You are on page 1of 10

Mengenal Dan Mengatasi Penyakit Pada Ikan Lele

Aug 3rd, 2010 | By galeriukm | Category: Budidaya Ikan

Hama dan penyakit pada budidaya lele menjadi salah faktor penentu keberhasilan bisnis ini.
Menanggulangi penyakit lele merupakan salah satu upaya mekmaksimalkan budidaya lele.
Meski pengetahuan dan cara menanggulangi penyakit pada budidaya lele cukup penting
terkadang diabaikan oleh peternak lele, apalagi jika usaha lele ini hanya menjadi usaha
sampingan atau bisnis skala usaha kecil. Banyak kejadian lele tiba-tiba mati mendadak dalam
jumlah besar atau satu per satu mati dan akhirnya tidak bisa panen. Pertanyaan dan keluhan
mengenai cara mengatasi penyakit pada ikan lele cukup sering kita dengar sehingga penting bagi
para pembudidaya lele untuk memiliki pengetahuan di dalam hal ini. Hama ikan Lele ukuran
besar nampak secara kasat mata misalnya kucing, ular,Linsang. Untuk lele bibit di sawah  hama
lele bisa datang dari kodok, Ucrit dan burung pemakan ikan dan hewan-hewan lain. Penyakit
pada ikan lele biasanya disebabkan oleh mikroorganisme yang tidak kasat mata.

Penyakit Biasa Menyerang Ikan Lele

Penyakit pada ikan lele cukup beragam dan memerlukan penanganan yang berbeda-beda
tergantung jenis penyakitnya. Untuk mengetahui jenis penyakit apa yang menimpa ikan lele
peliharaan kita, bisa dilihat dari gejala-gejala luar ikan lele. Meski lele termasuk ikan yang tahan
hidup dalam air yang berkualitas buruk, tetapi sanitasi air memegang peranan penting dalam
menunjang kesehatan lele.

Penyakit pada ikan lele biasanya disebabkan oleh mikroorganisme yang bersifat parasit
yang hidup pada tubuh ikan lele, mikroorganisme ini biasanya berupa virus, bakteri, jamur, dan
protozoa yang berukuran kecil. Beberapa penyebab penyakit pada ikan lele antara lain:

1. Penyakit karena Bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla

Bentuk bakteri ini seperti batang dengan cambuk yang terletak di ujung batang, dan cambuk ini
digunakan untuk bergerak. Ukurannya 0,7-0,8 x 1-1,5 mikron.
Gejala Lele Terserang Bakteri ini : warna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul
pendarahan. Lele bernafas megap-megap di permukaan air.
Pencegahan: lingkungan harus tetap bersih, termasuk kualitas air harus baik.
Pengobatan: melalui makanan antara lain pakan dicampur Terramycine dengan dosis 50 mg/kg
ikan/hari, diberikan selama 7-10 hari berturut-turut atau dengan Sulphonamid sebanyak 100
mg/kg ikan/hari selama 3-4 hari.

2. Penyakit tuberculosis yang disebabkan bakteri Mycobacterium fortoitum


Gejalanya: tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada hati,
ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik
putih di sekitar mulut dan sirip.
Pengendalian: memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam.
Pengobatan: dengan Terramycin dicampur dengan makanan 5-7,5 gram/100 kg ikan/hari selama
5-15 hari.

3. Penyakit karena Jamur/Cendawan Saprolegnia.


Penyebab: jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang
kondisinya lemah.

Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang
sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan pada
telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas.

Pengendalian: benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada Malachyte Green Oxalate
2,5-3 ppm selama 30 menit dan telur direndam Malachyte Green Oxalate 0,1-0,2 ppm selama 1
jam atau 5-10 ppm selama 15 menit.

4. Penyakit bintik putih dan gatal (Trichodiniasis)

Penyebab: parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang amuboid, mempunyai
inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthirius multifilis.
Gejala:
(1) ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air;
(2) terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang;
(3) ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam.
Pengendalian: air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya.

Pengobatan: dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada campuran larutan formalin
25 cc/m3 dengan larutan Malachyte Green Oxalate 0,1 gram/m3 selama 12-24 jam, kemudian
ikan diberi air yang segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari.

