You are on page 1of 85

Pengertian & Hukum Ilmu Tajwid

Pengertian Tajwid menurut bahasa (ethimologi) adalah: memperindah sesuatu.


Sedangkan menurut istilah, Ilmu Tajwid adalah pengetahuan tentang kaidah
serta cara-cara membaca Al-Quran dengan sebaik-baiknya.

Tujuan ilmu tajwid adalah memelihara bacaan Al-Quran dari kesalahan dan
perubahan serta memelihara lisan (mulut) dari kesalahan membaca.

Belajar ilmu tajwid itu hukumnya fardlu kifayah, sedang membaca Al-Quran
dengan baik (sesuai dengan ilmu tajwid) itu hukumnya Fardlu ‘Ain.

Dalil Wajib Mempraktekkan Tajwid Dalam Setiap Pembacaan Al-Qur’an:

1. Dalil dari Al-Qur’an.

Firman Allah s.w.t.:

Artinya: Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan/tartil (bertajwid)


[Q.S. Al-Muzzammil (73): 4].

Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Allah s.w.t. memerintahkan Nabi s.a.w.
untuk membaca Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dengan tartil, yaitu
memperindah pengucapan setiap huruf-hurufnya (bertajwid).

Firman Allah s.w.t. yang lain:

Artinya: Dan Kami (Allah) telah bacakan (Al-Qur’an itu) kepada


(Muhammad s.a.w.) secara tartil (bertajwid) [Q.S. Al-Furqaan (25): 32].

2. Dalil dari As-Sunnah.

Dalam hadits yang diriwayatkan dari Ummu Salamah r.a. (istri Nabi
s.a.w.), ketika beliau ditanya tentang bagaiman bacaan dan sholat
Rasulullah s.a.w., maka beliau menjawab:
Artinya: "Ketahuilah bahwa Baginda s.a.w. sholat kemudian tidur yang
lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi, kemudian Baginda
kembali sholat yang lamanya sama seperti ketika beliau tidur tadi,
kemudian tidur lagi yang lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi
hingga menjelang shubuh. Kemudian dia (Ummu Salamah)
mencontohkan cara bacaan Rasulullah s.a.w. dengan menunjukkan (satu)
bacaan yang menjelaskan (ucapan) huruf-hurufnya satu persatu." (Hadits
2847 Jamik At-Tirmizi)

Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abdullah Ibnu ‘Amr, Rasulullah s.a.w.
bersabda:

Artinya: "Ambillah bacaan Al-Qur’an dari empat orang, yaitu: Abdullah


Ibnu Mas’ud, Salim, Mu’az bin Jabal dan Ubai bin Ka’ad." (Hadits ke 4615
dari Sahih Al-Bukhari).

3. Dalil dari Ijma' Ulama.

Telah sepakat para ulama sepanjang zaman sejak dari zaman Rasulullah
s.a.w. sampai dengan sekarang dalam menyatakan bahwa membaca Al-
Qur’an secara bertajwid adalah suatu yang fardhu dan wajib. Pengarang
kitab Nihayah menyatakan: "Sesungguhnya telah ijma’ (sepakat) semua
imam dari kalangan ulama yang dipercaya bahwa tajwid adalah suatu hal
yang wajib sejak zaman Nabi s.a.w. sampai dengan sekarang dan tiada
seorangpun yang mempertikaikan kewajiban ini."

Tingkatan Bacaan Al-Qur’an

Terdapat 4 tingkatan atau mertabat bacaan Al Quran yaitu bacaan dari segi
cepat atau perlahan:

1. At-Tahqiq:
Bacaannya seperti tartil cuma lebih lambat dan perlahan, seperti
membetulkan bacaan huruf dari makhrajnya, menepatkan kadar bacaan
mad dan dengung.

Tingkatan bacaan tahqiq ini biasanya bagi mereka yang baru belajar
membaca Al Quran supaya dapat melatih lidah menyebut huruf dan sifat
huruf dengan tepat dan betul.
2. Al-Hadar:
Bacaan yang cepat serta memelihara hukum-hukum bacaan tajwid.
Tingkatan bacaan hadar ini biasanya bagi mereka yang telah menghafal
Al Quran, supaya mereka dapat mengulang bacaannya dalam waktu yang
singkat.

3. At-Tadwir:
Bacaan yang pertengahan antara tingkatan bacaan tartil dan hadar, serta
memelihara hukum-hukum tajwid.

4. At-Tartil
Bacaannya perlahan-lahan, tenang dan melafazkan setiap huruf dari
makhrajnya secara tepat serta menurut hukum-hukum bacaan tajwid
dengan sempurna, merenungkan maknanya, hukum dan pengajaran dari
ayat.

Tingkatan bacaan tartil ini biasanya bagi mereka yang sudah mengenal
makhraj-makhraj huruf, sifat-sifat huruf dan hukum-hukum tajwid.
Tingkatan bacaan ini adalah lebih baik dan lebih diutamakan.

Huruf Hijaiyah

Terdapat 28 huruf dasar (asas/asli) di dalam Al-Quran dan 2 huruf pengganti


yang dikenal juga dengan nama huruf-huruf Hijaan atau Hijaiyah, yaitu:

 Huruf   Bacaan   Huruf   Bacaan   Huruf   Bacaan 

qaf zay alif

kaf sin ba

lam syin ta
   
mim shad tsa

nun dhad jim

wau tha ha

ha' zha kha


lam-alif 'ain dal

hamzah ghain dzal

ya fa ra

Lam-Alif, Hamzah, Ta Marbuthah & Alif Maksurah

1. Lam-alif ( ).

Huruf merupakan kombinasi dari 2 huruf yaitu: huruf (lam)

diikuti oleh huruf (alif).

2. Hamzah ( ).

Huruf bisa ditulis secara:


a. Berdiri sendiri: (hamzah)

b. Di atas atau di bawah huruf (alif): (alif hamzah atas) atau


(alif hamzah bawah)
c. Di atas huruf (ya) tanpa dua titik di bawahnya: (ya hamzah)
d. Di atas huruf (wau): (wau hamzah).

e. Di atas atau di bawah huruf (lam-alif): (lam-alif hamzah atas)

atau (lam-alif hamzah bawah)

3. Ta marbuthah ( ).
Huruf hanya muncul di akhir kata. Jika bacaan berhenti pada kata itu
maka huruf tersebut dibaca seperti huruf (ha’). Jika bacaan tidak

berhenti pada kata itu maka huruf tersebut dibaca seperti huruf
(ta).
Al-Israa’ (17): 39   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

4. Alif Maksurah ( ).
Huruf yaitu huruf (alif) yang ditulis seperti huruf (ya) namun tanpa
dua titik di bawahnya. Huruf hanya muncul di akhir kata dan berfungsi
sebagai tanda baca panjang, sebagaimana huruf (alif) juga bisa
berfungsi seperti itu.

Al-Israa’ (17): 39   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Tanda-Tanda Baris

1. Baris di atas (Fathah)

Memberikan bunyi vokal 'a', contoh: (ba)

2. Baris di bawah (Kasrah)

Memberikan bunyi vocal 'i', contoh: (bi)

3. Baris di hadapan (Dhammah)

Memberikan bunyi vokal 'u', contoh: (bu)

4. Tanda mati (Sukun)

Tanda sukun di atas sebuah huruf berarti huruf itu mati, contoh: (ab)
5. Baris dua di atas (Fathatain)

Memberikan bunyi 'an', contoh: (ban).

6. Baris dua di bawah (Kasratain)

Memberikan bunyi 'in', contoh: (bin).

7. Baris dua di hadapan (Dhammatain)

Memberikan bunyi 'un', contoh: (bun).

8. Sabdu di atas (Syaddah Fathah)

Contoh: (abba).

9. Sabdu di bawah (Syaddah Kasrah)

Contoh: (abbi).

10. Sabdu di hadapan (Syaddah Dhammah)

Contoh: (abbu).

11. Sabdu dua di atas (Syaddah Fathatain)

Contoh: (abban).

12. Sabdu dua di bawah (Syaddah Kasratain)

Contoh: (abbin).

13. Sabdu dua di hadapan (Syaddah Dhammatain)

Contoh: (abbun).

14. Fathah-alif dibaca panjang 2 harakat (hitungan)

Contoh: (baa).
15. Kasrah-alif dibaca panjang 2 harakat (hitungan)

Contoh: (bii).

16. Dhammah terbalik dibaca panjang 2 harakat (hitungan)

Contoh: (buu).

17. Maddah dibaca panjang antara 3 sampai dengan 4 harakat


(hitungan)

Contoh: (baaa) .

