You are on page 1of 52

KONTROVERSI YANG DITIMBULKAN OLEH

TEORI EVOLUSI

DITUJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS


MATA PELAJARAN BIOLOGI
DI SMAN 2 KOTA BENGKULU

Oleh :
1. Dwi Yulystine Tanawi
2. Hasrul Arif
3. Meiria Sari
4. Reza Satria Warman

DINAS PENDIDIKAN NASIONAL ( DIKNAS )


SMAN 2 KOTA BENGKULU
TAHUN 2011/2012
1
HALAMAN PENGESAHAN

KONTROVERSI YANG DITIMBULKAN OLEH


TEORI EVOLUSI

DITUJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS


MATA PELAJARAN BIOLOGI
DI SMAN 2 KOTA BENGKULU

Disahkan di Bengkulu tanggal 25 Januari 2011

Mengetahui :

Kepala Sekolah SMAN 2 Guru Pembimbing


Kota Bengkulu

Dra. Darmawati, M.Pd Dra. Ria Yuliani


NIP.195810281984032005 NIP.

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Kontroversi yang
Ditimbulkan oleh Teori Evolusi” ini tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata pelajaran biologi di SMAN
2 Kota Bengkulu. Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu untuk menjelaskan
pertentangan dari teori evolusi.
Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
banyak membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Ibu Ria Yuliani selaku guru pembimbing yang selalu mengarahkan penulis hingga
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik, kedua orang tua yang telah memfasilitasi
penulisan sehingga pembuatan makalah ini dapat berjalan lancar, dan teman-teman yang
telah mendukung dan memberikan inspirasi kepada penulis dalam pembuatan makalah ini.
Penulis berharap agar makalah ini dapat berguna bagi semua pembacanya. Penulis
sadar bahwa masih banyak kekurangan di dalam makalah. Penulis senantiasa menerima
kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, Januari 2011

Tim Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………….................................i


HALAMAN PEGESAHAN …………………………….................................ii
KATA PENGANTAR …………………………………….............................iii
DAFTAR ISI ……………………………………………................................iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………… 2
1.3 Ruang Lingkup Masalah ………………………………….. 2
1.4 Tujuan Penulisan ………………………………………….. 2
1.5 Manfaat Penulisan ………………………………………… 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Evolusi ……………………………………………………..3
2.1.1 Evolusi sebagai Teori dan Fakta…………………….. 4
2.2 Pengertian Evolusi ………………………………………….5
2.2.1 Evolusi sebagai Teori ……………………………......6
2.2.2 Evolusi sebagai Fakta ………………………………..6
2.3 Perkembangan Teori Evolusi ……………………………… 8
2.3.1 Teori Evolusi Plato ………………………………….. 8
2.3.2 Teori Evolusi Aristoteles ………………………….....9
2.3.3 Teori Evolusi Anaximander .........................................9
2.3.4 Teori Evolusi Carolus Linnaeus .................................10
2.3.5 Teori Evolusi Cuvier ..................................................11
2.3.6 Teori Evolusi Lamarck ...............................................12
2.3.7 Teori Evolusi Hilaire ..................................................14
2.3.8 Teori Evolusi Lyell ....................................................14
2.3.9 Teori Evolusi Wilhelm ...............................................16
2.3.10 Teori Evolusi Boch ..................................................16
2.3.11 Teori Evolusi Darwin ...............................................16
2.3.12 Teori Evolusi Wallace ..............................................19
2.3.13 Teori Evolusi Weismann ..........................................20
2.4 Pro Kontra Teori Evolusi ………………………………….21
2.4.1 Asal Usul Kehidupan dalam Teori Darwin dan
Sanggahannya ………………………………...21
2.4.2 Keberatan Terhadap Evolusi ……………………….22
2.4.3 Evolusi Hanyalah Teori dan Bukannya Fakta ………23
2.4.4 Evolusi Diperdebatkan ataupun Kontroversial ……..24
4
2.5 Keberatan Terhadap Status Ilmiah Evolusi ……………….26
2.5.1 Evolusi Merupakan Agama ………………………...26
2.5.2 Evolusi Tidak Dapat Difalsifikasi ………………….27
2.6 Keberatan Terhadap Bukti-Bukti Evolusi …………………29
2.6.1 Evolusi Tidak Pernah Terpantau ……………………29
2.6.2 Bukti Evolusi yang Lalu Telah Dibantah …………...32
2.6.3 Bukti Evolusi Tidak Dapat Dipercayai dan Tidak
Konsisten ..................................................................33
2.7 Keberatan Terhadap Kemasukakalan Evolusi …………….34
2.7.1 Kehidupan Sangat Tidak Mungkin Muncul Secara
Kebetulan …………………………………………..34
2.8 Tokoh-Tokoh Pro Teori Evolusi …………………..............36
2.8.1 Joseph Dalton Hooker ………………………………36
2.8.2 Thomas Henry Huxley ……………………………...36
2.8.3 Alfred Russel Wallace ……………………………...37
2.9 Tokoh-Tokoh Kontra Teori Evolusi ………………………37
2.9.1 Alfred Russel Wallace ……………………………...37
2.9.2 Harun Yahya ………………………………….…….38
2.10 Sanggahan Terhadap Teori Evolusi ……………………...38
2.10.1 Titik Lemah Teori Evolusi ………………………...38
2.10.2 Catatan Fosil Membantah Evolusi Kehidupan Muncul
di Muka Bumi dengan Tiba-Tiba dan dalam Bentuk
Kompleks …………………………………………41

BAB III PENUTUP


Kesimpulan …………………….................................................46
Saran ……………………………...............................................46
Kritik ……………………………...............................................46

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................47

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hipotesis mengenai teori evolusi telah lama disusun oleh filsuf Yunani kuno hingga
ahli biologis pada masanya. Teori evolusi merupakan buah filsafat materialistis yang
muncul bersamaan dengan kebangkitan filsafat-filsafat materialistis kuno dan kemudian
menyebar luas di abad ke-19.
Mereka yang mengemukakan teori evolusi pada umumnya menolak penciptaan. Hal ini
menyatakan bahwa segala sesuatu, hidup maupun tak hidup, muncul tidak melalui
penciptaan oleh Yang Maha Kuasa tetapi dari sebuah peristiwa kebetulan yang kemudian
mencapai kondisi teratur. Makhluk hidup dapat berubah atau dimodifikasi sehingga
memunculkan spesies makhluk hidup yang baru. Inilah yang dimaksud dengan teori
evolusi.
Banyak sekali para ahli yang mencetuskan ide mereka sebagai teori yang benar.
Banyak teori yang berkaitan, bahkan ada sebuah pembuktian yang menjatuhkan hipotesis
yang lain. Seperti halnya, teori evolusi Darwin yang sampai sekarang membuat suatu
perdebatan yang masih belum terselesaikan. Mereka saling memberi argument dengan
pembuktian – pembuktian yang membuat polemik mengenai teori evolusi ini semakin
berkembang dan hangat diperdebatkan.
Tentu saja hipotesis yang kerap kali dianggap menentang kuasa Tuhan melakukan
proses penciptaan pada makhluk hidup di bumi ini mendapat banyak sanggahan dari
berbagai pihak, terutama tokoh-tokoh agama. Namun, tak sedikit juga ahli-ahli biologis
serta para evolusionis yang pro terhadap hipotesis mengenai teori evolusi.
Dari permasalahan di atas penulis tertarik untuk menjelaskan segala sesuatu mengenai
teori evolusi dan berbagai pendapat mengenai teori tersebut. Dengan karya tulis yang
berjudul “ KONTROVERSI YANG DITIMBULKAN OLEH TEORI EVOLUSI .”

6
1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai


berikut:
1. Apa pengertian dari evolusi?
2. Apa isi teori evolusi dari berbagai ahli?
3. Siapa saja pencetus teori evolusi?
4. Apa saja kontroversi yang ditimbulkan oleh teori evolusi?
5. Siapa saja yang menyanggah teori evolusi?
6. Apa saja sanggahan mengenai teori evolusi?

1.3 RUANG LINGKUP MASALAH

Dalam hal ini penulis ingin menuliskan permasalahan mengenai pertentangan teori
evolusi secara mengglobal.

1.4 TUJUAN PENULISAN

Ada pun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:


1. Menjelaskan pengertian evolusi
2. Menjelaskan isi teori evolusi dari berbagai ahli
3. Memaparkan para ahli teori evolusi
4. Memaparkan pendapat atau sanggahan mengenai teori evolusi.

1.5 MANFAAT PENULISAN

Dapat menambah wawasan mengenai segala hal tentang teori evolusi dan
pertentanggan yang ada. Selain itu juga dapat menyumbangkan pemikirannya kepada
masyarakat mengenai teori evolusi.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 EVOLUSI

Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan


suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan
ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat
yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu
makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme
bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat
diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar
spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga
dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme.
Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau
langka dalam suatu populasi.

Evolusi didorong oleh dua


mekanisme utama, yaitu seleksi
alam dan hanyutan genetik.
Seleksi alam merupakan sebuah
proses yang menyebabkan sifat
terwaris yang berguna untuk
keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu
populasi - dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi
karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar
bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi
sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui
kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan
seleksi alam. Sementara itu, hanyutan genetik (Bahasa Inggris: Genetic Drift) merupakan
sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu
populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan
ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.

8
Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil,
perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada
organisme. Proses ini mencapai puncaknya denganmenghasilkan spesies yang baru. Dan
sebenarnya, kemiripan antara organisme yang satu dengan organisme yang lain
mensugestikan bahwa semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama
melalui proses divergen yang terjadi secara perlahan ini.

Dokumentasi fakta-fakta terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang biologi yang


dinamakan biologi evolusioner. Cabang ini juga mengembangkan dan menguji teori-teori
yang menjelaskan penyebab evolusi. Kajian catatan fosil dan keanekaragaman
hayati organisme-organisme hidup telah meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad
ke-19 bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu. Namun, mekanisme yang mendorong
perubahan ini tetap tidaklah jelas sampai pada publikasi tahun 1859 oleh Charles
Darwin, On the Origin of Species yang menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui
seleksi alam. Karya Darwin dengan segera diikuti oleh penerimaan teori evolusi dalam
komunitas ilmiah. Pada tahun 1930, teori seleksi alam Darwin digabungkan dengan
teori pewarisan Mendel, membentuk sintesis evolusi modern, yang
menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme evolusi (seleksi alam). Kekuatan
penjelasan dan prediksi teori ini mendorong riset yang secara terus menerus menimbulkan
pertanyaan baru, di mana hal ini telah menjadi prinsip pusat biologi modern yang
memberikan penjelasan secara lebih menyeluruh tentang keanekaragaman hayati di bumi.

Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun


sebenarnya biologi evolusioner telah berakar sejak zamanAristoteles. Namun demikian,
Darwin adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti
mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin mengenai evolusi yang
terjadi karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik
dalam menjelaskan peristiwa evolusi.

2.1.1 EVOLUSI SEBAGAI TEORI DAN FAKTA

Pernyataan "evolusi merupakan sebuah teori dan sebuah fakta" merupakan sebuah
pernyataan yang sering terlihat pada literatur-literatur biologi. Pernyataan ini sering
9
menimbulkan kerancuan. Inti dari pernyataan ini adalah untuk membedakan dua pengertian
evolusi. Yang pertama adalah "fakta evolusi", yaitu fakta perubahan yang terpantau pada
sebuah populasi selama beberapa waktu. Sedangkan yang kedua adalah "teori evolusi"
(merujuk pada sintesis evolusi modern), yang merupakan penjelasan ilmiah termutakhir
mengenai bagaimana perubahan ini dapat terjadi.
Evolusi sering dideskripsikan sebagai "fakta dan teori", "fakta namun bukan teori",
ataupun "hanya sebuah teori, dan bukan fakta". Deskripsi ini mengilustrasikan kerancuan
terminologi yang dapat menghambat diskusi evolusi. Penjelasan evolusi sebagai "fakta" dan
"teori" dijelaskan di bawah sebagai berikut.

2.2 PENGERTIAN EVOLUSI

Evolusi secara sederhana didefinisikan sebagai perubahan pada sifat-sifat atau


frekuensi gen suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Walaupun demikian, definisi "evolusi" juga sering kali ditambahkan dengan klaim-klaim
berikut ini:

1. Perbedaan pada komposisi sifat-sifat antara populasi-polulasi yang terisolasi


selama beberapa generasi dapat mengakibatkan munculnya spesies baru.
2. Semua organisme yang hidup sekarang merupakan keturunan dari nenek
moyang yang sama.

Menurut Douglas Futuyma, 'evolusi biologis dapatlah merupakan proses yang kecil
maupun substansial; ia melibatkan segala sesuatu dari perubahan yang kecil pada
proporsi alel yang berbeda dalam suatu populasi sampai dengan perubahan terus menerus
yang berujung pada organisme proto seperti siput, lebah, jerapah, dan dandelion.'

Istilah "evolusi", utamanya ketika dirujuk sebagai sebuah "teori", juga umumnya
digunakan secara meluas untuk melibatkan proses seleksi alam dan hanyutan genetika.

10
2.2.1 EVOLUSI SEBAGAI TEORI

Teori ilmiah merupakan sebuah kumpulan pernyataan yang saling berhubungan dan
didukung dengan baik, yang menjelaskan berbagai pengamatan dan dapat digunakan untuk
membuat prediksi yang dapat diuji.

