You are on page 1of 7

MASA REVOLUSI FISIK INDONESIA ( 1945-1950 )

BAB II

PEMBAHASAN

1.1. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

Meskipun kemerdekaan Indonesia telah di proklamasikan, ternyata bangsa


Indonesia masih mengalami berbagai macam rongrongan atau gangguan yang
datang baik dari dalam maupun dari luar. Pemerintah Belanda masih tetap ingin
menguasai wilayah Indonesia. Namun, kali ini kedatangan pasukan Belanda ke
wilayah Indonesia bersama-sama dengan pasukan Sekutu-Inggris.
Kedatangannya disambut dengan berbagai bentuk perlawanan oleh bangsa
Indonesia. Sejak 1945 hingga tahun 1950 telah terjadi berbagai macam
pertempuran antara pihak Indonesia dengan pihak Belanda yang dibantu oleh
pasukan Sekutu-Inggris.

A. Perjuangan bersenjata dan diplomasi

Indonesia sudah menyatakan dirinya sebagai negara merdeka. Namun, hal itu
bukan berarti keadaan dalam negeri menjadi tenang. Kemerdekaan itu harus
dipertahankan dari ancaman pihak asing. Untuk mempertahankan
kemerdekaan, Pemerintah Indonesia menempuh dua cara, yakni perjuangan
diplomasi dan perjuangan bersenjata. Perjuangan diplomasi melahirkan
beberapa perjanjian, sedangkan perjuangan bersenjata mengakibatkan
terjadinya berbagai pertempuran.

1. Pertempuran Surabaya (10 november 1945)

Pertempuran di Surabaya melawan sekutu tidak lepas kaitannya dengan


peristiwa yangmendahuluinya, yaitu usaha perebutan kekuasaan dan senjata
dari tangan Jepang yang dimulai sejak tanggal 2 september 1945. Perebutan
kekuasaan dan senjata yand dilakukan oleh para pemuda berubah mejadi
situasi revolusi yang konfrontatif antara pihak Indonesia dengan Sekutu.

Latar belakang pertempuran Surabaya, antara lain


:
1) keinginan Sekutu untuk merebut senjata milik Jepang yang sudah dikuasai
oleh
para pemuda Indonesia.

2) Inggris yang mengingkari janjinya dengan pemerintah Indonesia, dan berhasil


membebaskan seorang kolonel Belanda dari penjara dengan melakukan
penyerangan.
3) terbunuhnya Brigadir Jenderal A.W.S Mallaby pada pertempuran 28, 29 , dan
30 oktober 1945.

4) ultimatum Inggris yang mengeluarkan instruksi agar pemimpin bangsa


Indonesia dan semua pihak di kota Surabaya menyerah kepada Inggris

2. Pertempuran Ambarawa

Pertempuran di Ambarawa terjadi pada tanggal 20 november 1945 dan berakhir


pada tanggal 15 desember 1945. Pertempuran ini terjadi antara TKR bersama
rakyan Indonesia melawan pasukan Sekutu-Inggris

Latar belakang pertempuran Ambarawa, antara lain :

1) Insiden di Magelang sesudah mendaratnya Brigade Artileri, yang


kedatangannya diikuti oleh orang-orang NICA

2) pihak Sekutu yang mengingkari janjinya terhadap persetujuan yang


sebelumnya
telah disetujui oleh kedua belah pihak.

3) Sekutu melakukan pengeboman terhadap kampung-kampung yang berada di


sekitar Ambarawa.

3. Pertempuran Medan Area

Pada tanggal 9 november 1945, pasukan sekutu dibawah pimpinan Brigadir


Jenderal T.E.D Kelly mendarat di Sumatera Utara yang dikuti oleh pasukan
NICA. Brigadir ini menyatakan kepada pemerintah RI akan melaksanakan tugas
kemanusiaan, mengevakuasi tawanan dari beberapa kamp di luar kota Medan.
Dengah dalih menjaga keamanan, para bekas tawanan diaktifkan kembali dan
dipersenjatai.

