Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Kenakalan remaja, dua kata yang akhir-akhir ini sangat sering didengar baik dalam
perbicaraan santai maupun pembicaraan suatu forum resmi seperti : dialog dan seminar.
Dalam pelaksanaan acara tentang kenakalan remaja tersebut dilaksanakan baik oleh
masyarakat maupun pemerintah. Dapat dikatakan disini, bahwa kenakalan remaja saat
sekarang ini sudah menjadi masalah sosial, yang mana hal ini perlu perhatian serius baik
dari pemerintah, maupun masyarakat itu sendiri termasuk lembaga pendidikan formal
Kenakalan remaja di kota Makassar ini sudah setiap saat didengar baik lewat media
dimana keadaan tentang kenakalan remaja sudah sangat mengejutkan sebab mereka yang
melakukan kenakalan remaja tersebut adalah anak-anak usia sekolah ( Sekalah lanjutan
pertama maupun lenjutan atas ). Keadaan ini sangat mengkhawatirkan kami yang saat ini
Makassar.
Remaja merupakan suatu masa transisi menuju dewasa dan merupakan suatu masa
mencari identitas diri. Dalam masa tersebut tidak sedikit remaja mengalami kebimbangan
dalam diri masing-masing remaja dalam menentukan sikap dan prilaku sehari-hari.
Sehingga tidak sedikit pula remaja melakukan suatu perbuatan yang melanggar baik
norma-norma yang berlaku ditengah masyarakat termasuk melanggar agama dan norma
hukum.
1
Oleh karena itu penulis bersama teman-teman lainnya telah sepakat memilih
makalah ini dengan judul “ Mengenal dan memahami Kenakalan Remaja untuk
remaja dapat dikurangi bahkan mungkin dihilangkan dari lingkungan khususnya kami
2. Rumusan Masalah
kenakalan remaja ?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Mengenal Remaja
Sebelum kami (penulis) membahas lebih lanjut tentang kenakalan remaja, maka ada
baiknya jika kami perlu menguraikan terlebih dahulu pengertian remaja. Remaja dalam
sebuah kamus Bahasa Indonesia karangan Eddy Sutrisno memberikan pengertian tentang
remaja yaitu sudah sampai umur ( 12 sampai 15 tahun). Sedangkan Ibu Singgih D.
Gunarso ( Bambang Mulyuno, 2004:15) masih sulit menentukan batas umur tersebut,
yang jelas masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa.
Di sini kami selaku penulis cenderung sependapat dengan Eddy Sutrisno bahwa usia
masa masa remaja antara umur 12 – 15 tahun dan kami tambahkan sampai batas usia 21
tahun.
Masa peralihan yang kami maksudkan di sini adalah suatu peralihan dari masa
kanak-kanak menuju ke masa dewasa. Jadi anak-anak pada umur 12 – 15 tahun tidak
dapat lagi dikatakan anak-anak lagi, tetapi juga belum dapat dikatakan golongan dewasa.
Sehingga pada masa ini ( remaja) seakan-akan berada di dua dunia, yaitu dunia anak yang
Eddy Sutrisno ( 2004 :16), menjelaskan dengan keadaan yang belum pasti antara
masa kanak-kanak dan masa dewasa inilah sering menimbulkan masalah bagi dirinya dan
pada masyarakat sekitarnya, sebab pribadinya belum terbentuk secara stabil dan matang.
Atau berada dalam masa pertentangan, masa puber dengan ciri-ciri sering dan mulai
timbul sikap untuk menentang dan melawan terutama dengan orang-orang yang dekat,
3
Labih lanjut Eddy Sutrisno mengatakan bahwa pada masa sebelumnya mereka
menurut dan selalu mendengar kata-kata dari orang tua atau guru, tetapi dalam masa
transisi ini sikap tersebut mulai berubah, dan perubahan ini menunjukkan hal yang positif
asal dapat diarahkan dengan sabar ke hal yang benar. Sebagai hal yang positif, sebab
Perkembangan fisik dalam masa remaja dapat dilihat pada karakteristik seperti
suara menjadi besar dan pecah, tumbuh bulu-bulu seperti : kumis, jenggot hal ini untuk
remaja pria sedangkan untuk remaja putri mulai nampak bentuk kewanitaannya, seperti :
menjelaskan bahwa kenakalan adalah sifat nakal, perbuatan nakal, tingkah laku yang
agak menyimpang dari norma yang berlaku dalam suatu masayarakat, sedangkan remaja
Kenakalan Remaja menjelaskan bahwa kenakalan remaja dalam arti luas, meliputi
tertulis, baik yang terdapat dalam KUHP ( Pidana Umum ) maupun perundang-undangan
di luar KUHP ( Pidana Khusus ). Dapat pula terjadi perbuatan anak remaja tersebut
bersifat anti sosial yang menimbulkan keresahan masayarakat pada umumnya, akan tetapi
tidak tergolong delik pidana umum maupun pidana khusus. Ada pula perbuatan anak
remaja yang bersifat anti sosial yaitu durhaka kepada kedua orang tua, sesama saudara
4
saling bermusuhan. Di samping itu dapat dikatakan kenakalan remaja, jika perbuatan
muslim dengan berpuasa, begitu juga bagi penganut agama Kristen enggan melakukan
kebaktian, begitu juga bagi penganut agama Hindu dan Budha tidak melaksanakan
Dengan demikian nampak jelas bahwa apabila seorang anak masih berada dalam
sosial, susila dan agama maka perbuatan anak tersebut dapat digolongkan ke dalam
pihak sekolah.
