You are on page 1of 21

PELAKSANAAN PELAYANAN BIMBINGAN

DAN KONSELING DI SEKOLAH


DI
S
U
S
U
N
OLEH :

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2010
BAB I
PENDAHULUAN

M. Surya (1988:12) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses


pemberian atau layanan bantuan yang terus menerus dan sistematis dari
pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai perkembangan yang optimal
dan penyesuaian diri dengan lingkungan.
Bimbingan ialah penolong individu agar dapat mengenal dirinya dan
supaya individu itu dapat mengenal serta dapat memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi di dalam kehidupannya (Oemar Hamalik, 2000:193).
Bimbingan adalah suatu proses yang terus-menerus untuk membantu
perkembangan individu dalam rangka mengembangkan kemampuannya secara
maksimal untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi dirinya
maupun bagi masyarakat (Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, 1990:11).
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik sebuah inti sari bahwa
bimbingan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada individu agar
dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu siswa
agar memahami dirinya (self understanding), menerima dirinya (self acceptance),
mengarahkan dirinya (self direction), dan merealisasikan dirinya (self realization).
Konseling adalah proses pemberian yang dilakukan melalui wawancara
konseling oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami suatu
masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien
(Prayitno, 1997:106).
Konseling merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada seseorang
supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan pada diri sendiri, untuk
dimanfaatkan olehnya dan memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan
datang (Mungin Eddy Wibowo, 1986:39).
Dari pengertian tersebut, dapat dirangkum ciri-ciri pokok konseling, yaitu:
1. adanya bantuan dari seorang ahli,
2. proses pemberian bantuan dilakukan dengan wawancara konseling,
3. bantuan diberikan kepada individu yang mengalami masalah agar
memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri dalam mengatasi masalah
guna memperbaiki tingkah lakunya di masa yang akan datang.
BAB II
PEMBAHASAN
Suatu kegiatan bimbingan dan konseling disebut pelayanan apabila
kegiatan tersebut dilakukan melalui kontak langsung dengan sasaran pelayanan
(klien /konseli), dan secara langsung berkenaan dengan permasalahan ataupun
kepentingan tertentu yang dirasakan oleh sasaran pelayanan itu. Kegiatan yang
merupakan pelayanan itu mengemban fungsi tertentu dan pemenuhan fungsi
tersebut serta dampak positif pelayanan yang dimaksudkan diharapkan dapat
secara langsung dirasakan oleh sasaran (klien/konseli) yang mendapatkan
pelayanan tersebut. Berbagai jenis pelayanan perlu dilakukan sebagai wujud nyata
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran pelayanan,
yaitu peserta didik (klien/konseli). Ada sejumlah pelayanan dalam bimbingan dan
konse1ing di sekolah, diantaranya sebagai berikut.
1. Pelayanan Orientasi di Sekolah
Pelayanan orientasi, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan konseli memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru
dimasuki konseli, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya konseli di
lingkungan yang baru.Tujuan pelayanan orientasi ditujukan untuk siswa baru dan
untuk pihak-pihak lain (terutama orang tua siswa) guna memberikan pemahaman
dan penyesuaian diri (terutama penyesuaian siswa) terhadap lingkungan sekolah
yang baru dimasuki. Hasil yang diharapkan dan layanan orientasi ialah
dipermudahnya penyesuaian diri siswa terhadap pola kehidupan sosial, kegiatan
belajar, dan kegiatan lain yang mendukung keberhasilan siswa. Demikian juga
orang tua siswa, dengan memahami kondisi, situasi, dan tuntutan sekolah,
anaknya akan memberikan dukungan yang diperlukan bagi keberhasilan belajar
anaknya. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh pelayanan orientasi ialah
fungsi pemahaman dan pencegahan.
Materi yang dapat diangkat melalui layanan orientasi ada berbagai cara,
yaitu meliputi hal berikut:
a. Sistem penyelenggaraan pendidikan pada umumnya
b. Kurikulum yang sedang berlaku
c. Penyelenggaraan pengajaran
d. Kegiatan belajar siswa yang diharapkan
e. Sistem penilaian, ujian, dan kenaikan kelas
f. Fasilitas dan sumber belajar yang ada (seperti ruang kelas,
laboratorium, perpustakaan, ruang praktek)
g. Fasilitas penunjang (sarana olahraga dan rekreasi, pelayanan
kesehatan, pelayanan bimbingan dan konseling, kafetaria, dan tata
usaha)
h. Staf pengajar dan tata usaha Hak dan kewajiban siswa
i. Organisasi siswa
j. Orang tua siswa
k. Organisasi sekolah secara menyeluruh.