Latar belakang pertempuran Medan Area, antara lain :

1) bekas tawanan yang menjadi arogan dan sewenang-wenang.

2) ulah seorang penghuni hotel yang merampas dan menginjak-injak lencana


merah-putih.

3) ultimatum agar pemuda Medan menyrahkan senjata kepada Sekutu.

4. Bandung Lautan Api


Pasukan Sekutu Inggris memasuki kota Bandung sejak pertengahan oktober
1945. Menjelang november 1945, pasukan NICA semakin merajelela di
Bandung dengan aksi terornya. Masuknya tentara sektu dimanfaatkan oleh
NICA untuk mengembalikan kekuasaanya di Indonesia. Tapi semangat juang
rakyat dan para pemuda Bandung tetap berkobar.

Latar belakang Bandung Lautan Api, antara lain :


1) Pasukan sekutu Inggris memasuki kota Bandung dan sikap pasukan NICA
yang merajalela dengan aksi terornya.

2) Perundingan antara pihak RI dengan Sekutu/NICA, dimana Bandung dibagi


dua bagian.
3) Bendungan sungai Cikapundung yang jebol dan menyebabkan banjir besar
dalam
kota
4) Keinginan sektu yang menuntut pengosongan sejauh 11km dari Bandung
Utara.

5. Peristiwa Merah Putih di Manado

Peristiwa ini terjadi pada tanggal 14 februari 1946 di Manado. Para pemuda
Manado bersama laskar rakyat dari barisan pejuang melakukan perebutan
kekuasaan pemerintahan di Manado, Tomohon, dan Minahasa. Sekitar 600
orang pasukan dan pejabat Belanda berhasil ditahan.

Adapun latar belakang dari peristiwa ini yaitu keinginan pemuda untuk merebut
kembali kekuasan di seluruh Manado yang berada di tangan Belanda.

6. Pertempuran Margarana (20 november 1946)

Pada tanggal 2 dan 3 maret 1946, lebih kurang 2.000 tentara Belanda mendarat
di pulau Bali. Ketika Belanda mendarat, pimpinan laskar Bali Kolonel I Gusti
Ngurah Rai, sedang menghadap ke markas tertinggi TKR di Yogyakarta.

Latar belakang pertempuran Margarana, antara lain :

1) kedatangan Belanda yang memporak-porandakan pasukan Igusti Ngurah Rai


2) tidak behasilnya Belanda yang membujuk Pimpinan Laskar Bali untuk
bekerja sama.
3) pasukan I Gusti Ngurah Rai berhasil menyerang markas Belanda yang
menyebabkan kemarahan dari pihak Belanda.
7. Perjanjian Linggarjati

Perlawanan hebat dari rakyat dan para pemuda Indonesia, untuk


mempertahankan kemerdekaan menyebabkan Inggris menarik suatu
kesimpulan bahwa sengketa antar Indonesia dan Belanda tidak mungkin dapat
diselesaikan dengan kekuatan senjata, melainkan dengan cara diplomasi.
Untuk menyelesaikan pertikaian Indonesia-Belanda, makap ada tanggal 10
november 1946 diadakan perundingan di Linggarjati. Pihak Indonesia dipimpin
oleh dr. Sudarsono, jenderal Soedirman dna jenderal Oerip Soemohardjo.
Sedangkan Belanda Van Mook, serta Inggris mengirim Lord Killearn sebagai
penengah. Isi persetujuan Linggarjati, antara lain :
1) Pemerintah RI dan Belanda bersama-sama membentuk negara federasi
bernama Negara Indonesia Serikat.

2) NIS tetap terikat dalam ikatan kerja sama dengan kerajaan Belanda.

