You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Kenakalan remaja, dua kata yang akhir-akhir ini sangat sering didengar baik dalam

perbicaraan santai maupun pembicaraan suatu forum resmi seperti : dialog dan seminar.

Dalam pelaksanaan acara tentang kenakalan remaja tersebut dilaksanakan baik oleh

masyarakat maupun pemerintah. Dapat dikatakan disini, bahwa kenakalan remaja saat

sekarang ini sudah menjadi masalah sosial, yang mana hal ini perlu perhatian serius baik

dari pemerintah, maupun masyarakat itu sendiri termasuk lembaga pendidikan formal

maupun lembaga pendidikan informal.

Kenakalan remaja di kota Makassar ini sudah setiap saat didengar baik lewat media

eletronik ( Televisi, radio, internet ) maupun media cetak ( koran,majalah, tabloid ),

dimana keadaan tentang kenakalan remaja sudah sangat mengejutkan sebab mereka yang

melakukan kenakalan remaja tersebut adalah anak-anak usia sekolah ( Sekalah lanjutan

pertama maupun lenjutan atas ). Keadaan ini sangat mengkhawatirkan kami yang saat ini

sementara menempuh pendidikan bersama teman-teman lainnya di SMP Negeri 17

Makassar.

Remaja merupakan suatu masa transisi menuju dewasa dan merupakan suatu masa

mencari identitas diri. Dalam masa tersebut tidak sedikit remaja mengalami kebimbangan

dalam diri masing-masing remaja dalam menentukan sikap dan prilaku sehari-hari.

Sehingga tidak sedikit pula remaja melakukan suatu perbuatan yang melanggar baik

norma-norma yang berlaku ditengah masyarakat termasuk melanggar agama dan norma

hukum.

1
Oleh karena itu penulis bersama teman-teman lainnya telah sepakat memilih

makalah ini dengan judul “ Mengenal dan memahami Kenakalan Remaja untuk

mencegahnya “. Mudah-mudahan dengan makalah ini kami selaku pelajar yang

sementara menimbah ilmu dapat mencegah maupun menanggulangi agar kenakalan

remaja dapat dikurangi bahkan mungkin dihilangkan dari lingkungan khususnya kami

yang sedang menimbah ilmu yaitu SMP Negeri 17 Makassar ini.

2. Rumusan Masalah

a. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi terjadinya kenakalan remaja ?

b. Hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya

kenakalan remaja ?

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Mengenal Remaja

Sebelum kami (penulis) membahas lebih lanjut tentang kenakalan remaja, maka ada

baiknya jika kami perlu menguraikan terlebih dahulu pengertian remaja. Remaja dalam

sebuah kamus Bahasa Indonesia karangan Eddy Sutrisno memberikan pengertian tentang

remaja yaitu sudah sampai umur ( 12 sampai 15 tahun). Sedangkan Ibu Singgih D.

Gunarso ( Bambang Mulyuno, 2004:15) masih sulit menentukan batas umur tersebut,

yang jelas masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa.

Di sini kami selaku penulis cenderung sependapat dengan Eddy Sutrisno bahwa usia

masa masa remaja antara umur 12 – 15 tahun dan kami tambahkan sampai batas usia 21

tahun.

Masa peralihan yang kami maksudkan di sini adalah suatu peralihan dari masa

kanak-kanak menuju ke masa dewasa. Jadi anak-anak pada umur 12 – 15 tahun tidak

dapat lagi dikatakan anak-anak lagi, tetapi juga belum dapat dikatakan golongan dewasa.

Sehingga pada masa ini ( remaja) seakan-akan berada di dua dunia, yaitu dunia anak yang

akan ditinggalkan, dan dunia baru yang akan dituju.

Eddy Sutrisno ( 2004 :16), menjelaskan dengan keadaan yang belum pasti antara

masa kanak-kanak dan masa dewasa inilah sering menimbulkan masalah bagi dirinya dan

pada masyarakat sekitarnya, sebab pribadinya belum terbentuk secara stabil dan matang.

Atau berada dalam masa pertentangan, masa puber dengan ciri-ciri sering dan mulai

timbul sikap untuk menentang dan melawan terutama dengan orang-orang yang dekat,

misalnya orang tua, guru dan sebagainya.

