Professional Documents
Culture Documents
Agustus 7, 2010
Pada awalnya, katak betina dewasa akan bertelur, kemudian telur tersebut akan menetas
setelah 10 hari. Setelah menetas, telur katak tersebut menetas menjadi Berudu. Setelah
berumur 2 hari, Berudu mempunyai insang luar yang berbulu untuk bernapas. Setelah
berumur 3 minggu insang berudu akan tertutup oleh kulit. Menjelang umur 8 minggu, kaki
belakang berudu akan terbentuk kemudian membesar ketika kaki depan mulai muncul. Umur
12 minggu, kaki depannya mulai berbentuk, ekornya menjadi pendek serta bernapas dengan
paru-paru. Setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna, katak tersebut akan berubah
menjadi katak dewasa. Selain pada katak, metamorphosis sempurna juga terjadi pada kupu-
kupu.
Pertama-tama, kupu-kupu akan bertelur. Telur tersebut akan menetas menjadi Larva (ulat),
ulat tersebut akan berubah bentuknya menjadi panjang. Ulat tersebut nantinya akan
menempel pada pohon dan daun-daunan sehingga menjadi kepompong. Setelah beberapa
lama, dari kepompong tersebut akan keluar seekor kupu-kupu yang masih muda. Kemudian
tidak berapa lama menjadi kupu-kupu dewasa.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Metamorfosis Katak
Pada metamorfosis amphibi banyak sekali mengalami perubahan baik secara morfologi
maupun fisiologi.
a. Proses Morfologi
Pada amphibi, metamorfosis umumnya digabungkan dengan perubahan persiapan yang mana
dari organisme aquatik untuk menjadi organisme daratan. Pada urodela (salamander),
perubahan ini meliputi berkurangnya ekor dan rusaknya insang bagian dalam dan berubahnya
struktur kulit. Pada anura, perubahan metamorfosis berlangsung secara dramatis dan
kebanyakan organ-organnya telah termodifikasi. Perubaan ini meliputi hilangnya gigi dan
insang internal pada anak katak, seperti hilangnya ekor, kemudian akan terjadi proses
pembentukan seperti berkembangnya anggota tubuh dan morfogenesis kelenjar dermoid.
Perubahan lokomosi terjadi dari pergerakan ekor menjadi terbentuknya lengan depan dan
lengan belakang. Gigi yang digunakan untuk mencabik tanaman hilang dan digantikan
dengan perubahan bentuk baru dari mulut dan rahangnya, otot dari lidah juga berkembang,
insang mengalami degenerasi, paru-paru membesar, otot dan tulang rawan berkembang untuk
memompa udara masuk dan keluar pada paru-paru. Mata dan telinga berdiferensiasi. Telinga
bangian tengah berkembang dan membran timfani terletak pada bagian telinga luar.
b. Proses Biokimia
Penambahan secara nyata pada perubahan morfologi, yang terpenting adalah terjadinya
transformasi biokimia selama metamorfosis. Pada berudu, fotopigmen ratina yang utama
adalah porphyropsin. Selama metamorfosis, pigmen ini merubah karakterisik fotopigmen dari
darat dan vertebrata perairan. Pengikatan hemoglobin (Hb) dengan O2 juga mengalami
perubahan. Enzim yang terdapat pada hati juga mengalami perubahan, hal ini disebabkan
adanya perubahan habitat. Kecebong bersifat ammonotelik yaitu mensekresikan amonia,
sedangkan katak dewasa bersifat ureotelic yaitu mensekresikan urea. Selama metamorfosis,
hati mensintesis enzim untuk siklus urea agar dapat membentuk atau menghasilkan urea dari
CO2 dan amonia.
c. Perubahan spesifik
organ tubuh yang berbeda juga akan merespon beda pada stimulasi hormon. Stimulus yang
sama menyebabkan beberapa jaringan degenerasi dan menyebabkan diferensiasi dan
perkembangan yang berbeda. Respon hormon thyroid lebih spesifik pada bagian-bagian
tubuh tertentu. Pada ekor, T3 menyebabkan kematian dari sel-sel epidermal. Meskipun terjadi
kematian dari sel-sel epidermal pada ekor, kepala dan epidermis tubuh tetap melanjutkan
fungsinya.
3.2 Hormon yang berperan dalam metamorfosis katak
Metamorfosis ini dikontrol hormon thyroid. Perubahan metamorfosis dari perkembangan
katak dengan mensekresikan hormon thyroxin (T4) dan triiodothronine (T3) dari thyroid
selama metamorfosis. Peranan hormon T3 lebih penting, hal ini disebabkan perubahan
metamorfosis pada thyroidectomized berudu memiliki konsentrasi yang lebih rendah bila
dibandingkan dengan hormon T4.
Koordinasi dari perubahan perkembangan dan respon molekul hormon thyroid. Salah satu
masalah utama dari metamorfosis adalah koordinasi saat perkembangan. Pada dasarnya, ekor
tidak mengalami degenerasi sampai terbentuk dan berkembangnya organ-organ lokomosi.
Seperti berkembangnya kaki dan tangan untuk pergerakan dan insang tidak akan mengalami
perubahan fungsi sampai berkembang otot paru-paru. Hal ini menunjukkan bahwa koordinasi
metamorfosis yang berbeda pada jaringan dan organ akan memberikan respon yang berbeda
pada hormon. Untuk menjamin sistem kerja ini, 2 organ yang sensitif terhadap thyroksin
yaitu thyroid dan kelenjar pituitary, akan meregulasi produksi hormon thyroid. Hormon
thyroid berfungsi untuk membentuk hubungan timbal balik dengan kelenjar pituitary yang
menyebabkan interior pituitary menginduksi thyroid untuk menghasilkan T3 dan T4 lebih
banyak. Selain itu, hormon thyroid juga berfungsi untuk transkripsi dan mengaktivasi
transkripsi pada beberapa gen. Seperti transkripsi gen untuk albumin, globin dewasa, keratin
kulit dewasa diaktivasi oleh hormon thyroid. Respon T3 adalah aktivasi transkripsi gen
reseptor hormon thyroid (TR). TR berikatan dengan sisi yang spesifik pada kromatin sebelum
hormon thyroid dibentuk. Ketika T3 dan T4 masuk kedalam sel, dan berikatan dengan ikatan
reseptor kromatin, hormon reseptor kompleks dirubah dari aktivator transkripsi. Belum
diketahui mekanisme dari hormon thyroid dengan respon yang berbeda pada jaringan yang
berbeda (proliferasi, diferensiasi, kematian sel). Pembentukan anggota tubuh tidak tergantung
hormon thyroid, hal ini terjadi pada pembelahan holoblastic dimana gastrulasi diawali pada
posisi subequatorial, pembentukan neural dibagian permukaan dan kuncup anggota tubuh
juga terbentuk dibagian permukaan. Pembentukan anggota tubuh tidak tergantung pada
hormon thyroid.
BAB IV
KESIMPULAN
Metamorphosis pada katak dan kupu-kupu merupakan metamorphosis sempurna dimana
metamorphosisnya melewati tahapan-tahapan mulai dari telur-larva-pupa-imago (dewasa).
Hormon yang berpengaruh pada metamorfosis katak adalah hormon thyroid dengan
mensekresikan hormon thyroxin (T4) dan triiodothronine (T3) dari thyroid selama
metamorfosis. Hormon yang berpengaruh pada metamorfosis kupu ± kupu antara lain
Juvennile hormon, 20-hidroxyecdysone, dan prothoracicotropic (PTIH).