You are on page 1of 24

LATAR RUMUSAN

BELAKANG MASALAH

GLOBAL
WARMING

TUJUAN MANFAAT
PENELITIAN PENELITIAN
PENGERTIAN
PENGERTIAN
GLOBAL
VEGETARIAN
WARMING

GLOBAL
WARMING

PEMBAHASAN
 Sejak dulu, usaha untuk mengerem pemanasan global hampir
seluruhnya terpusat pada penurunan emisi karbon dioksida.
Namun sekarang kita telah mengetahui bahwa meskipun
pengurangan CO2 merupakan hal yang penting dan seluruh
dunia berubah ke sistem ekonomi serta pola hidup yang nol-
karbon, tetapi gas CO2 di atmosfer memerlukan waktu ribuan
tahun untuk menghilang
 banyak cara yang bisa diaplikasikan untuk mengurangi emisi
karbondioksida
 Namun diet vegetarian diklaim cara yang paling efektif
menghentikan pemanasan global
 Rumusan masalah dari karya tulis ilmiah ini
adalah:

1. Bagaimana sektor peternakan bisa


menghasilkan emisi yang begitu besar?
2. Bagaimana pengaruh vegetarian bagi
pengurangan dampak global warming?
 Tujuan diadakan penelitian dalam karya tulis
ilmiah ini adalah:

1. Untuk mengetahui seberapa besar emisi


yang dihasilkan oleh sektor peternakan.
2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
vegetarian dalam mengurangi dampak global
warming
 Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan bermanfaat
bagi seluruh kalangan guna menyelamatkan bumi
yang semakin lama semakin rusak oleh Global
Warming. Salah satu caranya adalah dengan
bervegetarian
 Pemanasan Global adalah suatu kondisi di mana bumi menjadi
semakin panas karena panas sinar matahari terperangkap di
bumi sebagai akibat dari meningkatnya kadar CO 2, metana
(CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC di udara (efek rumah kaca).
Meningkatnya kadar CO2 itu sendiri diakibatkan meningkatkan
konsumsi fossil fuel. Fossil fuel adalah bahan bakar yang
berasal dari fosil tumbuhan atau hewan. Yang termasuk fossil
fuel antara lain minyak bumi dan batu bara. Selain itu
berkurangnya jumlah hutan di bumi juga turut berperan dalam
peningkatan kadar CO2 karena hutan berperan dalam mengubah
CO2 menjadi O2
Pengertian Vegetarian

 Vegetarian adalah sebutan bagi orang yang hanya


makan tumbuh-tumbuhan dan tidak mengkonsumsi
makanan yang berasal dari mahluk hidup seperti
daging, unggas, ikan atau hasil olahannya
 Pertama kali istilah Vegetarian digunakan secara
formal pada tanggal 30 September 1847 oleh Joseph
Brotherton dan kawan-kawan di Northwood Villa,
Kent, Inggris. Saat itu adalah pertemuan pengukuhan
dari Vegetarian Society Inggris
 Kata Vegetarian ini berasal dari bahasa Latin “vegetus” berarti
keseluruhan, sehat, segar, hidup. Penyebutan secara umum
mereka yang tidak makan daging sebelum tahun 1847 sebagai
'Pythagorean' atau mengikuti 'Sistem Pythagorean‘
 Definisi asli dari 'vegetarian' adalah dengan atau tanpa telur atau
produk olahannya. Definisi ini masih digunakan hingga
sekarang oleh Vegetarian Society. Apabila dicermati sejarah
dunia, pola hidup vegetarian sudah ada jauh sebelum masehi,
seperti yang diterapkan oleh masyarakat yang hidup di India dan
Tiongkok. Praktek yang mereka jalankan tersebut bertujuan
menghormati dan mengasihi semua makhluk hidup
 Pemanasan global (global warming) pada dasarnya
merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari
tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca
(greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya
emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana
(CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi
matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Berbagai
literatur menunjukkan kenaikan temperatur global,
termasuk Indonesia terjadi pada kisaran 1,5 sampai 4,0
derajat Celcius pada akhir abad 21
 Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius
bagi lingkungan bio – geofisik (seperti pelelehan es di kutub,
kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan
hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna
tertentu, serta migrasi fauna dan hama penyakit. Sedangkan
dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi
gangguan terhadap fungsi kawasan pesisir dan kota pantai,
gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana seperti jaringan
jalan, pelabuhan dan bandara, pengurangan produktivitas lahan
pertanian, peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit, dan
sebagainya
 Beberapa fakta yang diketahui merupakan sumbangan dari sektor
pertanian terhadap emisi berdampak negatif pada dampak global
warming adalah :