3) Belanda mengakui secara de facto RI dengan wilayah kekuasaan yang


meliputi
Sumatera, Jawa, dan Madura. Belanda harus meninggalkan wilayah de facto.

8. Agresi Militer I Belanda

Pada tanggal 27 mei 1947, Belanda mengirimkan Nota Ultimatum, yang harus
dijawab dalam 14 hari yang menuntut agar segera dibentuk pemerintahan
sementara bersama dan pembentukan pasukan bersama. Namun ultimatum ini
dijawab dengan penolakan oleh Bangsa Indonesia. Sehingga, pada tanggal 21
juli 1947 Belanda melakukan serbuan pertama ke berbagai wilayah RI.
Serangan ini dikenal sebagai Agresi Militer I Belanda. Dalam waktu singkat
Belanda berhasil menguasai kota-kota, sasaran utama Belanda ialah
menguasai daerah-daerah penghasil devisa. Akibatnya wilayah yang dikuasai
RI semakin sempit dan pada umumnya adalah daerah minus.

9. Perjanjian Renville

Sementar peperangan sedang berlangsung, Dewan Keamanan PBB, atas


desakan Australia dan India, mengeluarkan perintah peletakan senjata tanggal
1 agustus 1947, dan segera setelah itu mendirikan suatu Komisi Jasa-Jasa
Baik, yang terdiri dari wakil-wakil Australia yang dipilih oleh Indonesia, Belgia
yang dipilih oleh Belanda, dan Amerika Serikat sebagai penengah perselisihan
itu. Yang dikenal dengan Komisi Tiga Negara.

Dengan perantara KTN, pada tanggal 8 desember 1947 dimulantara RI dan


Belanda. Perundingan diadakan ditempat netral, yakni diatas kapal perang
Amerika Serikat USS enville di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta sebab RI
menolak berunding di daerah yang dikuasai Belanda. Perundingan akhirnya
menghasilkan persetujuan yang ditandatangani pada tanggal 17 juanuari 1948
yang dikenal dengan perjanjian Renville. Persetujuan itu menmpatkan RI pada
posis yang sulit. RI terpaksa mengakui pendudukan Belanda di daerah-daerah
yang mereka rebut selama Agresi Militer I.

10. Agresi Militer II Belanda

Pihak Belanda yang masih ingin menguasai wilayah Indonesia, mencari cara
untuk mengingkari persetujuan yang sudah disepakati. Sebelum macetnya
perundingan itu sudah ada tanda-tanda bahwa pihak Belanda akan melanggar
Perjanjian Renville. Oleh karena itu, pemerintah RI sudah memperhitungkan
bahwa sewaktu-waktu Belanda akan melakukan aksi militernya untuk
menghancurkan RI dengan kekuatan senjata.

Seperti yang telah diduga seblumnya, akhirnya Belanda pun melakukan aksi
militernya yang kedua, yang menyebabkan berhasil di dudukinya ibukota
Yogyakarta. Setelah serbuan ke Yogya dan daerah RI yang lain. Belanda
mengalami tekanan politik dan militer. Terutama dari USA dan negara Asia
yang bersimpati pada perjuangan RI. Dari segi militer, taktik gerilya dan sistem
wehrkreise yang dilaksanakan Angkatan perang RI berhasil mengacaukan
strategi dan taktik Belanda. Perjuangan yang paling terkenal adalah Serangan
Umum 1 Maret. Karena secara militer Belanda tidak akan dapat menaklukkan
RI, jalan satu-satunya untuk menyelesaikan konflik adalah kembali ke meja
perundingan.

