatar Belakang ...................................................................................... 3


B.c Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C.c Tujuan .................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 5

A.cIdeologi Yang Terkandung Dalam Pancasila Pada Sila Pertama........... 5


B.c Realitas Sosial Budaya Dan Sejarah Politik Pancasila Berdasarkan Rumusan
Pancasila Dan Mukadimah UUD 1945 ................................................. 6
C.c Nilai-nilai Sila Pertama Pancasila ......................................................... 8
D.c Makna Sila Pertama Pancasila .............................................................. 14
E.c Pedoman Penghayatan Dan Pengamalan Sila Pertama Pancasila ........ 16

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

c
BAB I
PENDAHLUAN

A.c Latar Belakang

Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar Ideologi, dan pemersatu


bangsa Indonesia yang majemuk. Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila
terhadap bangsa dan Ideologi Indonesia. Kondisi ini dapat terjadi karena
perjalanan sejarah dan kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia seperti
keragaman suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya,
serta warna kulit jauh berbeda satu sama lain tetapi mutlak harus dipersatukan.

Sesungguhnya sejarah telah mengungkapan, bahwa Pancasila adalah jiwa


seluruh rakyat Idonesia, yang member kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia
serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang main baik, di
dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar


Negara seperti tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
merupakan kepribadian dan pandangan hidup Bangsa, yang telah diuji
kebenaran, keampuhan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan
manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa
Indonesia.

Diterimanya pancasila sebagai dasar Ideologi dan ideology nasional


membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai serta norma-norma pancasila
dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi penyelenggaraan ideologi
Indonesia.

Menyadari hal tersebut maka perlu diusahakan secara nyata dan terus
menerus penghayatan dan pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di
dalamnya oleh setiap warga Negara Indonesia, setiap penyelenggaraan Negara

c
serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di Pusat
maupun di Daerah.

Untuk pembahasan lebih lanjut, hal-hal tersebut akan dijelaskan pada bab
pembahasan berikutnya.

B.c Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan di uraikan yakni :
1.c Menguraikan Ideology yang terkandung dalam pancasila pada sila
pertama.
2.c Menjelaskan Realitas Sosial Budaya dan Sejarah Politik Pancasila
berdasarkan Rumusan Pancasila dan Mukadimah UUD 45.
3.c Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam sila pertama pancasila.
4.c Menjelaskan makna sila pertama pancasila.
5.c Menjelaskan tentang pedoman penghayatan dan pengamalan sila
pertama pancasila.

C.c Tujuan
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penyusunan makalah ini yakni:
1.c Mengetahui Ideology yang terkandung dalam pancasila pada sila
pertama.
2.c Mengetahui Realitas Sosial Budaya dan Sejarah Politik Pancasila
berdasarkan Rumusan Pancasila dan Mukadimah UUD 45.
3.c Mengetahui nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam sila pertama
pancasila.
4.c Mengetahui makna sila pertama pancasila.
5.c Mengetahui tentang pedoman penghayatan dan pengamalan sila
pertama pancasila.

c
BAB II

PEMBAHASAN

A.c Ideologi Yang Terkandung Dalam Pancasila Pada Sila Pertama


Jika diteliti secara mendalam latar belakang sejarah perumusan sila-
sila dalam Pancasila, akan tampak bahwa Pancasila berakar dalam berbagai
ideology yang berkembang sejak zaman kerajaan-kerajaan (Hindu,
Buddha dan Islam) dan selama masa penjajahan Belanda. Ideologi-ideologi
ini dipelajari oleh para pendiri NKRI dari sekolah-sekolah yang didirikan
Belanda. Dari lembaga-lembaga pendidikan inilah pemikiran
filsafat/falsafah Barat diperkenalkan kepada pemuda-pemuda atau kaum
terpelajar Indonesia.
Ide-ide yang dimaksud ialah Kemanusiaan yang adil dan beradab,
yang tidak lain dikembangkan dari Humanisme, sedangkan perkataan adil
dan beradab mengacu pada ajaran Islam. Sila ketiga Persatuan Indonesia
identik dengan nasionalisme, sedang sila ke empat Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan
perwakilan mengacu pada ide Demokrasi, sedangkan nuansa
keindonesiaan/Islam ditambahkan melalui kata-kata permusyawaratan.
Sila terakhir Keadilan Sosial Bagi Segenap Rakyat Indonesia mengacu pada
ide-ide Sosialisme, dan ajaran Islam tentang keutamaan adil bagi
pemimpin dalam menjalankan pemerintahan.
Pada mulanya ketika panitia Badan Persiapan Panitia Urusan
Kemerdekaan Indonesia bersidang, sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa
belum disinggung oleh beberapa peserta sidang, tetapi kemudian diusulkan
oleh golongan nasionalis Islam agar dimasukkan dan dijadikan sila
pertama. Sila ini dalam Piagam Jakarta (yang mendahului penyusunan
Mukadimah UUD 45) berbunyi Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariah Islam bagi pemeluknya. Kemudian diganti Ketuhanan

c
Yang Maha Esa untuk menunjukkan realitas anthropologis bangsa
Indonesia yang terdiri dari pemeluk- pemeluk berbagai agama (Islam,
Hindu, Buddha, Kristen (Katholik dan Protestan) dan kepercayaan-
kepercayaan lokal, termasuk penganut agama Kong Hu Cu).
Peletakan sila Ketuhanan YME ini mengandung konsekwensi pada
penerapan sila-sila yang lain, yang sebagian besarnya dicerap dari ide-ide
modern yang berkembang di Barat dan tidak terlalu dikaitkan dengan
ajaran agama. Di Indonesia ide-ide itu dengan sendirinya harus
dikembangkan pula sesuai dengan ajaran-ajaran agama yang dipeluk
sebagian besar penduduk Indonesia. Dengan demikian agama-agama yang
telah ada dan wujud sebelum berdirinya NKRI diakui sebagai bagian dari
realitas sosial budaya dan sosial politik bangsa Indonesia.

B.c Realitas Sosial Budaya Dan Sejarah Politik Pancasila Berdasarkan Rumusan
Pancasila Dan Mukadimah UUD 1945.
Sebelum RI berdiri bangsa Indonesia yang multi-etnik, multi agama,
multi-golongan dls, memiliki kebudayaan, agama dan kerajaan-kerajaan
yang didirikan sebelum dan setelah datangnya agama Hindu, Buddha dan
Islam; Datangnya VOC dan pemerintahan kolonial Hindia Belanda
menyatukan kerajaan-kerajaan Indonesia lama yang ditaklukkan di bawah
penjajahannya. Pada akhir abad ke-19 M, setelah Perang Diponegoro di
Jawa, Perang Padri/Imam Bonjol di Sumatra Barat, perang di berbagai
wilayah seperti Kalimantan, Sumatra, Nusa Tenggara dll, dan terakhir
Perang Aceh (berakhir secara de fakto pada 1905) Hindia Belanda
disatukan di bawah nama Pax Nederlandica. P. N. dipersatukan secara
administrative, menggunakan sistem pos dan komunikasi yang seragam,
mata uang, penguatan kapitalisme.
Pendidikan diseragamkan melalui apa yang disebut ?politik etis? atau
etische politiek. Secara ekonomi, politik dan budaya negeri ini berada di

c
bawah pengawasan dan penguasaan tunggal pemerintah jajahan Hindia
Belanda.
Awal abad ke-20 muncul gerakan kebangsaan dari berbagai
golongan dan perkumpulan etnik (Budi Utomo, Jong Java, Jong Sumatra,
dll). Idea mendirikan negara kesatuan disalurkan melalui Sumpah Pemuda
28 Oktober 1928. Tahun 1930an muncul Polemik Kebudayaan untuk
menentukan arah kebudayaan bangsa Indonesia. Nama Indonesia berasal
dari sarjana Jerman abad ke-19 Adolf Bastian. Pada abad ke-20 digunakan
oleh organisasi pemuda Indonesia di negeri Belanda Perhimpunan
Indonesia (didirikan 1921).
Penjajahan Jepang 1942 1945 --- terbentuknya Badan Urusan
Panitia Persiapan Kemerdekaan RI. Melahirkan Piagam Jakarta lalu
Mukadimah UUD 45, dengan Pancasila di dalamnya. Ide NKRI yang
sekarang adalah lanjutan dari Pax Nederlandica. Baik pemerintahan
Demokrasi Terpimpin (1959-1965) dan lebih-lebih-lebih pada zaman Orde
Baru (1967-1998) kekuasaan pemerintah pusat terlalu besar membuka
peluang persatuan diterjemahkan sebagai penyeragaman, kesatuan sebagai
keseragaman.