Bentuk-Bentuk Huruf
Belakang Tengah Depan Asas Belakang Tengah Depan Asas

  
Tempat Keluar Huruf (Makhraj)

Tiap-tiap huruf hijaiyah mempunyai tempat keluarnya masing-masing dari


bagian-bagian mulut tertentu. Tempat keluar huruf ini dinamakan Makhraj.
Makhraj huruf ini dapat dikelompokkan atas:

1. Kelompok huruf-huruf Halqiah (Tenggorokan)


2. Kelompok huruf-huruf Lahawiyah (Tekak)
3. Kelompok huruf-huruf Syajariah (Tengah Lidah)
4. Kelompok huruf-huruf Asaliyah (Ujung Lidah)
5. Kelompok huruf-huruf Dzalaqiyah (Pinggir Lidah)
6. Kelompok huruf-huruf Nith'iyah (Langit-langit Mulut)
7. Kelompok huruf-huruf Litsawiyah (Gusi)
8. Kelompok huruf-huruf Syafawiyah (Bibir)

Kelompok huruf-huruf Halqiyah (Tenggorokan)


Bunyi Huruf: Klik Huruf dengan Latar Belakang Warna Kuning !
Huruf-hurufnya adalah: hamzah, ha', 'ain, ha, ghain dan kha.
Huruf hamzah dan ha’ makhrajnya di tenggorokan bagian dalam.
Huruf ‘ain dan ha makhrajnya di tenggorokan bagian tengah.
Huruf ghain dan kha makhrajnya di tenggorokan bagian luar .

Kelompok huruf-huruf Lahawiyah (Tekak)


Bunyi Huruf: Klik Huruf dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Huruf-hurufnya adalah: qaf dan kaf.


Huruf qaf makhrajnya di pangkal lidah dekat tenggorokan, sejajar dengan langit-
langit lunak.
Huruf kaf makhrajnya di pangkal lidah, sejajar dengan langit-langit lunak, sedikit
di bawah makhraj qaf.

Kelompok huruf-huruf Syajariah (Tengah Lidah)


Bunyi Huruf: Klik Huruf dengan Latar Belakang Warna Kuning !
Huruf-hurufnya adalah: jim, syin, ya dan dhad.
Huruf jim, syin dan ya makhrajnya di lidah bagian tengah, sejajar dengan langit-
langit keras bagian atas.
Huruf dhad makhrajnya di sisi lidah, sejajar dengan geraham bagian atas.

Kelompok huruf-huruf Asaliyah (Ujung Lidah)


Bunyi Huruf: Klik Huruf dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Huruf-hurufnya adalah: zay, sin dan shad.


Huruf zay, sin dan shad makhrajnya di ujung lidah lewat gigi seri atas, yaitu di
atas gigi seri bawah dengan sedikit kelonggaran.

Kelompok huruf-huruf Dzalaqiyah (Pinggir Lidah)


Bunyi Huruf: Klik Huruf dengan Latar Belakang Warna Kuning !
Huruf-hurufnya adalah: lam, nun dan ra.
Huruf lam makhrajnya adalah di ujung lidah sejajar dengan gusi atas.
Huruf nun makhrajnya adalah di ujung lidah, sedikit di bawah makhraj lam.
Huruf ra makhrajnya adalah di ujung lidah, sedikit di bawah makhraj nun.

Kelompok huruf-huruf Nith'iyah (Langit-langit Mulut)


Bunyi Huruf: Klik Huruf dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Huruf-hurufnya adalah: tha, dal dan ta.


Huruf tha, dal dan ta makhrajnya di ujung lidah lewat pangkal gigi seri atas.
 

Kelompok huruf-huruf Litsawiyah (Gusi)


Bunyi Huruf: Klik Huruf dengan Latar Belakang Warna Kuning !
Huruf-hurufnya adalah: zha, dal dan tsa.
Huruf zha, dal dan tsa keluar dengan menempelkan ujung lidah di ujung gigi seri
atas.

Kelompok huruf-huruf Syafawiyah (Bibir)


Bunyi Huruf: Klik Huruf dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Huruf-hurufnya adalah: ba, wau, mim dan fa.


Huruf ba, wau dan mim makhrajnya di antara dua bibir.
Huruf fa makhrajnya di bagian dalam bibir bawah serta ujung gigi seri atas.

Sifat-Sifat Huruf: Jahr dan Hams


Jahr, yaitu:
Tertahannya nafas di tempat makhraj ketika melafalkan huruf karena
persentuhan/tempelan antara dua organ penutur sangat kuat di tempat makhraj
tersebut. Sifatnya kuat, lawannya Hams. Hurufnya ada 18, yaitu selain huruf-
huruf Hams.
Bunyi Huruf: Klik Huruf dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Hams, yaitu:
Meluncurnya nafas ketika melafalkan huruf tanpa ada hambatan, karena
persentuhan antara dua organ penutur di tempat makhraj sangat lemah. Sifatnya
lemah, lawannya Jahr. Hurufnya ada 10, yaitu yang tergabung dalam kalimat:

Bunyi Huruf: Klik Huruf dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Sifat-Sifat Huruf: Isti'la' dan Istifal


Isti'la', yaitu:
Terangkatnya sebagian besar lidah ketika melafalkan huruf. Sifatnya kuat,
lawannya Istifal. Hurufnya ada 7, yaitu yang tergabung dalam kalimat:

Bunyi Huruf: Klik Huruf dengan Latar Belakang Warna Kuning !


Istifal, yaitu:
Menuturkan huruf dengan menurunkan sebagian besar lidah ke dasar
permukaan mulut. Sifatnya lemah, lawannya Isti'la'. Hurufnya ada 21, yaitu selain
huruf-huruf Isti'la'.

Bunyi Huruf: Klik Huruf dengan Latar Belakang Warna Kuning !

 
Sifat-Sifat Huruf: Ithbaq dan Infitah
Ithbaq, yaitu:
Mengangkat lidah ke arah langit-langit lunak ketika melafalkan huruf. Sifatnya
kuat, lawannya Infitah. Hurufnya ada 4, yaitu: Shad, Dhad, Tha dan Zha.

Bunyi Huruf: Klik Huruf dengan Latar Belakang Warna Kuning !


Infitah, yaitu:
Merenggangkan lidah dari langit-langit lunak ketika melafalkan huruf. Sifatnya
lemah, lawannya Ithbaq. Hurufnya ada 24, semua huruf hijaiyah selain Shad,
Dhad, Tha dan Zha.

Bunyi Huruf: Klik Huruf dengan Latar Belakang Warna Kuning !

 
Sifat-Sifat Huruf: Ishmat dan Idzlaq
Ishmat, yaitu:
Huruf yang agak berat dan tidak dapat dilafalkan dengan cepat karena
makhrajnya jauh dari ujung lidah. Sifatnya kuat, lawannya Idzlaq. Hurufnya ada
22, yaitu selain huruf Idzlaq.

Bunyi Huruf: Klik Huruf dengan Latar Belakang Warna Kuning !


Idzlaq, yaitu:
Huruf yang dapat diucapkan dengan ringan dan cepat karena makhrajnya di
ujung lidah. Sifatnya lemah, lawannya Ishmat. Hurufnya ada 6, yaitu yang

tergabung dalam kata:

Bunyi Huruf: Klik Huruf dengan Latar Belakang Warna Kuning !

 
Sifat-Sifat Huruf: Syiddah dan Rakhawah
Syiddah, yaitu:
Menahan suara sejenak di tempat makhraj, kemudian melepaskannya secara
tiba-tiba bersama udara. Sifatnya kuat, lawannya Rakhawah. Hurufnya ada 8,

yaitu yang tergabung dalam kalimat:

Bunyi Huruf: Klik Huruf dengan Latar Belakang Warna Kuning !


Rakhawah, yaitu:
Meluncurnya suara ketika melafalkan huruf tanpa ada hambatan karena
pertemuan dua organ penutur di tempat makhraj lemah. Sifatnya lemah,
lawannya Syiddah. Hurufnya ada 15, yaitu selain huruf Syiddah dan
Mutawassith.

Bunyi Huruf: Klik Huruf dengan Latar Belakang Warna Kuning !

 
Sifat-Sifat Huruf: Mutawassith
Mutawassith (Pertengahan), yaitu:
Menyederhanakan suara ketika melafalkan huruf. Sifatnya antara Syiddah dan

Rakhawah. Hurufnya ada 5, yaitu yang tergabung dalam kalimat:

Bunyi Huruf: Klik Huruf dengan Latar Belakang Warna Kuning !


 
Sifat-Sifat Huruf: Shafir
Shafir, yaitu:
Suara tambahan yang mirip suara siulan. Sifatnya kuat. Hurufnya ada 3, yaitu:
Zay, Sin dan Shad

Bunyi Huruf: Klik Huruf dengan Latar Belakang Warna Kuning !

 
Sifat-Sifat Huruf: Qalqalah
Qalqalah, yaitu:
Terjadinya getaran sewaktu menuturkan huruf yang sukun, sehingga terdengar
semacam aspirasi suara yang kuat. Sifatnya kuat. Hurufnya ada 5, yaitu yang

tergabung dalam kalimat:

Bunyi Huruf: Klik Huruf dengan Latar Belakang Warna Kuning !


 
Sifat-Sifat Huruf: Layin
Layin, yaitu:
Keluarnya suara dengan mudah dan memanjang. Sifatnya lemah. Hurufnya ada
2, yaitu: Wau dan Ya.

Bunyi Huruf: Klik Huruf dengan Latar Belakang Warna Kuning !

 
Sifat-Sifat Huruf: Inhiraf
Inhiraf, yaitu:
Beralihnya suatu huruf setelah keluar dari makhrajnya kepada makhraj huruf lain.
Sifatnya kuat. Hurufnya ada 2, yaitu: Lam dan Ra.

Bunyi Huruf: Klik Huruf dengan Latar Belakang Warna Kuning !