3
Labih lanjut Eddy Sutrisno mengatakan bahwa pada masa sebelumnya mereka

menurut dan selalu mendengar kata-kata dari orang tua atau guru, tetapi dalam masa

transisi ini sikap tersebut mulai berubah, dan perubahan ini menunjukkan hal yang positif

asal dapat diarahkan dengan sabar ke hal yang benar. Sebagai hal yang positif, sebab

menjunjukkan bahwa remaja tersebut sedang mengalami perkembangan, baik

perkembangan fisik maupun perkembangan rohaninya.

Perkembangan fisik dalam masa remaja dapat dilihat pada karakteristik seperti

suara menjadi besar dan pecah, tumbuh bulu-bulu seperti : kumis, jenggot hal ini untuk

remaja pria sedangkan untuk remaja putri mulai nampak bentuk kewanitaannya, seperti :

perkembangan badan (Eddy Sutrisno, 2004 : 17).

2. Pengertian Kenakalan Remaja

Definisi kenakalan dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia karangan Indrawan. WS

menjelaskan bahwa kenakalan adalah sifat nakal, perbuatan nakal, tingkah laku yang

agak menyimpang dari norma yang berlaku dalam suatu masayarakat, sedangkan remaja

ialah usia yang masih mudah.

Sedangkan perngertian kenakalan remaja menurut Sudarsono dalam bukunya

Kenakalan Remaja menjelaskan bahwa kenakalan remaja dalam arti luas, meliputi

perbuatan-perbuatan anak remaja yang bertentangan dengan kaidah-kaidah hukum

tertulis, baik yang terdapat dalam KUHP ( Pidana Umum ) maupun perundang-undangan

di luar KUHP ( Pidana Khusus ). Dapat pula terjadi perbuatan anak remaja tersebut

bersifat anti sosial yang menimbulkan keresahan masayarakat pada umumnya, akan tetapi

tidak tergolong delik pidana umum maupun pidana khusus. Ada pula perbuatan anak

remaja yang bersifat anti sosial yaitu durhaka kepada kedua orang tua, sesama saudara

4
saling bermusuhan. Di samping itu dapat dikatakan kenakalan remaja, jika perbuatan

tersebut bertentangan dengan norma-norma agama yang dianutnya, misalnya remaja

muslim dengan berpuasa, begitu juga bagi penganut agama Kristen enggan melakukan

kebaktian, begitu juga bagi penganut agama Hindu dan Budha tidak melaksanakan

perintah dalam ajaran agama masing-masing.

Dengan demikian nampak jelas bahwa apabila seorang anak masih berada dalam

fase-fase usia remaja kemudian melakukan pelanggaran terhadap norma-norma hukum,

sosial, susila dan agama maka perbuatan anak tersebut dapat digolongkan ke dalam

kenakalan remaja ( Sudarsono,2004:14).

B. Simajuntak, S.H. menyimpulkan dengan :

“ Juvenile delinquency (kenakalan remaja ) adalah perbuatan anak-anak yang


melanggar norma-norma baik nroam sosial, norma hukum, norma kelompok,
mengganggu ketenteraman masyarakat sehingga yang berwajib mengambil suatu
tindakan pengasingan “, ( Bambang Mulyono, 2004:24).

3. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja

Bambang Mulyono (2004:22-23) membagi dua bentuk kenakalan yaitu :

a. Kenakalan tidak dapat digolongankan sebagai pelanggaran hukum, yaitu :

1) Membohong, memutar balikkan fakta/ kenyataan dengan tujuan

menipu orang atau menutup kesalahan.

2) Membolos, .pergi meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan

pihak sekolah.

3) Bergaul dengan teman yang memberi pengaruh buruk, sehingga

mudah terjerat dalam perkara kriminal

4) Membaca buku-buku cabul dan kebiasaan mempergunakan

bahasa yang tidak sopan, tidak senonoh.

5
5) Berpakaian tidak pantas.

b. Kenakalan yang dapat digolongkan pelangaran terhadap hukum yaitu :

1) Berjudi sampai menggunakan uang sebagai taruhan.

2) Mencuri, mencopet, menjambret, merampas dengan kekerasan

barang orang.

3) Menggelapkan barang teman.

4) Penipuan dan pemalsuan.

5) Menjual gambar-gambar porno dan film porno.

6) Pencurian barang.

7) Pembunuhan.

8) Penganiayaan berat yang mengakibatkan kematian seseorang.

9) Pengguguran kandungan.