c
C.c Nilai-nilai Sila Pertama Pancasila.
Diterimanya pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional
membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan
pokok, landasan fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia.
Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar
yang fundamental. Nilai-nilai dasar dari pancasila tersebut adalah salah
satunya nilai Ketuhanan Yang Maha Esa yang merupakan Sila Pertama
Pancasila.
Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya
pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta
alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan bangsa indonesia merupakan
bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan juga
memilik arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama,
menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak
berlaku diskriminatif antarumat beragama.

Nilai Pancasila sebagai sumber Norma


Ëc p  Pnc  menjd Sumber prm Hukum.
Upy mewujudkn Pnc  ebg umber n  dh d jd nny
n  n  dr menjd umber bg penyuunn nrm huum d
Indne  Oper n  dr n  dr pnc  tu dh d jd nny
pnc  ebg nrm dr bg penyuunn nrm huum d
Indne  pegr Indne  mem   huum n n yng merupn
tu etun  tem huum
S tem huum Indne  tu berumber dn berdr pd pnc 
ebg nrm dr bernegr Pnc  beredudun ebg
grundnrm (nrm dr) tu ttfundentnr (nr
fndent negr) d jenjng nr huu d Indne 
p  -n  pnc  enjutny d jrn d erg perturn
perundng yng d Perundng-undngn, etetpn, eputun,

c
kebijaksanaan pemerintah, program-program pembangunan, dan
peraturan-peraturan lain pada hakikatnya merupakan nilai instrumental
sebagai penjabaran dari nilai-nilai dasar pancasila.
Sistem hukum di Indonesia membentuk tata urutan peraturan
perundang-undangan.
Tata urutan peraturan perundang-undangan sebagaimana diatur dalam
ketetapan MPR No. III/MPR/2000 tentang sumber hukum dan tata
urutan perundang-undangan sebagai berikut.
c Undang-Undang Dasar 1945.
=c Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia.
°c Undang-undang.
2c Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu)
uc Peraturan Pemerintah
¢c Keputusan Presiden
ác Peraturan Daerah

Dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 tentang pembentukan


Peraturan perundang-undangan juga menyebutkan adanya jenis dan
hierarki peraturan perundang-undangan sebagai berikut:

a.c UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.


b.c Undang-undang/peraturan pemerintah pengganti undang-undang
(perpu)
c.c Peraturan pemerintah
d.c Peraturan presiden
e.c Peraturan daerah.

Pasal 2 Undang-undang No. 10 Tahun 2004 menyatakan bahwa


Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum negara. Hal ini
sesuai dengan kedudukannya sebagai dasar (filosofis) negara sebagaimana
tertuang dalam pembukaan UUD 1945 Alinea IV.

Ëc p  Pnc  enjd Suer pr Et 

c
Upaya lain dalam mewujudkan pancasila sebagai sumber nilai adalah
dengan menjadikan nilai dasar Pancasila sebagai sumber pembentukan
norma etik (norma moral) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Nilai-nilai pancasila adalah nilai moral. Oleh karena itu,
nilai pancasila juga dapat diwujudkan kedalam norma-norma moral (etik).
Norma-norma etik tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai
pedoman atau acuan dalam bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Bangsa indonesia saat ini sudah berhasil
merumuskan norma-norma etik sebagai pedoman dalam bersikap dan
bertingkah laku. Norma-norma etik tersebut bersumber pada pancasila
sebagai nilai budaya bangsa. Rumusan norma etik tersebut tercantum
dalam ketetapan MPR No. VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan
Berbangsa, Bernegara, dan Bermasyarakat.
Ketetapan MPR No. VI/MPR/2001 tentang etika Kehidupan
Berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat merupakan penjabaran nilai-nilai
pancasila sebagai pedoman dalam berpikir, bersikap, dan bertingkah laku
yang merupakan cerminan dari nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan
yang sudah mengakar dalam kehidupan bermasyarakat.
a.c Yt  S  dn Bud 
Yt  n bert dr r emnu n ng mendm dengn
menmp n emb  p jujur,  ng pedu ,  ng memhm ,
 ng menghrg ,  ng menc nt , dn tng menng d ntr
em mnu  dn n bng. Senf dengn tu jug
mengh dupn emb bud  mu, n mu berbut ehn
dn emu ng bertentngn dengn mr gm dn n  -n 
uhur bud  bng. Untu tu, peru d h dupn emb bud 
etednn ng hru d mu dn d per htn cnthn  eh
pr pem mp n pd et p t ngt dn p n m rt.
b.c Yt  Pemer nthn dn P t 

