You are on page 1of 27

» Pilih Bahas a

Makalah Categories

Keterkaitan • download gratis


• Ilmu hadits
Pendidikan dengan M TWT F S S
○ Uncategorized
Pembangunan Jan »
• Ilmu pendidikan
Nasional • Kata Mutiara 1 2 3
• Kisah 25 Nabi dan Rosul
October 19, 2010 | 1
Author Saiful • komputer dan jaringan 4 5 6 7 8 9 0
• Kumpulan Kisah-kisah
Keterkaitan Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1
Teladan
Dengan Pembangunan
• Makalah dan Tugas 1 2 3 4 5 6 7
Nasional
Kuliah
BAB I 1 1 2 2 2 2 2
• Psykologi 8 9 0 1 2 3 4
PENDAHULUAN
• Tutorial
A. Latar Belakang 2 2 2 2 2 3 3
Keunggulan suatu bangsa tidak 5 6 7 8 9 0 1
lagi bertumpu pada kekayaan
alam, melainkan pada Jakarta Time
keunggulan sumber daya
manusia, yaitu tenaga terdidik
yang mampu menjawab
tantangan-tantangan yang
sangat cepat. Kenyataan ini
sudah lebih dari cukup untuk
mendorong pakar dan praktisi
pendidikan melakukan kajian
sistematik untuk membenahi
atau memperbaiki sistem
pendidikan nasional. Agar
lulusan sekolah mampu
beradaptasi secara dinamis ID Dial Codes
dengan perubahan dan
tantangan itu, pemerintah
melontarkan berbagai kebijakan Top of Form
tentang pendidikan yang
memberikan ruang yang luas
bagi sekolah dan masyarakatnya
untuk menentukan program dan Jakarta
rencana pengembangan sendiri
sesuai dengan kebutuhan dan
Dial Number:
kondisi masing-masing.
+62 21 X
Pendidikan juga sangat
berpengaruh dalam
dialcode.org
pembangunan, baik itu dalam
pembangunan sumber daya Bottom of Form
manusia, ekonomi, sosial, dan Archives
bahkan masih lebih banyak lagi
peranan pendidikan dalam • March 2011 (4)
pembangunan masyarakat, • February 2011 (7)
bangsa, dan Negara.
• January 2011 (1)
B. Rumusan Masalah
• October 2010 (95)
Dari latar belakang tersebut di
atas dapat dirumuskan beberapa
rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah peranan
pendidikan dalam bidang
pembangunan ekonomi?
2. Bagaimanakah peranan
pendidikan dalam membangun
sumber daya manusia?
3. Adakah pangaruhnya
pendidikan dalam
pembangunan sosial?
4. Bagaimana esensi
pendidikan dan pembangunan
serta titik temunya?
5. Apa saja yang di
sumbangkan pendidikan pada
pembangunan?
6. Bagaimanakah
Pembangunan Sistem
Pendidikan Nasional?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Menjelaskan peranan
pendidikan dalam bidang
penbangunan ekonomi.
2. Mendeskripsikan
pendidikan dalam membangun
sumber daya manusia.
3. Mendeskripsikan
pendidikan dan pengaruhnya
dalam pembangunan sosial.
4. Menjelaskan esensi
pendidikan dan pembangunan
serta titik temunya
5. Menjabarkan Sumbangan
Pendidikan Pada Pembangunan.
6. Menjelaskan
Pembangunan Sistem
Pendidikan Nasional.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peranan Pendidikan
Dalam Bidang Pembangunan
Ekonomi.
Pendidikan memberi kontribusi
secara signifikan terhadap
pembangunan ekonomi telah
menjadi kebenaran yang
bersifat aksiomatik. Berbagai
kajian akademis dan penelitian
empiris telah membuktikan
keabsahannya. Pendidikan
bukan hanya melahirkan
sumber daya manusia yang
berkualitas, memiliki
pengetahuan dan keterampilan
serta menguasai teknologi,
tetapi juga dapat menumbuhkan
iklim bisnis yang sehat dan
kondusif bagi pertumbuhan
ekonomi. Karena itu, investasi
di bidang pendidikan tidak saja
berfaedah bagi perorangan,
tetapi juga bagi komunitas
bisnis dan masyarakat umum.
Pencapaian pendidikan pada
semua level niscaya akan
meningkatkan pendapatan dan
produktivitas masyarakat.
Pendidikan merupakan jalan
menuju kemajuan dan
pencapaian kesejahteraan sosial
dan ekonomi. Sedangkan
kegagalan membangun
pendidikan akan melahirkan
berbagai problem krusial:
pengangguran, kriminalitas,
penyalahgunaan narkoba, dan
welfare dependency yang
menjadi beban sosial politik
bagi pemerintah.
Ada tiga paradigma yang
menegaskan bahwa
pembangunan merujuk
knowledge based economy
tampak kian dominan:
1. Kemajuan ekonomi dalam
banyak hal bertumpu pada basis
dukungan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
2. Hubungan kausalitas
antara pendidikan dan kemajuan
ekonomi menjadi kian kuat dan
solid.
3. Pendidikan menjadi
penggerak utama dinamika
perkembangan ekonomi, yang
mendorong proses transformasi
struktural berjangka panjang
B. Peranan Pendidikan
Dalam Membangun SDM.
Pendidikan pada hakikatnya
berlangsung seumur hidup.
Oleh karena itu, secara hakiki,
pembangunan pendidikan
merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam upaya
pembangunan manusia. Upaya-
upaya pembangunan di bidang
pendidikan, pada dasarnya
diarahkan untuk mewujudkan
kesejahteraan manusia itu
sendiri. Karena pendidikan
merupakan hak setiap warga
negara, di dalamnya terkandung
makna bahwa pemberian
layanan pendidikan kepada
individu, masyarakat, dan
warga negara adalah tanggung
jawab bersama antara
pemerintah, masyarakat dan
keluarga. Karena itu,
manajemen sistem
pembangunan pendidikan harus
didesain dan dilaksanakan
secara terpadu, serta diarahkan
pada peningkatan akses
pelayanan yang seluas-luasnya
bagi warga masyarakat, dengan
mengutamakan mutu,
efektivitas dan efisiensi.
Upaya pembangunan
pendidikan yang dilakukan
memiliki landasan komitmen
internasional, sebagai visi
bersama berbagai negara di
dunia, melalui kesepakatan
yang dikenal dengan
kesepakatan Dakkar-Senegal
tahun 2000.
Kesepakatan Dakkar yang
diimplementasikan dalam
kesepahaman Education for All
(EFA) meliputi enam
komponen penting, yaitu:
1. pendidikan anak usia dini
(PAUD)
2. pendidikan dasar
3. pendidikan keaksaraan
4. pendidikan kecakapan
hidup (life skill)
5. kesetaraan dan keadilan
gender
6. peningkatan mutu
pendidikan.
C. Pendidikan Dan
Pengaruhnya Dalam
Pembangunan Sosial.
1. Pembangunan
Berwawasan Kependudukan.
Secara sederhana pembangunan
berwawasan kependudukan
mengandung dua makna
sekaligus, yaitu:
a. Pembangunan berwawasan
kependudukan
Pembangunan yang disesuaikan
dengan potensi dan kondisi
penduduk yang ada, penduduk
harus dijadikan titik sentral
dalam proses pembangunan.
Penduduk harus dijadikan
subjek dan objek dalam
pembangunan. Pembangunan