1. Peternakan membutuhkan lahan yang tidak sedikit.


2. Peternakan menyedot begitu banyak sumber daya
pendukung lainnya
3. Pemeliharaan hewan ternak memerlukan energi listrik
untuk lampu-lampu dan peralatan pendukung peternakan
4. Transportasi yang digunakan
5.Hewan-hewan ternak seperti sapi adalah polutan metana yang
signifikan
6. Limbah berupa kotoran ternak mengandung senyawa NO
 Peternakan membutuhkan lahan yang tidak sedikit. Demi pembukaan lahan
peternakan, begitu banyak hutan hujan yang dikorbankan. Hal ini masih
diperparah lagi dengan banyaknya hutan yang juga dirusak untuk menanam
pakan ternak tersebut (gandum, rumput, dll). Padahal akan jauh lebih efisien
apabila tanaman tersebut diberikan langsung kepada manusia. Peternakan sapi
saja telah menyedot makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kalori
8,7 miliar orang. Lebih dari jumlah populasi manusia di dunia. Kelaparan
dunia tidak akan terjadi jika semua orang bervegetarian. Sebuah penelitian
menyebutkan bahwa seorang vegetarian menyelamatkan hingga setengah
hektar pepohonan setiap tahunnya. Hutan hujan tropis mengalami
penggundulan besar-besaran untuk menyediakan lahan peternakan. Lima
puluh lima kaki persegi hutan tropis dihancurkan hanya untuk menghasilkan
satu ons burger. Perusakan hutan sama dengan memperparah efek pemanasan
global karena CO2 yang tersimpan dalam tanaman akan terlepaskan ke
atmosfer bersamaan dengan matinya tanaman tersebut.
 Peternakan menyedot begitu banyak sumber daya
pendukung lainnya, mulai dari pakan ternak hingga obat-
obatan dan hormon untuk mempercepat pertumbuhan.
Mungkin sepintas terlihat seperti pendukung
pertumbuhan ekonomi. Tapi dapatkah dibayangkan
berapa banyak lagi emisi yang dihasilkan tiap industri
pendukung tersebut? Perekonomian yang maju tidak ada
lagi artinya apabila planet kita hancur. Masih banyak
sektor- sektor industri ramah lingkungan yang bisa
dikembangkan di dunia ini.
 Pemeliharaan hewan ternak memerlukan energi listrik
untuk lampu-lampu dan peralatan pendukung
peternakan, mulai dari penghangat ruangan, mesin
pemotong, dll. Salah satu inefisiensi listrik terbesar
adalah dari mesin-mesin pendingin untuk penyimpanan
daging. Baik yang ada di peternakan maupun yang ada di
titik-titik perhentian (distributor, pengecer, rumah
makan, pasar, dll) sebelum daging tersebut tiba di rumah/
piring makan konsumen. Mereka tentu mengetahui
bahwa mesin-mesin pendingin adalah peralatan
elektronik yang sangat boros listrik/energi.
 Transportasi yang digunakan, baik untuk
mengangkut ternak, makanan ternak, sampai
dengan elemen pendukung peternakan lainnya
(obat-obatan dll) menghasilkan emisi karbon
yang signifikan.
 Hewan-hewan ternak seperti sapi adalah polutan metana
yang signifikan. Sapi secara alamiah akan melepaskan
metana dari dalam perutnya selama proses mencerna
makanan (dimana dikenal sebagai sendawa— glegekan
menurut orang jawa). Metana adalah gas dengan emisi
rumah kaca yang 23 kali lebih buruk dari CO 2. Dan
milyaran hewan-hewan ternak di seluruh dunia setiap
harinya melakukan proses ini yang pada akhirnya
menjadi polutan gas rumah kaca yang signifikan. Tidak
kurang dari 100 milliar ton metana dihasilkan sektor
peternakan setiap tahunnya.
 Limbah berupa kotoran ternak mengandung senyawa NO
(Nitrogen Oksida) yang notabene 300 kali lebih berbahaya
dibandingkan CO2. Di Amerika Serikat saja, hewan ternak
menghasilkan tidak kurang dari 39,5 ton kotoran per detik.
Bayangkan berapa banyak jumlah tersebut di seluruh dunia.
Jumlah yang luar biasa besar itu membuat sebagian besar
kotoran tidak dapat di proses lebih lanjut menjadi pupuk atau
hal-hal berguna lainnya, akhirnya yang dilakukan oleh pelaku
industri peternakan modern adalah membuangnya ke sungai atau
ke tempat-tempat lain yang akhirnya meracuni tanah dan
sumber-sumber air. Kontribusi gas NO dari sektor peternakan
sangatlah signifikan.
 PBB pada bulan November 2006 telah merilis laporan mengejutkan yang
berhasil membuka mata dunia bahwa ternyata 18% dari emisi gas rumah kaca
datang dari aktifitas peternakan ayam, sapi, babi, dan hewan-hewan ternak
lainnya. Di sisi lain, mobil, sepeda motor, truk-truk besar, pesawat terbang,
dan semua sarana transportasi lainnya hanya menyumbang 13% emisi gas
rumah kaca
 Jadilah vegetarian. Inilah hal yang terbaik yang bisa dilakukan bila ingin
menyumbangkan sesuatu bagi usaha dunia mengerem pemanasan global,
disamping dari segala penghematan listrik dan energi yang biasa dilakukan.
Penelitian Universitas Chicago telah menunjukkan bahwa seorang vegetarian
dapat mengurangi emisi karbon hingga 1,5 ton setiap tahunnya. Jumlah ini
bahkan lebih banyak dari mengganti mobil dengan Toyota Prius yang hanya
menghemat 1 ton emisi karbon setiap tahunnya. Beberapa media massa luar
negeri bahkan menyebut “Vegetarian is the new Prius.”
 Berdasarkan hasil kajian pustaka dan permasalahan yang ada, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:

