You are on page 1of 40

KETANGGUHAN IMPAK

James Marrow
Alih bahasa: Arbintarso dan Nurnawati

 Staf pengajar Manchester Material Science


Centre, Manchester, UK
Mengapa Mengukur Ketangguhan
Impak?
 Bahan-bahan digunakan untuk membangun struktur
yang menahan suatu beban. Seorang insinyur perlu
mengetahui jika bahan akan bertahan pada kondisi
dimana struktur akan dipergunakan.
 Faktor yang penting yang mempengaruhi
ketangguhan dari sebuah struktur meliputi pengujian
temperatur rendah, pembebanan lebih, dan laju
regangan tinggi terhadap angin atau impak
(benturan) dan efek dari konsentrasi tegangan
seperti takikan dan retakan.
Mengapa Mengukur Ketangguhan Impak?

 Hal tersebut cenderung untuk mendorong


terjadinya perpatahan. Untuk hal yang lebih
luas, interaksi kompleks dari faktor-faktor ini
dapat dimasukkan dalam proses desain
dengan menggunakan teori mekanisme
perpatahan.
Mengapa Mengukur Ketangguhan Impak?

 Dalam keadaan dimana keselamatan sangat


ekstrim diperlukan, komponen teknik dalam
bentuk/ukuran sebenarnya diuji pada kemungkinan
kondisi yang paling buruk ketika dipergunakan.
 Sebagai contoh, tabung untuk memindahkan bahan
bakar nuklir telah diuji dalam ukuran yang
sebenarnya ditabrak dengan kereta api untuk
mendemonstrasikan bahwa tabung tersebut mampu
menahan keutuhan strukturnya (structural integrity)
(sebuah lokomotif 140 Ton dan 3 gerbong 35 Ton
dengan kecepatan 161 km/jam ditabrakkan pada
tabung yang diletakkan pada jalur kereta api.
Mengapa Mengukur Ketangguhan Impak?

 Kereta api mengalami kerusakan tetapi


tabung tetap terselubungi.
 Puncak gaya impak dari kereta uji lebih besar
dari pada kereta Inter-City 125 dengan
kecepatan 201 km/jam.
 Secara teoritis mekanika perpatahan
keutuhan struktur untuk situasi tersebut
sangat sulit diperkirakan.
Mengapa Mengukur Ketangguhan Impak?

 Pengujian dengan ukuran sebenarnya sangat


mahal dan sangat jarang dilakukan.
 Mekanika perpatahan juga baru berkembang
dalam teknik desain, dan pengukuran dari
parameter ketangguhan patah yang
dibutuhkan untuk membentuk sebuah
perkiraan keutuhan struktur selama proses
desain (seperti KIC) memakan waktu yang
lama dan mahal.
Mengapa Mengukur Ketangguhan Impak?

 Pengujian untuk ketangguhan impak, seperti


halnya pengujian Impak Charpy, telah
dikembangkan sebelum teori mekanika
perpatahan tersedia.
 Pengujian impak adalah sebuah metode
untuk mengevaluasi ketangguhan relatif dari
bahan-bahan teknik.
Mengapa Mengukur Ketangguhan Impak?

 Pengujian impak Charpy secara kontinyu


digunakan pada saat ini sebagai metode
kontrol kualitas yang ekonomis untuk
memperkirakan sensitifitas takikan dan
ketangguhan impak dari bahan-bahan teknik.
 Hal ini biasanya digunakan untuk menguji
ketangguhan logam-logam. Pengujian yang
serupa dapat digunakan untuk polimer,
keramik dan komposit.
Apakah Pengujian Impak Charpy itu?

 Pengujian impak Charpy mengukur energi


yang diserap oleh laju regangan tinggi
perpatahan dari sebuah benda uji bertakik
standar.
 Adapun bentuk alat uji dapat dilihat pada
gambar 1 dan bentuk benda uji terlihat pada
gambar 2.
Apakah Pengujian Impak Charpy itu?

 Gambar 1. Alat uji


 Gambar 2. Benda uji
Apakah Pengujian Impak Charpy itu?

