Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Setiap kegiatan praktikum merupakan kegiatan yang bersifat ilmiah, dengan mempunyai
suatu tujuan tertentu disamping untuk membantu berbagai macam konsep, pengertian dan
kaidah serta teori yang didapat dari perkuliahan. Selain itu, praktikum ini juga bermaksud
untuk mengembangkan keterampilan dalam menggunakan alat - alat serta dengan metode
tertentu.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memperkenalkan alat-alat laboratorium serta
fungsinya dalam praktikum kimia dasar. Pertama praktikan dikenalkan dengan alat-alat
yang ada di laboratorium yang dipakai untuk melakukan percobaan-percobaan.
Kemudian praktikan diajarkan cara memakai alat-alat sesuai dengan fungsinya masing-
masing.
Hasil yang didapatkan adalah praktikan dapat mengenal dan mengetahui alat-alat
laboratorium beserta fungsinya. Antara lain cara pembacaan miniskus pada alat gelas
kaca, yaitu apabila larutan berwarna bening, maka miniskus yang dibaca adalah dasar
miniskus, sedangkan bila larutan berwarna gelap, maka miniskus yang dibaca adalah
posisi atas miniskus, atau untuk lebih memudahkan dapat menggunakan kertas gelap
yang diletakkan di belakang gelas kaca. Selain itu praktikan dapat melakukan
pengeringan suatu zat yang dihasilkan dari endapan dengan menggunakan oven.
1.1 Pendahuluan
1.1.1 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memperkenalkan pembakar gas dan alat gelas dan
fungsinya dalam praktikum kimia.
6. Gelas piala
Gelas kimia ini terbuat dari bahan kaca dan digunakan sebagai tempat zat kimia cair yang
digunakan untuk praktikum. Selain itu juga dapat menguapkan pelarut untuk
memekatkan.
7. Erlenmeyer
Alat ini dibuat dari kaca digunakan sebagai wadah zat yang akan dititrasi. Kadang-
kadang juga dipakai untuk memanaskan larutan.
8. Gelas ukur (Labu ukur)
Alat ini terbuat dari gelas dengan berbagai ukuran. Berbentuk lonjong dan dapat
ditegakkan. Digunakan untuk mengukur volume zat. Tidak boleh digunakan untuk
mengukur larutan atau pelarut panas.
9. Pipet tetes
Alat ini mempunyai bentuk seperti pipa kaca, dan alat pemencetnya karet vulkanisir.
Digunakan untuk memindahkan beberapa tetes zat cair.
10. Pipet gondok
Alat ini terbuat dari gelas dengan bagian tengahnya membesar dan ujungnya meruncing.
Dipakai untuk mengambil larutan dengan volume tertentu dengan tepat.
11. Pipet Mohr
Alat ini mirip dengan buret dan digunakan untuk mengukur volume larutan dengan
ketepatan di atas gelas ukur. Tetapi biasnya pipet ini tidak digunakan bila dituntut
ketepatan yang tinggi .
12. Batang pengaduk
Digunakan untuk mengaduk larutan atau suspensi, biasanya dalam bekker. Disamping itu
batang pengaduk digunakan dalam memindahkan larutan dari bejana yang satu ke bejana
yang lain.
13. Botol semprot
Botol cuci dengan kapasitas yang sesuai yang dapat mengalirkan air suling dari dalam
ujung paruh yang disambung ke bagian utama botol ini. Digunakan untuk membilas
dinding dalam bejana kaca, untuk menjamin tidak adanya tetesan larutan sampel yang
hilang.
14. Desikator
Desikator adalah alat yang berbentuk sebuah bejana, biasanya terbuat dari kaca, namun
kadang-kadang dari logam yang digunakan untuk menyetimbangkan objek dengan
atmosfer terkontrol.
