You are on page 1of 3

-MATERI 3: MPK SENI BATIK tanggal 9-13 November 2009-

Penggolongan Motif Batik


Penggolongan didasarkan atas:
1. Sususan dalam motif batik
2. Bentuk ornament dalam motif batik
3. Perkembangan batik saat ini

Jadi, penggolongan dan pembagian motif batik adalah sbb:


1. Golongan motif batik yang bentuk ornamennya atau susunan ornamennya merupakan sususan
geometris, contohnya;
a. Motif banji d. Motif anyaman
b. Motif ganggong e. Motif parang
c. Motif ceplokan f. Motif lereng
2. Golongan motif batik semen artinya yang ornament utamanya terdiri dari tumbuhan, meru, burung,
atau lar-laran dan binatang. Disusun secara harmoni tetapi tidak mengikuti bidang-bidang geometris.
Terdiri atas 3 macam;
a. Motif semen yang tersusun dari ornament tumbuhan saja, yaitu bunga atau kuncup dan daun.
b. Motif semen yang terususn dari ornament tumbuhan dan binatang, yaitu bunga atau daun dan
binatang.
c. Motif semen yang ornamennya berupa tumbuhan, binatang, dan lar-laran atau binatang
bersayap.
3. Golongan motif batik yang disebut motif buketan. Pada kain batik motif ini penempatan bidang untuk
ornament atau gambarnya tidak sama. Di suatu sisi bidang penuh dengan gambar, sedang pada sisi
lainnya hampir kosong. Yang terkenal dari motif batik ini adalah batik Terangbulan.
4. Golongan batik motif baru yaitu yang disebut batik gaya baru atau batik modern. Golongan ini mulai
muncul sekitar tahun 1967. Batik golongan ini disebut juga batik tanpa pola atau batik yang tidak
mengindahkan pakem atau aturan tradisional.
Batik modern berkembang terus hingga saat ini, seperti lukisan baitk, batik untuk sprei, sarung bantal,
taplak meja, dll.

Pada masa kini penggolongan motif batik berkembang sesuai dengan zamannya. Saat ini batik dibagi atau
dikelompokkan berdasarkan: (1) daerah/lokasi pembuatannya, dan (2) cara pembuatannya.
1. Berdasarkan daerah/lokasi pembuatannya, orang mengenal batik Jawa, batik Sumatera, batik
Kalimantan, dll.
Batik di Jawa dibagi lagi ke dalam batik:
a. Jawa Barat; daerah penghasilnya: Ciamis, Indramayu, Tasikmalaya, Cirebon, Garut, dll.
b. Jawa Tengah; daerah penghasilnya: Yogyakarta dan Solo, Pesisir utara Pekalongan, Yuwana
(Pati), Lasem (Rembang).
c. Jawa Timur; daerah penghasilnya: Tuban, Ponorogo, Tulungagung, Mojokerto, Sidoarjo, Gresik,
dan Madura (Sumenep dan Bangkalan), dll.
Ada juga yang membagi batik Jawa ke dalam batik pesisiran dan batik pedalaman. Maksudnya batik
yang dibuat di pesisir utara dan selatan Jawa dan batik yang dibuat di Yogya dan Solo.
2. Berdasarkan cara pembuatannya, orang mengenal:
a. Batik tulis, batik yang dibuat seperti seseorang yang sedang menulis. Maksudnya digambar di
atas kain kemudian mengalami proses yang disebut dicanting. Pola gambarnya tidak sama kiri
dan kanannya. Butuh waktu lama untuk membuatnya, biasa dikerjakan oleh wanita. Harganya
relatif mahal.
b. Batik cap, dibuat dengan bantuan alat seperti cap yang terbuat dari logam. Pola batik sudah
dibentuk dengan logam sehingga tinggal dicapkan saja di atas kain. Umumnya dikerjakan oleh
lelaki, karena logam untuk mengecapnya berat.
c. Batik printing, dibuat secara missal di pabrik dengan bantuan mesin. Harganya relatif murah.

Sebagai contoh, batik Pekalongan.


Suatu daerah di Jawa Tengah, pesisir utara. Menurut keterangan penduduk, batik Pekalongan asli bermotif
“Jlamprang” yaitu motif geometris dengan ornament tumbuhan dan diberi latar soga coklat-kehitaman. Isennya
cecek kasar.
Di Pekalongan sendiri juga terdapat daerah2 tertentu yang memiliki ciri khas tersendiri dalam membuat batik.
Misalnya daerah Kedungwuni, daerah Pesindon, dll.