 Benda uji dipatahkan dengan benturan dari


sebuah palu pendulum yang berat, yang
jatuh dari jarak tetap (energi potensial yang
konstan) untuk membentur benda uji dengan
kecepatan yang tetap (energi kinetik yang
konstan).
 Bahan-bahan yang tangguh (tough)
menyerap banyak energi ketika dipatahkan
dan bahan-bahan yang getas (brittle)
menyerap energi sangat sedikit.
Apakah Energi Impak itu?
 Energi impak yang diukur dengan pengujian Charpy
adalah usaha yang dilakukan untuk mematahkan
benda uji.
 Pada Impak, spesimen berubah bentuk secara
elastis sampai peluluhan tercapai (deformasi
plastik); dan sebuah zona plastis berkembang pada
takikan. Ketika pengujian dilanjutkan, perubahan
specimen oleh impak menyebabkan usaha pada
zona plastis mengeras.
 Hal ini mengingkatkan tegangan dan regangan pada
zona plastis sampai specimen patah.
Apakah Energi Impak itu?

 Energi Impak Charpy meliputi energi


regangan elastis, usaha plastis yang terjadi
selama peluluhan, dan usaha yang terjadi
untuk menciptakan permukaan patah.
 Energi elastis biasanya tidak merupakan
bagian yang signifikan terhadap energi total,
dimana didominasi oleh usaha plastis.
Apakah Energi Impak itu?

 Energi impak total tergantung pada ukuran


dari benda uji, dan standar ukuran benda uji
yang digunakan untuk dibandingkan diantara
bahan-bahan yang berbeda.
 Energi impak dipengaruhi oleh sejumlah
faktor, seperti halnya:
 Kekuatan peluluhan dan keuletan
 Takikan
 Suhu dan laju regangan
 Mekanisme perpatahan
Kekuatan Luluh dan Keuletan

 Peningkatan kekuatan luluh dari suatu logam


melalui proses seperti pengerjaan dingin,
penguatan presipitasi dan penguatan
penggantian atau intersisi larutan pada
umumnya menurunkan keuletan.
 Hal inilah yang dinamakan kegagalan
regangan plastis.
Kekuatan Luluh dan Keuletan

 Peningkatan kekuatan luluh oleh mekanisme


tersebut kemudian akan menurunkan energi
impak Charpy ketika usaha plastis yang kecil
dapat terjadi sebelum regangan pada zona
plastis yang cukup untuk mematahkan benda
uji.
 Peningkatan kekuatan luluh dapat juga
mempengaruhi energi impak disebabkan oleh
perubahan mekanisme perpatahan
Kekuatan Luluh dan Keuletan

 Gambar 3 memperlihatkan hubungan antara


tegangan dan regangan dimana kekuatan
luluh akan mempengaruhi keuletan bahan
tersebut.
 Pada umumnya untuk logam, kekuatan luluh
berbanding terbalik dengan keuletannya.
Kekuatan Luluh dan Keuletan

 Gambar 3. Diagram tegangan dan regangan


Takikan

 Takikan pada benda uji mempunyai dua efek.


Keduanya dapat menurunkan energi impak.
 Pertama, konsentrasi tegangan dari takikan
menyebabkan peluluhan atau deformasi
plastis terjadi pada takikan. Suatu daerah
plastis dapat berkembang pada takikan,
dimana akan menurunkan jumlah total
deformasi plastik pada benda uji.
Takikan

 Hal ini menurunkan usaha yang dilakukan


oleh deformasi plastik sebelum perpatahan.
 Kedua, pembatasan deformasi pada takikan
meningkatkan tegangan tarik di zona plastis.
Tingkat pembatasan tergantung pada
kerumitan takikan (kedalaman dan
keruncingan).
 Peningkatan tegangan tarik mendorong
perpatahan dan menurunkan usaha yang
dilakukan oleh deformasi plastis sebelum
perpatahan terjadi.
Takikan