 
Sifat-Sifat Huruf: Takrir
Takrir, yaitu:
Bergetarnya ujung lidah ketika melafalkan huruf. Sifatnya kuat. Hurufnya ada 1,
yaitu: Ra.

Bunyi Huruf: Klik Huruf dengan Latar Belakang Warna Kuning !

 
Sifat-Sifat Huruf: Tafasysyi
Tafasysyi, yaitu:
Tersebarnya udara dalam mulut ketika melafalkan huruf. Sifatnya kuat. Hurufnya
ada 1, yaitu: Syin.

Bunyi Huruf: Klik Huruf dengan Latar Belakang Warna Kuning !


 
Sifat-Sifat Huruf: Istithalah
Istithalah, yaitu:
Memanjangnya suara pada makhraj huruf. Sifatnya kuat. Hurufnya ada 1, yaitu:
Dhad.

Bunyi Huruf: Klik Huruf dengan Latar Belakang Warna Kuning !

 
Sifat-Sifat Huruf: Khafa'
Khafa', yaitu:
Hilangnya sebagian suara huruf ketika melafalkannya. Sifatnya lemah. Hurufnya
ada 3, yaitu: Ha, Wau dan Ya.

Bunyi Huruf: Klik Huruf dengan Latar Belakang Warna Kuning !


 
Sifat-Sifat Huruf: Ghunnah
Ghunnah, yaitu:
Hilangnya sebagian suara huruf ketika melafalkannya. Sifatnya lemah. Hurufnya
ada 3, yaitu: Ha, Wau dan Ya.

Bunyi Huruf: Klik Huruf dengan Latar Belakang Warna Kuning !

 
Sifat Masing-Masing Huruf
Pilih Huruf & Klik
Hamzah

Termasuk kelompok huruf-huruf Halqiyah (Tenggorokan)


Sifat-sifatnta: Jahr - Istifal - Infitah - Ishmat - Syiddah

Ba

Termasuk kelompok huruf-huruf Syafawiyah (Bibir)


Sifat-sifatnta: Jahr - Istifal - Infitah - Idzlaq - Syiddah - Qalqalah
Ta

Termasuk kelompok huruf-huruf Nith'iyah (Langit-Langit)


Sifat-sifatnta: Hams - Istifal - Infitah - Ishmat - Syiddah

Tsa

Termasuk kelompok huruf-huruf Litsawiyah (Gusi)


Sifat-sifatnta: Hams - Istifal - Infitah - Ishmat - Rakhawah
Jim

Termasuk kelompok huruf-huruf Syajariyah (Tengah Lidah)


Sifat-sifatnta: Jahr - Istifal - Infitah - Ishmat - Syiddah - Qalqalah

Ha

Termasuk kelompok huruf-huruf Halqiyah (Tenggorokan)


Sifat-sifatnta: Hams - Istifal - Infitah - Ishmat - Rakhawah

Kha

Termasuk kelompok huruf-huruf Halqiyah (Tenggorokan)


Sifat-sifatnta: Hams - Isti'la' - Infitah - Ishmat - Rakhawah
Dal

Termasuk kelompok huruf-huruf Nith'iyah (Langit-Langit)


Sifat-sifatnta: Jahr - Istifal - Infitah - Ishmat - Syiddah - Qalqalah

Dzal

Termasuk kelompok huruf-huruf Litsawiyah (Gusi)


Sifat-sifatnta: Jahr - Istifal - Infitah - Ishmat - Rakhawah
Ra

Termasuk kelompok huruf-huruf Dzalaqiyah (Pinggir Lidah)


Sifat-sifatnta: Jahr - Istifal - Infitah - Idzlaq - Mutawassith - Inhiraf -
Takrir

Zay

Termasuk kelompok huruf-huruf Asaliyah (Ujung Lidah)


Sifat-sifatnta: Jahr - Istifal - Infitah - Ishmat - Rakhawah - Shafir

Sin

Termasuk kelompok huruf-huruf Asaliyah (Ujung Lidah)


Sifat-sifatnta: Hams - Istifal - Infitah - Ishmat - Rakhawah - Shafir
Syin

Termasuk kelompok huruf-huruf Syajariyah (Tengah Lidah)


Sifat-sifatnta: Hams - Istifal - Infitah - Ishmat - Rakhawah - Tafasysyi

Shad

Termasuk kelompok huruf-huruf Asaliyah (Ujung Lidah)


Sifat-sifatnta: Hams - Isti'la' - Ithbaq - Ishmat - Rakhawah - Shafir
Dhad

Termasuk kelompok huruf-huruf Syajariyah (Tengah Lidah)


Sifat-sifatnta: Jahr - Isti'la' - Ithbaq - Ishmat - Rakhawah - Istithalah

Tha

Termasuk kelompok huruf-huruf Nith'iyah (Langit-Langit)


Sifat-sifatnta: Jahr = Isti'la' - Ithbaq - Ishmat - Syiddah - Qalqalah

Zha

Termasuk kelompok huruf-huruf Litsawiyah (Gusi)


Sifat-sifatnta: Jahr - Isti'la' - Ithbaq - Ishmat - Rakhawah
'Ain

Termasuk kelompok huruf-huruf Halqiyah (Tenggorokan)


Sifat-sifatnta: Jahr - Istifal - Infitah - Ishmat - Mutawassith

Ghain

Termasuk kelompok huruf-huruf Halqiyah (Tenggorokan)


Sifat-sifatnta: Jahr - Isti'la' - Infitah - Ishmat - Rakhawah
Fa

Termasuk kelompok huruf-huruf Syafawiyah (Bibir)


Sifat-sifatnta: Hams - Istifal - Infitah - Idzlaq - Rakhawah

Qaf

Termasuk kelompok huruf-huruf Lahawiyah (Tekak)


Sifat-sifatnta: Jahr - Isti'la' - Infitah - Ishmat - Syiddah - Qalqalah

Kaf

Termasuk kelompok huruf-huruf Lahawiyah (Tekak)


Sifat-sifatnta: Hams - Istifal - Infitah - Ishmat - Syiddah
Lam

Termasuk kelompok huruf-huruf Dzalaqiyah (Pinggir Lidah)


Sifat-sifatnta: Jahr - Istifal - Infitah - Idzlaq - Mutawassith - Inhiraf

Mim

Termasuk kelompok huruf-huruf Syafawiyah (Bibir)


Sifat-sifatnta: Jahr - Istifal - Infitah - Idzlaq - Mutawassith - Ghunnah
Nun

Termasuk kelompok huruf-huruf Dzalaqiyah (Pinggir Lidah)


Sifat-sifatnta: Jahr - Istifal - Infitah - Idzlaq - Mutawassith - Ghunnah

Ha'

Termasuk kelompok huruf-huruf Halqiyah (Tenggorokan)


Sifat-sifatnta: Hams - Istifal - Infitah - Ishmat - Rakhawah - Khafa'

Wau

Termasuk kelompok huruf-huruf Syafawiyah (Bibir)


Sifat-sifatnta: Jahr - Istifal - Infitah - Ishmat - Rakhawah - Layin - Khafa'
Ya

Termasuk kelompok huruf-huruf Syajariyah (Tengah Lidah)


Sifat-sifatnta: Jahr - Istifal - Infitah - Ishmat - Rakhawah - Layin - Khafa'

Hukum Bacaan: Wakaf


Wakaf:
Dari sudut bahasa berarti berhenti/menahan.
Menurut istilah tajwid, memutuskan suara di akhir kata untuk bernafas sejenak
dengan niat meneruskan kembali bacaan.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Wakaf Lazim (harus), yaitu:


Menghentikan bacaan pada rangkaian kata yang sempurna makna serta lafalnya
(dari segi i'rab) dan maksudnya tidak tergantung dengan kata-kata berikutnya.
Wakaf lazim disebut juga wakaf taam (sempurna)
Wakaf Lazim ini bertanda: [ ]

Al-Baqarah (2): 26   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !


Wakaf Ja'iz (boleh), yaitu:
Bacaan yang boleh diwashal (disambung) atau diwakaf (berhenti).
Kedudukan hukum wakaf ja'iz ini kadangkala sama (berhenti atau disambung),
kadangkala disambung lebih baik dari berhenti dan kadangkala berhenti lebih
baik dari disambung (yaitu menghentikan bacaan pada rangkaian kata yang tidak
merusakkan maknanya).
Wakaf ja'iz ini terbagi tiga, yaitu: yang terkadang disambung lebih baik, berhenti
atau disambung sama baiknya dan yang terkadang berhenti lebih baik.

Wakaf Kafi (cukup), yaitu:


Bacaan yang boleh diwashal atau diwakaf, akan tetapi wakaf lebih baik daripada
washal.
Dinamakan kafi karena berhenti di tempat itu dianggap cukup (lafal sempurna)
dan tidak tergantung kepada kalimat sesudahnya sebab secara lafal tidak ada
kaitannya.

Wakaf Kafi ini bertanda:

Al-Baqarah (2): 205   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

 Wakaf Tasawi (sama), yaitu:


Tempat berhenti yang sama hukumnya antara wakaf dan washal. Wakaf Tasawi
ini bertanda: [ ]
An-Nisaa' (4): 12   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Wakaf Hasan (baik), yaitu:


Bacaan yang boleh diwashal atau diwakaf, akan tetapi washal lebih baik
daripada wakaf. Dinamakan hasan karena berhenti di tempat itu lebih baik.

