You are on page 1of 6

METODE SOSIODRAMA DAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING)

Metode sosiodrama dan bermain peranan (role


playing) merupakan dua buah metode mengajar yang
mengandung pengertian yang dapat dikatakan bersama, oleh
karena itu, dalam pelaksanaan sering disilih gantikan. Istilah sosiodrama berasal dari
kata socio = sosial dan drama = drama. Kata drama adalah suatu kejadian atau
peristiwa dalarn kehidupan manusia yang mengandung konflik kejiwaan, pergolakan,
clash atau benturan antara dua orang atau lebih. Sosiodrama dimaksudkan adalah
suatu cara mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam
hubungan sosial. Sedangkan bermain peranan (role playing) berarti memegang fungsi
sebagai orang yang dimainkannya, misalnya berperan sebagai Lurah, penjudi, nenek
tua renta dan sebagainya. Titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan
pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi. Kedua
metode ini kadang-kadang juga disebut metode dramatisasi. Hanya bedanya kedua
metode tersebut tidak disiapkan terlebih dahulu naskahnya.
Masalah hubungan sosial tersebut didramatisasikan oleh siswa dibawah
pimpinan guru sebagai fasilitator. Fasilitator merupakan bagian integral dari

Maryam Mogana (091404023)


sosiodrama tersebut. Ia bertindak sebagai saluran antara
aktor dan penonton. Fasilitator menyajikan sebuah prolog
memperkenalkan topik disesuaikan dengan audiens yang
spesifik. Ia kemudian memperkenalkan para aktor,
memberikan gambaran TKP, mengarahkan dan
mengontrol para aktor (peserta didik) untuk memastikan materi pembelajaran
tersalurkan dengan baik ke audiens. Melalui metode ini guru ingin mengajarkan cara-
cara bertingkah laku dalam hubungan antara sesama manusia. Cara yang paling baik
untuk memahami nilai sosiodrama adalah mengalami sendiri sosiodrama, mengikuti
penuturan terjadinya sosiodrama dan mengikuti langkah-langkah guru pada saat
memimpin sosiodrama. Guru memberi kesempatan kepada para pendengar (siswa
lain) untuk memberikan pendapat atau mencari pemecahan dengan cara-cara lain,
kemudian diambil kesimpulan.
Dalam pendidikan agama metode sosiodrama dan bermain peranan ini efektif
dalam menyajikan pelajaran akhlak, sejarah Islam dan topik-topik lainnya. Dalam
pelajaran sejarah, misalnya guru ingin menggambarkan kisah sahabat khalifah Abu
Bakar, ketika beliau masuk Islam. Kisah tersebut tentu amat menarik jika disajikan
melalui metode sosiodrma dan bermain peranan. Sebab siswa disamping mengetahui
proses jalannya khalifah Abu Bakar masuk Islam, juga dapat menghayati ajaran dan
hikmah yang terkandung dalam kisah tersebut.
Demikian pula halnya pada pelajaran akhlak. Misalnya bagaimana sosok
akhlaqul karimah (seorang yang berakhlak mulia) dan anak yang saleh ketika
berhadapan dengan orang tuanya maupun anak durhaka kepada orang tuanya,
misalnya sebagaimana cerita “Si Malin Kundang” yang tersohor itu. Dan lain-lainnya
yang bersifat sosiodrama, dan bermain peranan.

Maryam Mogana (091404023)


Kapan metode ini digunakan?

a. Apabila kita ingin menerangkan suatu peristiwa yang di dalamnya menyangkut


orang banyak, kita beranggapan lebih baik di dramatisasikan dari pada di
ceritakan, karena akan lebih jelas.
b. Apabila kita ingin melatih anak-anak agar mereka dapat menyelesaikan masalah-
masalah yang bersifat psikologis.
c. Apabila kita akan melatih anak-anak agar mereka dapat bergaul dan memberikan
kemungkinan bagi pemahaman terhadap orang lain beserta masalahnya.

Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode sosiodrama :


a) Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain .
b) Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab
c) Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara
spontan.
d) Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam melaksanakan metode ini:


a. Bila sosiodrama baru ditetapkan dalam pengajaran, maka hendaknya guru
menerangkannya terlebih dahulu teknik pelaksanaanya, dan menentukan diantara
siswa yang tepat untuk memerankan lakon tertentu, secara sederhana dimainkan
di depan kelas
b. Menerapkan siatuasi dan masalah yang akan dimainkan dan perlu juga
diceritakan jalannya peristiwa dan latar belakang cerita yang akan dipentaskan
tersebut
c. Pengaturan adegan dan kesiapan mental dapat dilakukan sedemikian rupa
d. Setelah sosiodrama itu dalam peuncak klimas, maka guru dapat menghentikan
jalannya drama. Hal ini dimaksudkan agar kemungkinan-kemungkinan