Teori ilmiah menjelaskan suatu kerangka koheren yang sesuai dengan data-data
pengamatan. Definisi ilmiah kata "teori" berbeda dengan pengertian kata ini secara umum.
Secara umum, "teori" dapat berarti sebuah konjektur, opini, ataupun spekulasi yang tidak
mempunyai dasar-dasar fakta maupun dapat membuat prediksi yang dapat diuji
kebenarannya. Dalam ilmu pengetahuan, pengertian teori lebih kaku, yakni: teori haruslah
didasarkan pada fakta-fakta yang terpantau dan dapat membuat prediksi yang dapat diuji.

Dalam ilmu pengetahuan, teori terkini (mutakhir) merupakan teori yang tidap
memiliki teori alternatif lain yang secara seimbang dapat diterima ataupun lebih dapat
diterima, serta merupakan teori yang telah lulus usaha falsifikasi. Hal ini berarti bahwa
tidak terdapat pengamatan yang berkontradiksi dengan teori tersebut sampai saat ini. Revisi
pada teori terkini atau pembuatan teori baru yang menggantikan teori terkini diperlukan
apabila sebuah pengamatan baru berkontradiksi dengan teori terkini. Walaupun demikian,
falsifikasi sebuah teori tidak mengfalsifikasi fakta-fakta yang merupakan dasar dari teori
tersebut.

2.2.2 EVOLUSI SEBAGAI FAKTA

Fakta sering kali digunakan oleh para ilmuwan untuk merujuk pada data-data
eksperimen ataupun pengamatan objektif yang dapat diverifikasi. "Fakta" juga dapat
digunakan secara lebih luas untuk merujuk pada hipotesis apapun yang memiliki bukti-
bukti yang sangat banyak dan kuat.

11
"Fakta"

Pengamatan Hipotesis yang terbukti

Fakta merupakan data empiris dan 'Fakta merupakan hipotesis yang secara
pengamatan objektif yang dapat kuat didukung oleh bukti-bukti yang kita
diverifikasi. asumsikan benar.' Douglas Futyuma.

Evolusi merupakan fakta dalam artian ia mempunyai bukti-bukti yang sangat


banyak. Sering kali, evolusi dikatakan sebagai fakta dalam artian yang sama kita
mengatakan perputaran bumi mengelilingi matahari juga merupakan sebuah fakta.[15]
[16]
Berikut merupakan kutipan H. J. Muller pada bukunya "One Hundred Years Without
Darwin Are Enough".

Tidaklah terdapat batasan yang jelas antara spekulasi, hipotesis, teori, kaidah, dan
fakta, yang ada hanyalah perbedaan pada skala derajat probabilitas pemikiran tersebut.
Ketika kita mengatakan sesuatu adalah fakta, maka maksud kita hanyalah bahwa
probabilitasnya adalah sangat tinggi: sangat tinggi sedemikian rupanya sampai-sampai
kita tidak akan meragukannya dan menerimanya. Sekarang, dalam menggunakan istilah
fakta ini, yang merupakan satu-satunya penggunaan yang benar, evolusi adalah sebuah
fakta.

Akademi Sains Nasional Amerika Serikat juga mengambil posisi yang sama:

Para ilmuwan sering kali menggunakan kata "fakta" untuk menjelaskan sebuah
pengamatan. Tetapi, para ilmuwan juga dapat menggunakan fakta untuk memaksudkan
sesuatu yang telah diuji ataupun terpantau berkali-kali sedemikiannya tidak terdapat lagi
alasan yang kuat untuk terus-menerus menguji ataupun mencari-cari contoh. Terjadinya
evolusi dalam artian ini adalah fakta. Para ilmuwan tidak lagi mempertanyakan apakah
perubahan pada keturunan (benar-benar) terjadi karena buktinya sudah sangat kuat.

12
Pada filsuf sains memiliki argumen bahwa kita tidak pernah mengetahui segala
sesuatunya dengan kepastian yang absolut: bahkan pengamatan secara langsung pun
bergantung pada asumsi dasar bahwa indera dan instrumen pengukuran yang kita gunakan
adalah benar. Dalam pengertian ini, keseluruhan fakta bersifat sementara.

2.3 PERKEMBANGAN TEORI EVOLUSI

Pada tahun 1859, Charles Darwin menerbitkan buku “On The Oringin of Species by
Means of Natural Selection”. Buku ini sempat mengguncangkan dunia ilmu pengetahuan
karena isinya yang cukup kontroversial untuk masa itu. Kontroversial muncul karena
adanya kesalahan penapsiran atas pernyataan yang dikeluarkannya. Sebenarnya, apakah isi
buku tersebut menimbulkan kontroversi. Dalam buku tersebut, Darwin menyatakan bahwa
semua makhluk hidup yang ada di bumi ini merupakan hasil dari moyang yang sama, yang
mengalami modifikasi. Dengan kata lain, teori ini menyatakan bahwa spesies bukanlah
merupakan sesuatu yang kekal atau tidak mengalami perubahan, melainkan berevolusi
melalui proses perubahan bertahap dari berbagai spesies yang telah ada.
Teori yang dikeluarkan Darwin merupakan hasil analisis data yang didapat
dari proses observasinya selama keikutsertaannya dalam ekspedisi-ekspedisi yang
diikutunya. Namun, ekspedisi paling penting yang pernah diikutinya adalah perjalanan
dengan kapal HMS Beagle. Meskipun Darwin membuat konsep evolusi yang dapat
diterima, tetapi pemikiran mengenai evolusi ini sudah sangat tua dan bertahun-tahun lebih
tua dari Darwin. Berikut uraian singkat tentang pendapat dari berbagai ahli yang masih
berkaitan dengan konsep dasar evolusi.

1.1 TEORI EVOLUSI PLATO (428-348 sebelum masehi)

Ia membayangkan seorang pencipta yang


menciptakan dunia dari kehancuran dan kemudian
menciptakan dewa-dewa yang lalu membuat manusia laki-
laki. Wanita dan hewan timbul dari reinkarnasi jiwa laki-
laki. Makin cacat jiwa itu makin rendah reinkarnasinya.

13
1.2 TEORI EVOLUSI ARISTOTELES (384-322 sebelum masehi)

Adalah seorang pengamat alam yang teliti dan


melihat banyak bukti mengenai desain dan tujuan. Dia
mengatur semua organisme di dalam suatu ”skala alam”
yang meliputi dari yang sederhana sampai yang kompleks.
Organisme yang ada dianggap tidak sempurna tetapi
bergerak kearah keadaan yang lebih baik. Hal ini kadang-
kadang diartikan sebagai pemikiran evolusi, tetapi
Aristoteles sangat samar-samar mengenai sifat gerakan
tersebut. Mungkin gerakan itu merupakan pendekatan yang
makin cocok dengan idealis penciptaan tiap spesies tertentu,
yang pasti Aristoteles tidak merinci suatu pemikiran
mengenai transmutasi spesies.

1.3 TEORI EVOLUSI ANAXIMANDER (600-546 sebelum masehi)

Beliau dapat dipandang sebagai pelopor dari ajaran


desendensi (ajaran penurunan) oleh karena ia mengajarkan
bahwa kosmos itu mungkin terbebtuk dari kekacauan
(chaos), kehidupan itu timbul dari zat mati, sedangkan
makluk yang tinggi tingkatannya timbul dari makluk yang
rendah tingkatannya. Akan tetapi teori ini sama sekali tidak
mempunyai pengaruh apa-apa terhadap alam pemikiran para
sarjana di zaman itu dan di zaman berikutnya. Baru setelah
teori-teori evolusi ini berkembang dengan pesat, maka
dalam tulisan-tulisan sarjana itu dapat menemukan kembali
petunjuk-petunjuk tentang adanya pendapat-pendapat
semacam itu.
Para ahli ilmu hewan dari abad 17 dan 18 setuju sekali akan pendapat-pendapat dari
kitab suci injil yang tertulis dalam buku genesis yang disebut dengan ”teori Penciptaan”.
Salah satu ahli yang sejalan dengan pikiran tadi adalah Carolus Linnaeus.

14
1.4 TEORI EVOLUSI CAROLUS LINNAEUS (1707-1778)

Carolus Linnaeus dilahirkan tanggal 23 Mei 1707 disebuah desa kecil di Swedia,
sebagai anak seorang pendeta. Dia mula-mula juga bekerja untuk menjadi pendeta,
kemudian belajar untuk menjadi tabib, tetapi kemudian dia lebih tertarik pada tumbuh-
tumbuhan dan binatang. Pada umur 24 tahun ia sudah memberi kulaih-kuliah dan
demonstrasi pada Universitas di Uppsala. Setelah mengadakan perjalanan penyelidikan di
Laplandia maka dia menikah setelah itu pergi ke Belanda. Pada tahun 1735 ia telah lulus
dari Universitas Harderwijk yang dibubarkan dalam abad 19. Kemudian ia pergi ke Leiden
dan mencetak buku ”systema Naturae”. Dalam buku ini pembagian sistematiknya sudah
dibentangkan secara skematis. Karangan-karangannya yang terkenal adalah : Fundamenia
Botanica, Classae Plantarum, Philosophia Botanica dan Genera Plantarum, Systema
Naturae, Spesies Plantarum dal lain-lainya. Setelah mengunjungi paris, Linnaeus kembali
ke Swedia untuk menjadi mahaguru di Uppsala. Disinilah ia menjadi salah satu dari
mahaguru-mahaguru yang terkenal di zaman itu, sehingga Raja Swedia mengangkat dia
menjadi seorang bangsawan.
Pada tahun 1778 dia meninggal dunia dan
mewariskan perpustakaannya. Selain itu juga mewariskan
kumpulan 19.000 tanaman kering, lebih dari 3000 ekor
serangga, 1500 kulit-kulit berbagai kerang dan kulit-kulit
binatang, 1500 ekor ikan, beberapa ekor burung dan 2500
minerasl. Kumpulan-kumpulan itu masih dapat dilihat
digedung ”Linnean Society” di London, sebuah
perkumpulan peneliti pengetahuan alam yang memakai
nama Linnaeus.
Linnaeus menyampaikan bahwa :
1. Semua tanaman dan binatang yang hidup sekarang ini
dahulu dengan serentak diciptakan diatas bumi oleh satu ciptaan saja.
2. Mereka diciptakan dalam bentuk seperti yang tampak sekarang ini.
3. Tidak pernah ada tanaman-tanaman dan binatang-binatang yang lain di bumi ini
kecuali tanaman-tanaman dan binatang-binatang yang hidup sampai sekarang.
Pembagian sistematika hewan menurut Linnaeus adalah sebagai berikut :
15
1. Binatang-binatang menyusui
2. Burung-burung
3. Ampibi-ampibi
4. Cacing-cacing
5. Serangga-serangga
Binatang-binatang menyusui ini dibagi lagi menjadi 8 golongan. Binatang yang
termasuk salah satu dari 8 golongan ini diantaranya ialah (1) Gajah ; (2) Sapi Laut; (3)
Macan Loreng; (4) Pemakan Semut; (5) Trenggiling. Pembagian ini jelas tidak didasrkan
atas persamaan-persamaan cara hidup dari binatang-binatang itu dan ia tetap tidak
menyangsikan kebenaran teori penciptaan.

1.5 TEORI EVOLUSI CUVIER (1769-1832)

Cuvier adalah anak dari seorang bangsa Prancis yang telah melarikan diri ke negeri
Jerman, ia akhirnya belajar di negeri ini. Pada tahun 1795 ia kembali ke paris. Disana ia
menjadi seorang sarjana yang terkenal. Mula-mula ia sebagai mahaguru pada Jardin des
Plantes, kemudian sebagai sekretaris dari Akedemi Pengetahuan di Paris. pada tahun 1831
ia diangkat menjadi bangsawan yang tertinggi dari Prancis.
Ia menyampaikan bahwa sisa-sisa hewan yang telah
mebatu itu adalah dari sisa hewan yang telah mati di
zaman dulu. Mammouth yang dikeluarkan dari timbunan
es di Rusia dengan utuh itupun telah diketahui oleh
Cuvier.
Ilmu geologi yaitu ilmu yang mempelajari perubahan-
perubahan bentuk dari kulit bumi. Lapisan-lapisan tanah
(yang merupakan kulit bumi) itu menandakan berbagai
periode dalam sejarah bumi. Dari hewan-hewan yang
telah mati itupun dapat ditemukan jenis-jenisnya yang
merupakan petunjuk dari berbagai periode tersebut.
Berdasarkan pertimbangan ini, Cuvier kemudian menyusun teori yang terkenal
denganTeori Catalysma. Ia beranggapan bahwa tiap-tiap periode dalam sejarah bumi itu
mungkin selalu diakhiri dengan suatu bencana yaitu semacam kiamat. air bah yang

16
diceritakan dalam Kitab Injil, yang memusnahkan ataupun hampir melenyapkan semua
makluk hidup. Sesudah itu oleh Tuhan mingkin menciptakan lagi suatu tumbuhan dan
hewan baru. Jadi teori Civiert ini pada hakekatnya adalah sama saja dengan teori Linnaeus,
akan tetapi penciptaan yang dimaksudnya terjadi berulang-ulang.
Cuvier menambahkan bahwa mungkin sekali lenyapnya hewan-hewan itu bukannya
dimana-mana, dengan demikian ada kemungkinan juga bahwa hewan-hewan yang
diciptakan dalam periode yang sudah lamapau dari suatu daerh tertentu, kemudian pindah
menempati daerah lain yang baru di bumi ini. Hal ini berkaitan dengan sebaran hewan atau
geografi hewan. Pendapat lain dari Cuvier yang penting adalah bahwa semua hewan dapat
dianggap sebagai suku-suku dari suatu deret yang mulai dari hewan bersel satu yang
sederhana sampai tingkat manusia. Hal ini dikenal dengan Tangga Dari Alam.