Wakaf Hasan ini bertanda:

Al-Maa'idah (5): 8   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Wakaf Muraqabah (terkontrol), yaitu:


Terdapatnya 2 tempat wakaf di lokasi yang berdekatan, akan tetapi hanya boleh
berhenti pada salah satu tempat saja.
Wakaf muraqabah disebut juga ta'anuqul-waqfi (2 wakaf bertemu)

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Al-Baqarah (2): 2   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

 Wakaf Mamnuu' (dilarang), yaitu:


Berhenti di tengah-tengah kalimat yang belum sempurna yang dapat
mengakibatkan perubahan pengertian, karena mempunyai kaitan yang sangat
erat –secara lafal dan makna- dengan kalimat sesudahnya. Oleh karena itu,
dilarang berhenti di tempat seperti ini.
Wakaf Mamnuu’ ini bertanda: [ ]

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !
Al-Maa'idah (5): 53   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Wakaf Saktah Lathifah (berhenti sejenak), yaitu:


Memutuskan suara (selama 2 harakat) di akhir kata, tanpa bernafas. Saktah
Lathifah ini bertanda: [ ]

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Al-Mutaffifiin (83): 14   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !


 

Hamzah:
Dalam Al Qur’an, hamzah terbagi dua macam, yaitu hamzah qath’i (putus) dan
hamzah washal (sambung)

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Hamzah Qath'i, yaitu:


Hamzah yang ada dalam lisan sewaktu membaca dan ada pula dalam tulisan.
Dinamakan hamzah qath'i karena pembaca memutuskan bacaan sebagian huruf
tertentu dari huruf lain.
Hamzah qath'i bisa terletak di awal, di pertengahan atau di akhir kalimat.
Hamzah qath'i ini juga bisa terdapat pada kata benda (isim), kata kerja (fi'il) dan
huruf (harf).
Aturan bacaannya: Harus diucapkan dengan jelas (izhar).

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Al-Fath (48): 1   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Hamzah Washal, yaitu:


Hamzah yang diucapkan bila terdapat dipermulaan bacaan dan digugurkan
ketika disambung dengan huruf sebelumnya.
Dinamakan hamzah washal karena berfungsi sebagai penyambung dalam
membaca huruf yang sukun di awal kalimat.
Tandanya: huruf shad kecil di atas alif.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Hamzah Washal Dibaca Fathah, yaitu:


Jika hamzah washal terdapat di awal kata benda (isim ma'rifat) yang ditandai
dengan alif-lam di awal bacaan, maka hamzah tersebut dibaca fathah.

Contoh:

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !
Al-Fatihaah (1): 2   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

 Hamzah Washal Dibaca Kasrah, yaitu:


Jika hamzah washal terdapat di awal kata kerja yang huruf keduanya berbaris
fathah atau huruf ketiganya berbaris kasrah atau terletak pada bentuk mashdar
dari fi'il madli (kata kerja bentuk lalu), maka hamzah tersebut dibaca kasrah.
Contoh:

Catatan: Hamzah washal sama'i (tanpa kaidah) terdapat pula tujuh kata benda,
yaitu:

Hamzah washal yang terdapat di awal kata pada awal bacaan, wajib dibaca
kasrah.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

At-Taubah (9): 80   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !


 
Hamzah Washal Dibaca Dhammah, yaitu:
Jika hamzah washal terdapat di awal kata kerja perintah (fi’il amr) yang huruf
ketiganya berbaris dhammah, maka hamzah tersebut dibaca dhammah.

Contoh:

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Al-Hijr (15): 46   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !


 

Hamzah Washal Tidak Dibaca, yaitu:


Dalam keadaan disambung, hamzah washal tidak dibaca karena huruf sukun
berikutnya berkaitan dengan huruf sebelumnya. Dengan demikian hamzah
washal tidak lagi dibutuhkan, karena itu hamzah tersebut tidak dibaca pada saat
disambung.
Hamzah washal dibaca fathah, kasrah atau dhammah jika berada di permulaan
bacaan. Jika hamzah washal berada di tengah-tengah kalimat seperti:

Maka hamzah tersebut tidak dibaca sama sekali, karena penyebutannya ketika
itu tidak ada kebutuhannya.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Al-Baqarah (2): 169   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !


Qalqalah:
Qalqalah menurut bahasa, berarti getaran.
Menurut istilah tajwid, getaran suara terjadi ketika mengucapkan huruf yang
sukun sehingga menimbulkan semacam aspirasi suara yang kuat, baik sukun
asli ataupun tidak.

Huruf qalqalah ada 5, yaitu yang tergabung dalam yaitu: huruf ,


, , dan

Syarat qalqalah: Hurufnya harus sukun, baik sukun asli atau yang terjadi karena
berhenti pada huruf qalqalah.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Qalqalah Tingkatan Rendah:


Tingkat qalqalah yang paling rendah terjadi apabila huruf qalqalah terletak di

tengah-tengah kata. Seperti huruf qaf pada kalimat:

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Yaasin (36): 54   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Qalqalah Tingkatan Sedang:


Tingkat qalqalah yang sedang (pertengahan) terjadi apabila berhenti pada huruf
qalqalah, sedang huruf tersebut tidak bertasydid. Seperti huruf tha pada kalimat:

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !
Huud (11): 92   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Qalqalah Tingkatan Keras:


Tingkat qalqalah yang paling keras terjadi apabila berhenti pada huruf qalqalah,
sedang huruf tersebut bertasydid. Seperti huruf qaf pada kalimat:

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Al-Baqarah (2): 176   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Nun dan Tanwin.


Nun Sukun, yaitu:
Nun yang tidak berbaris, bacaannya tergantung dengan huruf yang datang
berikutnya.
Nun Tanwin (baris dua), yaitu:
Nun sukun tambahan yang terdapat di akhir kata jika kata tersebut dilafalkan
atau disambung dan hilang jika kata tersebut ditulis atau dijadikan tempat

berhenti. Tandanya: dua dhammah atau dua fathah atau dua kasrah

Nun sukun yang terjadi dari tanwin ini diperlakukan sama seperti nun sukun
dalam cara membacanya.
Catatan: Apabila ada nun sukun atau tanwin dan sesudahnya terdapat hamzah
washal, maka kedua-duanya tidak boleh dibaca dengan izhar, idgham, iqlab atau
ikhfa, akan tetapi harus dibaca kasrah untuk menghindari bertemunya dua huruf
yang sukun, kecuali huruf nun pada –anggota huruf jar (huruf bahasa
Arab)-, maka huruf nun tersebut harus dibaca fathah untuk menghindari
bertemunya dua huruf yang sukun, karena beratnya pindah dari baris kasrah ke
baris fathah.
Catatan lain: Ketentuan-ketentuan yang terdapat pada nun sukun atau tanwin
hanya terjadi pada waktu washal (bersambung) saja, bukan pada waktu wakaf
(berhenti).

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Iqlab, yaitu:
Menurut bahasa, berarti merubah sesuatu dari bentuknya.
Menurut istilah tajwid, meletakkan huruf tertentu pada posisi huruf lain dengan
memperhatikan ghunnah dan penuturan huruf yang disembunyikan (huruf mim).
Dinamakan iqlab karena terjadinya perubahan pengucapan nun sukun atau
tanwin menjadi mim yang tersembunyi dengan disertai dengung.
Huruf iqlab hanya 1, yaitu huruf ba.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Al-Hadiid (57): 6   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Idgham, yaitu:
Menurut bahasa, berarti memasukkan sesuatu ke dalam sesuatu.
Menurut istilah tajwid, memasukkan huruf yang sukun ke dalam huruf yang
berharakat, sehingga menjadi satu huruf yang bertasydid.
Idgham terbagi 2, yaitu: Idgham Bighunnah (disertai dengung) dan Idgham Bila
Ghunnah (tanpa dengung).
Catatan: Idgham tidak terjadi kecuali dari 2 kata.

Huruf idgham ada 6, yaitu yang tergabung dalam kalimat:

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !
 

Idgham Bighunnah, yaitu:


Idgham bighunnah mempunyai 4 huruf, yaitu yang tergabung dalam kalimat:
yaitu: , , dan
Apabila salah satu hurufnya bertemu dengan nun sukun atau tanwin (dengan
syarat di dalam 2 kata), maka harus dibaca idgham bighunnah, kecuali pada 2

tempat, yaitu: dan yang


harus dibaca Izhar Muthlaq, berbeda dengan kaidah aslinya. Hal ini sesuai
dengan bacaan yang diriwayatkan oleh Imam Hafsh.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

 Idgham Bighunnah - Huruf Ya ( ) 


Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !
An-Nisaa’ (4): 13   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Idgham Bighunnah - Huruf Nun ( ) 


Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Al-Insaan (76): 2   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Idgham Bighunnah - Huruf Mim ( ) 


Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !
Ar-Rahmaan (55): 15   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !
 

Idgham Bighunnah - Huruf Wau ( ) 


Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Ar-Ra’d (13): 34   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Idgham Bila Ghunnah, yaitu:


Idgham bila ghunnah mempunyai 2 huruf, yaitu: dan
Apabila salah satu hurufnya bertemu dengan nun sukun atau tanwin (dengan
syarat di dalam 2 kata), maka bacaannya harus idgham bila ghunah kecuali nun
yang terdapat dalam ayat , karena disini harus di baca saktah (diam
sebentar tanpa bernafas) yang menghalangi adanya bacaan idgham.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !
 