2. Pelayanan Informasi
Pelayanan orientasi, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan konseli memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru di
masuki konseli, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya konseli
dilingkungan yang baru.Tujuan pelayanan orientasi ditujukan untuk siswa baru
dan untuk pihak-pthak lain (terutama orang tua siswa) guna memberikan
pemahaman dan penyesuaian diri (terutama penyesuaian siswa) terhadap
lingkungan sekolah yang baru dimasuki.
Hasil yang diharapkan dan layanan orientasi ialah dipermudahnya
penyesuaian diri siswa terhadap pola kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan
kegiatan lain yang mendukung keberhasilan siswa. Demikian juga orang tua
siswa, dengan memahami kondisi, situasi, dan tuntutan sekolah anaknya akan
dapat memberikan dukungan yang diperlukan bagi keberhasilan belajar anaknya.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh pelayanan orientasi ialah
fungsi pemahaman dan pencegahan. Materi yang dapat diangkat melalui layanan
orientasi ada berbagai cara, yaita meliputi hal berikut:
a. Informasi pengembangan pribadi
b. Informasi pendidikan
o Pertama kali masuk sekolah
o Memasuki SMP
o Memasuki SMA/SMK
o Memasuki Perguruan Tinggi
c. Informasi jabatan
o Struktur dan kelompok-kelompok jabatan/pekerjaan utama
o Uraian tugas masing-masing jabatan/pekerjaan
o Kualifikasi tenaga yang dibutuhkan untuk masing-masing jabatan/
pekerjaan
o Cara-cara/prosedur rekrutmen
o Kondisi kerja
o Kesempatan-kesempatan pengembangan karier
o Fasilitas penunjang untuk kesejahteraan kerja, seperti kesehatan,
perumahan, olahraga, rekreasi, kesempatan pendidikan bagi dan
sebagainya.
d. Informasi kehidupan keluarga, sosial kemasyarakatan, keberagaman,
sosial budaya, dan lingkungan
o Macam-macam suku bangsa
o Adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan
o Agama dan kepercayaan-kepercayaan
o Bahasa, terutama istilah-istilah yang dapat menimbulkan kesalah
pahaman suku bangsa lainnya
o Potensi-potensi daerah
o Kekhususan daerah atau masyarakat tertentu

1) Langkah-Iangkah Penyajian Informasi


a. Langkah Persiapan
1. Menetapkan tujuan dan isi informasi termasuk alasan-alasannya.
a. Untuk siapa informasi disiapkan?
b. Apakah akan tetap dibutuhkan siswa?
c. Apakah berharga bagi siswa?
d. Apakab cukup akurat dan baru (tidak usang atau mubazir)?
e. Apakah ada hubungannya dengan hal-hal yang sudah diketahui
siswa?
2. Mengidentifikasikan sasaran (siswa) yang akan menerima
informasi.
a. Berapa jumlahnya?
b. Bagaimana karakteristiknya?
3. Mengetahui sumber-sumber informasi.
a. Dan satu atau banyak sumber
b. Apakah sumber-sumber itu mudah dicapai dan digunakan
4. Menetapkan teknik penyampaian informasi.
a. Cocokkah dengan tujuan, isi dan sumber?
b. Dapatkah menarik perhatian siswa?
c. Bagaimana konsekuensi waktu, biaya, dan
pengorganisasiannya?
5. Menetapkan jadwal dan waktu kegiatan
a. Kapan, berapa kali, di mana?
b. Berapa lama pemberian informasi dilaksanakan?
6. Menetapkan ukuran keberhasilan
a. Apa kriterianya bahwa pemberian informasi berhasil dengan
baik?
b. Bagaimana mengukur keberhasilan itu?
Langkah persiapan di atas dapat diringkaskan dengan
pertanyaan-pertanyaan: siapa, apa, dan mana, bagaimana,
bilamana, dan di mana.