1.6 TEORI EVOLUSI LAMARCK (1744-1829)

Sebelum Lammarck, ahli lain yang sejalan


dengan pemikiran Lammarck adalah Buffon (1707-
1788) dan Erasmus Darwin (kakek dari Charles
Darwin, 1731-1802) menulis syair yang dianggap
sebagai karangan berpengetahuan yang berjudul
”Zoonomia” ia berpendapat bahwa hewan-hewan
mungkin juga timbul dari hewan-hewan lain.
Nama lengkap Lammarck adalah Jean Baptist
Pierre Antoine De Monet, Chavalier De Lammarck.
Sewaktu masih muda ia belajar untuk menjadi pendeta,
kemudian ia menjadi tentara sampai ia dalam
pertempuran mendapat pujian karena keberaniannya. Ia meninggalkan angkatan perang,
untuk belajar ilmu ketabiban di Paris, akan tetapi kemudian ia malah lebih tertarik akan
ilmu tumbuh-tumbuhan. Sesudah bekerja keras selama 9 tahun, ia menerbitkan sebuah buku
yang besar mengenai tumbuh-tumbuhan yang hidup ditanah airnya. Bukunya itu menarik
perhatian para sarjana, sehingga ia mendapat tawaran untuk bekerja di Jardin du Roi.
Setelah revolusi dai diangkat menjadi mahaguru pada Jardin du Roi itu juga, yang
kemudian berganti nama menjadi Jardin des Plantes (semacam kebun raya). Ia menjadi

17
mahaguru di bidang Evertebrata. Ia menyusun buku yang berjudul ”Philosophie
Zoologioque”. Ia menjadi buta dihari tuanya dan terpaksa hidup miskin dan sengsara sekali.
Oleh rekan-rekannya di zaman itu tidak ada yang mengerti jasa-jasanya sebagaimana
mestinya.
Setelah ia meninggal, maka berkat kegiatan Darwin, ia dijunjung tinggi lagi dan
sampai sekarang pun ia masih dipandang sebagai salah satu seorang sarjana besar di zaman
itu. Sayang sekali teori-teorinya tidak dilengkapi dengan bukti-bukti dan kenyataan-
kenyataan.
Teori Lammarck ialah :
1. Bahwa di bumi ini mula-mula timbul makluk hidup yang sederhana, yang mungkin
berasal dari benda-benda mati (dengan jalan Generatio Spontanea), akan tetapi dari
makluk yang sederhana ini kemudian dalam tempo yang panjang sekali timbulah
jenis-jenis makluk yang hidup sampai sekarang, tanpa ada penghentian jalannya
kehidupan seperti yang dimaksudkan dalam cerita kiamat dari kitab Injil ataupun
teori bencana menurut Cuvier. Teori evolusi menganggap bahwa hewan bersela satu
sebagai permulaan evolusi dan menganggap manusia sebagai akhir evilusi.

2. Diantara sebab-sebab yang menyelenggarakan perubahan-perubahan dan


penyempurnaan tubuh makluk hidup, Lammarck mengemukakan bahwa pentingnya
mempergunakan dan tidak mempergunakan alat tubuh tertentu. Kalau sebuah alat
tubuh sering digunakan maka ia akan tumbuh sempurna dan bila ia jarang
digunakan ataupun tidak digunakan sama sekali maka ia akan terbelakang

18
tumbuhnya, sedang tiap-tiap perubahan yang dialami oleh individu itu selama masa
hidupnya kelak akan diturunkan kepada keturunanya, sehingga kelak sifat itu
tampak sempurna pada keterunannya.
Lammarck memberi contoh ular adalah binatang yang mempunyai kebiasaan untuk
merangkak/merayap dengan cepat masuk ke dalam tanah, kalau mereka mau bersembunyi.
Kaki-kaki yang panjang malah merugikan untuk merangkak dan bersembunyi di dalam
tanah dan keberadaan kaki tersebut justru merintangi gerakan. Jadi kebiasaan bergerak dari
binatang itu menyebabkan lenyapnya kaki-kaki pada tubuhnya sendiri.
Sedangkan jerapah memiliki leher yang panjang karena mereka mempunyai
kebiasaan hidup untuk mengambil daun-daunan dari pohon-pohon yang tinggi. Dan
sebaliknya hewan yang hidup di gua-gua gelap akan mempunyai mata ayang mundur
ketajamannya. Hewan itu mempunyai kemampuan untuk selalu mempertahankan sifat yang
telahmereka miliki dalam usaha menyempurnakan organisasi alat-alat tubuhnya, tetap
dipertahankan terus hingga dengan demikian kelak pada suatu ketika berturut-turut
terjadilah makluk hidup dari berbagai kelas dan bangsa, yang disebabkan oleh karena
keadaan lingkungan hidupnya yang bermacam-macam.

1.7 TEORI EVOLUSI HILAIRE (1722-1844)

Disamping Cuvier dan Lammarck, pada waktu itu di


Paris hidup pula seorang ahli ilmu hewan bernama Etienne
Geoffroy ST. Hilaire yang mempunyai anggapan yang sama
dengan Lammarck dan Goethe. Ia berpendapat bahwa ada
suatu hubungan antara hewan-hewan yang mempunyai
bentuk dasar dari tubuhnya.

1.8 TEORI EVOLUSI LYELL (1797-1875)

Lyell dilahirkan di Skotlandia. Ia mula-mula belajar hukum di Oxford, kemidian ia


menjadi pengacara di London. Akan tetapi ia tertarik sekali akan ilmu geologi,
sehingga dengan segera ia menjadi penulis dari perkumpulan geologi. Pada tahun 1831 ia
menjadi mahaguru dalam ilomu geologi. Ia diangkat menjadi seorang bangsawan dan

19
setelah meninggal dimakamkan dengan penghormatan besar di Westminister abbey di
London. Sebagai seorang sarjana besar.
Isi teori yang disampaikan oleh Lyell dalam
bukunya ”An Enquiry How Far The Former Changes of
The Earth’s Surface are Referable to Causes Now in
Operatiaon” (Suatu Penyelidikan Sampai Kemanakah
Perubahan-Perubahan yang terjadi Zaman Dahulu Dari
Permukaan Bumi Ini Dapat Kita Hubungkan Dengan
Sebab Musabab Alam Yang Sampai Sekarang Masih
Terjadi Terus). Lyell membuktikan dengan contoh-contoh
dari penyelidikan geologis bahwa untuk dapat
menerangkan struktur dari kulit bumi serta lapisan tanah
dibawahnya, tidak perlu beranggapan bahwa di zaman purba dulu terjadi kiamat berturut-
turut. Tenaga-tenaga geologi yang samapi sekarang masih bekerja terus, tentu sudah cukup
untuk menerapkan struktur bumi tadi. Tenaga geologi itu misalnya ialah daya erosi dari air,
gerakan dari kulit bumi sendiri, daya gunung berapi dan lain-lainnya.
Lebih lanjut Charles Lyell pada awal abad 19 mengembangkan pandangan hutton
yang lebih dahulu kedalam prinsip geologi mengenai ”uniformitarianisme” yang diterbitkan
dalam bukunya Principles of geology (1830-1833). Lyell mengemukakan bahwa gunung
dan lembah dan ciri-ciri fisik permukaan bumi tidak diciptakan seperti bentuknya
sekarangatau tidak dibentuk oleh bencana yang berturut-berturut, tetapi terbentuk oleh
berlanjutnya proses vulkanis, pergolakan, erosi, glasiasi dan sebagainya dalam jangka
waktu yang sangat lama dan masih berlangsung sampai sekarang. Uniformitarianisme
sangat penting bagi perkembangan lebih lanjut dari pengertian mengenai evolusi organik.
Pertama, evolusi organik pada satu pihak merupakan penerapan prinsip uniformitarianisme
pada dunia organik. Proses yang pada waktu ini berlangsung dan berlanjut selama periode
waktu yang lama dapat menjelaskan mengenai asal-usul spesies. Kedua, dari pemikiran
Lyell dapat ditarik kesimpulan bahwa bumi ini jauh lebih tua dari perkiraan Uskup Ussher,
yang dibuat dalam tahun 1650 dengan menjumlahkan geneologi dalam buku Kejadian,
sehingga ia mendapatkan bahwa bumi ini diciptakan 4000 tahun sebelum masehi. Untuk

20
perubahan organik yana lambat yang terlibat dalam seleksi alam tersedia cukup banyak
waktu.

1.9 TEORI EVOLUSI WILHELM (1824-1877)

Dalam bukunya yang terkenal mengenai


sejarah perkembangan Kryptogamen (paku-pakuan
dan lumut) telah menulis : Perubahan dari
Jungermanniaceae (suku dari Lumut Hati) yang tak
berdaun ke Jungermanniaceae yang berdaun adalah
lambat sekali dan perubahan itu terjadi dengan jalan
suatu deret bentuk antara yang sedikit-sedikit
bedanya, yang tak ada putus-putusnya.
Pernyataan itu adalah sangat berprinsip, yang
boleh dikatakan benar-benar Darwinistis. Akan tetapi
aneh sekali pernyataan itu hanya ditulis sambil lalu
saja.

1.10 TEORI EVOLUSI BOCH

Leopold Von Buch pada abad 19 telah menarik


kesimpulan dari penyebaran tanaman-tanaman di
Kepulauan Canari, bahwa oleh karena proses evolusi,
maka di dalam jurang-jurang yang dalam, disitu terjadilah
jenis-jenis tanaman yang baru dari jenis tertentu.

1.11 TEORI EVOLUSI DARWIN

Charles Robert Darwin (1809-1882) yang dikenal sebagai Bapak Teori Evolusi
lahir di daerah Inggris bagian barat. Teori Evolusi Darwin tidak muncul begitu saja, namun
berdasarkan hasil perjalanannya dengan kapal Beagle ke kepulauan Galapagos dan studi
terhadap berbagai disiplin ilmu.

21
Saat berlayar dari Inggris menggunakan kapal HMS
Beagle, Darwin berusia 22 tahun (bulan Desember 1831).
Tujuan utama pelayaran tersebut adalah untuk memetakan
pesisir pantai Amerika Selatan yang masih belum jelas.
Pada saat awak kapal sibuk memetakan pesisir pantai,
Darwin turun ke pantai, mengamati, dan mengoleksi
ratusan spesimen fauna dan flora Amerika Selatan yang
beraneka ragam dan endemik. Selain itu, saat kapal
mengelilingi benua Amerika, Darwin mengamati berbagai
adaptasi tumbuhan dan hewan yang menempati hutan
Brazil, bentangan padang rumput di Argentina, daratan
terpencil Tierra del Fuego dekat Argentina dan pegunungan
Andes.
Setelah mencatat flora
dan fauna di berbagai wilayah
Amerika Selatan, Darwin
menyimpulkan bahwa flora dan
fauna di Amerika Selatan
mempunyai karakteristik khusus
yang sangat berbeda dengan
flora dan fauna di Eropa. Darwin
juga mengatakan bahwa flora
dan fauna di daerah beriklim
sedang mempunyai hubungan yang lebih dekat dengan spesies yang hidup di wilayah tropis
benua tersebut, dibandingkan spesies di daerah beriklim sedang di Eropa. Fauna yang
paling membingungkan Darwin ditemukan diKepulauan Galapagos, yaitu kepulauan yang
berada di sebelah barat pesisir Amerika Selatan. Pada umumnya, spesies fauna di
Galapagos tidak ditemukan hidup di tempat lain, meskipun ada kesamaan dengan hewan di
Amerika Selatan.
Setelah mengadakan pengamatan, diantaranya Darwin menemukan 14 jenis burung
finch di Galapagos. Meskipun jenisjenis tersebut agak mirip, namun terlihat sebagai spesies

22
yang berbeda, yang menunjukkan hubungan dengan burung Finch yang ada di Amerika
Selatan.

Perbedaan utama burung finch, yaitu pada bentuk dan ukuran paruhnya yang merupakan
adaptasi terhadap makanan tertentu. Kelompok pertama burung Finch yang hidup di tanah
(Geospiza magnirostris) mempunyai paruh yang besar yang teradaptasi untuk memecahkan
biji, kelompok kedua finch (Camarhynchus pallidus) yang menggunakan suatu duri kaktus
atau ranting kecil sebagai alat untuk mengorek semut atau serangga lainnya, dan kelompok
ketiga adalah kelompok kecil finch (Camarhynchus parvulus) yang menggunakan paruhnya
untuk menangkap serangga.
Charles Darwin mengemukakan teori evolusinya secara lengkap dalam buku yang
berjudulOn The Origin of Species by Means of Natural Selection (Asal mula spesies yang
terjadi melalui seleksi alam) yang diterbitkan pada 24 November 1859. Dalam buku ini
dikemukakan dua teori pokok, yaitu:
1) Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies-spesies yang hidup di masa silam.
2) Evolusi terjadi melalui seleksi alam.
Dua teori utama Darwin merupakan hasil pengamatan Darwin sebagai berikut:
Pengamatan ke-1, setiap spesies mempunyai potensial fertilisasi yang besar sehingga
ukuran populasinya akan meningkat secara eksponensial bila setiap individu yang
dilahirkan berhasil melakukan percobaan.
Pengamatan ke-2, ukuran populasi cenderung menjadi stabil kecuali fluktuasi musiman.
Pengamatan ke-3, sumber daya alam terbatas.
Pengamatan ke-4, individu-individu populasi sangat bervariasi dalam hal ciri-ciri tubuh,
namun tidak ada dua individu yang benar-benar sama.
Pengamatan ke-5, kebanyakan variasi diwariskan pada keturunannya.
Setelah Darwin menyelesaikan perjalanannya dan kembali ke Inggris, ia banyak
mempelajari geologi, terutama tentang fosil. Buku yang berpengaruh besar terhadap
Darwin adalah Principles of Geology (Prinsip-Prinsip Geologi) karangan Charles Lyell.

23
Setelah mempelajari buku tersebut, Darwin berkesimpulan bahwa:
1. Deretan fosil yang terdapat di batuan muda berbeda dengan fosil pada
batuan yang lebih tua.
2. Perbedaan itu disebabkan adanya perubahan secara perlahan-lahan.
Darwin juga mempelajari buku mengenai hubungan ekonomi dan penduduk dunia
di antaranya buku karangan Thomas R. Malthus (1766-1834) yang berjudul An Essay on
The Principle of Population, dimana Malthus berpendapat bahwa kenaikan jumlah
penduduk cenderung lebih cepat daripada kenaikan produksi pangan. Oleh karena itu,
timbul masalah bagi manusia dalam menyelamatkan diri dari bahaya kelaparan.

1.12 TEORI EVOLUSI WALLACE

Alfred Russel Wallace (1823-1913)


mengembangkan suatu teori seleksi alam yang
pada dasarnya sama dengan yang dikemukakan
oleh Darwin. Teori evolusi Wallace berasal dari
hasil ekspedisi ke daerah bekas jajahan Inggris di
Malaysia, kemudian Borneo (Kalimantan),
Sulawesi, dan Maluku. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa fauna di Indonesia Barat
berbeda dengan Indonesia Timur. Pengamatan
yang lain tentang hukum alam yaitu terjadinya
persaingan antara individu intra maupun inter
spesies atau survival of the fittest.
Surat Wallace dari Ternate kepada Darwin itu kemudian dikenal
sebagai Letter from Ternate. Surat itu menjadi terkenal karena disertai makalah
yang diberi judul On the Tendency of Varieties to Depart Indefinitelty from the
Original Type. Dari makalah itu, Wallace mengemukakan pemikirannya mengenai
proses seleksi alam mempertahankan suatu spesies di dunia. Spesies yang mampu
bertahan disebut Wallace sebagai hasil kelangsungan yang terbaik atau yang paling
memiliki kemampuan bertahan tidak akan punah.

24
Itulah kerangka dasar pemahaman seleksi alam yang diletakkan Wallace saat
itu. Akhirnya pemikiran itu menunjang teori evolusi yang dipopulerkan Darwin
melalui bukunya The Origin of Species tahun 1859, satu tahun setelah penulisan
makalah Wallace. Pada tanggal 1 Juli 1858, kawan-kawan Darwin, Charles
Lyell dan Joseph Hooker, merekayasa pertemuan ilmiah di Linnean Society dan
mendeklarasikan Darwin dan Wallace sebagai penemu dasar evolusi.

1.13 TEORI EVOLUSI WEISMANN

Friedrich Leopold August


Weismann (lahir di Frankfurt am Main, 17
Januari 1834 – meninggal di Freiburg, 5
November 1914 pada umur 80 tahun) adalah
seorang ahli biologi evolusi yang
berkebangsaan Jerman. Ernst
Mayr menempatkannya sebagai ahli teori evolusi
terpenting kedua abad ke-19 setelah Charles
Darwin. Weismann menjadi Direktur Zoological
Institute dan profesor pertama Zoologi diUniversitas
Freiburg.

Kontribusi utamanya adalah teori plasma nutfah, yang menurut teori ini,
pewarisan pada organisme mulitseluler hanya terjadi melalui sel nutfah seperti sel
telur dan sel sperma. Sel-sel lainnya pada tubuh (sel somatik) tidak berfungsi
sebagai agen pewarisan. Akibatnya adalah, sel nutfah yang memproduksi sel
somatik tidak dipengaruhi oleh kemampuan baru apapun yang sel somatik dapatkan
selama hidupnya. Informasi genetik tidak dapat diwariskan melalui plasma soma ke
plasma nutfah ataupun dari generasi ke generasi. Ini disebut sebagai sawar
Weismann.
Gagasan mengenai sawar Weismann ini berperan penting dalam sintesis
evolusi modern. Menurut Weismann, proses mutasi acak yang terjadi
pada gamet merupakan satu-satunya sumber perubahan pada makhluk hidup yang

25
diseleksi oleh seleksi alam. Gagasan Weismann ini muncul sebelum karya Gregor
Mendel ditemukan kembali.

2.4 PRO KONTRA TEORI EVOLUSI

Semenjak penerbitan buku Darwin “The Origin of Species”, evolusi mendapatkan


banyak kritik dan menjadi tema yang controversial. Namun demikian,kontroversi ini pada
umumnya berkisar dalam implikasi dari teori evolusi dibidang filsafat, sosial, dan agama.
Didalam komunitas ilmuan, teori evolusi telah di terima secara luas dan tidak mendapat
tentangan seperti yang sudah diprediksi oleh Darwin, implikasi yang paling controversial
adalah evolusi manusia.
Banyak yang tidak menerima bahwa segala jenis makhluk hidup, termasuk manusia
berasal dari proses alam. Aliran yang sering dianggap berlawanan dengan teori evolusi
adalah penciptaan yang mempercayai bahwa makhluk hidup dan segala jenisnya diciptakan
oleh Tuhan secara terpisah, meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles
Darwin, namun sebenarnya biologi evolusi telah berakar sejak zaman aristoteles.
Namun demikian, Darwin adalah ilmuan pertama yang mencetuskan teori evolusi
yang telah banyak terbukti. Sampai saat ini, teori Darwin tentang evolusi yang terjadi
karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas masyarakat sains sebagai teori terbaik dalam
menjelaskan teori evolusi.

2.4.1 ASAL USUL KEHIDUPAN DALAM TEORI DARWIN DAN


SANGGAHANNYA

Teori evolusi ini dipelopori oleh seorang ahli zoologi bernama Charles Robert
Darwin (1809-1882). Dalam teorinya ia mengatakan : "Suatu benda (bahan) mengalami
perubahan dari yang tidak sempurna menuju kepada kesempurnaan". Kemudian ia
memperluas teorinya ini hingga sampai kepada asal-usul manusia. Menurutnya manusia
sekarang ini adalah hasil yang paling sempurna dari perkembangan tersebut secara teratur
oleh hukum-hukum mekanik seperti halnya tumbuhan dan hewan. Kemudian lahirlah suatu
ajaran(pengertian) bahwa manusia yang ada sekarang ini merupakan hasil evolusi dari kera-

26
kera besar (manusia kera berjalan tegak) selama bertahun-tahun dan telah mencapai bentuk
yang paling sempurna.
Tetapi dalam hal ini Darwin sendiri kebingungan karena ada beberapa jenis
tumbuhan yang tidak mengalami evolusi dan tetap dalam keadaan seperti semula.
Walaupun pernyataan Darwin dalam bukunya yang berjudul "The Origin of Species" dapat
dikatakan sukses besar karena membahas masalah yang menyangkut asal usul manusia,
namun hal ini hanyalah bersifat dugaan belaka.
Hal ini diantaranya merupakan kelemahan teori yang dikemukakan oleh Darwin.
Tidak ada titik temu antara teori yang ada dengan kenyataan. Sebagai contoh, para ahli
zoologi sangat akrab dengan suatu species yang bernama panchronic yang tetap sama
sepanjang masa. Juga ganggang biru yang diperkirakan telah ada lebih dari satu milyar
tahun namun hingga sekarang tetap sama. Yang lebih jelas lagi adalah hewan sejenis
biawak/komodo yang telah ada sejak berjuta-juta tahun yang lalu dan hingga kini tetap ada.
Di dalam teorinya Darwin berpendapat bahwa manusia berasal dari perkembangan
makhluk sejenis kera yang sederhana kemudian berkembang menjadi hewan kera tingkat
tinggi sampai akhirnya menjadi manusia. Makhluk yang tertua yang ditemukan dengan
bentuk mirip manusia adalah Australopithecus yang diperkirakan umurnya antara 350.000 -
1.000.000 tahun dengan ukuran otak sekitar 450 - 1450 cm3. Perkembangan dengan
perubahan volume otak ini besar pengaruhnya bagi kecerdasan otak manusia.
Australopithecus yang mempunyai volume otak rata-rata 450 cm3 berevolusi menjadi
manusia kera (Neandertal) yang mempunyai volume otak 1450 cm3. Dari penelitian ini
diperkirakan dalam waktu antara 400.000-500.000 tahun volume otak itu bertambah 1000
cm3. Tetapi anehnya perkembangan dari Neandertal ke manusia modern sekarang ini
selama 100.000 tahun volume otaknya tidak berkembang. Teori ini tidak mengemukakan
alasannya. Jadi secara jujur dapat kita katakan bahwa teori yang dianggap ilmiah itu
ternyata tidak mutlak karena antara teori dengan kenyataan tidak dapat dibuktikan.

2.4.2 KEBERATAN TERHADAP EVOLUSI

Berbagai keberatan terhadap evolusi telah dicetuskan berulang-ulang sejak


munculnya pemikiran-pemikiran evolusi pada awal abad ke-19. Pemikiran-pemikiran
bahwa hukum-hukum alam mengontrol perkembangan alam dan perkembangan masyarakat

27
mendapatkan dukungan yang luas dengan terbitnya buku The Constitution of Man pada
tahun 1828 oleh George Combe dan Vestiges of the Natural History of Creation pada tahun
1844 oleh seorang penulis anonim. Ketika Charles Darwin menerbitkan buku On the
Origin of Speciespada tahun 1859, ia secara perlahan-lahan meyakinkan komunitas ilmiah
bahwa evolusi merupakan hipotesis yang valid dan secara empiris dibenarkan. Pada tahun
1930-an dan 1940-an, para ilmuwan berhasil mengembangkan sintesis evolusi modern yang
mengkombinasikan teori seleksi alam Darwin dengan genetika populasi. Sejak periode ini,
keberadaan proses-proses evolusi dan kemampuan sintesis evolusi modern untuk
menjelaskan bagaimana dan mengapa proses-proses ini muncul menjadi tidak kontroversial
lagi di kalangan biologiawan.
Setelah perkembangan sintesis modern, hampir semua kritik-kritik terhadap evolusi
datang dari sumber-sumber religius dan bukannya berasal dari komunitas ilmiah itu sendiri.
[4]
Namun, banyak pula umat kristenyang percaya pada Tuhan sebagai Sang Pencipta tidak
melihat evolusi sebagai pemikiran yang bertolak dengan kepercayaan mereka dan mereka
menerima teori dan proses evolusi.
Berbeda dengan berbagai keberatan awal yang diajukan terhadap evolusi, di mana
terdapat perbedaan yang jelas antara keberatan yang diajukan secara ilmiah dengan
keberatan yang diajukan secara religi, akhir-akhir ini terdapat usaha-usaha untuk
mengaburkan perbedaan ini. Terutama oleh gerakan sains kreasi danperancangan
cerdas yang menyerang dasar-dasar empiris ilmu pengetahuan dan berargumen bahwa
terdapat banyak bukti-bukti ilmiah yang lebih banyak yang membuktikan perancangan
kehidupan oleh makhluk cerdas. Kebanyakan argumen yang menentang evolusi meliputi
argumen terhadap bukti-bukti evolusi, metodologi evolusi, kemasukakalan evolusi,
moralitas evolusi, dan penerimaan biologi evolusi di kalangan ilmuwan. Walaupun begitu,
para ilmuwan dan komunitas ilmiah menolak keberatan-keberatan yang diajukan tersebut
sebagai sesuatu yang tidak memiliki kesahihan, oleh karena argumen tersebut didasarkan
pada kesalahpahaman pada konsep teori ilmiah dan penafsiran yang salah pada hukum-
hukum fisika dasar.