5
5) Berpakaian tidak pantas.
barang orang.
6) Pencurian barang.
7) Pembunuhan.
9) Pengguguran kandungan.
6
BAB III
PEMBAHASAN
Masalah kenakalan remaja dewasa ini sudah sangat serius bahkan sudah mengarah
menjadi kejahatan yang diancam dengan hukuman, sesuai dengan hukum yang berlaku di
Indonesia, yaitu hukum pidana. Dan sekarang ini masalah kenakalan remaja telah
berkembang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan status sosialnya. Hal tersebut
dapat dilihat lewat media cetak khususnya seperti surat kabar “ Fajar “ yang telah
terlarang seperti : sabhu-sabhu, ekstasi, yang mana bila membelinya dengan sejumlah
uang yang tidak sedikit. Informasi ini penulis. Dalam hal ini, kami penulis memperoleh
dari berbagai informasi media cetak. Selain kenakalan remaja yang menggunakan obat-
obat terlarang juga tidak sedikit kenakalan remaja mengarah ke kejahatan lain seperti :
yang berlaku ( Norma agama, norma kesopanan, norma kesusilaan dan norma
mengetahui, dimana hal ini juga didukung karena adanya sarana dan prasarana
7
yang ada ataupun sebaiknya keinginan untuk memiliki sesuatu secara cepat.
Selain hal tersebut tidak kalah penting remaja mengandalkan rasa “aku”nya
yang berlebihan.
motivasi dan tujuan hidup tertentu, di mana dalam suatu keluarga yang terdiri
dari ayah, ibu dan anak-anaknya mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang
8
3) Pendidikan anak yang kurang perhatian, misalnya kedua orang
anak, karena hal ini sangat dipengaruhi manusia yang mempunyai naluri untuk
hidup untuk berkumpul dengan orang lain. Di sini faktor lingkungan masyarakat
Bila pergaulan yang dilakukan oleh si anak yang akan tumbuh menjadi
dewasa itu positif maka akan mempengaruhi ke arah yang baik seperti :
negatif maka akan mengarah menjadi suatu pertemanan yang negatif, seperti
saat melakukan kenakalan ataupun kejahatan tidak ada yang melarang atau
anak. Kondisi sekolah, keadaan guru dan sistem pengajaran yang tidak
9
2. Hal-hal Yang Mencegah Terjadinya Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja yang terjadi dewasa ini merupakan suatu masalah yang perlu
kejahatan yang lebih serius. Pencengahan yang dilakukan haruslah bersifat sosial yaitu
a. Lingkungan keluarga
yang bermutu dan selalu mengontrol dan mengarahkan akan bacaan anak
tersebut.
bertanggung jawab akan tugas yang diberikan dengan tepat waktu, akan tetapi
10
5) Menanamkan nilai-nilai relius (agama) sejak kecil, hal ini
dilakukan agar menjadi benteng yang kokoh bagi moral seorang anak dalam
berprstasi dan yang belum dengan sabar tetap diarahkan untuk giat belajar dan
berlatih.
keharmonisan, terjalin kasih sayang antara anak dengan kedua orang tua.
anak, seorang ayah akan menjadi panutan bagi anaknya sedangkan seorang
b. Lingkungan sekolah
Oleh karena itu, sekolah merupakan sarana yang penting dan harus mendapat
perhatian penuh dari para pengelolanya agar masalah kenakalan remaja dapat
dikurangni bahkan kalau mungkin dapat ditiadakan dan menjadi prestasi yang
menjadi prestasi yang patut dibanggakan pihak sekolah dapat melaksanakan, natar
lain :
sesering mungkin mengadakan pertemuan antara orang tua dengan para guru.
Di samping itu, perlu diadakan suatu wadah antara orang tua seperti : Ikatan
11
Orang Tua Siswa dan Guru. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh ikatan
sangatlah penting khususnya bagi para guru. Untuk para guru maupun yang
tepat waktu. Maksudnya agar anak yang sementara dalam proses belajar dapat
maksimal belajar namun terhindar dari rasa bosan. Mengapa demikian, karena
tidak sedikit kenakalan remaja yang terjadi karena anak bosan untuk belajar.
Selain dari pada itu agar anak dapat berhasil baik ilmu pengetahuan maupun
tata tertib yang selengkap mungkin untuk para siswa. Tujuan dari pada
peraturan tersebut antara lain : tentang pakaian, rambut untuk siswa putra
perhiasan yang berlebihan. Begitu juga jam masuk dan keluar sekolah,
12
Pramuka, PMR, klub olah raga, PKS, latihan kesenian, mengadakan tour
c. Lingkungan Masyarakat
orang tua atau guru di sekolah, tapi diperlukan kerjasama semua pihak, terutama
hal ini mengadakan pengawasan terhadap kegiatan remaja yang diadakan oleh
masyarakat. Selain dari pada itu pemerintah setempat seperti kelurahan dengan
klub kesenian maupun olah raga, kelompok belajar/ karang taruna, remaja
remaja yang tidak sedikit dari mereka yang pernah ikut organisasi tersebut diatas
13
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
sebagai berikut :
berikut :
pemerintah setempat.
2. Saran
a. Diperlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan para guru dan bila
perlu membuat buku kontrol siswa yang diketahui oleh orang tua dan guru.
14
DAFTAR PUSTAKA
Media, Jombang.
Jakarta.
15