You are on page 1of 25

Mengajar Anak Sekolah Minggu Secara Optimal

Thu, 08/05/2010 - 05:00

Membahas pelayanan anak tidak dapat lepas dari pelayanan sekolah minggu. Ini adalah bagian penting dari
gereja untuk menjangkau dan melayani anak. Apakah sekolah minggu saudara memiliki pengertian sebatas
departemen pelayanan, yang merupakan bagian dari organisasi, ataukah suatu organisme yang hidup?

Sekolah minggu merupakan peluang pelayanan yang besar di mata Tuhan. Oleh karena itu, guru sekolah
minggu juga memengaruhi masa kanak- kanak yang penting dan berharga. Peran sekolah minggu, baik
guru maupun kurikulum (apa yang diajarkan dan bagaimana cara mengajar), sangat menentukan
pembentukan dalam diri anak-anak yang dilayaninya.

Lois E. LeBar mendefinisikan kurikulum sebagai aktivitas yang direncanakan dengan baik untuk membawa
anak-anak selangkah lebih dewasa dalam Kristus. Aktivitas yang dirancang untuk menghubungkan
kehidupan anak dengan firman Tuhan dan menghadirkan firman Tuhan sebagai Roti Hidup dalam
kehidupan nyata yang dialami oleh anak-anak akan menolong pertumbuhan mereka semakin menjadi
seperti Kristus. Hal ini merupakan inti dari sebuah kurikulum.

Kurikulum sekolah minggu yang hidup tidak sekadar memberikan pengetahuan tentang Alkitab kepada
anak-anak, namun membiarkan anak- anak menikmati firman Tuhan sebagai Air Hidup dalam kehidupan
mereka. Dengan kata lain, anak-anak tidak hanya belajar dari tulisan yang tertera, tapi belajar dengan
mengalaminya dalam kehidupan yang nyata. Oleh karena itu, kurikulum sekolah minggu perlu dirancang
secara lengkap dan tepat untuk dapat dipakai sebagai alat mengajar anak-anak, agar bertumbuh optimal di
dalam rencana Allah.

1. Perkembangan Anak Holistik

Anak bertumbuh dan berkembang tidak hanya secara fisik dan intelektual saja, tetapi juga secara emosi,
moral, dan spiritual. Dalam penelitian tentang kecerdasan disebutkan bahwa kemampuan intelektual bukan
lagi merupakan satu-satunya tolok ukur dalam menentukan tingkat kecerdasan. Seseorang dikatakan cerdas
ketika dia mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Itu berarti selain kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosi, kecerdasan moral, dan kecerdasan spiritual memegang peranan penting dalam menentukan
keberhasilan seseorang. Manusia tidak pernah statis, sejak terjadinya pembuahan selalu terjadi
perkembangan (perubahan). Tidak ada satu individu pun yang sama, namun tahap perkembangan secara
umum dapat diprediksi.

Elizabeth Hurlock mengatakan bahwa "kematangan" dan "belajar" memegang peranan penting dalam
perkembangan. Kematangan adalah terbukanya sifat bawaan individu. Belajar adalah perkembangan yang
berasal dari latihan dan usaha dari pihak individu. Setiap individu tidak dapat belajar sampai dirinya siap
dan sebaliknya, kesempatan belajar harus diberikan bila individu itu telah siap. Ketidaktepatan pada satu
sisi akan mengurangi pengembangan potensi maksimal dalam diri seseorang.

2. Pembentukan Karakter

Ketika Tuhan Yesus menyatakan agar kita bertumbuh semakin serupa dengan Dia, Yesus tidak berbicara
mengenai tampilan fisik tapi sesuatu di dalam diri kita yang dapat disebut sebagai "karakter". Kemajuan
karakter akan semakin menampakkan "karakter ilahi", dan hal ini sangatlah penting. Semakin dini kita
menanamkan dan menumbuhkannya di dalam diri seorang anak, akan semakin kokoh, karena berarti kita
sudah meletakkan dasar/fondasi yang kuat.

3. Kepedulian Sosial dan Misi

Salah satu ciri kecerdasan seseorang dapat dilihat dari dampak sosial yang dihasilkan. Tidak ada batasan
usia untuk seseorang menjadi utusan misi atau pekerja sosial yang menjadi berkat bagi masyarakat
sekitarnya. Tidak ada seorang anak yang terlalu muda untuk dibentuk dan dilatih untuk menjadi alat Tuhan
bagi pekerjaan-Nya. Setidaknya ada 3 hal yang perlu ditumbuhkan dalam diri seorang anak untuk memiliki
hati misi dan kepedulian kepada orang lain, yaitu: Passion (Tekad) - Motivation (Motivasi) - Compassion
(Belas Kasihan)

Pendidikan yang hanya menekankan pada intelektual semata telah menghasilkan pemimpin-pemimpin yang
gagal membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik. Inilah saatnya bagi sekolah minggu untuk
berperan lebih lagi dalam pelayanan holistik bagi anak, agar nilai- nilai Injil, karakter, dan jiwa misi dapat
melekat kuat dalam diri sang anak.

Kurikulum Sekolah Minggu yang Komprehensif akan:

• membawa anak mengenal Kristus secara pribadi


• mendorong pertumbuhan iman
• mengembangkan semua aspek dan potensi dalam diri anak
• menanamkan dan menumbuhkan karakter ilahi, dan
• menghasilkan anak-anak yang memiliki hati misi dan peduli pada orang lain

Kriteria Mengevaluasi Pelajaran Sekolah Minggu:

• Apakah materi tersebut menggunakan firman Tuhan sebagai sumber utama dari pengajaran?
• Apakah materi tersebut mengajarkan kesetiaan dan kemahakuasaan Allah melalui keajaiban-
keajaiban yang dibuatnya?
• Apakah firman Tuhan digunakan dalam setiap pemecahan masalah sebagai yang terutama?
• Apakah materi tersebut mengajarkan nilai-nilai yang terdapat dalam Alkitab?
• Apakah materi tersebut mendorong anak-anak untuk menerima Kristus sebagai Juru Selamat pribadi
dan tumbuh dalam imannya?
• Apakah ada tujuan yang jelas?
• Apakah materi yang digunakan sesuai dengan tingkat usia dan kemampuan anak-anak yang diajar?
• Apakah melalui materi yang digunakan anak-anak akan terpacu untuk mengingat hal-hal penting
dan memiliki pengalaman yang sama dengan yang diajarkan?
• Apakah materi yang digunakan memberi berbagai kemungkinan diadakannya stimulasi dalam
pengajaran?
• Apakah ada alat-alat peraga pembantu dalam pengajaran?
• Apakah semua aspek dalam diri seorang anak diasah dan digunakan dengan menggunakan materi
kurikulum tersebut?
• Apakah guru baru akan mudah mempergunakan materi tersebut?
• Apakah "buku Petunjuk Bagi Guru" benar-benar membantu pengajar secara sederhana dan efektif?
• Apakah dengan menggunakan materi tersebut, para pengajar semakin bertumbuh dalam cara
mengajar?

(Diadaptasi dari daftar kriteria untuk mengevaluasi materi kurikulum oleh Ronald C. Doll di Children's
Ministry oleh Lawrence O.Richards)
Apa Yang Harus Dilakukan Bila Anak Tidak Mau
Berkelakuan Baik Selama Sekolah Minggu.
Anak-anak berbeda satu dengan yang lain. Anda bisa membuktikannya di dalam kelas. Selama sekolah
minggu, Anda mungkin bisa menemukan bahwa sebagian besar dari anak-anak yang menjadi murid Anda
memiliki perilaku yang tidak banyak menganggu hingga tidak menimbulkan kesulitan sama sekali. Tetapi,
selalu ada beberapa murid yang memiliki masalah tingkah laku. Meminta murid-murid Anda berperilaku
baik selama sekolah minggu adalah hal yang penting karena beberapa alasan: Anda membutuhkan kelas
yang tertib untuk mengajarkan pelajaran, murid-murid yang lain membutuhkan ketertiban untuk kebutuhan
belajar mereka sendiri, dan Anda perlu menyediakan lingkungan yang aman untuk mereka semua. Berikut
beberapa ide untuk membantu setiap murid berperilaku baik selama sekolah minggu.

Menetapkan Peraturan-Peraturan

Berapa pun usia murid yang Anda ajar, Anda perlu membuat peraturan-peraturan di dalam kelas. Peraturan
ini harus selalu sederhana dan berkaitan. Jangan membuat terlalu banyak peraturan sehingga murid-murid
merasa terperangkap di dalamnya. Sebagai contoh, peraturan sederhana seperti "selalu mendengarkan",
diterapkan tidak hanya untuk mendengarkan Anda saja, tetapi juga mendengarkan murid-murid yang lain
juga. Pikirkan tentang apa yang Anda harapkan dari murid-murid Anda dan mulailah dari sana. Ini adalah
ide yang baik untuk menjelaskan seluruh peraturan kepada murid-murid di kelas, dengan demikian tidak
ada cara bagi mereka untuk salah memahami artinya.

Kenalilah Murid-Murid Anda

Satu langkah penting dalam menertibkan kelas Anda adalah dengan mengenal murid-murid secara pribadi.
Bicaralah kepada orang tua mereka dan cari tahu apakah ada masalah tingkah laku di rumah atau apakah
murid telah diketahui memiliki suatu kondisi medis yang menyebabkan masalah tingkah laku. Cari tahulah
tindakan apa yang baik untuk diterapkan kepada murid-murid Anda dan bentuk kelas tertentu yang
membuat mereka bisa memberikan respons terbaik.