6
BAB III

PEMBAHASAN

1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Kenakalan Remaja

Masalah kenakalan remaja dewasa ini sudah sangat serius bahkan sudah mengarah

menjadi kejahatan yang diancam dengan hukuman, sesuai dengan hukum yang berlaku di

Indonesia, yaitu hukum pidana. Dan sekarang ini masalah kenakalan remaja telah

berkembang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan status sosialnya. Hal tersebut

dapat dilihat lewat media cetak khususnya seperti surat kabar “ Fajar “ yang telah

memberi banyak informasi tentang perkembangan remaja dewasa ini.

Perkembangan kenakalan remaja telah berkembang dari kenakalan menjadi

kejahatan. Di sini kami penulis mencotohkan kejahatan menggunakan obat-obat

terlarang seperti : sabhu-sabhu, ekstasi, yang mana bila membelinya dengan sejumlah

uang yang tidak sedikit. Informasi ini penulis. Dalam hal ini, kami penulis memperoleh

dari berbagai informasi media cetak. Selain kenakalan remaja yang menggunakan obat-

obat terlarang juga tidak sedikit kenakalan remaja mengarah ke kejahatan lain seperti :

mencuri, perkelahian yang berakibat kematian.

Terjadinya kenakalan remaja seperti tersebut diatas menurut kami penulis

disebabkan beberapa faktor, yaitu :

a. Faktor pribadi dan usia

Seorang remaja yang melakukan perbuatan yang menyimpang dari norma

yang berlaku ( Norma agama, norma kesopanan, norma kesusilaan dan norma

hukum). Hal ini sangat dipengaruhi keinginan diperhatikan, keinginan

mengetahui, dimana hal ini juga didukung karena adanya sarana dan prasarana

7
yang ada ataupun sebaiknya keinginan untuk memiliki sesuatu secara cepat.

Selain hal tersebut tidak kalah penting remaja mengandalkan rasa “aku”nya

yang berlebihan.

b. Faktor lingkungan keluarga

Keluarga merupakan kesatuan dari masyarakat kecil yang mempunyai

motivasi dan tujuan hidup tertentu, di mana dalam suatu keluarga yang terdiri

dari ayah, ibu dan anak-anaknya mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang

saling mengisi untuk mencapai keselamatan dan kedamaian dunia akhirat.

Keluarga dan rumah merupakan satu kesatuan yang utuh, nampak

keteraturan, keharmonisan didalamnya. Sangat yakinlah bahwa keluarga

tersebut merupakan keluarga yang harmonis, tercipta komunikasi dalam anak

maka akan mendatangkan pengaruh yang sangat serius terhadap anakp-anaknya

maupun terhadap kedua orang tuanya.

Di bawah ini dapat kami memberikan contoh tentang keluarga

mempengaruhi pertumbuhan anak menjadi perilaku yang tidak mentaati norma-

norma yang ada. Sehingga perilaku tersebut mengarah menjadi kenakalan

bahkan tidak sedikit mengarah menjadi suatu kejatahan. Adapun lingkungan

keluarga yang tidak berfungsi secara harmonis, yaitu :

1) Rumah tangga yang berantakan, misalnya salah satu dari orang

tua, baik ayah ataupun ibu tidak ada disebabkan perceraian.

2) Orang tua selalu memanjakan anak-anaknya, misalnya

permintaan selalu dituruti secara berkelebihan tanpa ada kontrol.

8
3) Pendidikan anak yang kurang perhatian, misalnya kedua orang

tua sibuk yang hanya mementingkan materi dalam hidupnya, perhatian

kepada anak diberikan kepada pengasuh.

c. Faktor lingkungan masyarakat

Masalah lingkungan masyarakat sangatlah besar pengaruhnya terhadap

pekembangan pertumbahan seorang anak. Pengaruh dari kawan sepermainan si

anak, karena hal ini sangat dipengaruhi manusia yang mempunyai naluri untuk

hidup untuk berkumpul dengan orang lain. Di sini faktor lingkungan masyarakat

itu dapat mempengaruhi pertumbuhan si anak.

Bila pergaulan yang dilakukan oleh si anak yang akan tumbuh menjadi

dewasa itu positif maka akan mempengaruhi ke arah yang baik seperti :

melaksanakan ibadah bersama, bekerja bergotong royong, akan tetapi bila

negatif maka akan mengarah menjadi suatu pertemanan yang negatif, seperti

saat melakukan kenakalan ataupun kejahatan tidak ada yang melarang atau

saling menasehati akan tetapi saling mempengaruhi untuk melakukan perbuatan

yang menyalahi norma-norma yang berlaku di tengah masyarakat.

