Professional Documents
Culture Documents
Tipe Tunggal
professional design studio 01
04 februari 2011
Daerah Perencanaan
• Luasnya meliputi luas lahan bruto dikurangi luas lahan untuk rencana jalan, saluran, dan atau luas lahan jenis
peruntukan lain (luas lahan bruto – luas lahan rencana umum)
• Lahan pedestrian dan atau plaza dapat diperhitungkan pada perhitungan luas DP dan dapat
menggabung bagian DP yang terbelah oleh rencana pedestiran asalkan jenis
peruntukannya sesuai ketentuan.
KLB
KB
Batasan Intensitas Bangunan
(BIB)
KDH
• Ialah nilai hasil perbandingan
suatu
antara luas seluruh lantai dasar
bangunan dan luas daerah
KDB
perencanaan (dinyatakan dalam persen (%)).
• Total luas lantai dasar yang diperkenankan
pada DP tersebut = batasan KDB (%) x luas
DP (m2)
• Apabila
pada DP terdapat lebih dari satu nilai
ketetapan batasan KDB, maka batasan KDB Batasan Intensitas Bangunan
yang berlaku adalah batasan KDB (BIB)
rata-rata dengan rumus: Batasan KDB =
R
• Ialah suatu
nilai hasil perbandingan antara luas seluruh lantai bangunan dan
luas daerah perencanaan (dinyatakan tanpa satuan (seperti indeks)).
• Total luas lantai bangunan yang diperkenankan pada DP tersebut = batasan KLB x luas
DP (m2)
• Apabila pada DP terdapat lebih dari satu nilai ketetapan batasan KLB, maka batasan KLB
yang berlaku adalah batasan KLB rata-rata dengan rumus
Batasan KLBR =
KLB
KB
Batasan Intensitas Bangunan
(BIB)
• Pada lokasi yang ditetapkan KLB-nya 5,0 atau lebih, dimungkinkan memiliki KB lebih
dari 32 lantai asalkan keseluruhan lantai bangunannya tidak melebihi batasan KLB yang
ditetapkan.
• Ialah
suatu nilai hasil pengurangan antara luas DP dengan luas
proyeksi tapak bangunan dan tapak basement dibagi luas DP.
• Dinyatakan dalam satuan persen (%).
KDH
Bab V
Ketentuan Detail Teknis Tentang Bangunan Layang,
Ruang Terbuka Pada Lantai Dasar & Bangunan Di
Bawah Tanah (Basement)
Bangunan Di Bawah Tanah (Basement)
• Digunakan untuk fasilitas pendukung dan fasilitas untuk sektor
informal.
• Harus dapat memenuhi ketentuan batasan koefisien Tapak Basement
JIKA BANGUNAN MEMBENTUK SUDUT 30° 6.2.6 Jarak bebas antara massa
TERHADAP BIDANG PAGAR / BATAS bangunan dengan "platform"
jalan kendaraan layang yang
maka dindingDAN
SEBELAHNYA bangunan diperkenankan
BUKAN PERUMAHAN
bersifat umum/eksternal
tidak masif
6.3 Jarak Bebas dan
Overstek
6.3.1 Lebar overstek tidak lebih
dari 1,50 meter dan bidang
mendatarnya tidak
digunakan sebagai lantai
bangunan maka jarak bebas
GAMBAR diperhitungkan dari as kolom
GAMBAR
lebar overstek < 1,506.3.2
m paling luar blok
6.3.1 lebar overstek < 1,50 m
digunakan sebagai lantai bangunan.
tidak digunakan sebagai lantai bangunan
bangunan garis proyeksi bidang
as kolom bangunan paling luar 6.3.2 Lebar overstek tidak lebih
vertikal terluar overstek
dari 1,50 m dan bidang
mendatarnya digunakan
sebagai lantai bangunan
maka jarak bebas bangunan
GAMBAR diperhitungkan dari garis
lebar overstek > 1,506.3.3
m proyeksi bidang vertikal
digunakan / tidak sebagai lantai terluar overstek tersebut.
bangunan
garis proyeksi bidang 6.3.3 Lebar overstek lebih dari
vertikal terluar overstek 1,50 m dimana bidang
mendatarnya digunakan atau
tidak digunakan sebagai
lantai bangunan maka jarak
bebas bangunan diperhitungkan
GAMBAR dari garis proyeksi bidang
lebar overstek variasi dan > 1,506.3.4
m vertikal terluar overstek
digunakan / tidak sebagai lantai tersebut.
bangunan
garis proyeksi bidang vertikal 6.3.4 Lebar overstek bervariasi dan
terluar overstek maksimum ada yang melebihi 1,50 m
6.4 Jarak Lantai ke Lantai
Bangunan
6.4.1 Jarak vertikal dari
permukaan lantai dasar
(atau lantai 1) ke
permukaan lantai 2
maksimum 10 (sepuluh)
meter.
tikung
an 7.3.4 Pintu keluar/masuk ke
min. 20 meter
pintu keluar / daerah perencanaan
masuk. minimum 20 m dari
tikungan.
7.3.5 Bagi yang tidak dapat memenuhi,
letak pintu /keluar / masuk ke
daerah perencanaan diletakkan
pada ujung sisi muka
7.4 Parkir di Dalam
Bangunan
7.4.1 Tinggi maksimal ruang
t = 2.25 bebas struktur (head
m room) untuk ruang parkir
tinggi ditentukan 2, 25 meter.
maks. head
room
7.4.2 Radius pelayanan tangga
sirkulasi vertikal adalah 25
meter untuk yang tidak
7.4.5 Ramp spiral dua arah ditentukan jari-jari terpendek 4 m dengan lebar ramp dilengkapi sprinkler dan
minimum 3,50 m setiap arah serta ada pemisah selebar 50 cm sehingga lebar atau 40 meter untuk yang
minimum (3,50 + 0,50 + 3,50) m. dilengkapi sprinkler.
Bagi bangunan parkir yang menggunakan ramp spiral maka ketinggian
banguan tersebut tidak boleh melebihi 5 (lima) lapis. 7.4.3 Pada setiap lantai sebagai
ruang parkir bila luas
lantainya mencapai 500
m2 atau lebih harus
dilengkapi ramp naik dan
turun minimum masing-
jari-jari minimum masing 2 unit.
=4m
7.4.4 Lebar ramp lurus 1 (satu)
arah minimum 3 m dan
untuk 2 (dua) arah harus
7.4.6 Kemiringan ramp lurus
ditentukan maksimum 1
banding 5 atau 12°
dengan ruang bebas
struktur di kanan dan kiri
selebar 60 cm.
KDB rencana:
Nilai dalam satuan persen.
(Jumlah seluruh luas lantai dasar bangunan-
bangunan yg ada dlm daerah perencanaan) / (luas
daerah perencanaan)
Dimensi yg digunakan adl meter
KLB rencana:
Suatu nilai tanpa satuan.
(jumlah keseluruhan luas lantai bangunan-
bangunan—basement, lt dasar, lt atas—yg ada dlm
daerah perencanaan) / (luas daerah perencanaan)
Dimensi yg digunakan adl meter persegi
KDH rencana:
Suatu nilai dlm satuan persen.
(Hasil pengurangan luas DP dengan luas proyeksi
lantai dasar dan atau basement) / (luas DP)
Ukuran luas menggunakan meter persegi