Sistem Pemberian Hadiah

Sistem pemberian hadiah bisa diterapkan dengan sangat baik untuk murid-murid pada segala usia,
khususnya murid-murid prasekolah. Hadiah bisa berupa sesuatu yang sederhana seperti mendapatkan stiker
bintang setiap minggu untuk tingkah laku yang menonjol, dan biarkan murid-murid menempelkan
bintangnya sendiri di daftar hadir di sekolah minggu mereka. Setelah beberapa minggu, murid-murid bisa
mendapatkan hadiah dari kotak hadiah. Ide-ide lain misalnya koin plastik, uang kertas bertema Alkitab,
atau apa saja yang berbentuk kecil yang dapat murid-murid tukarkan dengan hadiah yang lebih besar. Salah
satu ide yang bagus adalah menempatkan hadiah-hadiah tersebut di tempat yang bisa mereka lihat setiap
minggu. Hadiah-hadiah ini menjadi tanda pengingat tentang apa yang diharapkan dari mereka.

Rencanakan Berbagai Aktivitas

Murid-murid sering berperilaku tidak baik atau menjadi gelisah ketika mereka bosan. Anda dapat
mencegahnya dengan tetap membuat murid-murid sibuk selama mereka berada di dalam kelas. Siapkan
berbagai kegiatan singkat dan mudah, yang hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja. Ingatlah
bahwa murid-murid yang masih kecil memiliki rentang perhatian yang singkat dan memerlukan beberapa
kegiatan kecil untuk tetap menjaga perhatian mereka. Patung dari tanah liat, permainan teka-teki, balok,
permainan yang mudah, dan bahkan berjalan cepat mengelilingi gedung gereja adalah aktivitas yang
singkat yang akan mengarahkan perhatian mereka.

Akan selalu ada murid yang tidak berperilaku baik selama kelas sekolah minggu berlangsung. Belajar
bagaimana mengalihkan tingkah laku murid adalah cara terbaik yang dapat Anda lakukan. Tetaplah
menjalin komunikasi dengan orang tua murid-murid Anda, gunakan tip-tip di atas, dan Anda akan dapat
menjalankan kelas yang tertib setiap minggu. (t/Kristin)

Bergabunglah dalam Facebook BA: http://fb.sabda.org/binaanak

Mengendalikan Anak-Anak
Wed, 02/03/2010 - 06:00 — admin

Jenis Bahan PEPAK: Tips

Guru selalu tertantang untuk menjaga kerapian kelas sekolah minggu yang penuh dengan anak-anak atau
pelayanan anak. Berikut beberapa ide yang mungkin bisa digunakan.

1. Jadilah teman mereka.

Anak-anak senang membuat teman-teman mereka bahagia. Kunjungi setiap murid secara pribadi
setiap hari minggu. Dengarkanlah mereka! Berikan dukungan semangat! Beri mereka pujian!
Biarkan mereka tahu bahwa Anda tertarik pada setiap kehidupan mereka dan ingin melihat setiap
dari mereka berhasil.

2. Berusahalah mendapatkan kepercayaan dari mereka.

Jadilah orang yang dapat mereka percaya, konsisten, dan adil.

3. Berusahalah agar mereka menghormati Anda.

Siapkan dengan baik materi pelajaran tiap minggu dan kuasailah materi tersebut.

4. Doronglah setiap anak untuk berpartisipasi.

Partisipasi menjadikan energi mereka tetap terfokus pada hal-hal yang benar.

5. Sesuaikan gaya mengajar Anda dengan kepribadian mereka.

Beberapa anak lebih senang membaca dan menjawab pertanyaan sendiri sedangkan yang lainnya
lebih senang menggunakan pendekatan yang interaktif misalnya melalui permainan. Beberapa anak
pemalu, sedangkan yang lainnya agresif. Beberapa anak duduk di gereja selama sejam dan perlu
istirahat sebentar.

6. Gunakan berbagai gaya mengajar.


Keberagaman menambah ketertarikan. Murid-murid yang tertarik adalah murid-murid yang
berperilaku baik. Keberagaman juga menarik berbagai perbedaan yang ada dalam setiap kelas.

7. Segeralah berpindah dari satu kegiatan ke kegiatan berikutnya.

Murid-murid menjadi gaduh bila tidak ada yang bisa mereka lakukan.

8. Bertindaklah ketika mereka mulai tidak tertarik.

Murid yang terbaik sekalipun memiliki rentang perhatian yang terbatas. Kenalilah kapan harus
berpindah ke kegiatan lain untuk menarik kembali perhatian mereka.

9. Rencanakan waktu aktif.

Anak-anak bisa belajar sambil bermain misalnya "Siapa yang Ingin Menjadi Pewaris Kristen?" atau
"Bisbol Alkitab".

10. Buatlah peraturan kelas.

Biarkan anak-anak tahu harapan Anda. Ingatkan anak-anak yang lebih besar untuk menaati
peraturan-peraturan tersebut setelah membahasnya sekali. Ingatkan kembali anak-anak yang lebih
muda untuk berperilaku baik pada awal setiap kegiatan.

Contoh-contoh peraturan kelas seperti berikut ini.

a. Lakukan perintah guru.


b. Dengarkan ketika orang lain sedang berbicara.
c. Perlakukan barang-barang orang lain dengan baik.
d. Perlakukan teman sekelas dan guru dengan baik.
11. Percaya dirilah.

Anak-anak memanfaatkan ketidakpastian.

12. Berpikirlah positif.

Bila Anda harus mengoreksi perilaku seorang anak, lakukan dengan positif. Misalnya, doronglah
seluruh kelas untuk mendengarkan dengan sungguh-sungguh, jangan hanya menyuruh anak yang
ramai untuk diam. Dibutuhkan banyak komentar positif untuk memperbaiki kerusakan yang
disebabkan oleh satu kata negatif. Jangan mempermalukan anak.

Energi anak yang berperilaku baik difokuskan pada hal yang baik. Belajarlah untuk fokus pada
energi mereka terhadap hal-hal yang baik dan Anda akan memperoleh kelas yang baik pula. Bila di
antara hal-hal ini tidak berhasil, konsultasikan dengan majelis gereja Anda sebelum mengambil
tindakan disiplin. (t/Ratri)

Bergabunglah dalam Facebook BA: http://fb.sabda.org/binaanak

Buah Yang Baik


Wed, 01/13/2010 - 17:00 — admin
Jenis Bahan PEPAK: Bahan Mengajar

"Wah, bagus sekali pohon apel itu!" kata Krista. "Buahnya lebat dan warnanya pun merah!" Ayah
tersenyum mendengar perkataan Krista. "Apel yang baik berasal dari pohon apel yang baik," kata ayah,
"tetapi lihatlah pohon apel yang di sebelah sana." Krista melihat kepada pohon apel itu. Pohon itu bukanlah
pohon yang baik. Cabang-cabangnya banyak yang patah. Beberapa di antaranya ada yang bergelantungan,
dan daun-daunnya pun tampak layu.

"Apel seperti apakah yang kamu lihat pada pohon itu?" tanya ayah kepada Krista.

Renungan Singkat tentang Buah yang Baik

1. Apel-apel yang bagaimanakah yang tergantung pada pohon yang baik itu? Menurut kamu, apel-apel
yang bagaimanakah yang dilihat Krista pada pohon yang tidak baik itu?
2. Mengapa pohon yang tidak baik itu tidak dapat menghasilkan buah yang baik? Dapatkah kamu
mengharapkan hal-hal yang baik dari seorang yang jahat? Mengapa tidak?

"Pohon yang baik biasanya menghasilkan buah yang baik", kata ayah kepada Krista. "Dan pohon yang
jelek biasanya menghasilkan buah yang jelek pula. Pohon yang tidak baik jarang menghasilkan buah yang
baik."

"Apakah hal itu sama dengan manusia?" tanya Krista.

"Itulah yang dikatakan Tuhan Yesus," kata ayah kepada Krista. "Pada saat kamu menerima Tuhan Yesus
sebagai Juru Selamat, hidupmu seperti sebuah pohon yang baik, yaitu pohon milik Tuhan Yesus. Jika
hidupmu seperti pohon milik Tuhan Yesus, maka pohon itu akan menghasilkan buah-buah yang baik."

"Ayah saya ingin hidup saya seperti pohon milik Tuhan Yesus, "kata Krista.

Renungan Singkat tentang Tuhan Yesus dan Kamu

1. Sudahkah kamu meminta Tuhan Yesus masuk ke dalam hidupmu? Kalau sudah, hidupmu dapat
seperti sebuah pohon yang indah bagi-Nya. Kalau belum, maukah kamu melakukannya sekarang
juga?
2. Buah yang bagaimana yang dapat kamu berikan kepada Tuhan Yesus?

Bacaan Alkitab: Matius 7:16-20

Kebenaran Alkitab:

"Pohon yang baik menghasilkan buah yang baik dan pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak
baik pula." (Matius 7:17)

Doa:

Tuhan, jadikanlah hidup saya seperti pohon yang buahnya baik, supaya saya dapat memberikan buah-Mu
yang baik kepada orang lain. Amin

--Bergabunglah dalam Facebook BA: http://fb.sabda.org/binaanak--


Langkah-Langkah Menyusun Rancangan Pembelajaran Dengan
Menggunakan Multiple Intelegence (MI)
Wed, 07/29/2009 - 05:00 — admin

Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Tema : Nabi Nuh

Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai:

• Anak mengetahui peristiwa air bah.


• Anak mengetahui bahwa Tuhan memelihara Nabi Nuh dan orang-orang yang percaya kepada-Nya.