5. Penyakit cacing Trematoda

Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus menyerang


insang, sedangkan cacing Gyrodactylus menyerang kulit dan sirip.

Gejala: insang yang dirusak menjadi luka-luka, kemudian timbul pendarahan yang akibatnya
pernafasan terganggu.
Pengendalian:
(1) direndam formalin 250 cc/m3 air selama 15 menit;
(2) Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam;
(3) menyelupkan tubuh ikan ke dalam larutan Kalium Permanganat (KMnO4) 0,01% selama ±30
menit;
(4) memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit;
(5) dapat juga memakai larutan NH4OH 0,5% selama ±10 menit.

6. Parasit Hirudinae

Penyebab: lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan.

Gejala: pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga menyebabkan
anemia/kurang darah.

Pengendalian: Selalu diamati pada saat mengurangi padat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5
ppm.
Apabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktor penyebabnya, kemudian
kondisi tersebut harus segera diubah.

Penyakit yang menimpa ikan lele biasanya terjadi karena lingkungan air yang tidak baik,
misalnya tercemar oleh zat-zat berbahaya, kepadatan tebar yang terlalu besar dan perubahan
suhu yang drastis. Pada kondisi demikian daya tahan ikan lele menurun dan mudah terserang
penyakit. Penyakit pada lele bisa juga berasal dari bibit lele sudah membawa penyakit dari
asalnya, hanya belum menunjukkan gejala sakit saat ditebar. Untuk itu perlu berhati-hati dalam
memilih bibit lele. Cara lain mengatasi penyakit ikan lele adalah mengkarantina ikan lele sakit
pada kolam karantina yang diberi garam ikan, selain dengan pengobatan-pengobatan tersebut.
(Galeriukm).

Tips Ampuh Mengatasi Penyakit Pada Ikan Lele

Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang ikan lele bisa


disebabkan oleh bakteri, parasit atau bahkan cacing. Penyakit – penyakit yang sering dijumpai oleh para
peternak ikan lele adalah cendawan, bintik putih, borok, cacingan serta trichodina.

Untuk terhindar dari kerugian besar, para petani ikan lele harus dapat mengendalikan penyakit –
penyakit tersebut diatas dengan terlebih dahulu mengetahui penyebab dari penyakit tersebut serta
gejala yang muncul sebelum pada akhirnya nanti mengetahui bagaimana caranya untuk
menanggulanginya.
CENDAWAN

1. Jenis yang dapat menyerang adalah saprolegnia dan achyla, dimana mereka sering dijumpai di
perairan yang kaya akan bahan organik.
2. Penyakit ini menyerang ikan lele yang sudah teruka atau yang sedang berada dalam kondisi
lemah.
3. Gejala yang ditunjukkan oleh ikan lele yang terserang oleh penyakit ini adalah bahwa pada
sekitar lukanya banyak dijumpai serabut berwarna putih.
4. Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah : kepadatan tebar dikurangi dan air
kolam ditaburi dengan garam dapur sejumlah 5 gram / m2.
5. Beberapa tindakan pengobatan yang dapat dilakukan adalah :
Merendam ikan lele yang sakit ke dalam air PK berdosis 1 gram / 100 liter air. Proses
perendaman dilakukan selama 30 menit. Jamur dapat dihilangkan dengan menggunakan obat
Furazolin.

BINTIK PUTIH

1. Penyebab dari munculnya penyakit ini adalah ichthyophthirius multifiliis dimana mereka akan
menyerang ikan lele yang dipelihara didalam kolam yang airnya menggenang.
2. Gejala yang ditunjukkan oleh ikan lele yang terserang oleh penyakit ini adalah bahwa pada
permukaan kulit dan juga insang ikan lele banyak dijumpai bintik – bintik berwarna putih yang
apabila dibiarkan terlalu lama, kulit dan insang ini akan rusak sebelum pada akhirnya nanti ikan
lele akan mati dalam hitungan jam.
3. Beberapa tindakan pengobatan yang dapat dilakukan adalah :
Memperbaiki sistem sanitasi, air kolam ditaburi dengan garam dapur sejumlah 30 gram / liter
air, sebanyak 2 – 3 kali berturut – turut, penggunaan malachyte green berdosis 0,1 gram / m2
sebanyak 2 hari sekali hingga ikan lele sembuh.