adalah oleh penduduk dan
untuk penduduk.
b. Pembangunan berwawasan
kependudukan
Pembangunan sumberdaya
manusia, pembangunan lebih
menekankan pada peningkatan
kualitas sumber daya manusia
dibandingkan dengan
pembangunan infrastruktur
semata-mata
2. Dimensi Penduduk dalam
Pembangunan Nasional.
Ada beberapa alasan yang
melandasi pemikiran bahwa
penduduk merupakan isu yang
sangat strategis dalam kerangka
pembangunan nasional
Berbagai pertimbangan tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Penduduk merupakan pusat
dari seluruh kebijakan dan
program pembangunan yang
dilakukan. Dapat dikemukakan
bahwa penduduk adalah subjek
dan objek pembangunan. Jadi,
pembangunan baru dapat
dikatakan berhasil jika mampu
meningkatkan kesejahteraan
penduduk dalam arti luas yaitu
kualitas fisik maupun non fisik
yang melekat pada diri
penduduk itu sendiri.
b. Keadaan penduduk yang
ada sangat mempengaruhi
dinamika pembangunan yang
sedang dilaksanakan oleh
pemerintah. Jumlah penduduk
yang besar, jika diikuti dengan
kualitas penduduk yang
memadai, akan merupakan
pendorong bagi pertumbuhan
ekonomi. Sebaliknya, jumlah
penduduk yang besar, jika
diikuti dengan tingkat kualitas
rendah, menjadikan penduduk
tersebut hanya sebagai beban
bagi pembangunan nasional.
c. Dampak perubahan
dinamika kependudukan baru
akan terasa dalam jangka yang
panjang. Karenanya, seringkali
peranan penting penduduk
dalam pembangunan terabaikan.
Sebagai contoh, beberapa ahli
kesehatan memperkirakan
bahwa krisis ekonomi dewasa
ini akan memberikan dampak
negatif terhadap kesehatan
seseorang pada 25 tahun ke
depan atau satu generasi.
3. Esensi Pendidikan Dan
Pembangunan Serta Titik
Temunya
Status pendidikan dan
pembangunan masing-masing
dalam esensi pembangunan
serta antara keduanya
1. Pendidikan
merupakan usaha ke
dalam diri manusia
sedangkan
pembangunan
merupakan usaha
keluar dalam diri
manusia.
2. Pendidikan
menghasilkan
sumber daya tenaga
yang menunjang
pembangunan dan
hasil pembangunan
dapat menunjang
pendidikan
(pembinaan,
penyediaan saran,
dan seterusnya.
4. Sumbangan Pendidikan
Pada Pembangunan
Kita tidak bisa memungkirinya
bahwa sumbangn pendidikan
pada pembangunan sangatlah
besar, meskipun hasilnya tidak
bisa kita lihat dengan segera.
Tapi ada jarak penantian yang
cukup lama antara proses
dimulainya usaha dengan hasil
yang ingin dicapai.
Sumbangan pendidikan
terhadap pembangunan dapat
dilihat dari berbagai segi,
diantaranya :
1. Segi Sasaran Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar
yang ditujukan kepada peserta
didik agar menjadi manusia
yang berkepribadian kuat dan
utuh serta bermoral tinggi. Jadi
tujuan citra manusia yang dapat
menjadi sumber daya
pembangunan yang manusiawi.
2. Segi Lingkungan
Pendidikan
Klasifikasi ini menunjukkan
peran pendidikan dalam
berbagai lingkungan atau
sistem. Lingkungan
keluarga(pendidikan informal),
lingkungan sekolah (pendidikan
formal), lingkungan masyarakat
(pendidikan nonformal),
ataupun dalam sistem
pendidikan prajabatan dan
dalam jabatan.
3. Segi Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan meliputi
pendidikan dasar (basic
education), pndidikan lanjutan,
menengah, dan pendidikan
tinggi.
4. Segi Pembidangan Kerja
atau Sektor Kehidupan
Pembidangan kerja menurut
sektor kehidupan meliputi
bidang ekonomi, hukum, sosial
politik, keuangan, perhubungan,
komunikasi, pertanian,
pertambangan, pertahanan, dan
l;ain-lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan merupakan jalan
menuju kemajuan dan
pencapaian kesejahteraan sosial
dan ekonomi. Sedangkan
kegagalan membangun
pendidikan akan melahirkan
berbagai problem krusial:
pengangguran, kriminalitas,
penyalahgunaan narkoba, dan
welfare dependency yang
menjadi beban sosial politik
bagi pemerintah.
Ada tiga paradigma yang
menegaskanbahwa
pembangunan merujuk
knowledge-based economy
tampak kian dominan, yakni
1. Kemajuan ekonomi dalam
banyak hal bertumpu pada basis
dukungan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
2. Hubungan kausalitas antara
pendidikan dan kemajuan
ekonomi menjadi kian kuat dan
solid.
3. Pendidikan menjadi
penggerak utama dinamika
perkembangan ekonomi, yang
mendorong proses transformasi
struktural berjangka panjang.
Ø Hubungan Antar Aspek-
aspek
Aspek filosofis keilmuan dan
yuridis menjadi landasan bagi
aspek-aspek yang lain, karena
memberikan arah pada aspek-
aspek lainnya. Meskipun aspek
filosofis menjadi landasan,
tetapi tidak harus diartikan
bahwa setiap terjadi perubahan
filosofis dan yuridis harus
diikuti dengan perubahan
aspek-aspek yang lain secara
total.
Ø Aspek Filosofis dan
Keilmuan
Aspek filosofis berupa
penggarapan tujuan nasioanal
pendidikan. Rumusan tujuan
pendidikan nasional yang
etntunya memberikan peluang
bagi pengembanga hakikat
manusia yang kodrati yang
berartipula bersifat wajar. Bagi
kita pengembangan sifat kodrati
manusia itu pararel dengan jiwa
Pancasila.
Ø Aspek Yuridis
UUD 1945 sebagai landasan
hukum pendidikan sifatnya
relatif tetap. Beberapa pasal
yang melandasi pendidikan
sifatnya eksplisit (pasal 31 ayat
(1) dan (2); pasal (32)) maupun
yang implisit (pasal 27 ayat (1)
dan (2); pasal (34))
Pasal pasal tersebut sifatnya
masih sangat global dan perlu
dijabarkan lebih rinci kedalam
UU Pendidikan seperti UU
Pendidikan No. 4 Tahun 1950,
UU Pendidikan No. 12 Tahun
1954 dan disempurnakan lagi
oleh UU RI No. 2 Tahun 1989.
Ø Aspek Struktur
Aspek struktur pembangunan
sistem pendidikan berperan
pada upaya pembenahan
struktur pembangunan
pendidikan yang mencakup
jenjang dan jenis pendidikan,
lama waktu belajar dari jenjang
yang satu ke jenjang yang lai,
sebagai akibat dari
perkembangan sosial budaya
dan politik.
Ø Aspek Kurikulum
Kurikulum merupakan sarana
untuk mencapai tujuan. Tujuan
kurikuler berubah, maka
kurikulum berubah pula.
Perubahan tersebut dapat
berupa materinya, orientasinya,
pendekatannya maupun
metodenya.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Tirtarahadja, Umar dan Sulo
La, S.L. 2005. Pengantar
pendidikan. Jakarta: PT
RINEKA CIPTA