Idgham Bila Ghunnah - Huruf Lam ( ) 


Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Muhammad (47): 8   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

 Idgham Bila Ghunnah - Huruf Ra ( ) 


Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !
An-Najm (53): 23   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Izhar, yaitu:
Menurut bahasa, berarti memperjelas dan menerangkan.
Menurut istilah tajwid, melafalkan huruf-huruf izhar dari makhrajnya tanpa
disertai dengung.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

 Izhar Muthlaq, yaitu:


Menurut bahasa, berarti memperjelas dan menerangkan.
Menurut istilah tajwid, melafalkan huruf-huruf izhar dari makhrajnya tanpa
disertai dengung.
Dinamakan muthlaq karena tidak ada kaitannya dengan kerongkongan atau
bibir.
Izhar muthlaq terjadi apabila nun sukun bertemu dengan atau dalam
satu kata. Izhar semacam ini dalam Al-Quran hanya terdapat pada 4 tempat,
yaitu:

dan ,

Aturan bacaan kedua-duanya adalah izhar muthlaq, walaupun berada dalam 2


kata. Hal ini sesuai dengan bacaan yang diriwayatkan oleh Iman Hafsh.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !
Al-An'aam (6): 99   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Izhar Halqi, yaitu:


Menurut bahasa, berarti memperjelas dan menerangkan.
Menurut istilah tajwid, melafalkan huruf-huruf izhar dari makhrajnya tanpa
disertai dengung.
Dinamakan halqi karena makhraj huruf-hurufnya dari halq (kerongkongan).

Hurufnya ada 6, yaitu: dan , , , ,

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Izhar Halqi - Huruf Hamzah ( )


Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !
Al-A’laa (87): 5   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Izhar Halqi - Huruf Ha' ( )


Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

At-Taubah (9): 109   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !


 

Izhar Halqi - Huruf 'Ain ( )


Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Al-Fatihaah (1): 7   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !


 
Izhar Halqi - Huruf Ha ( )
Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Ali Imran (3): 20   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Izhar Halqi - Huruf Ghain ( )


Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Huud (11): 46   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Izhar Halqi - Huruf Kha ( )


Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !
Al-Maa’idah (5): 3   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Ikhfa, yaitu:
Menurut bahasa, berarti menyembunyikan.
Menurut istilah tajwid, melafalkan huruf antara izhar dan idgham, tanpa tasydid
dan disertai dengan dengung.
Disebut juga ikhfa haqiqi (nyata) karena kenyataannya persentase nun sukun
dan tanwin yang disembunyikan lebih banyak dari huruf lainnya.
Huruf ikhfa ada 15, yaitu awal kata dari kalimat:

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

An-Naml (27): 11   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Nun dan Mim Tasydid, yaitu:


Setiap nun atau mim yang bertsydid.
Huruf yang bertasydid pada dasarnya berasal dari 2 huruf, yang pertama sukun
dan yang kedua berharakat.
Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Mim Tasydid, yaitu:


Mim Tasydid berasal dari 2 huruf mim, yang pertama sukun dan yang kedua
berharakat. Mim yang pertama dimasukkan / berpadu ke dalam mim yang kedua,
maka terjadilah satu huruf yang bertasydid.
Hukum mim tasydid: Harus dibaca ghunnah, 2 harakat.
Mim yang bertasydid disebut juga tasydidul ghunnah.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Az-Zumar (39): 4   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Nun Tasydid, yaitu:


Nun Tasydid berasal dari 2 huruf nun, yang pertama sukun dan yang kedua
berharakat. Nun yang pertama dimasukkan / berpadu ke dalam nun yang kedua,
maka terjadilah satu huruf yang bertasydid.
Hukum nun tasydid: Harus dibaca ghunnah, 2 harakat.
Nun yang bertasydid disebut juga tasydidul ghunnah.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

At-Takaatsur (102): 6   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !


Mim Sukun, yaitu:
Mim yang tidak berharakat.
Mim semacam ini bisa terdapat sebelum semua huruf hijaiyah kecuali 3 huruf
mad
[ , , ] untuk menghindari bertemunya 2 huruf yang sukun.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Izhar Syafawi, yaitu:


Menurut bahasa, berarti memperjelas dan menerangkan.
Menurut istilah tajwid, melafalkan huruf-huruf izhar dari makhrajnya tanpa
disertai dengung.
Dinamalan syafawi karena mim sukun makhrajnya dari pertemuan dua bibir,
sedangkan penghubungannya kepada izhar karena ketetapan pengucapannya
sama dengan pengucapan huruf izhar.
Izhar syafawi mempunyai 26 huruf, yaitu semua huruf hijaiyah selain huruf mim
dan ba.
Catatan: Jika terdapat huruf wau atau fa setelah mim sukun, huruf mim wajib
dibaca izhar syafawi sehingga terhindar dari keraguan membacanya dengan
ikhfa. Sebaliknya huruf mim wajib dibaca ikhfa ketika bertemu dengan huruf ba.
Alasannya karena makhraj huruf mim dengan huruf wau adalah sama dan antara
huruf mim dan fa sangat berdekatan.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Al-Fajr (89): 6   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Ikhfa Syafawi, yaitu:


Menurut bahasa, berarti menyembunyikan.
Menurut istilah tajwid, disertai dengan dengung.
Dinamalan syafawi karena mim dan ba makhrajnya dari pertemuan dua bibir.
Ikhfa syafawi hanya mempunyai 1 huruf, yaitu huruf ba.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Ath-Thuur (52): 20   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Idgham Mitslain Shaghir, yaitu:


Menurut bahasa, berarti memasukkan sesuatu ke dalam sesuatu.
Menurut istilah tajwid, memasukkan huruf yang sukun ke dalam huruf yang
berharakat, sehingga menjadi satu huruf yang bertasydid.
Disebut mitslain karena berasal dari 2 huruf yang makhraj dan sifatnya identik,
sedangkan disebut shaghir adalah karena huruf yang pertama sukun dan huruf
yang kedua berharakat.
Idgham Mitslain Shaghir mempunyai 1 huruf, yaitu huruf mim.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Al-Waaqi'ah (56): 81   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !


 

Lam Sukun, yaitu:


Huruf Lam yang sukun dalam Al Qur’an terbagi dalam 3 macam: Lam Ta'rif, Lam
Fi'il dan Lam Huruf.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

 
Lam Ta'rif.
Yang dimaksudkan dengan Alif Lam Ta'rif adalah Alif Lam yang masuk pada kata
benda, merupakan tambahan dari bentuk dasarnya, baik baik kata benda

tersebut berdiri sendiri tanpa alif dan lam, seperti kata ataupun tidak
bisa berdiri sendiri seperti kata [ ].
Penambahan alif dan lam pada adalah wajib karena kedua huruf ini
tidak bisa dipisahkan dari kata benda tersebut.
Bentuk seperti ini hukum bacaannya wajib idgham, jika terdapat setelahnya lam,

seperti dan wajib izhar jika terdapat setelahnya ya, seperti


atau hamzah seperti .

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Lam Qamariyah.
Lam Qamariyah mempunyai 14 huruf, yaitu yang tergabung dalam kalimat:

.
Hukum lam qamariyah adalah izhar, sebab jarak antara makhrajnya dan makhraj
huruf-huruf qamariyah tersebut, berjauhan.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !
At-Takwir (81): 3   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !
 

Lam Syamsiyah.
Lam Syamsiyah mempunyai 14 huruf, yaitu yang terdapat pada awal kata dari

kalimat: .
Hukum lam Syamsiyah adalah idgham, sebab makhraj kedua lam-nya sama,
sedangkan jarak antara makhraj lam syamsiyah dengan makhraj huruf-huruf
syamsiyah lainnya, berdekatan.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

An-Naazi’aat (79): 1   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !


 

Lam Fi'il, adalah:


Lam sukun yang terdapat pada kata kerja (fi'il), baik bentuk lampau (fi'il madli),
bentuk sekarang (mudlori') atau bentuk perintah (amar), baik di pertengahan atau
di akhir kata.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

 
Lam Fi'il: Idgham.
Jika setelah lam fi'il terdapat huruf ra atau lam, maka harus dibaca idgham.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Thaahaa (20): 114   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Lam Fi'il: Izhar.


Sebaliknya, jika setelah lam fi'il terdapat selain huruf ra atau lam, maka harus
dibaca izhar.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Huud (11): 81   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Lam Huruf
Yang dimaksud dengan Lam huruf adalah Lam sukun yang terdapat pada huruf.
Lam huruf ini hanya terdapat pada kata dan saja, tidak terdapat
pada kata lain dalam Al Qur’an.
Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Lam Huruf: Idgham


Jika setelah lam huruf terdapat huruf ra atau lam, maka harus dibaca idgham,
kecuali pada ayat yang harus dibaca izhar karena adanya saktah
yang merupakan penghalang terjadinya perpaduan suara.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Ali Imran (3): 154   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !


 

Lam Huruf: Izhar


Sebaliknya, jika setelah lam huruf terdapat selain huruf ra atau lam, maka harus
dibaca izhar.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !
Al-Maa’idah (5): 112   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !
 