Dalam percobaan sering dilakukan titrasi. Titrasi adalah pengukuran suatu larutan dari
suatu reaktan yang dibuthkan untuk bereaksi sempurna dengan sejumlah reaktan tertentu
lainnya. Titrasi merupakan metode penambahan suatu larutan dari buret dalam larutan
lain untuk menentukan banyaknya tiap-tiap larutan yang saling bereaksi satu sama lain
(Anonim, 2009).
Penyaringan merupakan salah satu prinsip unit operasi yang biasanya digunakan pada
pengolahan air minum, dan memindahkan padatan tersuspensi dari buangan pengolahan
secara biologis atau buangan-buangan pengolahan secara koagulasi. Media saringan
sangat penting dalam penyaringan. Faktor yang mempengaruhi penyaringan adalah
kekeruhan. Adapun alat yang digunakan di dalam penyaringan adalah kertas saring,
penyaring abes murni, lempeng berpori dari kaca bertahan seperti pyrex (krus penyaring
kasa masir) (Anonim,2008).
Dalam rangka melakukan kerja rutin di laboratorium, tidaklah luar biasa untuk memiliki
larutan encer atau mengurangi kepekatan mereka dengan menambahkan sejumlah pelarut.
Banyak bahan kimia di laboratorium dibeli dalam bentuk larutan air yang pekat karena
inilah cara pembelian yang paling ekonomis. Tetapi biasanya bahan kimia ini terlalu
pekat untuk langsung digunakan, dan karenanya harus diencerkan. Proses pengenceran
melibatkan pencampuran suatu larutan pekat dengan pelarut tambahan untuk memberikan
volume akhir yang lebih besar. Selama proses ini, banyak mol dalam larutan tetap, dan
hanya volumenya yang bertambah. Fakta ini membentuk dasar untuk mengerjakan soal
yang membahas pengenceran. Ada beberapa langkah dalam mempersiapkan satu larutan
dengan molaritas tertentu:
1. Zat terlarut ditimbang teliti ke dalam sebuah labu volumetri (labu ukur).
2. Ditambahkan air suling.
3. Campuran digoyak melingkar (diolek) untuk melarutkan zat terlarut.
4. Setelah ditambahkan air lagi, gunakan pinset tetes untuk menambahkan air dengan
hati-hati sampai volume permukaan cairan tepat berimpit pada tanda lingkaran di leher
labu.
5. Labu disumbat dan kemudian dikocok agar larutan seragam (James E. Brady,
1994:87-88).
Kertas saring mempunyai kelemahan sebagai berikut:
1. Tidak inert, yaitu dapat rusak oleh basa dan asam pekat dan macam-macam oksidator
yang dapat mengakibatkan bocor.
2. Kekuatan mekanisnya kurang, dapat sobek atau ambrol sehingga bocor dan terbawa,
terutama untuk penyaringan dengan vakum agak menyulitkan.
3. Dapat mengadsorpsi bahan-bahan dari larutan yang disaring.
4. Untuk gravimetri perlu dibakar habis karena tidak dapat dikeringkan sampai
mencapai berat tetap (W. Hardjadi, 1990: 97).
1.3 Metodologi
1.3.1 Alat dan Deskripsi
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:
Tabel 1.1 Alat-Alat Pemanasan
No. Nama Alat Fungsi
1. Pemanas Memanaskan zat.
2. Kaki tiga Sebagai tungku pemanas.
3. Segitiga porselin Alat penopang wadah bahan-bahan seperti cawan porselin.
4. Kasa Alat perata panas.
5. Gegep / Penjepit Sebagai pembantu pada saat mengambil alat-alat yang tidak boleh
diambil langsung dengan tangan.
6. Cawan poselin Mereaksikan zat dalam suhu tinggi, mengabukan kertas saring,
menguraikan endapan dalam gravimetri.
7. Oven Memanaskan zat kimia pada suhu tertentu.
1.3.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah aquades, CuSO4∙5H2O 0,01 M, Pb
Asetat 0,1 N, dan H2SO4 0,1 N.