Cakupan materi yang hendak diajarkan dalam 1 bulan (4 kali pertemuan).

a. Anak mengetahui bahwa di dalam Alkitab terdapat cerita tentang seseorang yang bernama Nuh.
b. Anak mengetahui bahwa Nabi Nuh dan keluarganya percaya kepada Tuhan.
c. Anak mengetahui bahwa Tuhan menyuruh Nabi Nuh membuat kapal yang besar.
d. Anak mengetahui bahwa di dalam kapal (bahtera) Nuh terdapat 8 orang dan banyak binatang yang
dipelihara Tuhan yang selamat dari hujan dan banjir yang besar.
e. Anak mengetahui bahwa Tuhan yang menciptakan pelangi.

Ide-Ide Aktivitas untuk 8 Kotak "Jenis Kecerdasan"

Tujuan

a. Linguistik
o Perpustakaan Nabi Nuh.
o Guru bercerita.
b. Logis Matematis
o Menghitung jumlah keluarga Nabi Nuh.
o Puzzle binatang dan Nabi Nuh.
c. Visual Spasial
o Mewarnai gambar binatang, bahtera.
o Peraga gambar Nabi Nuh dan keluarganya.
o Membuat bahtera dari balok kayu atau hawkblocks.
d. Naturalis
o Bermain kapal-kapalan di kolam air.
o Eksperimen pelangi.
e. Musikal
o Menyanyikan lagu Nabi Nuh.
o Menyanyikan lagu Pelangi-Pelangi
f. Intrapribadi
o Bermain dengan kostum Nabi Nuh.
o Bermain dengan kostum binatang.
g. Antarpribadi
o Bersama-sama (dan bergantian) memasukkan binatang ke dalam bahtera Nuh.
o Bermain drama.
h. Kinestetik
o Mengecat awan hujan dan menaburinya dengan garam.
o Bermain alat pertukangan membuat kapal.

Ide-Ide Aktivitas yang Paling Sesuai dan Dapat Dilaksanakan.

Tujuan

a. Area 1: Linguistik (perpustakaan mini)


b. Area 2: Logis, Spasial (Puzzle, lego, balok, hawkblocks)
c. Area 3: Intra + Antarpribadi (binatang plastik, bahtera, kostum binatang atau Nabi Nuh dan
keluarganya, wayang anggota keluarga Nuh)
d. Area 4: Visual, Kinestetik (Finger paiting, cat, stiker, peralatan pertukangan, lacing, dan pancing
magnet)

Susunan Rancangan Pembelajaran dalam 1 Bulan (4 Minggu).

1. Bermain Bebas (15 menit)


a. Minggu 1: Perpustakaan mini, balok, kapal
b. Minggu 2: Perpustakaan mini, hawkblocks, binatang
c. Minggu 3: Perpustakaan mini, kapal, peralayan pertukangan
d. Minggu 4: Perpustakaan mini, binatang, lego
2. Lagu Pembukaan dan Doa Pembukaan (5 menit)
a. Lagu Pembukaan Good Morning 3x to you and you. Good morning 3x to you (lalu sebutkan
satu per satu nama anak).
b. Doa Pembukaan Lagu pengantar doa: Satu lipat tangan, Dua tutup mata, Tiga tunduk kepala,
Lalu aku berdoa. Doa: Selamat pagi Tuhan Yesus, terima kasih saya boleh datang ke
Sekolah Minggu. Tuhan sertai saya supaya dapat memuji nama-Mu dan mendengarkan
firman-Mu. Amin
3. Lagu Pujian (5 menit)
a. Anak monyet di atas pohon, anak cacing di dalam tanah, anak burung di dalam sangkar,
anak Tuhan di dalam gereja.
b. Kambing embek-embek, kucing meong-meong, katak teot teblung- teot teblung, tetapi anak
Tuhan selalu bergembira pujilah haleluya.
c. Belalai gajah yang panjang, sayap burung dara, ikan yang pandai berenang, Tuhan
penciptanya.
d. Kingkong badannya besar, tapi aneh kakinya pendek. Lebih aneh aneh binatang bebek
lehernya panjang kakinya pendek. Haleluya Tuhan Mahakuasa (2x).
e. Dan sebagainya.
4. Firman Tuhan (5 menit)

Untuk ide-ide bentuk penyampaian firman Tuhan sesuai level usia anak.
a. Minggu 1: Panggung boneka, menggunakan wayang Nabi Nuh dan keluarganya untuk
mengenalkan keluarga Nuh.
b. Minggu 2: Bermain "Sst...dengar!" Tebak-tebakan suara binatang saat binatang diajak
masuk bahtera.
c. Minggu 3: Painting -- mengecat awan hujan raksasa, menjelaskan hujan lebat dan banjir.
d. Minggu 4: Bermain "Ayo Cari Pasangannya" saat para binatang keluar dari bahtera.
5. Pusat Aktivitas dan Aktivitas Per Area (20 Menit)
a. Pusat Aktivitas (berbeda setiap minggu)
 Minggu 1: Mengecat bahtera
 Minggu 2: Finger painting binatang
 Minggu 3: Membuat awan hujan
 Minggu 4: Mengecat pelangi
b. Aktivitas Per Area (aktivitas ini selalu ada dan sama setiap minggu selama 1 bulan)
 Area 1: Perpustakaan Mini (linguistik)
 Area 2: Puzzle, balok, hawkblocks, lego (logis dan spasial)
 Area 3: Binatang, bahtera, wayang Nuh (inter dan antarpribadi)
 Area 4: Mewarna, finger painting, menempel stiker, lacing hewan, pancing magnet
(visual, kinestetik)
6. Bereskan mainan (dilakukan oleh anak-anak dan dibantu orang tua, pengasuh) dan Persembahan (5
menit)
a. Bereskan mainan
 Area 1: Perpustakaan mini (linguistik)
 Area 2: Puzzle, balok, hawkblock, lego (logis dan spasial)
 Area 3: Binatang, bahtera, wayang Nuh (antar dan intrapribadi)
 Area 4: Mewarna, finger painting, menempel stiker, lacing hewan, pancing magnet
(visual, kinestetik)
b. Persembahan

Lagu: Aku bawa aku b'rikan persembahanku, pada Yesus pada Tuhan Juru S'lamatku.

7. Lagu Tema, Doa Penutup, dan Lagu Penutup (5 menit)


a. Lagu Tema

Nabi Nuh dan istrinya, 3 orang anaknya, 3 orang menantunya, masuk dalam bahtera. Hujan
lebat turunlah 3x, 8 orang selamat.

b. Doa Penutup

Lagu sebelum doa: Tanganku ada dua, lima lima jarinya, kulipat semuanya lalu aku berdoa.
Doa: Tuhan Yesus, terima kasih untuk pagi ini, saya belajar tentang Tuhan yang memelihara
keluarga Bapak Nuh. Saya berdoa untuk papa dan mama, kakak dan adik, mbak dan suster,
Tuhan berkati. Amin.

c. Lagu Penutup

S'lesailah S'kolah Minggu mari kita pulang. Bye 2x, Tuhan lindungimu.

Praktikkan!

Yang perlu diperhatikan saat memilih cerita alkitab untuk kelas bayi
a. Pintu masuk pembelajaran adalah dari hal yang sudah diketahui anak menuju pada hal yang baru.
Jadi, berangkatlah dari dunia anak menuju informasi baru yang hendak Anda sampaikan. Misalnya:
Bermain kapal untuk menjelaskan bahtera Nuh, bermain boneka domba dan playhouse kandang
untuk menjelaskan tentang di mana Bayi Yesus dilahirkan, menempel stiker bunga, kupu, serta
membuat taman untuk mengajarkan tentang Yesus berdoa di Taman Getsemani, dan sebagainya.
b. Fokus utama bukan pada pengetahuan atau detail informasi dari kisah Alkitab, melainkan pada
kecintaan anak untuk belajar firman Tuhan. Jadi, informasi diberikan secukupnya saja, tetapi guru
lebih menekankan asyiknya atau serunya belajar firman Tuhan. Lalu dorong anak dan orang tua
untuk menyediakan waktu membaca firman Tuhan di rumah.

Diambil dan disesuaikan dari:

Cermin Ajaib
Wed, 07/08/2009 - 05:00 — admin

Jenis Bahan PEPAK: Bahan Mengajar

Pada mulanya, bayi suka melihat dirinya di cermin. Aktivitas ini merupakan pengalaman visual yang akan
merangsang bayi dan membantunya untuk mengenal dirinya sendiri, serta mempelajari ciri-ciri tubuhnya,
juga untuk mengenal citra diri dan memahami lingkungannya.

Contoh tema: Terima kasih Tuhan untuk tubuhku.

Bahan: cermin (bisa cermin yang mudah dipegang dan dipindahkan atau cermin yang menempel di
dinding) -- pastikan bahwa posisi cermin aman bagi bayi untuk mereka sentuh, pegang, atau mungkin
didorong.

Cara: Pertama-tama, biarkan bayi "mengenal" cermin (mungkin dengan menyentuhnya, menciumnya, atau
memukulnya). Izinkan bayi mempelajari cermin menurut keinginannya, namun pastikan ia melakukannya
dengan aman. Kemudian, mulai tunjukkan pada bayi apa yang ia lihat di dalam cermin. Bila bayi merasa
nyaman dengan permainan ini, Anda bisa menggunakan berbagai barang untuk dikenakan oleh bayi.

Misalnya: Hei, lihat Angel ... saya meletakkan topi cantik di atas kepalamu. Apakah kamu suka? Ini ada
pita yang bagus, coba saya taruh di depan topimu, yah! Sebutkan juga anggota-anggota tubuh bayi lainnya
sambil kenakan berbagai perlengkapan.