2.4.3 EVOLUSI HANYALAH TEORI DAN BUKANNYA FAKTA

28
Para pengkritik evolusi seringkali menekankan bahwa evolusi "hanyalah sebuah
teori", dengan tujuan menyiratkan bahwa evolusi itu sendiri belum terbukti, ataupun evolusi
itu adalah opini dan bukan fakta ataupun bukti. Hal ini mencerminkan kesalahpahaman
pada pengertian teori dalam konteks ilmiah: manakala pada percakapan sehari-hari teori
adalah konjektur dan spekulasi, pada ilmu pengetahuan, teori adalah penjelasan ataupun
model yang dapat membuat prediksi yang dapat diuji. Ketika evolusi dirujuk sebagai teori,
ia merujuk pada penjelasan terhadap keanekaragaman spesies dan leluhur-leluhurnya.
Contoh evolusi sebagai teori adalah sintesis modern seleksi alam Darwin danpewarisan
Mendel. Sebagaimana dengan teori ilmiah, sintesis modern terus-menerus diperdebatkan,
diuji, dan diperbaiki oleh para ilmuwan. Terdapat konsensus yang sangat besar di kalangan
ilmuwan bahwa sintesis evolusi modern merupakan satu-satunya model kuat yang dapat
menjelaskan fakta-fakta mengenai evolusi.
Pada kritikus juga menyatakan bahwa evolusi bukanlah fakta. Dalam ilmu pengetahuan,
sebuah fakta adalah pemantauan empiris yang telah diverifikasi; dalam konteks percakapan
sehari-hari, fakta dapat merujuk pada apapun yang memiliki bukti yang sangat banyak.
Sebagai contoh, dalam penggunaan sehari-hari, teori seperti "Bumi mengelilingi Matahari"
dan "benda jatuh oleh karena gravitasi" dapat dirujuk sebagai "fakta", walaupun mereka
sebenarnya hanyalah murni teoretis. Dari sudut pandang ilmiah, evolusi dapat disebut
sebagai "fakta" sama seperti gravitasi adalah fakta sesuai dengan definisi ilmiah evolusi
bahwa evolusi adalah proses perubahan genetika yang terpantau terjadi di suatu populasi
dari waktu ke waktu. Menurut definisi sehari-hari pun, teori evolusi dapat juga disebut
sebagai fakta, jika kita merujuk pada status teori evolusi sebagai teori yang sudah
berkembang dengan baik. Sehingga, evolusi secara luas dianggap sebagai baik teori dan
fakta oleh para ilmuwan.
Kerancuan yang sama juga terjadi pada keberatan bahwa evolusi "belum
terbukti"; pembuktian secara cermat hanyalah dimungkinkan dalam bidang matematika dan
logika, dan tidak dimungkinkan dalam ilmu pengetahuan (di mana istilah yang tepat adalah
"memvalidasi"). Dalam hal ini, adalah benar bahwa evolusi hanyalah disebut sebagai
"teori" dan bukanlah "teorema". Kerancuan dapat terjadi apabila pengertian sehari-hari
terhadap kata pembuktian (proof) disamaartikan dengan "bukti" (evidence). Perbedaan ini

29
merupakan salah satu bagian penting dalam filosofi sains, karena ia berhubungan dengan
ketiadaan kepastian absolut pada semua klaim empiris, dan bukan hanya pada evolusi.

2.4.4 EVOLUSI DIPERDEBATKAN ATAUPUN KONTROVERSIAL

Salah satu keberatan utama terhadap evolusi adalah argumen bahwa evolusi itu
kontroversial dan diperdebatkan. Tidak seperti argumen-argumen kreasionis lainnya yang
berusaha untuk menghapuskan pengajaran evolusi, argumen ini berusaha membuat klaim
bahwa evolusi memiliki posisi yang lemah oleh karena terdapat kontroversi, sehingga
pandangan alternatif lainnya haruslah dipaparkan juga kepada para murid, dan para murid
haruslah diizinkan untuk mengevaluasi dan memilih pilihan sesuai dengan kepercayaan
mereka. Seruan terhadap "keadilan" dan "demokrasi", serta pendekatan yang "seimbang" di
mana pandangan yang saling bertolak belakang ini diberikan "waktu yang sama" didukung
oleh mantan Presiden Amerika Serikat George W. Bush.
Keberatan ini merupakan salah satu dasar dari kampanye "Ajarkan Kontroversi"
(Teach the Controversy) yang diusahakan oleh Discovery Institute untuk mempromosikan
pengajaran perancangan cerdas di sekolah umum. Usaha ini pada akhirnya merupakan salah
satu bagian dari "wedge strategy" institut tersebut untuk secara perlahan meremehkan
evolusi dan pada akhirnya "membalikkan pandangan materialismeyang mencekik dan
menggantinya dengan sains yang sejalan dengan keyakinan Kristen dan teistik".
Para ilmuwan dan pengadilan Amerika Serikat telah menolak keberatan ini atas
dasar bahwa ilmu pengetahuan tidak didasarkan pada popularitas (Argumentum ad
populum), namun berdasarkan bukti. Konsensus ilmiah para biologiwanlah yang
menentukan hal-hal apa saja yang dapat diterima secara ilmiah, dan bukanlah permasalahan
opini. Walaupun evolusi adalah benar kontroversial di masyarakat, namun ia sepenuhnya
tidak kontroversial di kalangan ilmuwan dan orang yang ahli di bidang tersebut.
Sebagai respon, para kreasionis kemudian memperselisihkan tingkat dukungan
evolusi di kalangan ilmuwan. Discovery Institute telah mengumpulkan sekitar 600 ilmuwan
sejak tahun 2001 untuk menandatangani petisi "A Scientific Dissent From Darwinism"
(Ketidaksepakatan ilmiah dari Darwinisme) untuk menunjukkan bahwa terdapat sejumlah
ilmuwan yang meragukan apa yang mereka rujuk sebagai "evolusi Darwin". Pernyataan
petisi ini tidak secara jelas menyatakan ketidakpercayaan pada evolusi, melainkan
30
skeptisisme kemampuan "mutasi acak dan seleksi alam untuk bertanggung jawab terhadap
kompleksitas kehidupan." Beberapa petisi tandingan telah dilancarkan sebagai balasannya,
di antaranya petisi yang dibuat oleh gerakan "A Scientific Support for Darwinism"
(Dukungan ilmiah untuk Darwinisme) yang berhasil mengumpulkan 7.000 petisi dalam
empat hari.
Selama satu abad, para kreasionis terus beragumen bahwa evolusi merupakan "teori
dalam krisis" yang dalam waktu dekat akan runtuh. Hal ini didasarkan pada beragam
keberatan terhadap evolusi, termasuk pula ketidaksahihan bukti evolusi ataupun evolusi
melanggar hukum alam. Keberatan-keberatan seperti ini telah lama ditolak oleh banyak
ilmuwan, termasuk pula klaim bahwa teori perancangan cerdas dan penjelasan-penjelasan
ciptaanisme lainnya memenuhi standar dasar ilmiah yang diperlukan untuk menjadi teori
ilmiah "alternatif" terhadap evolusi. Selain itu, bahkan jika terdapat bukti-bukti yang
membantah evolusi, adalah salah untuk menganggap bahwa ia merupakan buktiyang
mendukung perancangan cerdas.

2.5 KEBERATAN TERHADAP STATUS ILMIAH EVOLUSI

2.5.1 EVOLUSI MERUPAKAN AGAMA

Para kreasionis umumnya beragumen bahwa "evolusi adalah agama; ia bukanlah


sains". Tujuan kritik ini adalah untuk meremehkan klaim biologiwan dalam perdebatan
dengan para pendukung ciptaanisme maupun membuat situasi di mana perdebatan antara
evolusi (sains) dengan ciptaanisme (agama) diputarbalikkan menjadi perdebatan antara dua
kepercayaan yang berbeda. Kadangkala, argumen ini bahkan digunakan untuk mengklaim
bahwa evolusi bersifat religius, manakala beberapa bentuk ciptaanisme
(biasanya perancangan cerdas) bukanlah demikian. Orang-orang yang menentang evolusi
biasanya merujuk para pendukung evolusi sebagai "Evolusionis" ataupun "Darwinis".
Argumen bahwa evolusi merupakan agama umumnya menggunakan argumen
dengan analogi: bahwa evolusi dan agama memiliki satu ataupun lebih hal yang sama, oleh
karena itu, evolusi adalah agama. Contoh-contoh klaim persamaan antara evolusi dan
agama adalahkepercayaan, yakni bahwa para pendukung evolusi memuja-muja Darwin
sebagai seorang nabi, dan para pendukung evolusi secara dogmatismenolak penjelasan

31
alternatif lainnya. Klaim-klaim seperti ini menjadi populer dalam beberapa tahun ini di saat
para neokreasionis berusaha menjaga jarak dengan agama.
Sebagai respon, para pendukung evolusi berargumen bahwa tiada satupun klaim-
klaim yang dibuat oleh ilmuwan, termasuk pula Darwin, yang diperlakukan sebagai sesuatu
yang suci ataupun keramat. Hal ini dapat dilihat pada beberapa aspek teori Darwin yang
telah ditolak ataupun direvisi oleh berbagai ilmuwan selama bertahun-tahun. Klaim bahwa
evolusi bergantung pada kepercayaan, seringkali didasarkan pada pemikiran bahwa evolusi
tidak pernah terpantau. Klaim seperti ini telah ditolak, karena evolusi memiliki bukti-bukti
yang kuat, sehingga tidak diperlukan kepercayaan.
Secara umum, argumen bahwa evolusi bersifat relijius telah ditolak dengan dasar
bahwa agama tidak ditentukan berdasarkan sifat-sifat pengikutnya yang dogmatis,
berpemikiran tertutup ataupun fanatik, namun berdasarkan kepercayaan spiritual ataupun
kepercayaan supernatural agama tersebut.
Terdapat pula klaim yang berkaitan yang menyatakan bahwa evolusi bersifat ateis.
Kreasionis kadang-kadang menyatukan kedua klaim tersebut dan menjelaskan evolusi
sebagai "agama ateis". Argumen menentang evolusi ini juga sering digeneralisasi menjadi
kritik terhadap keseluruhan sains; mereka berargumen bahwa "sains adalah agama ateis"
dengan dasar bahwa naturalisme metodologis sains tidaklah terbukti, sehingga merupakan
sesuatu yang didasarkan pada kepercayaan, sama halnya dengan kepercayaan ciptaan para
ateisme.

2.5.2 EVOLUSI TIDAK DAPAT DIFALSIFIKASI

Suatu pernyataan dianggap dapat difalsifikasi jika terdapat sebuah pemantauan


ataupun sebuah pengujian yang dapat menunjukkan bahwa pernyataan tersebut salah.
Evolusi dianggap dapat difalsifikasi karena ia membuat banyak prediksi yang apabila
berkontradiksi dengan bukti-bukti yang ada, akan memfalsifikasi evolusi. Sebaliknya,
banyak kepercayaan-kepercayaan keagamaan yang tidak dapat difalsifikasi, karena
ketiadaan prediksi yang dapat diuji.
Banyak kreasionis (sebagai contoh Henry M. Morris) mengklaim bahwa evolusi
tidak dapat difalsifikasi. Mereka berargumen bahwa tiap-tiap fakta dapat dicocokkan ke
32
dalam kerangka evolusi, sehingga adalah tidak mungkin untuk menunjukkan bahwa evolusi
adalah salah. Sebenarnya, evolusi tidaklah tidak dapat difalsifikasi, namun ia tampaknya
demikian oleh sebab ia telah secara luas dikonfirmasi dan mendasar, sedemikian rupanya
kemungkinan adanya bukti-bukti apapun yang membantah teori evolusi secara keseluruhan
(bandingkan dengan bukti yang memperbaiki teori evolusi) menjadi sangat tidak mungkin
dan sulit ditemukan.
Klaim-klaim lainnya menyatakan bahwa kejadian spesiasi pada masa lalu tidak
terpantau dan tidak dapat diulangi, sehingga evolusi tidak dapat difalsifikasi. Pada tahun
1976, Popper sendiri mengatakan bahwa "Darwinisme bukanlah teori ilmiah yang dapat
diuji, namun merupakan program riset metafisika". Namun, Popper kemudian menarik
kembali ucapannya dan menyatakan ulang pandangannya:
Namun, kontribusi Darwin yang paling penting terhadap teori evolusi, teori seleksi
alamnya, sulit diuji. Terdapat beberapa pengujian, bahkan beberapa pengujian
eksperimental; dan pada beberapa kasus, seperti fenomena terkenal yang dikenal sebagai
'melanisme industri', dapat kita pantau terjadi dengan mata kita sendiri, sebagaimana ia
seharusnya terjadi. Walaupun demikian, pengujian-pengujian terhadap teori seleksi alam
yang benar-benar serius sangatlah sulit dilakukan, lebih sulit daripada pengujian-pengujian
teori fisika dan kimia yang dapat dibandingkan.
Bukti paling langsung bahwa teori evolusi dapat
difalsifikasikan berasal dari kata-kata Charles Darwin
sendiri yang pada Bab ke-6 buku "On the Origin of
Species..." tertulis:
Jika dapat ditunjukkan bahwa adanya organ kompleks,
yang tidak mungkin dapat dibentuk melalui modifikasi
yang berulang, suksesif, dan perlahan-lahan, teori saya
akan sepenuhnya runtuh.
Sebagai respon terhadap kritik bahwa teori evolusi
tidak dapat difalsifikasi, beberapa contoh cara-cara yang
berpotensi memfalsifikasi evolusi telah diajukan. J.B.S.
Haldane, ketika ditanyakan bukti hipotetis apa yang dapat membantah evolusi, menjawab
"fosil kelinci yang berasal dari masa Prakambrium". Beberapa cara-cara lainnya untuk

33
memfalsifikasi teori evolusi juga telah diajukan. Sebagai contoh, fakta bahwa manusia
memiliki satu pasang jumlah kromosom yang lebih sedikit daripada
hewan hominid lainnya, menawarkan suatu hipotesis yang dapat diuji, yang melibatkan fusi
ataupun pemisahan kromosom yang berasal dari nenek moyang bersama. Hipotesis fusi ini
dikonfirmasi pada tahun 2005 dengan penemuan bahwa kromosom 2 manusia adalah
berhomologi dengan fusi dua kromosom yang masih tetap terpisah pada hewan primata
lainnya. Selain itu, adanya keberadaan telomer dan sentromer yang tak aktif pada
kromosom 2 manusia sebagai akibat terjadinya fusi juga merupakan bukti
tambahan. Pernyataan bahwa adanya nenek moyang bersama juga dapat diuji
dengananalisis DNA. Jika pernyataan tersebut adalah benar, DNA manusia haruslah jauh
lebih mirip dengan simpanse dan hewan primata lainnya daripada dengan hewan mamalia
lainnya. Jika ia tidaklah demikian, maka keberadaan nenek moyang bersama telah
difalsifikasi. Analisis DNA menunjukkan bahwa manusia dan simpanse memiliki
persentase kemiripan DNA yang sangat besar (antara 95% sampai dengan 99,4%
bergantung pada pengukuran). Selain itu, evolusi simpanse dan manusia yang diteorikan
berasal dari nenek moyang yang sama juga memprediksikan bahwa adanya nenek moyang
bersama yang paling awal (recent common ancestor). Berbagai fosil transisi pula telah
ditemukan. Sehingga, evolusi manusia telah lulus berbagai pengujian falsifikasi.
Klaim terkait, yang juga pernah digunakan namun pada akhirnya ditinggalkan oleh
Popper, adalah bahwa seleksi alam bersifat tautologis. Secara spesifik, ia berargumen
bahwa frasa "sintasan yang terbugar" (survival of the fittest) merupakan sebuah tautologi,
dalam pengertiankebugaran didefinisikan sebagai kemampuan bereproduksi dan bertahan
hidup. Walaupun demikian, definisi yang pertama kali digunakan oleh Herbert
Spencer pada tahun 1864 ini jarang digunakan oleh para biologiwan. Selain itu, kebugaran
lebih akurat didefinisikan sebagai keadaan kepemilikan sifat-sifat yang membuat
keberlangsungan hidup lebih memungkinkan; definisi ini, berbeda dengan arti "kemampuan
bertahan hidup", menghindari definisi yang secara trivial benar.