1.2. AKHIR PERANG KEMERDEKAAN (AKHIR REVOLUSI FISIK)

B. Perjuangan mewujudkan kembali Negara Kesatuan Republik Indonesi


(NKRI)
Meski kemerdekaan Indonesia telah diproklamasikan, Belanda tetap saja tidak
mau mengakui kelahiran negara Indonesia. Belanda masih ingin menguasai
wilayah Indonesia. Masa-masa revolusi fisik merupakan masa yang cukup berat
bagi bangsa Indonesia karena disamping harus berjuang mempertahankan
kemerdekaan yang telah diraihnya harus juga berjuang mewujudkan negara
kesatuan RI. Wilayah Indonesia telah dipecah-pecah oleh Belanda. Oleh karena
itu, bangsa Indonesia berjuang untuk merebut kembali wilayah yang menjadi
miliknya melalui perjuangan diplomasi maupun angkat senjata.

1. Perjanjian Roem Royen

Akibat dari Agresi Militer tersebut, pihak Internaisonal melakukan tekana


kepada Belanda, terutama USA yang mengancam akan menghentikan
bantuannya kepada Belanda, akhirnya dengan terpaksa Belanda bersedia
untuk kembali berunding dengan RI. Pada tanggal 27 mei 1949, RI dan Belanda
menyepakati perjanjian Roem Royen. Perjanjian ini merupakan perundingan
yang membuka jalan ke arah terlaksananya Konferensi Meja Bundar yamg
menjadi cikal bakal terwujudnya NKRI. Perundingan ini dilakukan untuk
meredakan konflik Indonesia-Belanda setelah bangsa Indonesia dengan gigih
mempertahankan wilayahnya dari segala agresi Belanda. Inti dari perjanjian ini
yaitu akan dilaksanakanya KMB yang akan
membahas tentang kedaulatan bangsa Indonesia.

2. Konferensi Inter-Indonesia

Sebagai tindak lanjut dari perjanjian Roem Royen, pada tanggal 22 juni 1949
diadakan perundingan formal antara RI. Hasil konferensi Inter-Indonesia yang
disetujui bersama, antara lain :

1) NIS disetujui dengan nama RIS

2) Angkatan perang RIS adalah angkatang perang Nasional

Selain itu, disetujui pula bahwa bendera kebangsaan adalah sang saka Merah
Putih, lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya, bahasa nasional adalah
Bahasa Indonesia, dan hari nasional adalah tanggal 17 agustus.

3. Konferensi Meja Bundar dan Pengakuan Kedaulatan

Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan antar pemerintah RI dan


Belanda yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda dari 23 agustus hingga 2
november 1949, yang menghasilkan kesepakatan bahwa Belanda mengakui
kedaulatan RIS. Sesuai dengan hasil KMB, pada tanggal 27 desember 1949
berlangsung upacara pengakuan kedaulatan oleh pemerintah Belanda kepada
pemerintah RIS.

4. Peran Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam penyelesaian konflik Indonesia-


Belanda
PBB turut membantu dan berusaha menyelesaikan pertikaian bersenjata anatar
Indonesia-Belanda selama masa revolusi fisik (1945-1950). Pada tanggal 24
januari 1949 Dewan Keamanan PBB bersidang dan dalam sidang tersebut
Amerika mengeluarkan resolusi yang disetujui oleh semui negara anggota, yaitu
:
1) Membebaskan Presiden dan Wakil Presidan serta pemimpin RI yang
ditangkap pada 19 desenber 1948

2) Memerintahkan KTN agar memberikan laporan lengkap mengenai situasi di


Indonesia sejak 19 desember 1948.

Dengan pengakuan kedaulatan tanggal 27 desember 1949, maka berakhirlah


masa revolusi bersenjata di Indonesia dan secar de jure pihak Belanda telah
mengakui kemerdekaan Indonesia dalam bentuk RIS. Namun atas kesepakatan
rakyat Indonesia tanggal 17 agustus 1950, RIS dibubarkan dan dibentuk NKRI.
Selanjutnya pada tanggal 28 september 1950, Indonesia di terima menjadi
anggota PBB yang ke-60. Hal ini berarti bahwa kemerdekaan Indonesia secara
resmi telah di akui oleh dunia internaisonal.

You might also like