Jangan lupa untuk senantiasa memperkuat pesan firman Tuhan hari ini, yaitu: terima kasih Tuhan untuk
tubuhku. Untuk kepalaku, sehingga aku bisa memakai topi yang cantik. Untuk tanganku, sehingga aku bisa
memakai gelang. Untuk kakiku, sehingga aku bisa memakai sepatu. Dan sebagainya.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Si Rendah Hati dan Si Sombong


Wed, 06/10/2009 - 05:00 — admin

Jenis Bahan PEPAK: Bahan Mengajar


Dengan menggunakan perumpamaan tentang si pemungut cukai dan orang Farisi, kegiatan ini akan
menolong kita membedakan mana orang yang rendah hati dan tinggi hati atau sombong.

Bahan: Kertas kosong, pensil, dan spidol atau krayon.

Durasi: Kira-kira 20 menit.

Topik: Kesombongan, Pujian, Kerendahan Hati

Target umur: Anak-anak kelas 1 -- 6.

Persiapan: Tidak ada.

Yang akan Anda kerjakan selama pelajaran: Ajaklah anak-anak untuk menyimak Alkitab mereka ketika
Anda membaca perumpamaan tentang si pemungut cukai dan orang Farisi dalam Lukas 18:10-14. Mintalah
anak- anak untuk mengulang cerita itu kembali ketika mereka membuat satu gambar untuk menunjukkan
perbedaan dua orang itu. Berikan waktu 10 menit untuk menyelesaikan gambar mereka. Lalu, mintalah
masing-masing anak memberikan gambarnya kepada teman yang berada di sebelah kanannya. Selanjutnya
mintalah mereka masing-masing menceritakan kepada murid-murid lain tentang apa yang mereka suka (hal
baik) dari gambar yang mereka pegang.

Perumpamaan tentang Si Pemungut Cukai dan Orang Farisi

"Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut
cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: 'Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-
Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah
dan bukan juga seperti pemungut cukai ini. Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan
sepersepuluh dari segala penghasilanku.' Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak
berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: 'Ya Allah, kasihanilah aku orang
berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah
dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa
merendahkan diri, ia akan ditinggikan.'" (Lukas 18:10-14)

Pertanyaan tambahan:

 Apakah kamu mendapati satu anak yang lebih mudah menggambar daripada anak yang lain, jika
demikian anak yang mana dan mengapa?

 Bagaimana perasaanmu ketika teman sekelasmu menceritakan apa yang mereka suka dari
gambaranmu?

 Apakah ada gambar yang kamu rasa tidak sebagus gambaranmu? Bagaimana perasaanmu karenanya?

 Jika kamu harus memilih menjadi salah seorang yang ada di dalam gambar itu, yang mana yang akan
kamu pilih? Mengapa kamu memilih orang itu?

 Dari manakah kemampuan kita untuk bisa menggambar dengan baik berasal?

Saat kita menyombongkan apa yang kita punya, atau merendahkan seseorang yang kurang beruntung, kita
mengatakan kepada Tuhan bahwa Dia tidak penting dan kita pikir kita bisa melakukan segala sesuatu
dengan kekuatan kita. Ini benar-benar salah besar. Segala hal yang baik berasal dari Allah, kita sendiri tidak
memiliki apa-apa. Oleh karena itu, kita harus hidup dengan rendah hati di hadapan Allah dan mengakui
bahwa tanpa Dia, kita pasti tidak bisa berbuat apa-apa. Agar tidak menjadi sombong, kita harus mengakui
dan bersyukur kepada-Nya untuk semua yang telah Ia berikan kepada kita. Saat kita melakukannya, Allah
akan meninggikan kita dan ingatlah bahwa Allah mengetahui apa yang berada di dalam hati kita. (t/Setya)

Menggunakan Kata-Kata untuk Memotivasi


Tue, 08/05/2008 - 17:00 — admin

Jenis Bahan PEPAK: Tips

PANDANGAN ANAK

Saat bertanya bagaimana orang dewasa merangkul dan memotivasi mereka, anak-anak usia SD merespons
demikian:

"... ngobrollah denganku seperti seorang teman, jangan anggap aku anak-anak."

"... peluk aku."

"... buatkan aku kue."

"... bermainlah denganku."

"... ajak aku jalan-jalan."

"... cobalah untuk mengerti aku."

"... dengarkan aku saat aku bicara."

Kata-kata bisa menyembuhkan, tapi juga bisa menyakiti. Kata-kata bisa digunakan untuk membangun
hubungan antara guru dan murid, namun bisa juga membangun rintangan. Kata-kata bisa menyampaikan
penerimaan atau penolakan. Dengan kata lain, anak-anak tersentuh dan mereka mulai membentuk konsep
tentang Tuhan. (Perhatikan bagaimana ungkapan-ungkapan mereka menekankan pada diri mereka sendiri
dan bukan pada Tuhan.)

PENERIMAAN

"Terima kasih sudah banyak membantuku."

"Saya senang dengan caramu berbagi/merapikan kelas/menyelesaikan tugas, dll.."

"Saya perlu bantuanmu untuk bercerita/menyanyi/menyingkirkan barang-barang ini."

"Kamu punya ide apa?"

"Senangnya melihatmu menyapa teman baru/mengatur kursi/mengeluarkan buku-buku nyanyian."


PENOLAKAN

"Mengapa kamu tidak bisa duduk tenang seperti Mary?" (membandingkan)

"Kamu tidak pernah tahu ayat-ayatmu!" (selalu/tidak pernah)

"Kalau saja ibumu tidak bekerja/orang tuamu bercerai/keluargamu rajin ke gereja, dll.." (menghakimi)

"Kalau saja kamu lebih sering berdoa/lebih percaya lagi kepada Tuhan, maka ...." (menyatakan bahwa anak
tidak cukup berdoa/percaya).

"Aku yakin kamu pasti akan bertanya." (respon yang tidak berempati/menolong anak yang baru saja
menceritakan suatu masalah dan ingin mendapatkan bantuan/peyakinan).

"Kamu pikir itu buruk, saya beritahu kamu tentang ...." (mengabaikan atau meremehkan cerita yang baru
saja diceritakan oleh anak).

"Kamu seharusnya tidak boleh merasa begitu terhadap adik barumu/perubahan di sekolahmu/keputusan
orang tuamu, dll.." (menutup kemungkinan untuk pengungkapan lebih lanjut mengenai perasaan dan
pikiran).

KATA-KATA YANG MENYENTUH PERASAAN

"Itu pasti sangat sulit/membuat frustasi/mengecewakan/menakutkan bagimu."

"Ya, itu sepertinya tidak masuk akal."

"Bagaimana perasaanmu atas semua yang terjadi ini?"

"Apa yang bisa aku bantu?"

"Sepertinya kamu benar-benar merasa salah paham/tertolak."

PEMBUKA PERCAKAPAN

Beberapa anak senang menyampaikan gagasan mereka dengan gembira dan spontan kepada orang-orang
yang ada di sekitar mereka. Anak-anak yang lain perlu beberapa dorongan semangat. Cobalah beberapa
pembuka percakapan berikut ini.

"Kejadian menarik apa yang kamu alami minggu ini?"

"Apa yang kamu lakukan minggu ini, yang membuatmu merasa gembira?"

"Apa yang kamu cari beberapa hari ini?"

"Ceritakan hal-hal yang menyenangkan dan yang menyedihkan tentang sekolah, latihan sepak bola, kemah,
dll.."

"Apa yang kamu pelajari minggu ini?"

"Apa yang kamu pikirkan beberapa hari ini?"


MEMOTIVASI DENGAN MELAKUKAN SESUATU

Anak-anak jauh lebih menginginkan waktu istimewa dengan orang dewasa daripada permen atau mainan.
Menghabiskan waktu sendirian bisa menjadi jalan untuk menemukan anak-anak yang terkucil dari teman-
temannya di sekolah minggu, paduan suara anak, program-program kelompok lainnya. Saat mereka
sendirian adalah saat yang tepat untuk "menyentuh" anak, tidak hanya dengan "melakukan sesuatu", tetapi
juga dengan mendengarkan, memberi dorongan, dan berbicara dengan mereka. Berikut beberapa cara yang
efektif untuk menyentuh mereka dengan melakukan sesuatu.

• Mengajaknya menikmati es krim.


• Bawa bekal makanan dan ajaklah makan siang di luar.
• Jalan-jalan di mal.
• Kunjungi museum yang dipilih oleh anak-anak.
• Buat roti di rumah Anda.
• Makan pagi bersama.
• Mengajaknya bermain.
• Baca buku bersama.
• Menonton film bersama dan kemudian mendiskusikannya.
• Bersepeda bersama.

MEMOTIVASI MURID-MURID UNTUK MENJANGKAU ORANG LAIN

Menjangkau dan menyentuh orang lain bukan hanya kegiatan yang dilakukan oleh orang dewasa. Anak-
anak juga bisa belajar bagaimana untuk peduli dan melakukannya, mereka membangun harga diri mereka
sendiri dan tersentuh sendiri. Anda mungkin ingin mengajarkan konsep peduli ini dengan cara sebagai
berikut.