2.6 KEBERATAN TERHADAP BUKTI-BUKTI TEORI EVOLUSI

2.6.1 EVOLUSI TIDAK PERNAH TERPANTAU


34
Spesies transisi seperti Archaeopteryx terus menerus menjadi topik perdebatan
evolusi dengan penciptaan selama hampir 150 tahun.

Klaim kreasionis yang sering disebutkan adalah bahwa evolusi tidak pernah
terpantau. Perdebatan mengenai pemantauan evolusi ini sering kali berujung pada
perdebatan bagaimana evolusi didefinisikan. Dengan menggunakan definisi biologi
mengenai evolusi, adalah hal yang sangat mudah untuk memantau terjadinya evolusi.
Proses evolusi dalam bentuk perubahan komposisi genetika dalam suatu populasi dari
waktu ke waktu telah terpantau berkali-kali, meliputi evolusi lalat buah dan bakteria yang
terjadi di laboratorium, dan evolusi tilapia yang terjadi di alam bebas.

Sebagai respon terhadap jawaban tersebut, banyak kreasionis kemudian menyatakan


bahwa mereka hanya keberatan terhadap makroevolusi dan bukannya mikroevolusi:
kebanyakan organisasi kreasionis tidak mempertentangkan terjadinya perubahan
evolusioner yang secara relatif kecil dalam jangka waktu yang pendek, misalnya seperti
yang terlihat pada pembiakan anjing. Daripada mempertentangkan mikroevolusi, para
kreasionis mempertentangkan terjadinya perubahan evolusioner yang besar dan dalam
waktu yang lama, yang menurut definisi tidak dapat secara langsung terpantau, melainkan
hanya dapat ditarik kesimpulannya dari proses-proses mikroevolusi.

Namun, sesuai dengan apa yang para biologiawan definisikan


sebagai makroevolusi, baik mikroevolusi dan makroevolusi terlah terpantau. Spesiasi,
sebagai contohnya, telah terpantau secara langsung berkali-kali, walaupun terdapat
miskonsepsi yang menyatakan sebaliknya. Selain itu, sintesis evolusi modern sebenarnya
tidak membedakan makroevolusi dengan mikroevolusi secara jelas, karena makroevolusi
hanyalah proses mikroevolusi dalam skala yang lebih besar.

Selain itu, makroevolusi yang telah terjadi dapat dilacak dari peninggalan-
peninggalan sejarah. Fosil transisi dapat menghubungkan beberapa organisme dalam
kelompok yang berbeda, seperti misalnya Archaeopteryx yang menghubungkan unggas dan
dinosaurus, ataupunTiktaalik yang menghubungkan ikan dengan amfibi. Para kreasionis
mempertentangkan contoh-contoh seperti itu dengan berbagai cara, dari berbersikeras
bahwa fosil tersebut palsu ataupun secara ekslusif termasuk pada salah satu kelompok

35
organisme dan bukannya transisi dua kelompok organisme, sampai dengan berbersikeras
bahwa diperlukan lebih banyak bukti-bukti fosil transisi yang lebih banyak lagi. Darwin
sendiri menemukan kekurangan spesies transisi sebagai salah satu kelemahan terbesar
teorinya: "Why is not every geological formation and every stratum full of such
intermediate links? Geology assuredly does not reveal any such finely graduated organic
chain, and this perhaps is the greatest objection which can be urged against my
theory." Namun, jumlah fosil transisi yang berhasil ditemukan telah meningkat secara
dramatis sejak saat itu, dan permasalahan pada spesies transisi secara garis besar telah
diselesaikan dengan teorikesetimbangan bersela. Teori ini memprediksikan adanya catatan
fosil yang stabil dan kadang-kadang diikuti dengan spesiasi secara besar-besar.

Kreasionis membalas bahwa bahkan adanya


pemantauan terhadap spesiasi dan fosil-fosil
transisi bukanlah bukti yang cukup untuk
menjelaskan perubahan yang besar. Dengan
semakin banyaknya bukti-bukti langsung evolusi
antar spesies dan dalam spesies yang berhasil
dikumpulkan, para kreasionis kemudian
mendefinisikan ulang pemaham mereka
mengenai apa yang mereka sebut sebagai "jenis
kreasi" dan terus menerus menuntut adanya contoh-contoh evolusi yang lebih dramatis.
Salah satu jenis keberatan yang diajukan adalah pertanyaan "Apakah anda ada di sana?"
("Were you there?"). Pertanyaan ini dipopulerkan oleh Ken Ham, dan berargumen bahwa
karena tidak ada siapapun kecuali Tuhan yang dapat secara langsung mengamati kejadian-
kejadian yang terjadi di masa lalu, klaim-klaim ilmiah hanyalah spekulasi ataupun "cerita
dongeng".

Pada bidang-bidang ilmu seperti astrofisika ataupun meteorologi, di mana


pengamatan langsung ataupun percobaan laboratorium sulit atau bahkan tidak mungkin
dilakukan, metode ilmiah bergantung pada pengamatan tidak langsung dan penerikan
kesimpulan berdasarkan logika. Pada bidang seperti ini, uji falsifikasi dipenuhi ketika
sebuah teori digunakan untuk memprediksi akibat dari suatu pengamatan baru. Ketika
pengamatan baru tersebut berkontradiksi dengan prediksi teori tersebut, ia dapat direvisi

36
ataupun diganti dengan teori alternatif yang dapat menjelaskan fakta terpantau dengan lebih
baik. Sebagai contoh, teori gravitasi Newton digantikan oleh teori relativitas umum Einsten
ketika teori Einstein tersebut dapat memprediksi orbit planet Merkuri dengan lebih baik.

2.6.2 BUKTI EVOLUSI YANG LALU TELAH DIBANTAH

Penggambaran embrio Haeckel merupakan contoh bukti evolusi abad ke-19 yang
telah diruntuhkan oleh ilmuwan evolusioner sendiri, namun para pengkritik evolusi sering
menggunakannya untuk mengklaim bahwa evolusi versi modern sama saja tidak benar dan
merupakan pembohongan.
Keberatan terkait yang sering diajukan adalah bahwa evolusi didasarkan pada bukti-
bukti yang tidak dapat dipercayai. Keberatan ini mengklaim bahwa evolusi tidaklah
dibuktikan dengan benar. Biasanya argumennya adalah bukti evolusi penuh kebohongan
dan rekayasa, dan bukti-bukti evolusi sekarang kemungkinan besar juga akan dibantahkan
karena bukti yang lalu juga telah dibantahkan. Argumen lainnya adalah bahwa jenis bukti
evolusi tertentu tidaklah konsisten dan rancu.
Oleh karena itu, argumen yang mempertentangkan keabsahan evolusi sering
didasarkan pada analisa sejarah pemikiran evolusi ataupun sejarah ilmu pengetahuan secara
umum. Para kreasionis menujuk bahwa di masa lalu, revolusi ilmiah telah meruntuhkan
teori yang pada saat itu dianggap hampir pasti. Sehingga mereka mengklaim bahwa teori
evolusi modern sangat mungkin menjalani revolusi seperti itu di masa depan dengan dasar
bahwa evolusi adalah "teori dalam krisis".

37
Para pengkritik evolusi umumnya menunjukkan bukti-bukti palsu ilmiah
seperti manusia Piltdown dan berargumen bahwa karena para ilmuwan telah tertipu di masa
lalu mengenai bukti evolusi, beberapa ataupun semua bukti evolusi masa kini juga
kemungkinan besar didasarkan para penipuan ataupun ketidakbenaran. Banyak bukti
evolusi yang telah dituduh sebagai tipuan, meliputi Archaeopteryx, melanisme ngengat
biston betularia, dan burung Finch Darwin. Klaim-klaim kebohongan bukti ini telah
dibantah oleh para ilmuwan.
Selain itu, diklaim pula bahwa bukti-bukti tertentu evolusi yang sekarang ini
dianggap tidak benar dan ketinggalan zaman, seperti gambar embrio abad ke-19 Ernst
Haeckel, bukan hanya semata kesalahan melainkan juga usaha penipuan. Jonathan Wells
mengkritik buku pelajaran biologi atas pemuatan gambar ini walaupun telah
dibantah.Sebagai respon, National Center for Science Education menyatakan bahwa tiada
satupun buku pelajaran yang ditinjau oleh Wells membuat klaim bahwa gambar Haeckel
adalah benar, melainkan gambar tersebut ditampilkan dalam konteks sejarah untuk
mendiskusikan kesalahan gambar tersebut.

2.6.3 BUKTI EVOLUSI TIDAK DAPAT DIPERCAYAI DAN TIDAK


KONSISTEN

Para kreasionis mengklaim bahwa evolusi bergantung pada jenis-jenis bukti evolusi
tertentu yang tidak memberikan informasi yang dapat dipercayai mengenai masa lalu.
Sebagai contohnya, mereka berargumen bahwa penanggalan radiometrik yang digunakan
untuk mengukur usia materi tertentu didasarkan pada peluruhan radioaktif isotop tertentu
yang tidak konsisten, sehingga hasilnya tidak dapat dipercayai. Mereka berargumen bahwa
peluruhan radiometrik bergantung pada sejumlah asumsi yang tidak dapat dipastikan,
seperti asumsi prinsipuniformitarianisme, asumsi laju peluruhan konsisten, ataupun asumsi
bebatuan sebagai sistem tertutup. Argumen seperti ini telah ditolak oleh para ilmuwan
karena berbagai metode independen telah mengkonfirmasi kebenaran penanggalan
radiometrik secara keseluruhan. Selain itu, metode dan teknik penanggalan radiometrik
yang berbeda-beda juga secara independen telah saling mengkonfirmasikan satu sama
lainnya.
38
Bentuk keberatan lainnya adalah bahwa bukti fosil tidak dapat dipercayai. Hal ini
didasarkan pada berbagai macam klaim, meliputi bahwa terdapat banyak "celah" pada
catatan fosil, bahwa penanggalan fosil bersifat sirkuler, ataupun bahwa fosil tertentu
seperti fosil polistrata tampaknya "tidak pada tempatnya".Diargumenkan pula bahwa
beberapa bukti evolusi sebenarnya mendukung katastrofismeciptaanisme (misalnya
kejadian Banjir Besar), daripada model "kesetimbangan bersela" evolusi yang gradualistik.

2.7 KEBERATAN TERHADAP KEMASUKAKALAN EVOLUSI

Beberapa keberatan yang paling umum dan telah lama diajukan adalah
mempertentangkan apakah evolusi benar-benar dapat menjelaskan semua kompleksitas dan
keberaturan yang terlihat pada alam. Diargumenkan bahwa evolusi sangatlah tidak mungkin
menjelaskan berbagai aspek kehidupan, sehingga haruslah ada seorang perancang cerdas,
yaitu Tuhan, yang paling cocok untuk menjelaskannya.