1.3.3 Prosedur Kerja
1.3.3.1 Pengenalan Alat Gelas
1. Mencuci tabung reaksi, pipet, labu takar, gelas piala, erlenmeyer, corong dan buret.
2. Memipet 25 ml akuades ke dalam erlenmeyer 250 ml.
3. Mengisi buret dengan akuades pada sembarang angka.
4. Mengeluarkan cairan dari buret ke gelas bekker dengan cepat dan lambat, masing-
masing dua kali.
5. Mengisi buret dengan larutan CuSO4∙5H2O.
6. Mengeluarkan larutan dari buret ke gelas bekker dengan cepat dan lambat, masing-
masing dua kali.
7. Menghitung volume rata-rata dari setiap pengeluaran cairan dan larutan.
3.3.1 Penyaringan
1. Mengambil 5 ml H2SO4 0,1 N dengan pipet gondok dan memasukkannya ke tabung
reaksi.
2. Mengambil 5 ml Pb Asetat 1 N dengan pipet gondok dan mencampurkannya dengan
larutan H2SO4.
3. Menimbang gelas arloji dan kertas saring dengan neraca analitik.
4. Melipat kertas saring ¼ lingkaran dan 2-3 lipatan hingga dapat menutupi permukaan
corong.
5. Memasukkan kertas saring pada corong.
6. Memasang corong yang berkertas saring ke atas erlenmeyer.
7. Memasukkan larutan ke erlenmeyer.
8. Mengoven kertas saring beserta endapannya dengan suhu 99°C dan selama ± 30
menit.
9. Mengeringkan kertas saring dan endapannya dengan desinkator.
10. Menimbang endapan yang terjadi.
1.4 Hasil dan Pembahasan
1.4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1.4 Pengenalan Alat Laboratorium
No. Nama dan Gambar Alat Keterangan
1. Tabung reaksi
Untuk mereaksikan zat kimia dalam jumlah kecil. Tabung reaksi berukuran 10 ml, 20
ml, dan 25 ml. Berkapasitas 100 ml. terbuat dari gelas.
2. Pipet tetes
Untuk memindahkan beberapa tetes zat cair. Terbuat dari gelas dan karet diujungnya.
Ukurannya 1 ml, 2 ml, dan 10 ml.
5. Erlemeyer
Untuk tempat zat – zat yang di titrasi dan untuk memanaskan larutan. Terbuat dari
gelas. Ukurannya 50 ml, 100 ml, 250 ml, 500 ml – 5000 ml.
6. Buret
Untuk melarutkan titrasi. Terbuat dari gelas dan mempunyai ukuran 10 ml, 50 ml.
7. Pipet gondok
Untuk mengambil larutan dengan volume tertentu. Terbuat dari gelas. Ukuran : 5 ml,
10 ml, 15 ml, dan 50 ml.
8. Pipet Mohr
Untuk mengambil larutan dengan volume lebih tepat dari pada gelas ukur. Terbuat
dari gelas.
9. Gelas ukur
Dipergunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair atau untuk
mengukur larutan pelarut panas. T erbuat dari gelas. Ukuran : 15 ml, 100 ml, 250 ml, dan
1500 ml.
14. Corong
Untuk membantu memasukkan cairan ke dalam suatu alat yang mulutnya sempit,
seperti erlemeyer. Terbuat dari kaca dan gelas.
16. Kasa
Sebagai alat perata panas sehingga panas menyeluruh. Terbuat dari kawat besi.
19. Propipet
Alat yang dipasang pada pipet sehingga pipet dapat digunakan. Terbuat dari bahan
karet.
22. Desikator
Untuk menyimpan zat – zat supaya tetap kering atau mengeringkan zat.
23. Oven
Untuk memanaskan atau mensterilkan suatu zat atau alat. Suhu maksimum oven 200o
c.
25. Sudip
Sebagai sendok untuk mengambil zat padat atau kristal.
26. Pemanas
Digunakan sebagai pemanas zat.