Posted in Makalah dan

Tugas Kuliah | Tags:


makalah

Leave a Reply
Click here to cancel reply.
Top of Form

Name
(required)
Mail (will not
be published) (required)

Website

Submit Comment 400

Bottom of Form
« Makalah Tentang
Keluarga Sakinah
Makalah Kasus Sengketa
Indonesia-Malaysia »

Designed by WP Themes | Payday Loan Lenders


Makalah Keterkaitan Pendidikan dengan Pembangunan
Nasional

Keterkaitan Pendidikan Dengan Pembangunan Nasional


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan
sumber daya manusia, yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang
sangat cepat. Kenyataan ini sudah lebih dari cukup untuk mendorong pakar dan praktisi
pendidikan melakukan kajian sistematik untuk membenahi atau memperbaiki sistem pendidikan
nasional. Agar lulusan sekolah mampu beradaptasi secara dinamis dengan perubahan dan
tantangan itu, pemerintah melontarkan berbagai kebijakan tentang pendidikan yang memberikan
ruang yang luas bagi sekolah dan masyarakatnya untuk menentukan program dan rencana
pengembangan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing.
Pendidikan juga sangat berpengaruh dalam pembangunan, baik itu dalam pembangunan sumber
daya manusia, ekonomi, sosial, dan bahkan masih lebih banyak lagi peranan pendidikan dalam
pembangunan masyarakat, bangsa, dan Negara.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah peranan pendidikan dalam bidang pembangunan ekonomi?
2. Bagaimanakah peranan pendidikan dalam membangun sumber daya manusia?
3. Adakah pangaruhnya pendidikan dalam pembangunan sosial?
4. Bagaimana esensi pendidikan dan pembangunan serta titik temunya?
5. Apa saja yang di sumbangkan pendidikan pada pembangunan?
6. Bagaimanakah Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan peranan pendidikan dalam bidang penbangunan ekonomi.
2. Mendeskripsikan pendidikan dalam membangun sumber daya manusia.
3. Mendeskripsikan pendidikan dan pengaruhnya dalam pembangunan sosial.
4. Menjelaskan esensi pendidikan dan pembangunan serta titik temunya
5. Menjabarkan Sumbangan Pendidikan Pada Pembangunan.
6. Menjelaskan Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peranan Pendidikan Dalam Bidang Pembangunan Ekonomi.
Pendidikan memberi kontribusi secara signifikan terhadap pembangunan ekonomi telah menjadi
kebenaran yang bersifat aksiomatik. Berbagai kajian akademis dan penelitian empiris telah
membuktikan keabsahannya. Pendidikan bukan hanya melahirkan sumber daya manusia yang
berkualitas, memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, tetapi juga dapat
menumbuhkan iklim bisnis yang sehat dan kondusif bagi pertumbuhan ekonomi. Karena itu,
investasi di bidang pendidikan tidak saja berfaedah bagi perorangan, tetapi juga bagi komunitas
bisnis dan masyarakat umum. Pencapaian pendidikan pada semua level niscaya akan
meningkatkan pendapatan dan produktivitas masyarakat.
Pendidikan merupakan jalan menuju kemajuan dan pencapaian kesejahteraan sosial dan
ekonomi. Sedangkan kegagalan membangun pendidikan akan melahirkan berbagai problem
krusial: pengangguran, kriminalitas, penyalahgunaan narkoba, dan welfare dependency yang
menjadi beban sosial politik bagi pemerintah.
Ada tiga paradigma yang menegaskan bahwa pembangunan merujuk knowledge based economy
tampak kian dominan:
1. Kemajuan ekonomi dalam banyak hal bertumpu pada basis dukungan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
2. Hubungan kausalitas antara pendidikan dan kemajuan ekonomi menjadi kian kuat dan
solid.
3. Pendidikan menjadi penggerak utama dinamika perkembangan ekonomi, yang mendorong
proses transformasi struktural berjangka panjang
B. Peranan Pendidikan Dalam Membangun SDM.
Pendidikan pada hakikatnya berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, secara hakiki,
pembangunan pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya pembangunan
manusia. Upaya-upaya pembangunan di bidang pendidikan, pada dasarnya diarahkan untuk
mewujudkan kesejahteraan manusia itu sendiri. Karena pendidikan merupakan hak setiap warga
negara, di dalamnya terkandung makna bahwa pemberian layanan pendidikan kepada individu,
masyarakat, dan warga negara adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat
dan keluarga. Karena itu, manajemen sistem pembangunan pendidikan harus didesain dan
dilaksanakan secara terpadu, serta diarahkan pada peningkatan akses pelayanan yang seluas-
luasnya bagi warga masyarakat, dengan mengutamakan mutu, efektivitas dan efisiensi.
Upaya pembangunan pendidikan yang dilakukan memiliki landasan komitmen internasional,
sebagai visi bersama berbagai negara di dunia, melalui kesepakatan yang dikenal dengan
kesepakatan Dakkar-Senegal tahun 2000.
Kesepakatan Dakkar yang diimplementasikan dalam kesepahaman Education for All (EFA)
meliputi enam komponen penting, yaitu:
1. pendidikan anak usia dini (PAUD)
2. pendidikan dasar
3. pendidikan keaksaraan
4. pendidikan kecakapan hidup (life skill)
5. kesetaraan dan keadilan gender
6. peningkatan mutu pendidikan.
C. Pendidikan Dan Pengaruhnya Dalam Pembangunan Sosial.
1. Pembangunan Berwawasan Kependudukan.
Secara sederhana pembangunan berwawasan kependudukan mengandung dua makna sekaligus,
yaitu:
a. Pembangunan berwawasan kependudukan
Pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan kondisi penduduk yang ada, penduduk harus
dijadikan titik sentral dalam proses pembangunan. Penduduk harus dijadikan subjek dan objek
dalam pembangunan. Pembangunan adalah oleh penduduk dan untuk penduduk.
b. Pembangunan berwawasan kependudukan
Pembangunan sumberdaya manusia, pembangunan lebih menekankan pada peningkatan kualitas