2.7.1 KEHIDUPAN SANGAT TIDAK MUNGKIN MUNCUL SECARA


KEBETULAN

Keberatan terhadap evolusi yang sangat sering diajukan adalah bahwa kehidupan
sangatlah tidak mungkin muncul "secara kebetulan" mengingat kompleksitas dan
keteraturan yang ada di alam. Diargumenkan bahwa kemungkinan kehidupan muncul tanpa
seorang perancang cerdas yang mengaturnya sangatlah kecil, sedemikiannya tidaklah
masuk akal untuk tidak menyimpulkan bahwa adalah soerang perancang yang merancang
dunia ini, utamanya keanekaragaman hayati. Bentuk argumen yang lebih ekstrem
adalah evolusi tidak dapat menciptakan struktur kompleks. Gagasan ketidakmasukakalan
ini sering diekspresikan dengan kutipan "probabilitas kehidupan berasal bumi tidaklah lebih
besar daripada kemungkinan sebuah angin topan yang menyerbu lahan pembuangan
kendaraan akan berhasil merakit sebuah pesawat Boeing 747" (klaim yang dikenal
sebagai kesesatan Hoyle).
39
Bentuk keberatan ini adalah argumen berdasarkan analogi. Gagasan dasar argumen
ini adalah bahwa keberadaan Tuhan didasarkan pada keteraturan alam semesta. Seorang
fisluf abad ke-18, William Paley, mengemukakan analogi tukang jam yang berargumen
bahwa fenomena-fenomena alam tertentu beranalogi dengan sebuah jam yang teratur,
kompleks, dan memiliki kegunaan. Hal ini berarti bahwa sama seperti jam yang memiliki
perancang, alam semesta haruslah juga memiliki perancang. Argumen ini adalah inti
teori perancangan cerdas, yang bertujuan memasukkan argumen-argumen perancangan
sebagai bagian dari ilmu pengetahuan yang sah, daripada sebagai bagian dari ilmu filsafat
dan teologi, sehingga ia dapat diajarkan bersamaan dengan evolusi.
Keberatan ini pada dasarnya merupakan bentuk argumentum ad
ignorantiam (argumen dari ketidaktahuan), yakni kesesatan logika (fallacy) yang
menganggap bahwa oleh karena penjelasan tertentu tampaknya berlawanan dengan intuisi,
maka penjelasan alternatif lainnya yang lebih intuitif adalah lebih benar. Para pendukung
evolusi umumnya merespon bahwa evolusi tidaklah didasarkan pada "kebetulan" belaka,
namun didasarkan pada interaksi kimiawi yang dapat diprediksi. Interaksi ini merupakan
proses alami yang tidak memerlukan "perancang". Walaupun proses ini mempunyai
beberapa unsur keacakan, adalah seleksi tak acak yang mendorong evolusi sejalan dengan
keteraturan. Fakta bahwa akibat proses ini teratur dan tampaknya "dirancang" bukanlah
bukti keberadaan perancang supernatural sama halnya bentuk butiran kristal salju yang
teratur bukanlah hasil perancangan melainkan merupakan akibat dari proses alami.
Perlu dicatat pula bahwa argumen yang menentang pernyataan kehidupan muncul
"secara kebetulan" bukanlah keberatan yang ditujukan kepada evolusi,
melainkan abiogenesis. Sebenarnya pula, banyak argumen yang menentang "evolusi"
didasarkan pada miskonsepsi bahwa abiogenesis merupakan komponen ataupun prekursor
dari evolusi. Sama halnya, keberatan ini juga kadang-kadang dihubung-hubungkan
dengan Big Bang.

Seorang apologet kristen dan filsuf Alvin Plantinga yang mendukung teori
perancangan cerdas memformulasikan ulang argumen ketidakmungkinan ini sebagai
argumen evolusioner melawan naturalisme, yang menyatakan bahwa adalah tidak rasional
untuk menolak keberadaan perancang cerdas dan supernatural karena kemungkinan
kemampuan tertentu terbentuk sangatlah rendah. Utamanya, Palntinga mengklaim bahwa

40
evolusi tidak dapat menjelaskan munculnya kemampuan berpikir yang dapat dipercayai.
Plantinga berargumen bahwa manakala Tuhan diharapkan akan menciptakan makhluk yang
memiliki kemampuan berpikir yang dapat dipercayai, evolusi hanyalah akan menciptakan
kemampuan berpikir yang tidak dapat dipercayai. Hal ini berarti bahwa apabila evolusi itu
benar, maka adalah tidak rasional untuk mempercayai pemikiran apa saja yang seseorang
bergantung pada untuk menyimpulkan bahwa pemikiran tersebut benar. Sama seperti
argumen ketermungkinan perancangan lainnya, argumen epistemologis ini telah lama
dikritik. Diargumenkan bahwa apabila rasionalitas berguna bagi keberlangsungan hidup,
maka ia akan lebih berkemungkinan diseleksi masuk daripada irasionalitas, membuat
perkembangan alami kemampuan pemikiran kognitif yang dapat dipercaya lebih
berkemungkinan muncul.

2.8 TOKOH-TOKOH PRO TEORI EVOLUSI

2.8.1 JOSEPH DALTON HOOKER

Sir Joseph Dalton Hooker (1817-1911), seorang ahli tumbuh-


tumbuhan yang telah banyak melakukan ekspedisi untuk
mempelajari tanaman.

2.8.2 THOMAS HENRY HUXLEY

Thomas Henry Huxley (1825-1895), Pakar Biologi yang


dikenal sebagai “Darwin’s Bulldog”. Karena di mendukung teori
evolusi demikian kuat. Tahun 1868 ditunjukkannya bahwa burung
adalah keturunan dinosaurus.

41
2.8.3 ALFRED RUSSEL WALLACE

Alfred Russel Wallace (1823-1813), Wallace memiliki pandangan


yang sama terhadap evolusi Darwin, Namun Darwin dianggap terlebih
dahulu menerbitkan makalahnya. Kedua orang ini hanya berselisih 1
tahun dalam penyelesaiannya. Wallace menyelasikan makalah ini
pada tahun 1858.

2.9 TOKOH-TOKOH KONTRA TEORI EVOLUSI

2.9.1 ALFRED RUSSEL WALLACE

Mungkin anda akan terkejut membaca nama ini sebagai salah satu
pematah teori Darwin. Namun pada kenyataanya, Ketika Darwin
menyelesaikan sebuah buku berjudul “The Origin of Species”. Maka
pada 1869 A. R Wallace mengatakan kepada Darwin bahwa ia
berpikir seleksi alam tidak dapat diterapkan kepada manusia. Atas
rekasinya. Darwin memutuskan untuk menulis sebuah buku kembali
yang berjudul “The Descent Of Man” yang diterbitkan pada 1871.
Di buku inilah dia menuliskan bahwa manusia berasal dari kingdom
binatang.

42
2.9.2 HARUN YAHYA

Salah satu tokoh yang kontra dengan


Darwinisme dan teorinya adalah Harun
Yahya. Beliau adalah ilmuwan
terkemuka dari Turki, yang lahir pada
tahun 1956 di Ankara. Dalam karyanya
yang berjudul Keruntuhan Teori
Evolusi, menjelaskan, bahwa apapun
yang diciptakan atau ada di dunia ini,
bukanlah merupakan sebuah kebetulan
belaka. Pada tulisan awal saya, saya
menjelaskan tentang bagaimana para ahli evolusi menjelaskan bahwa seluruh makhluk
hidup memiliki satu nenek moyang yang sama.

2.10 SANGGAHAN TERHADAP TEORI EVOLUSI

2.10.1 TITIK LEMAH TEORI EVOLUSI

Teori Evolusi seringkali dikaitkan dengan Teori seleksi alam, namun sebagian orang
menyatakan bahwa hal tersebut tidak benar. Yang dimaksud dengan Seleksi Alam adalah
makhluk hidup yang dapat menyesuikan perilakunya baik secara morphology, fisiology dan
tingkah laku. Contoh : Sebelum era revolusi industri berlangsung populasi Ngengat biston
betularia putih lebih banyak dibandingakan Ngengat biston betularia Hitam. Namun setelah
terjadinya revolusi, jumlah ngengat biston betularia putih lebih sedikit daripada ngengat

43
biston betularia hitam. Ini terjadi karena ketidakmampuan ngengat biston betularia putih
untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
Dalam hal ini dapat kita simpulkan yang dimaksud dengan Seleksi Alam tidak akan
merubah struktur morphology suatu makhluk hidup secara ekstrem yang dikemukanan
Darwin, melainkan bagaimana mereka menyesuaikan pertahan hidup (Adaptasi) mereka.
 Contoh Morfology : Gigi sapi untuk makan rumput, dan Gigi Macan untuk
memakan daging.

 Contoh Fisiology : Unta yang mempunyai punuk untuk menyimpan cadangan air.

 Contoh Tingkah laku : Bunglon merubah warna tubuhnya ketika terancam.

Adaptasi masih memiliki kesamaan dengan Teori Evolusi, dikarenakan makhluk


hidup dipaksakan untuk mengikuti kehendak alam atau lazim disebut sebagai “Seleksi
Alam”, oleh karena itu adaptasi ini memang telah ada sesuai dengan kemampuan awal
mereka tercipta. Bukan Evolusi Tapi seleksi alam dan adaptasi, Sebagai contoh :
“Apakah tidak aneh jika sapi memiliki taring pada awalnya kemudian karena
mereka adalah herbivore lalu mempunyai Gigi seri” .
Teori evolusi menyatakan bahwa semua makhluk hidup yang beraneka ragam
berasal dari satu nenek moyang yang sama. Menurut teori ini, kemunculan makhluk hidup
yang begitu beragam terjadi melalui variasi-variasi kecil dan bertahap dalam rentang waktu
yang sangat lama. Teori ini menyatakan bahwa awalnya makhluk hidup bersel satu
terbentuk. Selama ratusan juta tahun kemudian, makhluk bersel satu ini berubah menjadi
ikan dan hewan invertebrata (tak bertulang belakang) yang hidup di laut. Ikan-ikan ini
kemudian diduga muncul ke daratan dan berubah menjadi reptil. Hal ini pun terus berlanjut,
dan seterusnya sampai pada pernyataan bahwa burung dan mamalia berevolusi dari reptil.
Seandainya pendapat ini benar, mestinya terdapat sejumlah besar “ spesies
peralihan” (juga disebut sebagai spesies antara, atau spesies mata rantai) yang
menghubungkan satu spesies dengan spesies yang lain yang menjadi nenek moyangnya.
Misalnya, jika reptil benar-benar telah berevolusi menjadi burung, maka makhluk separuh-
burung separuh-reptil dengan jumlah berlimpah mestinya pernah hidup di masa lalu. Di
samping itu, makhluk peralihan ini mestinya memiliki organ dengan bentuk yang belum

44
sempurna atau tidak lengkap.Darwin menamakan makhluk dugaan ini sebagai “ bentuk-
bentuk peralihan”
Skenario evolusi juga mengatakan bahwa ikan, yang berevolusi dari invertebrata, di
kemudian hari merubah diri mereka sendiri menjadi amfibi yang dapat hidup di darat.
(Amfibi adalah hewan yang dapat hidup di darat dan di air, seperti katak). Tapi,
sebagaimana yang ada dalam benak Anda, skenario ini pun tidak memiliki bukti. Tak satu
fosil pun yang menunjukkan makhluk separuh ikan separuh amfibi pernah ada di muka
bumi ini. Di saat mengemukakan teori ini, ia tidak dapat menunjukkan bukti-bukti fosil
bentuk peralihan ini. Dengan kata lain, Darwin sekedar menyampaikan dugaan yang tanpa
disertai bukti.
Para Darwinis menyatakan bahwa dengan mengalami perubahan-perubahan kecil,
mahluk-mahluk hidup berevolusi dari satu spesies ke spesies lainnya selama jutaan tahun.
Menurut pernyataan yang dibantah temuan-temuan ilmiah ini, ikan beralihrupa ke amfibi,
dan reptil beralihrupa ke burung. Proses yang disebut alihrupa ini, yang dikatakan
berlangsung jutaan tahun, seharusnya meninggalkan sangat banyak petunjuk dalam
rekaman fosil.
Dengan kata lain, selama penelitian mereka yang sungguh-sungguh selama seratus
tahun terakhir, para peneliti seharusnya menyingkap banyak makhluk hidup amat ganjil
seperti setengah ikan setengah kadal, setengah laba-laba setengah lalat atau setengah kadal
setengah burung. Akan tetapi, sekalipun hampir setiap lapisan Bumi telah digali, tidak satu
juga fosil telah ditemukan yang dapat dipakai para Darwinis sebagai petunjuk dari yang
mereka sebut sebgai makhluk hidup peralihan.
Di sisi lain, tak ada bukti terhadap fosil yang menunjukkan bahwa laba-laba selalu
laba-laba, lalat selalu lalat, ikan selalu ikan, buaya selalu buaya, kelinci selalu kelinci dan
burung selalu burung. Ratusan juta fosil jelas-jelas menunjukkan bahwa mahluk-mahluk
hidup tidak mengalami evolusi, namun diciptakan. Ratusan juta fosil membuktikan bahwa
mahluk-mahluk hidup tidak berevolusi, melainkan diciptakan.
Selain itu dalam teorinya,Darwin hanya memperkirakan bahwa mewariskan
pembawaan generasi yang satu kepada yang lainnya adalah kunci untuk memahami
Evolusi. Namun, ia tidak tahu bahwa makhluk hidup terdiri dari bangunan sangat kecil

45
yang disebut DNA membawa instruksi yang mengendalikan semuanya, dari bentuk mata,
kaki, dan rambut kita.

2.10.2 CATATAN FOSIL MEMBANTAH EVOLUSI KEHIDUPAN


MUNCUL DI MUKA BUMI DENGAN TIBA-TIBA DAN
DALAM BENTUK KOMPLEKS

Ketika lapisan bumi dan catatan fosil dipelajari, terlihat bahwa semua makhluk
hidup muncul bersamaan. Lapisan bumi tertua tempat fosil-fosil makhluk hidup ditemukan
adalah Kambrium, yang diperkirakan berusia 500-550 juta tahun.
Catatan fosil memperlihatkan, makhluk hidup yang ditemukan pada lapisan bumi
periode Kambrium muncul dengan tiba-tiba – tidak ada nenek moyang yang hidup
sebelumnya. Fosil-fosil di dalam batu-batuan Kambrium berasal dari siput, trilobita, bunga
karang, cacing tanah, ubur-ubur, landak laut dan invertebrata kompleks lainnya. Beragam
makhluk hidup yang kompleks muncul begitu tiba-tiba, sehingga literatur geologi
menyebut kejadian ajaib ini sebagai “Ledakan Kambrium” (Cambrian Explosion).
Sebagian besar bentuk kehidupan yang ditemukan dalam lapisan ini memiliki sistem
kompleks seperti mata, insang, sistem peredaran darah, dan struktur fisiologis maju yang
tidak berbeda dengan kerabat modern mereka. Misalnya, struktur mata majemuk berlensa
ganda dari trilobita adalah suatu keajaiban desain. David Raup, seorang profesor geologi di
Universitas Harvard, Universitas Rochester dan Universitas Chicago mengatakan:
“Trilobita memiliki desain optimal, hingga dibutuhkan seorang rekayasawan optik yang
sangat terlatih dan sangat imajinatif jika ingin membuatnya di masa kini”.
Binatang-binatang invertebrata kompleks ini muncul secara tiba-tiba dan sempurna
tanpa memiliki kaitan atau bentuk transisi apa pun dengan organisme bersel satu yang
merupakan satu-satunya bentuk kehidupan di bumi sebelum mereka.