1. Kenalkan konsep peduli dengan menunjukkan iklan "menjangkau dan menyentuh seseorang".
2. Tanyakan, "Bagaimana orang lain tersentuh melalui telepon?" (Mereka tahu ada seseorang yang
peduli, mereka mengobrol, seseorang mendengarkan mereka, dll..)
3. Gunakan cerita tentang orang Samaria yang baik hati untuk menciptakan konteks alkitabiah tentang
menjangkau dan menyentuh seseorang.
4. Tanyakan kepada murid-murid bagaimana seseorang telah "dijangkau dan tersentuh". Buatlah daftar
pada papan tulis dengan judul "Kata-kata" dan "Tindakan-tindakan".
5. Tanyakan kepada anak-anak apa yang mereka rasakan saat mereka diperhatikan.
6. Sebutkan orang-orang di gereja Anda atau di lingkungan Anda yang bisa menggunakan "jangkauan
dan sentuhan". Tulislah beberapa nama di papan tulis.
7. Mintalah kepada seluruh anggota kelas untuk menambah daftar nama di atas.
8. Diskusikan bagaimana murid-murid Anda bisa menjangkau dan menyentuh orang-orang ini dengan
perkataan dan perbuatan. Berikan penjelasan secara spesifik dan tulislah saran-sarannya di papan
tulis.
9. Pilihlah satu atau dua orang yang ada di daftar tersebut. Putuskan bagaimana cara menyentuh
mereka sebagai anggota kelas (atau dalam kelompok kecil). Tentukan hari untuk melakukan
kegiatan ini.

IDE-IDE UMUM

1. Buatlah dan bawalah kue-kue.


2. Bersihkan rumah atau halaman mereka.
3. Bersihkan daun-daun atau salju.
4. Bermain puzzle bersama mereka.
5. Tulislah pesan.
6. Undang mereka ke pesta kelas.
7. Cucilah mobil mereka.

IDE-IDE UNTUK HARI LIBUR

Hari libur bisa menjadi hari yang menyenangkan bagi murid-murid Anda untuk menjangkau dan
menyentuh seseorang. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk memberi contoh peduli, menyentuh
kehidupan di lingkungan atau gereja Anda dan membangun kekompakan kelas. Selain ide-ide di atas,
cobalah juga beberapa ide berikut ini.

1. Undanglah murid-murid dari sekolah internasional atau misionaris internasional untuk bercerita di
kelas Anda tentang liburan di negara mereka.
2. Undanglah kakek nenek atau orang yang sudah tua untuk menceritakan hari libur mereka saat
mereka masih anak-anak.
3. Undanglah kakek nenek atau murid-murid dari sekolah internasional untuk memeragakan
bagaimana membuat suatu keterampilan.
4. Adakan kegiatan "carol" (menyanyi di malam natal) di rumah perawatan, rumah sakit, atau orang
yang tinggal sendirian di rumah.
5. Kirimlah paket atau kartu kepada keluarga para misionaris.
6. Kumpulkan pakaian pantas pakai dan berikan kepada suatu keluarga tertentu atau suatu organisasi
yang bisa mendistribusikan bantuan-bantuan berupa kebutuhan keluarga tersebut. (t/Ratri)

Naomi Gaede-Peener adalah penulis dan pembicara lepas yang tinggal di Littleton, Colorado.

Metode-Metode untuk Menyampaikan Firman Tuhan


Tue, 07/22/2008 - 17:00 — admin

Jenis Bahan PEPAK: Tips

Memilih Metode Mengajar

Dalam memilih suatu metode, mulailah dengan menganalisa cerita dan tujuan dari cerita itu sendiri.
Metode yang umum dipakai:

1. Gunakan metode narasi saat ceritanya memiliki plot sederhana dengan elemen-elemen yang sudah
dikenal anak-anak dan untuk meminimalkan kebingungan yang mungkin akan dialami anak.
2. Pengikutsertaan atau nyanyian sederhana saat ada elemen-elemen yang sering diulang-ulang
dan/atau frasa yang mencolok. Gaya pembacaan cerita tradisional banyak menggunakan
pengulangan sehingga anak-anak dapat dilibatkan.
3. Gunakan alat bantu visual bila dalam cerita yang disampaikan terdapat unsur-unsur yang asing bagi
anak-anak atau bila cerita tersebut rumit. Alat bantu visual ini bisa berupa gambar, benda, gambar
pada kain flanel, dan lain-lain. Alat-alat bantu visual itu dapat digunakan sebelum atau selama cerita
itu disampaikan.
4. Karakter cerita (kostum atau penggunaan satu boneka) di mana aksi penyampai cerita dalam
memerankan tokoh dalam cerita dapat membantu dalam menyampaikan poin penting atau dalam
mengungkapkan perasaan, pikiran, atau proses berpikir.
5. Gunakan sandiwara saat mengilustrasikan penerapan atau saat beberapa karakter memiliki peranan-
peranan yang penting.

Berikut beberapa cara menyajikan firman Tuhan yang lebih dari sekadar menyampaikannya secara biasa-
biasa saja.
1. Membacakan cerita yang disukai anak-anak. Dalam mempersiapkannya, bacalah cerita tersebut
selama beberapa kali, setidaknya sekali dengan suara yang keras. Bersemangatlah saat membacakan
cerita untuk anak-anak, dan bacalah pelan-pelan dengan sering melakukan kontak mata. Membaca
untuk anak-anak dengan suara keras adalah latihan yang bagus untuk pembaca cerita yang masih
pemula.
2. Bersandiwara. Cara ini bagus untuk mengeksplor peranan yang berbeda-beda.
3. Membagikan pengalaman hidup Anda, khususnya yang dapat dijadikan teladan.
4. Diskusi dan/atau tanya jawab. Cara ini tepat diterapkan untuk anak-anak yang lebih besar. Ingat,
penyampaian cerita firman Tuhan tidak seharusnya dijadikan sebagai sebuah ceramah.

Metode-Metode yang Membutuhkan Keterlibatan

1. Cerita yang membutuhkan keterlibatan.

Saat Anda melibatkan anak dalam cerita, Anda layaknya seorang pesulap yang melibatkan
penonton. (Anak-anak belajar 60% dari apa yang mereka lakukan, 30% dari apa yang mereka lihat
dan, hanya 10% dari apa yang mereka dengar.)

2. Cerita dengan unsur-unsur yang terus diulang.

Doronglah anak-anak untuk ikut terlibat dalam cerita itu dengan memberi jeda, kontak mata
antisipasi, gerak tubuh, dan bahasa tubuh yang sifatnya memberi dorongan. Berikan "kata kunci"
yang tepat kepada mereka, bangunlah dan variasikan intensitas dan irama dengan tepat. Metode ini
bisa maksimal bila digunakan dengan cerita-cerita sederhana dan plot yang sederhana pula.

3. Paduan suara, nyanyian pujian, dan "cerita bergema".

Guru menyampaikan cerita satu atau dua baris dan anak-anak menggemakan (menirukan) kata-kata,
gerakan, atau suara. Dalam nyanyian pujian, anak-anak mengulang kembali kalimat-kalimat yang
sudah ditandai dengan irama yang sama. Atau mintalah anak-anak membuat efek suara dari kata
kunci yang diberikan selama cerita disampaikan. Anda akan heran betapa cepatnya hal-hal penting
bisa diingat dengan cara ini.

4. Pantomim.

Pantomim khususnya efektif pada kelompok yang lebih kecil atau lebih muda di mana mereka bisa
"terlibat" dalam cerita itu dengan memerankannya. (Pencerita harus menggali kepekaan bahasa
tubuh. Dan menggunakan kesempatan untuk mengenal lebih dalam lagi tentang dunia lawak/badut.
Bahkan saat menyampaikan cerita pun, wajah dan gerak tubuh Anda sangatlah penting.)

5. Bermain peran.

Setelah menyampaikan cerita secara singkat, ajaklah anak-anak untuk menjadi tokoh dalam cerita
itu (atau menjadi benda-benda dalam cerita itu, misalnya pohon, dll.) dan perankanlah. Biasanya
anak-anak akan ingin memainkan peran tertentu secara bergantian. Cara ini sangat tepat untuk anak-
anak usia sekolah yang masih pemula.

Metode-Metode yang Menggunakan Alat Peraga

1. Cerita berantai.
Saat cerita mulai berkembang, gunakan serangkaian gambar untuk mengilustrasikan cerita. Waktu
adalah penting. Jangan terlalu cepat menampilkan gambar, tariklah terus perhatian mereka dan
jangan alihkan perhatian mereka dari inti yang diajarkan.

2. Cerita dengan papan gambar.

Cerita dengan menggunakan kain flanel bergambar. Cara ini cukup dapat menarik perhatian anak-
anak bila benar-benar dipersiapkan dan disampaikan. Metode ini sangat membantu bila rangkaian
cerita, gerakan, dan hubungan-hubungan dalam cerita itu adalah hal penting yang perlu
disampaikan. Alat peraga yang bisa dipajang berdiri, misalnya boneka dengan tongkat, juga bisa
digunakan.

Alat-alat peraga sangat membantu saat benda-benda yang tidak dikenal oleh anak-anak yang sulit mereka
bayangkan ternyata muncul dalam cerita yang disampaikan. Kadang-kadang ada baiknya menunjukkan
alat-alat peraga itu sebelum bercerita. Hal ini dilakukan untuk menghindari gangguan pada saat cerita
disampaikan.

Tujuan dari pelajaran. Di mana guru menggunakan alat-alat peraga untuk memfokuskan perhatian dan
memberikan ilustrasi atas cerita yang disampaikan. Persiapan yang cermat dan latihan sangat diperlukan.
Pastikan terlebih dahulu bahwa alat-alat peraga ini bisa digunakan!

Alat peraga lain, misalnya model, kertas lipat, papan tulis, peta, dan lain-lain.

Metode-Metode Drama: Pertunjukan Boneka/Wayang

Ada banyak jenisnya: boneka tangan yang punya mulut; boneka tangan yang punya lengan; boneka tangan
yang punya mulut dan lengan, marionet, dll.. Boneka sederhana dapat dibuat dari kaos kaki, tas kertas, atau
dari boneka mainan dari kertas. Setiap boneka harus memiliki kepribadian yang jelas, berpikiran maju, dan
harus tetap dalam karakter itu, baik itu sombong, galak, pemalu, gelisah, dll.. Setiap tokoh harus memiliki
suara sendiri dan harus memertahankan suaranya itu.