 Beberapa bahan lebih sensitif terhadap


takikan dibanding yang lain, dan sebuah
standar jari-jari ujung takikan dan kedalaman
takikan kemudian memungkinkan digunakan
untuk membandingkan antara bahan-bahan
yang berbeda.
 Pengujian impak Charpy kemudian
mengindikasikan sensitifitas takikan dari
suatu bahan.
Suhu dan Laju Regangan
 Karena sebagian besar energi impak Charpy
terdiri dari usaha plastik peluluhan benda uji,
hal ini dipengaruhi oleh faktor perubahan
perilaku peluluhan dari bahan, seperti halnya
suhu dan laju regangan, yang mempunyai
efek pada sifat dislokasi.
 Peningkatan kekuatan peluluhan oleh suhu
rendah atau laju regangan tinggi menurunkan
keuletan, dan begitu juga menurunkan energi
impak Charpy.
Suhu dan Laju Regangan

 Kekuatan peluluhan dari logam kubus badan


terpusat (bcc) lebih sensitif terhadap laju
regangan dan suhu dibandingkan dengan
logam kubus sisi terpusat (fcc).
 Energi impak Charpy dari logam bcc seperti
halnya baja karbon feritik yang mempunyai
ketergantungan yang kuat pada laju
regangan dan suhu dibandingkan dengan
logam fcc misalnya alumunium, tembaga dan
baja nirkarat austenitik.
Mekanisme Perpatahan
 Energi impak Charpy dipengaruhi oleh
mekanisme perpatahan.
 Logam biasanya patah dengan gabungan
rongga mikro (Microvoid Coalescence) dimana
regangan plastik menyebabkan rongga
pengintian di sekitar inklusi, lihat gambar 4a.
Penggabungan ini tumbuh dan bergandengan
sampai terjadi kegagalan.
 Pada logam bcc, kegagalan dapat juga terjadi
oleh pembelahan (cleavage) sepanjang bidang
kristal {001} pada tegangan tarik kritis, lihat
gambar 4b.
Mekanisme Perpatahan

a b
 Gambar 4. Struktur mikro mekanisme perpatahan a)
Microvoid Coalescence  b) Cleavage 
Mekanisme Perpatahan

 Sebagaimana peningkatan kekuatan


peluluhan logam, tegangan tarik pada zona
plastis dapat menjadi cukup besar untuk
terjadinya pembelahan.
 Mekanisme perpatahan pada baja karbon
feritik kemudian akan berubah dari
penggabungan rongga mikro menjadi
pembelahan dengan meningkatnya kekuatan
peluluhan.
Mekanisme Perpatahan

 Hal ini dapat disebabkan oleh peningkatan


laju regangan atau penurunan suhu.
 Usaha dari perpatahan pembelahan jauh
lebih sedikit dari usaha perpatahan
penggabungan rongga mikro. Karena hal ini
melibatkan lebih sedikit deformasi plastis.
 Perubahan pada mekanisme perpatahan
kemudian akan menyebabkan transisi ulet ke
getas secara tajam pada energi impak
Charpy.
Transisi Ulet ke Getas

 Pengujian impak Charpy digunakan untuk


menentukan perilaku transisi ulet ke getas
dari suatu logam.
 Hal ini sangat penting untuk diwujudkan,
dimana transisi ulet ke gatas didefinisikan
dalam hubungan dengan energi patah.
 Perpatahan getas adalah suatu energi patah
yang rendah dan perpatahan ulet adalah
suatu energi patah yang tinggi.
Transisi Ulet ke
Getas

 Beberapa hal yang membingungkan sering


terjadi karena kita dapat menggunakan istilah
getas dan ulet untuk menjelaskan
mekanisme perpatahan.
 Gabungan rongga mikro adalah mekanisme
perpatahan ulet dan pembelahan adalah
mekanisme perpatahan getas.
Transisi Ulet ke
Getas

 Bagaimanapun juga hal ini memungkinkan


terjadi suatu perpatahan getas energi rendah
baik dengan gabungan rongga mikro ulet
(pengerjaan dingin tembaga) atau
pembelahan getas (misal baja feritik pada
suhu rendah).
 Seharusnya anda selalu berhati-hati terhadap
perbedaan kedua hal yaitu, ketangguhan dan
mekanisme perpatahan.
Transisi Ulet ke
Getas