Selain pertemanan di lingkungan masyarakat juga ada pertemanan di

lingkungan sekolah. Sekolah merupakan pendidikan yang formal, oleh karena

itu sekolah besar sekali pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa seorang

anak. Kondisi sekolah, keadaan guru dan sistem pengajaran yang tidak

menguntungkan menyebabkan anak cepat bosan, sehingga tidak sedikit anak

seharusnya berada di sekolah akan tetapi berkeliaran di tempat hiburan atau

perbelanjaan ( mal, bioskop) dan lain sebagainya.

9
2. Hal-hal Yang Mencegah Terjadinya Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja yang terjadi dewasa ini merupakan suatu masalah yang perlu

dihadapi, karena telah mengganggu ketenangan, keamanan dan ketertiban masyarakat.

Permasalahan tersebut haruslah dicari cara mencegahnya sehingga tidak menjadi

kejahatan yang lebih serius. Pencengahan yang dilakukan haruslah bersifat sosial yaitu

mengedepankan pencegahan dari penindakan ( pemberian hukuman).

Adapun usaha pencegahan kenakalan remaja diarahkan kepada hal-hal seperti :

a. Lingkungan keluarga

Keluarga merupakan kunci utama perkembangan baik secara fisik maupun

mental seorang anak. Keluarga yang hormanis sangatlah menetukan

menciptakan lingkungan yang baik dalam suasana kekeluargaan dan menjadi

pusat ketenangan dan menjadi pusat ketenangan hidup seorang anak.

Keluarga juga berfungsi sebagai pusat kehidupan dan kebudayaan. Untuk

mencapai tujuan itu maka perlu diusahakan atau dilakukan :

1) Memberi tugas kepada seorang anak sesuai kemampuan anak.

2) Mendorong minat anak untuk mengembangkan anak.

3) Membiasakan seorang membaca sejak kecil dengan buku bacaan

yang bermutu dan selalu mengontrol dan mengarahkan akan bacaan anak

tersebut.

4) Melatih seorang anak tentang disiplin sejak kecil untuk dapat

bertanggung jawab akan tugas yang diberikan dengan tepat waktu, akan tetapi

bukan dengan cara memaksakan kehendak.

10
5) Menanamkan nilai-nilai relius (agama) sejak kecil, hal ini

dilakukan agar menjadi benteng yang kokoh bagi moral seorang anak dalam

mengahadapi perkembangan dewasa ini.

6) Memberikan bimbingan dan penghargaan bagi anak yang

berprstasi dan yang belum dengan sabar tetap diarahkan untuk giat belajar dan

berlatih.

7) Meluangkan waktu tertentu untuk bertamasya bersama keluarga,

dalam melaksanakan liburan bersama keluarga dapat tercipta suasana

keharmonisan, terjalin kasih sayang antara anak dengan kedua orang tua.

8) Ayah dan ibu mempunyai tugas yang berbeda dalam membimbing

anak, seorang ayah akan menjadi panutan bagi anaknya sedangkan seorang

ibu akan menjadi dambaan dalam membagi suka dan duka.

b. Lingkungan sekolah

Sekolah merupakan sarana dan fasilitas kedua, setelah lingkungan keluarga.

Oleh karena itu, sekolah merupakan sarana yang penting dan harus mendapat

perhatian penuh dari para pengelolanya agar masalah kenakalan remaja dapat

dikurangni bahkan kalau mungkin dapat ditiadakan dan menjadi prestasi yang

patut dibanggakan. Untuk dapat mencegah terjadinya kenakalan remaja dan

menjadi prestasi yang patut dibanggakan pihak sekolah dapat melaksanakan, natar

lain :

1) Hubungan antara orang tua dengan sekolah harus dipererat dan

sesering mungkin mengadakan pertemuan antara orang tua dengan para guru.

Di samping itu, perlu diadakan suatu wadah antara orang tua seperti : Ikatan

11
Orang Tua Siswa dan Guru. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh ikatan

tersebut diantaranya membuat bimbingan belajar, kegiatan keagamaan,

kegiatan olah raga dan lain sebagainya.