Jangan menggunakan boneka hanya untuk menyampaikan cerita. Buatlah percakapan dengan boneka itu
atau buatlah boneka itu melakukan sesuatu agar jangan membuat anak-anak cepat bosan. Karena boneka
membuat anak-anak harus mendengarkan percakapan, maka boneka ini sangat menolong, khususnya saat
situasi benar-benar memerlukan pemecahan masalah atau proses pemecahan masalah menjadi bagian dari
pelajaran hari itu. Saat anak-anak benar-benar dilibatkan dengan boneka sehingga mereka seolah-olah
mengalami sendiri cerita yang disampaikan, maka sangat disarankan bila tokoh boneka itu bersikap dan
bertindak kekanak-kanakan.

Secara khusus, berhati-hatilah kalau-kalau boneka "tenggelam" karena tangan Anda lelah, suara yang tidak
bisa keras (khususnya bila menggunakan panggung teater), pergerakan atau pembicaraan yang tidak
selaras, serta dialog, peralatan, atau alur yang terlalu rumit (usahakan supaya hal-hal ini tetap sederhana).
Perhatikan kontak mata antara boneka satu dan boneka lain atau penonton. Sering-seringlah berlatih.

Anak-anak yang masih kecil sering kali takut pada boneka dan harus diperkenalkan secara perlahan-lahan.
Ada banyak buku tentang boneka dan ada banyak kesempatan untuk melihat pertunjukkan boneka. Bila
Anda memunyai keterampilan khusus dan peralatan yang dibutuhkan, buatlah sendiri boneka-boneka itu,
belajarlah berbicara dengan menggunakan suara perut.

Mempersiapkan cerita boneka yang pendek dan lucu atau cerita kelompok adalah suatu kegiatan yang lebih
menantang. Saat melakukannya, buatlah skenario terlebih dahulu sehingga Anda tahu bagaimana alur cerita
itu. Ambillah beberapa "kata kunci" yang diperlukan. Bedakan mana dialog Anda dan cerita yang Anda
bawakan. Jadilah tokoh yang ada dalam pikiran Anda. Buatlah kepribadiannya. Pikirkan kemungkinan-
kemungkinan dalam dialog. Selama dalam cerita atau drama pendek itu, berbicaralah dan berperanlah
"dalam tokoh yang dimainkan". Bersenang-senanglah dan nikmatilah kesalahan-kesalahan Anda. Biasanya
bila satu tim melakukannya, satu orang "menyampaikan" pesan yang ingin ditekankan, dan yang lainnya
"mempermainkan" tokoh tersebut. (t/Ratri)

Pertanyaan dan Jawaban tentang Allah


Wed, 08/01/2007 - 17:00 — admin

Jenis Bahan PEPAK: Tips

Apa yang Anda katakan kepada seorang anak yang bertanya tentang Allah? Agar jawaban itu bermakna,
jawabannya harus cocok dengan tingkat pemahaman anak pada saat itu. Misalnya, orang dewasa yang
dingin dan cenderung mengambil jarak dengan anaknya akan kurang berhasil dalam menjelaskan bahwa
Allah mengasihi seorang anak. Orang dewasa yang penuh kasih dan pengertian mungkin mengucapkan
kata-kata yang sama, tetapi pengaruh jawabannya pada anak akan amat berbeda. Sikap orang dewasalah
yang membuat perbedaan itu.

1. Akui jika Anda tidak tahu jawabannya.

Jawaban apa pun bagi pertanyaan anak tentang Allah harus masuk akal bagi orang dewasa, bukan
sekadar usaha untuk membeo apa yang dianggap jawaban yang "benar". Memberi jawaban yang
tidak benar-benar dipercayai orang dewasa hanya akan menjadikan diskusi tentang Allah bersifat
munafik. Anak pasti akan mengetahui ketidaksesuaian itu cepat atau lambat. Lebih baik berkata,
"Saya tidak tahu. Ada banyak hal tentang Allah yang tak seorang pun benar-benar mengetahuinya."
Seorang ayah menanggapi pertanyaan yang rumit dengan cara seperti ini: "Papa tidak tahu
bagaimana menjawabnya. Itu pertanyaan yang bagus, tetapi Papa perlu berpikir tentang hal ini
selama beberapa hari. Papa mungkin akan bertanya kepada orang lain. Papa berjanji akan
melakukan yang terbaik untuk menemukan jawaban itu bagimu."

2. Hindari jawaban yang terlalu sederhana atau muluk-muluk.

Beri jawaban yang paling singkat dan akurat terhadap sebuah pertanyaan, kemudian tanyakan,
"Apakah penjelasan ini menjawab pertanyaanmu?" Anak tersebut akan memberitahu Anda apakah
ia ingin tahu lebih lanjut atau tidak.

Berikut beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan anak-anak.

1. Seperti apakah Allah itu?

Seorang guru menjawab demikian, "Tak seorang pun yang pernah melihat Allah, jadi kita tidak tahu
seperti apa Dia. Alkitab memang kadang-kadang menggambarkan Dia seperti manusia untuk
menolong kita memahami-Nya."

2. Di mana Allah tinggal?


Sebuah jawaban yang bisa diberikan adalah: "Allah ada di mana-mana pada saat yang bersamaan.
Tak seorang pun mengerti bagaimana Dia melakukan hal itu, tetapi kita tahu bahwa hal itu memang
benar." Jawaban ini mungkin tidak sepenuhnya memuaskan anak, tetapi lebih baik daripada
mengatakan bahwa Allah ada di "surga" yang jauh. Juga, membiarkan anak tinggal dalam realitas
misteri memberikan sarana untuk menghindari jawaban yang disederhanakan yang terkunci di
benak anak saat ia bertumbuh makin dewasa.

3. Di mana surga?

Mirip dengan pertanyaan sebelumnya. Anak mendengar istilah itu digunakan dalam kalimat sebagai
suatu nama tempat dan beranggapan bahwa tempat itu merupakan lokasi fisik. Karena anak kecil
tidak dapat memahami hal yang bersifat nonfisik, pertanyaan ini mendorong orang tua untuk
mencari bantuan dari "pakar", atau berlindung di balik jawaban sederhana, "Surga ada di langit, di
atas sana." Namun, jawaban ini justru menimbulkan masalah ketika anak naik pesawat terbang atau
melihat peluncuran roket di layar televisi. Ada orang tua yang lebih suka menjawab begini, "Surga
itu nyata, tetapi tak seorang pun di dunia yang pernah melihatnya. Alkitab mengatakan bahwa surga
itu luar biasa indahnya. Tetapi surga begitu berbeda dengan segala tempat yang kita ketahui
sehingga amat sukar untuk kita pahami." Jawaban ini tidak membebaskan anak dari pemahaman
tentang surga dari sudut pandang yang bersifat fisik, tetapi paling tidak jawaban ini memalingkan
pengertian bahwa surga adalah jalan untuk dilalui pesawat, jet.

4. Kapan saya akan ke surga?

Seorang guru hanya menjawab, "Saya tidak tahu. Saya kira saatnya belum tiba."

5. Bagaimana Allah memelihara saya?

Pertanyaan ini merupakan pokok dari beraneka ragam pertanyaan yang tidak terbatas tentang
peranan Allah dalam kehidupan anak. Jawaban terbaik adalah memusatkan perhatian anak pada
pemeliharaan khusus Allah bagi kelangsungan hidup manusia. "Allah menciptakan seluruh dunia
dengan tanaman dan binatang yang berguna untuk kita. Dan Allah merencanakan agar manusia
memiliki tubuh yang kuat sehingga dapat menggunakan ciptaan-ciptaan Allah yang diperuntukkan
bagi kita. Dan Dia merencanakan agar kita memiliki keluarga dan teman sehingga kita dapat saling
menolong." Jawaban ini menolong anak menghargai kemampuannya sebagai pemberian Allah dan
bersyukur atas orang-orang yang merupakan bagian dari hidupnya. Hal ini juga menghindari
pandangan yang muluk-muluk bahwa Allah melindungi dengan cara ajaib dan mengabaikan
tanggung jawab tiap individu.

6. Apakah Allah suka marah?

Merupakan jenis pertanyaan untuk mengetahui tanggapan Allah atas tindakan anak. Interpretasi
anak tentang kemarahan amat tergantung pada ekspresi kemarahan yang dialaminya ketika
berinteraksi dengan orang lain. Salah satu jawaban yang paling baik diberikan oleh nenek Andrea:
"Allah begitu mengasihimu, Andrea sehingga Dia selalu ingin kamu melakukan yang terbaik
sehingga kamu dan orang lain akan bahagia. Jika kamu melakukan yang tidak baik, Allah sedih
karena Dia tahu bahwa kamu tidak sungguh-sunggah merasa bahagia."

;
Sikap Anak Tentang Allah
Wed, 08/25/2010 - 05:00 — admin

Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Ketika anak berpikir tentang Allah, pengertiannya mungkin belum matang bahkan terkadang kabur dan
kontradiktif. Tetapi perasaan- perasaan anak tentang Allah biasanya cukup meyakinkan. Ada anak-anak
yang pada usia sangat dini sudah belajar untuk takut akan Allah sebagai hakim yang sangat berkuasa, yang
akan menghukum mereka untuk setiap kesalahan yang mereka perbuat. Anak yang secara terus-menerus
didisiplin dengan ancaman, teriakan, dan hukuman akan mulai memikirkan Allah sebagai pribadi yang
pemarah dan pendendam. Ada anak-anak lain yang belajar menghubungkan Allah dengan semua
pengalaman menyenangkan dalam hidup mereka dan menganggap-Nya sebagai sahabat yang suka
menolong dan peduli akan kesejahteraan mereka.

