You are on page 1of 4

c 


  
Agustus 7, 2010

 


1.1 Latar Belakang


Metamorfosis adalah suatu proses biologi di mana hewan secara fisik mengalami
perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas. Proses ini melibatkan perubahan
bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel (Mysience, 2008).
Metamorfosis biasanya terjadi pada fase berbeda-beda, dimulai dari larva atau nimfa, kadang-
kadang melewati fase pupa, dan berakhir sebagai spesies dewasa. Ada dua macam
metamorfosis utama pada serangga, hemimetabolisme dan holometabolisme.
Fase spesies yang belum dewasa pada metamorfosis biasanya disebut larva. Tapi pada
metamorfosis kompleks pada kebanyakan spesies serangga, hanya fase pertama yang disebut
larva dan terkadang memiliki nama yang berbeda.
Pada hemimetabolisme, perkembangan larva berlangsung pada fase pertumbuhan berulang
dan ekdisis (pergantian kulit), fase ini disebut instar. Hemimetabolisme juga dikenal dengan
metamorfosis tidak sempurna.
Pada holometabolisme, larva sangat berbeda dengan dewasanya. Serangga yang melakukan
holometabolisme melalui fase larva, kemudian memasuki fase tidak aktif yang disebut pupa,
atau chrysalis, dan akhirnya menjadi dewasa.
Holometabolisme juga dikenal dengan metamorfosis sempurna. Sementara di dalam pupa,
serangga akan mengeluarkan cairan pencernaan, untuk menghancurkan tubuh larva,
menyisakan sebagian sel saja. Sebagian sel itu kemudian akan tumbuh menjadi dewasa
menggunakan nutrisi dari hancuran tubuh larva. Proses kematian sel disebut histolisis, dan
pertumbuhan sel lagi disebut histogenesis.
Lama serangga menghabiskan waktunya pada fase dewasa atau pada fase remajanya
tergantung pada spesies serangga itu. Misalnya mayfly yang hanya hidup pada fase dewasa
hanya satu hari, dan cicada, yang fase remajanya hidup di bawah tanah selama 13 hingga 17
tahun. Kedua spesies ini melakukan metamorfosis tidak sempurna.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini antara lain :
- Bagaimanakah mekanisme metamorfosis pada katak ?
- Bagaimanakah mekanisme metamorfosis pada kupu-kupu?
- Hormon-hormon apa saja yang berperan dalam metamorfosis katak dan kupu-kupu?
1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini yaitu mengetahui mekanisme metamorfosis pada katak dan
kupu-kupu, serta mengetahui hormon-hormon apa saja yang berperan dalam metamorfosis
katak dan kupu-kupu.
1.4 Manfaat
Manfaat aplikatif yang bisa diambil dari penyusunan makalah ini yaitu dapat digunakan
sebagai salah satu usaha dalam peningkatan ekonomi masyarakat misalnya pada industri kain
sutra, pada industri ini digunakan bahan baku berupa kepompong dari ulat sutra, sehingga
dengan mengetahui fase-fase metamorphosis terutama pada kupu-kupu maka dapat diperoleh
kain sutra dengan kualitas yang baik karena diambil pada fase yang tepat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian metamorfosis
Metamorfosis adalah suatu proses biologi di mana hewan secara fisik mengalami
perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas, melibatkan perubahan bentuk atau
struktur melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel. Metamorphosis berasal dari bahasa
Yunani yaitu Greek = meta (diantara, sekitar, setelah), morphe` ( bentuk), osis (bagian dari),
jadi metamorphosis merupakan perubahan bentuk selama perkembangan post-embrionik.
Hewan yang mengalami metamorfosis cukup banyak, di antaranya adalah katak, kupu-kupu
dan serangga.
2.2 Jenis ± jenis Metamorphosis
Jenis-jenis metamorphosis adalah sebagai berikut :
1. Metamorphosis tidak sempurna merupakan metamorphosis yang melewati 2 tahapan yaitu
dari telur menjadi nimfa kemudian menjadi hewan dewasa. Biasanya metamorfosis ini terjadi
pada serangga seperti capung, belalang, jangkrik dan lainnya.Berikut adalah proses
metamorfosis tidak sempurna :

Gambar 2.1. Metamorfosis tidak sempurna pada capung (E-smart, 2008).