-MATERI 4: MPK SENI BATIK tanggal 23-27 November 2009-

Tata Cara Membatik


1. Siapkan gambar (bagi pemula buatlah gambar yang sederhana di atas kertas gambar A3).
2. Siapkan kain mori blaco/blacu (bagi pemula ukuran mori=kertas gambar A3).
3. Pindahkan gambar dari kertas ke kain dengan cara menjiplak.
4. Jika sudah menjiplak satu bagian jiplaklah bagian sisi yang lain sampai selesai.
5. Jika sudah selesai bersiaplah untuk mencanting.

Selesai mencanting dimulailah proses membatik yang seharusnya. Ada 3 hal yang berbeda dan harus
diperhatikan dalam proses membatik ini;

A. Proses Batik Tradisional


1. Mbathik, membuat pola pada mori dengan menempelkan lilin batik menggunakan canthing tulis
2. Nembok, menutup bagian2 pola yang akan dibiarkan tetap berwarna putih dengan lilin batik
3. Medel, mencelup mori yang sudah diberi lilin batik ke dalam warna biru.
4. Ngerok atau nggirah, menghilangkan lilin dari bagian2 yang akan diberi warna soga (soklat/cokelat)
5. Mbironi, menutup bagian2 yang akan tetap berwarna biru dan tempat2 yang terdapat cecek
6. Nyoga, mencelup mori ke dalam larutan soga
7. Nglorod, menghilangkan lilin batik dengan air mendidih. Tahap ini sekaligus merupakan tahap
terakhir dari proses batik tradisional.

B. Proses Batik Kesikan


Cara lain dari proses tradisional adalah dengan proses lorodan, yakni menggunakan cara nglorod pada
tahap ngerok dalam proses tradisional. Urutan pengerjaannya sbb;
1. Mbathik, membuat pola pada mori dengan menempelkan lilin batik menggunakan canthing tulis
2. Nembok, menutup bagian2 pola yang akan dibiarkan tetap berwarna putih dengan lilin batik
3. Medel, mencelup mori yang sudah diberi lilin batik ke dalam warna biru.
4. Ngolorod, menghilangkan semua lilin yang menempel pada mori menjadi kelengan.
5. Ngesik, menutup bagian pola yang akan dibiarkan tetap berwarna biru serta bagian yang akan tetap
berwarna putih dan cecek.
6. Nyoga, mencelup hasil kesikan ke dalam larutan soga (soklat/cokelat)
7. Nglorod, menghilangkan semua lilin batik dengan air mendidih. Tahap ini sekaligus merupakan
tahap terakhir dari proses pembatikan dengan cara kesikan.
8. Nutup dan granitan, menutup bagian2 yang telah diberi warna dan bagian yang akan dibiarkan
tetap putih serta membuat titik2 putih pada garis2 di luar pola yang disebut granit dengan lilin batik.

C. Proses Batik Pesisiran


Pewarnaan dalam proses pesisiran tidak seluruhnya dilaksanakan dengan pencelupan. Pewarnaan pada
bagian tertentu pola cukup dengan menyapukan larutan zat pewarna (coletan), sehingga dapat
dilakukan pewarnaan secara serentak dengan berbagai macam warna.
1. Mbathik, membuat pola pada mori dengan menempelkan lilin batik menggunakan canthing tulis
2. Nyolet, memberi warna pada bagian2 tertentu pola dengan menyapukan larutan zat warna pada
bagian2 tsb.
3. Nutup, menutup bagian yang telah dicolek dengan lilin batik.
4. Ndhasari, mencelup latar pola dengan zat pewarna yang dikehendaki.
5. Menutup dasaran, menutup bagian2 latar pola yang sudah diwarnai.
6. Medel, mencelup mori yang sudah diberi lilin batik ke dalam warna biru.
7.
8.
9. Nyoga, mencelup hasil kesikan ke dalam larutan soga (soklat/cokelat)
10. Nglorod, menghilangkan semua lilin dengan air mendidih. Tahap ini merupakan tahap akhir dari
seluruh proses batik pesisiran.

You might also like