You are on page 1of 34

ASPEK SPIRITUAL

PENGERTIAN

 Keyakinan dalam hubungan dengan


Maha Kuasa dan Maha Pencipta.
Aspek Spiritual
Menurut Burkahdt (1993)
1. Berhubungan dengan sesuatu yang tidak
diketahui atau ketidakpastian dalam
kehidupan.
2. Menemukan arti hidup
3. Menyadari kemampuan untuk menggunakan
sumber dan kekuatan dalam diri sendiri
4. Mempunyai perasaan dengan diri sendiri dan
dengan yang Maha Kuasa
Dimensi Spritual
 Eksistensi: Berfokus pada tujuan dan arti
kehidupan
 Agama: Fokus pada hubungan
seseorang dengan Tuhan yang Maha
Kuasa
 Vertikal: dengan Tuhan
 Horizontal: dengan diri sendiri, orang lain
dan lingkungan.
Karakteristik Spiritual

 Hubungan dengan diri Sendiri. Kekuatan


dalam atau/self reliance:
a. Pengetahuan diri
b. Sikap
Hubungan dengan alam harmonis
- Mengetahui tentang tanaman, pohon,
margasatwa dan iklim
- Berkomunikasi dengan alam
Hubungan dengan orang lain harmonis/self
a. Berbagi waktu, pengetahuan, dan sumber
secara timbal baik.
b. Mengasuh anak, orang tua, dan orang sakit.
c. Menyakini kehidupan dan kematian
Bila tidak harmonis
a. Konflik dengan orang lain.
b. Resolusi yang menimbulkan
ketidakharmonisan dan friksi.
Hubungan dengan Ketuhanan. Agamis
atau tidak agamis
a. sembahyang/berdo’a/meditasi
b. perlengkapan keagamaan.
c. bersatu dengan alam.
Kebutuhan terpenuhi
jika…
1. Mampu merumuskan arti personal yang positif
tentang tujuan keberadaannya di dunia/kehidupan.
2. Mengembangkan arti penderitaan dan menyakini
hikmah dari suatu kejadian atau penderitaan.
3. Menjalin hubungan positif dan dinamis malalui
keyakinan, rasa percaya dan cinta
4. Membina integritas personal dan merasa diri
berharga
5. Merasakan kehidupan yang terarah terlihat melalui
harapan.
6. Mengembangkan hubungan antar-manusia yang
positif
Perkembangan Spiritual

Bayi dan Todler (0 -2)


- Rasa percaya pada pengasuh
- Belum memiliki rasa salah dan benar
- Mulai mengikuti kegiatan spritual tanpa
mengerti arti kegiatan.
Prasekolah
- Ortu mengajarkan apa yang dianggap
baik dan buruk.
- Anak meniru yang dilihat bukan yang
dikatakan.
- Sering bertanya tentang moralitas dan
agama.
 Usia sekolah
- Berharap Tuhan menjawab do’anya
- Mencari alasan tanpa mau menerima
keyakinan begitu saja.
Dewasa
 Dihadapkan pada pertanyaan bersifat
keagamaan.
 Timbul perasaan akan penghargaan
terhadap kepercayaannya.
Usia pertengahan
 Lebih banyak waktu untuk kegiatan agama
 Berusaha mengerti nilai agama yang diyakini
oleh generasi muda.
 Perasaan karena pensiun, tidak aktif serta
menghadapi kematian orang lain (saudara,
sahabat) menimbulkan rasa kesepian dan
mawas diri
 Menerima kematian yang tidak dapat ditolak.
Faktor-faktor yang
memengaruhi
 Perkembangan
 Keluarga
 Ras/suku
 Pengalaman hidup sebelumnya
 Krisis dan perubahan.
Spiritual, Kesehatan dan
Sakit
1. Menuntun kebiasaan hidup sehari-hari
2. Sumber dukungan
3. Sumber kekuatan dan penyembuhan
4. Sumber konflik
Kebutuhan bantuan
spiritual
1. Pasien kesepian
2. Pasien ketakutan dan cemas
3. Pasien menghadapi pembedahan
4. Pasien yang harus mengubah gaya
hidup
Perawat sebagai model

1. Mempunyai pegangan tentang keyakinan


spiritual yang memenuhi kebutuhan untuk
mendapatkan arti, dan tujuan hidup,
mencintai berhubungan dan pengampunan.
2. Bertolak dari kekuatan spiritual dalam
kehidupan sehari-hari, terutama ketika
menghadapi nyeri, penderitaan, dan
kematian dalam melakukan praktik
professional.
3. Meluangkan waktu untuk memupuk kekuatan
spiritual diri sendiri.
4. Menunjukkan perasaan damai, kekuatan batin,
kehangatan, keceriaan, caring dan kreativitas
dalam interaksinya dengan orang lain.
5. Menghargai keyakinan dan praktik spiritual
orang lain walaupun berbeda dengan
keyakinan spritual perawat.
7. Menunjukkan kepekaan terhadap
kebutuhan spiritual klien.
8. Menyusun strategi asuhan keperawatan
yang paling sesuai untuk membantu klien
yang sedang mengalami distress spiritual
Distres spiritual

