You are on page 1of 25

PERKEMBANGAN

KEBUDAYAAN
INDONESIA

S
Asal kata:

“budh” {sanskrit} artinya “cerah” atau “pencerahan”.

Jadi masyarakat manusia yang telah mengembangkan


kebudayaan berarti mereka telah memperoleh pencerahan
dalam pemikirannya yang tercermin pada aspek kehidupan
lainnya.
Definisi “KEBUDAYAAN”

“Keseluruhan sistem (1) gagasan, (2) tindakan


dan (3)hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
dengan belajar”
3 wujud kebudayaan

Kebudayaan (gagasan) sebagai ide

Kebudayaan sebagai perilaku sosial


yang berpola

Kebudayaan sebagai benda-benda


hasil karya manusia
Beberapa kenyataan dari
kebudayaan

S  Berada di luar tubuh manusia (extra-somatic), karena


itu harus dipelajari.

S  Kebudayaan khas manusiawi.

S  Masyarakat manusia adalah wahana pengembang


kebudayaan.

S  Kebudayaan terdiri dari unsur-unsur yang saling


berkaitan satu sama lain.
Tujuh Unsur Universal dalam
Kebudayaan (Koentjaraningrat)

S  Sistem pengetahuan

S  Organisasi sosial

S  Sistem peralatan hidup dan teknologi

S  Sistem bahasa

S  Sistem religi

S  Sistem mata pencaharian hidup

S  Kesenian
Edward B.Tylor
dalam Primitive Culture (1871) :

Culture is :

“that complex whole which includes knowledge, belief,


art, law, morals, customs, and any other capabilities and
habits acquired by man as a member of society”
Unsur kebudayaan Menurut Tylor :

1.Pengetahuan

2.Kepercayaan

3.Seni

4.Moral

5.Hukum

6.Adat kebiasaan

7.Kemahiran dan perilaku lainnya yang diperoleh manusia


sebagai anggota masyarakat.
Peradaban
(Civilization)

Dibentuk oleh bagian dan unsur-unsur kebudayaan yang


halus, maju dan indah. Seperti sopan santun
masyarakat; etika pergaulan; sistem penulisan; tata
kemasyarakatan kota yang kompleks dan lain-lain.
PERUBAHAN KEBUDAYAAN
DIFUSI

Definisi: Persebaran unsur-unsur kebudayaan


Difusi dapat terjadi dalam 3 cara, yaitu (a)
langsung, (b) tidak langsung, (c) berangkai

Dalam Difusi belum ada proses penerimaan oleh


kebudayaan penerima, baru penyebaran dari lingkup
kebudayaan pemberi.
Difusi

Difusi langsung: X A

Z
Y

Difusi tidak langsung:

X
A
B
Akulturasi

Proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok


manusia dengan suatu kebudayaan tertentu
dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu
kebudayaan asing, sehingga unsur-unsur
kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan
diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa
menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan
tersebut.
AKULTURASI

Terdiri dari tiga tahap:

S  Penyajian unsur/unsur-unsur atau masuknya unsur-


unsur kebudayaan lain dalam masyarakat

S  Penerimaan unsur tersebut oleh masyarakat

S  Integrasi berbagai unsur yang diterima kebudayaan


yang telah ada
AKULTURASI
UNSUR
KEBUDAYAAN
LUAR

UNSUR UNSUR
KEBUDAYAAN KEBUDAYAAN
LUAR LUAR

Kebudayaan yang
telah ada di wilayah
(LOCAL GENIUS)

UNSUR
UNSUR
KEBUDAYAAN
KEBUDAYAAN
LUAR
LUAR
UNSUR
KEBUDAYAAN
LUAR
Prinsip-prinsip
Akulturasi

S  Jarang ada penguasa/kekuasaan yang memaksakan


diterimanya unsur-(unsur) kebudayaan baru dalam masyarakat.
S  Tidak ada kekuatan apapun yang dapat menghentikan
masuknya unsur-unsur kebudayaan baru.