Hampir semua anak menaruh rasa kagum dan takjub pada Allah, meski ada sedikit perasaan tidak pasti.
Meskipun anak dapat mengungkapkan kekaguman akan tindakan-tindakan Allah, tetapi cenderung hanya
bersifat permukaan, bahkan kadang-kadang memiliki makna yang sama sekali berlawanan.

Sikap dasar anak terhadap Allah terutama terbentuk dalam proses interaksinya dengan orang dewasa,
khususnya orangtuanya. Meskipun Allah selalu dilihat lebih berkuasa daripada orangtuanya, jenis
hubungan yang dimiliki anak dengan orangtuanya mendominasi kesannya tentang Allah. Saat pemikiran
anak menjadi lebih dewasa, berangsur-angsur ia mulai mentransfer perasaan-perasaannya tentang
kemahakuasaan orangtua kepada idenya mengenai Allah.

Orangtua yang mudah kehilangan kesabaran terhadap anak-anaknya akan membuat mereka memiliki
gambaran tentang Allah sebagai si Pemarah. Janji yang tidak dipenuhi, standar yang tidak konsisten, dan
moralitas yang munafik membuat perasaan anak terhadap orangtuanya menjadi tidak pasti. Akibatnya, anak
memunyai konsep bahwa Allah tidak dapat dipercaya. Ungkapan-ungkapan kasih, penghargaan terhadap
minat anak, disiplin yang masuk akal dan konsisten, dan perilaku etis memberikan dasar yang positif bagi
suatu konsep tentang Allah yang positif. Kesalahpahaman yang tidak dapat dihindarkan tentang Allah dapat
diminimalkan jika anak memiliki lingkungan yang sehat dan kokoh untuk membentuk sikap-sikapnya.

Pikiran Anak Tentang Allah

Bagi anak-anak, gambaran yang menonjol dan hampir universal tentang Allah adalah bahwa Allah itu
kurang lebih seperti manusia. Meskipun mereka mengakui kuasa-Nya yang besar, anak-anak cenderung
memandang Allah sebagai kakek tua dengan jubah panjang dan jenggot putih "yang lebih panjang dari
jenggot Sinterklas." Sejumlah besar imajinasi yang kekanak-kanakan ini jelas terlihat melalui
penggambaran anak-anak tentang Allah, baik secara lisan maupun dalam bentuk gambar. Dia mungkin
manusia yang paling kuat, atau lebih besar dari manusia mana pun. Tetapi dalam analisa akhir seorang
anak, Dia tetap manusia dengan sifat-sifat manusia.

Allah Itu Baik

Meskipun anak akan mengatakan bahwa segala sesuatu yang Allah lakukan itu baik, beberapa tindakan
Allah terkadang tampak agak mencurigakan. Anak-anak kelihatannya percaya bahwa Allah mirip dengan
orang dewasa yang sering melakukan hal-hal aneh tanpa alasan yang jelas, meskipun anak itu diberitahu
bahwa orangtua tahu yang paling baik. Anak-anak mungkin menerima hal itu begitu saja. Namun dalam
situasi khusus, mereka dengan gigih akan menolak saat perilaku orang dewasa tidak sesuai dengan
perbuatan yang dianggap paling baik sebagaimana diharapkan anak.
Sebagian dari masalah yang timbul dalam membedakan apakah Allah ataupun orangtua telah melakukan
hal yang benar disebabkan oleh adanya kesulitan anak dalam memahami pandangan orang lain. Anak
sering menerapkan motivasinya sendiri dalam menggambarkan tindakan Allah. Dengan amat logis, ia akan
menyimpulkan bahwa Allah bertindak dengan cara yang mirip dengan bagaimana ia bereaksi. Pemahaman
akan kemarahan Allah ditafsirkan sebagai perilaku yang kekanak-kanakan, seperti misalnya ketika ia marah
atau frustrasi. Dengan demikian, dari sudut pandang anak, Allah dapat mengubah pikiran-Nya dan dapat
melakukan kesalahan, tetapi pada saat yang bersamaan anak amat percaya akan perlindungan Allah.

Allah Itu Mahahadir

Banyak anak tampaknya memahami konsep kemahahadiran Allah, yang biasanya merupakan penghiburan
pada saat-saat tertekan. Tetapi konsep ini didominasi oleh ketergantungan anak pada kualitas fisik sehingga
sering kali agak menggelikan. "Apakah Allah benar-benar berada di sini bersama kita? Apakah Dia ada di
balik gorden? Apakah Dia ada di saku saya?" Sifat nonfisik Allah sering membingungkan anak.

Allah Sebagai Roh

Bahkan ketika anak dapat memakai istilah-istilah yang "benar" untuk menggambarkan Allah sebagai roh,
pemahaman mengenai kata itu amat terbatas. Stefani yang berusia 6 tahun dapat berkata, "Allah adalah
roh". Ketika ditanya apa artinya, ia menjelaskan, "Itu berarti Dia tidak memiliki tubuh". Tetapi ketika
didesak lebih lanjut untuk menjelaskan tentang Allah, ia menggambarkan-Nya begini, "Dia mengenakan
jubah putih yang panjang, dan memiliki dagu serta kumis." Kata-kata saja ternyata tidaklah cukup untuk
membawa Stefani melampaui batas-batas pemikiran konkret. Ia harus menggambarkan "Makhluk" ini
sebagai tanpa tubuh yang memakai pakaian dan memiliki jenggot yang mengagumkan.

Kuasa Allah

Kualitas pemikiran anak secara literal menimbulkan masalah dalam memahami kuasa Allah. Anak-anak
sering kali melihat Dia menggunakan "tangan" dan "lengan" atau melayang di udara seperti tukang sulap.
Mereka mengharapkan Allah bekerja pada situasi eksternal. Misalnya, seorang anak kecil menafsirkan ide
pemeliharaan Allah dengan pengertian bahwa bila ia menyeberang jalan, Allah akan menyediakan tempat
yang aman dengan menghentikan mobil-mobil yang lewat di jalan tersebut.

Kasih Allah

Anak-anak tampaknya juga amat yakin bahwa Allah mengasihi setiap orang. Namun dalam situasi khusus
mereka dengan amat mudah meyakini bahwa satu pribadi atau kelompok lebih disukai daripada yang lain.
Dalam banyak cerita Alkitab, bagi anak, "pahlawan" layak memperoleh lebih banyak kasih daripada
"penjahat". Dalam kehidupan sehari-hari, misalnya, anak sungguh-sungguh yakin bahwa ia lebih dikasihi
Allah daripada orang lain. Biasanya, keluarga dan teman dekat juga dianggap termasuk dalam kelompok
orang-orang yang paling istimewa bagi Allah.

Sekali lagi, pandangan anak yang terbatas membuatnya hanya memiliki sebuah sudut pandang. Seorang
anak bisa dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa Allah juga mengasihi anak laki-laki dan perempuan
di berbagai negara, tetapi kata-kata semacam ini bukanlah ukuran yang tepat bagi perasaannya yang
sesungguhnya.

Surga

Surga juga ditafsirkan dengan imajinasi yang kekanak-kanakan. Bagi anak, surga adalah sebuah tempat
secara fisik, yang terletak di suatu tempat di langit, mungkin di dalam atau di atas awan. Bagi beberapa
anak, surga merupakan tempat kediaman yang kabur dan berkabut dari Allah. Beberapa anak lainnya
memiliki gambaran yang menyenangkan bahwa surga adalah tempat bermain yang menakjubkan, anak-
anak bebas melakukan apa saja yang mereka inginkan. Hal-hal yang menyenangkan tentang surga biasanya
tidak selalu cukup untuk membuat anak sungguh-sungguh ingin pergi ke sana. Fungsi surga hanyalah
tempat serba guna untuk menemukan binatang-binatang peliharaan atau keluarga yang sudah meninggal.

Pada kebanyakan keluarga Kristen, Allah bukanlah bagian integral dari pengalaman anak sehari-hari.
Kecuali untuk doa makan dan doa menjelang tidur, terkadang pembacaan cerita Alkitab, Allah benar-benar
digeser dari kehidupan anak. Secara umum, pola ini disebabkan karena orangtua tidak mengaitkan Allah
dengan saat-saat penting dalam kehidupan mereka sendiri. Anak dan orang dewasa cenderung dikuasai oleh
hal-hal yang bersifat jasmani sehingga tidak peduli dengan Allah yang tidak dapat dilihat secara kasat mata.

Diambil dan disunting dari:

Mencegah Keluarnya Murid-Murid Sekolah Minggu


Tue, 11/25/2008 - 17:00 — admin

Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Artikel di bawah ini akan membantu para pelayan anak melihat lebih jauh mengapa sekolah minggu kerap
tidak dapat memertahankan murid-muridnya. Pengurus sekolah minggu dapat mengadakan pertemuan
khusus untuk membicarakan hal ini. Berikut adalah petunjuk jika pengurus mengadakan pertemuan untuk
membahas masalah tersebut.

Pembahasan ini dimulai dengan menanyakan pendapat-pendapat para pekerja untuk menentukan beberapa
alasan mengapa anak-anak keluar dari sekolah minggu. Tulislah semua pendapat yang dikemukakan di
papan tulis. Beberapa alasan di bawah ini mungkin akan dikemukakan.

Sebab-sebab keluarnya murid:

1. pencatatan yang kurang lengkap,


2. tidak ada tindak lanjut,
3. tidak mendapat dorongan di rumah,
4. pengajaran yang tidak efektif,
5. ruang kelas yang terlalu penuh,
6. pengelompokan murid yang tidak tepat,
7. tidak ada guru pria,
8. tekanan dari anak-anak yang sebaya, atau
9. tidak ada transportasi.