27. Pembakar spiritu Digunakan sebagai sumber panas. Bahan bakar yang digunakan
adalah spiritus.
28. Statif
Digunakan sebagai penjepit buret dalam titrasi.
2.
3.
4.
5.
1. Titrasi 1
V1 = 0 ml
V2 = 46,5 ml
2. Titrasi 2
V1 = 0 ml
V2 = 42,4 ml
Titrasi rata – rata
=
= 44,45 ml
1. Titrasi 1
V1 = 0,3 ml
V2 = 10,1 ml
2. Titrasi 2
V1 = 1 ml
V2 = 2 ml
V Titrasi rata – rata
=
= 5,4 ml
Larutan berwarna biru
1. Titrasi 1
V1 = 10,6 ml
V2 = 46,4 ml
2. Titrasi 2
V1 = 0,1 ml
V2 = 47 ml
Vol Titrasi rata – rata
=
= 41,35 ml
1. Titrasi 1
V1 = 0,5 ml
V2 = 5,8 ml
2. Titrasi 2
V1 = 0 ml
V2 = 5 ml
Vol Titrasi rata – rata
=
= 5,15 ml
1.4.2 Pembahasan
1.4.2.1 Pengenalan Alat – alat Gelas
Pengenalan alat – alat laboratorium sangat penting dilakukan sebelum melakukan
praktikum – praktikum selanjutnya yang tentu saja akan selalu menggunakan alat
tersebut. Seperti tabung reaksi yang merupakan alat gelas yang digunakan pada sat
pereaksian zat kimia. Tabung gelas ini dapat dipanaskan. Jika tabung reaksi akan dikocok
ke samping maka tabung tidak boleh diisi lebih dari setengahnya. Jika dilakukan
pemanasan, harus dilakukan hati – hati dan harus dipegang miring.
Alat – alat gelas lain yang ada dilaboratorium adalah gelas piala atau yang sering disebut
gelas bekker. Gelas tersebut berfungsi sebagai tempat larutan dan dipakai juga pada saat
pemanasan larutan dan penguapan pelarut untuk memekatkan. Sebelum dipakai, alat
harus dalam keadaan bersih, bebas dari debu dan lemak. Setelah bersih, masukkan larutan
ke dalam gelas piala. Selain gelas piala, ada suatu alat gelas yang bernama gelas ukur.
Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Gelas ini
berskala dan bermacam ukuran. Sebelum digunakan alat harus dalam keadaan steril dan
setelah di gunakan, alat harus dicuci dan dikeringkan.
Erlenmeyer adalah alat yang dipakai sebagai tempat zat – zat yang dititrasi dan dipakai
juga untuk memanaskan larutan. Setelah cairan diisi ke erlenmeyer, erlenmeyer digoyang
– goyangkan agar larutan tercampur sampai titik akhir tercapai.
Pipet sebagai alat pengambil larutan terbagi menjadi dua yaitu pipet gondok dan pipet
Mohr. Pipet gondok terbuat dari gelas dan bagian tengahnya membesar serta ujungnya
meruncing. Pipet gondok dapat mengambil larutan tertentu dengan volume yang tepat.
Pipet gondok mempunyai skala 25 ml dan batas tera. Sedangkan pipet Mohr adalah pipet
yang dibubuhi skala mirip buret. Selain itu ada pipet yang disebut pipet tetes. Pipet ini
digunakan dengan cara menyedot lembut kira – kira 2 cm diatas garis etsa dengan
menggunakan bola hisap. Ujung bawah pipet harus tercelup cukup dalam ke dalam cairan
selama proses pengisian. Kemudian dengan cepat telunjuk menggantikan selang,
ditutupkan pada ujung atas pipet. Larutan dibiarkan menetes keluar sampai dasar
miniskus berimit dengan garis etsa. Tetes larutan yang masing menggantung pada ujung
bawah pipet disingkirkan dengan menyentuhkan dinding ujung pipet dengan dinding
dalam gelas piala. Dinding luar batang pipet dilap dengan tisu untuk menyingkirkan
tetesan larutan. Kemudian pipet dibiarkan mengalir ke dalam wadah yang disediakan,
dijaga benar – benar sehingga tidak ada yang muncrat.