b. Langkah Pelaksanaan
Pelaksanaan penyajian informasi tentu saja tergantung pada langkah
persiapan, terutama pada teknik yang digunakan. Meskipun isi dan tujuan
penyajian informasi sama, bila diberikan dengan teknik yang berbeda maka
pelaksanaannya pun akan berbeda pula. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan penyajian informasi, ialah:
1. Usahakan tetap menarik minat dan perhatian para siswa.
2. Berikan informasi secara sistematis dan sederhana sehingga jelas isi dan
manfaatnya.
3. Berikan contoh yang berhubungan dengan kehidupan siswa sehari-hari.
4. Bila menggunakan teknik siswa mendapatkan sendiri informasi (karya
wisata dan pemberian tugas) persiapan sebaik mungkin sehingga setiap
siswa mengetahui apa yang harus di perhatikan, apa yang harus dicatat dan
apa yang harus dilakukan.
5. Bila menggunakan teknik langsung atau tidak langsung usahakan tidak
terjadi kekeliruan. Informasi yang keliru dan diterima siswa, sukar untuk
mengubahnya.
6. Usahakan selalu kerja sama dengan guru bidang studi dan wali kelas, agar
isi informasi yang diberikan guru, wali kelas, dan guru pembimbing
(konselor), tidak saling bertentangan atau ada keselarasan antara sumber
informasi.

c. Langkah Evaluasi
Guru pembimbing (konselor) hendaknya mengevaluasi tiap kegiatan
penyajian informasi. Langkah evaluasi ini acapkali dilupakan sehingga tidak
diketahui sampai seberapa jauh siswa mampu menangkap informasi. Manfaat dan
langkah informasi ini, di antaranya adalah:
1. Guru pembimbing (konselor) mengetahui hasil pemberian
informasi.
a. Sampai seberapa jauh siswa telah memahami isi informasi.
b. Adakah kekeliruan penangkapan informasi oleh para siswa.
2. Guru pembimbing (konselor) mengetahui efektivitas suatu teknik.
3. Guru pembimbing (konselor) mengetahui apakah persiapannya
sudah cukup matang atau masih banyak kekurangannya.
4. Guru pembimbing (konselor) mengetahui kebutuhan siswa akan
informasi lain atau yang sejenis.
5. Bila dilakukan evaluasi, siswa merasa perlu memperhatikan lebih
serius, bukan sambil lalu. Dengan demikian, timbul sikap positif
dan menghargai isi informasi yang diterimanya.

2) Kriteria Penilaian Keberhasilan Pelayanan Penyajian Informasi


Pelayanan penyajian informasi dikatakan berhasil dengan kriteria, yaitu:
a. Jika para siswa telah dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan
lingkungannya yang baru.
b. Jika para siswa telah memperoleh sebanyak mungkin sumber informasi
tentang: cara belajar, informasi sekolah sambungan, informasi
pemilihan jurusan /program.

3. Pelayanan Penempatan dan Penyaluran


Pelayanan penempatan dan penyaluran, yaitu pelayanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan peserta didik (klien/konseli) memproleh
penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan/penyaluran dalam
kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang,
kegiatan korikuler atau ekstra kurikuler sesuai dengan potensi, bakat dan minat,
serta kondisi pribadinya. Berbagai hal, seperti kemampuan, bakat, dan minat,
tidak tersalurkan secara tepat. Kondisi seperti itu mengakibatkan siswa yang
bersangkutan tidak dapat berkembang secara ,optimal. Pelayanan penempatan dan
penyaluran memungkinkan siswa berada pada posisi dan pilihan yang tepat, yaitu
berkenaan dengan penurusan, kelompok belajar, pilihan pekerjaan/karier, kegiatan
ekstrakurikuler, program latihan, dan pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan
kondisi fisik dan psikisnya.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan
penempatan/penyaluran ialah fungsi pencegahan dan pemeliharaan. Materi yang
dapat diangkat melalui pelayanan penempatan dan penyaluran ada berbagai
macam, yaitu meliputi:
a. Penempatan dan penyaluran siswa di sekolah
o Pelayanan penempatan dalam kelas
o Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar
o Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam kegiatan kurikuler /
ekstrakurikuler
o Pelayanan penempatan dan penyaluran ke jurusan/program studi
b. Pelayanan penempatan dan penyaluran lulusan
o Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam pendidikan
sambungan /lanjutan
o Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam jabatan/pekerjaan