Jikalau para pekerja tidak memunyai pendapat-pendapat lain lagi untuk dikemukakan mengenai hal itu,
beritahukanlah kepada mereka hasil-hasil penyelidikan tentang sebab musabab anak-anak remaja berhenti
ke gereja dan sekolah minggu. Terangkanlah bahwa alasan-alasan ini disusun sesuai dengan
kepentingannya bagi kaum muda.

1. Tidak ada cukup kegiatan kaum muda di gereja.


2. Orang dewasa di gereja bersifat munafik.
3. Kebaktian di gereja membosankan.
4. Terlalu banyak kegiatan lain yang bersamaan waktunya dengan kegiatan di gereja.
5. Orang tua tidak memberi dorongan.
6. Tidak peduli akan hal-hal yang bersifat agama.
7. Terlalu banyak pekerjaan rumah dan kegiatan sekolah.
8. Teman-temannya tidak ke gereja.

Mencegah Keluarnya Murid

Bahan di bawah ini dapat disampaikan dengan cara yang berikut. Sesudah para pekerja memberi pendapat,
salah seorang anggota pengurus dapat memimpin pembahasan dengan menggunakan pertanyaan-
pertanyaan di bawah ini.

1. Bagaimana kita dapat menggunakan catatan kita sebagai pencegah terhadap keluarnya murid-
murid?

Catatan sekolah minggu Saudara harus menjadi garis pertahanan yang pertama untuk mencegah
keluarnya murid-murid. Perbandingan catatan kelas dari satu tahun atau satu triwulan ke tahun atau
triwulan berikutnya akan menunjukkan lubang-lubang penerobosan dalam beberapa kelas atau
departemen. (Saudara dapat meminta sekretaris sekolah minggu membuat daftar anak-anak dari
setiap kelas yang sudah tidak hadir lagi dalam tahun yang baru atau yang jarang hadir. Banyak guru
yang mungkin akan teringat pada murid-murid yang sudah dilupakannya sama sekali.)

Sekolah minggu harus memunyai peraturan mengenai penghapusan nama-nama itu dari buku
catatan. Pemimpin departemen atau pemimpin sekolah minggu harus diberi daftar semua nama yang
hendak dihapus dengan keterangan mengapa nama anak-anak itu dihapus dari buku catatan.
Pengurus sekolah minggu harus menyampaikan keterangan ini kepada pendeta dan meminta
bantuannya dalam mendorong anak-anak supaya setia hadir di sekolah minggu.

2. Kunjungan yang bagaimanakah yang diperlukan untuk menahan anak-anak supaya tetap setia
datang ke sekolah minggu?

Tidak ada cara yang mudah untuk menjaga supaya anak-anak tidak keluar atau supaya selalu setia
hadir. Hal itu menuntut usaha dan itu berarti perkunjungan. Perkunjungan haruslah menjadi bagian
yang saling melengkapi dalam cara menjalankan sekolah minggu Saudara, termasuk pencatatan.
Suatu kunjungan ke rumah sering kali dapat menerangkan mengapa seorang murid tidak hadir lagi.
Anak yang absen itu harus tahu bahwa kelasnya merindukan kehadirannya. Kata yang penting
dalam perkunjungan adalah kunjungan yang "tetap dan teratur". Para guru harus memberi laporan
tentang perkunjungannya kepada salah seorang pengurus.

Dalam kelas-kelas remaja, orang dewasa atau para pelajar dapat mengambil bagian dalam tanggung
jawab perkunjungan. Guru pembantu juga dapat diberi tugas perkunjungan. Jika ada anggota-
anggota dari satu keluarga yang duduk di berbagai kelas, maka guru dari kelas-kelas tersebut boleh
mengadakan kunjungan bersama-sama. Kadang-kadang, adalah ide yang baik juga untuk membawa
salah seorang murid ketika mengunjungi rumah seorang anak lainnya.

3. Bagaimana kita dapat meminta kerja sama keluarga untuk menjaga anak-anaknya supaya tetap ke
sekolah minggu?

Anak-anak yang keluar dari sekolah minggu hampir selalu dari rumah tangga yang bukan Kristen.
Kunjungan ke rumah anak itu akan meyakinkan keluarganya tentang perhatian gereja kepada
mereka. Cobalah untuk menentukan alasannya mengapa anak-anak berhenti menghadiri sekolah
minggu, dan tawarkan bantuan Saudara untuk mengatasi rintangan yang ada. Usahakan untuk
membangkitkan minat setiap anggota keluarga terhadap bermacam-macam kegiatan yang
diselenggarakan oleh gereja Saudara. Carilah kesempatan dengan bijaksana mengingatkan para
orang tua akan tanggung jawab mereka dalam menyediakan semua keperluan keluarganya, baik
yang rohani maupun yang jasmani. Carilah juga kesempatan untuk memimpin para orang tua yang
belum diselamatkan kepada Kristus.

4. Bagaimanakah kita dapat memakai fasilitas dan alat perlengkapan kita seefektif mungkin?

Jikalau satu sekolah minggu ingin berkembang, maka sekolah minggu itu harus memunyai tempat
untuk pengembangan. Para guru mungkin tidak merasa terdorong untuk mengunjungi anak-anak
yang sudah keluar jika kelas-kelas mereka sudah penuh sekali. Periksalah fasilitas dalam sekolah
minggu Saudara untuk melihat apakah semua tempat yang ada sudah terpakai dengan efisien.
Lemari-lemari yang besar dan perabot lain yang tidak perlu sebaiknya dipindahkan dari ruang kelas
yang sesak. Susunlah kembali kelas-kelas itu supaya cocok dengan keperluan saat itu.

Pikirkanlah hal mengubah jadwal kegiatan-kegiatan Minggu pagi supaya setengah dari sekolah
minggu (mulai dari madya sampai orang dewasa) mengadakan kebaktian bersama sementara
setengah lainnya memakai kelas-kelas, dan demikian sebaliknya. Buatlah anggaran belanja yang
mencakup perlengkapan-perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan. Periksalah kembali untuk
melihat bahwa perlengkapan yang sudah ada dipergunakan oleh para guru. Tetapkanlah 1 jam untuk
melatih mereka memakai alat bantuan mengajar secara efektif.

5. Bagaimanakah kita dapat memeroleh lebih banyak guru pria untuk memelihara minat anak laki-
laki?

Mungkin staf sekolah minggu akan heran apabila melihat betapa sedikitnya kaum pria yang dipakai
dalam kelas-kelas sekolah minggu di bawah tingkat tunas remaja. Pakailah kaum pria sebagai guru
atau pembantu dalam semua departemen, termasuk kelas kanak-kanak. Suami istri sering kali
sangat berhasil bila bekerja bersama-sama sebagai guru dalam satu kelas. Adakanlah kursus
pendidikan untuk kaum pria saja. Mintalah kepada kelompok kaum pria di gereja Saudara untuk
membantu dalam sekolah minggu.

Cara Menyelamatkan Anak yang Keluar

1. Tinjaulah mutu pengajaran Saudara, pemakaian metode pengajaran, alat peraga, dsb..
2. Kunjungilah anak yang keluar itu dan doronglah dia untuk kembali. Mintalah orang lain juga untuk
mengunjunginya.
3. Berilah kepada anak yang hendak keluar itu satu bagian dalam suatu kegiatan kelas.
4. Ajaklah anak yang keluar itu untuk ikut menghadiri kegiatan-kegiatan lain di gereja, misalnya
Pekan Pendidikan Anak-Anak, kebaktian kebangunan rohani, kegiatan kaum muda, kamp remaja,
dll..
5. Jangkaulah keluarga anak itu dengan Injil.
6. Doakanlah anak itu dengan menyebut namanya. Berdoalah dengan penuh iman serta percaya bahwa
Allah akan mengabulkan doa itu.
7. Inisiatif harus ada pada pihak Saudara. Berbuatlah sesuatu!

Suatu rumusan untuk pelaksanaannya. Sediakanlah daftar pertanyaan untuk setiap pekerja. Pertanyaan-
pertanyaan itu harus dijawab untuk setiap anak yang telah keluar dari kelasnya selama 6 bulan yang baru
lalu.

1. Menurut Saudara apakah alasan yang menyebabkan mereka tidak terus datang? (Selidikilah alasan-
alasan dan sebab-sebab yang tersembunyi maupun yang nyata.) Apakah yang Saudara ketahui
tentang latar belakang rumah tangga si murid, rapor sekolahnya, laporan pekerjaannya, dsb.?
2. Apakah yang telah Saudara lakukan sebagai tindak lanjut untuk anak yang absen itu? Hasilnya
bagaimana?
3. Apa lagikah yang dapat Saudara lakukan? Dapatkah orang lain atau departemen lainnya di gereja
membantu dalam hal ini?
4. Langkah khusus apakah yang akan diambil? Oleh siapa? Kapan? Di mana? Bagaimana?

Pertanyaan-pertanyaan ini harus dijawab secara terperinci. Hanya membicarakan persoalannya saja tidak
akan memecahkan persoalan itu. Tindakan harus diambil. Mendapatkan kembali anak yang telah keluar
adalah sama pentingnya dengan mendapatkan satu anggota baru.

Berilah tempat kosong di bawah setiap kelompok pertanyaan. Jika waktu mengizinkan, mintalah setiap
guru menuliskan dengan singkat jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan itu sehubungan dengan anak-anak
yang keluar dari kelas atau departemen mereka.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Published in e-BinaAnak, 26 November 2008, Volume 2008, No. 409

You might also like