2. Metamorphosis sempurna merupakan metamorphosis yang melewati tahapan-tahapan


mulai dari telur-larva-pupa-imago (dewasa). Contoh metamorphosis sempurna terjadi pada
katak dan kupu-kupu. Berikut adalah proses metamorfosis sempurna :

Pada awalnya, katak betina dewasa akan bertelur, kemudian telur tersebut akan menetas
setelah 10 hari. Setelah menetas, telur katak tersebut menetas menjadi Berudu. Setelah
berumur 2 hari, Berudu mempunyai insang luar yang berbulu untuk bernapas. Setelah
berumur 3 minggu insang berudu akan tertutup oleh kulit. Menjelang umur 8 minggu, kaki
belakang berudu akan terbentuk kemudian membesar ketika kaki depan mulai muncul. Umur
12 minggu, kaki depannya mulai berbentuk, ekornya menjadi pendek serta bernapas dengan
paru-paru. Setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna, katak tersebut akan berubah
menjadi katak dewasa. Selain pada katak, metamorphosis sempurna juga terjadi pada kupu-
kupu.
Pertama-tama, kupu-kupu akan bertelur. Telur tersebut akan menetas menjadi Larva (ulat),
ulat tersebut akan berubah bentuknya menjadi panjang. Ulat tersebut nantinya akan
menempel pada pohon dan daun-daunan sehingga menjadi kepompong. Setelah beberapa
lama, dari kepompong tersebut akan keluar seekor kupu-kupu yang masih muda. Kemudian
tidak berapa lama menjadi kupu-kupu dewasa.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Metamorfosis Katak
Pada metamorfosis amphibi banyak sekali mengalami perubahan baik secara morfologi
maupun fisiologi.
a. Proses Morfologi
Pada amphibi, metamorfosis umumnya digabungkan dengan perubahan persiapan yang mana
dari organisme aquatik untuk menjadi organisme daratan. Pada urodela (salamander),
perubahan ini meliputi berkurangnya ekor dan rusaknya insang bagian dalam dan berubahnya
struktur kulit. Pada anura, perubahan metamorfosis berlangsung secara dramatis dan
kebanyakan organ-organnya telah termodifikasi. Perubaan ini meliputi hilangnya gigi dan
insang internal pada anak katak, seperti hilangnya ekor, kemudian akan terjadi proses
pembentukan seperti berkembangnya anggota tubuh dan morfogenesis kelenjar dermoid.
Perubahan lokomosi terjadi dari pergerakan ekor menjadi terbentuknya lengan depan dan
lengan belakang. Gigi yang digunakan untuk mencabik tanaman hilang dan digantikan
dengan perubahan bentuk baru dari mulut dan rahangnya, otot dari lidah juga berkembang,
insang mengalami degenerasi, paru-paru membesar, otot dan tulang rawan berkembang untuk
memompa udara masuk dan keluar pada paru-paru. Mata dan telinga berdiferensiasi. Telinga
bangian tengah berkembang dan membran timfani terletak pada bagian telinga luar.
b. Proses Biokimia
Penambahan secara nyata pada perubahan morfologi, yang terpenting adalah terjadinya
transformasi biokimia selama metamorfosis. Pada berudu, fotopigmen ratina yang utama
adalah porphyropsin. Selama metamorfosis, pigmen ini merubah karakterisik fotopigmen dari
darat dan vertebrata perairan. Pengikatan hemoglobin (Hb) dengan O2 juga mengalami
perubahan. Enzim yang terdapat pada hati juga mengalami perubahan, hal ini disebabkan
adanya perubahan habitat. Kecebong bersifat ammonotelik yaitu mensekresikan amonia,
sedangkan katak dewasa bersifat ureotelic yaitu mensekresikan urea. Selama metamorfosis,
hati mensintesis enzim untuk siklus urea agar dapat membentuk atau menghasilkan urea dari
CO2 dan amonia.

c. Perubahan spesifik
organ tubuh yang berbeda juga akan merespon beda pada stimulasi hormon. Stimulus yang
sama menyebabkan beberapa jaringan degenerasi dan menyebabkan diferensiasi dan
perkembangan yang berbeda. Respon hormon thyroid lebih spesifik pada bagian-bagian
tubuh tertentu. Pada ekor, T3 menyebabkan kematian dari sel-sel epidermal. Meskipun terjadi
kematian dari sel-sel epidermal pada ekor, kepala dan epidermis tubuh tetap melanjutkan
fungsinya.
3.2 Hormon yang berperan dalam metamorfosis katak
Metamorfosis ini dikontrol hormon thyroid. Perubahan metamorfosis dari perkembangan
katak dengan mensekresikan hormon thyroxin (T4) dan triiodothronine (T3) dari thyroid
selama metamorfosis. Peranan hormon T3 lebih penting, hal ini disebabkan perubahan
metamorfosis pada thyroidectomized berudu memiliki konsentrasi yang lebih rendah bila
dibandingkan dengan hormon T4.
Koordinasi dari perubahan perkembangan dan respon molekul hormon thyroid. Salah satu
masalah utama dari metamorfosis adalah koordinasi saat perkembangan. Pada dasarnya, ekor
tidak mengalami degenerasi sampai terbentuk dan berkembangnya organ-organ lokomosi.
Seperti berkembangnya kaki dan tangan untuk pergerakan dan insang tidak akan mengalami
perubahan fungsi sampai berkembang otot paru-paru. Hal ini menunjukkan bahwa koordinasi
metamorfosis yang berbeda pada jaringan dan organ akan memberikan respon yang berbeda
pada hormon. Untuk menjamin sistem kerja ini, 2 organ yang sensitif terhadap thyroksin
yaitu thyroid dan kelenjar pituitary, akan meregulasi produksi hormon thyroid. Hormon
thyroid berfungsi untuk membentuk hubungan timbal balik dengan kelenjar pituitary yang
menyebabkan interior pituitary menginduksi thyroid untuk menghasilkan T3 dan T4 lebih
banyak. Selain itu, hormon thyroid juga berfungsi untuk transkripsi dan mengaktivasi
transkripsi pada beberapa gen. Seperti transkripsi gen untuk albumin, globin dewasa, keratin
kulit dewasa diaktivasi oleh hormon thyroid. Respon T3 adalah aktivasi transkripsi gen
reseptor hormon thyroid (TR). TR berikatan dengan sisi yang spesifik pada kromatin sebelum
hormon thyroid dibentuk. Ketika T3 dan T4 masuk kedalam sel, dan berikatan dengan ikatan
reseptor kromatin, hormon reseptor kompleks dirubah dari aktivator transkripsi. Belum
diketahui mekanisme dari hormon thyroid dengan respon yang berbeda pada jaringan yang
berbeda (proliferasi, diferensiasi, kematian sel). Pembentukan anggota tubuh tidak tergantung
hormon thyroid, hal ini terjadi pada pembelahan holoblastic dimana gastrulasi diawali pada
posisi subequatorial, pembentukan neural dibagian permukaan dan kuncup anggota tubuh
juga terbentuk dibagian permukaan. Pembentukan anggota tubuh tidak tergantung pada
hormon thyroid.