c
Etika ini dimaksudkan untuk mewujudkan pemerintahan yang
bersih, efisien, dan efektif; menumbuhkan suasana politik yang
demokratis yang bercirikan keterbukaan, rasa tanggung jawab,
tanggap akan aspirasi rakyat; menghargai perbedaan; jujur dalam
persaingan; ketersediaan untuk menerima pendapat yang lebih benar
walau datang dari orang per orang ataupun kelompok orang; serta
menjunjung tinggi hak asasi manusia. Etika pemerintahan
mengamanatkan agar para pejabat memiliki rasa kepedulian tinggi
dalam memberikan pelayanan kepada publik, siap mundur apabila
dirinya merasa telah melanggar kaidah dan sistem nilai ataupun
dianggap tidak mampu memenuhi amanah masyarakat, bangsa, dan
negara.
c.c Yt  Yn dn B n 
Yt  en dn b n  d udn gr pr n p dn per lu
en , b  leh pr bd , nt tu upun pengb l eputun
dl b dng en , dpt elh rn  nd  dn rel t
en yng berc r n per ngn yng jujur, bered ln,
endrng berebngny et erj en , dy thn
en dn epun ber ng, ert terc ptny un
ndu f untu peberdyn en ryt ellu uh-uh
ber ecr bere nbungn. Hl tu bertujun
engh ndrn terjd ny prt -prt  npl , l gpl ,
eb jn en yng bernun KKN tupun r l yng
berdp negt f terhdp ef  en , per ngn eht, dn ed ln;
ert engh ndrn per lu enghlln egl cr dl
eperleh euntungn.
d.c Yt  Penegn Huu yng Bered ln
Yt  penegn huu dn bered ln d udn untu
enubuhn edrn bhw tert b  l, etenngn, dn
eterturn h dup ber hny dpt d wujudn dengn ettn

c
terhadap hukum dan seluruh peraturan yang ada. Keseluruhan
aturan hukum yang menjamin tegaknya supremasi hukum sejalan
dengan menuju kepada pemenuha rasa keadilan yang hidup dan
berkembang di dalam masyarakat.
e.c Yt  Ke un dn D 
 n Keh du
n
Yt  e un d wujudn dengn enjunjung t nggh n  -n 
u
enget un dn tenoog gr 
u ber
 r r on,
r t , og  dn objet f. Yt  n et  n d t
n ecr
r bd
dn tu
un oet f d
er u ger ebc, bejr,
ene t , enu , eb , dn ret f d enc
tn ry-
ry bru, ert ecr ber- enc
tn   ondu f
bg
engebngn u
enget un dn tenoog . Dengn
dny et   n  -n 
nc  yng tercer n d
nor-nor et  e du
n berbng dn bernegr d
t  t
n.
Untu ber  ny
er u berndrn
d nor-nor
et  e du
n berbng dn bernegr, d beber
  yng

eru d un ebg ber ut.
.c Proses penanaman dan pembudayaan etika tersebut
hendaknya menggunakan bahasa agama dan bahasa budaya
sehingga menyentuh hati nurani dan mengundang simpati
dan dukungan seluruh masyarakat. Apabila sanksi moral
tidak lagi efektif, langkah-langkah penegakan hukum harus
dilakukan secara tegas dan konsisten.
b.c Proses penanaman dan pembudayaan etika dilakukan
melalui pendekatan komunikatif, dialogis, dan persuasif,
tidak melalui pendekatan cara indoktrinasi.
c.c Pelaksanaan gerakan nasional etika berbangsa, bernegara,
dan bermasyarakat secara sinergik dan berkesinambungan

c
yang melibatkan seluruh potensi bangsa, pemerintah
ataupun masyarakat.
d.c Perlu dikembangkan etika-etika profesi, seperti etika
profesi hukum, profesi kedokteran, profesi ekonomi, dan
profesi politik yang dilandasi oleh pokok-pokok etika ini
yang perlu ditaati oleh segenap anggotanya melalui kode
etik profesi masing-masing.
e.c Mengkaitkan pembudayaan etika kehidupan berbangsa,
bernegara, dan bermasyarakat sebagai bagian dari sikap
keberagaman, yang menempatkan nilai-nilai etika
kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat di
samping tanggung jawab kemanusiaan juga sebagai bagian
pengabdian pada Tuhan Yang MahaEsa.

