Professional Documents
Culture Documents
Termasuk kriteria manakah usaha Anda saat ini , apalah Mikro, Kecil
atau Menengah? Berikut ini kriteria yang tercantum dalam pasal 6 UU
No. 20 Thn 2008 tentang UMKM
Ikhtisar
Kekayaan Bersih Paling banyak Rp. Lebih dari Rp. 50 Lebih dari Rp. 500
(tidak termasuk 50 juta juta sampai dengan juta sampai dengan
tanah & bangunan) paling banyak Rp. paling banyak Rp.
500 juta 10 Milyar
Hasil Penjualan Paling banyak Lebih dari Rp.300 Lebih dari Rp. 2,5
Tahunan Rp.300 juta juta sampai dengan Milyar sampai
(Omset/tahun) paling banyak Rp. dengan paling
2,5 Milyar banyak Rp. 50
Milyar
Kriteria ini perlu dikeketahui oleh para pelaku UMKM agar dapat menyesuaikan
usahanya dengan kriteria sesuai UU No 20 UMKM. Terutama dalam
berhubungan pihak lain (lembaga keuangan bank/non bank dan rekan bisnis)
termasuk pula untuk penyusuain dokumen legal (surat-surat ijin).
Kriteria diatas sudah jauh berubah apabila dibandingkan dengan kriteria
sebelumnya. Tentunya semua dilakukan untuk kemajuan usaha para pelaku
usaha UMKM.
Bagi Anda yang kriterianya diatas kriteria Usaha Menengah, berarti masuk
kedalam kriteria USAHA BESAR, alias Konglomerat.
Usaha Mikro
Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro adalah suatu segmen pasar yang cukup
potensial untuk dilayani dalam upaya meningkatkan fungsi intermediasi-nya karena
usaha mikro mempunyai karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimiliki oleh
usaha non mikro, antara lain :
• Perputaran usaha (turn over) cukup tinggi, kemampuannya menyerap dana yang
mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap berjalan
bahkan terus berkembang;
• Tidak sensitive terhadap suku bunga;
• Tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan moneter;
• Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat menerima bimbingan asal
dilakukan dengan pendekatan yang tepat.
Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa masih banyak usaha mikro yang sulit
memperoleh layanan kredit perbankan karena berbagai kendala baik pada sisi usaha
mikro maupun pada sisi perbankan sendiri.
Usaha Kecil
Usaha Kecil sebagaimana dimaksud Undang-undang No.9 Tahun 1995 adalah usaha
produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar
rupiah) per tahun serta dapat menerima kredit dari bank maksimal di atas Rp50.000.000,-
(lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
• Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja;
• Pedagang dipasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya;
• Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu dan rotan,
industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan
tangan;
• Peternakan ayam, itik dan perikanan;
• Koperasi berskala kecil.
Usaha Menengah
Usaha Menengah sebagaimana dimaksud Inpres No.10 tahun 1998 adalah usaha bersifat
produktif yang memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih lebih besar dari
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak sebesar
Rp10.000.000.000,00, (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha serta dapat menerima kredit dari bank sebesar Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) s/d Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
• Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih
teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain,
bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi;
• Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi
dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau
pemeriksaan termasuk oleh perbankan;
• Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada
Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll;
• Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha,
izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll;
• Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan;
• Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.
Contoh usaha menengah
Jenis atau macam usaha menengah hampir menggarap komoditi dari hampir seluruh
sektor mungkin hampir secara merata, yaitu:
Kriteria jumlah karyawan berdasarkan jumlah tenaga kerja atau jumlah karyawan
merupakan suatu tolak ukur yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk
menilai usaha kecil atau besar, sebagai berikut :
Betsy Monoarfa dari Gabungan Pengusaha Makanan & Minuman Indonesia (GAPMMI)
menyarankan pebisnis pemula untuk jeli melirik pasar yang belum digarap oleh
pesaingnya.
Strategi lain yang tak kalah penting untuk mempromosikan produk baru adalah dengan
terlibat aktif atau membangun komunitas usaha.
Agar produk baru Anda diterima dan mulai dilirik pasar, ikuti saran Betsy dalam
berpromosi:
“PHRI (Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia) bisa menjadi sarana promosi produk.
Hubungi PHRI, bangun kerja sama promosi produk, agar produk Anda bisa dipasarkan
melalui sejumlah hotel anggotanya,” saran Betsy.
Pada kesempatan terpisah, Cyprianus Aoer, Executive Director PHRI mengatakan PHRI
membuka kesempatan kepada pelaku usaha untuk menjalankan kerja sama promosi
melalui hotel anggotanya.
Menurut Cyprianus, pariwisata juga memberikan peluang promosi usaha produk lokal.
Hotel sebagai salah satu sarananya, bisa menjadi mitra bisnis pelaku usaha di sekitar
lokasi hotel tersebut berdiri. Apalagi jika produk tersebut mengangkat kekhasan daerah
setempat. Ini akan menjadi nilai jual tersendiri sekaligus promosi wisata daerah.
“Datang saja ke hotel setempat dengan membawa sampel produk untuk membicarakan
peluang kerja sama yang tepat,” papar Cyprianus beberapa waktu lalu di sela seminar
seputar pariwisata.
Kelola komunikasi dengan pelanggan melalui saluran komunikasi nyata dan virtual.
Pilihlah sosial media yang kini dihuni oleh puluhan juta konsumen, sediakan juga nomor
kontak yang bisa dihubungi oleh konsumen. Namun bukan menjadi rahasia lagi,
komunikasi virtual lebih diminati pelanggan. Kemudahan komunikasi dan biaya yang
sangat murah menjadikan komunikasi virtual sangat efektif untuk mendapatkan info
produk, transaksi pembelian, bahkan compliment atau complain juga sering lebih mudah
menggunakan komuniksi virtual.
Komunitas usaha akan memberikan anda potensi konsumen yang lebih besar lagi.
Terutama jika komunitas usaha tersebut juga mengelola komunitas virtual .