sumber daya manusia dibandingkan dengan pembangunan infrastruktur semata-mata
2. Dimensi Penduduk dalam Pembangunan Nasional.
Ada beberapa alasan yang melandasi pemikiran bahwa penduduk merupakan isu yang sangat
strategis dalam kerangka pembangunan nasional Berbagai pertimbangan tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Penduduk merupakan pusat dari seluruh kebijakan dan program pembangunan yang
dilakukan. Dapat dikemukakan bahwa penduduk adalah subjek dan objek pembangunan. Jadi,
pembangunan baru dapat dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk
dalam arti luas yaitu kualitas fisik maupun non fisik yang melekat pada diri penduduk itu sendiri.
b. Keadaan penduduk yang ada sangat mempengaruhi dinamika pembangunan yang sedang
dilaksanakan oleh pemerintah. Jumlah penduduk yang besar, jika diikuti dengan kualitas
penduduk yang memadai, akan merupakan pendorong bagi pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya,
jumlah penduduk yang besar, jika diikuti dengan tingkat kualitas rendah, menjadikan penduduk
tersebut hanya sebagai beban bagi pembangunan nasional.
c. Dampak perubahan dinamika kependudukan baru akan terasa dalam jangka yang panjang.
Karenanya, seringkali peranan penting penduduk dalam pembangunan terabaikan. Sebagai
contoh, beberapa ahli kesehatan memperkirakan bahwa krisis ekonomi dewasa ini akan
memberikan dampak negatif terhadap kesehatan seseorang pada 25 tahun ke depan atau satu
generasi.
3. Esensi Pendidikan Dan Pembangunan Serta Titik Temunya
Status pendidikan dan pembangunan masing-masing dalam esensi pembangunan serta antara
keduanya
1. Pendidikan merupakan usaha ke dalam diri manusia sedangkan pembangunan merupakan
usaha keluar dalam diri manusia.
2. Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang pembangunan dan hasil
pembangunan dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyediaan saran, dan
seterusnya.
4. Sumbangan Pendidikan Pada Pembangunan
Kita tidak bisa memungkirinya bahwa sumbangn pendidikan pada pembangunan sangatlah besar,
meskipun hasilnya tidak bisa kita lihat dengan segera. Tapi ada jarak penantian yang cukup lama
antara proses dimulainya usaha dengan hasil yang ingin dicapai.
Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat dari berbagai segi, diantaranya :
1. Segi Sasaran Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar yang ditujukan kepada peserta didik agar menjadi manusia yang
berkepribadian kuat dan utuh serta bermoral tinggi. Jadi tujuan citra manusia yang dapat menjadi
sumber daya pembangunan yang manusiawi.
2. Segi Lingkungan Pendidikan
Klasifikasi ini menunjukkan peran pendidikan dalam berbagai lingkungan atau sistem.
Lingkungan keluarga(pendidikan informal), lingkungan sekolah (pendidikan formal), lingkungan
masyarakat (pendidikan nonformal), ataupun dalam sistem pendidikan prajabatan dan dalam
jabatan.
3. Segi Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan meliputi pendidikan dasar (basic education), pndidikan lanjutan, menengah,
dan pendidikan tinggi.
4. Segi Pembidangan Kerja atau Sektor Kehidupan
Pembidangan kerja menurut sektor kehidupan meliputi bidang ekonomi, hukum, sosial politik,
keuangan, perhubungan, komunikasi, pertanian, pertambangan, pertahanan, dan l;ain-lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan merupakan jalan menuju kemajuan dan pencapaian kesejahteraan sosial dan
ekonomi. Sedangkan kegagalan membangun pendidikan akan melahirkan berbagai problem
krusial: pengangguran, kriminalitas, penyalahgunaan narkoba, dan welfare dependency yang
menjadi beban sosial politik bagi pemerintah.
Ada tiga paradigma yang menegaskanbahwa pembangunan merujuk knowledge-based economy
tampak kian dominan, yakni
1. Kemajuan ekonomi dalam banyak hal bertumpu pada basis dukungan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
2. Hubungan kausalitas antara pendidikan dan kemajuan ekonomi menjadi kian kuat dan solid.
3. Pendidikan menjadi penggerak utama dinamika perkembangan ekonomi, yang mendorong
proses transformasi struktural berjangka panjang.
Ø Hubungan Antar Aspek-aspek
Aspek filosofis keilmuan dan yuridis menjadi landasan bagi aspek-aspek yang lain, karena
memberikan arah pada aspek-aspek lainnya. Meskipun aspek filosofis menjadi landasan, tetapi
tidak harus diartikan bahwa setiap terjadi perubahan filosofis dan yuridis harus diikuti dengan
perubahan aspek-aspek yang lain secara total.
Ø Aspek Filosofis dan Keilmuan
Aspek filosofis berupa penggarapan tujuan nasioanal pendidikan. Rumusan tujuan pendidikan
nasional yang etntunya memberikan peluang bagi pengembanga hakikat manusia yang kodrati
yang berartipula bersifat wajar. Bagi kita pengembangan sifat kodrati manusia itu pararel dengan
jiwa Pancasila.
Ø Aspek Yuridis
UUD 1945 sebagai landasan hukum pendidikan sifatnya relatif tetap. Beberapa pasal yang
melandasi pendidikan sifatnya eksplisit (pasal 31 ayat (1) dan (2); pasal (32)) maupun yang
implisit (pasal 27 ayat (1) dan (2); pasal (34))
Pasal pasal tersebut sifatnya masih sangat global dan perlu dijabarkan lebih rinci kedalam UU
Pendidikan seperti UU Pendidikan No. 4 Tahun 1950, UU Pendidikan No. 12 Tahun 1954 dan
disempurnakan lagi oleh UU RI No. 2 Tahun 1989.
Ø Aspek Struktur
Aspek struktur pembangunan sistem pendidikan berperan pada upaya pembenahan struktur
pembangunan pendidikan yang mencakup jenjang dan jenis pendidikan, lama waktu belajar dari
jenjang yang satu ke jenjang yang lai, sebagai akibat dari perkembangan sosial budaya dan
politik.
http://www.saifalink.co.cc

PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM PERSPEKTIF


KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA.

memahami Jati Diri Bangsa Melalui Lensa Pendidikan.


Jati diri merupakan kontinum, Ia merupakan bentukan proses panjang yang melibatkan
aspek kolektif, dan jarang ( atau mustahil ) bersifat tunggal. Membangun (kembali) jati diri
bangsa memang suatu usaha bersama yang harus terus berlanjut. Identitas dilukiskan sebagai the
journeying self.
Diri yang berjalan, berziarah. Sehingga identitasnya adalah hasul dari berbagai
pengalaman sosial yang tergantung dari pertemuan dengan unsur yang baru atau tergantung dari
apa yang ditinggalkan. Dia berubah menurut tantangan yang ditemui dan jawaban yang
diberikan.
Pendidikan sebagai Praksis Pembangunan Bangsa : Telaah Atas Peranan Pranata
Kependidikan.
Pendidikan sebagai praksis pembangunan bangsa, meskipun terkesan klise, tapi tetap
menarik dan penuh makna. Lebih-lebih ditengah-tengah suasana krisis multi dimensi yang
berkepanjangan mendera bangsa dan negara, dimana peran pendidikan ikut dipertanyakan,
bahkan di gugat:
Peranan Pranata Pendidikan
Peranan guru dan pemimpin pendidikan
Peran dan tanggung jawab : Menerjemahkan nilai-nilai, norma, dan muatan pendidikan
yang dituntut oleh masyarakat, bangsa, negara yang terus bergerak secara dinamis
Mengelaborasikan makna dan isi pendidikan sebagai praksis pembangunan bangsa sesuai
dengan kemajuan IPTEK maupun perkembangan dan perubahan yang telah berlangsung
Menggali dan mencari alternatif model dan jenis pendidikan yang berwawasan lingkungan,
ekonomi, sosial, dan budaya.
Peranan lembaga-lembaga pendidikan formal seperti sekolah, madrasah, dan perguruan
tinggi
Peran dan tanggung jawab yang paling banyak dituntut :
Kemampuannya dalam menjalankan serangkaian kebijakan pendidikan yang telah
terbakukan lewat sistem yang berlaku secara nasional, baik kuantitas maupun
kualitas
Kemampuannya dalam memenuhi dan mewujudkan pendidikan nasional secara
akademik khususnya yang berhubungan dengan mutu yang bertaraf nasional maupun
internasional
Kemampuannya dalam mengemban visi dan misi bangsa
Peranan lembaga-lembaga keagamaan sebagai wadah pendidikan bersifat khusus dan
non-formal seperti pondok pesantren, tempat-tempat ibadah, dan organisasi sosial
keagamaan
Peranan yang paling menonjol, diantaranya :
Menerjemahkan nilai dan moral agama
Membimbing dan mengarahkan masyarakat kearah kemajuan melaui tradisi yang
dimilikinya
Menanamkan sifat-sifat dan prilaku yang terpuji dan luhur bagi terciptanya peradaban
yang religius
Peranan pusat-pusat keilmuan sebagai wadah kegiatan penelitian, pembelajaran, dan
pelatihan
Peran pusat-pusat keilmuan itu, terutama adalah dalam :
Memanajemen sumber-sumber keilmuan itu sebagai kekuatan yang mendukung
pendidikan akademis, profesi dan keterampilan
Menjembatani dan menginformasikan sumber-sumber keilmuan itu untuk memajukan
dan memperbaharui sistem dan kebijakan pendidikan nasioanal
Memelihara dan sekaligus mengembangkan sumber-sumber keilmuan itu sebagai
bagian dari kekayaan dan kebanggaan bangsa dan negara.
Peranan pusat-pusat seni dan budaya sebagai wadah kegiatan pendidikan dan kebudayaan
Peran utamanya adalah :
Menerjemahkan nilai-nilai seni dan budaya yang dimiliki sebagai landasan proses
pembangunan bangsa
Memosisiskan seni dan budaya yang dimiliki sebagai kekuatan riil dalam proses
pembangunan bangsa
Memelihara dan mengembangkan seni dan budaya sebagai kekayaan dan kebanggaan
bangsa dan negara
Menyinergikan Peranan Pranata Kependidikan
Menyinergikan peranan pranata kependidikan itu diangankan mampu melahirkan
semacam inner power and beuty, dan power and beuty in simplicity, dalam arti “ murah
dan sederhana, tapi kuat dan indah”.
Pendidikan Nasional, Bangsa Indonesia, dan Kehidupan Berbangsa
Bahasa Indonesia selain merupakan bahasa nasional juga merupakan bahasa negara. Oleh
karena itu, sangatlah wajar kalau setiap orang dituntut untuk menguasai bahasa indonesia
agar ia dapat menjalankan kewajibannya dengan sebaik-baiknya dan dapat menjaga dan
menikmati haknya sebgai warga negara. Dalam hubungan itulah pendidikan dalam arti
yang luas mempunyai peran kunci dalam kehidupan berbagsa dan bernegara.
Aspek Pendidikan
Pendidikan nasional saat ini mempunyai landasan yang lebih mantap dengan telah
disahkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Disinilan bahasa Indonesia dapat berperan sebagai sarana utama untuk melancarkan tercapainya
tujuan komunikasi. Dengan kata lain, penguasaan bahasa Indonesia yang baik sangat diperlukan
oleh para pengelola dan pelaksana pendidikan, peserta didik, orang tua, dan warga masyarakat
pada umumnya sebagai modal utama untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Pengajaran Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi tidak hanya dibutuhkan oleh warga negara
Indonesia. Warga negara asing pun cukup banyak yang ebrminat untuk mempelajari dan
menguasai bahasa Indonesia. Seperti halnya beberapa negara asing, selain negara yang
berbahasa inggris mampu mengenalkan budayanya di Indonesia melalui kursus bahasa
asing yang diselenggarakan oleh negara yang bersangkutan.
Kehidupan Berbangsa
Dalam kehidupan berbangsa kita pasti perlu berkomunikasi, baik antar warga maupun