c
D.c Makna Sila Pertama Pancasila
Perkataan Ketuhanan berasal dari Tuhan. Siapakah Tuhan itu?
Jawaban kita ialah Pencipta segala yang ada dan semua makhluk. Yang
Maha Esa berarti Maha Tunggal, tiada sekutu bagiNya, Esa dalam zatNya,
dalam sifatNya maupun dalam perbuatanNya. Pengertian zat Tuhan disini
hanya Tuhan sendiri yang Maha Mengetahui, dan tidak mungkin dapat
digambarkan menurut akal pikiran manusia, karena zat Tuhan adalah
sesempurna-sempurnanya yang perbuatan-Nya tidak mungkin dapat
disamakan dan ditandingi dengan perbuatan manusia yang serba terbatas.
Keberadaan Tuhan tidaklah disebabkan oleh keberadaan daripada
makhluk hidup dan siapapun, sedangkan sebaliknya keberadaan daripada
makhluk dan siapapun justru disebabkan oleh adanya kehendak Tuhan.
Karena itu Tuhan adalah prima causa, yaitu sebagai penyebab pertama dan
utama atas timbulnya sebab-sebab yang lain.
Dengan demikian Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung makna
adanya keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Tunggal, yang
menciptakan alam semesta beserta isinya. Dan diantara makhluk ciptakan
Tuhan Yang Maha Esa yang berkaitan dengan sila ini ialah manusia.
Sebagai Maha Pencipta, kekuasaan Tuhan tidaklah terbatas, sedangkan
selainNya adalah terbatas.
Negara Indonesia didirikan atas landasan moral luhur, yaitu
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa yang sebagai konsekuensinya,
maka negara menjamin kepada warga negara dan penduduknya untuk
memeluk dan untuk beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya,
seperti pengertiannya terkandung dalam:
a.c Pembukaan UUD 1945 alinea ketiga, yang antara lain berbunyi :
´Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa .... ´ Dari bunyi
kalimat ini membuktikan bahwa negara Indonesia tidak
menganut paham maupun mengandung sifat sebagai negara
sekuler. Sekaligus menunjukkan bahwa negara Indonesia bukan

c
merupakan negara agama, yaitu negara yang didirikan atas
landasan agama tertentu, melainkan sebagai negara yang
didirikan atas landasan Pancasila atau negara Pancasila.
b.c Pasal 29 UUD 1945
(1)cNegara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa
(2)c Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya.

Oleh karena itu di dalam negara Indonesia tidak boleh ada


pertentangan dalam hal Ketuhanan Yang Maha Esa, dan sikap
atau perbuatan yang anti terhadap Tuhan Yang Maha Esa, anti
agama. Sedangkan sebaliknya dengan paham Ketuhanan Yang
Maha Esa ini hendaknya diwujudkan dan dihidup suburkan
kerukunan hidup beragama, kehidupan yang penuh toleransi
dalam batas-batas yang diizinkan oleh atau menurut tuntunan
agama masing-masing, agar terwujud ketentraman dan kesejukan
di dalam kehidupan beragama.

Untuk senantiasa memelihra dan mewujudkan 3 model


kerukunan hidup yang meliputi :

1.c Kerukunan hidup antar umat seagama


2.c Kerukunan hidup antar umat beragama
3.c Kerukunan hidup antar umat beragama dan Pemerintah.

Tri kerukunan hidup tersebut merupakan salah satu faktor


perekat kesatuan bangsa. Di dalam memahami sila I Ketuhanan
Yang Maha Esa, hendaknya para pemuka agama senantiasa
berperan di depan dalam menganjurkan kepada pemeluk agama
masing-masing untuk menaati norma-norma kehidupan
beragama yang dianutnya, misalnya : bagi yang beragama Islam
senantiasa berpegang teguh pada kitab suci Al-Qur·an dan

c
Sunnah Rasul, bagi yang beragama Kristen (Katolik maupun
Protestan) berpegang teguh pada kitab sucinya yang disebut Injil,
bagi yang beragama Budha berpegang teguh pada kitab suci
Tripitaka, bagi yang beragama Hindu pada kitab sucinya yang
disebut Wedha.

