Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Evaluasi
penilaian itu ditujukan pada orang yang lebih tinggi atau yang lebih tahu kepada
orang yang lebih rendah, baik itu dari jabatan strukturnya atau orang yang lebih
rendah keahliannya. Evaluasi adalah suatu proses penelitian positif dan negatif atau
juga gabungan dari keduanya (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1978: 45).
suatu program yang telah dilakukan dan yang akan digunakan untuk meramalkan,
lebih baik. Evaluasi lebih bersifat melihat ke depan dari pada melihat kesalahan-
kesalahan dimasa lalu, dan ditujukan pada upaya peningkatan kesempatan demi
keberhasilan program. Dengan demikian misi dari evaluasi itu adalah perbaikan atau
Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan sumber nilai secara objektif
tersebut dimaksudkan menjadi umpan balik untuk perencanaan yang akan dilakukan
di depan (Yusuf, 2000: 3). Dalam hal ini Yunus menitikberatkan kajian evaluasi dari
segi manajemen, dimana evaluasi itu merupakan salah satu fungsi atau unsur
manajemen, yang misinya adalah untuk perbaikan fungsi atau sosial manajemen
23
analisis dan bentuk rekomendasi (Jones, 1994 : 357). Selanjutnya Weiss (dalam
Jones, 1994: 355) mengemukakan bahwa evaluasi adalah kata 24riteri yang meliputi
segala macam pertimbangan, penggunaan kata tersebut dalam arti umum adalah
suatu istilah untuk menimbang manfaat. Seseorang meneliti atau mengamati suatu
fenomena berdasarkan ukuran yang eksplisit dan 24riteria. Evaluasi dilakukan untuk
dapat mengetahui dengan pasti pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang
dijumpai dalam pelaksanaan rencana strategi yang dapat dinilai dan dipelajari untuk
Sosial utama dari evaluasi adalah diarahkan kepada keluaran (output), hasil
(outcomes), dan dampak (impacts) dari pelaksanaan rencana stategis. Oleh karena
itu, dalam pelaksanaan yang transparan dan akuntabel dan harus disertai dengan
1. Sosial masukan
2. Sosial keluaran
3. Sosial hasil
sebenarnya yang terjadi pada pelaksanaan atau penerapan program. Dengan demikian
24
pentingnya suatu pelayanan sosial. Penilaian ini dibuat dengan cara membandingkan
berbagai bukti yang berkaitan dengan program yang telah sesuai dengan 25riteria
yang ditetapkan dan bagaimana seharusnya program tersebut harus dibuat dan
diimplementasikan.
Jika dilihat dari pentahapannya, secara umum evaluasi dapat dibagi menjadi
sebelumnya.
Pada tahap ini evaluasi adalah suatu kegiatan yang melakukan analisa
ingin dicapai sudah tepat dan bahwa program tersebut direncanakan untuk
sejauh mana proyek masih tetap dapat mencapai tujuan, apakah tujuan
25
terletak pada objek yang dinilai dengan yang dianalisa, dimana tingkat
pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai dengan tujuan yang akan atau ingin
yang telah dapat dicapai melalui tindakan publik. Dalam hal ini evaluasi
telah dicapai.
nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Nilai diperjelas dengan
26
dapatlah kita simpulkan tentang nilai evaluasi merupakan suatu proses yang
dilakukan oleh seseorang untuk melihat sejauh mana keberhasilan sebuah program.
Keberhasilan program itu sendiri dapat dilihat dari dampak atau hasil yang dicapai
Beberapa istilah yang serupa dengan evaluasi dan intinya masih berhubungan
menentukan luas atau kuantitas untuk mendapatkan informasi atau data berupa
skor mengenai prestasi yang telah dicapai pada periode tertentu dengan
2. Test, secara harfiah diartikan suatu alat ukur berupa sederetan pertanyaan atau
menjadi suatu bentuk yang dapat dijelaskan (Dunn, dalam Suharto 2008:8).
Suatu proses dalam program harus dimulai dari suatu perencanaan. Oleh
karena itu proses pelaksanaan suatu evaluasi harus didasarkan atas rencana evaluasi
program tersebut. Namun demikian, dalam sebuah praktek tidak jarang ditemukan
evaluasi, institusi, personal yang sebaiknya melakukan evaluasi dan biaya untuk
evaluasi.
27
antara lain:
1. Suatu tugas atau tanggung jawab, maka pemberi tugas atau yang
4. Tim yang melakukan evaluasi adalah pemberi saran atau nasehat kepada
manajemen program.
menyangkut banyak hal tentang masa depan proyek dalam kaitan dengan
program.
28
Program adalah cara yang dipisahkan untuk mencapai tujuan. Dengan adanya
program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah untuk
dioperasionalkan. Hal ini mudah dipahami, karena program itu sendiri menjadi
Program merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan
pelaksanaan karena dalam program tersebut telah dimuat berbagai aspek, yang antara
lain adalah:
itu
adanya kelompok orang yang menguji sasaran program sehingga kelompok orang
tersebut merasa ikut dilibatkan dan membawa hasil program yang dijalankan dan
manfaat pada kelompok orang maka boleh dikatakan program tersebut telah gagal
dilaksanakan.
29
swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan dalam
kebijakan.
artinya karena pelaksanaan suatu program, baik itu organisasi ataupun perseorangan
Suatu program dapat dievaluasi apabila ada tolak ukur yang bisa dijadikan
berhasilnya suatu program berdasarkan tujuan yang sudah tentu memiliki tolak ukur
yang nantinya harus dicapai dengan baik oleh sumber daya yang mengelolanya.
Adapun yang menjadi tolak ukur dalam evaluasi suatu program adalah:
1. Apakah hasil suatu proyek sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
semula
30
oleh program
oleh pemerintah dan mempunyai tujuan yang utamanya adalah untuk membantu
masyarakat yang tergolong miskin, lebih tepatnya membantu rumah tangga yang
tergolong miskin, karena dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak dalam negeri.
BLT adalah program kompensasi jangka pendek dengan maksud, agar tingkat
konsumsi Rumah Tangga Sasaran, yaitu rumah tangga yang tergolong sangat miskin,
miskin dan dekat dengan miskin (near poor), tidak menurun pada saat terjadinya
kenaikan harga bahan bakar minyak dalam negeri. Dengan demikian walaupun
dimana pembahasan ini dilanjutkan pada taraf pelaksanaan melalui rapat koordinasi
31
pelaksanaan BLT sudah siap dilaksanakan, maka berlangsunglah program ini pada
BLT disalurkan tahun 2008 berdasarkan Inpres No. 3 Tahun 2008 tentang
Pelaksanaan BLT untuk Rumah Tangga Sasaran (RTS). Program BLT ini
1. Proses pembagian kartu dan vertifikasi awal rumah tangga sasaran oleh
4. Proses sosialisasi
BLT adalah sejumlah uang tunai yang diberikan pemerintah kepada rumah
tangga yang termasuk dalam kategori miskin, BLT dibagikan kepada Rumah Tangga
Sasaran dalam kurun waktu pertiga bulan sebesar Rp 300.000. Adapun tujuan dari
BLT adalah untuk membantu masyarakat miskin agar tetap dapat memenuhi
masyarakat miskin akibat kesulitan ekonomi dan juga meningkatkan tanggung jawab
masyarakat penerima BLT adalah dapat dan mampu memanfaatkan dengan sebaik-
32
meliputi:
jembatan, air bersih, sanitasi, tambatan perahu, irigasi desa sederhana dan
Mei 2008 tentang Pelaksanaan BLT kepada rumah tangga miskin, maka terdapat
BPS, agar tetap berkoordinasi dengan aparat pemerintah daerah dalam hal
33
Musyawarah Pimpinan Daerah Kota Medan dan para Camat serta Lurah
penerima BLT atau Rumah Tangga Sasaran dan Badan Infokom Provinsi
BPS Sumut, PT Pos Indonesia (Persero) Cabang Medan dan Kepala Dinas
34
87.142 KK. Penyaluran BLT ini juga akan dilanjutkan setelah 3 bulan tahap I selesai.
Indonesia.
3. Nama dan alamat Rumah Tangga Sasaran diberikan ke PT. Pos Indonesia
5. PT. Pos Indonesia mencetak Kartu Kompensasi Bahan Bakar Minyak (KKB)
sesuai data
35
dana BLT ke Rekening Giro Kantor Pos di Kantor Cabang BRI seluruh
Indonesia
bahwa Pemerintah saat ini akan berupaya menurunkan jumlah penduduk miskindari
16,7% pada tehun 2004 menjadi 8,2% pada tahun 2009. Strategi utama yang
menurunkan beban hidup penduduk miskin. Bapak Drs Alimuddin Sidabalok MBA
kriteria, yaitu :
2. RTS terdiri dari tiga kelompok, yaitu RTS sangat miskin (memenuhi 13-14
36
beliau dapat dikelompokkan menjadi Rumah Tangga Tidak Miskin Rp. 120.000/
telah menetapkan 14 kriteria keluarga miskin seperti yang telah disosialisasikan oleh
Departemen Komunikasi dan Informasi 2005, rumah tangga yang memiliki cirri
rumah tangga miskin yang berhak adalah rumah tangga yang memiliki cirri-ciri
37
38
Penggunaan Anggaran dibantu oleh pihak-pihak terkait yang telah ditetapkan dengan
Tunai untuk Rumah Tangga Sasaran. Penyaluran BLT kepada Rumah Tangga
Sasaran merupakan suatu bentuk kerja sama yang didasarkan pada fungsi dan tugas
mempercepat proses penyaluran dana BLT kepada Rumah Tangga Sasaran atau
lembaga saling berkoordinasi dan dalam program BLT difasilitasi penyediaan Unit
Pelaksanaan Program BLT. Tugas pokok dan tanggung jawab dari masing-masing
instansi dapat dilihat dari Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2006 tentang
pelaksanaan program BLT untuk Rumah Tangga Sasaran yang dapat dijabarkan
sebagai berikut :
1. Departemen Sosial
Pos Indonesia untuk membayar dana BLT untuk Rumah TAngga Sasaran.
Setelah itu kerja sama dengan PT Pos Indonesia (Persero) Tbk untuk
39
RI.
Adapun kewajiban dari PT. Pos Indonesia untuk program BLT dalam
keamanan dan aparat keamanan bila diperlukan. Dalam hal ini PT. Pos
Dana BLT.
40
rekening Giro utama dari Giro kantor Pos melalui layanan tunai
manajemen BRI.
Pada tataran dinas /Instansi sosial Provinsi untuk proses program BLT
Program (UUP) BLT adalah kepala dinas sosial, yang bertugas secara
41
UUP BLT adalah kepala dinas /instansi social, sekretaris dan anggota
lapangan.
5. Memantau petugas pos pada saat distribusi kartu BLT untuk sampai
42
8. Kewajiban Desa/Kelurahan
tempat tinggal RTS yang diganti, tokoh agama, tokoh masyarakat dan
Karang Taruna.
2.4 Kemiskinan
43
bawah nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makan dan non makan, yang
disebut dengan garis kemiskinan (Poverty Line) atau batas kemiskinan (Poverty
untuk dipunyai, seperti makanan, pakaian, tempat perlindungan, air minum dan hal-
hal yang berhubungan dengan kualitas hidup. Kemiskinan juga berarti tidak ada
kemiskinan dan kehormatan yang layak sebagai warga negara, sekaligus juga
memutus akses terhadap pemenuhan hak dasar atas pangan, kesehatan, pendidikan,
kesempatan kerja, perumahan, air bersih, pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan hidup, perlindungan atas tanah, rasa aman, serta kesempatan masyarakat
untuk berpartisipasi dalam program pembangunan. Selain itu pemenuhan hak dasar
penduduk dimaksud juga erat kaitannya dengan pengembangan wilayah, yaitu untuk
Ada tiga tipe orang miskin berdasarkan pada pendapatan yang diperoleh
1. Miskin
2. Sangat miskin
44
1. Termiskin
dan papan).
3. Ketiadaan jaminan masa depan (karena tiada inventasi untuk pendidikan dan
keluarga).
alam.
berkesinambungan.
45
yaitu:
globalisasi.
3. Kemiskinan sosial
4. Kemiskinan konsekuensional
eksternal
46
8. Memiliki banyak anak atau satu rumah dihuni banyak keluarga atau
Kalimantan.
d. Miskin strutural
oleh persaingan yang tidak seimbang antar negara atau daerah yang
47
adalah :
1. Sikap dan pola pikir yang rendah dan malas untuk bekerja
2. Kurang keterampilan
Manusia setempat
Seperti kita ketahui bahwa salah satu tujuan nasional adalah memajukan
kesejahteraan umum. Disamping itu Pasal 34 UUD 1945 menegaskan bahwa fakir
miskin dan anak terlantar dipelihara oleh 48egara. Kedua pernyataan ini merupakan
Program BLT adalah hak warga 48egara, khususnya RTS. Oleh karena itu,
jika negara telah menetapkan BLT sebagai kebijakan, maka wajib diterima oleh
warga negara yang berhak. Agar hak tersebut sampai kepada masyaratak sasaran,
1. Edukator
48
yang ditanganinya.
2. Broker
3. Social Planner
kepentingan.
4. Expert
usulan dan saran yang ia berikan bukanlah mutlak atau harus mutlak
49
5. Aktivis
berbagai barang dan jasa, termasuk berbagai kebutuhan pokok. Akibatnya terjadi
pihak atas kebijakan Pemberian BLT.. Selain itu, tidak jarang diberitakan tentang
protes masyarakat yang merasa diperlakukan tidak adil atas implementasi kebijakan
itu.
50
Gambar 1
51
12.Pendapatan
<Rp.600.000/bulan
52
Konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar
Dalam hal ini defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan dan mendefenisikan
1. Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan member nilai secara objektif
2. Program adalah suatu cara yang dipisahkan untuk mencapai tujuan. Dengan
adanya program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih
yang tujuann utaman yaitu untuk membantu masyarakat yang tergolong miskin,
caranya mengukur suatu variable (Singarimbun, 1987 : 46). Dalam hal ini maka
harus ditentukan terlebih dahulu variabel penelitian. Penelitian ini mengkaji satu
53
penjabaran atau perincian lebih lanjut tentang pelaksanaan program BLT sesuai
rinci., maka yang menjadi indikator sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah :
n. Tidak memiliki tabungan atau barang yang mudah dijual dengan nilai
54
55