You are on page 1of 7

KRITERIA USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

Termasuk kriteria manakah usaha Anda saat ini , apalah Mikro, Kecil
atau Menengah? Berikut ini kriteria yang tercantum dalam pasal 6 UU
No. 20 Thn 2008 tentang UMKM

Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:


a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:


a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah).

Usaha Menengah adalah sebagai berikut:


a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
Kriteria sebagaimana dimaksud diatas nilai nominalnya dapat diubah
sesuai dengan perkembangan perekonomian yang diatur dengan Peraturan
Presiden.

Ikhtisar

Kriteria UMKM Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah

Kekayaan Bersih Paling banyak Rp. Lebih dari Rp. 50 Lebih dari Rp. 500
(tidak termasuk 50 juta juta sampai dengan juta sampai dengan
tanah & bangunan) paling banyak Rp. paling banyak Rp.
500 juta 10 Milyar

Hasil Penjualan Paling banyak Lebih dari Rp.300 Lebih dari Rp. 2,5
Tahunan Rp.300 juta juta sampai dengan Milyar sampai
(Omset/tahun) paling banyak Rp. dengan paling
2,5 Milyar banyak Rp. 50
Milyar

Kriteria ini perlu dikeketahui oleh para pelaku UMKM agar dapat menyesuaikan
usahanya dengan kriteria sesuai UU No 20 UMKM. Terutama dalam
berhubungan pihak lain (lembaga keuangan bank/non bank dan rekan bisnis)
termasuk pula untuk penyusuain dokumen legal (surat-surat ijin).
Kriteria diatas sudah jauh berubah apabila dibandingkan dengan kriteria
sebelumnya. Tentunya semua dilakukan untuk kemajuan usaha para pelaku
usaha UMKM.
Bagi Anda yang kriterianya diatas kriteria Usaha Menengah, berarti masuk
kedalam kriteria USAHA BESAR, alias Konglomerat.

Ciri Ciri Usaha UMKM


05 Aug 2008 54 Comments

Deddy Edward TanjungPosted under Uncategorized Tags: ciri ciri umkm

PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI UMKM

Usaha Mikro

Pengertian usaha mikro

Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan


No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau
perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak
Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan kredit
kepada bank paling banyak Rp.50.000.000,-.

Ciri-ciri usaha mikro

• Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti;


• Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat;
• Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak
memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha;
• Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha yang
memadai;
• Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah;
• Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah
akses ke lembaga keuangan non bank;
• Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk
NPWP.

Contoh usaha mikro

• Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan dan


pembudidaya;
• Industri makanan dan minuman, industri meubelair pengolahan kayu dan
rotan,industri pandai besi pembuat alat-alat;
• Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar dll.;
• Peternakan ayam, itik dan perikanan;
• Usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan penjahit
(konveksi).

Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro adalah suatu segmen pasar yang cukup
potensial untuk dilayani dalam upaya meningkatkan fungsi intermediasi-nya karena
usaha mikro mempunyai karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimiliki oleh
usaha non mikro, antara lain :

• Perputaran usaha (turn over) cukup tinggi, kemampuannya menyerap dana yang
mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap berjalan
bahkan terus berkembang;
• Tidak sensitive terhadap suku bunga;
• Tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan moneter;
• Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat menerima bimbingan asal
dilakukan dengan pendekatan yang tepat.

Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa masih banyak usaha mikro yang sulit
memperoleh layanan kredit perbankan karena berbagai kendala baik pada sisi usaha
mikro maupun pada sisi perbankan sendiri.

Usaha Kecil

Pengertian usaha kecil

Usaha Kecil sebagaimana dimaksud Undang-undang No.9 Tahun 1995 adalah usaha
produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar
rupiah) per tahun serta dapat menerima kredit dari bank maksimal di atas Rp50.000.000,-
(lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).

Ciri-ciri usaha kecil


• Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang
berubah;
• Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah;
• Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana,
keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah
membuat neraca usaha;
• Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP;
• Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwira usaha;
• Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal;
• Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti
business planning.

Contoh usaha kecil

• Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja;
• Pedagang dipasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya;
• Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu dan rotan,
industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan
tangan;
• Peternakan ayam, itik dan perikanan;
• Koperasi berskala kecil.

Usaha Menengah

Pengertian usaha menengah

Usaha Menengah sebagaimana dimaksud Inpres No.10 tahun 1998 adalah usaha bersifat
produktif yang memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih lebih besar dari
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak sebesar
Rp10.000.000.000,00, (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha serta dapat menerima kredit dari bank sebesar Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) s/d Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

Ciri-ciri usaha menengah

• Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih
teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain,
bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi;
• Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi
dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau
pemeriksaan termasuk oleh perbankan;
• Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada
Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll;
• Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha,
izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll;
• Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan;
• Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.
Contoh usaha menengah

Jenis atau macam usaha menengah hampir menggarap komoditi dari hampir seluruh
sektor mungkin hampir secara merata, yaitu:

• Usaha pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah;


• Usaha perdagangan (grosir) termasuk expor dan impor;
• Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment dan jasa transportasi
taxi dan bus antar proponsi;
• Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam;
• Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer buatan.