BOROK

1. Merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh para peternak ikan lele dikarenakan dapat
menyebabkan kematian massal.
2. Penyebab dari munculnya penyakit ini adalah aeromonas dan pseudomonas dimana mereka
meenyerang organ dalam ikan lele, seperti hati, limpa serta daging.
3. Gejala yang ditunjukkan oleh ikan lele yang terserang oleh penyakit ini adalah munculnya borok
diseluruh permukaan kulit ikan lelel. Borok ini akan mengeluarkan nanah jikan penyakit ini
memarah.
4. Beberapa tindakan pengobatan yang dapat dilakukan adalah :
Mengkarantinakan ikan lele yang sakit dan pemberian antibiotik pada ikan lele yang masih sehat
untuk meningkatkan daya tahan tubuh mereka. Antibiotik ini dapat diberikan dengan cara
dicampurkan ke dalam pakan ikan lele dengan dosis antibiotiknya adalah sebesar 1 mg / kg
pakan. Selain itu air kolam ditaburi dengan garam dapur sejumlah 10 kilogram yang telah
dicampur dengan tumbukan daun pepaya.

CACINGAN
1. Jenis yang dapat menyerang adalah dactylogyrus dan gyrodactylus, dimana mereka sering
dijumpai dikolam yang kepadatan tebarnya terlalu tinggi serta baru saja mengalami perubahan
lingkungan hidup yang drastis dan mendadak. Mereka sering menyerang bagian insang ikan lele
(akan menyebabkan kesulitan dalam hal bernafas) serta kulitnya (menjadi berlendir).
2. Gejala yang ditunjukkan oleh ikan lele yang terserang oleh penyakit ini adalah menurunnya
nafsu makan serta ikan lele sering berenang ke atas permukaan air.
Beberapa tindakan pengobatan yang dapat dilakukan adalah :
Mengganti air dalam jumlah yang besar, air kolam ditaburi dengan garam dapur sejumlah 40
gram / m2, merendam ikan lele yang sakit ke dalam air PK berkonsentrasi 0,01 % selama 30
menit.

TRICHODINA

Penyakit ini disebabkan oleh protozoa, dimana mereka menyerang bagian insang dari ikan lele.
Ikan yang terserang oleh penyakit ini akan berputar – putar dan muncul diatas permukaan air.
Tindakan pengobatan yang dapat dilakukan adalah merendam ikan lele yang sakit ke dalam air
berformalin berkonsentrasi 15 – 20 ppm.

Prospek Menjanjikan Bisnis Olahan Ikan Berkumis


Kamis, 15 Juli 2010 14:46

Previous
Left arrow key Next
Right arrow key     Close

Belakangan ini semakin banyak kreasi olahan makanan berbahan


baku ikan berkumis (lele). Sebut saja sebagai contoh, keripik lele,
kerupuk lele, abon lele, nugget lele, dan bahkan es krim lele.
(foto: google)

Pecel lele, barangkali itu yang langsung tebersit di benak Anda kalau
ditanya jenis makanan olahan berbahan baku ikan lele. Menu lele
goreng dipecak sambal plus lalapan ini memang sudah lama akrab di
lidah orang Indonesia.
Padahal makanan olahan dari ikan bersungut panjang itu bukan cuma pecel lele. Belakangan ini semakin
banyak kreasi olahan makanan berbahan baku ikan berkumis. Sebut saja sebagai contoh, keripik lele,
kerupuk lele, abon lele, nugget lele, dan bahkan es krim lele.

Meski masih kalah beken, rasa aneka produk olahan lele tersebut gurih dan lezat. Jangan heran, kalau
makanan olahan lele ini semakin banyak peminatnya. “Lele itu termasuk makanan favorit di
masyarakat,” ujar Nurul Indah Khasanah, pemilik Khansa Food, produsen makanan olahan berbahan
baku lele dari Yogyakarta.

Harus kreatif

Lantaran banyak penggemar, bisnis makanan berbahan baku ikan lele memiliki prospek menjanjikan.
Usaha makanan olahan lele pun tumbuh subur.

Meski peluang menganga lebar, bukan berarti jaminan bakal lancar menjalankan usaha ini. Ada
juga yang sempat mencicipi usaha ini tetapi akhirnya mundur teratur.

Contohnya Anita Widyastuti, pemilik usaha Solideogloria di Magelang, Jawa Tengah.


Pertengahan tahun lalu Anita memulai usaha makanan olahan lele. Setelah berjalan 10 bulan, ia
memilih mundur dan kembali fokus menjadi peternak lele. “Di Jawa Tengah pemainnya banyak,
jadi kami kesulitan memasarkan produk olahan lele,” ujarnya.

Tapi Anda yang kepingin menjajal usaha ini jangan berkecil hati dulu. Yang penting sebelum
memasuki usaha ini Anda harus memiliki bekal persiapan matang. Selain modal duit, Anda juga
mesti kreatif mengolah dan meracik ikan lele menjadi aneka makanan yang menggugah selera.

Variasi makanan plus citarasa enak tentu mengundang minat pembeli. Maka, Anda mutlak
memiliki bekal pengetahuan teknik pengolahan makanan berbasis lele.

Semakin Anda kreatif memadupadankan makanan olahan lele dengan selera pasar, peluang
sukses di bisnis ini terbuka lebar. Banyak, kok, pebisnis sukses di usaha ini.

Contohnya, Nurul Indah Khasanah. Terjun ke bisnis makanan berbasis lele pada 2007 silam,
pemilik Khansa Food ini berhasil meraup omzet tebal dari usaha makanan olahan lele. Selain
abon lele, Khansa Food memproduksi keripik lele dan es krim lele.

Harga setiap produk olahan lele ini bervariasi. Es krim lele, misalnya, Rp 5.000 per cup.
Sementara abon lele berkisar Rp 14.000 per ons.

Ide membuat makanan berbahan baku lele ini muncul karena Nurul merasa bosan dengan
makanan olahan lele yang begitu-begitu saja. “Paling banter diolah menjadi pecel lele,” ujar
Nurul.

Padahal di Yogyakarta saja kebutuhan lele bisa berton-ton setiap hari. Dia beride, kalau diolah
lebih variatif tentu pasarnya bakal lebih berkembang.

Sejak itu, Nurul mencoba mengolah lele menjadi abon dengan rasa bawang, pedas, dan manis.
Ternyata, respon pasar lumayan besar. Pesanan terus mengalir ke mejanya. Selain Yogyakarta,
permintaan datang dari pembeli di kota-kota lain, seperti Surabaya, Malang, hingga Lampung.

Dalam sebulan, Nurul meraup omzet Rp 35 juta dari hasil menjual 250 kilogram (kg) abon lele.
Laba bersih yang masuk ke kantongnya 40% dari omzet atau sekitar Rp 14 juta per bulan.

Kenikmatan rezeki berbisnis makanan olahan lele juga dirasakan Murti Rahayu, pemilik Nazelia
di Cilacap, Jawa Tengah. Murti terjun ke usaha ini sejak 2007 dengan memproduksi abon lele.

Olahan lele racikan Murti sudah merambah ke beberapa daerah, seperti Jakarta, Yogyakarta,
Semarang, dan Bali. Dia mematok harga bervariasi antara Rp 10.000-Rp 15.000 per ons.

Murti meraih omzet Rp 15 juta setiap bulan. “Laba bersih sekitar 40% dari omzet,” ujarnya.
Belakangan, ia mulai berkreasi meracik menu lain, berupa keripik lele dan tengah bereksperimen
meramu nugget ikan lele.

Kendati tampak sepele, hasilnya bisa menggelegar jika Anda serius menggeluti bisnis ini. Kalau
Anda tertarik menjajal usaha ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Berikut ulasannya:

• Bahan baku

Anda tidak perlu memiliki kolam pembesaran lele jika ingin menggeluti bisnis makanan olahan
si kumis. Banyak tersedia ikan lele segar di pasar.

Supaya produksi lancar, Anda harus memastikan pasokan bahan baku mencukupi usaha ini.
Sebagai gambaran, menurut Murti, agar menghasilkan 3,5 kilogram (kg) abon lele, kita
membutuhkan bahan baku lele segar sekitar 10 kg.

Nurul menyarankan agar kita membeli lele langsung dari para peternak yang dekat lokasi usaha
kita. “Selain hemat ongkos transportasi, harga juga lebih murah,” tutur dia berbagi tip.

Menjalin kerjasama dengan peternak lele di sekitar lokasi usaha memang lebih menguntungkan.
Bukan hanya bisa mendapat harga lebih miring, pasokan lele juga lebih terjamin. Meski begitu,
Anda juga harus jeli memilih pemasok lele yang bagus. “Makanya perlu survei lebih dulu,”
timpal Murti.

Harga lele di tingkat peternak saat ini berkisar antara Rp 10.000 sampai Rp 10.500 per kg. Harga
lele cenderung stabil karena pasokan melimpah. Jadi Anda tak perlu khawatir soal suplai bahan
baku.

Kecuali kalau banyak peternak lele yang mengalami gagal panen, harga lele biasanya rada
mahal. Nurul mencontohkan, saat gempa mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya tahun 2006,
banyak petani gagal panen karena banyak ikan mati. Akibatnya harga ikan bersungut itu beranjak
mahal. Jika ini yang terjadi, Anda perlu melirik sumber pasokan lain.

• Produksi
Jika sudah mendapat pemasok lele, Anda harus memikirkan mengenai pilihan produk. Ikan lele
bisa diolah menjadi bermacam-macam produk karena tidak beraroma amis seperti ikan laut.

Sejauh ini, makanan olahan berbahan baku lele yang beredar di pasar meliputi abon, keripik, es
krim, dan nugget. Jika belum punya ide sendiri, Anda bisa memilih salah satu dari sekian banyak
jenis makanan olahan lele itu.

Jangan lupa Anda juga harus menyiapkan investasi peralatan untuk produksi. Nurul merogoh
kocek sekitar Rp 25 juta. Uang tersebut untuk membeli mesin produksi, seperti mesin pemisah
daging ikan lele dari tulangnya, mesin suwir daging, kompor gas beserta penggorengan, serta
mesin peniris.

Murti mengaku hanya mengeluarkan sedikit modal lantaran sebagian besar proses produksinya
dikerjakan secara tradisional dengan mengandalkan tenaga manusia. Ia hanya memakai mesin
peniris yang berguna untuk memisahkan minyak dari serat abon lele. “Biar abonnya kering dan
tidak berminyak,” tutur Murti.

• Pemasaran

Bisnis makanan olahan berbasis lele memang memiliki ceruk pasar lebar. Tapi, Anda tetap harus
menyiapkan strategi pemasaran jitu agar produk Anda laris manis. Anda sebaiknya mencoba
berbagai cara pemasaran, supaya barang dagangan dikenal konsumen. Ambil contoh, Anda bisa
memanfaatkan promosi via internet atau rajin mengikuti acara pameran.

Jika makin dikenal dan ingin menjangkau pasar yang lebih luas, Anda bisa mencontoh
pengalaman Nurul dan Murti. Kedua pengusaha makanan olahan lele ini menjalin keagenan dan
distribusi dengan pihak lain.

Murti saat ini memiliki jaringan distribusi di kota-kota besar, seperti Semarang, Yogyakarta,
Surabaya, dan Jakarta. Bahkan, Murti juga ditawari menjadi pemasok abon lele di salah satu
supermarket di Jakarta. “Tawaran serupa juga datang dari Bali,” ungkapnya.

Nurul juga memasarkannya dengan sistem keagenan. Saat ini, Khansa Food memiliki agen di
beberapa kota, seperti Bekasi, Malang, Surabaya, Yogyakarta, Lampung, dan Pekanbaru.

Selain keagenan, Khansa Food menjajakan menu olahan lele di dunia maya. Awalnya, Nurul
pernah menempuh strategi pemasaran bertingkat atau multi level marketing (MLM). Namun,
strategi ini kurang mendongkrak penjualan.

Untuk mengenalkan produknya ke pasar, Nurul banyak mengikuti pameran kuliner yang digelar
di berbagai kota di Indonesia. Belum lama ini, misalnya, Khansa Food berpartisipasi pada
Festival Raya Lele Nusantara di Jakarta.

Berbagai kiat bisnis menu olahan lele sudah terpampang, tinggal keberanian Anda mencoba
menekuninya. Budidaya ikan lele memiliki biaya yang murah, mudah ditemukan serta mudah
untuk diurus. Potensi yang dimilikinya pun sangat beragam dan tergolong populer. Hal tersebut
banyak kita temukan pada jalan-jalan di berbagai kota, contohnya adalah Warung Pecel Lele.