1. Kontribusi gas NO dari sektor peternakan sangatlah signifikan. Di mana


NO 300 kali lebih berbahaya dibandingkan CO2.
2. Hutan hujan tropis mengalami penggundulan yang besar-besaran untuk
menyediakan lahan peternakan. Padahal perusakan hutan sama saja dengan
memperparah efek pemanasan global karena CO2 yang tersimpan dalam tanaman
akan ikut terlepas bersama matinya tanaman tersebut.
3. Tidak kurang dari 100 miliyar ton metana9 (CH4) dihasilkan sektor
peternakan setiap tahunnya.
4. Dari beberapa point di atas dapat ditarik lagi satu catatan yang merupakan poin
dari kesimpulan, yaitu Sektor peternakan merupakan penyumbang emisi terbesar.
Sekitar 18% penyebab Global Warming adalah dari sektor pertanian. Sedangkan
dari kendaraan atau alat transportasi lainnya hanya menyumbang 13% emisi
gas rumah kaca.
 Demi meningkatkan produktifitas ternak sapi, langkah
yang dilakukan:

1. Kurangi konsumsi daging. Berdasarkan penelitian,


untuk menghasilkan 1 kg daging, sumber daya yang
dihabiskan setara dengan 15 kg gandum.
Sebenarnya kita bisa menyelamatkan bumi dari
kekurangan pangan jika kita bervegetarian.
2. Terapkan pola vegetarian. Karena seorang
vegetarian saja dapat mengurangi emisi karbon
hingga 1,5 ton setiap tahunnya.

You might also like