Maryam Mogana (091404023)


pemecahan masalah dapat diselesaikan secara umum, sehingga penonton ada
kesempatan untuk berpendapat dan menilai sosiodrama yang dimainkan.
Sosiodrama dapat pula dihentikan bila menemui jalan buntu
e. Guru dan siswa dapat memberikan komentar, kesimpulan atau berupa catatan
jalannya sosiodrama untuk perbaikan-perbaikan selanjutnya

Kelebihan & Kekurangan:


a. Kelebihan
1. Melatih peserta didik untuk berkreaktif dan berinisiatif,
2. Melatih peserta didik untuk memahami sesuatu dan mencoba melakukannya,
3. Membuat peserta didik merasa senang, karena dapat terhibur oleh fragmen
teman-temannya.
4. Memupuk kerjasama antara siswa.
5. Menumbuhkan bakat siswa dalam seni drama.
6. Siswa lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri.
7. Memupuk keberanian berpendapat di depan kelas.
8. Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan dalarn
waktu singkat dan dapat memetik butir-butir hikmah yang terkandung di
dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri
9. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa.
10. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis
dan penuh antusias

b. Kekurangan
1. Sosiodrama dan bermain peranan memelrukan waktu yang relatif
panjang/banyak
2. Membutuhkan ruang yang cukup luas
3. Adanya kurang kesungguhan para pemain menyebabkan tujuan tak tercapai.

Maryam Mogana (091404023)


4. Pendengar (siswa yang tak berperan) sering mentertawakan tingkah laku
pemain sehingga merusak suasana.
5. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun
murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya
6. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk
memerlukan suatu adegan tertentu
7. Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain pemeran mengalami kegagalan,
bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan
pengajaran tidak tercapai
8. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini. Pada
pelajaran agama masalah keimanan, sulit disajikan melalui metode
sosiodrama dan bermain peranan ini.

Jadi, bila metode ini dapat dikendalikan dengan baik oleh guru, banyak
manfaat yang dapat dipetik, diantaranya :
(1) Dapat mempertinggi perhatian siswa melalui adegan-adegan, yang mana tidak
selalu terjadi dalam metode ceramah atau diskusi.
(2) Siswa tidak saja mengerti persoalan sosial psikologis, tetapi mereka juga ikut
merasakan perasaan dan pikiran orang lain bila berhubungan dengan sesama manusia,
seperti halnya penonton film atau sandiwara, yang ikut hanyut dalam suasana film
seperti, ikut menangis pada adegan sedih, rasa marah, emosi, gembira dan lain
sebagainya.
(3) Siswa dapat menempatkan diri pada tempat orang lain dan memperdalam
pengertian mereka tentang orang lain.
Sebaliknya betapapun besar nilai metode ini ditangan yang kurang bijaksana
akan menjadi nihil. Pada umumnya karena guru sendiri tidak paham akan tujuan yang
dicapai, atau guru memilih metode ini walaupun sebenarnya kurang tepat untuk
tujuan tertentu. Dapat terjadi guru tidak menyadari pentingnya langkah langkah
dalam metode ini.

Maryam Mogana (091404023)


Penutup
Sebagaimana dengan metode-metode yang lain, metode sosiodrama dan
bermain peranan memiliki sisi-sisi kelemahan. Dengan variasi beberapa metode,
penyajian pengajaran akan menjadi lebih hidup. Yang penting disini adalah
kelemahan dalam suatu metode tertentu dapat ditutupi dengan memakai metode yang
lain. Mungkin sekali kita perlu memakai metode diskusi, audio visual, tanya jawab
dan metode-metode lain yang dapat dianggap melengkapi metode
sosiodrama/bermain peranan. Metode ini hanya salah satu alternatif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
   
Sumber:
Anonim. 2011. Metode Sosiodrama dan Peranan.
http://www.syafir.com/2011/01/09/metode-sosiodrama-dan-peranan/. Diakses
pada tanggal 17 Maret 2011.

Anonim. 2011. Kelebihan dan kekurangan metode Sosiodrama.


http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2116417-kelebihan-dan-
kekurangan-metode-sosiodrama/.Diakses pada tanggal 17 Maret 2011

Anonim. 2011. Metode Sosiodrama dan Bermain Peran (Role Playing Method).
http://alhafizh84.wordpress.com/2010/01/16/metode-sosiodrama-dan-bermain-
peranan-role-playing-method/feed/. Diakses pada tanggal 17 Maret 2011

Anonim. 2011. Strategi Belajar Mengajar [pdf].


krisna1.blog.uns.ac.id/files/2010/05/strategi-belajar-mengajar.pdf.Diakses pada
tanggal 17 Maret 2011

Anonim. 2011. Strategi dan Metode.


http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_b12.html.
Diakses pada tanggal 17 Maret 2011

Maryam Mogana (091404023)

You might also like