S  Unsur-(unsur) kebudayaan baru diterima berdasarkan dua


macam argumen: kegunaan dan kemampuan untuk
menyesuaikan diri.
MACAM AKULTURASI

~AKULTURASI EKSTRIM
Bilamana terjadi pemaksaan dan kekerasan dalam proses
penerimaan unsur-unsur kebudayaan luar.

~AKULTURASI DAMAI

(Penetration Pasifique) terjadi tanpa kekerasan, dengan


kesadaran sendiri penduduk kebudayaan penerima mau
mengadopsi unsur-unsur luar
LOCAL GENIUS
(H.G. Quaritch Wales)

bahwa nenek moyang bangsa Indonesia


telah memiliki: “seperangkat karakter
kebudayaan yang dimiliki oleh sebagian
besar masyarakat akibat dari pengalaman
kehidupannya selama ini”
2 Elemen Local Genius

1.Segala nilai, konsep, dan teknologi yang telah


dimiliki oleh suatu bangsa sebelum mendapat
pengaruh asing.

2.Daya yang dimiliki suatu bangsa untuk


menyerap, menafsirkan, mengubah, dan mencipta,
sepanjang terjadinya pengaruh asing
Local Genius penduduk Nusantara
masa Prasejarah (J.L. Brandes)

01.Telah dapat membuat figur boneka -> wayang

02.Mengembangkan seni hias -> seni masa prasejarah

03.Mengenal pengecoran logam -> zaman perunggu

04.Melaksanakan perdagangan barter -> distribusi artefak internasional

05.Mengenal instrumen musik -> nekara

06.Memahami astronomi -> perhitungan masa panen

07.Menguasai teknik navigasi dan pelayaran -> bangsa pelaut

08.Menggunakan tradisi lisan dalam menyampaikan pengetahuan -> cerita rakyat lisan

09.Menguasai teknik irigasi -> situs trowulan

10.Telah mengenal tata masyarakat yang teratur -> punden berundak


Local Genius penduduk Nusantara
masa Prasejarah (H.R. Von Heine-Geldern)

01.Telah dapat menanam padi

02.Menggunakan pisau khusus untuk panen padi (ani-ani)

03.Membuat minuman keras dari beras atau gandum

04.Memelihara babi dan kerbau untuk keperluan upacara-upacara sakral

05.Dapat membuat gerabah

06.Mengerjakan kulit kayu untuk penutup tubuh

07.Telah dapat membangun rumah-rumah panjang panggung yang ditopang beberapa tiang

08.Mengenal adat pemenggalan kepala

09. Mengenal sistem kepercayaan leluhur dengan mendirikan monumen-monumen megalitiik

10.Mempunyai suatu bentuk khusus (ciri khusus/gaya) dalam bidang kesenian.


Konsep Primus Interpares
(Πρῶτος μεταξὺ ἴσων)

S  Primus inter pares (Greek: Πρῶτος μεταξὺ ἴσων, English: the
first among equals or first among peers) is Latin phrase which
indicates that a person is the most senior of a group of people
sharing the same rank or office.[1]

S  When not used in reference to a specific title, it may indicate that
the person so described is technically equal, but looked upon as an
authority of special importance by their peers. In some cases it
may also be used to indicate that while the person described
appears to be an equal, they actually are the group's unofficial or
hidden leader.
Konsep Primus Interpares
(Πρῶτος μεταξὺ ἴσων)

n  Menjadi dasar terjadinya pemujaan kepada arwah leluhur


(ancestor worship)
n  Ketua kelompok atau dusun dalam masa prasejarah dipilih
berdasarkan beberapa kelebihan yang dimiliki
n  Selama menjabat menjadi ketua, ia harus mampu mengadakan
pesta jasa (fiest of merits)
n  Setelah ia meninggal, warganya mendirikan bangunan untuk
mengenang dan memujanya.
n  Bangunan itu umumnya monumen megalitik berupa punden
berundak yang pada teras teratasnya ditegakkan objek-objek
sakral, seperti menhir, batu dakon, dolmen, arca sederhana, dan
lain-lain
Pengaruh kebudayaan luar:

S  Kebudayaan Hindu-Buddha dari India

S  Kebudayaan Islam

S  Kebudayaan Kolonial

S  Kebudayaan Cina


QUESTIONS?

You might also like