Buret adalah alat yang digunakan pada saat proses titrasi. Zat yang digunakan untuk
menitrasi ditempatkan pada buret. Kemudian dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui
kran buret.
1.4.2.3 Penyaringan
Pada proses penyaringan, 5 ml Pb asetat 0,1 N direaksikan dengan 5 ml H2SO4 0,1 N
yang menghasilkan endapan putih keruh H2SO4¬. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
Pb (CH3COO)2(aq) + H2SO4(aq) PbSO4(s) + 2CH3COOH
Endapan yang terjadi disaring dan dioven. Setelah 30 menit, endapan di kertas saring
dikeringkan atau didinginkan dengan desinkator. Setelah ditimbang kembali didapat
endapan dengan massa 0,2 gram.
1.5. Penutup
1.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah :
1. Alat – alat gelas mempunyai fungsinya masing – masing dalam praktikum kimia
sehingga berdasarkan fungsi, alat –alat gelas dklasifikasikan sebagai berikut :
a. Alat – alat pereaksi, meliputi : tabung reaksi, gelas reaksi dan tabung
b. Alat pengukur volume meliputi : gelas ukur, labu takar, pipet gondok, pipet Mohr
dan buret.
2. Dalam poembacaan miniskus, untuk larutan berwarna terang maka yang dilihat
adalah miniskus pada posisi dasarnya sedangkan larutan yang berwarna gelap, miniskus
yang dibaca adalah bagian atasnya.
3. Miniskus terjadi karena adanya gaya kohesi dan adhesi di dalam larutan tersebut.
4. Untuk hasil yang maksimal dalam mengeluarkan cairan dari buret, jangan terlalu
cepat dan jangan terlalu lambat.
5. Penyaringan yang sederhana dapat dilakuakan dengan kertas saring dan corong. Pada
percobaan didapat endapan PbSO4 0,2 gram berwarna putih susu dengan persamaan
reaksi :
Pb (CH3COO)2(aq) + H2SO4(aq) PbSO4(s) + 2CH3COOH
1.5.2 Saran
Dalam praktikum hendaknya praktikan memperhatikan dengan seksama penjelasan
yang diberikan. Praktikum sebaiknya bertanya apabila terdapat keraguan dalam
melakukan percobaan sehingga terjadinya kesalahan dapat diminimalisasi.
Selain itu, praktikan harus berhati – hati ketika menggunakan alat – alat gelas karena
rentan sekali pecah. Dan sebaiknya praktikan menggunakan masker pada saat
mereaksikan zat yang bersifat korosif.
LAMPIRAN
I. Perhitungan
1. Percobaan Pengenalan Alat Gelas (Pembacaan miniskus)
• Menitrasi aquades dengan cepat
Titrasi I :
Miniskus awal = 0 ml
Miniskus akhir = 46,5 ml
Titrasi II :
Miniskus awal = 0 ml
Miniskus akhir = 42,4 ml
Volume titrasi rata – rata =
= 44,45 ml
• Menitrasi aquades secara lambat
Titrasi I :
Miniskus awal = 0,3 ml
Miniskus akhir = 10,1 ml
Titrasi II :
Miniskus awal = 1 ml
Miniskus akhir = 2 ml
Volume titrasi rata – rata =
= 5,4 ml
• Menitrasi larutan CuSO4.5H2O secara cepat
Titrasi I :
Miniskus awal = 10,6 ml
Miniskus akhir = 46,4 ml
Titrasi II :
Miniskus awal = 0,1 ml
Miniskus akhir = 47 ml
Volume titrasi rata – rata =
= 41,35 ml
• Menitrasi larutan CuSO4.5H2O secara lambat
Titrasi I :
Miniskus awal = 0,5 ml
Miniskus akhir = 5,8 ml
Titrasi II :
Miniskus awal = 0 ml
Miniskus akhir = ml
Volume titrasi rata – rata =
= 5,15 ml
2. Penyaringan
Diketahui : berat pinggan porselin = 27,4 gram
Berat kertas saring = 0,9 gram
Berat pinggan porselin + kertas saring + endapan = 28,5 gram.
