You are on page 1of 4

Laporan Praktikum Kimia Analitik I Nama : Dwi Wahyudi

NIM : G44080114
Kelompok : D pagi
Tanggal : 21 Oktober 2009
Asisten : Fauzan Amin
PJP : Mohamad Rafi

EKSTRAKSI KOMPONEN DARI BAHAN HAYATI

Prinsip/Teori Dasar Percobaan


Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair
dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak
substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Ekstraksi
merupakan proses pemisahan suatu bahan dari campurannya, ekstraksi dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Ekstraksi menggunakan pelarut didasarkan pada
kelarutan komponen terhadap komponen lain dalam campuran (Suyitno 1989).
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah tipe persiapan sampe,
waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut, tipe pelarut.
Ekstraksi bahan alam adalah salah satu cara untuk mengungkap potensi
senyawa kimia dalam suatu tumbuhan. Bagian yang digunakan untuk proses
ekstraksi dapat bermacam-macam, dapat berupa daun, kulit batang, akar, dan
sebagainya. Hasil ekstraksi yang didapat pun bervariasi, mulai dari flavonoid
sampai isoflavonoid. Beberapa metode yang digunakan untuk ekstraksi yaitu
metode soxlhet, refuks (penggodokan), dan maserasi (perendaman).
Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut
dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat
fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula
tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan
jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi
berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut.
Namun sering juga digunakan pada padatan yang larut karena efektivitasnya.
(Lucas et al 1949)

Tujuan Percobaan
Percobaan kali ini bertujuan untuk melakukan ekstraksi komponen kimia
dari bahan hayati dengan metode soxhlet, refluks, dan metode perendaman.

Prosedur Percobaan
Prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan yang tertera pada buku
penuntun praktikum pada halaman 32-33. Namun, terdapat modifikasi dalam
beberapa prosedur yaitu bobot yang digunakan untuk setiap metode ekstraksi
adalah 5 gram, pelarut menggunakan etanol 95% dan methanol 95%, waktu untuk
proses ekstraksi dengan metode soxhlet dan refluks adalah 90 menit sedangkan
untuk metode perendaman adalah 60 menit. Selain itu praktikan tidak melakukan
rotavapor namun dilakukan oleh petugas laboratorium.
Hasil dan Perhitungan Data

Tabel 1. Data waktu ekstraksi


Metode ekstraksi Ulangan Pelarut Waktu (menit)
Soxhlet - Metanol 90
- Etanol 90
Penggodokan - Metanol 90
- Etanol 90
Perendaman 1 Metanol 60
2 Metanol 60
3 Metanol 60

Tabel 2. Rendemen
Metode Ulangan Pelarut Bobot Erlenmeyer Bobot Rendemen
Rataan
Ekstraksi Bobot Bobot Bobot Contoh
Kosong Terisis isi
Soxhlet Metanol 83,8766 84,3426 0,4660 5,0043 9,31%
Etanol 75,3693 75,5513 0,1820 5.0060 3,63%
Penggodokan Metanol 76,9321 77,6031 0,6692 5.0010 13,28%
Etanol 75,1218 75,2610 0,1392 5,0025 2.78%
Perendaman 1 Metanol 74,8238 75,6697 0,8459 4,9998 16,92%
2 Metanol 75,2772 75,6689 0,3915 5,0105 7,82%
11,42%
3 Metanol 79,6030 80,0823 0,4793 5,0043 9,43%

Contoh perhitungan:
Soxhlet methanol.
Bobot isi = bobot terisi – bobot kosong
= 84.3426 – 83,8766
= 0,4660 gram
Rendemen = Bobot isi x 100%
Bobot contoh
= 0,4660 / 5,0043 x 100%
= 9,31%