46
Richard Monastersky, editor Earth Sciences, salah satu terbitan populer dalam
literatur evolusionis, memberikan pernyataan di bawah ini mengenai “Ledakan Kambrium”
yang muncul sebagai kejutan besar bagi evolusionis:
Setengah milyar tahun lalu, binatang-binatang dengan bentuk-bentuk sangat
kompleks seperti yang kita lihat pada masa kini muncul secara tiba-tiba. Momen ini, tepat
di awal Periode Kambrium Bumi sekitar 550 juta tahun lalu, menandai ledakan evolusioner
yang mengisi lautan dengan makhluk-makhluk hidup kompleks pertama di dunia. Filum
binatang besar masa kini ternyata telah ada di awal masa Kambrium. Binatang-binatang
pertama itu pun berbeda satu sama lain sebagaimana binatang-binatang saat ini.
Bagaimana bumi ini dipenuhi berbagai jenis binatang secara tiba-tiba dan
bagaimana spesies-spesies yang berbeda-beda ini muncul tanpa nenek moyang yang sama
adalah pertanyaan yang masih belum terjawab oleh evolusionis. Richard Dawkins, ahli
zoologi Oxford, salah satu pembela evolusionis terkemuka di dunia, berkomentar mengenai
realitas ini:
Sebagai contoh, lapisan batuan Kambrium yang berumur sekitar 600 juta tahun,
adalah lapisan tertua di mana kita menemukan sebagian besar kelompok utama
invertebrata. Dan kita dapati sebagian besarnya telah berada pada tahap lanjutan evolusi,
saat pertama kali mereka muncul. Mereka seolah-olah ditempatkan begitu saja di sana,
tanpa proses evolusi. Tentu saja, kesimpulan tentang kemunculan tiba-tiba ini
menggembirakan kreasionis.
Dawkins terpaksa mengakui, “Ledakan Kambrium” adalah bukti kuat adanya
penciptaan, karena penciptaan adalah satu-satunya penjelasan mengenai kemunculan
bentuk-bentuk kehidupan yang sempurna secara tiba-tiba di bumi ini. Douglas Futuyma,
ahli biologi evolusionis terkemuka mengakui fakta ini dan mengatakan: “Organisme
muncul di muka bumi dengan dua kemungkinan: dalam bentuk yang telah sempurna atau
tidak sempurna. Jika muncul dalam bentuk tidak sempurna, mereka pasti telah berkembang
dari spesies yang telah ada sebelumnya melalui proses modifikasi. Jika mereka memang
muncul dalam keadaan sudah berkembang sempurna, mereka pasti telah diciptakan oleh
suatu kecerdasan dengan kekuasaan tak terbatas.” Darwin sendiri menyadari kemungkinan
ini ketika menulis: “Jika banyak spesies benar-benar muncul dalam kehidupan secara
serempak dari genera atau famili-famili yang sama, fakta ini akan berakibat fatal bagi teori

47
penurunan dengan modifikasi perlahan-lahan melalui seleksi alam.” Agaknya, periode
Kambrium merupakan “pukulan mematikan” bagi Darwin. Inilah yang membuat seorang
ahli paleo-antropologi evolusionis dari Swiss, Stefan Bengston, mengakui ketiadaan mata
rantai transisi saat ia menjelaskan tentang periode Kambrium. Ia mengatakan: “Peristiwa
yang mengecewakan (dan memalukan) bagi Darwin ini masih membingungkan kami”.
Seperti yang kita pahami, catatan fosil menunjukkan bahwa makhluk hidup tidak
berevolusi dari bentuk primitif ke bentuk yang lebih maju, tetapi muncul secara tiba-tiba
dan dalam keadaan sempurna. Ringkasnya, makhluk hidup tidak muncul melalui evolusi,
tetapi diciptakan.
Menurut teori evolusi, setiap spesies hidup berasal dari satu nenek moyang. Spesies
yang ada sebelumnya lambat laun berubah menjadi spesies lain, dan semua spesies muncul
dengan cara ini. Menurut teori tersebut, perubahan ini berlangsung sedikit demi sedikit
dalam jangka waktu jutaan tahun.
Dengan demikian, maka seharusnya pernah terdapat sangat banyak spesies
peralihan selama periode perubahan yang panjang ini.
Sebagai contoh, seharusnya terdapat beberapa jenis makhluk setengah ikan –
setengah reptil di masa lampau, dengan beberapa ciri reptil sebagai tambahan pada ciri ikan
yang telah mereka miliki. Atau seharusnya terdapat beberapa jenis burung-reptil dengan
beberapa ciri burung di samping ciri reptil yang telah mereka miliki. Evolusionis menyebut
makhluk-makhluk imajiner yang mereka yakini hidup di masa lalu ini sebagai “bentuk
transisi”.
Jika binatang-binatang seperti ini memang pernah ada, maka seharusnya mereka
muncul dalam jumlah dan variasi sampai jutaan atau milyaran. Lebih penting lagi, sisa-sisa
makhluk-makhluk aneh ini seharusnya ada pada catatan fosil. Jumlah bentuk-bentuk
peralihan ini pun semestinya jauh lebih besar daripada spesies binatang masa kini dan sisa-
sisa mereka seharusnya ditemukan di seluruh penjuru dunia. Dalam The Origin of Species,
Darwin menjelaskan:
“Jika teori saya benar, pasti pernah terdapat jenis-jenis bentuk peralihan yang tak
terhitung jumlahnya, yang mengaitkan semua spesies dari kelompok yang sama…. Sudah
tentu bukti keberadaan mereka di masa lampau hanya dapat ditemukan pada peninggalan-
peninggalan fosil.”

48
Bahkan Darwin sendiri sadar akan ketiadaan bentuk-bentuk peralihan tersebut. Ia
berharap bentuk-bentuk peralihan itu akan ditemukan di masa mendatang. Namun di balik
harapan besarnya ini, ia sadar bahwa rintangan utama teorinya adalah ketiadaan bentuk-
bentuk peralihan. Karena itulah dalam buku The Origin of Species, pada bab “Difficulties
of the Theory” ia menulis: … Jika suatu spesies memang berasal dari spesies lain melalui
perubahan sedikit demi sedikit, mengapa kita tidak melihat sejumlah besar bentuk transisi
di mana pun? Mengapa alam tidak berada dalam keadaan kacau-balau, tetapi justru seperti
kita lihat, spesies-spesies hidup dengan bentuk sebaik-baiknya?…. Menurut teori ini harus
ada bentuk-bentuk peralihan dalam jumlah besar, tetapi mengapa kita tidak menemukan
mereka terkubur di kerak bumi dalam jumlah tidak terhitung?…. Dan pada daerah
peralihan, yang memiliki kondisi hidup peralihan, mengapa sekarang tidak kita temukan
jenis-jenis peralihan dengan kekerabatan yang erat? Telah lama kesulitan ini sangat
membingungkan saya.
Satu-satunya penjelasan Darwin atas hal ini adalah bahwa catatan fosil yang telah
ditemukan hingga kini belum memadai. Ia menegaskan jika catatan fosil dipelajari secara
terperinci, mata rantai yang hilang akan ditemukan.
Karena mempercayai ramalan Darwin, kaum evolusionis telah berburu fosil dan
melakukan penggalian mencari mata rantai yang hilang di seluruh penjuru dunia sejak
pertengahan abad ke-19. Walaupun mereka telah bekerja keras, tak satu pun bentuk transisi
ditemukan. Bertentangan dengan kepercayaan evolusionis, semua fosil yang ditemukan
justru membuktikan bahwa kehidupan muncul di bumi secara tiba-tiba dan dalam bentuk
yang telah lengkap. Usaha mereka untuk membuktikan teori evolusi justru tanpa sengaja
telah meruntuhkan teori itu sendiri.
Seorang ahli paleontologi Inggris ternama, Derek V. Ager, mengakui fakta ini
meskipun dirinya seorang evolusionis: Jika kita mengamati catatan fosil secara terperinci,
baik pada tingkat ordo maupun spesies, maka yang selalu kita temukan bukanlah evolusi
bertahap, namun ledakan tiba-tiba satu kelompok makhluk hidup yang disertai kepunahan
kelompok lain.
Ahli paleontologi evolusionis lainnya, Mark Czarnecki, berkomentar sebagai
berikut: Kendala utama dalam membuktikan teori evolusi selama ini adalah catatan fosil;
jejak spesies-spesies yang terawetkan dalam lapisan bumi. Catatan fosil belum pernah

49
mengungkapkan jejak-jejak jenis peralihan hipotetis Darwin - sebaliknya, spesies muncul
dan musnah secara tiba-tiba. Anomali ini menguatkan argumentasi kreasionis*) bahwa
setiap spesies diciptakan oleh Tuhan.
Mereka juga harus mengakui ke-sia-siaan menunggu kemunculan bentuk-bentuk
transisi yang “hilang” di masa mendatang, seperti yang dijelaskan seorang profesor
paleontologi dari Universitas Glasgow, T. Neville George:
Tidak ada gunanya lagi menjadikan keterbatasan catatan fosil sebagai alasan. Entah
bagaimana, catatan fosil menjadi berlimpah dan hampir tidak dapat dikelola, dan penemuan
bermunculan lebih cepat dari pengintegrasian… Bagaimanapun, akan selalu ada
kekosongan pada catatan fosil.

50
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
 Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan
suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
 Sejarah Singkat Charles Darwin (1809 – 1882)
o 1831-1836: Perjalanan laut dengan kapal Beagle.
o 1844: Draft buku “Origin of Species by Means of Natural Selection” telah selesai.
o 1858: Afred Russel Wallace mengirim manuscript kepada J. Hooker anggota Royal
Society, berisi tentang perluasan ide dari Malthus. Makalah bersama oleh Darwin
dan Wallace di forum Society.
o 1859: Publikasi buku “ On The Origin of Species by Means of Natural Selection”
o 1860: Perdebatan antara Huxley dan Wilbeforce tanpa kehadiran Darwin
o Darwin menghabiskan sisa masa hidupnya untuk penelitian dan publikasi buku
“Descen of Man” (1871) dan “The Expression of Emotion in Man and Animals”
(1871).
 Evolusi dapat dilihat dari sisi sebgai fakta atau sebagai teori.
 Teori Evolusi : Plato, Aristoteles, Anaximander, Carolus Linnaeus, Cuvier,
Lamarck, Hilaire, Lyell, Wilhelm, Boch, Darwin, Wallace, Weismann
 Terdapat pro dan kontra dari beberapa tokoh dan ahli mengenai teori evolusi.

SARAN

KRITIK

51
DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Diah, dkk. 2007. Biologi 3 SMA dan MA untuk Kelas XII. Jakarta: Esis.
http://id.wikipedia.org/wiki/Keberatan_terhadap_evolusi
http://www.harunyahya.com/indo/buku/keruntuhan001.htm
http://us1.harunyahya.com/Detail/T/EDCRFV/productId/4496/HAKIKAT_TEORI_EVOL
USI_DARWIN:_PERANG_TERHADAP_AGAMA
http://anggainc.blogspot.com/2010/02/pro-kontra-teori-evolusi-1.html
http://eldrazit.multiply.com/reviews/item/51
http://phenomenaaroundus.blogspot.com/2010/05/kontroversi-teori-evolusi-dan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Evolusi
http://organisasi.org/pengertian_arti_definisi_evolusi_serta_jenis_dan_macam_evolusi_evo
lusi_kosmik_dan_evolusi_organik_pengetahuan_sains_biologi
http://gurungeblog.wordpress.com/2009/01/05/evolusi-makhluk-hidup/
http://organisasi.org/pengertian_arti_definisi_evolusi_serta_jenis_dan_macam_evolusi_evo
lusi_kosmik_dan_evolusi_organik_pengetahuan_sains_biologi
http://www.scribd.com/doc/465903/2Evolusi
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1988686-evolusi/
http://www.semuabisnis.com/articles/160/1/TEORI-EVOLUSI-PENIPUAN-ILMIAH-
PALING-TERSOHOR-SEPANJANG-SEJARAH/Page1.html
http://www.scribd.com/doc/3988826/HY-Keruntuhan-Teori-Evolusi
http://blog.re.or.id/sejarah-singkat-teori-evolusi-keruntuhan-teori-evolusi-ii.htm
http://forum.detik.com/mengomentari-tulisan-harun-yahya-di-keruntuhan-teori-evolusi-
t26375.html?s=16c152125899caa12cbe99aace8e9c8a&langid=2
http://forum.detik.com/mengomentari-tulisan-harun-yahya-di-keruntuhan-teori-evolusi-
t26375.html?s=16c152125899caa12cbe99aace8e9c8a&langid=2

52

You might also like