You are on page 1of 6

TANKI TIMBUN

SEBUAH RANGKUMAN

Oleh :

STEPHANUS SULAEMAN

PERTAMINA UNIT PENGOLAHAN - V


BALIKPAPAN
TANKI TIMBUN
I. PENDAHULUAN

Code dan Standard :


- API 620 : Standard design & construction tanki timbun yang dibangun diatas permukaan
tanah, yang dibuat dari baja yang dilas dan beroperasi pada tekanan rendah.
- API 650 : Standard material, design, fabrication & testing tanki timbun silindris vertical
yang dibangun diatas permukaan tanah untuk minyak bumi dan produk BBM, yang beroperasi
pada tekanan internal tidak lebih daripada berat tutup
- API 651 : Standard perlindungan cathodic tanki timbun yang dibangun diatas
permukaan tanah.
- API 653 : Standard perbaikan, perubahan dan rekonstruksi tanki timbun.
- API 575 : Standard inspeksi tanki timbun bertekanan rendah.

II. LINGKUP

Jenis-jenis tanki timbun :


I. Fixed roof tank
1. Fixed roof conical tank.
a. self supported rafter type
b. column supported type
2. Fixed roof umbrella supported tank.
3. Fixed roof dome tank.
II. Floating roof tank
1. External floating roof tank.
a. pan floating roof type
b. pontoon floating roof type
c. double-deck floating roof type.
2. Internal flaoting roof tank.
a. pan type
b. sandwich metal type
c. sandwich plastic type
d. bulkhead type
e. pontoon type
f. double-deck type
g. roof on float type
III. Spheroid tank
1. Plain hemispheroid type tank
2. Noded hemispheroid type tank
3. Plain spheroid type tank
4. Noded spheroid type tank.
IV. Pressurized tank
1. Bullet tank
2. Spherical tank.
V. Special application tank
1. Double wall tank
2. Open roof tank
3. Horizontal tank
4. Underground tank
5. Cobra tank.

Perlengkapan dasar tanki.


1. Untuk keselamatan personel, meliputi : platform, guard rail, ladder, foam gun, dsb.
2. Untuk keselamatan tanki sendiri, meliputi : breather valve, corrosion protection ( cat, sand
bitumen mix, cathodic protection ) dan grounding.
3. Untuk pengoperasian, meliputi : heater, mixer, level gauge, water sprinkle, foam gun, name
plate, dsb.

III. PERANCANGAN

Disain dasar tanki timbun standard.


Perhitungan tebal pelat dinding tanki timbun umumnya berdasarkan API 650, menggunakan :
1. Methoda satu kaki ( dalam SI unit )
4.9 D ( H – 0.3 ) G 4.9 D ( H – 0.3 )
td = ------------------------- + CA atau t t = ----------------------
Sd St
2. Methoda satu kaki ( dalam American unit )
2.6 D ( H – 1 ) G 2.6 D ( H – 1 )
td = ------------------------- + CA atau t t = --------------------
Sd St

td = tebal disain dinding


tt = tebal dinding dalam uji hydrostatis
D = diameter nominal tanki
r= radius nominal tanki
H = tinggi permukaan disain cairan
G = berat jenis cairan yang ditimbun
CA = toleransi korosi
Sd = stress yang diijinkan dalam kondisi disain
St = stress yang diijinkan dalam kondisi uji hydrostatis
3. Methoda disain titik variabel ( dalam American unit )
 Bottom course design thickness
0.463 D HG 2.6 HDG
tld = ( 1.06 - -----------  ----- ) ( ------------ ) + CA
H Sd Sd
 Bottom course hydrostatic test thickness
0.463 D HG 2.6 HDG
tlt = ( 1.06 - -----------  ----- ) ( ------------ )
H St St
 Upper course minimum design thickness
2.6 D { H – ( x/12 )} G
tdx = ---------------------------- + CA
Sd
 Upper course minimum hydrostatic test thickness
2.6 D { H – ( x/12 )} G
ttx = ----------------------------
St
dimana x = nilai terendah dari x1, x2 dan x3
x1 = 0.61 (rtu) + 0.32 Chu
x2 = Chu
x3 = 1.22 (rtu)
 { K ( K-1 )}
C = -----------------
1+ KK
K = tL/tu
390 tb
Sedang lebar annular bottom plate ditentukan dengan : wabp = -----------
HG

IV. KONSTRUKSI

Jenis-jenis fondasi tanki.