Kriteria Jenis Usaha Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja

Kriteria jumlah karyawan berdasarkan jumlah tenaga kerja atau jumlah karyawan
merupakan suatu tolak ukur yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk
menilai usaha kecil atau besar, sebagai berikut :

Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah Usaha Besar


Jumlah Tenaga < 4 orang 5-19 orang 20-99 orang > 100 orang
Kerja
Merakit Sumber Bahan Baku dan Pasar dalam
Komunitas Usaha
Pebisnis pemula harus yakin dan berani mempromosikan produk baru. Kreativitas
pebisnis menjadi kunci sukses menggaet pasar di tengah persaingan usaha yang semakin
kompetitif.

Betsy Monoarfa dari Gabungan Pengusaha Makanan & Minuman Indonesia (GAPMMI)
menyarankan pebisnis pemula untuk jeli melirik pasar yang belum digarap oleh
pesaingnya.

Strategi lain yang tak kalah penting untuk mempromosikan produk baru adalah dengan
terlibat aktif atau membangun komunitas usaha.

“Dengan bergabung dalam komunitas, pebisnis lebih mudah mempromosikan produk


barunya. Produk baru Anda bisa ditawarkan kepada pasar potensial secara kolektif
bersama produk anggota komunitas lainnya. Cara ini juga memudahkan pebisnis dalam
membeli bahan baku untuk mengatasi masalah biaya produksi yang tinggi. Dengan
membeli bahan baku secara kolektif melalui komunitas usaha, harga jual produk lebih
kompetitif. Salah satu kesulitan produk dalam menggaet pasar adalah harga jual yang
tinggi karena biaya produksi tinggi akibat dari pembelian bahan baku dalam jumlah
kecil,” papar Betsy dalam talkshow seputar UKM pada SMESCO UKM Food &
Packaging Expo 2010 beberapa waktu lalu.

Agar produk baru Anda diterima dan mulai dilirik pasar, ikuti saran Betsy dalam
berpromosi:

Kerja sama pemasaran dengan hotel


Dengan tergabung dalam komunitas usaha, Anda bisa memasarkan produk bersama
sejumlah produk lainnya yang bervariasi melalui hotel. Tentunya, Anda juga perlu
menganalisa pasar, apakah produk serupa sudah dipromosikan melalui hotel yang
menjadi sasaran Anda.

“PHRI (Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia) bisa menjadi sarana promosi produk.
Hubungi PHRI, bangun kerja sama promosi produk, agar produk Anda bisa dipasarkan
melalui sejumlah hotel anggotanya,” saran Betsy.

Pada kesempatan terpisah, Cyprianus Aoer, Executive Director PHRI mengatakan PHRI
membuka kesempatan kepada pelaku usaha untuk menjalankan kerja sama promosi
melalui hotel anggotanya.

Menurut Cyprianus, pariwisata juga memberikan peluang promosi usaha produk lokal.
Hotel sebagai salah satu sarananya, bisa menjadi mitra bisnis pelaku usaha di sekitar
lokasi hotel tersebut berdiri. Apalagi jika produk tersebut mengangkat kekhasan daerah
setempat. Ini akan menjadi nilai jual tersendiri sekaligus promosi wisata daerah.
“Datang saja ke hotel setempat dengan membawa sampel produk untuk membicarakan
peluang kerja sama yang tepat,” papar Cyprianus beberapa waktu lalu di sela seminar
seputar pariwisata.

Komunikasi dengan baik kepada pelanggan


Komunikasi yang buruk menyebabkan kegagalan pemasaran produk baru bagi pebisnis
pemula. Karenanya, pebisnis pemula perlu mengasah keterampilan berkomunikasi untuk
kebutuhan pemasaran dan promosi produk. Ketika mengenalkan produk kepada segmen
pasar potensial, Anda mengandalkan kemahiran berkomunikasi, kata Betsy.

Kelola komunikasi dengan pelanggan melalui saluran komunikasi nyata dan virtual.
Pilihlah sosial media yang kini dihuni oleh puluhan juta konsumen, sediakan juga nomor
kontak yang bisa dihubungi oleh konsumen. Namun bukan menjadi rahasia lagi,
komunikasi virtual lebih diminati pelanggan. Kemudahan komunikasi dan biaya yang
sangat murah menjadikan komunikasi virtual sangat efektif untuk mendapatkan info
produk, transaksi pembelian, bahkan compliment atau complain juga sering lebih mudah
menggunakan komuniksi virtual.

Komunitas usaha akan memberikan anda potensi konsumen yang lebih besar lagi.
Terutama jika komunitas usaha tersebut juga mengelola komunitas virtual .

Berikan informasi produk selengkap-lengkapnya


Pebisnis pemula harus lebih kreatif dalam segala hal. Termasuk dalam menggali
keunikan dan keunggulan produknya. Berikan informasi selengkap-lengkapnya kepada
konsumen seputar produk Anda. Dengan begitu, konsumen mendapat pesan yang jelas
tentang manfaat atau keunikan produk Anda.

Menggali informasi produk lebih mendalam, lalu menyebarkannya kepada konsumen


merupakan salah satu cara membangun imej. Kreativitas pemasaran lagi-lagi dibutuhkan
di sini. Tak ada yang bisa membatasi Anda untuk bereksplorasi dengan berbagai media
informasi, dan cara-cara kreatif unik yang khas. Kembali lagi kepada prinsip awal, kreatif
dan berani.

Dengan melibatkan diri dalam komunitas usaha, wirausahawan akan mendapatkan


keuntungan dari sisi bahan baku sekaligus pasar. Bahkan tidak menutup kemungkinan
untuk adanya transfer pengetahuan antar sesama wirausaha. Sinergi ini akan membuat
keunggulan produk dan meningkatkan daya saing dari sisi bidang usaha.

You might also like