Professional Documents
Culture Documents
2.Dasar Teori
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan
tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan
pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak
sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang
dihasilkan.
Bagian-Bagian Transformator
Contoh Transformator Lambang Transformator
Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan primer
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan
primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat
oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-
ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-
balik (mutual inductance).
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder
transformator ada dua jenis yaitu:
Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan sekunder
adalah:
Penggunaan Transformator
Transformator Ideal
Pada transformator ideal, tidak ada energi yang diubah menjadi bentuk energi lain di dalam
transformator sehingga daya listrik pada kumparan skunder sama dengan daya listrik pada
kumparan primer. Atau dapat dikatakan efisiensi pada transformator ideal adalah 100
persen. untuk transformator ideal berlaku persamaan sebagai berikut:
Efisiensi Transformator
3.
4.Metode Eksperimen
a. Alat dan Bahan
i. Trafo daya
ii. Meter tegangan
iii. Meter arus
iv. Slide Regulator
v. Lampu pijar (beban)
vi. Multimeter
b. Cara Kerja
i. Membuat rangkaian seperti skema (gambar 2)
ii. Mengukur Vp, Vs, dan Ip dalam keadaan tanpa beban
iii. Mengukur Vp, Vs, dan Ip dalam keadaan ada beban. Mengukur arus dan
tegangan sekundernya
iv. Menentukan nilai kerugian panas dalam lilitan, faktor lipat tegangan dan
faktor regulasi
c. Skema Percobaan
5.Hasil Pembahasan
a. Data
Ns V s
Tanpa Dengan = Kt
Besaran Np Vp
Beban Beban
Tanpa Beban Dengan Beban Tanpa Beban Dengan Beban
1 0,9 V 4,6 V 0,040±0,092 0,054±0,15 730,00±1,16 4550,00±8,56
Vs 2 1,6 V 11 V 0,049±0,051 0,063±0,080 1616,50±1,69 11754,62±14,86
3 2,2 V 14 V 0,053±0,056 0,065±0,066 2520,00±2,07 21934,53±18,47
1 22 V 85 V R r
Vp 2 32,5 V 175 V 1. -0,8043 1. -0,9591
3 41 V 215 V 2. -0,8545 2. -0,9507
1 25 mA 40 mA 3. -0,8428 3. -0,9463
Ip 2 35 mA 60 mA
3 40 mA 76 mA
1 200 mA 250 mA
Is 2 300 mA 350 mA
3 400 mA 400 mA
a. Analisa Data
Trafo yang digunakan adalah trafo step down, sehingga Vs nilainya akan lebih kecil
daripada Vp. Hal ini berlaku pula untuk arus, Is nilainya akan lebih kecil daripada Ip.
Karena jumlah lilitan primer jumlahnya lebih banyak daripada jumlah lilitan
sekunder, sehingga arus dan tegangan sekunder trafo nilainya menurun.
b. Pembahasan
Pada percobaan ini, setelah merangkai rangkaian trafo (tanpa beban), kami
mengukur arus dan tegangan primer dan sekundernya. Awalnya multimeter kami
tidak dapat membaca berapa besarnya arus primernya, hal ini ternyata dikarenakan
kawat pada multimeternya putus, setelah diganti, multimeter kami dapat membaca
besarnya arus primer. Namun, arus sekundernya juga tidak dapat di baca, ternyata
multimeternya juga putus. Karena keterbatasan alat yang tersedia, akhirnya kami
mengerjakan percobaan ini bersama kelompok lainnya dengan bekerja sama. Kami
memakai alat-alat yang masih baik, sehingga akhirnya kami bisa mendapatkan data-
data yang dibutuhkan. Setelah itu, kami melakukan percobaan agar mendapatkan
tiga variasi data, baik yang tanpa beban maupun dengan beban. Kami menemukan
banyak kendala dalam percobaan ini, terutama karena keterbatasan alat yang
tersedia. Banyak alat dan bahan yang kondisinya sudah burk sehingga tidak dapat
dipakai. Contohnya saja, banyak kabel yang putus, dan multimeter yang putus.
Karena keterbatasan alat itu kami tidak dapat melakukan percobaan yang
seharusnya sehingga harus bekerja sama dengan kelompok lain untuk
menyelesaikan percobaan ini.
5. Kesimpulan
a. Nilai kerugian panas dalam lilitan dapat ditentukan dengan rumus: