You are on page 1of 11

ASPIRASI MEKONIUM

Sindroma aspirasi mekonium (SAM) adalah kumpulan gejala yang


diakibatkan oleh terhisapnya mekonium ke dalam saluran pernafasan bayi.

 
Penyebab
Peningkatan aktivitas usus janin.

 
Faktor Risiko
1. Usia kehamilan melebihi 40 minggu
2. Berat badan lahir rendah. Bedakan dengan prematuritas, dimana SAM jarang terjadi bila
bayi lahir sebelum 34 minggu. Dengan demikian, prematuritas bukan faktor risiko untuk
terjadinya SAM
3. Kesulitan dalam melahirkan

 
Patofisiologi
SAM seringkali dihubungkan dengan suatu keadaan yang kita sebut fetal distress. Pada
keadaan ini, janin yang mengalami distres akan menderita hipoksia (kurangnya oksigen di
dalam jaringan). Hipoksia jaringan menyebabkan terjadinya peningkatan aktivitas usus
disertai dengan melemasnya spinkter anal. Maka lepaslah mekonium ke dalam cairan
amnion.
Apa yang terjadi bila mekonium terhisap ke dalam saluran pernafasan? Mekonium tersebut
akan menyumbat (sebagian ataupun seluruh) saluran pernafasan bayi. Bila hal ini terjadi,
muncullah gangguan

 
Gejala dan Tanda
Cairan ketuban berwarna hijau tua, mekonium pada cairan ketuban, noda kehijauan pada
kulit bayi, kulit bayi tampak kebiruan (sianosis), pernafasan cepat (takipnea) , sesak nafas
(apnea), frekuensi denyut jantung janin rendah sebelum kelahiran , skor APGAR yang
rendah , bayi tampak lemas , auskultasi: suara nafas abnormal

 
Komplikasi
1. Displasia bronkopulmoner
2. Pneumotoraks
3. Aspirasi pnemonia

Bayi yang menderita SAM berat mempunyai kemungkin lebih besar untuk menderita mengi
(wheezing) dan infeksi paru dalam tahun pertama kehidupannya. Tapi sejalan dengan
perkembangan usia, ia bisa meregenerasi jaringan paru baru. Dengan demikian, prognosis
jangka panjang tetap baik.

Bayi yang menderita SAM sangat berat mungkin akan menderita penyakit paru kronik,
bahkan mungkin juga menderita abnormalitas perkembangan dan juga ketulian. Pada kasus
yang jarang terjadi, SAM dapat menimbulkan kematian.

 
Pencegahan
Bila Anda melihat mekonium pada cairan ketuban yang pecah, segera beritahukan dokter.
Dokter akan memakai alat monitor janin selama fase kelahiran untuk memonitor
kemungkinan terjadinya fetal distress.

Pada keadaan tertentu, dokter mungkin akan melakukan infus cairan saline ke dalam cairan
amnion dengan maksud untuk 'mencuci' mekonium keluar dari rongga amnion. Tentu saja
diharapkan cairan amnion telah bersih dari mekonium sebelum janin menarik nafasnya
yang pertama.

Pada tahap pengeluaran bayi, dokter mungkin akan melakukan hal-hal seperti:
1. Melakukan penyedotan (suction) melalui hidung dan mulut begitu kepala bayi keluar
(sebelum bahu keluar)
2. Tergantung pada keadaan bayi, dokter mungkin saja melakukan penyedotan sampai ke
trakea

Penatalaksanaan
Tergantung pada berat ringannya keadaan bayi, mungkin saja bayi akan dikirim ke unit
perawatan intensif neonatal (neonatal intensive care unit [NICU]). Tata laksana yang
dilakukan biasanya meliputi :
1. Umum
Jaga agar bayi tetap merasa hangat dan nyaman, dan berikan oksigen.
2. Farmakoterapi
Obat yang diberikan, antara lain antibiotika. Antibiotika diberikan untuk mencegah
terjadinya komplikasi berupa infeksi ventilasi mekanik.
3. Fisioterapi
Yang dilakukan adalah fisioterapi dada. Dilakukan penepukan pada dada dengan
maksud untuk melepaskan lendir yang kental.

Pada SAM berat dapat juga dilakukan:

 Pemberian terapi surfaktan.


 Pemakaian ventilator khusus untuk memasukkan udara beroksigen tinggi ke dalam
paru bayi.

 Penambahan nitrit oksida (nitric oxide) ke dalam oksigen yang terdapat di dalam
ventilator. Penambahan ini berguna untuk melebarkan pembuluh darah sehingga
lebih banyak darah dan oksigen yang sampai ke paru bayi.
Bila salah satu atau kombinasi dari ke tiga terapi tersebut tidak berhasil, patut
dipertimbangkan untuk menggunakan extra corporeal membrane oxygenation
(ECMO). Pada terapi ini, jantung dan paru buatan akan mengambil alih sementara
aliran darah dalam tubuh bayi. Sayangnya, alat ini memang cukup langka.
  

  

  

 
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.kalbe.co.id/files/dod/images/aspirasi
%2520mekonium.jpg&imgrefurl=http://www.kalbe.co.id/dod_detail.php%3Fdetail
%3D47&usg=__mJVkiJInv8MJXv3oyfE9k-
88HmY=&h=96&w=98&sz=3&hl=id&start=2&zoom=1&itbs=1&tbnid=53pHKq-LQyBN-
M:&tbnh=79&tbnw=81&prev=/images%3Fq%3Daspirasi%2Bmekonium%26hl%3Did
%26sa%3DG%26biw%3D1366%26bih%3D580%26gbv%3D2%26tbs
%3Disch:1&ei=GClmTeqSGsf0cOW0-KEL

DEFINISI

Sindroma Aspirasi Mekoniuim terjadi jika janin menghirup mekonium yang tercampur
dengan cairan ketuban, baik ketika bayi masih berada di dalam rahim maupun sesaat setelah
dilahirkan.

Mekonium adalah tinja janin yang pertama. Merupakan bahan yang kental, lengket dan
berwarna hitam kehijauan, mulai bisa terlihat pada kehamilan 34 minggu.

Pada bayi prematur yang memiliki sedikit cairan ketuban, sindroma ini sangat parah.
Mekonium yang terhirup lebih kental sehingga penyumbatan saluran udara lebih berat.
PENYEBAB
Aspirasi mekonium terjadi jika janin mengalami stres selama proses persalinan berlangsung.
Bayi seringkali merupakan bayi postmatur (lebih dari 40 minggu).

Selama persalinan berlangsung, bayi bisa mengalami kekurangan oksigen. Hal ini dapat
menyebabkan meningkatnya gerakan usus dan pengenduran otot anus, sehingga mekonium
dikeluarkan ke dalam cairan ketuban yang mengelilingi bayi di dalam rahim. Cairan ketuban
dan mekoniuim becampur membentuk cairan berwarna hijau dengan kekentalan yang
bervariasi.
Jika selama masih berada di dalam rahim janin bernafas atau jika bayi menghirup nafasnya
yang pertama, maka campuran air ketuban dan mekonium bisa terhirup ke dalam paru-paru.

Mekonium yang terhirup bisa menyebabkan penyumbatan parsial ataupun total pada saluran
pernafasan, sehingga terjadi gangguan pernafasan dan gangguan pertukaran udara di paru-
paru.
Selain itu, mekonium juga menyebabkan iritasi dan peradangan pada saluran udara,
menyebabkan suatu pneumonia kimiawi.

Cairan ketuban yang berwarna kehijauan disertai kemungkinan terhirupnya cairan ini terjadi
pada 5-10% kelahiran. Sekitar sepertiga bayi yang menderita sindroma ini memerlukan
bantuan alat pernafasan.
Aspirasi mekonium merupakan penyebab utama dari penyakit yang berat dan kematian pada
bayi baru lahir.

Faktor resiko terjadinya sindroma aspirasi mekonium:


# Kehamilan post-matur
# Pre-eklamsi
# Ibu yang menderita diabetes
# Ibu yang menderita hipertensi
# Persalinan yang sulit
# Gawat janin
# Hipoksia intra-uterin (kekurangan oksigen ketika bayi masih berada dalam rahim).
GEJALA
Gejalanya berupa:
- Cairan ketuban yang berwarna kehijauan atau jelas terlihat adanya mekonium di dalam
cairan ketuban
- Kulit bayi tampak kehijauan (terjadi jika mekonium telah dikeluarkan lama sebelum
persalinan)
- Ketika lahir, bayi tampak lemas/lemah
- Kulit bayi tampak kebiruan (sianosis)
- Takipneu (laju pernafasan yang cepat)
- Apneu (henti nafas)
- Tampak tanda-tanda post-maturitas (berat badannya kurang, kulitnya mengelupas).

DIAGNOSA
# Diagnosis ditegakkan berdasarkan keadaan berikut: Sebelum bayi lahir, alat pemantau janin
menunjukkan bardikardia (denyut jantung yang lambat)
# Ketika lahir, cairan ketuban mengandung mekonium (berwarna kehijauan)
# Bayi memiliki nilai Apgar yang rendah.

Dengan bantuan laringoskopi, pita suara tampak berwana kehijauan.


Dengan bantuan stetoskop, terdengar suara pernafasan yang abnormal (ronki kasar).

Pemeriksaan lainnya yang biasanya dilakukan:


- Analisa gas darah (menunjukkan kadar pH yang rendah, penurunan pO2 dan peningkatan
pCO2)
- Rontgen dada (menunjukkan adanya bercakan di paru-paru).
PENGOBATAN
Segera setelah kepala bayi lahir, dilakukan pengisapan lendir dari mulut bayi.
Jika mekoniumnya kental dan terjadi gawat janin, dimasukkan sebuah selang ke dalam trakea
bayi dan dilakukan pengisapan lendir. Prosedur ini dilakukan secara berulang sampai di
dalam lendir bayi tidak lagi terdapat mekonium.
Jika tidak ada tanda-tanda gawat janin dan bayinya aktif serta kulitnya berwarna kehijauan,
beberapa ahli menganjurkan untuk tidak melakukan pengisapan trakea yang terlalu dalam
karena khawatir akan terjadi pneumonia aspirasi.

Jika mekoniumnya agak kental, kadang digunakan larutan garam untuk mencuci saluran
udara.

Setelah lahir, bayi dimonitor secara ketat.


Pengobatan lainnya adalah:
- Fisioterapi dada (menepuk-nepuk dada)
- Antibiotik (untuk mengatasi infeksi)
- Menempatkan bayi di ruang yang hangat (untuk menjaga suhu tubuh)
- Ventilasi mekanik (untuk menjaga agar paru-paru tetap mengembang).

Gangguan pernafasan biasanya akan membaik dalam waktu 2-4 hari, meskipun takipneu bisa
menetap selama beberapa hari.
Hipoksia intra-uterin atau hipoksia akibat komplikasi aspirasi mekonium bisa menyebabkan
kerusakan otak.
Aspirasi mekonium jarang menyebabkan kerusakan paru-paru yang permanen.

KOMPLIKASI
# Pneumonia aspirasi
# Pneumotoraks
# Kerusakan otak akibat kekurangan oksigen
# Gangguan pernafasan yang menetap selama beberapa hari.

http://www.google.co.id/imgres?
imgurl=http://contemporarypediatrics.modernmedicine.com/contpeds/data/articlestandard/co
ntpeds/082007/405820/i3.jpg&imgrefurl=http://dokterrosfanty.blogspot.com/2009/07/sindro
ma-aspirasi-mekonium_19.html&usg=__5pI_D-
ZDW4im2P7js1M3qpyEuH4=&h=150&w=177&sz=20&hl=id&start=1&zoom=1&itbs=1&t
bnid=X26ziA1UhV9l7M:&tbnh=86&tbnw=101&prev=/images%3Fq%3Daspirasi
%2Bmekonium%26hl%3Did%26sa%3DG%26biw%3D1366%26bih%3D580%26gbv
%3D2%26tbs%3Disch:1&ei=GClmTeqSGsf0cOW0-KEL

ASPIRASI MEKONIUM
Posted on April 30, 2010 by 2010fbkdmiwpkhususanggt

Sindroma aspirasi mekonium (SAM) adalah kumpulan gejala yang


diakibatkan oleh terhisapnya mekonium ke dalam saluran pernafasan bayi.

Penyebab
Peningkatan aktivitas usus janin.

Faktor Risiko
1. Usia kehamilan melebihi 40 minggu
2. Berat badan lahir rendah. Bedakan dengan prematuritas, dimana SAM jarang terjadi
bila bayi lahir sebelum 34 minggu. Dengan demikian, prematuritas bukan faktor risiko
untuk terjadinya SAM
3. Kesulitan dalam melahirkan
Patofisiologi
SAM seringkali dihubungkan dengan suatu keadaan yang kita sebut fetal distress. Pada
keadaan ini, janin yang mengalami distres akan menderita hipoksia (kurangnya oksigen di
dalam jaringan). Hipoksia jaringan menyebabkan terjadinya peningkatan aktivitas usus
disertai dengan melemasnya spinkter anal. Maka lepaslah mekonium ke dalam cairan
amnion.

Apa yang terjadi bila mekonium terhisap ke dalam saluran pernafasan? Mekonium
tersebut akan menyumbat (sebagian ataupun seluruh) saluran pernafasan bayi. Bila hal ini
terjadi, muncullah gangguan

Gejala dan Tanda


Cairan ketuban berwarna hijau tua, mekonium pada cairan ketuban, noda kehijauan pada
kulit bayi, kulit bayi tampak kebiruan (sianosis), pernafasan cepat (takipnea) , sesak nafas
(apnea), frekuensi denyut jantung janin rendah sebelum kelahiran , skor APGAR yang
rendah , bayi tampak lemas , auskultasi: suara nafas abnormal

Komplikasi
1. Displasia bronkopulmoner
2. Pneumotoraks
3. Aspirasi pnemonia

Bayi yang menderita SAM berat mempunyai kemungkin lebih besar untuk menderita
mengi (wheezing) dan infeksi paru dalam tahun pertama kehidupannya. Tapi sejalan
dengan perkembangan usia, ia bisa meregenerasi jaringan paru baru. Dengan demikian,
prognosis jangka panjang tetap baik.

Bayi yang menderita SAM sangat berat mungkin akan menderita penyakit paru kronik,
bahkan mungkin juga menderita abnormalitas perkembangan dan juga ketulian. Pada
kasus yang jarang terjadi, SAM dapat menimbulkan kematian.

Pencegahan
Bila Anda melihat mekonium pada cairan ketuban yang pecah, segera beritahukan dokter.
Dokter akan memakai alat monitor janin selama fase kelahiran untuk memonitor
kemungkinan terjadinya fetal distress.

Pada keadaan tertentu, dokter mungkin akan melakukan infus cairan saline ke dalam
cairan amnion dengan maksud untuk ‘mencuci’ mekonium keluar dari rongga amnion.
Tentu saja diharapkan cairan amnion telah bersih dari mekonium sebelum janin menarik
nafasnya yang pertama.
Pada tahap pengeluaran bayi, dokter mungkin akan melakukan hal-hal seperti:
1. Melakukan penyedotan (suction) melalui hidung dan mulut begitu kepala bayi keluar
(sebelum bahu keluar)
2. Tergantung pada keadaan bayi, dokter mungkin saja melakukan penyedotan sampai ke
trakea

Penatalaksanaan
Tergantung pada berat ringannya keadaan bayi, mungkin saja bayi akan dikirim ke unit
perawatan intensif neonatal (neonatal intensive care unit [NICU]). Tata laksana yang
dilakukan biasanya meliputi :

1. Umum
Jaga agar bayi tetap merasa hangat dan nyaman, dan berikan oksigen.
2. Farmakoterapi
Obat yang diberikan, antara lain antibiotika. Antibiotika diberikan untuk
mencegah terjadinya komplikasi berupa infeksi ventilasi mekanik.
3. Fisioterapi
Yang dilakukan adalah fisioterapi dada. Dilakukan penepukan pada dada dengan
maksud untuk melepaskan lendir yang kental.

Pada SAM berat dapat juga dilakukan:

 Pemberian terapi surfaktan.


 Pemakaian ventilator khusus untuk memasukkan udara beroksigen tinggi ke dalam
paru bayi.

 Penambahan nitrit oksida (nitric oxide) ke dalam oksigen yang terdapat di dalam
ventilator. Penambahan ini berguna untuk melebarkan pembuluh darah sehingga
lebih banyak darah dan oksigen yang sampai ke paru bayi.
Bila salah satu atau kombinasi dari ke tiga terapi tersebut tidak berhasil, patut
dipertimbangkan untuk menggunakan extra corporeal membrane oxygenation
(ECMO). Pada terapi ini, jantung dan paru buatan akan mengambil alih sementara
aliran darah dalam tubuh bayi. Sayangnya, alat ini memang cukup langka.
http://2010fbkdmiwpkhususanggt.wordpress.com/2010/04/30/aspirasi-mekonium/

DEFINISI
Sindroma Aspirasi Mekoniuim terjadi jika janin menghirup mekonium yang tercampur
dengan cairan ketuban, baik ketika bayi masih berada di dalam rahim maupun sesaat setelah
dilahirkan.

Mekonium adalah tinja janin yang pertama. Merupakan bahan yang kental, lengket dan
berwarna hitam kehijauan, mulai bisa terlihat pada kehamilan 34 minggu.

Pada bayi prematur yang memiliki sedikit cairan ketuban, sindroma ini sangat parah.
Mekonium yang terhirup lebih kental sehingga penyumbatan saluran udara lebih berat.
PENYEBAB
Aspirasi mekonium terjadi jika janin mengalami stres selama proses persalinan berlangsung.
Bayi seringkali merupakan bayi post-matur (lebih dari 40 minggu).

Selama persalinan berlangsung, bayi bisa mengalami kekurangan oksigen. Hal ini dapat
menyebabkan meningkatnya gerakan usus dan pengenduran otot anus, sehingga mekonium
dikeluarkan ke dalam cairan ketuban yang mengelilingi bayi di dalam rahim. Cairan ketuban
dan mekoniuim becampur membentuk cairan berwarna hijau dengan kekentalan yang
bervariasi.
Jika selama masih berada di dalam rahim janin bernafas atau jika bayi menghirup nafasnya
yang pertama, maka campuran air ketuban dan mekonium bisa terhirup ke dalam paru-paru.

Mekonium yang terhirup bisa menyebabkan penyumbatan parsial ataupun total pada saluran
pernafasan, sehingga terjadi gangguan pernafasan dan gangguan pertukaran udara di paru-
paru.
Selain itu, mekonium juga menyebabkan iritasi dan peradangan pada saluran udara,
menyebabkan suatu pneumonia kimiawi.

Cairan ketuban yang berwarna kehijauan disertai kemungkinan terhirupnya cairan ini terjadi
pada 5-10% kelahiran. Sekitar sepertiga bayi yang menderita sindroma ini memerlukan
bantuan alat pernafasan.
Aspirasi mekonium merupakan penyebab utama dari penyakit yang berat dan kematian pada
bayi baru lahir.

Faktor resiko terjadinya sindroma aspirasi mekonium:


 Kehamilan post-matur
 Pre-eklamsi
 Ibu yang menderita diabetes
 Ibu yang menderita hipertensi
 Persalinan yang sulit
 Gawat janin
 Hipoksia intra-uterin (kekurangan oksigen ketika bayi masih berada dalam rahim).

GEJALA
Gejalanya berupa:
- Cairan ketuban yang berwarna kehijauan atau jelas terlihat adanya mekonium di dalam
cairan ketuban
- Kulit bayi tampak kehijauan (terjadi jika mekonium telah dikeluarkan lama sebelum
persalinan)
- Ketika lahir, bayi tampak lemas/lemah
- Kulit bayi tampak kebiruan (sianosis)
- Takipneu (laju pernafasan yang cepat)
- Apneu (henti nafas)
- Tampak tanda-tanda post-maturitas (berat badannya kurang, kulitnya mengelupas).

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan keadaan berikut:
 Sebelum bayi lahir, alat pemantau janin menunjukkan bardikardia (denyut jantung yang
lambat)
 Ketika lahir, cairan ketuban mengandung mekonium (berwarna kehijauan)
 Bayi memiliki nilai Apgar yang rendah.

Dengan bantuan laringoskopi, pita suara tampak berwana kehijauan.


Dengan bantuan stetoskop, terdengar suara pernafasan yang abnormal (ronki kasar).

Pemeriksaan lainnya yang biasanya dilakukan:


- Analisa gas darah (menunjukkan kadar pH yang rendah, penurunan pO2 dan peningkatan
pCO2)
- Rontgen dada (menunjukkan adanya bercakan di paru-paru).

PENGOBATAN
Segera setelah kepala bayi lahir, dilakukan pengisapan lendir dari mulut bayi.
Jika mekoniumnya kental dan terjadi gawat janin, dimasukkan sebuah selang ke dalam trakea
bayi dan dilakukan pengisapan lendir. Prosedur ini dilakukan secara berulang sampai di
dalam lendir bayi tidak lagi terdapat mekonium.
Jika tidak ada tanda-tanda gawat janin dan bayinya aktif serta kulitnya berwarna kehijauan,
beberapa ahli menganjurkan untuk tidak melakukan pengisapan trakea yang terlalu dalam
karena khawatir akan terjadi pneumonia aspirasi.

Jika mekoniumnya agak kental, kadang digunakan larutan garam untuk mencuci saluran
udara.

Setelah lahir, bayi dimonitor secara ketat.


Pengobatan lainnya adalah:
- Fisioterapi dada (menepuk-nepuk dada)
- Antibiotik (untuk mengatasi infeksi)
- Menempatkan bayi di ruang yang hangat (untuk menjaga suhu tubuh)
- Ventilasi mekanik (untuk menjaga agar paru-paru tetap mengembang).

Gangguan pernafasan biasanya akan membaik dalam waktu 2-4 hari, meskipun takipneu bisa
menetap selama beberapa hari.
Hipoksia intra-uterin atau hipoksia akibat komplikasi aspirasi mekonium bisa menyebabkan
kerusakan otak.
Aspirasi mekonium jarang menyebabkan kerusakan paru-paru yang permanen.

KOMPLIKASI
 Pneumonia aspirasi
 Pneumotoraks
 Kerusakan otak akibat kekurangan oksigen
 Gangguan pernafasan yang menetap selama beberapa hari.

http://bimaariotejo.wordpress.com/2009/05/23/sindroma-aspirasi-mekonium-2/

You might also like