Mad
Mad, menurut bahasa, berarti tambahan.
Menurut istilah tajwid, memanjangkan suara sewaktu membaca huruf mad atau
huruf layin jika bertemu dengan hamzah atau sukun.
Huruf mad ada 3, yaitu: alif, wau dan ya.
Syarat mad: Huruf sebelum wau berbaris dhammah, sebelum ya berbaris kasrah
dan sebelum alif berbaris fathah.
Jika huruf yang sebelum ya atau wau sukun itu berbaris fathah, tidak disebut
huruf mad, akan tetapi disebut huruf layin.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Mad Thabi'i atau Mad Asli, yaitu:


Bila huruf yang setelah mad bukan huruf hamzah atau sukun.
Dinamakan thabi'i karena mad tersebut merupakan sesuatu yang thabi'i (alami),
kadarnya tidak kurang dan tidak lebih. Aturan membacanya panjang 2 harakat.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Mad Asli: Pada Wakaf dan Washal


Huruf mad tetap ada disaat washal atau wakaf, baik huruf mad itu terletak di

tengah, seperti pada kata atau di akhir, seperti pada kata


.
Syarat mad thabi’i, tidak terdapat huruf hamzah atau sukun setelah huruf mad
tersebut.
Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Al-Mutaffifiin (83): 26   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Mad Asli: Pada Washal


Mad asli atau thabi'i bisa terjadi pada shilah shughra, yaitu huruf wau kecil yang
terdapat setelah ha dhamir yang berbaris dhammah dan ya kecil yang terdapat
setelah ha dhamir yang berbaris kasrah.
Agar ha dhamir bisa disambung dengan wau atau ya, maka disyaratkan agar
huruf itu harus terdapat di antara 2 huruf yang berharakat seperti
.
Dalam hal ini wau dan ya dibaca panjang 2 harakat (dengan syarat tidak terdapat
huruf hamzah pada kata lain) ketika washal, sedangkan ketika wakaf tidak
dibaca panjang.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

'Abasa (80): 35   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Mad Asli: Pada Wakaf


Mad asli atau thabi’i bisa juga terjadi pada huruf mad yang ada ketika wakaf dan
hilang ketika washal. Hal ini terjadi pada huruf alif pengganti tanwin (fathatain)
seperti , jika berhenti pada huruf alif .
Dalam hal ini mad akan hilang jika disambung dengan kata sesudahnya.
Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

'Abasa (80): 26   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Mad Far'i, adalah:


Mad yang merupakan tambahan terhadap mad thabi’i karena salah satu 2
sebab, yaitu: hamzah atau sukun.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Mad Muttashil
Disebut mad muttashil, bila dalam satu kata bertemu mad thabi'i dengan huruf
hamzah. Dinamakan muttashil karena mad thabi'i dengan huruf hamzah dalam
satu kata.
Mad muttashil disebut juga mad wajib. Aturan bacaannya panjang, 4 harakat
atau 5 harakat atau 6 harakat ketika berhenti.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !
Ar-Ra'd (13): 21   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Mad Munfashil (terpisah)


Disebut mad munfashil, bila mad thabi'i bertemu dengan huruf hamzah di kata
berikutnya. Dinamakan munfashil karena huruf mad dengan huruf hamzah
terdapat pada kata yang berbeda. Aturan membacanya, boleh 2 harakat, 4
harakat atau 5 harakat menurut imam Hafsh.
Termasuk mad munfashil, shilah kubra, yaitu bila wau kecil yang terdapat setelah
ha dhamir yang berbaris dhammah dan ya kecil yang terdapat setelah ha dhamir
yang berbaris kasrah bertemu dengan hamzah di lain kata. Aturan membacanya
sama dengan mad shilah di saat washal, sedangkan di saat wakaf tidak dibaca
panjang.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Al-'Anfaal (8): 72   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Mad 'Aridh
Disebut mad 'aridh, bila huruf mad atau huruf layin bertemu dengan sukun yang
terjadi karena wakaf. Dinamakan 'aridh karena mad asli yang terdapat di akhir
ayat dibaca sukun karena wakaf, jika di washal dia tetap sebagai mad thabi'i.
Aturan membacanya boleh 3 macam: pendek (2 harakat), sedang (4 harakat),

panjang (6 harakat). Contoh: .


Hal yang sama juga diperlakukan pada mad layin ketika wakaf. Contoh:

.
Dinamakan mad layin (lembut) karena pengucapannya lembut dan mudah.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !
Al-Fajr (89): 6   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Mad Badal
Disebut mad badal, bila huruf hamzah terdapat sebelum mad thabi'i di dalam 1
kata (setelah mad tidak ada lagi hamzah.atau sukun). Dinamakan badal karena
huruf mad merupakan pengganti dari huruf hamzah, dimana asal dari mad badal
pada umumnya adalah karena bertemunya 2 hamzah dalam 1 kata, yang
pertama berharakat dan yang kedua sukun, seterusnya huruf hamzah yang
kedua diganti menjadi huruf mad yang sesuai dengan jenis harakat huruf
hamzah yang pertama, untuk meringankan bacaan.
Jika huruf hamzah yang pertama berbaris fathah, maka yang kedua diganti

menjadi huruf alif, seperti: asalnya .


Jika huruf yang pertama berbaris kasrah, maka yang kedua diganti menjadi huruf
ya, seperti: asalnya .
Jika huruf yang pertama berbaris dhammah, maka yang kedua diganti menjadi

huruf wau, seperti: asalnya .


Aturan membacanya, panjang dua harakat seperti mad thabi'i.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Ali Imran (3): 173   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !


 Mad Lazim
Disebut mad lazim, bila mad thabi'i bertemu dengan sukun yang tetap ada baik
dalam keadaan washal atau wakaf, baik dalam 1 kata ataupun tidak. Dinamakan
lazim (harus), karena mad tersebut harus dibaca 6 harakat dan keharusan
adanya sukun, baik ketika washal ataupun wakaf.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Mad Lazim Mutsaqqal Harfi, adalah:


Mad thabi'i yang bertemu dengan sukun asli (bukan karena wakaf) pada salah
satu huruf hijaiyah yang bertasydid.
Dinamakan harfi karena sukun asli tersebut terdapat setelah huruf mad. Hal ini
terdapat pada huruf-huruf hijaiyah yang terletak di awal beberapa surat.
Dinamakan mutsaqqal karena berat mengucapkannya akibat adanya tasydid
pada sukun tersebut.

Aturan membacanya wajib panjang, 6 harakat. Contoh, huruf lam dalam: .

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Al-Baqarah (2): 1   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !


Mad Lazim Mukhaffaf Harfi, adalah:
Mad thabi'i yang bertemu dengan sukun asli pada salah satu huruf hijaiyah yang
tidak bertasydid.
Dinamakan mukhaffaf karena ringan mengucapkannya akibat tidak adanya

tasydid dan ghunnah pada mad itu. Contoh, huruf mim dalam: .
Catatan: huruf hijaiyah yang terdapat pada permulaan surat ada 14 huruf, yaitu
yang tergabung dalam kalimat: .
Ini terbagi ke dalam 4 bagian: Pertama, yang jumlah hurufnya ada 3, dimana
huruf mad terletak di tengah-tengah. Ada 7 huruf yang termasuk dalam bagian

ini, yaitu yang tergabung dalam kalimat: kecuali huruf 'ain.


Bagian pertama ini aturan membacanya panjang, 6 harakat.
Kedua, jumlah hurufnya ada 3, dimana huruf layin terletak di tengah-tengah,
yaitu huruf 'ain. Bagian kedua ini boleh dibaca panjang, 4 atau 6 harakat.
Ketiga, jumlah hurufnya ada 2, dimana yang kedua adalah huruf mad. Hurufnya

ada 5, yaitu yang tergabung dalam kalimat: . Bagian ketiga ini


aturan membacanya sama dengan mad thabi'i, yaitu 2 harakat.
Keempat, jumlah hurufnya ada 3 dan tidak terdapat huruf mad di tengah-
tengahnya. Hurufnya hanya 1, yaitu alif. Aturan membacanya adalah biasa, tidak
terdapat mad.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Al-Baqarah (2): 1   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Mad Lazim Mutsaqqal Kalimi, adalah:


Yang dimaksud dengan istilah ini adalah mad thabi'i yang bertemu dengan huruf
yang bertasydid dalam 1 kata.
Aturan membacanya wajib panjang, 6 harakat.
Dinamakan mutsaqqal karena berat mengucapkannya sebagai akibat
terdapatnya tasydid pada huruf yang sukun. Contoh, huruf alif dalam:

, dari firman Allah Taala: .

