Professional Documents
Culture Documents
BAB II
PEMBAHASAN
Indonesia sudah menyatakan dirinya sebagai negara merdeka. Namun, hal itu
bukan berarti keadaan dalam negeri menjadi tenang. Kemerdekaan itu harus
dipertahankan dari ancaman pihak asing. Untuk mempertahankan
kemerdekaan, Pemerintah Indonesia menempuh dua cara, yakni perjuangan
diplomasi dan perjuangan bersenjata. Perjuangan diplomasi melahirkan
beberapa perjanjian, sedangkan perjuangan bersenjata mengakibatkan
terjadinya berbagai pertempuran.
2. Pertempuran Ambarawa
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 14 februari 1946 di Manado. Para pemuda
Manado bersama laskar rakyat dari barisan pejuang melakukan perebutan
kekuasaan pemerintahan di Manado, Tomohon, dan Minahasa. Sekitar 600
orang pasukan dan pejabat Belanda berhasil ditahan.
Adapun latar belakang dari peristiwa ini yaitu keinginan pemuda untuk merebut
kembali kekuasan di seluruh Manado yang berada di tangan Belanda.
Pada tanggal 2 dan 3 maret 1946, lebih kurang 2.000 tentara Belanda mendarat
di pulau Bali. Ketika Belanda mendarat, pimpinan laskar Bali Kolonel I Gusti
Ngurah Rai, sedang menghadap ke markas tertinggi TKR di Yogyakarta.
2) NIS tetap terikat dalam ikatan kerja sama dengan kerajaan Belanda.
Pada tanggal 27 mei 1947, Belanda mengirimkan Nota Ultimatum, yang harus
dijawab dalam 14 hari yang menuntut agar segera dibentuk pemerintahan
sementara bersama dan pembentukan pasukan bersama. Namun ultimatum ini
dijawab dengan penolakan oleh Bangsa Indonesia. Sehingga, pada tanggal 21
juli 1947 Belanda melakukan serbuan pertama ke berbagai wilayah RI.
Serangan ini dikenal sebagai Agresi Militer I Belanda. Dalam waktu singkat
Belanda berhasil menguasai kota-kota, sasaran utama Belanda ialah
menguasai daerah-daerah penghasil devisa. Akibatnya wilayah yang dikuasai
RI semakin sempit dan pada umumnya adalah daerah minus.
9. Perjanjian Renville
Pihak Belanda yang masih ingin menguasai wilayah Indonesia, mencari cara
untuk mengingkari persetujuan yang sudah disepakati. Sebelum macetnya
perundingan itu sudah ada tanda-tanda bahwa pihak Belanda akan melanggar
Perjanjian Renville. Oleh karena itu, pemerintah RI sudah memperhitungkan
bahwa sewaktu-waktu Belanda akan melakukan aksi militernya untuk
menghancurkan RI dengan kekuatan senjata.
Seperti yang telah diduga seblumnya, akhirnya Belanda pun melakukan aksi
militernya yang kedua, yang menyebabkan berhasil di dudukinya ibukota
Yogyakarta. Setelah serbuan ke Yogya dan daerah RI yang lain. Belanda
mengalami tekanan politik dan militer. Terutama dari USA dan negara Asia
yang bersimpati pada perjuangan RI. Dari segi militer, taktik gerilya dan sistem
wehrkreise yang dilaksanakan Angkatan perang RI berhasil mengacaukan
strategi dan taktik Belanda. Perjuangan yang paling terkenal adalah Serangan
Umum 1 Maret. Karena secara militer Belanda tidak akan dapat menaklukkan
RI, jalan satu-satunya untuk menyelesaikan konflik adalah kembali ke meja
perundingan.
2. Konferensi Inter-Indonesia
Sebagai tindak lanjut dari perjanjian Roem Royen, pada tanggal 22 juni 1949
diadakan perundingan formal antara RI. Hasil konferensi Inter-Indonesia yang
disetujui bersama, antara lain :
Selain itu, disetujui pula bahwa bendera kebangsaan adalah sang saka Merah
Putih, lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya, bahasa nasional adalah
Bahasa Indonesia, dan hari nasional adalah tanggal 17 agustus.