Pembahasan
Percobaan ekstraksi kali ini dilakukan dengan tiga metode yang berbeda,
yaitu metode soxhlet, refluks, dan maserasi. Bahan hayati yang diekstrak adalah
temulawak. Setelah didapatkan fltrat dari tiga metode tersebut dilakukan
rotavapor, yaitu proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan
pemanasan yang dipercepat oleh putaran dari labu alas bulat, cairan penyari dapat
menguap 5-10º C di bawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh karena adanya
penurunan tekanan. Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan penyari akan
menguap naik ke kondensor dan mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul
cairan pelarut murni yang ditampung dalam labu alas bulat penampung. Dalam
percobaan ini digunakan pelarut etanol 95% dan metanol 95% yang berfungsi
untuk mengekstrak substansi (temulawak) tanpa melarutkan material lainnya.
Berdasarkan percobaan, metode soxhlet dengan pelarut metanol
menghasilkan rendemen cukup banyak. Kelebihan dari metode ini dapat
digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan terhadap
pemanasan secara langsung, digunakan pelarut yang lebih sedikit, pemanasannya
dapat diatur. Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah karena pelarut didaur
ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah bawah terus-menerus
dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian oleh panas, jumlah total
senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya dalam pelarut
tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan volume
pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya. Bila dilakukan dalam skala besar,
mungkin tidak cocok untuk menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu
tinggi, seperti metanol atau air, karena seluruh alat yang berada di bawah
komdensor perlu berada pada temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang
efektif. Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran
azeotropik dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut.
(Utami 2009)
Metode refluks dilakukan dengan cara merendam temulawak dengan
pelarut dan dipanaskan. Berdasarkan percobaan, metode ini menghasilkan
rendemen yang paling banyak dengan metanol sebagai pelarutnya. Keuntungan
dari metode ini adalah digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel yang
mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung. Sedangkan kerugian
metode ini adalah membutuhkan volume total pelarut yang besar dan sejumlah
manipulasi dari operator.
Metode perendaman merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa
hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya. Namun dalam praktikum
ini metode perendaman (maserasi) dilakukan dengan cara merendam temulawak
dalam pelarut dan dikocok selama satu jam. Metode maserasi digunakan untuk
menyari simplisia yang mengandung komonen kimia yang mudah larut dalam
cairan penyari, tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin. Keuntungan dari
metode ini adalah peralatannya sederhana. Sedang kerugiannya antara lain waktu
yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama, cairan penyari yang
digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang
mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin.
Efektifitas dalam proses ekstraksi yaitu suatu metode yang dengan efektif
mengekstrak semua analat dalam sampel dengan jumlah pelarut yang sedikit.
Efisiensi dalam proses ekstraksi yaitu suatu metode dengan peralatan ekstraksi
yang sederhana dan cepat. percobaan. Berdasarkan hasil yang diperoleh, metode
refluks dengan pelarut metanol lebih efektif dengan hasil rendemen paling banyak
yaitu 13,28%. Pelarut metanol lebih baik untuk percobaan ini karena metanol
bersifat lebih polar dari etanol, sehingga dapat melarutkan senyawa polar dengan
lebih baik. Pada percobaan kali ini dapat terjadi beberapa kesalahan yang dapat
mempengaruhi hasil percobaan seperti serbuk temulawak yang setelah di timbang
tidak langsung dimasukkan ke dalam erlenmeyer sehingga serbuk temulawak
terbawa angin dan hal ini dapat mengurangi bobot serbuk temulawak. Dapat
terjadi ketidakkonsistenan pada saat pengocokan pada metode rendemen karena
pengocokan dilakukan secara manual, tanpa menggunakan alat. Waktu untuk
ekstraksi tidak maksimal.
Simpulan
Ekstraksi komponen dari bahan hayati dapat dilakukan dengan metode
soxhlet, refluks, dan maserasi. Metode yang baik untuk melakukan ekstraksi
temulawak adalah metode soxhlet dan refluks karena menghasilkan rendemen
yang lebih banyak dan menggunakan pelarut dalam jumlah sedikit. Jumlah
rendemen paling banyak diperoleh dengan metode refluks dan metanol sebagai
pelarutnya. Hasil rendemen paling banyak yaitu 13,28%.

Daftar Pustaka
[Anonim].2009.Ekstraksi.[terhubung berkala]. http://www.chem-is-try.org/. (9
November 2009).

Lucas, Howard J, David Pressman. 1949. Principles and Practice In Organic


Chemistry. New York: John Wiley and Sons, Inc.
Suyitno. 1989. Bahan-bahan Pengemas. Yogyakarta: PAU UGM.
Utami, Devy Nandya. 2009. Ekstraksi. [Terhubung berkala]. http://
majarimagazine.com/. (9 November 2009).

You might also like