1. Fondasi tanah tanpa cincin dinding ( API 650 App. B.41 )
Digunakan apabila lapisan tanah mampu mendukung beban tanki dan jika terjadi
penurunan jumlahnya dalam batas toleransi yang diijinkan.
2. Fondasi tanah dengan cincin beton ( API 650 App. B.42 )
Digunakan apabila fondasi tidak mampu mendukung beban dinding secara langsung,
terutama pada tanki berukuran besar, tanki degan dinding pelat tebal atau tinggi, atau self
supporting roof type.
3. Fondasi tanah dengan ring wall dari pecahan batu dan kerikil.
Fondasi jenis ini memberikan dukungan yang kuat terhadap beban yang dihasilkan dinding
tanki.
4. Fondasi tatakan beton.
Digunakan apabila beban yang harus didukung tanah harus didistribusikan secara luas.

Faktor-faktor penentu disain pondasi.


1. Faktor keselamatan, dimana safety design berkisar 1.5 s/d 3.
2. Lokasi lahan.
3. Peningkatan daya dukung tanah.
4. Tinggi permukaan dasar tanki sebesar minimum 1 feet, untuk memberikan drainage,
menjaga agar dasar tanki tetap kering dan kompensasi penurunan ( settlement ) dengan
menambahkan tinggi 6 inch.

Klasifikasi jenis-jenis tanah.


1. Keras berbatu ( daya dukung tinggi )
2. Tanah lunak, dilakukan proses pre-loading atau stabilisasi tanah dengan dewatering
sebelum dilakukan pekerjaan pondasi.
3. Tanah lembek, dilakukan proses pilling untuk mendukung tanki.

Prosedur konstruksi fondasi tanki.


1. Tanah keras berbatu :
 Site preparation, yaitu menghilangkan penghalang besar seperti batu besar, pohon,
hunian dan semak.
 Grubbing, yaitu pembersihan terhadap rumput, kerikil, kerakal / batu dan tanah
permukaan.
 Excavation, yaitu penggalian dan penimbunan kembali dengan pasir – batu yang
dipadatkan dan hot-mix.
 Foundation, yaitu melakukan pekerjaan fondasi.
4. Tanah lunak :
 Site preparation.
 Grubbing.
 Dewatering dengan soil stabilization atau pre-loading.
 Foundation.

5. Tanah lembek ( slurry / swampy ) :


 Site preparation.
 Pilling.
 Concrete platform.
 Foundation.
Jenis-jenis tiang pancang.
Pemancangan diperlukan pada jenis fondasi tanki yang berada pada tanah yang lunak atau
berpayau. Jenis-jenis tiang pancangnya meliputi :
1. Tiang pancang kayu, terutama untuk tanki berukuran kecil.
2. Tiang pancang pipa.
3. Tiang pancang beton bertulang.

Hal – hal penting dalam pekerjaan konstruksi tanki.