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Ali Imran (3): 61   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Mad Lazim Mukhaffaf Kalimi, adalah:


Yang dimaksud dengan istilah ini adalah mad thabi'i yang bertemu dengan huruf
yang sukun (tetapi tidak bertasydid) dalam satu kata.
Aturan membacanya wajib panjang, 6 harakat.
Dinamakan mukhaffaf karena mengucapkannya ringan dan mudah sebagai
akibat tidak adanya tasydid dan ghunnah pada mad itu.
Dinamakan kalimi (kata) karena sukun asli dan mad thabi'i itu terdapat dalam 1

kata. Contoh, kata: pada 2 tempat dalam surat Yunus, masing-masing


pada ayat 51 dan 91.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !
Yunus (10): 51   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Pertemuan Dua Sukun


Sesuai dengan aturan bahasa Arab, jika 2 huruf yang sukun bertemu, harus
dilakukan salah satu dari 2 cara, yaitu: membuang huruf yang pertama atau
memberinya harakat, dengan catatan pemberian harakat tersebut hanya dapat
dilakukan ketika washal saja.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Pertemuan Dua Sukun: Membuang Yang Pertama


Huruf mad harus dibuang (tidak dilafalkan), bila bertemu dengan hamzah washal
di saat bacaan bersambung, walaupun dalam penulisannya tetap ada.
Contoh: .
Terkadang huruf tersebut dibuang dalam penyebutan dan penulisannya
sekaligus.
Hal ini terjadi ketika huruf mad bertemu dengan hamzah washal, baik waktu

washal atau wakaf. Seperti ya yang dibuang pada kata dalam ayat

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Ali Imran (3): 5   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Pertemuan Dua Sukun: Mengharakati Yang Pertama


Alternatif yang kedua dalam menghindari bertemunya 2 huruf yang sukun,
adalah dengan memberi harakat: fathah, kasrah atau dhammah kepada huruf
yang pertama, sesuai ketentuan yang berlaku.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

 Mengharakati Yang Pertama: Kasrah


Huruf sukun yang pertama diberi kasrah, jika huruf tersebut berada di akhir kata
pertama, semetara yang kedua berada di awal kata kedua. Dalam keadaan
seperti ini, huruf yang pertama diberi kasrah dan hamzah washal tidak dilafalkan.

Contoh: , tidak bisa diberi fathah atau dhammah.


Catatan: Jika hamzah washal terdapat setelah tanwin (di saat bacaan
bersambung), maka nun tanwin tersebut harus diberi baris kasrah, seperti tanwin

yang terdapat pada kata dalam ayat . Demikian juga

dengan huruf lam yang terdapat pada kata yang terdapat dalam surat
Al-Hujarat, karena huruf tersebut terletak di antara 2 hamzah washal. Oleh sebab
itu huruf lam di atas harus diberi baris kasrah untuk menghindari bertemunya 2
sukun.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

An-Nisaa’ (4): 66   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !


 

Mengharakati Yang Pertama: Fathah


Huruf sukun yang pertama diberi fathah. Hal ini terjadi dalam 2 kasus, masing-
masing:
Pertama: Nun pada huruf jar jika bertemu dengan hamzah washal.
Contoh: .
Kedua: Ya mutakallim (kata ganti milik orang pertama), jika bertemu dengan

hamzah washal. Contoh: .

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Al-Mu’min (40): 33   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Mengharakati Yang Pertama: Dhammah


Huruf sukun yang pertama diberi dhammah. Hal ini terjadi dalam 2 kasus,
masing-masing:
Pertama: Wau layin yang digunakan untuk bentuk jamak, jika bertemu dengan

hamzah washal. Contoh: .


Kedua: Huruf mim yang menunjukkan bentuk jamak, jika bertemu dengan

hamzah washal. Contoh:

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Al-Baqarah (2): 94   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !


Tafkhim & Tarqiq
Dilihat dari segi tafkhim (tebal) dan tarqiq (tipis)-nya huruf hijaiyah terbagi 3:
Pertama: Huruf-huruf yang selalu dibaca tebal, yaitu huruf-huruf isti’la (huruf-
huruf yang terjadi dengan menaikkan sebagian besar lidah sewaktu
menuturkannya). Kedua: Huruf yang terkadang dibaca tebal, terkadang dibaca
tipis, sesuai posisi huruf dalam ayat, yaitu (alif-lam pada lafal Allah, ra).
Ketiga: Huruf-huruf yang selalu dibaca tipis, yaitu huruf-huruf istifal (huruf-huruf
yang terjadi dengan menurunkan sebagian besar lidah sewaktu menuturkannya),
selain dari huruf lam dan ra.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Tafkhim
Menurut bahasa, berarti menebalkan atau menggemukkan.
Menurut istilah tajwid, gambaran tentang tebalnya bunyi huruf, seakan-akan
bunyi tersebut bagaikan memenuhi semua rongga mulut.
Hurufnya ada 7, yaitu yang tergabung dalam kalimat: .

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Tafkhim: Tingkatan Pertama


Jika huruf tafkhim berbaris fathah bertemu dengan huruf alif.
Contoh: .

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !
Al-Qiyaamah (75): 3   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Tafkhim: Tingkatan Kedua


Jika huruf tafkhim berbaris fathah tidak bertemu dengan huruf alif.

Contoh: .

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

At-Tahrim (66): 10   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Tafkhim: Tingkatan Ketiga


Jika huruf tafkhim berbaris dhammah. Contoh: .

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !
Al-Hadiid (57): 20   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Tafkhim: Tingkatan Keempat

Jika huruf tafkhim itu sukun. Contoh: .

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Al-Jaatsiyah (45): 22   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Tafkhim: Tingkatan Kelima


Jika huruf tafkhim itu berbaris kasrah. Contoh: .

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !
Adz-Dzaariyat (51): 6   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Tafkhim atau Tarqiq: Lihat Konteksnya


Huruf-huruf yang terkadang dibaca tarqiq dan terkadang dibaca tafkhim, melihat
kondisi hurufnya.
Hurufnya ada 3, yaitu pengecualian dari kelompok huruf istifal, masing-masing:
alif-lam pada lafal Allah dan ra.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Lihat Konteksnya: Tafkhim huruf alif-lam pada lafal Allah dan ra.
Pertama: alif pada lafal Allah, dibaca tafkhim jika terdapat setelah huruf tafkhim
yang lain, seperti: .
Kedua: lam pada lafal Allah, dibaca tafkhim jika terdapat setelah huruf yang
berbaris fathah dan dhammah atau terdapat di permulaan kata.
Contoh: , dan .
Ketiga: ra, dibaca tafkhim pada 3 kasus, yaitu:

 Pertama: Jika ra itu berbaris fathah, baik terletak di awal, di tengah-tengah


atau di akhir kata (dengan syarat dalam keadaan washal).

Contoh: .
 Kedua: Jika ra itu berbaris dhammah. Contoh: .
 Ketiga: Jika ra itu sukun dan huruf yang sebelumnya berbaris fathah,
dhammah atau kasrah (asli) dan sesudahnya terdapat huruf isti'la', atau
huruf sebelumnya berbaris kasrah (bukan asli, akan tetapi karena sebab
lain.
Contoh: .
Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

At-Takaatsur (102): 2   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !


 

Lihat Konteksnya: Tarqiq huruf alif-lam pada lafal Allah dan ra.
Pertama: alif pada lafal Allah, dibaca tarqiq jika terdapat setelah huruf tarqiq
yang lain, seperti: .
Kedua: lam pada lafal Allah, dibaca tarqiq jika terdapat setelah huruf yang
berbaris kasrah, baik huruf tersebut bersambung dengan lam tersebut dalam

satu kata atau pada kata yang lain. Contoh: , .


Ketiga: ra, dibaca tarqiq pada 3 kasus, yaitu:

 Pertama: Jika ra itu berbaris itu berbaris kasrah. Contoh:

.
 Kedua: Jika ra itu sukun huruf sebelumnya berbaris kasrah (asli) dan tidak
ada huruf isti’la sesudahnya. Contoh: .
 Ketiga: Jika ra itu sukun (karena wakaf) dan terdapat setelah huruf ya

mad atau ya layin. Contoh: dan

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !
Al-Fiil (105): 3   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Lihat Konteksnya: Tafkhim Lebih Baik.


Ra boleh dibaca tafkhim dan boleh tarqiq, akan tetapi tafkhim lebih baik jika
terjadi pada 2 hal:
Pertama: Jika ra itu sukun (ketika wakaf) dan huruf sebelumnya berbaris fathah
atau dhammah. Contoh: , .
Kedua: Jika ra itu sukun (ketika wakaf), huruf sebelumnya sukun juga dan
didahului oleh huruf yang berbaris fathah atau dhammah (yang kalau di washal
berbaris kasrah). Contoh: .
Catatan: Bagi yang membaca tarqiq dapat beralasan karena adanya kasrah
yang terdapat sebelumnya, tidak melihat kepada huruf isti'la' yang terdapat
sesudahnya. Sedangkan alasan orang yang membaca tafkhim adalah karena
melihat kepada sukun yang terjadi karena sebab tertentu dan tidak melihat
keadaannya ketika di washal.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Al-Fajr (89): 1   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Lihat Konteksnya: Tarqiq Lebih Baik.