 Kurva transisi ulet ke getas mencatat efek


suhu pada energi perpatahan.
 Energi impak pada umumnya menurun
seiring menurunnya suhu dimana kekuatan
peluluhan meningkat dan kekuatan menurun.
 Sebuah transsisi yang tajam dimana
perubahan sejumlah besar energi untuk
perubahan suhu yang kecil, dapat terjadi
ketika terdapat perubahan mekanisme
perpatahan.
Transisi Ulet ke
Getas

 Jika bahan mempunyai transisi ulet ke getas


yang tajam, kemudian suatu transisi suhu
dapat didefinisikan bahwa bahan tersebut
ketangguhannya jelek.
 Ini dapat digunakan sebagai panduan untuk
penggunaan suhu yang minimum.
 Hal ini sangat mudah terjadi pada bahan
dengan transisi yang halus dari lingkungan
ulet ke getas.
Transisi Ulet ke
Getas
 Transisi suhu bisa didefinisikan dengan
menggunakan energi impak rata-rata antara
nilai tertinggi dan nilai terendah.
 Suatu transisi suhu dapat juga didefinisikan
menggunakan ekspansilateral benda uji
(suatu pengukuran sejumlah deformasi
plastis), atau perubahan dalam bentuk
permukaan perpatahan.
 Sayangnya, perbedaan pengukuran pada
bahan yang sama tidak harus memberikan
transisi suhu yang sama!
Transisi Ulet ke
Getas

 Masalah ini merupakan salah satu faktor


utama dalam perkembangan mekanika
perpatahan.
 Gambar 5 memperlihatkan dua buah skema
kurva transisi ulet ke getas antara baja
karbon dan aluminium.
 Kedua kurva memperlihatkan perbedaan
transisi dari ulet ke getas yang nyata, untuk
baja karbon transisi sangat terlihat menyolok
dibandingkan dengan aluminium.
Transisi Ulet ke
Getas

 Gambar 5. Skematik kurva transisi ulet ke getas


Bagaimana Energi Impak Charpy
digunakan?
 Pengujian impak Charpy dapat digunakan
untuk memperkirakan ketangguhan relative
dari bahan-bahan yang berbeda, misal baja
dan alumunium, sebagai suatu alat untuk
memilih bahan-bahan dalam desain.
 Hal ini juga bisa digunakan untuk kontrol
kualitas, untuk menjamin bahan tersebut
telah diproduksi mencapai tingkatan
minimum ketangguhan spesifik.
Bagaimana Energi Impak Charpy digunakan?

 Kesulitan muncul ketika anda mencoba untuk


menjawab pertanyaan seperti halnya berapa
ketangguhan impak yang harus dipunyai baja
jika akan dijadikan sebagai bahan tiang
pengeboran lepas pantai yang akan terkena
benturan gelombang di laut utara pada suhu
di bawah nol?
Bagaimana Energi Impak Charpy digunakan?

 Masalah desain seperti di atas dapat


dipecahkan dengan menggunaan energi
impak minimum untuk suhu yang digunakan
yang didasarkan pada pengalaman
sebelumnya.
 Sebagai contoh, telah ditemukan terjadi
perpatahan pada lempeng baja kapal Liberty
pada tahun 1940-an yang hanya terjadi pada
suhu laut dimana energi impak baja adalah
20 J.
Bagaimana Energi Impak Charpy digunakan?

 Data ini dapat digunakan untuk memilih baja


untuk desain kapal yang akan datang.
 Pendekatan ini masih sering digunakan untuk
menspesifikasikan energi impak minimum
dalam pemilihan bahan, meskipun kriteria
tersebut juga didasarkan pada hubungan
antara pengukuran dan perhitungan
mekanika perpatahan.
Bagaimana Energi Impak Charpy digunakan?

 Penting sebagai catatan, bahwa energi impak


dari baja yang dipakai pada kapal Titanic
ditemukan sangat rendah (getas) pada -1
Celsius. Inilah perkiraan suhu laut pada saat
benturan dengan gunung es.

 The Materials Science Internet Microscope © Dr. James Marrow


Manchester Materials Science Centre, UMIST and University of
Manchester. www.umist.ac.uk/matsci/
 Diterjemahkan secara bebas oleh Wa1 and Wine

You might also like