antar warga masyarakat dan pemerintah. Dengan kita mengetahui bahasa Indonesia dengan
baik kita dapat memenuhi dan melaksanakan peraturan perundang-undangan.
Kaitan Ilmu dan Moral : Upaya Membangun Moralitas dan Sikap Ilmiah Bangsa.
Apabila hakikat moral adalah petunjuk tentang apa yang seharusnya dilakukan
manusia, maka ilmu memiliki sifat sebaliknya. Yakni, ia senantiasa berupaya
mengungkapkan realitas sebagai mana apa adanya. Verifikasi moral dan ilmu demikian
hampir mendirikan ilmu sebagai pengetahuan bebas nilai, lebih-lebih yang bersifat
dogmatis. Sedangkan moral selalu cenderung memaksakan nilai-nilai itu, meski terhadap
argumentasi-argumentasi ilmiah sekalipun.
Pandangan Islam terhadap Ilmu dan Moral
Meski Alquran dan hasist Nabi Saw. Berulangkali menyuruh umat manusia mencari ilmu,
tapi kunci keselamatan manusia di dunia dan akhirat pada akhirnya tidaklah ditentukan oleh ilmu
sendiri, tetapi oleh moralitas dan akhlaknya.
Sifat ilmu digunakan untuk kebaikan dan keburukan. Ilmu juga bersifat komunal dan
universal, artinya ilmu pengetahuan menjadi milik bersama, sehingga setiap orang berhak
memanfaatkannya. Islam tetap membebaskan ilmu sebagai hikmah atau pengetahuan
yang netral bagi penemunya, lalu dalam waktu yang bersamaan Allah Awt. memberikan
nilai-nilai yang harus dikembangkan dalam arti penggunaannya.
Tanggung jawab profesional dan sosial tersebut adalah fenomena dimana ilmu
pengetahuan dapat berkembang sesuai dengan nilai-nilai moral, sehingga dapat
memberikan manfaat bagi kehidupan.
Pengembangan Sikap Ilmiah dalam Konteks Pendidikan Nasional
Upaya perbaikan perlu senantiasa dilakukan secara berkesinambungan, yaitu dengan
senantiasa melakukan penyesuaian antara sistem pendidikan yang berlaku dengan ciri
khas kebudayaan masyarakat yang selalu berkembang. Perlu dibangun dan dikembangkan
sistem pendidikan nasional atas dasar kesadaran kolektif bangsa yang bermoral dan
mencintai ilmu pengetahuan dalam rangka ikut memecahkan berbagai masalah sosial
yang dihadapi bangsa Indonesia.
Peran Serta Universitas dalam Pembangunan Nasional.
Masyarakat Indonesia dan dunia pada umumnya saat ini, memasuki era
perubahan sosial yang kritis. Tidak seperti perubahan-perubahan besar yang pernah
melanda peradaban manusia dimasa lalu yang berlangsung secara evolusioner, dinamika
masyarakat memasuki milineum ketiga saat ini berlangsung dalam waktu yang relatif
sangat cepat dan kompleksitas yang lebih tinggi. Dalam konteks yang lebih makro,
universitas dituntut untuk menyediakan kesempatan belajar yang lebih luas, lebih
mempedulikan kebutuhan client yang arasnya mulai dari kebutuhan individual, daya
saing ekonomi para lulusannya, kepedulian terhadap pelestarian lingkungan, bahkan
sampai pada aspek sosio-kultural,pertahanan dan keamanan nasional.
Pergeseran Konteks Pembangunan Nasional
Tanda-tanda pergeseran konteks kehidupan ini secara nyata terlihat didalam kehidupan
sehari-hari. Pembangunan nasional yang selama ini diidentikan dengan akumulasi dan
pemanfaatan modal yang bercorak fisik dan finansial harus bergeser ke penciptaan,
pengembangan, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Faktor lain yang menambah
rumitnya wacana dan konteks pembangunan nasional di Indonesia saat ini adalah adanya transisi
yang ditandai masih belumsatunya visi dan penafsiran terhadap kebijakan otonomi daerah,
sehingga dalam beberapa persoalan tertentu terasa sulit “menyatubahasakan” hak dan
kewenangan daerah dengan kepentingan nasional. Tantangan pembangunan nasional ke depan,
khususnya disektor pendidikan adalah penyediaan dan pengelolaan pendidikan terutama
pendidikan tinggi, yang mampu menghasilkan sumber manusia unggulan, dengan produk ilmu
pengetahuan dan teknologi yang secara fungsional dapat dimanfaatkan sebagai kunci strategis
untuk mendukung eksisitensi bangsa dan partisipasinya dalam komunitas dunia.
Rekontruksi Peran Universitas dalam Pembangunan Nasional
Peran penting universitas adalah kenyataan bahwa dukungan pembiayaan pemerintah
dalam masa ekonomi yang sulit seperti sekarang sangatlah terbatas, sebagaimana dialami
juga disektor-sektor lain. Salah satu persolan yang tidak sederhana untuk dipecahkan
adalah peran universitas sebagai intuisi pendidikan yang berstandar nasional ( bahkan
dalam jangka panjang diharapkan memiliki standar internasional) di tengah-tengah
maraknya semangat otonomi daerah yang berdimensi banyak.
http://cupzarc.blogspot.com

Sistem Pendidikan Nasional


Pelaksanaan pendidikan nasional berlandaskan kepada Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
.: Jalur Pendidikan

Jalur pendidikan terdiri atas:


1. pendidikan formal,
2. nonformal, dan
3. informal.
Jalur Pendidikan Formal

Jenjang pendidikan formal terdiri atas:


1. pendidikan dasar,
2. pendidikan menengah,
3. dan pendidikan tinggi.
Jenis pendidikan mencakup:
1. pendidikan umum,
2. kejuruan,
3. akademik,
4. profesi,
5. vokasi,
6. keagamaan, dan
7. khusus.
Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan
menengah.
Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib
mengikuti pendidikan dasar.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar bagi
setiap warga negara yang berusia 6 (enam) tahun pada jenjang pendidikan dasar tanpa
memungut biaya.