Ditanya : berat endapan ?
Jawab : berat endapan = 28,5 – 28,3
= 0,2 gram
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1, 2009,
http://menlh.go.id/apec_vc/en/bcal/water_23.html.
Diakses tanggal 23 Oktober
Anonim2,2009,
http://kimia.upi.edu/utama/belajar/kuliah_web/2008/2009SriRatisah05428/materi.html
Diakses tanggal 23 Oktober
Brady, James. E, 1999, Kimia Universitas Asas dan Struktur, hlm 325 dan 331,
Binarupa Aksara, Jakarta.
Harjadi, W, 1990, Ilmu Kimia Analitik Dasar, Penerbit Gramedia Indonesia, Jakarta.
Petrucci, Ralph. H, 1999, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, jilid II,
hlm 29 dan 337, Penerbit Erlangga, Jakarta.
TUGAS
1. Sebutkan macam–macam alat-alat pengukur volume yang saudara ketahui. Jelaskan
juga mana alat yang digunakan untuk mengukur secara teliti dan kasar !
2. Sebutkan fungsi alat–alat di bawah ini :
a. Eksikator
b. Lemari asam
c. Oven
` 3. Bahan–bahan apa saja yang tidak boleh dipipet dengan mulut ? Jelaskan !
4. Apakah perbedaan botol berwarna dan tidak berwarna dalam hal
penggunaanya ?
5. Endapan apa yang terbentuk antara Pb Asetat dan ? tuliskan reaksi!
Jawab :
1. Macam – macam alat pengukur volume yang sudah saya ketahui antara lain gelas
ukur, labu ukur, pipet gondok, pipet Mohr dan buret. Alat ukur yang digunakan untuk
mengukur secara teliti adalah pipet gondok, pipet Mohr dan buret, sedangkan alat ukur
yang digunakan untuk mengukur scara kasar adalah gelas ukur dan labu ukur.
2. Fungsi dari :
a. Eksikator adalah untuk menyimpan zat-zat agar tetap kering, tetapi eksikator tidak
diisi dengan bahan pengering.
b. Lemari asam untuk menguapkan larutan yang mengandung asam dan berbahaya bagi
pernafasan, juga sebagai tempat penyimpanan larutan asam pekat.
c. Oven untuk memanaskan dan mengeringkan bahan dan alat-alat laboratorium.
3. Bahan – bahan yang tidak dapat dipipet dengan mulut antara lain :
a. , merupakan larutan yang mempunyai tingkat keasaman yang kuat dan sangat
berbahaya sehingga kita dilarang untuk memipet larutan tersebut dengan mulut karena
dapat merusak paru – paru.
b. HCl, merupakan larutan yang mempunyai tingkat keasaman kuat, larutan ini sangat
berbahaya karena dapat menyebabkan luka bakar dan uapnya dapat merusak paru – paru.
c. , larutan ini sangat beracun dan korosif serta uapnya akan menyebabkan kematian.
d. , merupakan senyawa yang berbahaya karena dapat menyebabkan sesak nafas dan
pembengkakan saluran pernapasan.
e. Air raksa, mengandung merkuri, di mana merkuri mengandung racun dan sangat
berbahaya.
f. HCN, tingkat keasamaan rendah, tetapi HCN dan garamnya adalah zat yang sangat
beracun.
g. Pelarut – pelarut seperti , dll dapat menghasilkan uap yang beracun.
5. Endapan yang terbentuk antara Pb Asetat dan adalah endapan yang berwarna putih.