4. Pelayanan Pembelajaran
Pelayanan pembelajaran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien/konseli) mengembangkan diri berkenaan
dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan
kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan
belajar lainnya. Pelayanan pembelajaran dimaksudkan untuk memungkinkan
siswa memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik,
keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan
belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan
perkembangan dirinya. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh pelayanan
pembelajaran ialah fungsi pemeliharaan dan pengembangan. Materi yang dapat
diangkat melalui layanan pembelajaran, yaitu meliputi hal berikut:
a. Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar tentang kemampuan,
motivasi, sikap, dan kebiasaan belajar.
b. Pengembangan motivasi, sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
c. Pengembangan keterampilan belajar: membaca, mencatat, bertanya dan
menjawab, dan menulis.
d. Pengajaran perbaikan.
e. Program pengayaan.
5. Pelayanan Konseling Perorangan (Individual)
Pelayanan konseling perorangan, yaitu pelayanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan peserta didik (klien/konseli) mendapatkan
pelayanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing
(konselor) dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang
dideritanya. Pelayanan konseling perorangan memungkinkan siswa (konseli)
mendapatkan layanan langsung secara tatap muka dengan guru pembimbing
(konselor) dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahannya. Fungsi
utama bimbingan yang didukung oleh pelayanan konseling perorangan ialah
fungsi pengentasan.

1) Macam-macam Pendekatan dalam Konseling


Ada beberapa bentuk pendekatan dalam penyuluhan yang telah
dikembangkan, di antaranya:
a. Psikoanalitik
b. Eksistensial-humanitik
c. Klien-sentered dan/atau klinikal
d. Gestalt
e. Analisis transaksional
f. Tingkah laku
g. Rasional-emotif
h. Realitas
i. Pendekatan yang akan diuraikan selanjutnya dalam praktik adalah
konseling klinikal.

2) Langkah-langkah Konseling Klinikal]


a. Langkah Analisis
Adalah langkah memahami kehidupan individu siswa (konseli), yaitu
dengan menghimpun data dari berbagai sumber. Dengan arti lain, analisis
merupakan kegiatan penghimpunan data tentang siswa (konseli) yang berkenaan
dengan bakat, minat, motif, kesehatan fisik, kehidupan emosional, dan
karakteristik yang dapat menghambat atau mendukung penyesuaian diri siswa.
Alat-alat untuk keperluan analisis ini antana lain berupa:
o tes prestasi belajar,
o kartu pribadi siswa,
o pedoman wawancara,
o riwayat hidup,
o catatan anekdot,
o tes psikologi,
o inventori,
o daftan cek masalah,
o kuesioner,
o sosiometri, dan
o daftar cek.

b. Langkah Sintesis
Sintesis adalah langkah yang menghubungkan dan merangkum data ini
berarti bahwa dalam langkah sintesis, penyuluh mengorganisasikan dan
merangkum data sehingga tampak dengan jelas gejala-gejala atau keluhan-
keluhan siswa (konseli). Rangkuman ini haruslah dibuat berdasarkan data yang
diperoleh dalam langkah analisis.
c. Langkah Diagnosis
Diagnosis adalah langkah menemukan masalahnya atau mengidentifikasi
masalah. Langkah ini mencakup proses interpretasi data dalam kaitannya dengan
gejala-gejala masalah, kekuatan dan kelemahan siswa (konseli). Dalam proses
penafsiran data dalam hubungannya dengan perkiraan penyebab masalah,
konselor haruslah menentukan penyebab masalah yang paling mendekati
kebenaran atau menghubungkan sebab akihat yang paling logis dan rasional.
Masalah yang diidentifikasi oleh konselor mungkin saja lebih dari satu.
d. Langkah Prognosis
Langkah prognosis, yaitu langkah meramalkan akibat yang mungkin
timbul dari masalah itu dan menunjukkan perbuatan-perbuatan yang dapat dipilih.
Atau dengan kata lain prognosis adalah suatu langkah mengenai alternatif bantuan
yang dapat atau mungkin diberikan kepada siswa (konseli) sesuai dengan masalah
yang dihadapi sebagaimana ditemukan dalam langkah diagnosis.

