You are on page 1of 2

KUPAS TUNTAS

Potensi, hambatan dan peluang Rumput Laut Indonesia

Rumput laut akan bernilai ekonomis setelah mendapat penanganan lebih lanjut. Pada
umumnya penanganan pasca panen rumput laut oleh petani hanya sampai pada penggeringan
saja. Rumput laut kering masih merupakan bahan baku yang harus diolah lagi jika ingin
memiliki nilai lebih. Hasil olahan rumput laut dapat menghasilkan makanan seperti agar-agar,
selain itu juga dapat sebagai bahan untuk obat-obatan dan kosmetik. Apabila komoditas ini
diolah lebih lanjut, maka akan dapat menghasilkan kurang lebih 500 jenis produk komersial,
contohnya seperti pasta gigi, sampo, kertas, tekstil, minyak pelumas pada pengeboran sumur
minyak dan lain-lain.

Saat ini rumput laut merupakan komoditi ekspor terbesar ketiga di Indonesia setelah udang dan
tuna. Pada tahun 2010 total nilai ekspor rumput laut Indonesia sebanyak 114.000 ton dan
bernilai US$ 138 juta. Hampir semua rumput laut tersebut diekspor ke Cina, sebagian ke
Filipina. Sebanyak 85% dari hasil rumput laut tersebut dieskpor dalam bentuk mentah dan
hanya 15% yang diolah didalam negeri. Karena itu terdapat opportunity cost dari hasil ekspor
tersebut yaitu potensi keuntungan yang hilang karena nilainya lebih kecil jika dibandingkan
dengan mengekspor dalam bentuk sudah diolah. Salah satu hambatan bagi pemerintah
Indonesia adalah adanya tarif bea masuk sebesar 35% untuk ekspor rumput laut hasil olahan di
Cina, sedangkan untuk yang masih mentah tidak dikenakan tarif bea masuk. Hal ini lah yang
harus menjadi pekerjaan rumah pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Perdagangan
untuk mengadakan pertemuan bilateral dengan pihak pemerintah Cina untuk menghilangkan
tarif bea masuk tersebut. Disamping itu keterbatasan pabrik pengolahan rumput laut yang di
Indonesia juga merupakan salah satu hambatan tersendirinya, sebagai contoh di Indonesia saat
ini hanya terdapat 20 pabrik sedangkan di Cina saat ini terdapat 600 pabrik pengolahan rumput
laut. Sebagai gambaran kapasitas produksi masing-masing pabrik rata-rata 300-500 ton, dari
angka tersebut jika dikalilkan dengan jumlah pabrik sebanyak 20, maka maksimum pengolahan
rumput laut didalam negeri menghasilkan antara 6.000-10.000 ton,bandingkan dengan jumlah
produksi pertahun sebesar lebih dari 100.000 ton maka pabrik di Indonesia hanya mampu
mengolah tidak lebih dari 10% produksi rumput laut. Untuk menbangun pabrik pengolahan
rumput laut di perlukan investasi dari para investor asing karena itu dalam ini pemerintah atau
kementerian yang terkait dengan hal ini, perlu bekerja sama lebih aktif untuk membuat sebuah
konsep investasi yang menarik dan menguntungkan bagi pihak asing.
Salah satu kelebihan Indonesia dalam hal produksi rumput laut adalah Indonesia kaya dengan
tempat-tempat yang cocok untuk bisa berproduksi rumput laut, contohnya di tanah Papua. Ada
banyak negara yang telah menyatakan minatnya untuk membeli rumput laut dari Papua yaitu
Jepang, China, Korea, Hongkong, Taiwan, Filipina dan sejumlah Negara di Eropa dan Amerika.
Para konsumen asal Asia, Eropa dan Amerika itu mengetahui kalau kualitas rumput laut dari
Papua cukup tinggi dan belum dicemari bahan kimia. Sebab, manfaat rumput laut itu untuk
agar-agar (bahan makanan), kosmetik, kapsul obat-obatan bagi kesehatan manusia bahkan
rumput laut jenis merah dapat dikelola menjadi bahan baku kertas.

Pada tahun 2011 ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan volume ekspor
rumput laut sebanyak 180.000 ton naik 57,89% dari realisasi tahun lalu yang sebanyak 114.000
ton. Dari sisi nilai juga bakal naik menjadi US$ 190 juta dari nilai ekspor tahun lalu yang sebesar
US$ 138 juta. Target ini merupakan target yang realistis menurut Victor Nikijuluw, Direktur
Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (DJP2HP), karena setidaknya ada
beberapa faktor pendukung. Pertama, permintaan dunia atas rumput laut sangat tinggi. Kedua,
produksi negara-negara penghasil rumput laut terutama di kawasan Amerika Latin seperti Chili
terhambat akibat badai La Nina. Victor bilang pasokan rumput laut dari sana menurun drastis
sejak awal tahun lalu. Akibatnya, banyak permintaan yang biasanya dipenuhi Chili menjadi tidak
terpenuhi. Selain itu, produksi rumput laut Indonesia tahun 2010 sebanyak 3,082 juta ton
melampaui target awal sebesar 2,574 juta ton. Ditahun 2011, produksi rumput laut ditargetkan
sebanyak 3,504 juta ton.

Dengan berbagai fakta dan kenyataan seperti disebutkan di atas maka pemeintah dalam hal ini
KKP berencana akan membatasi ekspor rumput laut mentah, sehingga dapat mengenjot
industri pengolahan rumput laut di Indonesia. Aset hanyalah menjadi opportunity yang hilang
jika bangsa kita tidak mampu menjadi dirijen untuk mengembangkan sumber daya yang kita
miliki. Ketertinggalan dari bangsa lain haruslah menjadi cambuk bagi bangsa kita untuk bekerja
lebih giat dan bekerja lebih cerdas untuk mengoptimalkan segala potensi yang ada. Pemenang
adalah orang-orang yang mampu memanfaatkan peluang sedangkan pecundang hanyalah
orang-orang yang dimanfaatkan oleh si pemenang dan tidak mempunyai daya untuk
mengubahnya, saatnya untuk memilih dan berbuat sesuatu.

You might also like