Pendidikan dasar berbentuk:


1. Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang
sederajat; serta
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau
http://www.depdiknas.go.id

MAKALAH ILMU PENDIDIKAN TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL


BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar
berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang, dan
pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada pencapaian
tujuan pembangunan nasional Indonesia.
Jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokan sesuai dengan sifat dan
kekhususan tujuannya dan program yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri
atas pendidikan umum, Pendidikan keturunan dan pendidikan lainnya. Serta upaya
pembaharuannya meliputi landasan yuridis, Kurikulum dan perangkat
penunjangnya, struktur pendidikan dan tenaga kependidikan

I.2 Pembahasan Masalah


Pada hakikatnya penulis mengarahkan Langkah-langkah yang dijadikan pokok
permasalahan dalam pembuatan makalah ini agar sasaran yang hendak dicapai
dapat terwujud. Pokok permasalahan tersebut yaitu Bagaimana cara untuk
menyiapkan peserta didik agar berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang
dan yang akan datang.

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Landasan Pengembangan Kurikulum.

BAB II
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

2.1 Kelembagaan
2.1.1 Kelembagaan Pendidikan
Pendidikan nasional dilaksanakan melalui lembaga-lembaga pendidikan baik dalam
bentuk sekolah maupun dalam bentuk kelompok belajar. Penyelenggaraan
SISDIKNAS dilaksanakan melalui 2 jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur
pendidikan luar sekolah, disingkat PLS.
1) Jalur pendidikan sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang
dan berkesinambungan (pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi). Sifatnya formal, diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan pemerintah ada
keseragaman pola yang bersifat nasional.
2) Jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang bersifat
kemasyarakatan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar
mengajar yang tidak berjenjang dan tidak berkesinambungan seperti kursus-kursus
di luar sekolah, yang sifatnya tidak formal.
3) Jenjang pendidikan adalah suatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik serta keluasan dan ke
dalam bahan pengajaran (UU RI. No. 2 tahun 1989 Bab I, Pasal 1 ayat 5).
Jenjang pendidikan dasar untuk memberikan bekal dasar, atau pendidikan
pertama/setara sampai tamat¬
¬ Jenjang pendidikan menengah selamanya 3 tahun sesudah pendidikan dasar,
diselenggarakan di SLTA atau satuan pendidikan sederajat
Jenjang¬ pendidikan tinggi disebut Perguruan Tinggi yang dapat berbentuk
akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan Universitas.

2.1.2 Program Dan Pengelolaan Pendidikan


a. Jenis Program Pendidikan
Jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokan sesuai dengan sifat dan
kekhususan tatanannya (UU RI. No. 2 tahun 1989 Bab 1 ayat 4 No.2 Tahun 1989).
1) Pendidikan umum adalah pendidikan yang mengutamakan perluasan
pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Pendidikan berfungsi untuk
sebagaimana acuan umum bagi jenis pendidikan lainnya.
Yang termasuk pendidikan umum: SD, SMP, SMA dan Universitas.
2) Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk
dapat bekerja pada bidang pekerjaan tertentu. Sperti bidang teknik tata boga, dan
busana perhotelan, kerajinan, administrasi, perkantoran dan lain-lain lembaga
pendidikannya seperti STM.
3) Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan khusus yang diselenggarakan untuk
peserta didik yang menyandang kelainan fisik/mental yang termasuk pendidikan
luar biasa adalah SDLB untuk jenjang dasar, dan PLB untuk jenjang pendidikan
menengah memiliki program khusus yaitu program untuk anak tuna netra, tuna
rungu, tuna daksa, dan tuna grahita. Untuk pendidikan gurunya disediakan SGPIB
(Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa) setara dengan Diploma III
4) Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan khusus yang diselenggarakan
untuk meningkatkan kemampuan pemerintah dan non departemen
5) Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan khusus yang mempersiapkan
peserta didik dalam melaksanakan peranan yang khusus dalam pengetahuan ajaran
agama, yang terdiri dari tingkat pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi

b. Kurikulum Program Pendidikan


- Istilah kurikulum asal mulanya dari dunia olah raga pada zaman Yunani Kuno.
Curir berarti “pelari” dan Curere artinya “tempat terpaku” Kurikulum kemudian
diartikan “jarak yang harus ditempuh” oleh pelari (Nana Sujana, 1989: 4)
berdasarkan arti yang terkandung kurikulum dalam pendidikan dianalogikan
sebagai arena tempat peserta didik berlari untuk mencapai “finish” berupa ijazah,
diploma, gelar (Zais, 1976 yang dikutip oleh Muhammad Ansyar dan Nurtain,
1992:7)
- Tujuan pendidikan nasional dinyatakan di dalam UU RI No. 2 tahun 1989 pasal 3
(a) terwujudnya bangsa yang cerdas, (b) manusia yang utuh beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (c) budi pekerti luhur, (d) terampil dan
berpengetahuan, (e) sehat jasmani dan rohani, (f) berkepribadian yang mantap dan
mandiri, (g) bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Jadi tuntutan
pendidikan nasional diberlakukan untuk semua satuan pendidikan, dari pendidikan
pra sekolah, pendidikan tinggi, pendidikan pra sekolah dan pendidikan luar sekolah,
pendidikan anak luar biasa, pendidikan kedinasan dan seterusnya.
Pasal 38 ayat 2 menyatakan: Kurikulum yang berlaku secara nasional ditetapkan
oleh Menteri. Pimpinan lembaga pemerintah non departemen berdasarkan
pelimpahan wewenang dalam negeri.
- Untuk muatan lokal unit kecil lazimnya dimulai dari kurikulumnya sedangkan
untuk muatan lokal untuk besar dimulai dari muatan lokalnya. Dapat digambarkan
sebagai berikut:

c. Cara Merancang Pengajaran


Cara menjabarkan muatan lokal ke dalam bentuk rancangan pengajaran. Kegiatan
ini sudah dimanfaatkan wawasan tentang pendekatan yang digunakan, strategi
belajar, metode/teknik, sarana.
1. Faktor penghambat pelaksanaan muatan lokal
- Sifat di pelajaran lokal itu sendiri
- Segi ketenagaan
- Proses belajar mengajar
- Sistem ujian akhir dan ijazah yang diselenggarakan di sekolah
- Sarana penunjang bagi pelaksanaan muatan lokal
2. Faktor penunjang pelaksanaan muatan lokal
- Keinginan dari kebanyakan peserta didik untuk cepat memperoleh bekal dan
pekerjaan apapun yang membawa hasil
- Sarana cukup banyak
- Ketenagaan yang bervariasi
- Materi muatan lokal yang sudah tercantum sebagai materi kurikulum dan sudah
dilaksanakan secara rutin
- Media masa khususnya media komunikasi visual seperti TV, Radio

2.2 Pembaharuan Pendidikan


Sistem pendidikan selalu menghadapi tantangan baru, dengan serta merta
timbulnya kebutuhan-kebutuhan baru untuk menghadapi tantangan baru itu
pendidikan berupaya melakukan pembaharuan dengan jalan menyempurnakan
sistemnya.
Pembaharuan yang terjadi meliputi landasan yuridis, kurikulum dan perangkat
penunjangnya, struktur pendidikan, dan tenaga kependidikan
1. Pembaharuan pendidikan yang sangat mendasar ialah pembaharuan yang tertuju
pada landasan yuridisnya karena landasan yuridis berhubungan dengan hal-hal
yang bersifat mendasari semua kegiatan pelaksanaan pendidikan dan mengenai
hal-hal yang penting seperti komponen struktur pendidikan, kurikulum,
pengelolaan, pengawasan, ketenagaan.
2. Pembaharuan kurikulum yaitu sifatnya mempertahankan dan mengubah
3. Pembaharuan pola masa studi termasuk pendidikan yang meliputi pembaharuan
jenjang dan jenis pendidikan serta lama waktu belajar pada suatu satuan
pendidikan
4. Pembaharuan tenaga kependidikan adalah tenaga yang bertugas
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan,
mengelola, memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.

2.3 Dasar dan Aspek Legal Pembangunan Pendidikan Nasional


Berupa ketentuan-ketentuan yuridis yang sangat mendasar acuan serta mengatur
penyelenggaraan sistem pendidikan nasional seperti Pancasila, UUD 1945, GBHN,
UU Organik Pendidikan Peraturan Pemerintah dan lain-lain. Sistem pendidikan
nasional yang mempunyai misi mencerdaskan kehidupan bangsa
Program utama pembangunan pendidikan, yaitu:
a. Perjuangan dan penerapan kesempatan mengikuti pendidikan
b. Peningkatan mutu pendidikan
c. Peningkatan relevansi pendidikan
d. Pendidikan efisiensi dan efektivitas pendidikan
e. Pengembangan kebudayaan
f. Pembinaan generasi muda
Program pokok pembangunan pendidikan dinyatakan dalam GBHN memberi
pedoman bagi upaya merealisasikan pasal 31 dan 32 UUD 1945, yakni bahwa:
Tiap warga negara mendapat pengajaran¬
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran
nasional¬
Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia¬
Untuk menyongsong laju pembangunan nasional maka upaya penyempurnaan UU
Organik bidang pendidikan dilakukan terus dan sebagai hasilnya lahirlah UU RI No.
2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sejumlah peraturan pemerintah
yaitu pasal-pasal tertentu dari UU RI no. 2 tahun 1989 peraturan pemerintah, yaitu:
- PP No. 27 th 1990 tentang Pendidikan Pra Sekolah
- PP No. 28 th 1990 tentang Pendidikan Dasar
- PP No. 29 th 1990 tentang Pendidikan Menengah
- PP No. 30 th 1990 tentang Pendidikan Tinggi
- PP No. 73 th 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah
- PP No. 38 th 1991 tentang Tenaga Kependidikan
- PP No. 39 th 1992 tentang Peran Serta Masyarakat Dalam Pendidikan
Pendidikan nasional Indonesia memiliki cirri khas sehingga berbeda dengan sistem
pendidikan nasional bangsa lain, tampak pada landasan, dasar penyelenggaraan
dan perkembangannya. Landasan dan dasarnya menjiwai sistem pendidikan
sedangkan pola penyelenggaraan dan perkembangannya memberikan warna
coraknya. Penyelenggaraannya terwujud pada: jalur, jenjang dan jenis pendidikan
berfungsi menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan, pengembangan
sistem pendidikan nasional mesti berdasar kepada aspek legal.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar
berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang, dan
pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada pencapaian
tujuan pembangunan nasional Indonesia.
Jadi sistem pendidikan nasional merupakan satu keseluruhan yang terpadu dari
semua suatu kegiatan pendidikan yang saling berkaitan untuk mengusahakan
tercapainya tujuan pendidikan nasional dan diselenggarakan oleh pemerintah
swasta di bawah tanggung jawab Menteri Dikbud dan Menteri lainnya.
Jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokan sesuai dengan sifat dan
kekhususan tujuannya dan program yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri
atas pendidikan umum, Pendidikan keturunan dan pendidikan lainnya. Serta upaya
pembaharuannya meliputi landasan yuridis, Kurikulum dan perangkat
penunjangnya, struktur pendidikan dan tenaga kependidikan

3.2 Saran
Dewasa ini sistem pendidikan nasional selalu dianggap sepele padahal sangatlah
penting. Peserta didik mengetahui cara dan bagaimana mengetahui tentang sistem
pendidikan nasional. Jadi kita sebagai pelajar dan peserta didik harus tahu jenis,
jalur, program sistem pendidikan nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Center for Informatics office of Education an Cultural Research and Development


Ministry of Education an Culture, (1990) Jakarta: education Indicator: Indonesia
Depdikbud (1989) UU RI No. 2 tahun 1982 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta; Balai Pustaka
Nana Sudjana, (1989). Pendidikan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: P2G
Depdikbud
UUD P4 dan GBHN
http://www.anakciremai.com

You might also like