e. Langkah Konseling
Langkah konseling ini adalah pemeliharaan yang berupa inti dan
pelaksanaan konseling yang meliputi berbagai bentuk usaha, di antaranya
menciptakan hubungan baik (rapport) antara konselor dengan siswa
(klien/konseli), menafsirkan data, memberikan berbagai informasi, serta
merencanakan berbagai bentuk kegiatan bersama siswa (klien/konseli). Bentuk-
bentuk bantuan yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah melalui
konseling ini antara lain:
o memperkuat diri dalam lingkungan (memperkuat komformitas),
o mengubah lingkungan,
o memilih lingkungan yang memadai,
o mempelajari keterampilan yang diperlukan, dan
o mengubah sikap.
Pemberian bantuan melalui konseling ini bisa dilakukan dengan
menggunakan teknik-teknik konseling seperti:
o menciptakan hubungan baik (rapport),
o mernbantu siswa meningkatkan pemahaman diri.
o memberikan nasihat, atau merencanakan program kegiatan,
o membantu siswa dalam melaksanakan keputusan atau rencana kegiatan
yang dipilih, dan
o merujuk ke pihak lain.
f. Tindak Lanjut
Langkah tindak lanjut adalah merupakan suatu langkah penentuan efektif
tidaknya suatu usaha konseling yang telah dilaksanakan. Langkah ini merupakan
yang telah dilaksanakan. Langkah ini merupakan langkah membantu siswa
(klien/konseli) melakukan program kegiatan yang dikehendaki atau membantu
siswa (klien/konseli)
BAB III
ILUSTRASI KEGIATAN IDENTIFIKASI SISWA YANG
MENGHADAPI MASALAH DALAM KONSELING PERORANGAN

Pada suatu hari konselor/pembimbing sekolah dihubungi oleh wali kelas


XII IPS1 SMA karena Desi, salah seorang siswanya, pingsan di kelas ketika.
pelajaran Ekonomi sedang berlangsung. Wali kelas yang merangkap guru
Ekonomi ini kebetulan waktu Desi pingsan sedang mengajar di kelas Desi.
Menurut informasi dari wali kelasnya, Desi sudah beberapa kali pingsan, hari ini
ternyat Desi pingsan untuk keempat kalinya. Di samping informasi tersebut di atas
wali kelasnya menyatakan Desi sering absen, prestasi belajarnya menurun untuk
seluruh mata pelajaran, tampak murung dalam mengikuti pelajaran-pelajaran di
kelas, dan sering mengirimkan surat keterangan sakit dari dokter. Wali kelas
merasa sangat cemas dengan keadaan Desi. Kasus Desi kemudian oleh wali
kelasnya, diserahkan kepada konselor/guru pembimbing untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut.
Konselor/pembimbing sekolah menangani kasus Desi dengan pendekatan
konseling klinikal. Dengan konseling klinikal ini konselor/guru pembimbing
menangani kasus Desi, dengan langkah-Iangkah sebagai berikut di bawah ini:

A. Langkah Pertama ialah Langkah Analisis


Dalam langkah ini konselor berusaha mengumpulkan dari berbagai sumber
dan dari berbagai pihak yang diduga ada relevansinya dengan masalah yang
dihadapi oleh siswa. Konselor ingin memperoleh data selengkap mungkin, apakah
ini berupa data objektif maupun subjektif dan berbagai sumber. Data objektif yang
diperoleh dari berbagai sumber di antaranya:

1. Hasil analisis buku rapor


Dari hasil analisis, menunjukkan bahwa nilai rapor Desi pada umumnya
(untuk semua mata pelajaran) tergolong di atas rata-rata, termasuk dalam ranking
8 pada Semester II di kelas X, dan ranking 7 pada Semester I di kelas XI
sedangkan pada Semester I di kelas XI Desi tergolong di bawah rata-rata kelas
(rata kelas adalah 6,5, Desi memiliki nilai rata-rata 6,1), termasuk ranking 20 dan
45 siswa di kelas XI IPSI. Sehingga dalam kenaikan kelas XII IPS Desi hanya
memenuhi norma-norma kenaikan kelas minimal.
2. Observasi Langsung
Beberapa kali konselor sekolah mengamati kegiatan di dalam maupun di
luar kelas. Di dalam kelas Desi sering murung dalam mengikuti pelajaran.
3. Wawancara
a) Wawancara dengan wali kelas
b) Teman sebangku
c) Teman tetangga di rumah
d) Ayah Desi
e) Wawancara dengan Desi

4. Catatan anekdot (anecdotal record,)


Dari catatan anekdot yang dibuat oleh konselor dan wali kelas diketahui
bahwa:
a. Desi pernah menangis ketika pelajaran Ekonomi berlangsung, dan
tidak bisa mengerjakan soal ketika gurunya menyuruh maju ke papan
tulis, teman-temannya mengejek: “masa calon sarjana ekonomi tidak
bisa mengerjakan soal yang begitu mudah.”
b. Desi pernah bertengkar dengan teman-temannya karena ia dituduh
sebagai penyebab kelas XII IPS1 tidak pernah memperoleh juara
dalam perlombaan 6K. (Karena banyak tidaknya siswa absen dalam
pelajaran sehari-hari mempengaruhi nilai yang diberikan dalam
lomba 6K).

5. Angket atau kuesioner


Dari angket atau kuesioner yang telah diisi oleh siswa dan orang
tua/awalnya, diketahui bahwa:
a. Usia Desi saat ini adalah 18 tahun.
b. Cita-citanya ingin jadi psikolog atau diplomat.
c. Ayah Desi, pegawai negeri golongan IV/B, dan posisi yang diduduki
di kantornya adalah kepala sub bagian, ibunya bekerja sebagai guru
taman kanak-kanak dan juga di rumah bekerja sambilan menerima
pesanan makanan untuk partai sedang.
d. Status ekonomi tergolong baik.
e. Desi anak pertama dan tiga bersaudara, yang kedua masih duduk di
SMA kelas XI dan yang ketiga di kelas VIII SMP.
f. Keadaan keluarga yang serasi dan jarang terjadi keributan, dan ayah
sering dinas ke luar daerah, dan sering lembur sampai sore hari,
rekreasi cukup, fasilitas dalam rumah cukup memadai.
g. Hasil pemeriksaan psikologis yang pernah ditempuh secara kolektif
dan psikolog, menunjukkan bahwa IQ Lestari adalah 108-119.

B. Langkah Kedua ialah Langkah Sintesis


Langkah sintesis ialah suatu langkah untuk membuat suatu rangkuman
data di atas, sehingga tampak dengan jelas hal-hal yang unik berhubungan dengan
masalah siswa.
Konselor/pembimbmg membuat rangkuman sebagai berikut:
a. Prestasi belajar Desi semester I kelas XII menurun.
b. Prestasi belajar pada semester terdahulu di atas rata-rata kelas. IQnya
tergolong high average (di atas rata-rata)
c. Desi sering merasa cemas, sakit perut, suka menyendiri dan tertutup.
d. Kondisi fisik sehat, tetapi ada gejala maag.
e. Di rumah tergolong anak rajin, tapi sering mengunci diri dalam
kamar, sering tidak mau bertemu dengan ayahnya dan menolak
nasihat ayahnya.
f. Semua keluarga menyayangi Desi.
g. Dominasi dalam keluarga diduduki oleh ayah Desi.
h. Desi diharuskan untuk kuliah di Fakultas Ekonomi atau bekerja,
tetapi dia menolak Saran Si ayah, kemungkinan Desi memiliki
pilihan tertentu dalam melanjutkan studinya.
i. Dia sering sakit perut bila tidak makan dengan teratur, dan sering
pingsan akibat teringat dengan nasihat ayahnya.
j. Dia mudah menangis bila ada orang yang mengejek atau
menyinggung perasaannya.
k. Keadaan keluarga tergolong baik dalam bidang ekonomi, dan serasi
dalam hubungan keluarga.

C. Langkah Ketiga ialah Langkah Diagnosis

a. Desi mengalami masalah belajar secara umum prestasi belajarnya


untuk semua mata pelajaran terus merosot.
b. Gangguan emosional yang dihadapi oleh Desi berupa: Selalu
dihantui rasa cemas, mudah tersinggung, malu berkelebihan.

D. Langkah Keempat ialah Langkah Prognosis


Langkah prognosis ialah suatu kegiatan atau usaha untuk memilih
alternatif tindakan yang dapat membantu siswa dalam mengatasi sendiri
masalahnya.
a. Melaksanakan konseling agar Desi dapat memahami dirinya lebih
baik (kelemahan-kelemahan maupun kelebiban-kelebihannya).
b. Memberikan pengertian kepada ayah dan ibu Desi (lewat ibunya
yang lebih dekat dengan Desi) agar di rumah jangan selalu menekan
ia untuk melanjutkan ke Fakultas Ekonomi atau bekerja, sebab saat
ini ia memiiki minat yang besar untuk kuliah di Fakultas Psikologi
atau Fakultas Sosial Politik.
E. Langkah Kelima ialah Langkah Konseling atau Treatment
Langkah konseling atau treatment ialah pelaksanaan pemberian bantuan
kepada siswa, bantuan yang diberikan kepada siswa dalam langkah ini sangat
tergantung pada langkah diagnosis dan prognosis yang telah disusun sebelumnya.
a. Melaksanakan konseling
1. Tujuan utama konseling. Tujuan utama dan konseling ialah agar
Desi memiliki pemahaman yang lebih baik tentang potensi-
potensi yang dimilikmnya (kekuatan dan kelemahan dirinya)
2. Dalam wawancara konseling, konselor haruslah dapat
menciptakan hubungan yang akrab, sehingga Desi bisa bersifat
terbuka, tidak malu dan cemas, serta dapat berdialog dengan
lancar.
3. Konselor membantu Desi memahami dirinya, bahwa ia tidak
dhpaksa untuk kuliah di Fakultas Ekonomi atau bekerja, tetapi
diberikan kebebasan untuk merencanakan dan melaksanakan
kariernya.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari penjelasan sub bab di atas dapat saya simpulkan dan saya saran untuk
dapat dipahami adalah sebagai berikut:
Adapaun kesimpulan dan saran yang dapat saya berikan adalah :
A. Kesimpulan
1. Pelayan Bimbingan dan Konsling itu adalah suatu Pelayanan yang
sangat bermanfaat bagi siswa yang lagi dalam masalah.
2. Pelayanan Bimbingan dan Konsling itu dapat mensukseskan siswa
dan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
3. Pelayanan Bimbingan dan Konsling cara sukses sebuah sekolah
dalam memberikan bidang pelajaran mengenai Bimbingan dan
Konsling karena kebutuhan bidang studi ini cukup luar biasa.
B. Saran
1. Saran saya sebaiknya Bimbingan dan Konsling ini dilakukan
disekolah-sekolah
2. Bimbingan dan Konsling itu diterapkan oleh kepala sekolah karena
Program ini sangat membantu siswa dan guru dalam proses
pembelajaran
3. Bimbingan dan Konsling sebaiknya penyusunan dan penerapannya
haruslah secepatnya karena konsling adalah program studi yang
sangat mendukung siswa dan guru.
DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Rosda


Karya Remaja.
M. Surya (1988:12). Menciftakan Program Bimbingan dan Konsling di sekolah.
ITB. Bandung
Prayitno, dkk. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Jakarta :
Depdiknas.
Sofyan S. Willis. 2004.Konseling Individual; Teori dan Praktek. Bandung :
Alfabeta
http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/04/bimbingan-konseling-di-
sekolah.pdf
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/13/peranan-kepala-sekolah-guru-
dan-wali-kelas-dalam-bimbingan-dan-konseling/
http://cybercounselingstain.bigforumpro.com/layanan-konseling-ii-f22/pelayanan-
bimbingan-dan-konseling-kurikulum-berbasis-kompetensi-t91.htm
http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=16234.0
http://www.docstoc.com/docs/21400593/Program-Kerja-Pelayanan-Bimbingan-
Konseling-Dalam-KTSP-SMP-Negeri

You might also like