3.3 Metamorfosis Kupu ± kupu


Metamorfosis pada insekta sering kali diikuti dengan pengerusakan pada jaringan-jaringan
pada fase larva digantikan dengan jaringan-jaringan dari sel-sel yang baru yang telah
berdiferensiasi. Insekta tumbuh dengan cara molting yaitu pertumbuhan kutikula baru dengan
meningkatkan ukuran tubuh. Ada tiga jenis pertumbuhan pada insecta:
1. Ametabola, yaitu tahapan yang tidak melalui tahap larva, contoknya pada ngengat dan kutu
loncat.
2. Hemimetabola, yaitu metamorfosis yang melalui tahapan pro-nimpha yang terjadi persis
setelah penetasan. Setelah itu, insekta mengalami tahap nimpha. Pada metamorfosis
hemimetabola, sayap rudimen, organ genitalia, dan struktur ciri-ciri perkembangan lainnya
sudah terbentuk tapi belum sempurna. Namun, organ-organ ini tumbuh dengan sempurna
pada akhir molting. Contohnya dapat ditemui pada belalang dan kutu busuk.
3. Holometabola, yaitu metamorfosis yang dimulai dengan tahapn larva setelah penetasan.
Larva yang mengalami molting akan tumbuh dan berukuran besar. Tahapan diantara larva
yang mengalami molting dinamakan instar. Setelah tahap instar tahapan yang terakhir
terbentuk pupa. Selama pembentukan pupa, terjadi proses pembentukan struktur hewan
dewasa.
3.4 Hormon yang berpengaruh pada metamorfosis kupu ± kupu
Molting dan metamorfosis dikontrol oleh beberapa hormon efektor diantaranya yaitu:
a) Juvennile hormon, disekresikan oleh corpora allata. Sel sekretori corpora allataaktif selama
larva molting. Selama hormon juvennil terbentuk hidroksi ekdison menstimulasi molting dan
menghasilkan larva instar yang baru.hormon juvennil juga berungsi untuk mencegah
perubahan induksi ekdison pada ekspresi gen yang penting saat terjadi metamorfosis
b) 20-hidroxyecdysone, berfungsi untuk menginisiasi dan mengkordinir atau mengatur tiap
tahapan molting dan meregulasi perubahan ekspresi gen yang terjadi selama metamorfosis
melalui proses ekdisis.
c) Prothoracicotropic (PTIH), proses molting diinisiasi di otak, dimana sel neurosekretori
menghasilkan hormon Prothoracicotropic (PTIH) yang merespon neural, hormonal, atau
sinyal lingkungan. PTIH adalah hormon peptida yang menstimulasi ekdison dari kelenjar
prothoracic.

BAB IV
KESIMPULAN
Metamorphosis pada katak dan kupu-kupu merupakan metamorphosis sempurna dimana
metamorphosisnya melewati tahapan-tahapan mulai dari telur-larva-pupa-imago (dewasa).
Hormon yang berpengaruh pada metamorfosis katak adalah hormon thyroid dengan
mensekresikan hormon thyroxin (T4) dan triiodothronine (T3) dari thyroid selama
metamorfosis. Hormon yang berpengaruh pada metamorfosis kupu ± kupu antara lain
Juvennile hormon, 20-hidroxyecdysone, dan prothoracicotropic (PTIH).

You might also like