Sila ke I, Ketuhanan Yang Maha Esa ini menjadi sumber utama


nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia, yang menjiwai dan
mendasari serta membimbing perwujudan dan Sila II sampai
dengan Sila V.

E.c Pedoman Penghayatan Dan Pengamalan Sila Pertama Pancasila


Pancasila seperti tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 merupakan kesatuan yang bulat dan utuh dari kelima sila. Salah
satuya yakni sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pancasila yang bulat dan utuh itu member keyakinan kepada rakyat
dan bangsa Indonesia bahwa kebahagiaan hidup akan tercapai apabila
didasarkan atas keselarasan da keseimbangan, baik dalam hidup manusia
sebagai pribadi, dalam hubungan manusia dengan masyarakat, dalam
hubungan manusia dengan alam, dalam hubungan bangsa dengan bangsa-
bangsa yang lain, dalam hubungan manusia dengan Tuhannya, maupun
dalam mengejar kemauan lahiriah dan kebahagiaan rohaniah.
Dengan keyakinan akan kebenaran pancasila, maka manusia
ditempatkan pada keluhuran harkat dan martabak sebagia makhluk Tuhan
Yang MAha Esa dengan kesadaran untuk mengemban kodratnya sebagai
makhluk pribadi sekaligus makhluk social.
Dengan berpangkal tolak dari kodrat manusia sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan makhluk pribadi dan sekaligus
makluk social, maka penghayatan dan pengamalan pancasila akan

c
ditentukan oleh kemauan dan kemampuan seseorang dalam
mengendalikan diri dan kepentingannya agar dapat melaksanakan
kewajibannya sebagai warga Negara dan warga masyarakat.
Untuk memenuhi kewajibannya sebagai warga Negara dan
masyarakat, manusia Indonesia dalam mengahayati dan mengamalkan
Pancasila secara bulat dan utuh menggunakan pedoman sebegai berikut :
1.c SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
Dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia
menyatakan kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan oleh karnanya manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Didalam kehidupa masyarakat Indonesia dikembangkan sifat
hormat-menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan
penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga dapat
selalu dibina kerukunan hidup diantara sesama umat beragama dan
berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Sadar bahwa agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi denganTuhan
Yang Maha Esa yang dipercayai dan yang diyakininya, maka
dikembangkanlah sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai agama dan kepercayaannya dan tidak memaksakan suatu
agama dan keperayaannya itu kepada ornag lain.
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
beribadah menurut agama nya dan kepercayaannya itu kebebasan
agama adalah salah satu hak yang paling asasi diantara hak-hak asasi
manusia, karena kebebasan beragama itu langsung bersumber kepada
martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Hak kebebasan
beragama bukan pemberian golongan.

c
›c Butir Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
Ketuhanan Yang Maha Esa.
1.c Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2.c Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
3.c Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa
4.c Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5.c Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6.c Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
7.c Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

c
BAB III

PENUTUP

A.c Kesimpulan

Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya


pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta
alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan bangsa indonesia merupakan
bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan juga
memilik arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama,
menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak
berlaku diskriminatif antarumat beragama.
Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung makna adanya keyakinan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa Tunggal, yang menciptakan alam semesta
beserta isinya. Dan diantara makhluk ciptakan Tuhan Yang Maha Esa yang
berkaitan dengan sila ini ialah manusia. Sebagai Maha Pencipta, kekuasaan
Tuhan tidaklah terbatas, sedangkan selainNya adalah terbatas.
Pedoman Penghayatan Dan Pengamalan Sila Pertama Pancasila
yakni dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia
menyatakan kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan oleh karnanya manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

c
DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com
http://www.anjar.tv

permanent link to PANCASILA SEBAGAI SUMBER NILAI


http://www.Bedah Butir Pada Pancasila ² Sila Pertama.com
http://Pancasila .univpancasila.ac.id
http://www.detiknews.com/indexfr.php

45 butir Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila

http://www.forumbebas.com/thread-75361.html

You might also like