Sajian masakan dari warung Pecel lele cukup popular di berbagai kelas masyarakat Indonesia:
Atas, menengah, maupun bawah. Mengapa ? menu masakan yang dimiliki jenis makanan ini
cukup bervariasi, ada yang menggunakan sambal dengan tambahan mete, sambal terasi, sambal
tomat, sambal lombok ijo, serta sambal bawang.

Seiring dengan besarnya animo selera masyarakat kita akan menu yang warung pecel lele
hadirkan. Banyak dari warung yang telah berada di berbagai jalan-jalan kota pun menuai
hasilnya. Karena harganya yang relatif murah, tak heran bila hal t

Pakan Lele Alternatif


Saat pertemuan Forum Pengusaha Pemula pembudidaya lele diperoleh pengetahuan yang mengatakan
bahwa Pakan Alternatif merupakan salah satu Faktor Kunci Sukses Budidaya Lele. Maka disini akan di
ungkapkan beberapa bahan pokok yang bisa di jadikan pakan alternatif.

Bekicot
Keong Mas
Cacing

Dalam uraiannya, mina-lestari.blogspot.com, membagikan resep bagaimana membuat membuat pakan


alternatif untuk paka lele, sebagai berikut :

Lele adalah hewan scavengger(pemakan bangkai)dan bersifat


omnivora/apa saja dapat dimakan, termasuk saudaranya(kanibal)

1. dedak halus (karbohidrat)


2. tepung kedelai (protein)
3. tepung jagung (karbohidrat)
4. bekicot (protein)
5. cacing (protein)
6. tepung daun pepaya, lamtoro, (protein dan karbohidrat)

cara membuat
atur aja komposisinya tidak harus semuanya, cukup salah satu dari yang diatas,
1. 1,2,3,dengan porsi 50 :20 :30
2. 1,2,4 dengan porsi 50 :20 :30
3. 1,2,5 dengan porsi 50 :20 :30
4. 1,2,6 dengan porsi 50 :20 :30

cara membuat
1. semua bahan dicampur
2. aduk rata dengan air panas
3. lemparkan ke kolam dalam bentuk basah (untuk satu hari saja)
kalau ingin tahan lebih lama di cetak seperti pelet giling aja dengan gilingan daging and dijemur hingga
kering,tahan hingga 3 hari(untuk kapasitas kecil ,1-10 kg perhari)

(b)
1. kalau dekat dengan peternakan ayam potong minta aja ayam matinya terus baker hingga bulunya abis
setelah itu lemparkan ke kolam.
2. kalau dekat dengan sawah cari aja belalang yang banyak setelah itu lemparkan hidup2 pasti dimakan
sama lele.
3. kangnkung.

PAKAN LELE ALTERNATIF 2

selain cacing sebagai pakan alternatif lele yang pernah saya terbitkan di kategori perikanan, maka disini
saya akan mencoba untuk memberi pakan alternatif lain, yaitu dengan menggunakan pelet.

Untuk praktisnya silahkan membeli pelet dengan kualitas paling rendah dan harga paling murah
kemudian tambahkan viterna dan poc, hasilnya buagus banget hampir nggak ada lele yang mati, ikan
besar badan daripada kepala, sehat lincah, harganyapun terjangkau karena ini produk madein dalam
negri alias ngayojakarto, hasilnya buagus banget hampir nggak ada lele yang mati, ikan besar badan
daripada kepala, sehat lincah.

Atau Anda dapat mensiasasti dengan mengkombinasikan pakan pelet dengan ikan laut rucah.
Cara pemberian pakan pakai aplikasi prod Nasa.

POC Nasa, Viterna & Hormonik. semua campur jd 1 kemudian setiap pemberian pelet utk 4kg cukup
campur 1 ttp viterna cmpr dgn air 1liter biarkan meresap krng lbh 5mnt baru di kasih.
Hasilnya ikan lebih sehat dan pertumbuhanya lbh cepat sehingga bisa lbh hemat pakan. Saya coba
daging ikan lebih gurih tanpa kelihatan lemaknya pokonya lebih enak.

You might also like