1. Spiritual yang sakit, yaitu kesulitan menerima


kehilangan dari orang yang dicintai atau dari
penderitaan yang berat.
2. Spiritual yang khawatir, yaitu terjadinya
pertentangan kepercayaan dan sistem nilai
seperti adanya aborsi
3. Spritual yang hilang, yaitu adanya kesulitan
menemukan ketenangan dalam kegiatan
keagamaan.
Kebutuhan spiritual

 Rasa percaya
 Kemauan memberi maaf
 Mencintai dan keterikatan
 Keyakinan
 Kreativitas dan harapan
 Arti dan tujuan
 Bersyukur
PENGKAJIAN

1. Afiliasi agama
 partisipasi klien dalam kegiatan agama
apakah dilakukan secara aktif atau
tidak aktif
 Jenis partisipasi dalam kegiatan agama
2. Keyakinan agama atau spiritual
mempengaruhi:
 Praktek kesehatan: diet, mencari dan
menerima terapi, ritual atau upacara
agama.
 Persepsi penyakit: hukuman, cobaan
terhadap keyakinan,
 Strategi koping
3. Nilai agama atau spiritual,
mempengaruhi
 Tujuan dan arti hidup
 Tujuan dan arti kematian
 Kesehatan dan pemeliharaannya
 Hubungan dengan Tuhan, diri sendiri dan
orang lain.
Data Subjektif

Stoll dalam Craven & Hirnle (1996)


1. Konsep tentang Tuhan atau Ketuhanan
2. Sumber harapan dan kekuatan
3. Praktik agama dan ritual
4. Hubugan antara keyakinan spiritual dan
kondisi kesehatan.
Pertanyaan….
 Mengapa anda berada di rumah sakit?
 Apakah kondisi sakit yang anda alami telah
mempengaruhi cara anda memandang
kehidupan?
 Apakah penyakit anda telah mempengaruhi
hubungan anda dengan orang yang paling
berarti dalam kehidupan anda?
 Apakah kondisi sakit, yang anda alami telah
memengaruhi cara anda melihat diri anda
sendiri?
 Apa yang paling Anda butuhkan saat ini?
Pertanyaan untuk anak
 Bagaimana perasaanmu ketika dalam
kesulitan?
 Kepada siapa engkau meminta perlindungan
ketika sedang merasa takut (selain kepada
orang tua)
 Apa kegemaran yang dilakukan ketika sedang
merasa bahagia/gembira? Ketika sedang
bersedih?
 Tahu siapa Tuhan itu?
Data Objektive

Afek dan sikap


 Apakah klien tampak kesepian, depresi,
marah, agitasi, apatis atau preokupasi?
Prilaku
 Apakah klien tampak berdoa sebelum
makan, membaca kitab suci, atau buku
keagamaan?
Verbalisasi
1. Apakah klien menyebut tuhan, doa, rumah
ibadah atau topik keagamaan lainnya?
2. Apakah klien pernah meminta dikunjungi oleh
pemuka agama?
3. Apakah klien mengeksresikan rasa takutnya
terhadap kematian, kepedulian dengan arti
kehidupan?
Hubungan interpersonal
- Siapa pengunjung klien?
- Bagaimana klien berespons terhadap
pengunjung?
- Apakah pemuka agama datang mengunjungi
klien
- Bagaimana klien berhubungan dengan klien
yang lain dan dengan tenaga keperawatan?
Lingkungan
 Apakah klien membawa kitab suci atau
perlengkapan sembayang lainnya?
 Apakah klien menerima kiriman tanda
simpati dari unsur keagamaan?
Diagnosa

 Distres spritual berhubungan dengan


ketidakmampuan untuk melaksanakan
ritual spiritual, konflik antara keyakinan
spiritual dan ketentuan aturan kesehatan
dan krisis penyakit, penderitaan, atau
kematian.
PERENCANAAN DAN
TINDAKAN
 Memberikan ketenangan atau privasi sesuai dengan
kebutuhan melalui berdoa dan beribadah secara rutin.
 Membantu individu yang memgalami keterbatasan fisik
untuk melakukan ibadah.
 Menghadirkan pemimpin spiritual untuk menjelaskan
berbagai konflik keyakinan dan alternatif
pemecahannya.
 Mengurangi atau menghilangkan beberapa tindakan
medis yang bertentangan dengan keyakinan pasien
dan mencari alternatif pemecahannya.

You might also like