2) Tingkatkan disiplin sekolah untuk para guru, disiplin sekolah

sangatlah penting khususnya bagi para guru. Untuk para guru maupun yang

berada sebagai pengelola sekolah sedapat mungkin juga mempunyai

ketentuan/ peraturan seperti : mengajar benar-benar guru dibidangnya dan

tepat waktu. Maksudnya agar anak yang sementara dalam proses belajar dapat

maksimal belajar namun terhindar dari rasa bosan. Mengapa demikian, karena

tidak sedikit kenakalan remaja yang terjadi karena anak bosan untuk belajar.

Selain dari pada itu agar anak dapat berhasil baik ilmu pengetahuan maupun

saat melaksanakan ujian kelulusan sekolah ( Ujian Nasional ).

3) Tingkatkan disiplin sekolah untuk siswa, sekolah harus membuat

tata tertib yang selengkap mungkin untuk para siswa. Tujuan dari pada

peraturan tersebut untuk mencegah para siswa melakukan kenakalan remaja

baik di dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Adapun isi

peraturan tersebut antara lain : tentang pakaian, rambut untuk siswa putra

sedangkan untuk siswa putrid khususnya tentang pakaian, make up dan

perhiasan yang berlebihan. Begitu juga jam masuk dan keluar sekolah,

termasuk bagi yang menggunakan sepeda motor waktu tertentu diperiksa

tentang kelengkapannya seperti surat-surat ( motor dan SIM ).

4) Selain beberapa hal tersebut diatas, tugas sekolah kepada siswa

dapat diarahkan mengikuti kegiatan yan bersifat ekstra-kurikuler seperti :

12
Pramuka, PMR, klub olah raga, PKS, latihan kesenian, mengadakan tour

sebagai darmawisata dan lain sebagainya.

c. Lingkungan Masyarakat

Untuk mengatasi masalah kenakalan remaja, bukan saja dibebankan kepada

orang tua atau guru di sekolah, tapi diperlukan kerjasama semua pihak, terutama

pembinaan di lingkungan masyarakat termasuk pemerintah. Pemerintah dalam

hal ini mengadakan pengawasan terhadap kegiatan remaja yang diadakan oleh

masyarakat. Selain dari pada itu pemerintah setempat seperti kelurahan dengan

RW dan RT dapat mengadakan perkumpulan kegiatan sosial seperti : bakti sosial,

klub kesenian maupun olah raga, kelompok belajar/ karang taruna, remaja

mesjid , membuat pustaka remaja dan lain sebagainya.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para remaja setiap dapat terpantau,

bahkan dapat menjadikan kegiatan tersebut wadah belajar berorganisasi sejak

remaja yang tidak sedikit dari mereka yang pernah ikut organisasi tersebut diatas

menjadi peminpin negara.

13
BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadi kenakalan remaja adalah

sebagai berikut :

a. Faktor lingkungan keluarga.

b. Faktor lingkungan sekolah.

c. Faktor lingkungan masyarakat

Sedangkan pencegahan untuk tidak terjadi kenakalan remaja adalah sebagai

berikut :

a. Pembinaan dimulai di lingkungan keluarga.

b. Pembinaan di lingkungan sekolah.

c. Pembinaan di lingkungan masyarakat yang dibantu pengawasannya oleh

pemerintah setempat.

2. Saran

Sebagai bahan masukan dalam mengatasi kenakalan remaja, kami penulis

memberikan beberapa saran yang perlu diperhatikan, yaitu :

a. Diperlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan para guru dan bila

perlu membuat buku kontrol siswa yang diketahui oleh orang tua dan guru.

b. Mengadakan kegiatan ekstra-kurikuler dalam rangka penghayatan moral

dan mengadakan kegiatan tentang pentingnya disiplin yang dilaksanakan atas

kerjasama antara aparat penegak hukum dan sekolah.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Fatahullah, Moch. Lukman, 1997, Tindak Pidana Perkelahian

Pelajar, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

2. Mulyono, Bambang, 2004, Pendekatan Analisis Kenakalan

Remaja dan Penanggulangannya, Kanisius, Yagyakarta.

3. Indrawan, WS, 2000, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Lintas

Media, Jombang.

4. Sudarsono, 2004, Kenakalan Remaja, Rineka Cipta, Jakarta.

5. Soekanto, Soerjono, 2003, Sosiologi Suatu Pengantar, Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

15

You might also like