Ra boleh dibaca tafkhim dan boleh tarqiq, akan tetapi tarqiq lebih baik jika terjadi
pada 3 hal:
Pertama: Jika ra itu sukun ketika wakaf dan sesudahnya terdapat huruf ya yang
terpaksa dibuang untuk meringankan bacaan. Contoh, kata: dalam
firman Allah swt. (asalnya: ).
Dalam hal ini ya terpaksa dibuang untuk meringankan bacaan.
Kedua: Jika ra itu sukun, terdapat sesudah huruf yang berbaris kasrah (ketika
wakaf) dan di antara keduanya ada huruf isti'la'. Kasus seperti ini di dalam Al-
Qur’an hanya terdapat pada satu tempat saja, yaitu kata: pada ayat:

Bagi yang membaca tarqiq beralasan karena di washal,


sedangkan yang membaca tafkhim beralasan karena melihat pada sukun yang
terjadi karena sebab tertentu (wakaf).
Ketiga: Jika ra itu sukun, huruf sebelumnya berbaris kasrah dan sesudahnya
terdapat huruf isti'la' yang berbaris kasrah. Kasus seperti ini di dalam Al-Qur'an
hanya terdapat satu saja, yaitu kata: pada ayat: .
Bagi yang membaca tarqiq beralasan karena melihat kepada kasrah yang
terdapat sebelumnya, tidak melihat kepada huruf isti'la' yang datang setelahnya,
karena berbaris kasrah. Sedangkan bagi yang membaca tafkhim beralasan
karena melihat kepada huruf isti'la' yang datang setelah huruf ra itu, tidak melihat
kepada kasrah yang terdapat sebelumnya juga tidak melihat kepada huruf isti'la'
yang berbaris kasrah.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Asy-Syu’araa (26): 63   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !


 

Lihat Konteksnya: Imalah.


Hukum imalah (condong) hanya khusus bagi huruf ra saja, dimana ra dibaca
tarqiq, karena baris fathah condong ke baris kasrah dan huruf alif condong ke
huruf ya. Kasus seperti ini di dalam Al-Qur’an hanya ada satu saja, yaitu kata:
.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !
Huud (11): 41   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Tarqiq
Menurut bahasa, berarti menipiskan.
Menurut istilah tajwid, gambaran dari perubahan yang terjadi pada bunyi huruf,
yang mengakibatkan bunyi tersebut tidak memenuhi mulut.
Huruf tarqiq adalah semua huruf hijaiyah selain huruf tafkhim
dan huruf-huruf yang dibaca tafkhim atau tarqiq sesuai
kondisi (alif, lam pada lafal Allah dan ra).

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Al-Lahab (111): 1   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Pertemuan Dua Huruf


Pertemuan 2 huruf, baik secara lafal ataupun tulisan dapat terbagi ke dalam 4
kasus, yaitu: Mitslain (identik), Mutaqaribain (mirip-berdekatan), Mutajanisain
(sejenis) dan Mutaba’idain (berbeda-berjauhan).
Dalam konteks ini tidak dibahas hukum tmutaba’idain, karena target yang ingin
dicapai disini adalah dapat mengetahui huruf-huruf yang wajib di-idgham-kan
dan yang tidak. Hal ini tidak didapati dalam mutaba’idain. Catatan: Hukum izhar
dan idgham pada mitslain, mutaqaribain dan mutajanisain hanya terjadi pada
huruf pertama saja, bukan pada huruf yang kedua.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

 
Pertemuan Dua Huruf: Mitslain, adalah:
Dua huruf yang sama makhraj dan sifatnya, seperti 2 huruf ba atau 2 huruf ta.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Pertemuan Dua Huruf: Mitslain Shaghir.


Disebut mitslain shaghir, bila huruf yang pertama sukun dan yang kedua
berharakat. Dinamakan shaghir (kecil) karena huruf yang pertama sukun dan
yang kedua berharakat, sehingga mudah di-idgham-kan.
Aturan bacaannya: Wajib idgham kecuali jika huruf yang pertama mad, maka

wajib dibaca izhar, seperti: , atau huruf pertama ha saktah, maka


wajib dibaca izhar, karena adanya saktah tersebut menghalangi terjadinya
perpaduan (idgham), seperti ayat: .

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Al-Maa'idah (5): 61   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !


 

Pertemuan Dua Huruf: Mitslain Kabir.


Disebut mitslain kabir, bila huruf pertama dan kedua berharakat. Dinamakan
kabir (besar), karena terdapat dalam Al-Qur’an dalam jumlah besar dan karena
harakat jumlahnya lebih banyak dari sukun.

Aturan bacaannya: Wajib izhar, kecuali pada ayat: yang hukumnya


idgham disertai isymam, yaitu memonyongkan dua bibir ke depan di waktu
menyebut nun yang sukun pertama dan meng-idgham-kannya kepada sukun
yang kedua. Hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa baris asal dari nun

itu adalah dhammah. asalnya dimana nun pertama di-

idghamkan ke dalam nun kedua, maka jadilah .

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Al-Baqarah (2): 131   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Pertemuan Dua Huruf: Mitslain Muthlaq.


Disebut mitslain muthlaq, bila huruf yang pertama berharakat dan huruf yang
kedua sukun. Dinamakan muthlaq karena tidak terikat dengan ketentuan shaghir
(kecil) dan kabir (besar).
Aturan bacaannya: Wajib izhar menurut pendapat ahli-ahli qiraat.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Al-Baqarah (2): 106   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !


Pertemuan Dua Huruf: Mutaqaribain.
Disebut mutaqaribain, bila bertemu 2 huruf yang makhraj dan sifatnya mirip, atau
salah satu dari makhraj dan sifatnya saja.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Pertemuan Dua Huruf: Mutaqaribain Shaghir, adalah:


Pertemuan 2 huruf, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat.
Dinamakan shaghir (kecil) karena huruf yang pertama sukun dan yang kedua
berharakat.
Aturan bacaannya: Izhar (menurut Imam Hafsh dan Imam qiraat lainnya).
Khusus mengenai lam dan ra bila bertemu, wajib dibaca idgham menurut
kesepakatan ahli qiraat. Contoh: kecuali pada
, aturan bacaannya izhar karena adanya saktah (menurut Imam
Hafsh) yang menghalangi terjadinya proses perpaduan/idgham.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Asy-Syams (91): 11   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Pertemuan Dua Huruf: Mutaqaribain Kabir, adalah:


Pertemuan 2 huruf, yang pertama dan yang kedua berharakat.
Dinamakan kabir (besar), karena terdapat dalam Al-Qur'an dalam jumlah besar
dan karena harakat jumlahnya lebih banyak dari sukun.
Aturan bacaannya: Wajib izhar.
Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Al-Ahzab (33): 10   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Pertemuan Dua Huruf: Mutaqaribain Muthlaq, adalah:


Pertemuan 2 huruf, yang pertama berharakat dan yang kedua sukun. Dinamakan
muthlaq karena tidak terikat dengan ketentuan shaghir (kecil) dan kabir (besar).
Aturan bacaannya: Wajib izhar.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Al-Qalam (68): 18   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Pertemuan Dua Huruf: Mutajanisain.


Disebut mutajanisain, bila 2 huruf bertemu dimana makhrajnya sama, sedangkan
sifatnya berlainan, seperti huruf dal dan ta.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !
 

Pertemuan Dua Huruf: Mutajanisain Shaghir, adalah:


Pertemuan 2 huruf, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat.
Dinamakan shaghir (kecil) karena huruf yang pertama sukun dan yang kedua
berharakat.
Aturan bacaannya: Wajib izhar, kecuali pada 6 tempat yang harus dibaca
idgham, yaitu:

 Huruf ba dan sesudahnya huruf mim pada ayat: .

 Huruf ta dan sesudahnya huruf dal, seperti: .


 Huruf ta dan sesudahnya huruf tha, seperti: .
 Huruf tsa dan sesudahnya huruf dzal, seperti: .
 Huruf dal dan sesudahnya huruf ta, seperti: .

 Huruf dzal dan sesudahnya huruf zha, seperti: .

Adapun huruf tha yang sesudahnya huruf ta, seperti aturan


bacaannya adalah idgham naqish menurut kesepakatan ahli qiraat.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Yaasin (36): 56   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !


Pertemuan Dua Huruf: Mutajanisain Kabir, adalah:
Pertemuan 2 huruf, yang pertama dan yang kedua berharakat. Dinamakan kabir
(besar), karena terdapat dalam Al-Qur'an dalam jumlah besar dan karena
harakat jumlahnya lebih banyak dari sukun.
Aturan bacaannya: Wajib izhar.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Huud (11): 114   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Pertemuan Dua Huruf: Mutajanisain Muthlaq, adalah:


Pertemuan 2 huruf, yang pertama berharakat dan yang kedua sukun.
Dinamakan muthlaq karena tidak terikat dengan ketentuan shaghir (kecil) dan
kabir (besar).
Aturan bacaannya: Wajib izhar.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Yunus (10): 106   Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !


 
Daftar Rujukan
1. Catatan Tajwid Sederhana nan Praktis, Imam Fachruddin, Bouchum.

2. Hukum Tajwid, http://quran.al-islam.com/

3. Ilmu Tajwid Menurut Riwayat Hafs 'An 'Asim Melalui Toriq Asy-
Syatibiyyah, Surur Shihabuddin Hassan An-Nadawi al-Hafiz.

4. Metode Cepat & Praktis Belajar Membaca Al-Qur'an (VCD), KH. Drs.
Sulhan, Sel.

5. Pelajaran Muqaddam Al-Quran, Muqaddam v1.0 dengan Rasm Uthmani.

6. Pelajaran Tajwid: Qaidah Bagaimana Mestinya Membaca Al-Quran,


Zarkasyi, Trimurti Gontor Ponorogo, Cetakan ke-23.

7. Program Al-Qur'an, Sakhir Software, Keluaran Kelima v6.50

8. Sudut Tajwid, http://www.geocities.com/huffazclub/

You might also like