1. CBR test / kerapatan cone test.
2. Kerataan fondasi.
3. Ketegak-lurusan dinding ( plumbness ), ketidak tegak-lurusan maksimum dari puncak
dinding ke dasar dinding tanki tidak boleh melebihi 1/200 dari tinggi total tanki.
4. Kebundaran, toleransi jari-jari tanki tergantung besar diameter tanki dan bervariasi antara
0.5“ s/d 1.25”, diukur dari 1 feet diatas sudut dasar tanki.
5. Local deviation :
 Peaking, adalah penyimpangan konstruksi dinding tanki pada arah vertical, maksimum
yang diijinkan 0.5” per-yard dan diukur dengan horizontal sweep board.
 Banding, adalah penyimpangan konstruksi dinding tanki pada arah horizontal,
maksimum yang diijinkan 0.5” per-yard dan diukur dengan vertical sweep board.
6. Inspeksi pengelasan :
 Uji pengelasan pelat dasar tanki menggunakan pneumatic test atau hydrostatic test.
 Uji pengelasan pelat penguat menggunakan pneumatic test dengan lubang teltale.
 Uji pengelasan pelat dinding menggunakan hydrotest atau liquid penetrant + vacuum
box.
 Uji pengelasan pelat atap menggunakan pneumatic test atau vacuum box.
7. Hydrostatic test, yang berfungsi :
 Menguji kekuatan sambungan las shell.
 Menguji kekuatan pondasi.
 Mengukur kapasitas tanki
 Meringankan pengujian pneumatis pelat atap.
8. Settlement test, yang merepresentasikan derajat penurunan pondasi.

Prosedur pengelasan dan material konstruksi tanki.


1. Reinforcement dan undercut weld yang diijinkan menurut API 650 :
 Reinforcement weld maksimum yang diijinkan dalam arah horizontal berkisar 0.094”
( untuk pelat 0.5” ) s/d 0.187” ( untuk pelat 1” )
 Reinforcement weld maksimum yang diijinkan dalam arah vertical berkisar 0.125” ( untuk
pelat 0.5” ) s/d ¼” ( untuk pelat 1” ).
 High stress undercut tidak diperkenankan.
 Vertical low stress undercut maksimum 0.032” dan horizontal low stress undercut
maksimum 0.016”
2. Uji radiography pada pengelasan annular bottom plate :
 Untuk double groove weld radial joint dilaksanakan spot radiography sebanyak 10%.
 Untuk single groove weld dengan backing strip radial joint dilaksanakan spot radiography
sebanyak 50%.

3. Uji radiography pelat dinding tanki :


 Setiap x-ray film menunjukkan minimum 3” sambungan las.
 Pada 10 kaki las produksi pertama dan pada setiap 200 kaki berikutnya diambil 1 spot
radiography
4. Pelat dinding :
 Untuk diameter tanki < 40 kaki, tebal pelat 0.187” s/d 0.375”
 Untuk diameter tanki < 60 kaki, tebal pelat 0.375” s/d 0.50”
 Untuk diameter tanki < 120 kaki, tebal pelat 0.50” s/d 0.625”
 Untuk semua diameter tanki, dapat dipergunakan tebal pelat > 0.625”

V. PEMELIHARAAN

Pencegahan karat.
1. Pengecatan shell dan roof dari tanki.
2. Pelapisan bagian bawah bottom plate dengan coal-tar epoxy.
3. Penghamparan pasir halus dan kering secara merata serta sand bitumen mix ( water
proofing ) disekeliling bottom plate tanki.
4. Pemasangan cathodic protection untuk bagian luar tanki.
5. Pelapisan internal course tanki setinggi 1 meter dengan epoxy coating.

Perbaikan pelat yang rusak.


1. Dinding tanki yang mengalami banding atau peaking harus diperbaiki dengan memotongnya
dan memberi konstruksi penguat dari bottom sampai top curb.
2. Bottom plate yang mengalami kebocoran harus diperbaiki dengan membuang tanah yang
tercemar dan menimbunnya dengan grouting serta mengganti pelat yang bocor.
3. Apabila kebocoran bottom plate sudah menyeluruh, untuk tanki berukuran kecil dapat
dilakukan perbaikan dengan pemasangan double plate bottoming dimana dituangkan
campuran hot-mix dan pasir halus diantara kedua pelat.
4. Apabila kerusakan bottom plate sudah menyeluruh dan tanki berukuran besar, harus
dilakukan rebottoming dengan mengganti baru seluruh tanah dudukan tanki yang tercemar.

You might also like